Anda di halaman 1dari 76

Ahmad Subagyo

KAJIAN SISTEM KEANGGOTAAN DAN PERMODALAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MENURUT


UNDANG-UNDANG NO. 17 TAHUN 2012

ABSTRAK
Koperasi Indonesia secara struktural mengalami perubahan dengan kehadiran UU No.17 Tahun 2012.
Perubahan yang cukup signifikan terjadi pada sistem keanggotaan dan permodalan. Ada keterkaitan yang erat
antara kedua hal tersebut. Kajian ini merujuk kepada UU No.17 tahun 2012 dengan metode deskriptif
kualitatif. Koperasi simpan pinjam dapat memberikan layanan jasa keuangannya hanya kepada anggota saja
dan sistem permodalan yang sebelumnya berupa simpanan pokok dan simpanan wajib berubah menjadi
setoran pokok (SP) dan sertifikat modal koperasi (SMK). Sifat SP dan SMK menjadi modal permanen bagi
Koperasi di Indonesia. Dampak sistem keanggotaan dan permodalan dapat mengancam keragaman model
Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia.
Abstract
Indonesiancooperativestructuralchangesin the presence ofUU Tahun 2012. Significant changesoccur inthe
membershipsystemandcapital. There is aclose linkbetweenthe two items.This studyrefers tothe ActNo.17
of2012 with aqualitativedescriptivemethod. Saving and Loan Cooperative toprovidefinancialservicesto the
memberonly andsystemcapitalbeforeaprincipalandmandatory savingsturns intoprimary deposits(SP) and
thecooperativecapitalcertificates(SMK). SPandvocationalnaturebecamea permanentcapitalforcooperativesin
Indonesia. Impactmembershipsystemandcanthreatenthe diversity ofmodels ofcapitalSaving and Loan
Cooperative in Indonesia.
Keywords : Keanggotaan, Setoran Pokok, Sertifikat Modal Koperasi
PENDAHULUAN
Kehadiran UU Perkoperasian yang baru telah memberikan warna dan perspektif yang berbeda
tentang berbagai istilah dan terminologi baru dalam perkoperasian di Indonesia. Koperasi Indonesia
mengalami pembaharuan baik dalam bentuk maupun jenisnya berdasarkan UU No. 17 tahun 2012. Menurut
UU yang baru Koperasi selain sebagai badan usaha juga sekaligus sebagai Badan Hukum yang perijinan dan
pencabutannya di tangan Menteri Koperasi. Koperasi menurut jenisnya juga menjadi lebih ringkas karena
hanya ada 4 jenis Koperasi yaitu Koperasi Konsumen, Produsen, Jasa, dan Simpan Pinjam. Dalam UU
Perkoperasian yang baru ini memuat banyak hal yang sebelumnya tidak ada dalam UU Koperasi, misalnya
Penjaminan Simpanan, setoran pokok dan Sertifikat Modal Koperasi (SMK), dan perubahan istilah serta
terminologi lainnya.
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) telah menjadi bagian penting dalam pranata sistem keuangan
nasional kita. Selain secara kuantitas terus-menerus mengalami pertumbuhan (th.2002-1.265 unit, 2003-1.376
unit, th.2005-1.598, th.2009-3.624, th.2012-9.632 unit) juga secara kualitas mampu memperluas jangkauan
dan layanan kepada lapisan masyarakat kelas bawah (grassroot) seperti kasus pinjaman dengan plafon
ratusan ribu rupiah di Koperasi Mitra Dhuafa hingga kelas menengah seperti pada Kospin Jasa Pekalongan
yang melayani pinjaman miliaran rupiah per-anggota.
Menurut salah satu Pejabat kemenkop dan UMKM bahwa jumlah Koperasi Simpan Pinjam
(KSP/USP) di Indonesia pada akhir 2012 berjumlah 96.032 unit. Jika jumlah desa/kelurahan di Indonesia
sebanyak 79.075, maka hampir setiap desa di Indonesia memiliki KSP/USP. Cuma sayang, penyebaran KSP
di Indonesia tidak merata. Hampir sebagaian besar menumpuk di Pulau Jawa (56%), dan terkecil di Maluku
(1%).

Maluku Sebaran KSP di Indonesia Kalimanta


1% Papua n
Flores 2% Sumatera 5%
7% 16%
Sulawesi Bali
8% 5%
Jawa
56%

Perkembangan usaha simpan pinjam di Indonesia yang relatif baik tersebut, selain positif memicu
pertumbuhan ekonomi kita namun juga membawa keprihatinan, terutama regulator. Perluasan volume usaha
di sektor simpan pinjam ini akan berpengaruh terhadap sistem moneter kita. Barangkali ketika volume usaha
ini masih di bawah 1% dibandingkan dengan perputaran dana di lembaga keuangan bank (Perbankan),
fluktuasi dan pergerakan tidak terlalu mengganggu perekonomian nasional kita. Namun ketika angka 1%
bergerak ke 2%-3% dan sekarang mendekati angka 3%, maka regulator perlu mengatur dan
mengendalikannya.
Dalam UU Perkoperasian yang baru, Koperasi Simpan Pinjam diatur tersendiri. Pengaturannya terlihat makin
full regulated mendekati regulasi perbankan kita. Dari berbagai ketentuan dan peraturan yang ada, Penulis
ingin mengkaji tentang sistem keanggotaan dan permodalan dalam Koperasi Simpan Pinjam.

PERMASALAHAN
Ada perubahan sistem keanggotaan dan permodalan dalam Koperasi simpan pinjamn menurut UU No. 17
tahun 2013. Undang-Undang sebelumnya masyarakat yang dilayani oleh KSP tidak ada keharusan untuk
menjadi anggota. Peraturan Pemerintah mengatur keanggotaan KSP dengan memberikan jeda waktu tiga
bulan untuk akhirnya bergabung menjadi anggota, namun dalam kenyataannya seumur hidup calon anggota
hanya menjadi nasabah saja tanpa kartu keanggotaan. Masalah kedua menyangkut tentang pengaturan
2
permodalan. UU sebelumnya, Modal Koperasi berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. UU
baru istilah simpok dan simpanan wajib sudah tidak ada, diganti dengan setoran pokok dan sertifikat modal
koperasi (SMK). Fungsi dan karakternya juga berubah, sebelumnya Simpok dan Simjib dapat diambil/ditarik
kembali oleh anggota, namun SP dan SMK tidak bisa. Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi (SMK)
merupakan modal permanen bagi Koperasi. Penyetor SP dan pemilik SMK tidak dapat mengambil kembali
dananya. Kedua hal inilah yang menjadi bahasan kajian dalam artikel ini.

METODOLOGI
Pembahasan masalah dalam kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan kajian
kepustakaan. Sumber rujukan utama kajian ini adalah Undang-Undang No. 17 Tahun 2013.

TUJUAN PENULISAN
a. Mencari keterkaitan antara sistem keanggotaan dan Permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
b. Menganalisis dampak perubahan ketentuan tentang keanggotaan dan permodalan terhadap
keragaman Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia

PEMBAHASAN
A. Keterkaitan antar Pasal dalam bidang Permodalan
Pasal 93 ayat 6 menyatakan bahwa dana yang berasal dari anggota hanya diperbolehkan
untuk disalurkan kepada anggota, untuk memastikan bahwa dana yang dikumpulkan dari anggota
dimanfaatkan kembali oleh “anggota”, dengan cara memberikan layanan pinjaman/pembiayaan
kepada anggotanya sendiri. Pasal ini didorong oleh keprihatinan regulator yang melihat ada
sebagaian KSP yang berhasil mendapat kepercayaan dari masyarakat berupa simpanan dana yang
cukup besar, namun kelebihan dana simpanan tersebut tidak disalurkan kepada anggota, namun
justru disimpan di lembaga keuangan lain (Bank, misalnya). Sementara di sisi lain, KSP ada yang
mengalami kesulitan untuk menghimpun dana dari anggotanya sendiri. Kesulitan penghimpunan
dana ini selain disebabkan faktor ekonomi dan literasi keuangan anggotanya, ada kemungkinan juga
belum adanya dukungan regulasi yang menjamin keamanan dana anggota di Koperasinya.
Pemerintah bersama DPR dalam posisi ini terlihat tergerak untuk ikut mendukung peningkatan volume
dana yang dikelola Koperasi melalui amanat UU yang diratifikasi di Pasal.94:1 yang berbunyi “
Koperasi berkewajiban menjamin simpanan anggotanya”.
Koperasi dapat menjamin simpanan anggotanya dengan menggunakan modal yang
dimilikinya. Koperasi dalam terminologi madzab UU lama, tidak memiliki modal sendiri karena hanya
berupa simpanan (pokok dan wajib) yang menjadi milik pribadi anggota (dapat diambil kembali jika
anggota keluar). Dalam UU baru, Koperasi akan memiliki modal sendiri yang berasal dari setoran
pokok (SP) dan sertifikat modal koperasi (SMK). SP dan SMK yang tidak dapat diambil oleh anggota
dan hanya dapat dialihkan (dijual) kepada anggota lainnya, poin inilah yang akan menjamin
keberlangsungan Koperasi sekaligus menjamin dana anggota-nya sendiri.
Koperasi memiliki fungsi sosial dan ekonomi, nafas sosial diawali dengan setoran pokok
sebagai suatu bentuk kontribusi sosial yang sifatnya “ikhlas” tanpa pamrih dengan semangat ke-
gotongroyong-an, dan sertifikat modal koperasi (SMK) sebagai bentuk kontribusi modal yang
diperhitungkan besaran dan nilainya yang secara proporsional pemiliknya berharap mendapatkan
imbal jasa atas kontribusinya. Inilah bentuk badan hukum yang membedakan antara “Yayasan” dan
“Perseroan Terbatas”. Dalam terminologi “yayasan” ketika seseorang mendirikan lembaga tersebut,
maka secara hukum terpisahlah kekayaan pribadinya dengan dana yang dikeluarkan untuk
yayasannya dan asset tersebut sudah menjadi milik masyarakat, sebaliknya ketika seseorang
mendirikan Perseroan Terbatas (PT), maka setiap asset pribadi yang dikeluarkan tetap tercatat
sebagai miliknya yang dapat diambil (ditarik) kembali. Badan hukum Koperasi memiliki kedua sifat

3
tersebut. Kelihatannya regulator ingin menata “kelembagaan” pada porsinya masing-masing dan
masyarakat diminta untuk memilih “lembaga” sesuai dengan visi-misi-tujuan masing-masing.

B. Keanggotaan Koperasi Simpan Pinjam


Keanggotaan Koperasi (KSP) dalam rejim baru terlihat didesain eksklusif karena hanya
dapat melayani “anggota”-nya saja. Sementara sisi lain prinsip koperasi menyatakan keanggotaan
Koperasi bersifat sukarela dan terbuka (Ps.6:1), jelas prinsip ini sangat inklusif. Masyarakat umum
yang belum terdaftar sebagai “anggota” tidak dapat dilayani oleh KSP, dilihat dari semangat financial
inclusion tentunya menjadi kontraproduktif. KSP sebagai institusi keuangan membutuhkan skala
ekonomi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, tanpa skala ekonomi institusi tinggal
menunggu ajalnya saja. Namun, jika Koperasi kembali kepada khittah-nya, memang benar bahwa
misi tertinggi Koperasi adalah mensejahterakan anggotanya. Ketika masyarakat umum (non-
anggota) menggunakan jasa keuangan koperasi, hasil usahanya (SHU) hanya akan dinikmati oleh
segelintir orang pemiliknya saja, sedangkan penyumbang laba hanya sebatas konsumen belaka, di
sinilah spirit koperasi hilang dan yang tersisa “berdagang uang”.

C. Sistem Keanggotaan mengancam Keragaman Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia

Koperasi, sebuah entitas usaha yang berbasis komunitas. Komunitas selalu memiliki
keunikannya sendiri. Tradisi, budaya dan agama yang dianut suatu komunitas menjadikannya
berbeda dengan komunitas lainnya. Sementara, bisnis keuangan adalah sesuatu yang generik.
Apapun lembaganya, tata-kelola dalam bisnis keuangan memiliki pattern yang sama. Perpaduan
antara entitas bisnis keuangan yang dijalankan suatu komunitas tertentu akan menghasilkan suatu
model bisnis yang unik. Model bisnis yang dimaksud didefinisikan secara luas sebagai cara suatu
Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam dalam memberikan layanan dan mengelola
usahanya untuk mencapai tujuan pendiriannya.
Ada 7 (tujuh) model bisnis yang diperkenalkan oleh Bank Dunia terkait dengan keragaman
praktek Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia. Baitul Mal wa Tamwil (BMT), suatu model yang
dikembangkan oleh komunitas muslim, sementara komunitas Gereja banyak yang mengembangkan
model Credit Union (CU) di Indonesia, begitu pula komunitas kedaerahan juga memiliki kekhasan
tradisi simpan pinjam seperti sistem tanggung renteng yang dikembangkan komunitas wanita di
Jawa Timur, di Tana Toraja ada KSP Balo’ta yang memiliki produk-produk keuangan sesuai
kebutuhan lokal, seperti “simpanan kematian misalnya”. Sementara di Jawa sangat subur
bermunculan KSP yang memiliki model kuasi Bank, seperti Kospin Jasa, KSP Nasari, KSP
Kodanua, dan lainnya yang memiliki kantor layanan hampir di seluruh Jawa. Warisan koperasi orde
baru “KUD” juga ada yang masih eksis dengan model USPO-nya (Unit Simpan Pinjam Otonom,
red.), bahkan Bank Umum, banyak juga yang berkiprah mengembangkan “koperasi” seperti
Swamitra, misalnya.
Keragaman model koperasi menjadi khasanah bagi per-koperasi-an di Indonesia. Warga
negara dapat mengakses sumber-sumber keuangan sesuai dengan ketersediaan institusi keuangan
yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Akses keuangan dalam dinamika pertumbuhan ekonomi
menjadi suatu keniscayaan. Tawaran berbagai produk keuangan dari beragam lembaga keuangan
(Bank Umum/BPR/Kopdit/KSP/BMT/UPK/BKM,dll.) kepada masyarakat berpenghasilan rendah
(Usaha Mikro Kecil) akan makin memudahkan akses terhadap sumber permodalan. Kondisi
semacam ini akan memicu persaingan bisnis yang makin ketat di-antara para pelaku “lembaga
keuangan” yang melayani sektor mikro-kecil.
Ketika “persaingan” memperebutkan sasaran pasar yang sama “UMK” meningkat, tuntutan
terhadap keadilan pasar makin menguat. Kalangan BPR/S menggugat adanya ketidakadilan
perlakuan kelembagaan oleh regulator. BPR/S merasa pangsa pasarnya telah diperebutkan dari
arah bawah oleh KSP, dan tekanan dari atas oleh Bank Umum melalui unit mikro-nya. Sementara
4
kalangan Koperasi juga menjerit dengan diberlakukannya mobile-banking, branchless banking, dan
unit mikro yang menembus pasar grassroot.
Di era liberalisasi keuangan saat ini, sulit regulator mengintervensi dan melarang serta
mengawasi secara langsung institusi keuangan dalam memberikan layanan ke sektor usaha mikro
dan kecil, bahkan dalam konteks financial inclusion, Bank diwajibkan untuk mengalokasikan
dananya ke sektor mikro sehingga mencapai porsi 20% dalam portofolio kreditnya.
Kelihatannya, regulator melihat satu fokus sasaran yang sama (SMEs) dan dibuka pintu
selebar-lebarnya terhadap seluruh institusi untuk berperan memberikan akses permodalan (baik
lewat pinjaman maupun pembiayaan). Yang ditata oleh regulator bukan pasarnya, tapi lembaganya.
Berbagai produk undang-undang dan peraturan pemerintah yang mengatur institusi keuangan ada
empat tingkatan, yaitu (1) LKM (lembaga Keuangan Mikro) yang beroperasi dan melayani UMK di
tingkat kabupaten/Kota, (2) Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dapat beroperasi di seluruh wilayah
Indonesia namun sasarannya adalah anggotanya sendiri, (3) Perusahaan Pembiayaan
(Multifinance), dan (4) Bank (Umum/BPR).
Koperasi memiliki distinctiveness, hubungan emosional kedaerahan, agama, budaya, tradisi
dan kesamaan nasib, profesi dan karakter komunitas lainnya yang menyatu dalam “ke-anggota-an”
Koperasi, tidak dimiliki lembaga keuangan lainnya. Keunikan yang dimiliki oleh masing-masing
model harus tetap dipertahankan sebagai unsur daya saing kelembagaan Koperasi. Ketika BMT
hanya membiayai kalangan muslim dengan berbagai akad pembiayaan syariahnya (jual-
beli,simpanan,bagi-hasil, sewa, gadai dan sebagainya) seharusnya tetap dapat beroperasi
sebagaimana yang sudah berjalan selama ini. Credit Union (CU) yang sudah berkembang di
Indonesia sejak awal orde baru hingga kini memiliki ke-khas-an dalam model recruitment
keanggotaan lewat proses pendidikan “keuangan” berkelanjutan mestinya tetap berjalan, demikian
pula beberapa Koperasi yang menjalankan sistem tanggung renteng (diimplementasikan Koperasi
Wanita, KOMIDA, Pramu dan sebagainya) dengan segala keunikannya, seharusnya tetap dapat
beroperasi sebagaimana mestinya. Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) yang eksis hanya melayani
warga Muhamadiyah saja dari tahun 1999 sampai saat ini tetap eksis dan berkembang pesat di
seluruh Indonesia juga terjaga eksistensinya. Ketika suatu lembaga dapat eksis berkelanjutan dalam
melayani masyarakat (SMEs) mengindikasikan adanya tata-kelola yang proven dan sustainable. Di-
sinilah seharusnya posisi pemerintah sebagai regulator berpihak kepada masyarakat, untuk
melindungi, membina, mengembangkan dan menguatkan asset bangsa yang telah terbukti
berkontribusi atas pengurangan pengangguran dan pemberatantasan kemiskinan di negeri ini.

KESIMPULAN

a. Permodalan Koperasi berupa setoran pokok dan sertifikat modal koperasi (SMK) yang bersifat
permanen menjadi keberlangsungan operasional Koperasi simpan pinjam.
b. Menurut UU No. 17 tahun 2012, bahwa anggota adalah pemilik dan pengguna jasa Koperasi
(Ps.26). Untuk bergabung dalam sebuah organisasi diperlukan visi-misi-tujuan yang sama, tidak
mudah bagi masyarakat untuk serta-merta bergabung dengan Koperasi, kecuali ada kesatuan
ideologi “uang tidak mengenal agama,suku,warna kulit dan bangsa”. Maka ada tuntutan kepada
Koperasi untuk menjelaskan identitasnya secara terbuka kepada masyarakat, agar mereka
dapat memilih dan mengambil keputusan untuk “bergabung atau tidak”.
c. Perlu adanya kesadaran yang tinggi ketika hendak memilih Koperasi sebagai badan hukum
dalam menjalankan usaha simpan pinjam, yaitu kesediaan untuk berbagi “sharing” dalam
kepemilikan “ownership” dan kesadaran untuk bekerjasama “partnership” karena tidak ada
keputusan mutlak “individu”, dan yang ada adalah “mufakat” dalam pengambilan keputusan, di-
sinilah nilai “democracy” memegang peran penting.
d. Apapun produk peraturan dan perundang-undangan yang nantinya akan diberlakukan untuk
mengatur Koperasi di negeri ini, seharusnya tetap melindungi keberadaan mereka.

