Anda di halaman 1dari 7

UMUM

 Apa LPS Itu?


 Kapan LPS Berdiri?
 Mengapa Diperlukan Suatu Lembaga Penjamin Simpanan?
 Apa Saja Yang Disempurnakan Dalam Skema Penjaminan Melalui LPS?

FUNGSI LPS DAN PENJAMINAN SIMPANAN NASABAH BANK


 Apa Fungsi LPS?
 Apa Yang Dijamin LPS?
 Bagaimana Dengan Simpanan Di Bank Yang Melakukan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah?
 Apakah Simpanan Milik Pihak Terkait Dengan Bank Dijamin Oleh LPS?
 Apakah Dana Transfer Dijamin?
 Berapa Nilai Simpanan Yang Dijamin LPS?
 Bagaimana Jika Nasabah Mempunyai Simpanan Pada Satu Bank Melebihi Rp2
Milyar?
 Bagaimana Jika Nasabah Mempunyai Rekening Gabungan (Joint Account)
Bersama Nasabah Lain?
 Bagaimana Jika Nasabah Penyimpan Juga Mempunyai Kewajiban Kepada
Bank?
 Bagaimana Cara Pembayaran Klaim Penjaminan Kepada Nasabah?
 Bagaimana Menentukan Simpanan Yang Layak Bayar Dan Tidak Layak Bayar?
 Jika Nasabah Penyimpan Merasa Dirugikan Dalam Hal Simpanannya
Dinyatakan Tidak Layak Bayar, Apa Yang Dapat Diperbuat Oleh Nasabah Yang
Bersangkutan?
 Contoh Perhitungan Simpanan Yang Dijamin?
 Apakah LPS Menjamin Simpanan Pada Seluruh Jenis Bank?
 Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Nasabah Agar Simpanan Nasabah
Mendapat Penjaminan Simpanan Oleh LPS?
 Apabila Bunga Simpanan Melebihi Tingkat Bunga Wajar Yang Ditetapkan Oleh
LPS, Apakah Nasabah Tersebut Tetap Dijamin Sampai Batas Tingkat Bunga
Wajar Yang Ditetapkan Oleh LPS Dan Kelebihan Bunganya Saja Yang Tidak
Dijamin?
 Apakah Nasabah Dibebani Biaya Agar Simpanannya Dijamin Oleh LPS?
 Apa Yang Harus Nasabah Lakukan Apabila Bank Tempat Nasabah Menyimpan
Dana Dicabut Izin Usahanya?
 Apakah Selama Proses Rekonsiliasi Dan Verifikasi Simpanan Berlangsung
Nasabah Bank Yang Dicabut Izin Usahanya Masih Tetap Memperoleh Bunga
Atas Simpanannya?
KEPESERTAAN BANK DALAM PENJAMINAN LPS
 Siapa Yang Menjadi Peserta Penjaminan LPS?
 Apa Kewajiban Bank Yang Menjadi Peserta Penjaminan LPS?
PENDANAAN LPS
 Dari Mana Sumber Pendanaan LPS?
 Bagaimana Jika LPS Mengalami Kesulitan Keuangan?
ORGANISASI LPS
 Bagaimana Struktur Organisasi LPS?
UMUM
Apa LPS Itu?
LPS adalah lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
(UU LPS) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2009.

Kapan LPS Berdiri?


UU LPS diundangkan tanggal 22 September 2004 dan mulai berlaku
efektif 12 bulan setelah diundangkan yaitu tanggal 22 September
2005. Dengan berlaku efektifnya UU LPS, maka LPS mulai beroperasi
secara penuh sejak tanggal 22 September 2005.

Mengapa Diperlukan Suatu Lembaga Penjamin Simpanan?


LPS merupakan penyempurnaan dari program penjaminan pemerintah
terhadap seluruh kewajiban bank (blanket guarantee) yang berlaku di
masa lalu (tahun 1998 s/d 2005).

Kebijakan blanket guarantee di satu sisi dapat meningkatkan


kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, namun di sisi lain
kebijakan tersebut telah membebani keuangan negara dan dapat
menimbulkan moral hazard bagi pelaku perbankan dan nasabah.

