JUDUL KASUS Kronologi Kasus Kresna Life Hingga Dicabut Izin OJK
JUDUL KASUS Kronologi Kasus Kresna Life Hingga Dicabut Izin OJK
Ogi mengatakan kesehatan Kresna Life telah anjlok sejak lama. Dalam hal itu
OJK telah meminta rencana penyehatan keuangan (RPK).
"RPK yang disampaikan oleh AJK [Kresna Life] sudah sebanyak 10 kali dan
dari 10 kali tidak pernah ada yang terpenuhi," katanya.
Setelah lama bergulir hingga akhirnya OJK mencabut izin usaha, lantas
bagaimana awal cerita kasus Kresna Life yang penyelesaiannya begitu alot
ini?
Semua dimulai pada 20 Februari 2020. Kala itu, Kresna Life mengirimkan
surat kepada seluruh nasabah untuk menunda pembayaran polis
Hal itu sejalan dengan rencana penjualan saham yang dimiliki oleh Kresna
Life di beberapa perusahaan afiliasi.
Di sisi lain, Kresna Life juga diketahui masih memiliki saham di PT City
Development Tbk (NIRO) dan PT NFC Indonesia Tbk (NFCX). Hanya saja,
kepemilikan saham di perusahaan tersebut di bawah 5%.
Belum juga genap 3 bulan setelah penerbitan surat pertama di Februari itu,
Kresna Life kembali mengirim surat kepada nasabah pada 14 Mei 2020.
Kali ini isinya mereka mengaku mengalami masalah likuiditas pada portofolio
investasi sehingga perseroan memutuskan untuk menunda pembayaran polis
jatuh tempo sejak 11 Februari 2020 hingga 10 Februari 2021, atau kurang
lebih satu tahun.
Tak hanya itu, Kresna Life juga menghentikan pembayaran manfaat terhitung
sejak 14 Mei 2020 hingga 10 Februari 2021.
Lalu, pada 18 Mei 2020, atau selang empat hari perseroan kembali mengirim
surat kepada nasabah. Intinya, mereka menyatakan tengah menyusun skema
penyelesaian kewajiban perusahaan dan akan disampaikan kepada
pemegang polis selambat-lambatnya 30 hari sejak surat terbit.
Akan tetapi, skema yang dijanjikan tak disampaikan hingga pada 18 Juni 2020
atau ketika perusahaan lagi-lagi menerbitkan surat ke nasabah.
Hampir sebulan kemudian atau pada 17 Juli 2020, Kresna Life justru
memberitahukan jika penyelesaian tahap berikutnya, yakni untuk polis dengan
nilai di atas Rp 50 juta diundur menjadi 3 Agustus 2020.
PERMASALAHAN PERMASALAHAN
"Terkait itu, nanti tim likuidasi akan menentukan pemegang polis yang
terdaftar secara resmi dan legal di perusahaan termasuk aset yang dimiliki
perusahaan untuk bisa bayar ke pemegang polis. Mengenai pemegang polis
yang sudah tanda tangan, akan dikaji oleh tim likuidasi. Apakah sudah efektif
jadi pinjaman SOL. Kami akan monitor tersebut," katanya dalam konferensi
pers secara virtual, Jumat (23/6/2023).
"Dan kami beri waktu selama 3 bulan. Apabila selama 3 bulan itu para pihak
sengaja mengabaikan, maka OJK akan melakukan tindakan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku," katanya.
Adapun OJK mencabut izin Kresna Life karena sampai dengan batas akhir
status pengawasan khusus, perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi
ketentuan minimum yang disyarakatkan sesuai ketentuan yang berlaku.
Kresna Life dinilai tidak mampu menutup defisit keuangan, yakni selisih
kewajiban dengan aset melalui setoran modal oleh pemegang saham
pengendali atau mengundang investor.
