Anda di halaman 1dari 8

KASUS HUKUM BISNIS PT JIWASRAYA (PERSERO)

Oleh :

NAMA : I KADEK AGUS ARIADI


NPM : 2002612010639
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN F SDM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul " KASUS HUKUM BISNIS PT
JIWASRAYA (PERSERO)" Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak I Dewa
Arik Permana Putra,S.E.,MM selaku dosen mata kuliah Hukum Bisnis yang telah membantu
kami dalam mengerjakan makalah ini. Makalah ini memberikan panduan dalam mata kuliah
Hukum Bisnis, Saya menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah. Saya juga berharap semoga makalah ini
mampu memberikan pengetahuan tentang Hukum Bisnis.

Gianyar,19 Agustus 2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah perusahaan asuransi milik negara di Indonesia
yang didirikan pada tanggal 31 Oktober 1973. Nama "Jiwasraya" sendiri merupakan singkatan
dari "Jiwa Sosial Abadi Rayakan Asa", mencerminkan tujuan perusahaan untuk memberikan
perlindungan asuransi jiwa kepada masyarakat Indonesia.
Sebagai perusahaan asuransi jiwa, fokus utama Jiwasraya adalah menyediakan produk
asuransi yang melindungi pemegang polis dari risiko kematian, cacat tetap, dan beberapa
produk investasi. Perusahaan ini sebelumnya memiliki sejarah yang panjang dan dianggap
sebagai lembaga yang dapat diandalkan dalam hal pelayanan asuransi.
Namun, pada akhir tahun 2019, Jiwasraya mengalami krisis keuangan yang serius yang
mencuat ke permukaan. Krisis ini disebabkan oleh kegagalan investasi yang tidak
menguntungkan dalam portofolio saham. Investasi tersebut diklaim oleh manajemen
sebelumnya sebagai investasi yang menguntungkan dan mampu memberikan keuntungan besar
bagi perusahaan. Namun, kenyataannya investasi ini tidak memberikan hasil yang diharapkan
dan malah mengakibatkan kerugian besar.
Krisis keuangan Jiwasraya memiliki dampak yang signifikan, termasuk kewajiban
membayar klaim kepada para pemegang polis yang melebihi kemampuan keuangan
perusahaan. Hal ini menyebabkan banyak pemegang polis tidak dapat menerima klaim yang
seharusnya mereka terima. Selain itu, skandal ini juga mengguncang kepercayaan masyarakat
terhadap industri asuransi dan lembaga keuangan di Indonesia.
Pemerintah Indonesia dan lembaga berwenang lainnya segera melakukan penyelidikan
atas penyebab dan implikasi dari krisis Jiwasraya. Berbagai tindakan hukum dan reformasi
dalam industri asuransi dilakukan sebagai respons terhadap kasus ini. Proses hukum dan
investigasi terus berlanjut untuk mengungkap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas krisis
keuangan ini.
1.2. Rumusan Masalah
1. Kasus Apa Yang Dialami Perusahaan Asuransi Jiwasraya ?
2. Bagaimana Upaya Perusahaan Asuransi Jiwasraya Menyelesaikan Masalahnya ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kasus Hukum Bisnis PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Pada tahun 2018, mulai muncul kendala dan permasalahan pada PT. Asuransi Jiwasraya
(Persero) yang cukup menyita perhatian pemerintah dan masyarakat. Investasi dana yang
berasal dari pembayaran premi pemegang polis mengalami minus dan kesulitan likuiditas yang
berakibat tertundanya pembayaran klaim polis asuransi dari pemegang polis yang telah jatuh
tempo pada akhir 2019 dengan nilai Rp. 12,4 triliun (Mokhamad Khoirul Huda, 2019:81).
Nilai tersebut merupakan total klaim dari 17.000 pemegang polis pada PT. Asuransi
Jiwasraya (Persero). Di samping itu, masalah lain yang dihadapi adalah banyaknya kasus
sengketa klaim pemegang polis. Beberapa nasabah yang merasa dirugikan telah mengajukan
gugatan ke pengadilan agar mendapatkan perlindungan hukum atas akibat kerugian yang
ditimbulkan oleh PT. Asuransi Jiwasraya (Persero), salah satunya Pengacara OC Kaligis
sebagai penggugat yang pada 8 Juli 2021 memenangkan gugatan melalui putusan Majelis
Hakim Perkara No. 219/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Pst., dalam putusan tersebut memerintahkan PT.
Asuransi Jiwasraya (Persero) mengembalikan uang penggugat sebesar Rp. 23.630.000.000
(Mandra Pradipta, 2021:21).
Pada akhir 2019, PT Asuransi Jiwasraya mengalami krisis keuangan yang serius akibat
dari kegagalan investasi yang tidak menguntungkan dalam portofolio saham. Hal ini
menyebabkan kewajiban yang tinggi dalam membayar klaim kepada para pemegang polis.
Berbagai penyelidikan dan investigasi dilakukan untuk mengungkap penyebab krisis ini dan
melihat apakah ada pelanggaran hukum yang terjadi.
Beberapa isu yang muncul dalam konteks kasus hukum Jiwasraya termasuk:
1. Penyelidikan dan Tindakan Hukum: Pemerintah Indonesia melalui Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan lembaga berwenang lainnya melakukan penyelidikan terhadap