5
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Kementerian
Koperasi dan UKM RI, Tahun 2012.
2. Mengenal Keragaman Model Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia. dipublikasikan oleh Bappenas
dan kemenkop RI serta Bank Dunia, Oktober 2013.
3. Subagyo, Ahmad. 2011. Keuangan Mikro Islam. Jakarta: Pinbuk Press
4. -------------------------.2013. Membangun jalur kedua sistem Keuangan di Indonesia,
www.ahmadsubagyo.com

6
Teguh Sugiarto

INTEGRASI MODEL OLS, ARDL, ECM PADA NILAI TUKAR, CADANGAN DEVISA DAN HUTANG SWASTA
INDONESIA SELAMA PERIODE 1982-2012
ABSTRAKSI
Penelitian ini secara teoritis mengintegrasikan tiga model dalam analisa ekonomika, model kuadrat terkecil biasa (OLS),
model autoregressive Lag Terdistribusi (ARDL) dan model koreksi kesalahan (ECM), dengan melakukan model uji
kointegrasi dan causality melalui asumsi sesuai parameter pada model time series. Selain itu, dalam penelitian kita akan
membandingkan estimasi untuk ketiga model variable yang digunakan serta melihat pengaruhnya dalam tiga model
alternative ekonomika ini melalui uji test model kointegrasi.
Hasil empiris dari penelitian ini, dengan menggunakan variable makroekonomi nilai tukar, cadangan devisa dan hutang
swasta indonesia menunjukkan bahwa model OLS, ARDL, dan ECM dalam jangka waktu yang digunakan berkointegrasi
dalam jangka pendek serta model yang digunakan dapat dijadikan sebagai bentuk model peramalan dalam suatu
perekonomian di Indonesia.
Kata Kunci : OLS, ARDL, ECM, VECM, Nilai Tukar, Cadangan Devisa dan Hutang Swasta, Root Test, Kointegrasi

ABSTRACT
This studyintegratesthreetheoreticalmodels ineconomicsanalysis, the modelordinary least squares(OLS),
autoregressivemodel ofDistributedLag(ARDL) anderrorcorrection model(ECM), toconductcointegrationandcausalitytest
modelassumptionsthroughthe appropriateparameters on thetime series model. Moreover, inourstudywillcompare
theestimatesfor the threemodelsusedvariablesandseethe effectin threemodelswith theeconomics
ofalternativetesttestcointegrationmodels.
The empirical resultsofthis study, using macroeconomicvariablesof exchange rates,foreign
reservesandprivatedebtIndonesiashowsthatOLSmodels, ARDLandECMusedwithinberkointegrasiin the short termas well
asmodelsthatcan beusedas aform offorecasting modelsin an economyin Indonesia.

Keywords: OLS, ARDL, ECM, VECM, Exchange Rate,Foreign Exchange ReservesandPrivateDebt, RootTest,
Cointegration

7
masih dinilai kurang oleh mereka, dikarenakan
model analisa dan data yang diggunakan dapat
PENDAHULUAN menjadi salah satu menjadikan model yang
Ada sejumlah besar metode yang telah diusulkan digunakan belum maksimal. Oleh karena itu,
dalam beberapa literature yang ada, namun belum hubungan antara tiga model alternatif, OLS , ECM
ada ketepatan atas suatu model yang dapat dan model kointegrasi ARDL , dibangun dengan
digunakan dalam jangka waktu yang ditentukan mengajukan asumsi yang sesuai pada parameter
serta variable yang diusulkan apakah tepat dan dari model time series dalam pene;itian ini .
sesuai dengan bentuk peramalan yang digunakan. Dalam penelitian pada beberapa data keuangan
Karena semakin banyak yang diketahui tentang sifat menunjukkan, bukti empiris bahwa sering adanya
statistik deret waktu keuangan, metode estimasi korelasi serial dalam model. Lien dan Shrestha
yang lebih canggih yang diusulkan . Banyak teknik (2005) mengajukan perpanjangan estimasi model
yang berbeda saat ini sedang bekerja, mulai dari koreksi kesalahan didasarkan pada rasio data
yang sederhana sampai yang kompleks . keuangan yang digunakaknnya medlalui variable
Telah banyak model model kombinasi dalam analisa lindung nilai MV.
keuangan dan perekonomian, namun secara Hal ini menyebabkan masalah penentuan panjang
tradisional, penggabungan 3 model sekaligus jarang lag yang tepat . Dalam memilih struktur lag , kriteria
dijumpai penggunaannya dalam sebuah penelitian informasi Akaike (AIC) dan informasi kriteria
tentang perekonomian di Indonesia, dengan model Schwarz - Bayesian (SBC) yang sering digunakan
biasa kuadrat terkecil (OLS), autroregressive untuk menentukan panjang lag dalam model
distributed lags (ARDL) dan model koreksi ekonometrik. Lien dan Shrestha (2005)
kesalahan (ECM). membandingkan kinerja dari kriteria informasi fokus
Beberapa penelitian yang menggunakan kombinasi (FIC) yang diusulkan oleh Claeskens dan Hjort (
model dalam mencari bentuk yang tepat untuk 2003) dan AIC dalam menentukan struktur tertinggal
sebuah peramalan dan prediksi. Misalkan penelitian . Studi empiris mereka menyarankan bahwa jika ada
yang dilakukan oleh Fama dan French , 1987; yang tertarik untuk lindung nilai kinerja , seseorang
Castelino , 1992; Viswanath , 1993, Lien ( 1996 , harus menggunakan AIC dalam memilih struktur lag
2004 ) yang menggunakan data spot dan future, .
dengan model OLS dan kointegrasi. Dalam literature
lainnya, kombinasi kointegrasi dan model koreksi TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
kesalahan (ECM) yang diusulkan oleh Engle dan HIPOTESIS
Granger (1987) telah digunakan untuk
memperkirakan rasio lindung nilai (misalnya Chou,
Fan dan Lee, 1996; Ghosh, 1993; Lien dan Luo , Model Econometric
1993) . Tapi , harus diperhatikan bahwa pendekatan Berdasarkanliteraturdi atassebelumnya, dankarena sebagian
kointegrasi memerlukan variabel untuk besartime seriessuku bungadalam penelitiankami adalah non-
diintegrasikan dari urutan yang sama, biasanya stasioner di alam, kita telah memilihmodel
sebelum estimasi. Untuk menghindari masalah yang ekonometrikberikutuntuk tujuaninipass-throughanalisis
dihadapi, dalam Pesaran, Shin dan Smith (1999)
mengusulkan Distributed Lag autoregressive (ARDL) Econometric Model
. Unit
Unit Root
Root Test
Test
Model kointegrasi untuk hubungan jangka panjang Stationarity

antara variabel dan berlaku terlepas dari apakah Cointegration


Cointegration Test
Test
regressors adalah I (0), I (1) atau saling Yes No

terkointegrasi . Chen, Lee dan Shrestha (2004) EG,JJ, KPSS ARDL

menerapkan model kointegrasi ARDL untuk secara


bersamaan mendapatkan perkiraan rasio lindung
UECM
(Pesaran
VECM et al., VAR in
VAR in
nilai jangka panjang dan jangka pendek . 2001) differ
Level

Meskipun ada banyak studi yang menggunakan tiga


Model
Model Specification
Specification
model alternatif untuk mencari model yang terbaik
dalam memperkirakan dan meramlkan sebuah
analisa keuangan serta ekonomi secara teoritis Gambar Model Econometric
Catatan : independendari  f ,t . Kita bisamembangunmodelkuadrat
Unit uji -root akan dilakukan untuk stationarity ,
terkecilbiasasebagai berikut:
diikuti oleh tes kointegrasi dengan Error Correction Model
sebagai langkah terakhir dari analisis. Tidak ada analisis St    Ft  vt (4)
pass-through akan dilakukan untuk kasus-kasus di mana
data yang baik stasioner atau saat tidak ada kointegrasi dimanaparameter    sf /  2f di bawah
dapat ditemukan .
kondisinormalbersama-sama. Dengan
demikianperkiraanrasio hlindung nilai misalnya, secara
Hasil uji unit root dan kointegrasi
langsungdiberikan olehestimasi Bpada persamaan(4).
Pertama , standar ditambah Dickey - Fuller ( ADF ) test
Pendekatan initelah banyakditerapkandalam literatur.
untuk akar satuan dan prosedur dua - langkah Engle dan
Granger ( 1987) tes untuk kointegrasi digunakan dalam
ECM model
artikel ini . Urutan lag masing-masing model ditentukan
Karena kondisi arbitrase mengikat spot dan futures
oleh nilai terkecil dari Akaike Informasi Kriteria ( AIC ) .
harga, mereka tidak dapat melayang jauh dalam jangka
Hasil dari akar unit test dilaporkan dalam Tabel III dan IV
panjang. Oleh karena itu, jika kedua seri mengikuti
. Statistik uji ADF menunjukkan bahwa hipotesis nol dari
proses random walk, maka kita berharap dua seri yang
unit root tidak dapat ditolak untuk tingkat variabel .
akan berkointegrasi. Misalkan bahwa baik harga spot St
Dengan menggunakan data dibedakan, statistik uji ADF
dan futures harga Ft adalah unit proses-akar dan co-
dihitung menyarankan bahwa hipotesis nol ditolak , pada
terintegrasi. Maka harus yang baik
tingkat signifikansi 5 %. Sebagai salah satu differencing
menghasilkan stasioneritas , kita dapat menyimpulkan |  s | 1,  f  1,   0,   0 or
bahwa setiap seri terintegrasi order satu, I (1), proses  s  1, |  f | 1,   0,   0 dlm persamaan (2)
yang diperlukan untuk menguji adanya kointegrasi . Di
dan (3). Tanpakehilangan umum, kita asumsikanbahwa
sini , prosedur dua - langkah Engle dan Granger (1987)
dalamPersamaan(2) dan(3). KemudianPersamaan(2)
tes untuk kointegrasi digunakan untuk memeriksa adanya
dan(3) dapat ditulis sebagaiberikut:
kointegrasi . Hasil statistik ADF uji kointegrasi dilaporkan
dalam Tabel V. Hipotesis nol dari uji kointegrasi ADF St   s (1   s )  (1   s ) St 1   Ft 1   s ,t (5)
adalah bahwa tidak ada kointegrasi hadir . Statistik uji
ADF menunjukkan bahwa hipotesis nol tidak ada Ft   f ,t (6)
kointegrasi ditolak untuk setiap kontrak futures , pada
tingkat signifikansi 5 % . Gunakan hasil di atas , dengan Berdasarkanasumsiitu s dan  f bersama-
demikian kita menyimpulkan bahwa untuk masing-
samaterdistribusi normal, kita memiliki
masing frekuensi waktu, logaritma spot dan harga futures
keduanya unit proses - akar dan co - terintegrasi untuk  s ,t  ( s f  2f )  f ,t  vt
setiap kontrak berjangka . Dengan setting  s ,t   f ,t  vt , kita dapat menulis

Model OLS persamaan (5) dan (6) sebagai berikut :