Direktur Utama Kresna Life Ditetapkan Jadi Tersangka Penggelapan Polis Nasabah
Hal tersebut disampaikan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse
Kriminal (Bareskrim) dalam konferensi pers, Selasa (20/9/2022). Seperti diberitakan Kompas.com,
tersangka yang ditetapkan yakni Direktur Utama (Dirut) PT Kresna Life dengan inisial KS. “Penyidik telah
menemukan adanya dugaan tindak pidana pengelapan pengasuransian dan TPPU atas gagal bayar polis
para nasabah yang dilakukan tersangka dengan inisial KS selaku Dirut PT Kresna Life,” kata Nurul dalam
konferensi pers, diberitakan Kompas.com Selasa (20/9/2022). Baca juga: Nasabah Kresna Life Gugat OJK
ke Pengadilan, Apa Saja Tuntutannya? Nurul menambahkan, Bareskrim telah menerima delapan laporan
polisi sejak April hingga November 2020 terkait kasus penggelapan dan TPPU asuransi PT Kresna Life.
Adapun, laporan itu teregister dan digabungkan dalam laporan nomor LP/B/0657/XI/2020/Bareskrim
tanggal 18 November 2020. "Hingga saat ini ada 36 orang saksi yang sudah dimintai keterangan oleh
penyidik. Kemudian sudah dilakukan pengiriman tahap satu berkas perkara atas nama tersangka KS ke
jaksa penuntut umum pada tanggal 19 September 2022," ucap dia.
Oleh karenanya, Kresna Life akhirnya menunda setiap transaksi penebusan polis yang
akan dan jatuh tempo sejak tanggal 11 Februari 2020 sampai 10 Februari 2021.
Hanya saja, permasalahan pun berlanjut karena perusahaan juga tak kunjung
membayarkan klaimnya.
Sanksi tersebut pun menjadi alasan bagi perusahaan dengan berdalih tidak mampu
membayar hasil homologasi kepada nasabah yang per Februari 2022 senilai Rp 1,37
triliun.
Seperti telah diberitakan Kompas.com, Kresna Life pertama kali mendapatkan sanksi
pembatasan kegiatan usaha (PKU) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 3
Agustus 2020.
Deputi Komisioner Humas dan Logistik Anto Prabowo saat itu mengatakan, Asuransi
Jiwa Kresna (Kresna Life) dinilai telah melanggar ketentuan mengenai pelaksanaan
rekomendasi atas hasil pemeriksaan sebelumnya. Sanksi ditetapkan melalui surat OJK
Nomor S-342/NB.2/2020 tanggal 3 Agustus 2020.
"Setelah dikenakannya sanksi ini, maka PT Asuransi Jiwa Kresna dilarang melakukan
kegiatan penutupan pertanggungan baru untuk seluruh lini usaha bagi perusahaan
asuransi sejak 3 Agustus 2020 sampai dengan dipenuhinya rekomendasi hasil
pemeriksaan OJK," kata Anto dalam siaran pers, Jumat (14/8/2020).
Sebelumnya, OJK telah melakukan pemeriksaan untuk periode tahun 2019 yang
dilakukan pada Februari 2020.
Di bulan Februari tahun 2020 pula, OJK memerintahkan Asuransi Jiwa Kresna Life
untuk menghentikan produk K-LITA untuk mencegah risiko kesulitan pembayaran
klaim atas polis jatuh tempo yang lebih besar, dan melindungi kepentingan pemegang
polis.
Waktu itu, Ketua Tim Penyelesaian Polis Asuransi Jiwa Kresna Link Investa (K-LITA)
dan Asuransi Jiwa Protecto Investa Kresna (PIK) Supriyadi mengatakan, pembayaran
polis tersebut sedang berjalan sesuai tabel yang diberikan kepada pemegang polis.
"Untuk saat ini (pembayaran klaim) dari usaha perusahaan sendiri. Namun tidak
menutup kemungkinan dari sumber lain. Yang pasti perusahaan berkomitmen
menyelesaikan pembayaran ke seluruh polis," kata Supriyadi, Minggu (30/8/2020).
Secara total, terdapat 12.000 klaim polis bernilai Rp 6,4 triliun yang harus dibayarkan
Kresna Life. Mereka adalah pemegang polis produk K-LITA dan PIK.