Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tirani Rodhotul Jannah

Nim : C1B020033
Matkul : Manajemen Lembaga Keuangan
Tugas : Essay

Meninjau Efektivitas LPS sebagai Penjaminan Polis Asuransi


Berdasarkan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan
(P2SK), LPS yang saat ini mengawasi simpanan lembaga perbankan, juga akan menjadi
penjamin polis lembaga asuransi. LPS saat ini sedang menyusun struktur organisasi dan
peraturan yang bersumber dari Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor
Keuangan (UU P2SK) yang memberikan kewenangan kepada Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) untuk menjalankan Program Penjaminan Polis (PPP) asuransi. Selanjutnya, pelaksanaan
PPP ini adalah lima tahun sejak undang-undang ini diundangkan. Dalam menjalankan program,
LPS berhak menentukan dan memungut biaya penjaminan dan iuran berkala untuk jaminan
polis, serta menentukan dan memungut iuran pada saat penanggung menjadi peserta
untuk pertama kali.
Pemerintah memiliki mandat untuk membentuk Lembaga Penjaminan Polis (LPP)
sesuai dengan Undang undang Asuransi Nomor 40 Tahun 2014. Lembaga ini bahkan
seharusnya sudah terbentuk sejak Oktober 2017. Kemudian disahkannya UU No 4/2023
menjadikan LPS sebagai penyelenggara PPP untuk melindungi pemegang polis, tertanggung
atau peserta dari perusahaan asuransi yang dicabut izin usahanya akibat mengalami kesulitan
keuangan. Tugas LPS di dalam RUU PPSK meliputi merumuskan dan menetapkan kebijakan
penjaminan polis dan melaksanakan penyelenggaraan penjaminan polis.
Adanya tambahan tugas dan wewenang LPS sebagai lembaga penjaminan polis
asuransi secara tidak langsung akan mengubah visi misi LPS yang berlaku saat ini. Dalam visi
misi LPS sekarang ini hanya menekankan pada resolusi dan restrukturisasi perbankan,
sedangkan lembaga asuransi merupakan IKBN (Industri Keuangan Non Bank). Perubahan visi
misi ini penting karena merupakan pedoman dan arah lembaga ini akan berjalan nantinya. Bila
LPS tidak mengganti visi misi untuk mendukung pelaksanaan UU P2SK, maka LPS dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang penjaminan polis asuransi dapat diragukan dan tidak
dapat dipercaya.
Kemudian dalam penjaminan klaim polis asuransi oleh LPS perlu dipertimbangkan
dengan cermat, mengingat sistem simpanan nasabah dalam perbankan dan asuransi memiliki
berpedaan yang cukup signifikan. Pada perbankan, nasabah dapat menyimpan tabungan sesuai
kehendak nasabah/tidak terbatas dan LPS hanya akan menjamin pembayaran simpanan
nasabah sampai jumlah Rp 2 milyar. Sedangkan dalam asuransi, besarnya premi dan klaim
polis telah disepakati oleh pihak asuransi dan nasabah. Untuk itu, LPS dalam menjamin klaim
asuransi tidak bisa disamaratakan dengan jaminan pembayaran simpanan nasabah perbankan.
Selain itu, LPS harus memiliki aturan dan besarnya jaminan atas klaim asuransi yang jelas dan
memiliki dasar yang kuat.
Terlebih lagi, pelaksanaan mekanisme penjaminan klaim asuransi juga harus
ditekankan pada perlindungan konsumen, dalam hal ini adalah nasabah asuransi. Wewenang
dan tugas baru LPS ini jangan sampai disalah-artikan sebagai fungsi bailout bagi lembaga-
lembaga asuransi. Jika fungsi LPS ini diartikan sebagai fungsi bailout dapat menimbulkan
penyelewengan oleh pemilik perusahaan asuransi. Pemilik asuransi dapat membawa kabur
premi nasabah dan perusahaan akan langsung dilikuidasi dengan anggapan LPS yang akan
mengganti klaim para nasabah. Untuk itu, LPS perlu membuat kebijakan yang tepat,
mengingat perusahaan asuransi merupakan sifat bisnis yang tidak memiliki kepastian
(tergantung resiko yang dialami oleh nasabahnya).
Pada dasarnya LPS merupakan asuransi/penjaminan simpanan nasabah perbankan dan
nantinya juga penjaminan polis perusahaan asuransi. LPS harus miliki kebijakan operasional
dan pengelolaannya yang ketat agar tidak mudah disalah-gunakan dan dimanfaatkan oleh
kepentingan yang merugikan masyarakat dan negara. Dengan adanya Undang-Undang
Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) ini diharapkan LPS dapat
membantu kepercayaan masyarakat dan perkembangan bisnis industri perasuransi. Selain itu,
diharapkan dengan UU P2SK ini akan memperbaiki pertumbuhan ekonomi khususnya pada
sektor keuangan dan menciptakan kestabilan sistem keuangan.

Daftar Pustaka
Laucereno, Sylke Febrina.(2022). "LPS Jamin Polis Asuransi, Gagal Bayar Jiwasraya-
Bumiputera Tak Terulang?" Diakses pada 24 Maret 2023 pada
https://finance.detik.com/moneter/d-6464653/lps-jamin-polis-asuransi-gagal-bayar-
jiwasraya-bumiputera-tak-terulang.
Pratama, Wibi Pangestu. (2022). LPS Dapat Tugas Jamin Polis Asuransi, Tak Jadi Bentuk
LPP. Diakses pada 24 Maret 2023 pada LPS Dapat Tugas Jamin Polis Asuransi, Tak
Jadi Bentuk LPP (bisnis.com)
Putri, Cantika Adinda. (2022). Ada Penjamin Polis di RUU PPSK, Asuransi Bisa Dibailout?
Diakses pada 24 Maret 2023 pada Ada Penjamin Polis di RUU PPSK, Asuransi Bisa
Dibailout? (cnbcindonesia.com)
Santia, Tira. (2023). Marak Kasus Gagal Bayar, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis
Asuransi. Diakses pada 24 Maret 2023 pada Marak Kasus Gagal Bayar, LPS Siap
Jalankan Program Penjaminan Polis Asuransi - Bisnis Liputan6.com

Anda mungkin juga menyukai