St     zt 1  Ft  vt (7)
Pendekatan konvensional untuk memperkirakan rasio dimana    s (1   s ) ,   (1   s ) ,
lindung nilai MV melibatkan regresi perubahan harga
spot pada perubahan harga futures menggunakan teknik   ( s f  2f ) dan zt 1  St 1   (1   s ) Ft 1
OLS . Asumsikan bahwa baik spot dan futures harga disebut sebagaiistilahkoreksi kesalahanpada waktu t.
mengikuti random walk murni , kita dapat mengatur Satu dapatmenerapkan metodekuadrat
bahwa  s   f  1,     0 Persamaan(2) dan(3). terkeciluntukmodel ini, estimasipada persamaan(7)
KemudianPersamaan(2) dan(3) dapat ditulis sesuai denganrasiolindung nilaioptimal.
Ketikahubungankointegrasidiabaikan, itu adalah setara
sebagaiberikut:
denganpengaturanke nol. Thekuadratestimatorkemudian
St   s ,t mengalamibiasvariabeldihilangkan.
Ft   f ,t Jika suatu yang akan kita ramalkan misalnya hargaspot
Berdasarkanasumsiitu danbersama-samaterdistribusi danfuturesserihargayangditemukanberkointegrasi, maka
normal, kita memiliki rasiolindung nilaidapat diperkirakandalam dua
tahap(lihatChou, FandanLee, 1996;Ghosh, 1993).
 s ,t  ( s f  2f )  f ,t  vt Langkah pertama
Dimana  s f  2f merupakankoefisienpopulasiregresi melibatkanestimasiregresikointegrasiberikut:
pada  s ,t dlm  f ,t , dan vt , dandidistribusikansecara
9
St  a  bFt  et (8) Dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik suatu
hipotesa bahwa model kombinasi ekonomika yang
Langkah kedua melibatkanestimasierrorcorrection digunakan dalam penelitian dapat dijadikan salah
modelberikut: satu bentuk model kombinasi dalam peramalan
ekonomi, baik dalam jangka pendek serta jangka
St     ut 1  Ft  vt (9) panjang. Dan dapat diilustrasikan bahwa dalam
kombinasi model yang digunakan dapat melihat
di mana ut serisisadari regresikointegrasidalam pengaruh seperti sebab akibat, peramalan atas
suatu model regresi serta dapat melihat hubungan
Persamaan(8). Perkiraanrasiolindung nilaiyang diberikan
olehestimasiβdalam Persamaan(9). antara variable yang digunakan dengan
menggunakan model kombinasi ini..
ARDL cointegration model
The ARDL Model kointegrasi diusulkan oleh Pesaran METODE PENELITIAN
(1997). Pesaran (1997) berpendapat bahwa adanya Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hubungan jangka panjang antara harga spot dan futures data sekunder yang diperoleh dari berbagai lembaga dan
St Ft harga tidak tergantung pada apakah Ft adalah I(1) instansi, antara lain berasal dari Nota Keuangan
(i.e.  f  1 ). Misalkanbahwa adahubunganjangka Rencana Anggaran dan Belanja Negara, Statistik
Ekonomi dan Keuangan Indonesia-BI, Statistik
panjangtunggal antara. StdanFt. Maka harusyangbaik Indonesia-BPS serta berbagai penerbitan lain yang
|  s | 1,   0,   0 or |  f | 1,   0,   0 mendukung dan berhubungan dengan penelitian ini.
Persamaan(2) dan(3). Tanpakehilangan umum, kita Semua data yang diambil adalah data runtut waktu (time
asumsikan bahwa |  s | 1,   0,   0 .Kemudian series kuartalan untuk periode pengamatan tahun 1984
hingga tahun 2012. Data sebelum di gunakan untuk
kitadapatmenulis ulangPersamaan(2) dan(3) sebagai
pengujian terlebih dahulu diolah oleh penulis. Spesifikasi
berikut :
model empiris penawaran ekpor diformulasikan sebagai
St   s (1   s )  (1   s ) St 1   Ft 1   s ,t (10) berikut untuk model OLS :
Ft   f (1   f )  (1   f ) Ft 1   f ,t (11)
X = 0 + 1CDV + 2 US_$_D + 3
Berdasarkanasumsiitu s dan  f bersama- HTGS + t
samaterdistribusi normal
Semua variable dalam persamaan di atas tidak diberikan
 s ,t  ( s f  2f )  f ,t  vt . dalam bentuk logaritma natural. Transformasi tersebut
Dengan menggunakan ke dalam persamaan (10) dan membawa beberapa keuntungan, antara lain, dari
(11), kita ketahui derivasi tingkat pertama dapat diketahui angka
St  1   2 St 1   3 Ft 1  Ft  t (12) elastisitas, yang nilainya sebesar koefisien variable yang
bersangkutan, dan kentungan kedua, akan memperbaiki
dimana 1   s (1   s )   f ( s f  2f )(1   f ), pengujian statistik yang dilakukan.
 2  (1   s ) , 3  [  ( s f  2f )(1   f )] dan Terdapat kemungkinan bahwa variabel-variabel yang
tidak stasioner dalam level, mungkin memiliki hubungan
  ( s f  2f ) . Perlu menunjukkan bahwa Persamaan jangka panjang. Dalam hal ini, variabel-variebel tersebut
(12) berbeda dari metode dua langkah yang digunakan dikatakan terkointegrasi. Pengujian kointegrasi ini dapat
oleh (9) Persamaan dalam arti bahwa estimasi dilakukan dengan uji Engle-Granger Cointegration
Persamaan (12) adalah proses satu langkah. Chen, Lee Regression Durbin-Watson (CRDW). Jika derajat
dan Shrestha (2004) menerapkan Persamaan (12) untuk diferensiasi setiap variabel tersebut sama, maka
secara bersamaan mendapatkan rasio lindung nilai spesifikasi model dapat mengarah pada Error Correction
Model (ECM) untuk satu variable dependen atau Vector
jangka panjang yang diberikan oleh estimasi  3  2
Error Correction Model (VECM) untuk serangkaian
dan rasio lindung nilai jangka pendek yang diberikan oleh persamaan dengan jumlah variabel dependen yang lebih
perkiraan B. Perhatikan bahwa Persamaan (12) berlaku dari satu.
jika seri harga baik spot dan futures stasioner. Hal ini Dengan lain perkataan, uji kointegrasi dapat dijadikan
juga berlaku jika kedua seri unit akar proses dan co- dasar penentuan estimasi persamaan yang digunakan
terintegrasi. memiliki keseimbangan dalam jangka panjang atau tidak.
Apabila persamaan estimasi lolos dari uji ini maka
HIPOTESA PENELITIAN persamaan estimasi tersebut memiliki keseimbangan
jangka panjang (Thomas, 1997: 425). Masih terkait
10
dengan aspek stasioneritas ini, kemungkinan lainnya u t  u t 1  
adalah ketika setiap variabel yang terlibat dalam model
ternyata stasioner pada derajat diferensiasi yang
(6)
berbeda.Dalam kondisi ini, maka alternative model yang
dapat diterapkan adalah Autoregressive Distributed Lag
Jika nilaikritisuntuk model iniadalahlebih besar darit-
(ARDL). Model ini juga dapat dikembangkan menjadi
statistik, kitaakanmenolak hipotesis noldaritime
model ARDL-ECM untuk lebih mengkaji perbedaan
seriesnon-stasioner, danmenyimpulkanbahwa
karakteristik keseimbangan jangka pendek dan jangka
istilahkesalahanadalahstasioner, danbahwa
panjang dari variabel-variabel yang diteliti.
keduavariabel yangberkointegrasi.
Dalam rangka untuk mengkonfirmasianalisis kami,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KointegrasiUjilain, JohansenJejakTesakan digunakan.
Pendekatan ini membantuuntuk
menentukanjumlahvektorterkointegrasiuntuksetiap angka
Root Test dan Cointegration Test yang diberikanvariabelnon-stasioner dariurutan yang
sama. Dengan kata lain,ini adalah untuk
Tingkat dan kecepatan penyesuaian suku bunga kredit mengujiapakahterdapathubungan panjangrunantara
multifinance memerlukan penggunaan metodologi variabel(stabil dan tidak palsuhubunganco-terpadu)
empiris menguji hubungan jangka pendek dan panjang (Miguel, 2000).
antara variabel-variabel ini . Dalam konteks waktu seri ,
ini biasanya dilakukan dengan teknik konvensional ,
seperti Engle - Granger prosedur dua langkah , Johansen Berikut hasil tampilan untuk output uji stationeritas
multivariat metodologi kointegrasi atau Autoregressive
atas data. Uji ini sangat menentukan bagaimana
Distributed Lag ( ARDL ) model Hendry ( 1995) .
Reparameterization pendekatan ini sebagai mekanisme sebuah model kombinasi yang akan diusulkan
koreksi kesalahan memungkinkan seseorang untuk apakah dapat menjawab hipotesa yang diberikan
memperkirakan parameter jangka pendek dan panjang atau tidak.
pass-through . Kami akan menggunakan dua pendekatan
pertama ( Engel - Granger dan metodologi kointegrasi Null Hypothesis: RESID01 has a unit root
Johansen ) untuk analisis data kami . Exogenous: Constant
Ide dasar dibalik kointegrasi adalah bahwa jika , dalam Lag Length: 0 (Automatic based on AIC, MAXLAG=6)
jangka panjang , dua atau lebih seri bergerak erat ,
meskipun seri sendiri cenderung terus , perbedaan di t-Statistic Prob.*
antara mereka adalah konstan . Hal ini dimungkinkan
untuk menganggap seri ini sebagai mendefinisikan Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.060489 0.2611
hubungan ekuilibrium jangka panjang , sebagai Test critical
perbedaan antara mereka adalah stasioner ( Hall dan values: 1% level -3.689194
Henry , 1989 ) . Kurangnya kointegrasi menunjukkan 5% level -2.971853
bahwa variabel tersebut tidak memiliki jangka panjang 10% level -2.625121
hubungan : pokok mereka dapat berjalan sewenang-
wenang jauh dari satu sama lain ( Dickey et al , 1991. ). . *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
The time series dikatakan berkointegrasi jika sisa itu
sendiri stasioner . Dalam efek non - stasioner I ( 1 ) seri Terlihat bahwa nilai absolute statitsiknya yang lebih
telah membatalkan satu sama lain untuk menghasilkan kecil dari pada nilai kritis pada table Mac Kinnon
stasioner I ( 0 ) residual . pada berbagai tingkat selang kepercayaan yang
digunakan. Dan juga kita dapat melihat nilai
y t   0   1 xt  u t probabilitas yang lebih besar dari tingkat selang
(5) kepercayaan yang baisa digunakan 5%. Dari kedua
informasi ini dapat menujukkan bahwa data yang
Dimanaydanxadalah serinon-stasioner. Untuk kita punyai tidak stationer. Selanjutnya kita melihat
menentukan apakahmerekaberkointegrasi,
regresisekunderdiperkirakanmenemukan unit-akar
untuk model uji kointegrasi yang dilakukan dengan
istilahkesalahandengan ujiADFsebagai berikut(atau salah metode kointegrasi.
satu persamaan1-3)
Date: 11/18/13 Time: 19:39
Sample (adjusted): 3 29
Included observations: 27 after adjustments
11
Trend assumption: Linear deterministic trend S.E. of regression 7797.949 Akaike info criterion 20.8
Series: US_$_RP CDV HTGS Sum squared resid 1.58E+09 Schwarz criterion 21.0
Lags interval (in first differences): 1 to 1 Log likelihood -299.4527 F-statistic 197
Durbin-Watson stat 1.256635 Prob(F-statistic) 0.00
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05 Kalau kita lihat dari hasil keluaran output statistic,
Prob.*
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value *
terlihat bahwa nilai koefisien determinasi untuk F
nya sangat tinggi, dan nilai R kuadrat yang juga
0.064 tinggi, dan dapat kita lihat juga nilai signifikan (t)
None 0.467513 28.80654 29.79707 7
0.167
yang juga sangat tinggi, namun menghasilkan nilai
At most 1 0.275069 11.79120 15.49471 2 uji untuk durbin Watson yang rendah. Regresi tetap
0.078
At most 2 0.108663 3.105881 3.841466 0
menghaislkan sebuah regresi, namun regresi ini
bersifat semu. Dikarenakan data yang kita lakukan
Trace test indicates no cointegration at the 0.05 level uji data diawal, menghasilkan uji data yang tidak
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level tidak stationer dan tidak terkointegrasi. Ini
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values merupakan salah satu sebab dan akibat dari
langkah pengujian sebuah data. Berikut kita lihat
Dengan melihat hasil uji kointegrasi dan melakukan untuk model yang kedua dengan ARDL.
penelusuran atas hasil uji yang dilakukan, terlihat
bahwa nilai trace statistiknya dengan nilai kritis pada Dependent Variable: D(CDV)
tingkat keyakinan yang biasa digunakan, ternyata Method: Least Squares
nilai trace statitsiknya lebih kecil jika dibandingkan Date: 11/18/13 Time: 20:17
dengan nilai kritis pada tingkat keyakinan yang biasa Sample (adjusted): 2 29
digunakan 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa Included observations: 28 after adjustments
kedua variable tidak saling berkointegrasi.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic P
OLS MODEL
Model ordinary least square adalah analisa regresi D(CDV) 1.000000 3.06E-17 3.27E+16 0
yang menggunakan variable independen dan D(US_$_RP) 2.52E-16 1.77E-16 1.425064 0
dependen variable. Namun suatu regresi antar D(HTGS) 1.37E-16 4.28E-17 3.198947 0
variable tidak berkorelasi biasa menghasilkan suatu
R-squared 1.000000 Mean dependent var 374
regresi semu dalam artian meskipun ketika dianalisis
Adjusted R-squared 1.000000 S.D. dependent var 835
dengan program berbantuan software statistika
S.E. of regression 1.26E-12 Sum squared resid 3.99
dapat menghasilkan keluaran lazimnya variable
Durbin-Watson stat 2.337737
yang saling berkorelasi. Berikut dapat kita lihat hasil
sebuah uji regresi dengan model OLS.
Sama halnya dengan model OLS, dikarenakan
Dependent Variable: CDV
langkah awal sebuah estimasi yaitu dengan
Method: Least Squares
melakukan uji data. Diwal kita telah melakukan test
Date: 11/18/13 Time: 19:26
uji data dengan ADF dan Kointegrasi. Dari hasil
Sample: 1 29
model ARDL yang dihasilkan terlihat bahwa model
Included observations: 29
(1.1) diperoleh untuk angka long run multiplier
Variable Coefficient Std. Error
sebesar
t-Statistic
k = -0 / p = -(1.37 / 1.00) = -1.37. Yang
Prob.
diperoleh jika terjadi suatu perubahan permanen
C -29459.03 3489.026
berupa
-8.443339
penurunan
0.0000angka hutang swasta Indonesia
US_$_RP 0.868328 0.802816
sebesar
1.081603
1.37% maka nilai cadangan devisa juga
0.2894
HTGS 1.154222 0.107591
akan
10.72789
mengalami penurunan sebesar kurang lebih
0.0000
1%. Langkah terakhir yang kita lakukan adalah uji
R-squared 0.938256 Mean dependent var error correction model. Uji ini merupakan salah satu
32332.45
Adjusted R-squared 0.933507 S.D. dependent var bentuk uji kesalahan
30240.71 atau model koreksi kesalahan
12
apabila sebuah regresi OLS bersifat semu. Berikut Namun semua analisis tersebut juga dipengaruhi dari
kita lihat hasil tampilan untuk uji ECM. bentuk data dan uji test data yang akan kita lakukan.
Sehingga hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan
Dependent Variable: D(CDV) bahwa hipotesa yang diberikan sesuai dengan hasil
Method: Least Squares penelitian, dikarenakan kombinasi ketiga model
persamaan ini akan menghasilkan suatu informasi yang
Date: 11/18/13 Time: 20:24
bisa memberikan gambaran tentang analisa suatu
Sample (adjusted): 2 29 keadaan ekonomi yang akan kita lakukan.
Included observations: 28 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DAFTAR PUSTAKA
D(US_$_RP) 0.613164 1.261891 0.485909 0.6313
Benet, B. A. (1992). Hedge period length and ex-ante
D(HTGS) 0.678984 0.259302 2.618506 0.0148
futures hedging effectiveness: The case of
RESID01 0.136788 0.993603 0.137668 0.8916 foreign-exchange risk cross hedges, Journal of
Futures Markets, 12, 163–175.
R-squared 0.095193 Mean dependent var 3740.714Castelino, M. G. (1992). Hedge Effectiveness: Basis risk
Adjusted R-squared 0.022808 S.D. dependent var 8354.561 and minimum-variance hedging, Journal of Futures
S.E. of regression 8258.735 Akaike info criterion 20.97689 Markets, 12, 187–201.
Sum squared resid 1.71E+09 Schwarz criterion 21.11962Chen, S. S., Lee, C. F., & Shrestha, K. (2003). Futures
Log likelihood -290.6764 Durbin-Watson stat 2.209921 hedge ratios: A review, The Quarterly Review of
Economics and Finance, 43, 433–465.
Chen, S. S., Lee, C. F., & Shrestha, K. (2004). Empirical
Kita telah membuktikan bahwa pada regresi OLS analysis of the relationship between the hedge
tidak terjadi kointegrasi atau dengan kata lain tidak ratio and hedging horizon: A simultaneous
estimation of the short- and long-run hedge ratios,
mempunyai hubungan dan keseimbangan jangka
Journal of Futures Markets, 24, 359–386.
panjang, tetapi bagaimana dengan jangka Chou, W. L., Fan, K. K., & Lee, C. F. (1996). Hedging
pendeknya, bisa saja dalam model regresi tidak with the Nikkei index futures: The conventional
terjadi keseimbangan atau tidak mencapai model versus the error correction model, The
keseimbangan ataubiasa disebut dengan equilibrium Quarterly Review of Economics and Finance, 36,
error. ECM adalah merupakan salah satu teknik 495–505.
untuk mengkoreksi ketidakseimbangan jangka Claeskens, G., & Hjort, N. L. (2003). The focused
pendek menuju jangka panjang. Terlihat bahwa nilai information criterion, Journal of the American
Ut sangat signifikan, ini berarati bahwa kesalahan Statistical Association, 98, 900–916.
kesimbangan dapat dikatakan mempengaruhi Ederington, L. H. (1979). The hedging performance of the
cadangan devisa.Dapat kita artikan bahwa nilai new futures markets, Journal of Finance, 34, 157–
70.
cadangan devisa tidak mempengaruhi perubahan
Engle, R. F., & Granger, C. W. J. (1987). Co-integration
nilai tukar dan hutang swasta pada periode yangs and error correction: representation, estimation
sama atau dengan kata lain penyesuaian untuk and testing, Econometrica, 55, 251–276.
menuju keseimbangan jangka panjang sangat Fama, E., & French, K. (1987). Commodity Futures
begitu berarti. Kalau kita tafsirkan bahwa output Prices: Some Evidence on the Forecast Power,
diatas memberikan informasi kalau perubahan Premiums and the Theory of Storage, Journal of
jangka pendek untuk cadangan devisa mempunyai Business, 60, 55–73.
dampak negative pada perubahan jangka pendek Figlewski, S. (1984). Hedging performance and basis risk
nilai tukar dan hutang swasta Indonesia. in stock index futures, Journal of Finance, 39,
657–669.
KESIMPULAN Geppert, J. M. (1995). A statistical model for the
relationship between futures contract hedging
Dari analisa data yang telah dilakukan dalam penelitian effectiveness and investment horizon length,
ini, dapat disimpulkan bahwa model kombinasi OLS, Journal of Futures Markets, 15, 507–536.
ARDL dan ECM dapat dijadikan suatu bentuk model Ghosh, A., (1993). Hedging with stock index futures:
estimasi, peramalan dan kombinasi suatu kesalahan. Estimation and forecasting with error correction
model, Journal of Futures Markets, 13, 743–752.

13
Johnson, L. L., (1960). The theory of hedging and
speculation in commodity futures, Review of
Economic Studies, 27, 139–151.
Lien, D. (1996). The effect of the cointegration
relationship on futures hedging: A note. Journal of
Futures Markets, 16, 773–780.
Lien, D. (2004). Cointegration and the optimal hedge
ratio: The general case. TheQuarterly Review of
Economics and Finance , 44, 654–658
Lien, D., & Luo, X. (1993). Estimating multiperiod hedge
ratios in cointegrated markets. Journal of Futures
Markets, 13, 909–920.
Lien, D., & Shrestha, K. (2005). Estimating the optimal
hedge ratio with focus information criterion, Journal
of Futures Markets, 25, , 1011–1024.
Lien, D. & Tse, Y. K. (2000c). A Note on the Length
Effect of Futures Hedging, Advances in Investment
Analysis and Portfolio Management, 7, 131–143.
Malliaris, A. G., & Urrutia, J. L. (1991). The impact of the
lengths of estimation periods and hedging
horizons on the effectiveness of a hedge:
Evidence from foreign currency futures, Journal of
Futures Markets, 3, 271–289.
Moosa, I. A. (2003). The Sensitivity of the Optimal Hedge
Ratio to Model Specification, Finance Letters, 1,
15–20
Pesaran, M. H. (1997). The role of economic theory in
modeling the long run, Economic Journal, 107,
178–191.
Pesaran, M.H., Shin, Y., & Smith, R. (1999), Bounds
testing approaches to the analysis of long
run relationships, Cambridge University
Discussion Paper.

14
HASBI SETYADJI

ANALISA LAPORAN KEUANGAN SECARA VERTIKAL DAN


HORIZONTAL ANALYSIS, STUDI KASUS PADA PT MMM

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa laporan keuangan secara vertical dan horizontal analisis studi kasus pada PT
MMM. Nantinya analisis laporan keuangan ini berguna dalam berbagai keputusan bisnis seperti investasi ekuitas atau
efek hutang, memperpanjang kredit melalui pinjaman jangka pendek atau panjang, menilai bisnis di initial public offering
(IPO), dan mengevaluasi restrukturisasi termasuk merger, akuisisi, dan divestasi. Analisis laporan keuangan adalah
aplikasi dari alat-alat analisis dan teknik untuk laporan keuangan untuk tujuan umum dan data terkait untuk
mendapatkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan seseorang pada firasat , tebakan, dan intuisi untuk keputusan
bisnis. Penelitian ini menjelaskan analisis bisnis dan peran analisis laporan keuangan. Pada penlitian ini nantinya juga
akan memperkenalkan laporan keuangan dan menjelaskan bagaimana mereka mencerminkan kegiatan bisnis yang
mendasar. Beberapa alat dan teknik analisis laporan keuangan juga diperkenalkan.
Kata Kunci : Analisa Laporan Keuangan, Analisa Vertikal, Analisa Horizontal.

ABSTRACT
This study aims to analyze the financial statements of the vertical and horizontal analysis of case studies on PT MMM.
Later analysis of financial statements is useful in various business decisions such as investments in equity or debt
securities, extending credit through short or long -term loans, assessing business in an initial public offering (IPO), and
evaluate restructuring including mergers, acquisitions, and divestitures. Financial statement analysis is the application of
analytical tools and techniques for general purpose financial statements and related data to obtain estimates and
conclusions that are useful in business analysis .
Financial statement analysis reduces a person's reliance on hunches, guesses, and intuition to make business
decisions. This study describes the role of business analysis and financial statement analysis. In this penlitian will also
introduce the financial statements and explain how they reflect fundamental business activities. Some of the tools and
techniques of financial statement analysis are also introduced.

Keywords : Financial Statements Analysis, Analysis of Vertical, Horizontal Analysis .

15
horizontal difasilitasi dengan menunjukkan perubahan
PENDAHULUAN antara tahun bentuk mata uang dan persentase.

Analisis keuangan ini dirancang untuk menentukan Trend Persentase :


kekuatan dan kelemahan perusahaan secara relatif.
Investor memerlukan informasi ini untuk Analisis horisontal dari laporan keuangan juga dapat
memperkirakan kedua arus kas masa depan dari dilakukan dengan menghitung trend persentase.
perusahaan dan resiko dari arus kas tersebut. Seorang Persentase Trend menyatakan data keuangan
manajer keuangan memerlukan informasi yang beberapa tahun dalam hal tahun dasar. Tahun dasar
diberikan oleh analisis kedua untuk mengevaluasi sama dengan 100 %, dengan semua tahun lainnya
kinerja masa lalu perusahaan dan untuk memetakan dinyatakan dalam persentase dari dasar ini.
rencana masa depan. Analisis keuangan
berkonsentrasi pada analisis laporan keuangan, yang Analisis Vertikal :
menyoroti aspek-aspek kunci dari operasi perusahaan.
Analisis laporan keuangan melibatkan studi tentang Analisis vertikal adalah prosedur penyusunan dan
hubungan antara laporan laba rugi dan rekening penyajian laporan ukuran umum. Pernyataan ukuran
neraca, bagaimana hubungan ini berubah dari waktu ke umum adalah salah satu yang menunjukkan item yang
waktu (analisis kecenderungan), dan bagaimana suatu muncul di dalam bentuk persentase maupun dalam
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain bentuk dollar. Setiap item dinyatakan sebagai
dalam industrinya (bench-marking). Meskipun analisis persentase dari total yang beberapa item yang bagian.
keuangan memiliki keterbatasan, bila digunakan Perubahan keuangan kunci dan tren dapat disorot
dengan hati-hati dan pertimbangan, dapat memberikan dengan menggunakan laporan ukuran umum.
beberapa wawasan yang sangat berguna dalam
operasi perusahaan. 2 . Rasio Analisis :