Dengan mempertimbangkan dampak negatif tersebut serta


memperhatikan membaiknya kondisi perbankan, kebijakan blanket
guarantee telah diputuskan untuk diakhiri (pada tahun 2005). Namun
pemerintah menilai bahwa suatu bentuk penjaminan simpanan masih
tetap diperlukan untuk memelihara kepercayaan masyarakat terhadap
industri perbankan dan dapat meminimumkan risiko yang membebani
anggaran negara atau risiko yang menimbulkan moral hazard.
Berdasarkan UU LPS, penjaminan simpanan nasabah tersebut
dilaksanakan oleh LPS.

Apa Saja Yang Disempurnakan Dalam Skema Penjaminan


Melalui LPS?
Perubahan yang paling signifikan dalam skema penjaminan melalui
LPS adalah dihapuskannya blanket guarantee (penjaminan seluruh
kewajiban bank/tanpa batasan nilai) menjadi limited guarantee
(penjaminan secara terbatas). Berdasarkan Pasal 11 UU LPS, nilai
simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah per bank maksimum
Rp100 juta.

FUNGSI LPS DAN PENJAMINAN SIMPANAN NASABAH


BANK

Apa Fungsi LPS?


LPS berfungsi menjamin simpanan nasabah bank dan turut aktif dalam
menjaga stabilitas sistem perbankan sesuai kewenangannya.

Apa Yang Dijamin LPS?


LPS menjamin simpanan nasabah bank yang berbentuk tabungan,
deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu.

Bagaimana Dengan Simpanan Di Bank Yang Melakukan


Usaha berdasarkan Prinsip Syariah?
LPS juga menjamin simpanan nasabah bank syariah yang berbentuk
giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito
mudharabah.

Apakah Simpanan Milik Pihak Terkait Dengan Bank Dijamin


Oleh LPS?
Dalam penjaminan LPS, simpanan milik pihak terkait dengan bank
termasuk dalam lingkup yang dijamin.

Apakah Dana Transfer Dijamin?


Transfer masuk dan transfer keluar serta inkaso tidak termasuk dalam
bentuk simpanan sehingga tidak termasuk lingkup yang dijamin.
Namun demikian, transfer keluar yang berasal dari simpanan nasabah
dan belum keluar dari bank masih diperlakukan sebagai simpanan.
Demikian pula dengan transfer masuk yang telah diterima bank untuk
kepentingan seorang nasabah diperlakukan sebagai simpanan
nasabah dimaksud walaupun bank belum membukukan ke dalam
rekening yang bersangkutan.

Berapa Nilai Simpanan Yang Dijamin LPS?


Nilai simpanan yang dijamin oleh LPS paling tinggi sebesar Rp 2 milyar
per nasabah per bank sejak tanggal 13 Oktober 2008. Apabila seorang
nasabah mempunyai beberapa rekening simpanan pada satu bank,
maka untuk menghitung simpanan yang dijamin, saldo seluruh
rekening tersebut dijumlahkan.

Nilai simpanan yang dijamin tersebut meliputi pokok ditambah bunga


untuk bank konvensional, atau pokok ditambah bagi hasil yang telah
menjadi hak nasabah untuk bank syariah.

Bagaimana Jika Nasabah Mempunyai Simpanan Pada Satu


Bank Melebihi Rp2 Milyar?
LPS hanya akan menjamin pembayaran simpanan nasabah tersebut
sampai jumlah Rp 2 milyar. Sedangkan jumlah simpanan di atas Rp 2
milyar akan diselesaikan oleh Tim Likuidasi berdasarkan hasil likuidasi
kekayaan bank.

Bagaimana Jika Nasabah Mempunyai Rekening Gabungan


(Joint Account) Bersama Nasabah Lain?
Untuk keperluan pembayaran simpanan yang dijamin, saldo pada rekening gabungan
dibagi sama besar diantara para pemilik rekening tersebut.

Bagaimana Jika Nasabah Penyimpan Juga Mempunyai


Kewajiban Kepada Bank?
Dalam hal nasabah penyimpan juga mempunyai kewajiban kepada
bank, pembayaran klaim penjaminan terhadap nasabah tersebut akan
terlebih dahulu diperhitungkan dengan kewajibannya (set off).
Bagaimana Cara Pembayaran Klaim Penjaminan Kepada
Nasabah?
Cara pembayaran klaim kepada nasabah penyimpan adalah sebagai
berikut:
LPS wajib menentukan simpanan nasabah yang layak bayar, setelah
melakukan rekonsiliasi dan verifikasi atas data simpanan nasabah
bank yang dicabut izin usahanya dalam waktu 90 hari kerja sejak izin
usaha bank dicabut.
LPS mulai membayar simpanan yang layak bayar selambat-lambatnya
5 hari kerja terhitung sejak verifikasi dimulai.
Jangka waktu pengajuan klaim penjaminan adalah 5 tahun sejak izin
usaha dicabut.