kasus Jiwasraya. Selain itu, beberapa pejabat perusahaan Jiwasraya juga diperiksa dan
diselidiki.
2. Keterlibatan Pihak Eksternal: Ada tuduhan terkait dengan keterlibatan pihak eksternal,
seperti manajer investasi dan broker, dalam praktik yang dapat mempengaruhi
keputusan investasi Jiwasraya.
3. Gugatan dan Klaim Hukum: Banyak pemegang polis Jiwasraya yang merasa dirugikan
oleh krisis ini mengajukan gugatan hukum untuk mendapatkan ganti rugi. Gugatan ini
bisa ditujukan kepada Jiwasraya maupun pihak-pihak yang terlibat dalam manajemen
investasi.
4. Reformasi dan Perbaikan: Kasus Jiwasraya telah memicu pembahasan lebih lanjut
tentang perlunya reformasi dalam industri asuransi di Indonesia, termasuk dalam
pengawasan dan regulasi.
5. Implikasi Ekonomi dan Keuangan: Krisis Jiwasraya memiliki dampak ekonomi dan
keuangan yang lebih luas, karena melibatkan jumlah dana yang signifikan dan
dampaknya terhadap pasar keuangan dan kepercayaan publik.
Aset perusahaan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) tercatat senilai Rp 23,26 triliun, tapi
kewajibannya mencapai angka Rp 50,5 triliun. Direktur Utama Jiwasraya menyatakan
perusahaan butuh modal Rp 32,89 triliun untuk memenuhi rasio kecukupan modal berbasis
risiko sebesar 120 persen sesuai ketentuan OJK. Masalah keuangan ini tentunya akan
berdampak besar pada keberlangsungan dana asuransi dan klaim 6 juta nasabah Jiwasraya.
2.2. Upaya Yang Dilakukan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Dalam Menyelesaikan
Masalah
Pada kasus PT. Asurasi Jiwasraya (Persero), yang merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), sesuai UU Asuransi pasal 15 bahwa pengendali wajib ikut bertanggung
jawab atas kerugian pada perusahaan asuransi yang disebabkan oleh pihak dalam
pengendaliannya, maka pemerintah selaku pengendali yang memiliki kemampuan untuk
menentukan direksi, dewan komisaris, atau yang setara dengan direksi atau dewan komisaris
wajib ikut bertanggung jawab (Redhina Elfahra, 2021:206). Skema restrukturisasi pada PT.
Asurasi Jiwasraya (Persero) dipilih dengan tujuan menghentikan kerugian yang lebih besar dan
nantinya IFG Life akan melanjutkan keberlangsungan pemberian manfaat polis nasabah
dengan kemampuan bisnis yang besar, profitable, dan berkesinambungan (Redhina Elfahra,
2021:208). Pada skema restrukturisasi PT. Asuransi Jiwasraya (Persero), pemerintah
menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada IFG Life sebesar Rp. 22 triliun, IFG
Life selaku induk usaha juga akan memberikan modal sebesar RP. 47 triliun, namun tetap
masih belum ada jaminan terhadap pemegang polis bahwa pelaksaan restrukturisasi akan sesuai
dengan yang dijanjikan (Irvam Rahardjo, 2021:210).
Dalam rangka upaya menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi oleh PT.
Asuransi Jiwasraya (Persero), Pemerintah melakukan upaya restrukturisasi yang diwakili oleh
Tim Percepatan Restrukturisasi PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) (Iqbal Aditya, 2021:3).
Program restrukturisasi ditujukan untuk seluruh polis Jiwasraya dan dipandang sebagai itikad
baik Pemerintah serta upaya perlindungan terhadap pemegang polis terhadap hak-haknya
sebagai nasabah PT. Asuransi Jiwasraya (Persero).
Proses hukum secara pidana dengan mengusut tuntas perbuatan melawan hukum yang
menjadi penyebab kerugian yang dialami oleh PT. Asurasi Jiwasraya (Persero). Berdasarkan
hasil putusan pengadilan, telah dinyatakan pihak-pihak yang terbukti melanggar pasal 2 ayat 1
jo pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 angka 1
KUHP (Redhina Elfahra, 2021:309).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisa kasus pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)
ditemukan bahwa perusahaan telah melakukan tindakanfraud berupa korupsi dan manipulasi
laporan keuangan. Perseroan melakukanmanipulasi laporan keuangan atas defisit ekuitas yang
timbul akibat tindak pidanakorupsi yang dilakukan direksi dan pihak lainnya dalam melakukan
investasi terhadapsaham-saham yang kurang bagus. Tindakan fraud ini melibatkan
enampihakdanmenyebabkan kerugian bagi nasabah dan negara dengan jumlah kerugian
yangmencapai Rp 16 triliun. Kecurangan ini terdeteksi setelah berjalan beberapa
tahundanmelalui pemeriksaan oleh berbagai pihak eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Christian, Natalis, and Lenny Julyanti. "Analisis Kasus PT. Asuransi Jiwasraya (Persero)
Dengan Teori Dasar Fraud." Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA) 6.2
(2022): 153-165.
Palyama S. Perlindungan Hukum PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG POLIS
ASURANSI JIWA DI INDONESIA (STUDI KASUS PT. ASURANSI JIWASRAYA).
Jurnal Hukum dan Etika Kesehatan. 2022 Aug 12:84-94.

Anda mungkin juga menyukai