Analisis laporan keuangan didefinisikan sebagai proses Rasio Akuntansi Definisi, Keuntungan, Klasifikasi dan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari Keterbatasan :
perusahaan keuangan dengan benar membangun
hubungan antara item neraca dan laba dan rugi. Ada Analisis rasio merupakan alat yang paling kuat dari
berbagai metode atau teknik yang digunakan dalam analisis laporan keuangan. Rasio hanya berarti satu
menganalisis laporan keuangan, seperti laporan nomor dinyatakan dalam istilah lain. Sebuah rasio
komparatif, jadwal perubahan modal kerja, ukuran adalah ukuran statistik dengan cara yang hubungan
umum persentase, analisis dana, analisis trend, dan antara dua atau berbagai tokoh dapat dibandingkan
analisis rasio. Laporan keuangan disusun untuk atau diukur. Rasio dapat diketahui dengan membagi
memenuhi kewajiban pelaporan eksternal dan juga satu nomor dengan nomor lain. Rasio menunjukkan
untuk tujuan pengambilan keputusan. Mereka bagaimana satu nomor yang terkait dengan yang lain.
memainkan peran yang dominan dalam menentukan
kerangka keputusan manajerial. Tapi informasi yang LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN
diberikan dalam laporan keuangan bukan merupakan HIPOTESA
tujuan itu sendiri karena tidak ada kesimpulan yang Kadang-kadang bisa sulit untuk menafsirkan dalam
berarti dapat ditarik dari laporan saja. Namun, informasi cara yang berarti semua jumlah dolar yang disajikan
yang diberikan dalam laporan keuangan adalah dalam satu set laporan keuangan. Sebagai contoh, jika
penggunaan besar dalam pengambilan keputusan satu perusahaan memiliki kewajiban sebesar $ 10.000
melalui analisis dan interpretasi laporan keuangan. dan perusahaan lain memiliki kewajiban $ 10.000.000 ;
adalah perusahaan pertama kurang berisiko ? Mungkin
Alat dan Teknik Analisis Laporan Keuangan : atau mungkin tidak, itu tergantung sebagian pada
ukuran perusahaan [berapa banyak aset yang dimiliki
Berikut ini adalah alat yang paling penting dan teknik oleh setiap perusahaan ?] Dan industri perusahaan .
analisis laporan keuangan : Horisontal dan Vertikal Sebuah cara yang berguna untuk menganalisis laporan
Analisis rasio Analisis keuangan adalah untuk melakukan analisis baik
horizontal atau vertikal analisis laporan. Jenis analisis
1 . Horisontal dan Vertikal Analisis : membantu pembaca laporan keuangan
membandingkan perusahaan yang berbeda ukuran,
Analisis Horizontal atau Analisis Trend : Perbandingan yang dapat sulit untuk dilakukan ketika jumlah dolar
data keuangan dua atau lebih tahun dikenal sebagai bervariasi secara signifikan, dan mengevaluasi kinerja
analisis horizontal, atau analisis trend. Analisis perusahaan dari waktu ke waktu.Pendekatan analisis
16
horizontal dan vertikal adalah serupa bahwa jumlah akan dilakukan untuk setiap item pada neraca
dolar yang dilaporkan dikonversi ke persentase. dan untuk setiap item pada laporan laba rugi.
Namun, pendekatan berbeda dalam dasar yang Hal ini memungkinkan Anda untuk melihat
digunakan untuk menghitung persentase. bagaimana setiap item telah berubah dalam
hubungan dengan perubahan barang-barang
Ikhtisar Vertical Analysis lainnya. Analisis horizontal juga disebut sebagai
Analisis vertikal adalah analisis proporsional dari analisis trend. Analisis vertikal, horisontal dan
laporan keuangan, di mana setiap item baris pada analisis rasio keuangan merupakan bagian dari
laporan keuangan terdaftar sebagai persentase dari analisis laporan keuangan.
item lain. Biasanya, ini berarti bahwa setiap item baris
pada laporan laba rugi dinyatakan sebagai persentase ANALISIS RASIO
dari penjualan kotor, sementara setiap item baris pada Analisis rasio tidak hanya membandingkan nomor yang
neraca dinyatakan sebagai persentase dari total aset.. berbeda dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus
Penggunaan yang paling umum dari analisis vertikal kas. Hal ini membandingkan jumlah terhadap tahun-
dalam laporan keuangan untuk periode waktu tunggal, tahun sebelumnya, perusahaan lain, industri, atau
sehingga kita dapat melihat proporsi relatif saldo bahkan ekonomi secara umum. Rasio melihat
rekening. Analisis vertikal ini juga berguna untuk hubungan antara nilai-nilai individu dan
analisis waktu, di mana kita dapat melihat perubahan menghubungkannya dengan bagaimana sebuah
relatif dalam rekening dari waktu ke waktu. Sebagai perusahaan telah dilakukan di masa lalu dan mungkin
contoh, jika biaya pokok penjualan memiliki kenaikan tampil di masa depan.
menjadi 40 % dari penjualan, maka persentase baru
dari 48 % akan menjadi penyebab untuk suatu Arti Analisis Rasio
kenaiakn penjualan yang baru. Analisis Rasio adalah hubungan antara dua hal data
Ukuran umum Analisis Laporan Keuangan keuangan yang disajikan dalam bentuk rasio dan
Ukuran umum Pernyataan melibatkan mewakili angka kemudian diinterpretasikan dengan maksud untuk
laporan laba rugi sebagai persentase dari mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
penjualan dan mewakili angka neraca sebagai perusahaan.
persentase dari total aset. Laporan keuangan Analisis Rasio juga dapat membantu kita untuk
merupakan angka mutlak dan perbandingan memeriksa apakah bisnis adalah melakukan yang lebih
angka absolut dapat menyesatkan. Sebagai baik tahun ini daripada tahun lalu, dan dapat
contoh, biaya pokok penjualan mungkin memberitahu kami jika bisnis kami adalah melakukan
meningkat tetapi sebagai persentase dari yang lebih baik atau lebih buruk daripada jenis bisnis
penjualan itu mungkin menurun. Jadi, memiliki serupa.
pemahaman yang sempurna tentang kenaikan
ini dan menurun, angka yang dilaporkan diubah Tujuan Analisis Rasio :
menjadi persentase beberapa dasar umum. Tujuan utama dari menganalisis laporan
Dalam Laporan Laba Rugi, angka penjualan keuangan dengan bantuan rasio adalah :
diasumsikan 100 % dan semua tokoh-tokoh lain 1 . Analisis akan memungkinkan perhitungan tidak
yang dinyatakan sebagai persentase dari hanya kapasitas penghasilan bisnis sekarang tetapi
penjualan. juga akan membantu dalam estimasi kapasitas
Apa perbedaan antara Vertikal & Analisis Horizontal produktif di masa depan.
Analisis vertikal melaporkan setiap jumlah pada laporan 2 . Analisis ini akan membantu manajemen untuk
keuangan sebagai persentase dari item lain. mengetahui secara keseluruhan serta departemen-
Sebagai contoh, analisis vertikal neraca berarti efisiensi bijaksana dari perusahaan atas dasar
setiap jumlah pada neraca disajikan kembali informasi keuangan yang tersedia.
menjadi persentase dari total aset. Analisis
horizontal melihat jumlah terhadap laporan 3 . Jangka pendek serta solvabilitas tem panjang
keuangan selama beberapa tahun terakhir. perusahaan dapat ditentukan dengan bantuan
Sebagai contoh, jumlah kas yang dilaporkan di analisis ransum .
neraca pada tanggal 31 Desember 2006, 2005, 4 . Inter - perbandingan perusahaan menjadi mudah
2004, 2003, dan 2002 akan dinyatakan sebagai dengan bantuan rasio.
persentase penjumlahan dari 31 Desember
2002. Alih-alih jumlah dolar yang mungkin kita Keuntungan Analisis :
punyai 134 , 125 , 110 , 103 , dan 100. Hal ini Laporan keuangan disusun pada akhir tahun tidak
menunjukkan bahwa jumlah uang tunai pada selalu menyampaikan kepada pembaca profitabilitas
akhir tahun 2006 adalah 134 % dari jumlah itu nyata dan kesehatan keuangan bisnis. Mereka berisi
pada akhir tahun 2002. Analisis yang sama berbagai fakta dan angka dan itu untuk pembaca untuk
17
menyimpulkan apa angka-angka ini menunjukkan. menyatakan biaya.
Analisis Rasio adalah alat penting untuk menganalisis 3 . Tidak Bebas dari bias. Dalam banyak situasi,
laporan keuangan Beberapa keuntungan penting akuntan harus membuat pilihan dari berbagai alternatif
diperoleh oleh perusahaan dengan menggunakan rasio yang tersedia. misalnya pilihan metode depresiasi,
akuntansi adalah. : pilihan dalam metode penilaian persediaan dll Karena
1 . Bantuan dalam analisis laporan keuangan. Hal ini ada subjektivitas yang melekat dalam pilihan, analisis
timur untuk memahami posisi keuangan badan usaha rasio tidak dapat dikatakan bebas dari bias .
dalam hal solvabilitas jangka pendek, likuiditas dan 4 . Window dressing secara perlahan posisi lebih baik
profitabilitas dengan bantuan rasio . Ini memberitahu daripada apa itu. Beberapa perusahaan, dalam rangka
kita perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan untuk menutupi resort posisi mereka buruk finicial untuk
bisnis. window dressing. Dengan menyembunyikan fakta-fakta
2 . Angka akuntansi Sederhana. Angka absolut tidak penting, mereka mencoba untuk menggambarkan
dari penggunaan bubur . Mereka menjadi penting ketika posisi keuangan yang lebih baik.
hubungan ditetapkan mengatakan antara laba kotor 5 . Faktor-faktor kualitatif diabaikan. Analisis rasio
dan penjualan. merupakan analisis kuantitatif. Ini mengabaikan faktor-
3.Membantu dalam menghitung efisiensi operasi faktor kualitatif seperti karakter debitur, kejujuran,
perusahaan bisnis melewati rekor dll
Rasio memungkinkan pengguna informasi keuangan 6 . Praktik akuntansi yang berbeda membuat rasio tak
untuk menentukan efisiensi operasi perusahaan yang tertandingi. Hasil dua perusahaan sebanding dengan
berkaitan dengan angka keuntungan dengan modal bantuan rasio akuntansi hanya jika mereka mengikuti
yang digunakan untuk suatu periode tertentu. metode akuntansi yang sama. misalnya jika satu
4 . Fasilitas perbandingan antar perusahaan. Analisis perusahaan mengubah penyusutan metode garis lurus
rasio menyediakan data untuk perbandingan antar sementara yang lain adalah pengisian pada metode
perusahaan. Ini mengevaluasi apakah perusahaan saldo berkurang, rasio akuntansi tidak akan ketat
dalam keadaan kuat dan lemah, terlalu berlebihan dan sebanding.
perusahaan undervalues serta perusahaan-perusahaan
sukses dan berhasil. Klasifikasi Rasio
5 . Membuat antar - perusahaan perbandingan Berbagai jenis rasio dihitung tergantung pada tujuan
mungkin. Analisis Rasio membantu perusahaan untuk yang mereka dibutuhkan . Secara garis besar, mereka
membandingkan kinerja sendiri selama periode waktu dikelompokkan dalam empat kepala :
yang membengkak sebagai kinerja divisi yang berbeda 1 . rasio likuiditas
dari perusahaan. Ini membantu dalam menentukan 2 . rasio solvabilitas
pembagian lebih efisien daripada yang lain. 3 . Turnover atau Kegiatan rasio
6 . Membantu dalam peramalan. Analisis Rasio 4 . rasio profitabilitas
membantu dalam perencanaan dan peramalan. Rasio
memberikan petunjuk mengenai tren dan masalah RASIOLIKUIDITAS
masa depan. misalnya jika penjualan suatu perusahaan
selama tahun adalah Rs. 10 lakhs dan ia rata-rata Likuiditas adalahsolvabilitasjangka pendekdari
saham terus selama Rs tahun. 2 lakhs, itu harus siap perusahaan. Yaitukemampuanperusahaanbisnis untuk
untuk menjaga stok Rs. 3 lakhs yang merupakan 20%
memenuhikewajibanjangka pendeksebagaidan
dari Rs . 15 lakhs.
ketikamereka jatuh tempo. Rasiolikuiditas, oleh karena
Keterbatasan Analisis Rasio itu,jugadisebutrasiosolvabilitasjangka pendek.
Analisis rasio merupakan teknik yang berguna untuk
mengevaluasi kinerja dan posisi keuangan dari setiap Rasioyang paling umumyang
unit bisnis tetapi tidak menderita sejumlah mengukurtingkatlikuiditasataukurangnya ituadalah:
keterbatasan. Ini harus diingat ketika menganalisis Rasio lancar / RasioCepat/Acid Test Ratio
laporan keuangan.
1 . Analisis sejarah. Analisis Rasio adalah sejarah di
sebuah pernyataan financial atas dasar rasio yang Rasio Lancar
dihitung adalah bagian dari sebuah sejarah di
perusahaan. Rasio lancarmenetapkanhubungan antaraaktiva
2 . Tingkat Harga Perubahan. Perubahan tingkat harga lancardankewajibansekarang. Ini
sering membuat perbandingan angka dari tahun-tahun mengukurkemampuanperusahaan untukmemenuhi
sebelumnya sulit. Misalnya rasio penjualan aktiva tetap
kewajibanjangkapendekdan ketika merekajatuh tempo.
pada tahun 2006 akan jauh lebih tinggi daripada tahun
2000 karena kenaikan harga, aktiva tetap yang Hal ini dihitungsebagai :

18
ukuran posisi likuiditas bisnis karena pengecualian
Current ratio = Current Assets persediaan. Ide di balik ini adalah bahwa rasio saham
Current liabilities kadang-kadang masalah karena mereka bisa sulit
untuk menjual atau menggunakan. Artinya, bahkan
melalui supermarket memiliki ribuan orang berjalan
Aktiva lancar meliputi kas dan aset lain yang dapat melalui pintu setiap hari, masih ada barang-barang di
dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun. rak-rak yang tidak menjual secepat supermarket
Aktiva lancar karena itu akan mencakup kas, bank, inginkan. Demikian pula, ada beberapa item yang akan
tongkat (bahan baku, barang dalam proses dan barang menjual dengan sangat baik. Namun demikian, ada
jadi), debitur (dikurangi dengan penyisihan), tagihan beberapa bisnis yang sahamnya akan menjual atau
piutang, surat berharga, biaya dibayar di muka, digunakan perlahan-lahan dan jika orang-orang bisnis
pinjaman jangka pendek dan uang muka dan yang diperlukan untuk menjual beberapa saham
pendapatan yang masih harus dibayar . mereka untuk mencoba untuk menutupi keadaan
Kewajiban lancar meliputi semua kewajiban yang jatuh darurat, mereka akan kecewa. Ini kita uji penetrasi lebih
tempo dengan dalam satu tahun. likuiditas dari current ratio namun harus digunakan
Kewajiban lancar meliputi kreditur, hutang tagihan, dengan hati-hati karena semua debitur mungkin tidak
biaya yang luar biasa, pendapatan diterima di muka, cair atau tunai mungkin diperlukan segera untuk biaya
rekening koran, pinjaman jangka pendek, taksiran tertentu.
pajak, dividen yang diusulkan dan dividen tidak diklaim.
Umumnya , rasio lancar 2:1 dianggap memuaskan. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yang digunakan untuk menilai
Interpretasi : Ini memberikan ukuran sejauh mana kesehatan keuangan jangka panjang dari bisnis
aktiva lancar menutupi kewajiban lancar. Semakin apapun. Solvabilitas jangka panjang berarti
tinggi rasio, semakin besar margin of safety bagi kemampuan. Perusahaan untuk memenuhi kewajiban
kreditur jangka pendek. Namun, rasio harus tidak jangka panjang pada tanggal jatuh tempo. Pemberi
menjadi sangat tinggi atau sangat rendah. Dengan pinjaman jangka panjang pada dasarnya tertarik pada
adanya ratio yang sangat tinggi, rasio lancar dua hal : pembayaran bunga secara berkala dan
menunjukkan dana menganggur, menumpuk saham, pembayaran jumlah pokok pada akhir periode
jumlah yang terkunci dalam debitur sementara rasio pinjaman. Biasanya rasio berikut dihitung untuk menilai
rendah menempatkan bisnis dalam situasi di mana itu solvabilitas keuangan jangka panjang perhatian.
tidak akan mampu membayar utang jangka pendek 1 . Debt equity ratio ;
pada waktu. 2 . Jumlah Aktiva Rasio Utang ;
Test ratio / rasio Liquid Ratio Cepat / Acid. Rasio cepat 3 . Rasio kepemilikan;
menetapkan hubungan antara aset cepat / liquid dan 4 . Coverage Ratio bunga .
kewajiban lancar. Ini mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka Rasio Utang – Ekuitas
pendeknya dan ketika mereka jatuh tempo tanpa Debt Equity Ratio mengukur hubungan antara utang
mengandalkan realisasi saham. Hal ini dihitung sebagai jangka panjang dan dana pemegang saham . Ini
: mengukur proporsi relatif dari hutang dan kesetaraan
dalam pembiayaan aset perusahaan. Hal ini dihitung
Quick ratio = Quick Assets sebagai berikut :
Current Rasio Utang- Ekuitas = pemegang dana jangka
Liabilities panjang Hutang 's / Share dimana -
Aset cepat didefinisikan sebagai aset yang dapat Pinjaman jangka - Utang jangka panjang = Surat Utang
dikonversi menjadi uang tunai segera atau cukup + Panjang
segera tanpa kehilangan nilai . Untuk menghitung aset Pemegang Saham Dana = Equity Modal Saham
cepat kita mengecualikan saham penutupan dan biaya Preference + Modal + Cadangan dan Aset
dibayar di muka dari aktiva lancar. Umumnya , rasio Surplus – fiktif
cair 1:1 dianggap memuaskan. Interpretasi : Quick ratio
dianggap lebih baik daripada rasio lancar sebagai Interpretasi : debt equity ratio yang rendah
19
mencerminkan keamanan lebih kepada kreditur jangka Proprietary rendah, di sisi lain, menunjukkan risiko
panjang. Dari sudut pandang keamanan, struktur modal parutan kepada para kreditur. Untuk menilai apakah
dengan utang kurang dan lebih ekuitas dianggap rasio memuaskan atau tidak, perusahaan harus
menguntungkan karena mengurangi kemungkinan membandingkannya dengan rasio masa lalu sendiri
kebangkrutan. atau dengan rasio perusahaan sejenis atau dengan
Sebuah rasio yang tinggi, di sisi lain, dianggap berisiko rata-rata industri.
karena dapat menempatkan perusahaan mengalami
kesulitan dalam memenuhi kewajibannya kepada pihak Berdasarkan data Ilustrasi, itu maka sebagai berikut :
luar. Namun, dari perspektif pemilik, penggunaan lebih
besar dari utang, perusahaan dapat menikmati manfaat Rs . 80.000 / Rs . 2,40,000 =
dari perdagangan ekuitas yang membantu dalam 0,33 : 1
memastikan keuntungan yang lebih tinggi bagi mereka
jika tingkat penghasilan modal yang digunakan lebih Rasio Kecukupan Bunga
tinggi dari tingkat bunga yang harus dibayar. Tetapi
dianggap berisiko dan sebagainya, dengan Rasio Kecukupan Bunga membentuk hubungan antara
pengecualian dari beberapa bisnis , rasio diresepkan laba sebelum bunga utang jangka panjang dan pajak
terbatas pada 2:1. dan bunga hutang jangka panjang. Ini mengukur
kemampuan pelunasan hutang usaha sehubungan
Rasio Aktiva Terhadap utang Utang dengan bunga tetap pada utang jangka panjang. Hal ini
biasanya dinyatakan sebagai 'beberapa kali '.
Rasio ini membentuk hubungan antara total aset dan
utang lama. Ini mengukur memperpanjang utang yang Hal ini dihitung sebagai berikut :
sedang ditutupi oleh aset . Hal ini dihitung sebagai Rasio Kecukupan Bunga = Laba bersih sebelum bunga
berikut : dan pajak / bunga utang jangka panjang

Total Assets to Debt Ratio = Total assets Interpretasi : Ini menunjukkan berapa kali bunga utang
Long-term Debt jangka panjang ditutupi oleh keuntungan yang tersedia
untuk kepentingan. Ini adalah ukuran perlindungan
Interpretasi : Rasio ini terutama menunjukkan yang tersedia bagi para kreditur untuk pembayaran
penggunaan dana eksternal dalam pembiayaan aset bunga atas pinjaman jangka panjang. Sebuah rasio
dan margin of safety kepada kreditur jangka panjang. yang lebih tinggi menjamin keselamatan utang
Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa aset telah pembayaran bunga dan juga menunjukkan
terutama dibiayai oleh dana pemilik, dan utang lama - ketersediaan surplus bagi pemegang saham.
tem yang cukup tertutup oleh aset . Rasio yang rendah
menunjukkan risiko parutan kepada kreditur karena itu Rasio Activity (atau Perputaran)
berarti aset cukup untuk kewajiban jangka panjang .
Kegiatan (atau Turnover) Rasio mengukur seberapa
Rasio proprietary baik fasilitas di pembuangan kepedulian sedang
Rasio Proprietary menetapkan hubungan antara dana digunakan. Mereka dikenal sebagai rasio perputaran
pemegang saham terhadap total aset. Ini mengukur karena mereka menunjukkan kecepatan yang aset
proporsi aset yang dibiayai oleh ekuitas. Hal ini dihitung sedang dikonversi atau diserahkan menjadi penjualan.
sebagai berikut : Sebuah seimbang tepat antara penjualan dan aset
umumnya mencerminkan aset tat sedang dikelola
Rasio Proprietary = Pemegang Saham Dana / Jumlah dengan baik. Mereka dinyatakan sebagai 'beberapa
aktiva kali'. Beberapa rasio aktivitas penting adalah :