Bagaimana Menentukan Simpanan Yang Layak Bayar Dan Tidak Layak


Bayar?
Jika Nasabah Penyimpan Merasa Dirugikan Dalam Hal Simpanannya
Dinyatakan Tidak Layak Bayar, Apa Yang Dapat Diperbuat Oleh
Nasabah Yang Bersangkutan?
Contoh Perhitungan Simpanan Yang Dijamin?
Apakah LPS Menjamin Simpanan Pada Seluruh Jenis Bank?

Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Nasabah Agar Simpanan Nasabah


Mendapat Penjaminan Simpanan Oleh LPS?
Apabila Bunga Simpanan Melebihi Tingkat Bunga Wajar Yang
Ditetapkan Oleh LPS, Apakah Nasabah Tersebut Tetap Dijamin Sampai
Batas Tingkat Bunga Wajar Yang Ditetapkan Oleh LPS Dan Kelebihan
Bunganya Saja Yang Tidak Dijamin?
Apakah Nasabah Dibebani Biaya Agar Simpanannya Dijamin Oleh LPS?
Apa Yang Harus Nasabah Lakukan Apabila Bank Tempat Nasabah
Menyimpan Dana Dicabut Izin Usahanya?
Apakah Selama Proses Rekonsiliasi Dan Verifikasi Simpanan
Berlangsung Nasabah Bank Yang Dicabut Izin Usahanya Masih Tetap
Memperoleh Bunga Atas Simpanannya?

KEPESERTAAN BANK DALAM PENJAMINAN LPS


Siapa Yang Menjadi Peserta Penjaminan LPS?
Sesuai Pasal 37B Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang
disimpan pada bank yang bersangkutan. Untuk menjamin simpanan
masyarakat pada bank tersebut dibentuk LPS.

Dalam Pasal 12 UU LPS ketentuan tersebut dipertegas dengan


menyebutkan bahwa setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di
wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS.
Jenis bank tersebut meliputi bank umum dan BPR, termasuk bank
nasional, bank campuran, dan bank asing, serta bank konvensional
dan bank syariah.

Apa Kewajiban Bank Yang Menjadi Peserta Penjaminan LPS?


Sebagai peserta penjaminan, setiap bank wajib:
menyerahkan dokumen sebagai berikut:
salinan anggaran dasar dan/atau akta pendirian bank;
salinan dokumen perizinan bank;
surat keterangan dari LPP mengenai tingkat kesehatan bank;
surat pernyataan dari pemegang saham, pengendali bagi yang
berbadan hukum koperasi, kantor pusat dari cabang bank asing,
direksi dan komisaris.
membayar kontribusi kepesertaan;
membayar premi penjaminan;
menyampaikan laporan secara berkala.
Memberikan data, informasi dan dokumen yang dibutuhkan dalam
rangka penyelenggaraan penjaminan;
Menempatkan bukti kepesertaan atau salinannya di dalam kantor bank
atau tempat lainnya sehingga dapat diketahui dengan mudah oleh
masyarakat;
Menempatkan pengumuman pada seluruh kantor bank yang dapat
diketahui dengan mudah oleh nasabah mengenai:
maksimum tingkat bunga yang dianggap wajar yang ditetapkan LPS;
dan
maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS

PENDANAAN LPS

Dari Mana Sumber Pendanaan LPS?


Sumber pendanaan LPS berasal dari:
modal awal yang merupakan kekayaan negara yang dipisahkan
sebesar Rp 4 triliun;
kontribusi kepesertaan yang dibayarkan pada saat bank pertama kali
menjadi peserta;
premi penjaminan yang dibayarkan bank setiap semester; dan
hasil investasi cadangan penjaminan.

Bagaimana Jika LPS Mengalami Kesulitan Keuangan?


Pemerintah mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjaga
keberlangsungan LPS termasuk menjaga kepercayaan masyarakat
terhadap LPS. UU LPS mengatur bahwa dalam hal modal LPS menjadi
kurang dari modal awal, Pemerintah dengan persetujuan DPR akan
menutup kekurangan tersebut.

Sedangkan apabila LPS mengalami kesulitan likuiditas dalam


pembayaran klaim penjaminan, LPS dapat memperoleh pinjaman dari
Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai