N.I.M: B.131.21.0127
Mapel: Aspek Hukum
Pengertian LPS
LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan merupakan sebuah badan hukum yang dibentuk
berdasarkan UU no.24 tahun 2004 yang fungsi-nya menjamin simpanan nasabah penyimpan dan
melakukan penyelesaian dan penanganan bank gagal sebagai bagian dari pemeliharaan stabilitas
sistem perbankan.
Penjaminan simpanan nasabah yang dilakukan LPS bersifat terbatas, namun dapat mencakup
sebanyak-banyaknya nasabah. Setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia wajib
menjadi peserta LPS dan membayar premi penjaminan.
Sejak tanggal 22 Maret 2007 dan seterusnya, nilai simpanan yang dijamin LPS maksimum
sebesar Rp100 juta per nasabah per bank, yang mencakup pokok dan bunga/bagi hasil yang telah
menjadi hak nasabah. Bila nasabah bank memiliki simpanan lebih dari Rp 100 juta maka sisa
simpanannya akan dibayarkan dari hasil likuidasi bank tersebut.
Tujuan kebijakan publik penjaminan LPS tersebut adalah untuk melindungi simpanan nasabah
kecil karena berdasarkan data distribusi simpanan per 31 Desember 2006, rekening bersaldo
sama atau kurang dari Rp100 juta mencakup lebih dari 98% rekening simpanan.
Sejak terjadi krisis global pada tahun 2008, Pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga
Penjamin Simpanan, yang mengubah nilai simpanan yang dijamin oleh LPS, semula diatur
dalam Pasal 11 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 menjadi paling banyak
Rp2.000.000.000 (dua miliar rupiah).
Jenis simpanan yang dijamin oleh LPS adalah bentuk-bentuk simpanan nasabah yang meliputi
giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk-bentuk lain yang dipersamakan. Nilai
saldo yang dijamin oleh LPS adalah saldo pada saat izin bank tersebut dicabut, dan merupakan
penjumlahan dari saldo dari seluruh rekening yang dimiliki oleh nasabah yang dimaksud.
Secara sederhana, LPS memberikan imbauan mengenai jenis simpanan nasabah yang dijamin
adalah apabila memenuhi syarat-syarat '3T':
Wewenang LPS
Menetapkan, memungut premi penjaminan.
Menetapkan, memungut kontribusi peserta.
Mengelola kekayaan dan kewajiban LPS.
Mendapatkan data nasabah, kesehatan, laporan pemeriksaan.
Rekonsiliasi, verifikasi, konfirmasi data.
Menetapkan syarat, cara, ketentuan klaim.
Menunjuk, menguasakan, menugaskan pihak lain untuk kepentingan LPS.
Melakukan penyuluhan kepada bank & masyarakat.
Menjatuhkan sanksi administrative.