Interpretasi : Rasio proprietary yang lebih tinggi 1 . Stock Turn- over;


menunjukkan margin keamanan yang lebih besar bagi 2 . Debitur ( Piutang ) Turnover ;
kreditur . Ini tes kemampuan dana pemegang saham 3 . Kreditor ( Hutang ) Turnover ;
untuk memenuhi kewajiban luar. Sebuah Ratio 4 . Aset Tetap Turnover ;
20
5 . Bekerja Perputaran Modal . menunjukkan jumlah kali
piutang diserahkan dan dikonversi menjadi uang tunai
Rasio Perputaran Saham (atau persediaan) dalam suatu periode akuntansi. Omset yang lebih tinggi
berarti bahwa jumlah dari debitur sedang dikumpulkan
Ini akan menciptakan hubungan antara harga pokok lebih cepat. Koleksi cepat dari debitur meningkatkan
dan rata-rata persediaan . Ini menentukan efisiensi likuiditas perusahaan. Rasio ini juga membantu dalam
dengan saham diubah menjadi penjualan selama bekerja di luar periode penagihan rata-rata sebagai
periode akuntansi dalam pertimbangan. Hal ini dihitung berikut :
sebagai :
Periode penagihan utang
Rasio saham Perputaran = Harga Pokok Penjualan / Hal ini menunjukkan periode rata-rata dimana
Rata-rata Saham penjualan kredit masih terhutang atau jangka waktu
kredit rata dinikmati oleh debitur. Hal ini menunjukkan
Dimana - Rata-rata saham = ( pembukaan + penutupan seberapa cepat uang tunai yang dikumpulkan dari
saham ) / 2 dan Beban pokok penjualan = Penjualan debitur.
Bersih - laba kotor atau Beban pokok penjualan =
membuka saham + pembelian bersih + beban langsung Ini adalah menghitung sebagai berikut :
- Penutupan saham
Debt collection period = 12 months/52 weeks/365 days
Interpretasi : Hal ini menunjukkan kecepatan yang Debtors’
persediaan diubah menjadi penjualan. Sebuah rasio turnover ratio
yang lebih tinggi menunjukkan bahwa saham adalah
menjual dengan cepat. Low rasio perputaran saham Kreditor Turnover Ratio atau Rasio Perputaran Hutang
menunjukkan bahwa saham tidak menjual dengan
cepat dan menganggur tersisa mengakibatkan Rasio ini akan menciptakan hubungan antara kredit
peningkatan biaya penyimpanan dan pemblokiran bersih pembelian dan kreditur atau hutang rata-rata. Ini
dana. Omset tinggi baik tetapi harus hati-hati ditafsirkan menentukan efisiensi dengan mana kreditur dibayar.
seperti itu mungkin karena membeli dalam partai kecil Hal ini dihitung sebagai berikut :
atau menjual cepat dengan margin rendah untuk
mewujudkan uang tunai. Dengan demikian, perusahaan Kreditor rasio turnover = pembelian kredit Bersih /
harus memiliki tidak sangat tinggi atau dokter hewan Rata-rata hutang.
rasio perputaran saham yang rendah.
Dimana rata-rata hutang = ( Kreditor Membuka dan
Debitur Turnover Ratio atau Rasio Perputaran Piutang Tagihan Hutang + Menutup Kreditor dan Tagihan
Hutang ) / 2
Ini akan menciptakan hubungan antara penjualan kredit
bersih dan debitur rata-rata atau piutang. Ini Interpretasi : Hal ini menunjukkan kecepatan dengan
menentukan efisiensi dengan mana debitur yang mana kreditur dibayar. Sebuah rasio yang lebih tinggi
dikonversi menjadi uang tunai. menunjukkan periode pembayaran yang lebih pendek.
Dalam hal ini, perusahaan harus memiliki dana yang
Hal ini dihitung sebagai berikut : cukup sebagai modal kerja untuk memenuhi kreditur.
Rasio debitur Turnover = Akun Penjualan Kredit Bersih Rasio yang lebih rendah berarti kredit diperbolehkan
/ Rata-rata Piutang oleh pemasok adalah untuk jangka panjang atau
Dimana rata-rata Piutang = ( Debitur Membuka dan mungkin mencerminkan keterlambatan pembayaran
Tagihan Piutang Debitur + Menutup dan Tagihan kepada pemasok yang bukan merupakan kebijakan
Piutang ) / 2 yang sangat baik karena dapat mempengaruhi reputasi
bisnis. Dengan demikian , perusahaan harus tidak
Catatan : Debitur harus diambil sebelum membuat memiliki sangat tinggi atau rasio yang sangat rendah .
ketentuan untuk
piutang tidak tertagih. Interpretasi : Rasio ini
21
Jangka waktu pembayaran utang / periode Setiap bisnis harus mendapatkan keuntungan yang
pengumpulan Kreditur cukup untuk mempertahankan operasi bisnis dan untuk
mendanai ekspansi dan pertumbuhan. Rasio
Hal ini menunjukkan periode rata-rata dimana profitabilitas dihitung untuk analisis kapasitas
pembelian kredit masih terhutang atau jangka waktu penghasilan bisnis yang merupakan hasil dari
kredit rata-rata penarikan. Ini menunjukkan seberapa pemanfaatan sumber daya yang digunakan dalam
cepat uang tunai yang dibayarkan kepada kreditur. bisnis. Ada hubungan yang erat antara keuntungan dan
efisiensi penggunaan sumber daya yang digunakan
Hal ini dihitung sebagai berikut : dalam bisnis yang digunakan. Ada dua jenis utama dari
Rasio profitabilitas.
Debt collection period = • Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan
12 months/52 weeks/365 days • Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi .
Debtors’ turnover
Berikut ini adalah rasio Profitabilitas penting
Rasio Fixed Assets Turnover. Rasio ini akan 1 . Rasio Laba Kotor
menciptakan hubungan antara penjualan bersih dan 2 . Rasio laba bersih
aktiva tetap bersih. Ini menentukan efisiensi dengan 3 . Rasio operasi
mana perusahaan adalah memanfaatkan aset 4 . Laba Usaha Rasio
tetapnya. 5 . Return on Investment ( ROI ) atau Return on Capital
Employed ( ROCE )
Hal ini dihitung berikut 6 . Laba per Saham
7 . Price Earning Ratio .
Aset Tetap Turnover = Penjualan bersih / Aktiva Tetap 8 . Rasio Pembayaran Dividen
Bersih Dimana Aset Tetap Bersih = Aktiva Tetap –
Penyusutan Rasio Laba Kotor atau Gross margin

Interpretasi : Rasio ini menunjukkan seberapa efisien Rasio laba kotor menetapkan hubungan antara Laba
aktiva tetap sedang digunakan. Kotor dan penjualan bersih. Ini menentukan efisiensi
Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan ' untuk dengan produksi, pembelian dan penjualan operasi
penjualan per rupee investasi dalam aktiva tetap. Rasio sedang dijalankan.
yang tinggi menunjukkan pemanfaatan yang lebih
efisien aktiva tetap. Hal ini dihitung sebagai persentase penjualan . Hal ini
dihitung sebagai berikut :
Modal Kerja Turn Over Ratio
Rasio Penjualan Terhadap Laba Kotor = Laba Kotor /
Rasio ini menetapkan hubungan antara Penjualan Bersih × 100
bersih dan modal kerja. Ini menentukan efisiensi
penggunaan modal kerja yang sedang digunakan. Hal Interpretasi : Laba Kotor adalah selisih antara
ini dihitung sebagai pengikut : Perputaran modal kerja = penjualan dan harga pokok. Marjin Laba Kotor
Penjualan Bersih / Modal kerja mencerminkan efisiensi dengan manajemen
menghasilkan setiap unit output. Hal ini juga termasuk
Interpretasi : Rasio ini menunjukkan kemampuan margin yang tersedia untuk menutupi biaya operasional
perusahaan ' untuk menghasilkan penjualan per rupee dan beban non operasional. Perusahaan dengan marjin
bekerja. Sebuah rasio yang lebih tinggi biasanya akan yang tinggi, dan memiliki Laba Kotor relatif terhadap
menunjukkan lebih efisien digunakan modal kerja , jumlah karyawan rata-rata industri bahwa perusahaan
melalui baik yang sangat tinggi maupun rasio yang mampu diproduksi relatif dengan biaya lebih rendah.
sangat rendah yang diinginkan.
Rasio Laba Bersih atau Net Margin
Rasio profitabilitas
22
mendapat margin yang cukup untuk memenuhi biaya
Rasio ini menetapkan hubungan antara laba bersih dan operasional non dengan baik untuk menciptakan
penjualan bersih. Hal ini menunjukkan efisiensi cadangan dan membayar dividen.
manajemen di bidang manufaktur , administrasi dan
menjual produk. Ini menghitung sebagai persentase Return on Capital Employed atau Return on Investment
dari penjualan . itu dihitung seperti di bawah: (ROI atau ROCE)

Rasio Laba Bersih = Penjualan Laba bersih / Net × 100 Rasio ini menetapkan hubungan antara laba bersih
sebelum bunga dan pajak dan karyawan modal. Itu
Umumnya, laba bersih mengacu Laba Setelah Pajak mengukur seberapa efisien dana jangka panjang yang
(PAT). Rasio operasi diberikan oleh kreditor jangka panjang dan pemegang
Rasio Operasi menetapkan hubungan antara biaya saham yang digunakan. Hal ini dinyatakan sebagai
operasi dan penjualan bersih. Ini menentukan efisiensi persentase.
operasional dengan produksi , pembelian dan operasi Oleh karena itu, dihitung sebagai berikut :
penjualan sedang dijalankan. Hal ini dihitung sebagai
berikut : Return on Investment = Laba sebelum Bunga dan
Pajak / Modal Kerja × 100
Rasio Operasi = ( Biaya Penjualan + Beban
Operasional ) / Penjualan Bersih × 100 Dimana modal yang digunakan = Dept + ekuitas

Beban operasional termasuk biaya kantor, biaya Atau


administrasi, penjualan, biaya dan biaya distribusi.
Interpretasi : Pengoperasian Ratio menunjukkan biaya Modal Kerja = Aktiva Tetap + Modal Kerja
operasi yang timbul dihitung untuk mengekspresikan
Biaya operasi termasuk biaya keuangan dalam Interpretasi : Ini menjelaskan pemanfaatan keseluruhan
kaitannya dengan penjualan. Sebuah konsekuensi dari dana oleh bisnis . Ini menunjukkan efisiensi bisnis
itu adalah 'Rasio Laba Usaha'. Ini membantu untuk dalam pemanfaatan dana yang dipercayakan
menganalisis kinerja bisnis dan melemparkan cahaya kepadanya oleh, pemegang saham, surat utang
pada efisiensi operasi bisnis. Hal ini sangat berguna pemegang dan kewajiban jangka panjang. Untuk
untuk antar-perusahaan serta perbandingan intra perbandingan antar perusahaan, itu dianggap
perusahaan. Rasio operasi yang lebih rendah adalah mengukur baik profitabilitas.
tanda yang sangat sehat .
Laba Per Saham
Rasio Laba Usaha
Rasio ini mengukur laba yang tersedia bagi pemegang
Laba Usaha Rasio menetapkan hubungan antara Laba saham ekuitas per saham. 1 ltb menunjukkan
Usaha dan penjualan bersih. Hal ini dapat dihitung profitabilitas perusahaan pada basis per saham. Rasio
secara langsung atau sebagai sisa rasio operasi. ini dihitung sebagai -
Earning Per Share = Laba yang tersedia bagi
Laba Usaha Rasio = Laba Operasi / Penjualan × 100 pemegang saham / Jumlah Ekuitas Saham Dalam
konteks ini, pendapatan mengacu pada keuntungan
Dimana Laba Usaha = Penjualan - Biaya Operasi yang tersedia bagi pemegang saham yang adalah
bekerja keluar sebagai Laba Setelah Pajak - Dividen
Interpretasi : Rasio Operasi menentukan efisiensi pada Saham Pilihan.
operasional manajemen . Ini membantu dalam
mengetahui jumlah keuntungan yang diperoleh dari Interpretasi : Rasio ini sangat penting dari ekuitas
transaksi bisnis biasa pada penjualan Rs . 100. Hal ini pemegang saham sudut pandang dan demikian juga
sangat berguna bagi perusahaan antar serta untuk harga saham di pasar saham. Hal ini juga
perbandingan intra perusahaan. Rasio operasi yang membantu perbandingan dengan perusahaan lain
lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan telah untuk memastikan kewajaran dan kemampuan untuk
23
membayar dividen. Tapi peningkatan Laba bersih per
saham tidak selalu menunjukkan peningkatan TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN
profitabilitas karena kadang-kadang, ketika saham
bonus yang dikeluarkan, laba bersih per saham akan Ketika datang untuk membandingkan analisis
menurun. Dalam kasus ini, earning per share horizontal dibandingkan analisis vertikal ,
menyesatkan sebagai penghasilan yang sebenarnya seseorang harus diingat bahwa analisa ratio
belum menurun. vertikal dan horizontal ini kontras pendekatan
dalam analisis laporan keuangan tetapi bersama-
sama analisa ratio keuangan ini dapat membantu
Price Earning Ratio
membawa kejelasan dan dampak yang lebih untuk
beberapa item dan hubungan yang mungkin telah
Rasio ini akan menciptakan hubungan antara harga diabaikan.
pasar per saham dan laba bersih per saham. Tujuan
dari rasio ini adalah untuk mengetahui harapan para Analisis Vertikal
pemegang saham.
Analisis vertikal menunjukkan setiap akun pada
Rasio ini dihitung sebagai – P / E Ratio = Harga pasar laporan keuangan dalam dolar dan sebagai
dari Share / Laba per Saham persentase dari item lain. Analisis vertikal neraca
menunjukkan jumlah setiap item sebagai
Interpretasi : Hal ini menunjukkan jumlah kali dari EPS persentase dari total aset. Sebuah laporan
saham sedang dikutip di pasar . Hal ini mencerminkan ' keuangan dalam format analisis vertikal dikenal
harapan tentang pertumbuhan perusahaan ' investor sebagai pernyataan ukuran umum. Laporan
produktif dan kewajaran harga pasar sahamnya . Rasio ukuran umum yang berguna untuk menunjukkan
P / E bervariasi dari industri ke industri dan perusahaan perubahan tahunan di sebuah perusahaan dan
ke perusahaan dalam industri yang sama tergantung ketika membandingkan data dari dua perusahaan
pada persepsi investor masa depan mereka. atau dengan rata-rata industri. Dua perusahaan
dalam industri yang sama bisa sangat berbeda
dalam ukuran tetapi persentase laporan ukuran
Rasio Pembayaran Dividen
umum mereka memungkinkan mereka untuk
dibandingkan satu sama lain dan juga dengan
Hal ini mengacu pada proporsi laba yang
rata-rata industri.
didistribusikan terhadap
pemegang saham. Hal ini dihitung sebagai – Analisis horizontal
Analisis horizontal pada dasarnya adalah
Dividend Payout Ratio = Dividend Per Share perbandingan tahun selama tahun laporan
Earnings Per Share keuangan rasio atau item baris. Setiap item dari
pernyataan tersebut dibandingkan dengan item
Interpretasi: Ini mengungkapkanhubungan antaraapa yang sama pada tahun sebelumnya dan dapat
yang tersediaper sahamdanapa yang dinyatakan sebagai dolar atau persentase
sebenarnyadibayarkan dalam kenaikan atau pengurangan pada laporan
bentukdividendarilabayang tersedia. Rasio keuangan komparatif. Laporan komparatif
inimencerminkankebijakandividenperusahaan. Sebuah diciptakan yang berbaris dua tahun bersama-sama
rasiopayoutyang lebih tinggimungkin berartiretensilebih untuk perbandingan. Laporan atau analisa
rendah atauposisilikuiditasmemburuk. komparatif hanya bisa menunjukkan dua
pernyataan di samping satu sama lain atau dolar
METODE PENELITIAN atau persentase perbedaan dalam setiap account
ditampilkan dalam kolom nyaman ditempatkan ,
DATA PENELITIAN biasanya di sebelah kanan kolom atau halaman.
Melihat laporan keuangan tahun terbaru berikutnya
Adapun data penelitian adalah laporan keuangan PT dengan tahun sebelumnya , atau membandingkan
MMM yang berakhir untuk tahun 20X1 sampai dengan laporan interim , memberikan analis dan
20XN. Berikut terlampir laporan neraca dan laporan perusahaan perspektif yang lebih baik tentang
Laba Rugi yang berakhir pada tahun dimaksud.
24
bagaimana kinerja perusahaan. Perubahan kecil total kewajiban dan ekuitas. Pada pernyataan berapa
dalam akun tidak akan menarik banyak perhatian, laba rugi, masing-masing item baris ditampilkan
tapi yang besar bisa menjadi bendera merah untuk sebagai persentase dari penjualan bersih.
analisa lebih lanjut. Sebuah analisis horizontal menyediakan perusahaan
dengan cara untuk membandingkan angka-angka dari
satu periode ke periode berikutnya, dengan
menggunakan laporan keuangan dari setidaknya dua
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN periode yang berbeda. Setiap item baris memiliki
sebuah entri di kolom periode berjalan dan kolom
Analisis kesehatan keuangan perusahaan periode sebelumnya. Kedua entri dibandingkan dengan
dimungkinkan dengan menggunakan analisis menampikan perbedaan dollar dan persentase
horizontal, vertikal dan rasio. Analisis horisontal perubahan antara dua periode. Berikut hasil tampilan
membandingkan dua angka, misalnya penjualan tahun untuk analisa vertkal PT MMM. Analisis
sebelumnya adalah 800 dan penjualan saat ini adalah vertikalmemungkinkaninvestor danmanajemen
1000, itu berarti bahwa ada peningkatan sebesar 25 % perusahaanuntuk melihatdalam
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Analisis dikeuanganperusahaan, denganpenekanan khusus
vertikal membantu dalam mengembangkan persentase padabagaimanaunsur laporan
beberapa basis , misalnya untuk biaya pokok penjualan keuanganbervariasiselama periodewaktu.
adalah 200 dan penjualan adalah 1000, itu berarti Jenisulasanmemerlukanketajamanakuntansi
bahwa harga pokok penjualan adalah 20 % dari danorientasidetail.Dalampengaturan perusahaan,
penjualan. Analisis rasio menentukan hubungan antara analis
dua item, misalnya apa hubungan aktiva lancar keuanganberpengalamanmengambilakuntanjuniordi
terhadap kewajiban lancar . bawah sayap merekadan mengajarkan merekadasar-
Analisis ini membantu dalam membandingkan data dasarinvestasi jangka panjang. Analisis
tahun berjalan perusahaan dengan yang sebelumnya vertikalmembutuhkan pemilihanpatokan,
atau membandingkan data perusahaan yang dipilih sepertipendapatan, sebelummembandingkanberbagai
dengan pesaing lainnya. Perbandingan pertama akan itemkeuangan---biaya danlaba bersih. Terlihat bahwa
menunjukkan tren setiap item laporan keuangan secara vertikal analysis, PT MMM berada pada kondisi
apakah itu meningkat atau menurun, ini akan cukup baik, dikarenakan persentase penurunan biaya
membantu dalam mengembangkan perkiraan masa dan peningkatan pendapatan sejalan, sehingga secara
depan perusahaan. Misalnya angka penjualan laba perusahaan menjadi cukup baik. Berikut hasil
menunjukkan tren meningkat dari 25 % pada tahun tampilan analisa horizontal untuk PT MMM pada
berjalan sehingga dapat diperkirakan bahwa penjualan komponen item Laba rugi.
untuk masa depan mungkin lebih dari 25 % dari tahun
berjalan, ini akan membantu dalam perencanaan
keuangan masa depan. Analisis komparatif juga Titikutamamelakukan analisishorizontal padalaporan
mungkin ketika angka-angka dari perusahaan yang keuangan perusahaan adalah untuk melihatbagaimana
dipilih dibandingkan dengan rata-rata industri, ini akan hal telah berubahdari satuperiode ke periode
membantu dalam mencari tahu di mana perusahaan berikutnya. Perubahan inidisebuttren
berdiri dan jika perbedaannya signifikan, alasannya dalamistilahakuntansi, dan perusahaan dapat
dapat ditemukan dan tindakan perbaikan yang memberitahubanyak tentangperusahaan yang sedang
mungkin. kita lakukan analisa dengantrendalam laporan
Dua cara yang paling sederhana untuk menganalisis keuangannya. Selainitu,
laporan keuangan perusahaan adalah secara vertikal akanmembantumenyinariangkayang
dan horizontal. Sebuah analisis vertikal menunjukkan seharusnyaberubahdengan jumlah tertentutapi
hubungan antara komponen-komponen dari satu tidak.Misalnya, jikapenjualanmeningkat sebesar
laporan keuangan, diukur sebagai persentase. Pada 20persenyang Anda harapkanlaba kotor perusahaan
neraca perusahaan, setiap aset ditunjukkan sebagai untuk mengubahdengan jumlah yang sama.
persentase dari total aset, masing-masing kewajiban Analisis horizontalmembantusebuah
atau item ekuitas ditunjukkan sebagai persentase dari perusahaanmenilaievolusiekonomidari satuperiodeke
25
yang lain. Tidak sepertianalisisvertikal, meningkatkan harga gas atau pengurangan biaya
horisontalreviewmenetapkanpatokanpadatanggal bahan.
tertentu, sepertiawal tahun. Sebagai Metode lainnya melakukan analisis laporan keuangan
contoh,analisishorisontaldapat horisontal membandingkan perbedaan persentase item
tertentu selama periode waktu. Jumlah dolar dari
membantuinvestormengukursaldo perubahan tersebut dikonversi ke persentase
kasperusahaanselama periode limatahun. Terlihat perubahan. Sebagai contoh, perubahan dalam biaya
secara kondisi analisa horizontal, PT MMM mengalami operasional dari $ 1.000 dalam waktu satu sampai $
peningkatan dalam hal pendapatan dan pengurangan 1.050 di periode dua akan dilaporkan sebagai
dalam hal penggunaan biaya atau beban, sehingga peningkatan 5 % . Metode ini sangat berguna ketika
setiap periodenya PT MMM mengalami peningkatan membandingkan perusahaan kecil hingga perusahaan
besar.
laba yang cukup baik. Berikut hasil tampilan untuk
Secara horizontal aset perusahaan meningkat pesat
analisa vertikal untuk komponen neraca PT MMM dan secara horizontal equitas perusahaan mningkat,
secara vertikal.Untukbisnis yang masih muda, tetapi tidak sebanyak peningkatan aset perusahaan, ini
analisisvertikal darilaporan labarugidapat menandakan bahwa aset yang dimilki oleh perusahaan
sangatmencerahkan. Melihatsetiap item dapat menahan semua resiko equitas yang dibebankan
padapernyataansebagai persentase secara keseluruhan.
daripenjualanmemberitahu perusahaan tepatdi mana
KESIMPULAN
setiapsendaripendapatan perusahaan mengalir.
Setelah pihak perusahaan mengetahui bahwa, mudah Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PT MMM
untuk melihat komponen2 yang menghasilkan berada pada kondisi yang cukup baik dan sangat baik,
banyakkeuntungan pada perusahaan. Dalam versidua karena secara Analisis horizontal dan analisis vertikal
tahundarianalisisini, perusahaan dapat melihat adalah bagian penting dari analisis laporan keuangan.
bagaimanakomponentelah berubah, yangmungkin tidak Sangat penting bagi investor, manajer, dan lain-lain
untuk memiliki gagasan tentang bagaimana sebuah
terlihatsampai Andamelihat merekadinyatakan
perusahaan dapat diharapkan untuk tampil di masa
dalamcara ini. Terlihat secara vertikal analisis PT MMM depan nantinya bagi PT MMM. Analisis ini mengatur
untuk komponen naraca setipa tahunnya mengalami data pada laporan saat ini dan masa lalu dengan cara
peningkatan disisi aset dan mengalami penurunan yang menunjukkan hubungan penting mengenai hal ini.
disisi equitas perusahaan. Tampilan berikut ini o Analisis vertikal menunjukkan data keuangan pada
menunjukkan perusahaan melakukan analisis laporan keuangan tahun berjalan yang lebih
horizontal terlihat sepertiuntuk kedualaporan. perusahaan tertentu dan dalam jangka waktu saat ini.
Setiap item dinyatakan sebagai persentase dari total
rekening dalam kategori dan dapat dengan mudah
Metode analisis laporan keuangan umumnya dibandingkan dengan laporan perusahaan lain.
melibatkan membandingkan informasi tertentu. Analisis o Analisis Horizontal membandingkan tahun berjalan
horisontal membandingkan item tertentu selama unsur laporan keuangan untuk item tahun sebelumnya
beberapa periode akuntansi. Misalnya, hutang dapat dan kenaikan atau penurunan dinyatakan sebagai
dibandingkan selama bulan dalam satu tahun fiskal, persentase. Hal ini membuat perbandingan dengan
atau pendapatan dapat dibandingkan selama beberapa perusahaan lain atau rata-rata industri lebih mudah.
tahun. Perbandingan ini dilakukan dalam satu dari dua o Analisis Trend membutuhkan analisis horizontal lebih
cara yang berbeda. lanjut menggunakan beberapa periode waktu dan tren
persentase dengan cara yang dapat menunjukkan tren
Metode Dolar Absolute yang berkembang.
Salah satu metode untuk melakukan analisis laporan Sejauh analisis horizontal dibandingkan analisis vertikal
keuangan horisontal membandingkan jumlah dolar dapat dianggap, kontras berbeda tetapi bersama-sama
mutlak barang-barang tertentu selama periode waktu. bentuk-bentuk analisis membantu analis dan investor
Misalnya, metode ini akan membandingkan jumlah membuat proyeksi cerdas mengenai kinerja
dolar yang sebenarnya beban usaha selama periode perusahaan di masa depan.
periode akuntansi beberapa. Metode ini sangat
berharga ketika mencoba untuk menentukan apakah DAFTAR PUSTAKA
sebuah perusahaan adalah konservatif atau berlebihan Abarbanell, J. and B. Bushee. 1997. Fundamental
dalam pengeluaran untuk barang-barang tertentu.
Analysis, Future Earnings, and Stock Prices.
Metode ini juga membantu dalam menentukan efek dari
pengaruh luar terhadap perusahaan, seperti Journal of Accounting Research 35 (1): 1-24.

