Mengapa Lembaga Penjamin Polis belum diwujudkan oleh Pemerintah?

Lembaga penjamin polis adalah organisasi atau lembaga yang memberikan jaminan atau
perlindungan terhadap risiko tertentu melalui polis asuransi. Dalam konteks asuransi, polis
adalah kontrak antara perusahaan asuransi dan pemegang polis yang menetapkan ketentuan dan
syarat perlindungan.

Tugas utama lembaga penjamin polis atau perusahaan asuransi adalah untuk menyediakan
perlindungan keuangan kepada pemegang polis dalam hal kerugian atau risiko tertentu yang
dijamin oleh polis. Pemegang polis membayar premi kepada perusahaan asuransi untuk
mendapatkan perlindungan ini.

Lembaga penjamin polis dapat menawarkan berbagai jenis asuransi, termasuk asuransi jiwa,
asuransi kesehatan, asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor, dan banyak lagi. Setiap jenis
asuransi memiliki cakupan dan ketentuan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan risiko yang
diinginkan oleh pemegang polis.

Penting untuk memahami syarat-syarat dalam polis asuransi dan memilih lembaga penjamin
polis yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Otoritas keuangan dan badan pengawas
biasanya bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur kegiatan lembaga penjamin polis
untuk melindungi kepentingan konsumen dan memastikan stabilitas sektor keuangan.

Di Indonesia, lembaga penjamin polis atau perusahaan asuransi beroperasi dalam sektor
keuangan dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK adalah lembaga pengawas dan
regulator keuangan di Indonesia yang memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur
kegiatan lembaga-lembaga keuangan, termasuk perusahaan asuransi. Beberapa perusahaan
asuransi besar di Indonesia yang terkenal dan memiliki berbagai jenis asuransi meliputi asuransi
jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kendaraan bermotor, dan asuransi properti. Beberapa di
antaranya adalah: Beberapa perusahaan asuransi besar di Indonesia yang terkenal dan memiliki
berbagai jenis asuransi meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kendaraan bermotor,
dan asuransi properti. Beberapa di antaranya adalah: Asuransi Astra, Asuransi Allianz, Asuransi
Sinarmas, Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Asuransi Jiwa Prudential Indonesia, Asuransi
Jasindo dan Asuransi Tugu Pratama Indonesia.

Di Indonesia belum diterapkan suatu lembaga penjamin polis namun ada peraturan yang
mengatur tentang bagaimana suatu perusahaan asuransi dapat menjamin suatu polis agar asuransi
dapat diklaim oleh tertanggung. Disebutkan dalam undang-undang No. 40 tahun 2014 pada pasal
53, bahwa yang wajib menjadi penanggung penjaminan polis ialah perusahaan asuransi dan
perusahaan asuransi syariah tersebut. Dan disebutkan dalam penjelasan pasa 53 ayat (1) bahwa
program penjaminan polis dimaksudkan untuk menjamin pengembalian sebagian atau seluruh
hak pemegang polis, tertanggung, atau peserta dari perusahaan asuransi atau perusahaan
asuransi syariah yang dicabut izin usahanya dan dilikuidasi.

Beberapa alasan umum mengapa suatu lembaga penjamin polis mungkin belum disahkan atau
diakui oleh pemerintah dapat melibatkan ketidakpatuhan terhadap regulasi, prosedur
administratif yang belum selesai, atau kekurangan dalam pemenuhan persyaratan tertentu.
Pemerintah biasanya memiliki peraturan dan standar ketat terkait dengan lembaga keuangan dan
penjaminan, termasuk lembaga penjamin polis, untuk melindungi kepentingan konsumen dan
stabilitas sektor keuangan.

Pembentukan Lembaga Penjamin Polis (LPP) terus digenjot pemerintah. Program yang
ditargetkan berjalan 2028 tersebut memiliki beberapa ketentuan. Lembaga penjamin polis
bertujuan untuk melindungi pemegang polis bila nantinya perusahaan asuransi tiba-tiba terpaksa
ditutup. Program penjaminan polis (PPP) nantinya hanya akan menjamin unsur proteksi dari
produk asuransi pada lini usaha tertentu. Nantinya, LPP berhak menagih iuran penjaminan yang
terbagi menjadi dua, yaitu iuran awal dan iuran berkala. Namun, besaran iuran awal dan iuran
berkala akan diatur dalam peraturan lanjutan. Program penjaminan polis ini hanya berlaku bagi
perusahaan yang masuk dalam kriteria kesehatan tertentu.