26
Abarbanell, J. and B. Bushee. 1998. Abnormal Returns Separate Winners from Losers. Journal of
to a Fundamental Analysis Strategy. Accounting Research 38 (Supplement): 1-41.
Accounting Review 73: 19-45. Palepu, Krishna, Healy, Paul and Bernard, Victor
Basu, S.1977. Investment Performance of Common (2000): Business Analysis & Valuation.Thomson
Stocks in Relation to their Price- Learning. South-Western College Publishing,
Earnings Ratios: A Test of the Efficient Market Cincinnati, Ohio.
Walton, Peter (2000): Financial Statement Analysis: An
Hypothesis. Journal of Finance 32: 663-682. International Perspective. Thomson Learning Business
Bernard, V., and J. Thomas. 1990. Evidence that Stock Press, London.
Prices do not Fully Reflect the Richardson, S., and R. Sloan. 2003. External Financing
Implications of Current Earnings for Future and Future Stock Returns. Working paper,
Earnings. Journal of Accounting Research 13: 305- University of Michigan.
340 Richardson, S., R. Sloan, M. Soliman, and I. Tuna.
Bernstein, Leopold and Wild, John (1998): Financial 2002. Information in Accruals About Earnings
Statement Analysis. Theory, Application and Persistence and Future Stock Returns.
Interpretation. Irwin, McGraw-Hill, Boston, Working paper, University of Michigan.
Massachussets.
Thomas, J., and H. Zhang. 2002. Inventory Changes
Chan, K., L.Chan, N. Jagadeesh, and J. Lakonishok.
and Future Returns. Forthcoming, Review of
2001. Earnings Quality and Stock Returns:
Accounting Studies.
The Evidence from Accruals. Working paper,
National Taiwan University and University of
Illinois at Urbana-Champaign.
Fairfield, P., J. Whisenant, and T. Yohn. 2003. Accrued
Earnings and Growth: Implications for
Earnings Persistence and Market Mispricing.
The Accounting Review
Hribar, P. 2001. The Market Pricing of Components of
Accruals. Working paper, Cornell University.
Lev, B., and S. Thiagarajan. 1993. Fundamental
Information Analysis. Journal of Accounting
Research 31 (2): 190-215.
Gibson, Charles (2001): Financial Reporting and
Analysis. Using Financial Accounting
Information. Thomson Learning. South-
Western College Publishing, Cincinnati, Ohio.
International Accounting Standards Committee (2000):
International Accounting Standards Explained. John
Wiley & Sons, Ltd. New York.
Ou J., and S. Penman. 1989. Financial Statement
Analysis and the Prediction of Stock Returns.
Journal of Accounting and Economics 11 (4):
295-329.
Ou J., and S. Penman. 1989. Accounting
Measurement, Price Earnings Ratio, and the
Information-Content of Security Prices. Journal
of Accounting Research 27: 111-144.
Penman, S., and X. Zhang. 2002. Accounting
Conservatism, Quality of Earnings, and Stock
Returns. The Accounting Review 77(2): 237-
264.
Piotroski, J. 2000. Value Investing: The Use of
Historical Financial Statement Information to
27
LAPORAN LABA RUGI PT MMM
TAHUN 20XN / 20X1

20XN 20X2 20X1


20XN Dollars Percent 20X2 Dollars Percent. 20X1 Dollars Percent.

Net Sales $ 18.928 100% $ 12.173 100% $ 8.489 100%


Cost of Sales $ 6.746 36% $ 4.259 35% $ 2.924 34%
Gross Margin $ 12.182 64% $ 7.914 65% $ 5.565 66%

Operating Expenses:
Research and
Development $ 2.704 14% $ 1.663 14% $ 1.052 12%
Sales and Marketing $ 3.946 21% $ 2.465 20% $ 1.579 19%
General and Admin. $ 633 3% $ 381 3% $ 247 3%
Amortization of goodwill $ 291 2% $ 61 1% $ 23 0%
Vertical
In-process R and D $ 1.373 7% $ 471 4% $ 594 7% Analysis
Total Operating Costs $ 8.947 47% $ 5.041 41% $ 3.495 41%

Operating Income $ 3.235 17% $ 2.873 24% $ 2.070 24%

Net Gains Realized on


Invest. $ 531 3% $ - 0% $ 5 0%
Interest and Other Income $ 577 3% $ 330 3% $ 196 2%
Income Before Taxes $ 4.343 23% $ 3.203 26% $ 2.271 27%
Provision for Income
Taxes $ 1.675 9% $ 1.180 10% $ 940 11%
Net Income $ 2.668 14% $ 2.023 17% $ 1.331 16%

28
LAPORAN LABA RUGI PT MMM
TAHUN 20XN / 20X1

Current Assets: 20XN 20XN 20X2 20X2


Cash and cash equivalents 4.234 13% 913 6%
Short-term investments 1.291 4% 1.189 8%
A/R 2.299 7% 1.250 8%
Inventories 1.232 4% 658 4%
Deferred tax assets 1.091 3% 580 4%
Prepaid expenses and other 963 3% 171 1%
Total Current Assets 11.110 34% 4.761 32%

Investments 13.688 42% 7.032 47%


Restricted Investments 1.286 4% 1.080 7%
Property, Plant and Equip. 1.426 4% 825 6%

Goodwill 4.087 12% 460 3%


Lease Receivables 527 2% 500 3%
Other Assets 746 2% 235 2%
Total Assets 32.870 100% 14.893 100%

Liabilities and Shareholders Equity:


Current Liabilities:
Accounts Payable 739 2% 374 3%
Income Taxes Payable 233 1% 630 4%
Accrued Compensation 1.317 4% 679 5% Vertical Analysis
Deferred Revenue 1.386 4% 724 5%
Other Accrued Liabilities 1.521 5% 631 4%
Total Current Liabilities 5.196 16% 3.038 20%

Deferred Tax liabilities 1.132 3% - 0%


Minority Interest 45 0% 44 0%
Shareholders' Equity:
Common Stock 14.609 44% 5.731 38%
Retained Earnings 8.358 25% 5.782 39%
Accumulated other Comprehensive
Income 3.530 11% 298 2%
Total Shareholders Equity 26.497 81% 11.811 79%
Total Liablities and shareholders
Equity 32.870 100% 14.893 100%

29
LAMPIRAN
LAPORAN LABA RUGI PT MMM
TAHUN 20XN / 20X1

Current Assets: 20XN 20X2 Diff. % Diff

Cash and cash equivalents 4.234 913 3.321 364%

Short-term investments 1.291 1.189 102 9%

A/R 2.299 1.250 1.049 84%

Inventories 1.232 658 574 87%

Deferred tax assets 1.091 580 511 88%

Prepaid expenses and other 963 171 792 463%

Total Current Assets 11.110 4.761 6.349 133%

Investments 13.688 7.032 6.656 95%

Restricted Investments 1.286 1.080 206 19%

Property, Plant and Equip. 1.426 825 601 73%

Goodwill 4.087 460 3.627 788%

Lease Receivables 527 500 27 5%

Other Assets 746 235 511 217%

Total Assets 32.870 14.893 17.977 121%

Liabilities and Shareholders Equity:


Current Liabilities:

Accounts Payable 739 374 365 98%

Income Taxes Payable 233 630 (397) -63%

Accrued Compensation 1.317 679 638 94%

Deferred Revenue 1.386 724 662 91%

Other Accrued Liabilities 1.521 631 890 141%

Total Current Liabilities 5.196 3.038 2.158 71%

Deferred Tax liabilities 1.132 - 1.132 n/a

30
Minority Interest 45 44 1 2%

Shareholders' Equity: -

Common Stock 14.609 5.731 8.878 155%

Retained Earnings 8.358 5.782 2.576 45%

Accumulated other Comprehensive Income 3.530 298 3.232 1085%

Total Shareholders Equity 26.497 11.811 14.686 124%

Total Liablities and shareholders Equity 32.870 14.893 17.977 121%

LAPORAN L/R PT MMM


Tahun 20XN / 20X1

20XN Dollars 20X2 Dollars 20X1 Dollars


Net Sales $ 18.928 $ 12.173 $ 8.489
Cost of Sales $ 6.746 $ 4.259 $ 2.924
Gross Margin $ 12.182 $ 7.914 $ 5.565

Operating Expenses:
Research and Development $ 2.704 $ 1.663 $ 1.052
Sales and Marketing $ 3.946 $ 2.465 $ 1.579
General and Admin. $ 633 $ 381 $ 247
Amortization of goodwill $ 291 $ 61 $ 23
In-process R and D $ 1.373 $ 471 $ 594
Total Operating Costs $ 8.947 $ 5.041 $ 3.495

Operating Income $ 3.235 $ 2.873 $ 2.070

Net Gains Realized on Invest. $ 531 $ - $ 5


Interest and Other Income $ 577 $ 330 $ 196
Income Before Taxes $ 4.343 $ 3.203 $ 2.271
Provision for Income Taxes $ 1.675 $ 1.180 $ 940
Net Income $ 2.668 $ 2.023 $ 1.331

31
LAPORAN PT MMM
NERACA TAHUN 20XN / 20X1

Current Assets: 20XN 20X2


Cash and cash equivalents 4.234 913
Short-term investments 1.291 1.189
A/R 2.299 1.250
Inventories 1.232 658
Deferred tax assets 1.091 580
Prepaid expenses and other 963 171
Total Current Assets 11.110 4.761

Investments 13.688 7.032


Restricted Investments 1.286 1.080
Property, Plant and Equip. 1.426 825
Goodwill 4.087 460
Lease Receivables 527 500
Other Assets 746 235
Total Assets 32.870 14.893

Liabilities and Shareholders Equity:


Current Liabilities:
Accounts Payable 739 374
Income Taxes Payable 233 630
Accrued Compensation 1.317 679
Deferred Revenue 1.386 724
Other Accrued Liabilities 1.521 631
Total Current Liabilities 5.196 3.038

Deferred Tax liabilities 1.132 -


Minority Interest 45 44
Shareholders' Equity:
Common Stock 14.609 5.731
Retained Earnings 8.358 5.782
Accumulated other Comprehensive
Income 3.530 298
Total Shareholders Equity 26.497 11.811
Total Liablities and shareholders Equity 32.870 14.893

32
Dedy Suryadi

Perandan Strategi Perkembangan Kewirausahaan dan Tantangannya Dalam


Menghadapi Perekonomian di Masa Yang Akan Datang

ABSTRAK
Tujuan penelitian atau penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi kontribusi kewirausahaan secara umum terhadap
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi dan pembangunan Indonesia, serta bagaimana peran dan perkembangan
kewirausahaan dalam menghadapi tantangan perekonomian Indonesia di masa yang akan datang serta bagaimana
meningkatkan daya saing dan kualitas operasional kewirausahaan dalam menghadapi perekonomian global.
Kewirausahaan bertujuan meningkatkan daya saing, menyediakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan
kemiskinan. Perkembangan kewirausahaan terus meningkat yang sampai saat ini di Indonesia terdapat 52,6 juta usaha
mikro kecil dan menengah (Bisnis.Com, 7 Maret 2013). Perkembangan kewirausahaan yang terus meningkat harus
diimbangi dengan aspek dan strategi serta peran pemerintah yang dapat mengoptimalkan potensi kewirausahaan.
Keberhasilan pembangunan UMKM (kewirausahaan) dari aspek kualitatif menurut Nasution antara lain dicerminkan dari
meningkatnya pemahaman tentang berwirausaha dan meningkatnya kewirausahaan dan kualitas produk yang
berdampak langsung terhadap peningkatan daya saing kewirausahaan.
Globalisasi dn liberalisasi merupakan sebuah kenyataan, wirausaha masa kini tidak bisa lagi menghindar dari situasi
dan kondisi perdagangan bebas dunia, apalagi kalau ingin berperan lebih besar di perekonomian dunia. Untuk
menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan wirausaha-wirausaha yang tahan banting, punya daya saing global dan
memegang nilai-nilai luhur dan cinta pada negerinya. Mudradjad Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia tanggal 21
Oktober 2008 mengemukakan bahwa kewirausahaan terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive karena 1) tidak
memiliki utang luar negeri, 2) tidak banyak utang ke perbankan karena dianggap unbankable, 3) menggunakan input
local, 4) berorientasi ekspor.
Untuk menumbuhkembangkan dan menghadapi tantangan perlu kebijakan dan strategi dari pemerintah yang
memberikan perhatian bagi para wirausaha dalam meningkatkan daya saing dan kualitas kewirausahaan dalam
menghadapi krisis finansial global.
Hasil penelitian atau penulisan ini menjelaskan bahwa kewirausahaan memiliki kontribusi terhadap perekonomian
Indonesia terdapat faktor-faktor yang menjadi tantangan terhadap perkembangan kewirausahaan, serta faktor
kewirausahaan mempunyai peran penting dalam peningkatan kapabilitas kewirausahaan di Indonesia.

Kata Kunci : Kewirausahaan, Perkembangan, Tantangan, Strategi dan Kebijakan

33
Tabel 1
1. Pendahuluan Kontribusi Jenis Usaha Terhadap PDB
Kewirausahaan untuk meningkatkan daya Tahun Usaha Usaha
saing dengan tujuan meningkatkan daya saing, Menengah Besar
menyediakan lapangan kerja, mengurangi
2006 53,49% 46,51%
pengangguran dan kemiskinan. Kewirausahaan
diredifinisi sebagai “gairah mengembangkan bisnis 2007 53,60% 46,40%
baru”. Bisnis yang dikembangkan bisa berupa
independen yang dimiliki oleh seseorang atau lebih Sumber : Statistik UKM Kementerian UKM dan
wirausaha, atau bisa juga yang dikembangkan Koperasi
dalam perusahaan tempatnya bekerja. Kebijakan Kewirausahaan dirasakan semakin penting
kewirausahaan adalah salah satu bentuk intervensi peranannya dalam pengembangan perekonomian
pemerintah yang berperanan positif dalam nasional. Kewirausahaan efektif untuk
pengembangan kewirausahaan, yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
memberi perhatian pada wirausaha yang sudah kontribusinya pada peningkatan pertumbuhan
jadi, tetapi juga kepada wirausaha yang lain yang perekonomian sekaligus pemerataan pertumbuhan
dengan serius sedang mempertimbangkan untuk ekonomi. Negara-negara yang perekonomiannya
memulai suatu usaha. sedang tumbuh seperti China dan India adalah
Untuk menjadi wirausaha perlu mempunyai contoh negara yang punya jutaan wirausaha yang
modal dasar yang kuat, konsep dan strategi dalam tangguh dan berdaya saing global.
menghadapi situasi sulit untuk dapat bersaing Wirausaha saat ini tidak bisa lagi menghindar
dalam menghadapi tantangan terutama dalam dari situasi dan kondisi perdagangan bebas dunia,
perekonomian saat ini maupun yang akan dating. apalagi kalau ingin berperan lebih besar di
Wirausaha saat ini tidak bisa lagi menghindar dari perekonomian dunia. Wirausaha perlu akses pasar
situasi dan kondisi perdagangan bebas dunia, sebesar-besarnya ke pasar dunia, dan sebaliknya
apalagi kalau ingin berperan lebih besar juga dituntut oleh pelaku usaha global untuk
diperekonomian dunia. Wirausaha perlu akses membuka pasar domestik, oleh karena itu upaya
pasar sebesar-besarnya ke pasar dunia, dan dalam peningkatan kapabiltas wirausaha dalam
sebaliknya juga dituntut oleh pelaku usaha global peningkatan kemampuan kewirausahaan dengan
untuk membuka pasar domestik, karena eksistensi peningkatan kemandirian, kemampuan bisnis dan
dan peran wirausaha pada tahun 2007 mencapai jiwa kepemimpinan dalam sektor kewirausahaan,
mencapai 49,84 juta unit usaha dan merupakan sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya
99,99% dari pelaku usaha nasional, dalam tata saing dan kualitas kewirausahaan.
perekonomian nasional sudah tidak diragukan lagi Mudradjad Kuncoro (dalam Nunuy Nur Afiah,
dengan melihat kontribusinya dalam penyerapan 2009) mengatakan bahwa dua langkah strategis
tenaga kerja, pembentukan Produk Domestik Bruto yang bisa diusulkan untuk pengembangan
(PDB) Nasional, nilai ekspor nasional, dan kewirausahaan, yaitun demand pull strategy dan
investasi nasional. supply push stratetgy. Demand pull strategy
Pada tahun 2006 peran wirausaha terhadap mencakup stratetgi perkuatan sisi permintaan,
penciptaan PDB nasional mempunyai kontribusi yang bisa dilakukan dengan perbaikan iklim bisnis,
yang besar yaitu 53,49% dan selebinya adalah fasilitasi mendapatkan HAKI (paten), fasilitasi
usaha besar yaitu sebesar 46,51%, sedangkan pemasaran domestik dan luar negeri, dan
pada tahun 2007 peran wirausaha terhadap menyediakan peluang pasar. Langkah startegis
penciptaan PDB nasional sebesar 53,60% lainnya adalah supply push strategy yang
dibanding tahun 2006, seperti dalam table di mencakup strategi pendorong sisi penawaran. Ini
bawah ini : bisa dilakukan dengan ketersediaan bahan baku,
dukungan permodalan, bantuan
tekhnologi/mesin/alat, dan peningkatan
kemampuan SDM, dari dua strategi tersebut
diperlukan perumusan dalam pengembangan
34
kewirusahaan nasional dengan mengedepankan yang timbul untuk mendapatkan keuntungan
peran wirausaha selaku kewirausahaan, oleh yang lebih besar.
karenanya rekomendasi pengembangan Kewirausahaan dan wirausaha didefinisikan
kewirusahaan dimulai dengan merumuskan berbeda-beda. Wirausaha adalah orang yang
pemikiran tentang hakiki kewirausahaan. melakoni kewirausahaan, pada banyak literature,
Berdasarkan pendahuluan di atas, penulis kata “wirausaha” digunakan untuk menyebut
tertarik untuk mengemukakan hal-hal berikut ini seseorang yang berniat meluncurkan usaha baru
dalam makalah yang ditulis : dan bersedia bertanggung jawab penuh atas asil
1. Bagaimana peran dan strategi perkembangan yang akan dicapainya. Jean Batiste Say, seorang
kewirusahaan dan tantangannya dalam ekonom French menggunakan istilah entrepreneur
menghadapi perekonomian di masa yang pada abad ke – 19 untuk mendefinisikan
akan datang ? seseorang yang membuat usaha baru, khususnya
2. Bagaimana kewirausahaan dapat kontrakstor, yang bertindak menjembatani modal
meningkatkan daya saing dan kualitas dana dan tenaga kerja.
kewirausahaan ? Pada buku The five Arrows of
Entrepreneurship (Joewono 2011), meredefinisi
kewirausahan atau entrepreneur sebagai gairah
2. Tinjauan Pustaka untuk mengembangkan bisnis baru. Bisnis yang
Di tinjau dari UKM, usaha kecil didefinisikan dikembangkan bisa berupa bisnis independen baru
sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh yang dimiliki oleh satu atau lebih wirausaha. Tetapi
perseorangan atau rumah tangga maupun suatu bisa juga bisnis baru yang dikembangkan dalam
badan bertujuan untuk memproduksi barang atau perusahaan tempatnya bekerja. Gairah
jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mengembangkan bisnis baru diperusahaan yang
mempunyai omzet penjualan sebesar 1 (satu) sudah ada disebut corporateentrepreneurship,
miliar rupiah atau kurang. Sementara usaha disingkat corpreneurship. Kalau gairah
menengah didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi pengembangan bisnis baru tersebut diterapkan
yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah untuk kegiatan kemasyarakatan, disebut social
tangga maupun suatu badan bertujuan untuk entrepreneurship. Bila gairah pengembangan
memproduksi barang atau jasa untuk bisnis baru tersebut dipahami dan dilaksanakan
diperniagakan secara komersial dan mempunyai oleh aparatur pemerintah, disebut sebagai
omzet penjualan lebih dari 1 (satu) miliar. government entrepreneurship.
Istilah kewirausahaan secara filosofis berarti Banyak text book yang telah mendefinisikan
kemampuan dalam berpikir kreatif berperilaku cirri-ciri kewirausahaan dari berbagai aspek,
inovatif yang dijadikan dasar atau penggerak semisalnya gender, produk yang dihasilkan, usia,
dalam menghadapi tantangan hidup. Setidaknya serta profil psikologis, seperti yang ditulis oleh
ada 3 pengertian tambahan dari kewirausahaan, (Griffin dan Ebert 2005; Boone 2007) dalam
yaitu : (Nunuy Nur Afiah 2009), yang dapat diringkas
1 Tanggapan terhadap peluang usaha sebagai berikut :
terungkap dalam seperangkat tindakan 1. Mempunyai hasrat untuk selalu bertanggung
sehingga membuahkan hasil berupa jawab bisnis dan social
organisasi usaha yang melembaga, produktif, 2. Komitmen terhadap tugas
dan inovatif. 3. Memilih resiko yang moderat
2 Semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan 4. Merahasiakan kemampuan untuk sukses
seseorang dalam menangani usaha atau 5. Cepat melihat peluang
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, 6. Orientasi ke masa depan
menciptakan, dan menerapkan kerja, 7. Selalu melihat kembali prestasi masa lalu
teknologi, dan produk baru. 8. Memiliki skill dalam organisasi
3 Kemampuan untuk mengelola aktivitas usaha, 9. Toleransi terhadap ambisi
mulai dari proses merencanakan, 10. Fleksibilitas tinggi
melaksanakan, hingga menanggung resiko
35
Konteks kewirausahaan meliputi dimensi yang dan keberanian untuk mengambil resiko,
luas dari faktor-faktor ekonomi, sosial, dan budaya. mendorong pemerintah, pebisnis, orang tua,
Ketersediaan sumber daya seperti financial, guru, dan pelajar untuk lebih menghargai
perlindungan hak milik intelektual, dan keahlian kewirausahaan dari segi sosial maupun
khusus adalah penting bagi perekonomian suatu ekonomi, dan merancang program pelatihan
Negara. Ketersediaan informasi yang spesifik untuk mendorong sensitivitas pada
dapat menentukan apakah wirausaha tersebut kewirausahaan.
mampu menangkap kesempatan yang terbuka Peningkatan daya saing kewirausahaan perlu
(Aldrich dan Fiol 1994; Shame dan Venkatarman terus dikembangkan sejalan dengan
2000). perkembangan era globalisasi dan tuntutan dalam
Perhatian besar pada kewirausahaan antara rangka pelaksanaan otonomi daerah. Masalah
lain tergambar pada World Entrepreneurship krusial yang banyak dikeluhkan pelaku bisnis tanpa
Forum ketiga di Lyon, Perancis pada November kecuali kewirausahaan adalah munculnya berbagai
2010 menghasilkan rekomendasi yang diberi judul peraturan-peraturan baru yang kurang memberikan
“Shaping the World of 2050: The Entrepreneurial ruang bagi kewirausahaan. Pemerintah perlu
Impact”. Beberapa rekomendasi dari forum melakukan revitalisasi arah kebijakan, strategi
tersebut adalah : sampai kepada program-program pemberdayaan.
1 Percepatan pengembangan perusahaan Arah kebijakan yang dapat ditempuh meliputi :
inovatif dan high-growth. Kewirausahaan bisa 1 Mengembangkan kewirausahaan untuk
ditingkatkan dengan penyelenggaraan memberikan kontribusi yang signifikan
pertemuan para wirausaha sukses di seluruh terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan
dunia, mendukung perspekstif internasional lapangan kerja, dan peningkatan daya saing,
mereka, dan menciptakan kondisi saling sedangkan pengembangan kewirausahaan
berbagi pengalaman serta mengembangkan untuk memberikan kontribusi dalam
jejaring global incubator high-growth. peningkatan pendapatan pada kelompok
Penyelenggaraan temu bisnis perusahaan masyarakat berpendapatan rendah.
multinasional dengan para wirausaha juga 2 Memperkuat kelembagaan dengan
akan efektif untuk mendorong kewirausahaan. menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
2 Mendorong kewirausahaan “Base of the pemerintahan yang baik (good governance)
Pyramid (BoP)”.kewirausahaan bisa dan berwawasan gender.
ditumbuhkembangkan dengan mempercepat 3 Memperluas basis dan kesempatan berusaha
perubahan mindset warga miskin, menyusun serta menumbuhkan wirausaha baru
kebijakan pemerintah yang kondusif dan berkeunggulan untuk mendorong
menciptakan kluster dan inkubator melalui pertumbuhan, peningkatan ekspor dan
BoP. penciptaan lapangan pekerjaan.
3 Mempromosikan lingkungan yang mendorong 4 Mengembangkan kewirausahaan untuk makin
kewirausahaan di daerah. Kewirausahaan bisa berperan sebagai penyedia barang dan jasa
ditingkatkan melalui pengembangan pada pasar domestik yang semakin berdaya
kerjasama riset dengan berbagai pihak terkait, saing dengan produk impor, khususnya untuk
mengangkat duta wirausaha dengan kepala memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.
daerah sebagai motor utama, dan Kebijakan kewirausahaan juga bertujuan untuk
menyediakan fasilitas ritel dengan biaya mendorong terciptanya governance yang lebih
rendah. baik, tentu saja tidak semua kebijakan publik yang
4 Mengedukasi wirausaha dunia. Edukasi membentuk konteks kewirausahaan dan
wirausaha bisa dioptimalkan antara lain ketersediaan wirausaha potensial dapat
dengan merancang sistem akreditasi dan digolongkan sebagai kebijakan kewirausahaan.
mode pengajaran yang dibutuhkan untuk Kebijakan pendidikan, misalnya dapat
mempercepat terciptanya wawasan mempengaruhi motivasi berbisnis, pengetahuan,
kewirausahaan, mengembangkan cara keahlian, dan terbentuknya jejaring yang
pembelajaran baru yang mendorong kreatifitas bermanfaat bagi pelajar atau mahasiswa untuk
36
kelak menjadi wirausaha. Kebijakan makro Memandang jauh ke depan, seorang
ekonomi, misalnya dapat mempengaruhi wirausaha harus mampu menangkap berbagai
ketersediaan modal jangka pendek dan kondisi peluang dan tantangan. Banyak peluang, baik
perdagangan internasional yang juga lokal, regional maupun internasional dapat
mempengaruhi gairah mengembangkan bisnis dimanfaatkan oleh kewirausahaan dalam
baru dalam konteks kewirausahaan. Diperlukan memajukan usahanya. Dalam kaitan tersebut
beragam masukan dari sistem hukum, budaya, memang harus bermitra dan menjalin hubungan
kelembagaan, kebijakan perekonomian dan bisnis dengan berbagai pihak agar usahanya dapat
pendidikan yang kondusif untuk kewirausahaan. berkembang dengan baik. Terkait pentingnya
(Rosenberg dan Birdzell 1986; North 1984). kemitraan usaha dalam lingkungan global, (Kenici
Ohmae, 2005) dalam bukunya yang terkenal The
3. Metode Penelitian Next Global Stage, tantangan dan peluang di dunia
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam tidak mengenal batas kewilayahan,
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai mengemukakan bahwa kita hidup dalam dunia
cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat yang benar-benar terjalin dan saling bergantung,
dikumpulkan pada setting alamiah, pada disatukan oleh perekonomian global.
laboratorium, pada suatu seminar, diskusi, dan Dalam tata dunia mendatang, akankah kita
lain-lain. Bila di lihat dari sumber datanya, maka dapat bertahan menjadi kalah atau mungkin jadi
pengumpulan data dapat menggunakan sumber pemenang. Semua jawaban itu ada pada kita. Kata
primer dan sumber sekunder. Sumber primer kunci itu menurut (Kenichi Ohmae, 2005 dan Attali,
adalah sumber data yang langsung memberikan 1993) “ asalkan kita mau hidup terbuka, tidak
data kepada pengumpul data, dan sumber sendirian, saling bergantungan dan bekerjasama”.
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung Apalah yang dikemukakan oleh kedua futurology
memberikan data kepada pengumpul data. tersebut artinya bahwa usaha perlu saling
(Sugiyono 2010). berhubungan atau saling bermitra, melalui
Metode penelitian menggunakan metode kemitraan satu dengan yang lain akan memperkuat
deskriptif kualitatif dengan pendekatan jiwa kemandirian pada berbagai lini dan sektor
rasionalistik. Metode kualitatif rasionalistik ini usaha.
didasarkan atas pendekatan holistik berupa suatu Krisis global dunia telah menggagalkan,
konsep umum (grand concept) yang diteliti pada bahkan membangkrutkan banyak bisnis di dunia.
objek tertentu (specific object), yang kemudian Di tengah krisis global yang melanda dunia pada
mendudukkan kembali hasil penelitian yang tahun 2008 – 2009, Indonesia menjadi salah satu
didapat pada konsep umumnya. Paradigma Negara korban krisis global, walaupun kita telah
penelitian kualitatif diantaranya diilhami falsafah belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa sektor
rasionalisme yang menghendaki adanya kewirausahaan (UKM) tahan krisis, namun tetap
pembahasan holistik, sistemik, dan saja harus ada kewaspadaan akan dampak krisis
mengungkapkan makna dibalik fakta empiris ini terhadap sektor kewirausahaan (UKM),
sensual. Secara epistemologis, metodologi Mudradjad Kuncoro (dalam Nunuy Nur Afiah,
penelitian dengan pendekatan rasionalistik 2009) mengatakan ada 7 (tujuh) tantangan yang
menuntut agar objek yang diteliti tidak dilepaskan harus dihadapi kewirausahaan dalam era krisis
dari konteksnya atau setidaknya objek diteliti global, yaitu :
dengan fokus tertentu, tetapi tidak mengeliminasi 1. Tidak adanya pembagian tugas yang jelas
konteksnya. (Moleong 2007). antara bidang administrasi dan operasi.
Pengumpulan data menggunakan pendekatan Kebanyakan kewirusahaan dikelola oleh
studi literature. Literature yag diperiksa meliputi perorangan yang merangkap sebagai pemilik
buku teks, artikel media massa, dan penelusuran sekaligus pengelola perusahaan, serta
literatureon-line. memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan
kerabat dekatnya.
2. Akses industry kecil terhadap lembaga kredit
4. Pembahasan formal rendah, sehingga mereka cenderung
37
menggantungkan pembiayaan usahanya dari mengatasi masalah pengangguran. Peran
modal sendiri atau sumber lain, seperti kewirausahaan di Indonesia semakin terasa ketika
keluarga, kerabat, pedagang perantara, terkena dampak krisis moneter pada pertengahan
bahkan rentenir. tahun 1997. Ketika itu, sebagian besar usaha
3. Sebagian besar usaha kecil ditandai dengan besar larut dan menggantungkan hidupnya dari
belum dipunyainya status badan hukum. pinjaman dan bantuan luar negeri, sebaliknya
Mayoritas kewirausahaan merupakan UKM yang hidupnya sangat tergantung pada
perusahaan perorangan yang tidak berakta sumber daya lokal justru menikmati adanya kristis
notaries. moneter. Tanpa UKM dapat dibayangkan
4. Tren nilai ekspor menunjukkan betapa sangat Indonesia terus terpuruk dan mungkin bisa
berflutuatif dan berubah-ubahnya komoditas berlanjut menjadi Negara yang tidak stabil. Dalam
ekspor Indonesia. penyerapan tenaga kerja kontribusi UKM tidak
5. Pengadaan bahan baku, masalah terbesar perlu diragukan, kalau pada tahun 2004 mampu
yang dihadapi dalam pengadaan bahan baku menyerap sekitar 80,45 juta orang tenaga kerja
adalah mahalnya harga, terbatasnya atau sekitar 96,23% dari total angkatan kerja yang
ketersediaan, dan jarak yang relatif jauh. Ini ada, maka pada tahun 2009 mampu menyerap
karena bahan baku bagi pelaku usaha sekitar 96,2 juta orang atau 97,30%. Bahkan
menengah dan kecil yang berorientasi ekspor dalam pembentukkan PDB, peran kewirausahaan
sebagian besar dari luar daerah usahaan semakin signifikan, yakni meningkat dari 55,6%
tersebut berlokasi. pada tahun 2008 menjadi 59,62% pada tahun
6. Masalah utama yang dihadapi dalam 2009.
memenuhi kebutuhan tenaga kerja adalah Arah Kebijakan Pengembangan Kewirausahaan
tidak terampil dan mahalnya biaya tenaga Peningkatan daya saing kewirausahaan perlu
kerja. Regenerasi perajin dan pekerja terampil terus dikembangkan sejalan dengan
relative lambat. Akibatnya, di banyak sentra perkembangan era globalisasi dan tuntutan dalam
ekspor mengalami kelangkaan tenaga terampil rangka pelaksanaan otonomi daerah. Masalah
untuk sektor tertentu. krusial yang banyak dikeluhkan pelaku bisnis
7. Dalam bidang pemasaran, masalahnya terkait tanpa kecuali UKM adalah munculnya berbagai
dengan banyaknya pesaing yang bergerak peraturan-peraturan baru, peraturan-peraturan ini
dalam industry yang sama, relative minimnya kurang memberikan ruang bagi UKM untuk
kemampuan bahasa asing sebagai suatu berkembang. Birokrasi administrasi yang berbelit
hambatan dalam melakukan negoisasi, dan dan tumpang tindih peraturan menjadi tantangan
penetrasi pasar di luar negeri. harus kita atasi ke depan. Pemerintah perlu
Dari hal tersebut di atas diperlukan langkah melakukan revitalisasi arah kebijakan, strategi
dan upaya dalam peran dan strategis sampai kepada program-program pemberdayaan
kewirausahaan dalam perkembangannya saat ini kewirausahaan. Arah kebijakan yang dapat
dan akan dating dalam menghadapi tantangan ditempuh meliputi :
terutama dalam perekonomian global, dengan (1) Mengembangkan kewirausahaan untuk
melakukan penguatan pada multi aspek memberikan kontribusi yang signifikan
kewirausahaan. terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan
A. Peran dan Strategis Kewirausahaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing.
Sebagai bagian dari pengembangan Sedangkan pengembangan kewirausahaan
kewirausahaan, perkembangan UKM perlu terus untuk memberikan kontribusi dalam
didorong. Kehadiran dan eksistensi peningkatan pendapatan pada kelompok
kewirausahaan telah mendapatkan pengakuan di masyarakat berpendapatan rendah.
dunia, tanpa kecuali di Indonesia. Hampir semua (2) Memperkuat kelembagaan dengan
negara menyadari akan posisi dan peran penting menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
kewirausahaan, bukan saja sebagai mesin pemerintahan yang baik (good governance)
pertumbuhan ekonomi atau “engine of economic dan berwawasan gender terutama untuk :
growth”, tetapi juga sangat penting untuk
38
a. Memperluas akses kepada sumber (Timmon, Smollen dan Dingee, 1985) adalah
permodalan khususnya perbankan; :
b. Memperbaiki lingkungan usaha dan 1. Memiliki kreatifitas yang melahirkan
menyederhanakan prosedur perijinan; inovasi, sehingga mampu menciptakan
c. Memperluas dan meningkatkan kualitas nilai tambah.
institusi pendukung yang menjalankan 2. Kemampuan melihat peluang usaha,
fungsi intermediasi sebagai penyedia mengetahui atau memahami sebelumnya
jasa pengembangan usaha, teknologi, tentang seluk beluk usaha yang akan
manajemen, pemasaran dan informasi. dilaksanakan, pengetahuan tersebut
(3) Memperluas basis dan kesempatan berusaha didasarkan pada pengalaman dan
serta menumbuhkan wirausaha baru kemampuan melihat peluang usaha yang
berkeunggulan untuk mendorong didukung oleh ketersediaan sumberdaya
pertumbuhan, peningkatan ekspor dan dan pasar.
penciptaan lapangan pekerjaan terutama 3. Keberaniannya menanggung resiko
dengan : kerugian yang memungkinkan mereka
a. Meningkatkan perpaduan antara tenaga bisa memperkirakan jenis dan besar
kerja terdidik dan terampil dengan adopsi resiko yang akan timbul.
penerapan teknologi; 4. Kemampuan manajerial yang
b. Mengembangkan kewirausahaan melalui menghasilkan efisiensi sumberdaya yang
pendekatan klaster dan pengembangan relatif, dalam hal perencanaan dan
produk unggulan dengan pendekatan kemampuan dalam merencanakan
One Village One Product (OVOP) di kegiatan bisnisnya.
sector agribisnis dan agroindustri serta Seorang wirausaha hendaknya tidak gentar
potensi lokal lainnya; dan terus bertekad maju dengan terus ‘mengayun
c. Mengembangkan kewirausahaan untuk pedal sepeda’ ketika tantangan menghadang.
makin berperan dalam proses Pada kondisi seperti ini maupun yang akan
industrialisasi, perkuatan keterkaitan datang wirausaha perlu diberi motivasi atau
industri, percepatan pengalihan memotivasi dirinya sendiri bahwa ada capaian
teknologi, dan peningkatan kualitas besar di depan yang menanti permasalahannya
SDM; bisa diatasi. Looking-Up merupakan langkah
d. Mengintegrasikan pengembangan usaha melihat ke depan sambil terus menatap ke atas.
dalam konteks pengembangan regional, Wirausaha baru bisa disebut berhasil melewati
sesuai dengan karakteristik pengusaha tahapan Looking-Up dan masuk ke tahapan Day
dan potensi usaha unggulan di setiap Dreaming ketika persoalannya sudah tertangani
daerah dan sudah berani berangan-angan lagi untuk
(4) Mengembangkan kewirausahaan untuk mengembangkan bisnis baru.
makin berperan sebagai penyedia barang B. Strategi Pengembangan Kewirausahaan
dan jasa pada pasar domestik yang semakin Arah kebijakan pemerintah dan
berdaya saing dengan produk impor, pengembangan kewirausahaan pada intinya
khususnya untuk memenuhi kebutuhan ditujukan untuk mengejar
masyarakat banyak. pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
Untuk dapat memaksimalkan peran penyerapan tenaga kerja, peningkatan daya
kewirausahaan dan diharapkan dapat saing dan penanggulangan kemiskinan serta
mendorong pertumbuhan kewirausahaan termasuk pengembangan usaha yang ramah
mengacu pada kondisi dan keadaan dalam terhadap lingkungan. Oleh karena itulah,
perekonomian di masa yang akan datang, strategi pengembangan kewirausahaan
perlu diperhatikan beberapa kriteria haruslah diwujudkan seperti hal tersebut
kewirausahaan untuk dapat berhasil dan diatas.
sukses seperti yang dikemukakan oleh 1. Menumbuhkan iklim usaha yang
kondusif, ditujukan untuk memberikan
39
kesempatan yang sama kepada trading board perlu terus dikembangkan,
masyarakat dan pelaku usaha dalam mulai dari tingkat kabupaten/kota,
mengembangkan usahanya, termasuk propinsi, pusat dan di luar negeri.
akses kepada sumberdaya produktif. 4. Meningkatkan kewirausahaan dan
Penekanan lebih banyak ditujukan dalam kemampuan usaha, terutama dalam hal
aspek regulasi dan deregulasi. Peraturan semangat kewirausahaan. Rendanya
perundang-undangan yang dipandang kewirausahaan dapat dilihat dari
masih dibutuhkan untuk pengembangan kurangnya kreativitas dan inovasi serta
kewirausahaan. keberanian dalam pengambilan
2. Meningkatkan akses pada sumberdaya keputusan. Secara umum,
finansial yang merupakan masalah kewirausahaan Indonesia memiliki
klasik, namun setelah ditelaah masalah ketergantungan pada program
utamanya bukanlah terletak pada pemerintah. Hal ini tampak nyata
permodalan semata melainkan terkait sebelum Indonesia terkena krisis
dengan pasar yang tidak ada, dan moneter, banyak usaha menengah dan
barang yang diproduksi dalam jumlah besar tidak mampu meneruskan
yang kecil sehingga tidak terjual. bisnisnya karena terlilit hutang luar
Pemerintah juga harus terus negeri, baik hutang modal dan bahan
mengalokasikan sebagian APBN/APBD baku impor. Ke depan kita harus mampu
untuk perkuat UKM/kewirausahaan guna mengembangkan wirausaha-wirausaha
meningkatkan kemampuannya dalam yang tangguh yang berbasis pada
melayani kebutuhan pendanaan bagi sumberdaya lokal atau resources based,
pelaku usaha, selain itu meningkatkan mendorong wirausaha dari kelompok
peranan Lembaga Pengelola Dana UKM yang berbasiskan pada ilmu
Bergulir (LPDB) dalam menggulirkan pengetahuan dan teknologi, dan
berbagai bantuan perkuatan kepada para mengembangkan ekonomi industri kreatif
wirausaha. khususnya yang berbasiskan pada
3. Meningkatkan akses pasar, melalui warisan bangsa. Untuk pengembangan
peningkatan kualitas, desain, dan harga kewirausahaan ini, pemerintah
yang bersaing karena maslah ini seharusnya terus mendorong
berdampak pada kecilnya pemasaran pengembangan inkubator bisnis, baik di
produk UKM baik di pasar domestik dan perguruan tinggi maupun melalui peran
internasional. Mengatasi permasalahan dunia usaha besar. Selain itu
pemasaran perlu ada penyederhanaan pengembangan modal ventura perlu
regulasi, pelatihan keterampilan dan lebih digalakkan agar para pengusaha-
manajemen untuk meningkatkan pengusaha baru dapat kemudahan
kemampuan para wirausaha dalam akses permodalan awal melalui modal
memproduksi produk berkualitas dan ventura.
sesuai dengan kebutuhan konsumen. 5. Pemberdayaan UKM yang merupakan
Disamping pelatihan, temu bisnis dan bagian terbesar pelaku usaha nasional
negoisasi hambatan non tariff di pasar sangat penting diprioritaskan guna
luar negeri, serta eksibisi di dalam dan mendorong kegiatan usaha ekonomi di
luar negeri perlu terus digalakkan dalam sektor informal yang berskala mikro,
rangka memperkenalkan produk yang terutama yang masih berstatus keluarga
dihasilkan para wirausaha. Pada sisi lain, miskin melalui peningkatan kapasitas
pengembangan lembaga pendukung usaha, keterampilan, perlindungan, dan
pemasaran produk seperti revitalisasi pembinaan usaha.
pasar tradisional, trading haouse atau Dengan bercermin dari tantangan dalam
rumah dagang dan pusat-pusat uasaha, maka para wirausaha harus lebih
pemasaran produk lainnya seperti giat melakukan langkah-langkah inovatif dan
40
kreatif. Sebab hanya dengan melakukan Tabel 2
berbagai terobosan yang bersifat inovatif Key Indikator Pengelolaan Usaha
kreatif kesuksesan usaha dapat dicapai. 1. Personil
Proses penerapan kemampuan berinovatif 2. Fasilitas fisik
dan kreatif menurut Kuratko dalam 3. Akuntansi
(Tedjasutisna, 2001) ada 4 (empat) jenis : 4. Keuangan
1. Invensi (penemuan); 5. Pengurusan barang dagangan
2. Eksistensi (pengembangan/perluasan); 6. Penjualan
3. Duplikasi (penggandaan); 7. Advertensi
4. Sintesis (kombinasi/formulasi baru). 8. Resiko
Wirausaha dapat mendayagunakan segala 9. Penyelenggaraan sehari-hari
sumber daya yang dimiliki, dengan proses
yang kreatif dan inovatif menjadikan para
wirausaha siap menghadapi tantangan krisis Untuk itu para pelaku ekonomi tersebut
ekonomi atau perekonomian di masa yang melakukan berbagai cara peran dan strategi
akan datang. Beberapa peran dan yang telah disebutkan diatas untuk
strategikewirausahaan dalam mengatasi memenangkan persaingan dan menghadapi
tantangan adalah : tantangan pada era globalisasi ekonomi saat
1. Memiliki daya pikir kreatif yang meliputi : ini maupun di masa yang akan datang. Dalam
a. Selalu berpikir secara visionaries (Cullen, 1998) menyatakan keberhasilan para
(melihat jauh ke depan) sehingga wirausaha dalam persaingan ditentukan oleh
memiliki perencanaan tidak saja kemampuan kewirausahaan mereka dan
jangka pendek, namun bersifat bagaimana mereka mempraktekkannya.
jangka panjang (strategik). Strategi kewirausahaan yang paling sering
b. Belajar dari pengalaman orang lain, dipraktekkan antara lain adalah ekspor,
kegagalan, dan dapat terbuka lisensi, aliansi strategi, usaha patungan, dan
menerima kritik dan saran untuk investasi langsung.
masukan pengembangan usaha Jika berbicara tentang ekonomi global
kewirausahaan. pada umumnya pertanyaan yang sering
2. Bertindak inovatif, yaitu : mengemuka adalah apakah Indonesia akan
a. Selalu berusaha meningkatkan mampu menghadapi tantangan dan
efisiensi, efektifitas, dan produktifitas meningkatkan peran kewirausahaan, maka
dalam setiap aspek kegiatan usaha. perlu adanya peran pemerintah untuk dapat
b. Meningkatkan kewaspadaan dalam bersama-sama dengan para pelaku usaha
menghadapi persaingan bisnis. khususnya kewirausahaan dalam mengatasi
3. Berani mengambil resiko dan dan menghadapi tantangan di era globalisasi
menyesuaikan profil resiko serta pada perekonomian di masa yang akan
mengetahui resiko dan manfaat dari suatu datang. Hal yang perlu diperhatikan adalah
bisnis. Kewirausahaan harus memiliki sebagai berikut :
manajemen resiko dalam segala aktivitas 1. Peran potensi kewirausahaan
usahanya. ditingkatkan ;
Sementara untuk mengatasi tantangan Pemerintah perlu meningkatkan
yang ada di di para wira usaha diperlukan keberpihakan pada pemberdayaan para
langkah-langkah pendukung manajemen pelaku usaha/kewirausahaan sehingga
dalam aspek penataan manajemen mampu menguasai pasar global dan
kewirausahaan. Beberapa aspek pengelolaan dapat meningkatkan daya saing dan
manajemen yang harus dibenahi dapat dibuat distribusi besar serta diharapkan dapat
daftarnya sebagai berikut : mendorong pertumbuhan kewirausahaan
melalui pengembangan :

41
a. Kreatifitas yang melahirkan inovasi beberapa aspek, antara lain kesempatan
sehingga mampu membangun daya berusaha dan pengaturan kesempatan
saing, dengan mengandalkan potensi usaha tersebut juga akan berkaitan
sumberdaya lokal yang memiliki langsung dengan kepentingan dunia
keunggulan kompetitif. usaha, seperti para investor dan
b. Kemampuan melihat peluang usaha, perlindungan usaha. Dalam pengurusan
dalam arti mengetahui atau perijinan diberi kemudahan untuk para
memahami sebelumnya seluk beluk pelaku wirausaha untuk dapat
yang akan dilaksanakan dan memfasilitasi dengan kemudahan yang
pengetahuan tentang nilai ekonomi harus didukung oleh komitmen
barang, kualitas, manajemen pemerintah.
produksi dan pemasarannya. 4. Pengembangan kemitraan;
c. Keberaniannya menanggung resiko Unsur yang secara langsung berkaitan
kerugian, karena bisa memperkirakan dengan peluang usaha yang lebih besar
jenis dan besar resiko yang akan adalah pengembangan kemitraan dengan
timbul bila usahanya mengalami maksud :
hambatan. a. Mewujudkan kemitraan antara para
d. Kemampuan manajerial yang pelaku wirausaha
menghasilkan efisiensi sumberdaya b. Mewujudkan kemitraan antara usaha
yang sejak dari merencanakan makro, kecil, menengah dan usaha
kegiatan, yang diindikasikan dari besar
sedikitnya kerugian yang dialami, c. Mendorong terjadinya hubungan
kemampuan ini berkaitan dengan yang saling menguntungkan dalam
pengalaman. pelaksanaan transaksi usaha antara
e. Kemampuan dalam menata para pelaku wirausaha
organisasi usaha yang akan d. Mendorong terjadinya hubungan
mempengaruhi efektifitas sistem yang saling menguntungkan dalam
organisasi. pelaksanaan transaksi usaha antara
f. Kemampuan pengawasan dalam usaha mikro, kecil, menengah dan
produksi dan pemasaran. usaha besar
g. Pemberdayaan kewirausahaan e. Mengembangkan kerjasama untuk
dengan optimal dapat menghadapi meningkatkan posisi tawar
tantangan dalam persaingan pada kewirausahaan
perdagangan bebas di masa yang f. Mendorong terbentuknya struktur
akan datang. pasar yang menjamin tumbuhnya
2. Peningkatan karakter kewirausahaan; persaingan usaha yang sehat dan
pembinaan sumberdaya yang ada melindungi konsumen
terutama SDM dalam pemberian g. Mencegah terjadinya penguasaan
pelatihan dan pengembangan potensi pasar dan pemusatan usaha oleh
para pelaku wirausaha sehingga perseorangan atau kelompok tertentu
mempunyai karakter sebagai pelaku yang merugikan para pelaku
wirausaha yang mempunyai potensi dan wirausaha.
kompeten unggulan sehingga siap untuk
menghadapi tantangan. 5. Penutup
3. Kebijakan Pemerintah yang berpihak Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis
pada para pelaku wirausaha; menarik kesimpulan dari makalah yang berjudul
Dalam hal ini pemerintah harus “Peran dan Strategi Perkembangan
menumbuhkan iklim usaha dengan Kewirausahaan dan Tantangannya Dalam
menetapkan peraturan perundang- Menghadapi Perekonomian Di Masa Yang Akan
undangan dan kebijakan yang meliputi Datang” sebagai berikut :
42
1. Kewirausahaan saat ini tidak bisa lagi berdaya saing global bila dikoordinasikan
menghindar dari situasi dan kondisi dengan baik.
perdagangan bebas dunia, wirausaha perlu
akses pasar sebesar-besarnya ke pasar 6. Daftar Pustaka
dunia, dan sebaliknya juga dituntut oleh ----------------, Infokop, 2011. Pengkajian
pelaku uasaha global untuk membuka pasar Sumberdaya UKMK. Kementerian Koperasi
domestik. dan UKM. Volume 19 bulan Juli 2011.
2. Untuk menghadapi tantangan dalam Jakarta
menghadapi perekonomian di masa yang Afiah Nur Nunuy. 2009. Peran Kewirausahaan
akan datang, dibutuhkan wirausaha- Dalam Memperkuat UKM Indonesia
wirausaha yang tahan banting, punya daya Menghadapi Krisis Finansial Global.
saing global dan memegang nilai-nilai luhur Bandung
dan cinta pada negerinya. Attali, Jacques. 1999. Millennium Ketiga: Yang
3. Kewirausahaan dirasakan semakin penting Menang, Yang Kalah Dalam Tata Dunia
peranannya dalam pengembangan Mendatang. Jakarta: Pustaka Pelajar.
perekonomian nasional, kewirausahaan Badan Pusat Statistik. 2010. INdikator Makro
efektif untuk meningkatkan kesejahteraan Ekonomi UMKM. BPS dan Kementerian Koperasi
rakyat melalui kontribusinya pada dan UKM. Jakarta
peningkatan pertumbuhan perekonomian Boone and Curtz, 2007. Contemporary Business.
sekaligus pemerataan pertumbuhan ekonomi. New York. Thomson Learning
4. Dengan memperhatikan karakter dan Cullen, J. 1998. Multinational Management : A
kebiasaan warga Indonesia serta memahami Strategic Approach. 1 st ed. Cincinnati:
kewirausahaan sebagai implementasi South-Western College Publishing
kemandirian, pola pendekatan kewirusahaan Dipta, Wayan, 2011. Model Pengembangan
yang sesuai dikembangkan di Indonesia Wirausaha. Infokop. Vol. 19 – p. 53 – 66.
adalah mendorong peningkatan kegairahan Griffin and Ebert, 2005. Business Essential. New
berwirausaha dengan arahan kebijakan yang Jersey. Prentice Hall
memberikan kemudahan yang harus Hasan Ishak, 2011. Penguatan Komopetensi
didukung oleh pemerintah. Kewirausahaan dan Daya Saing UKM
5. Intervensi pemerintah yang bersifat top – Komoditi Unggulan Ekspor. Infokop. Vol. 19
down tetap diperlukan tetapi sebaliknya tidak – p. 38 -52.
terlalu jauh agar tidak kontra produktif dan Joewono, Handito Hadi, 2010. The 5 Arrows of
pada situasi seperti ini peran serta pemerinta New Business Development. Arrbey.
sangat dibutuhkan tetapi diarahkan untuk Jakarta. Indonesia
yang sifatnya mendukung dan mengapresiasi Joewono, Handito, 2011. Strategi Pengembangan
kewirausahaan. Kewirausahaan Nasional. Infokop. Vol. 19 –
6. Dalam rangka pengembangan Juli 2011
kewirausahaan nasional yang lebih efektif Moleong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.
perlu dipertimbangkan untuk membentuk Bandung. Rosda
lembaga koordinasi pengembangan Statistik UKM 2006-2007, Kementerian Koperasi
kewirausahaan nasional yang tetap menjaga dan UKM, diakses pada bulan Juni 2013
aspek sinergi dan kebersamaan dari segenap Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan:
komponen bangsa dengan memberikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
akses koordinasi yang lebih terstruktur. Alfabeta. Bandung
7. Potensi pengembangan kewirausahaan yang Syarif Teuku, 2011. Pengembangan
sudah tersedia di banyak kementerian, Kewirausahaan Dikalangan UMKM Dalam
lembaga, dunia usaha, BUMN, perguruan Era Otonomi Daerah. Infokop. Vol. 19 – p 67
tinggi, sekolah dan masyarakat pada -85
umumnya akan menghasilkan jutaan Tedjasutisna, Ateng. 2001. Kewirausahaan.
wirausaha baru yang kreatif, inovatif dan Bandung: Armico.
43
Timmon, Smollen and Dingee. 1985. An
Interprenership Sucseded. American Journal
of Small Business. Vo. 6
www.world-entrepreneuship-
forum.com/.../WEF%White%20Paper%20
.2010

44
MARTINO WIBOWO

MENGOPTIMALKAN PERAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP), JOB DESCRIPTION DAN TRAINING
DALAM PENGELOLAANTURN OVER KARYAWAN
(PADA KASUS & POSISI LEVEL MANAJEMEN TERTENTU )
Abstrak
Tulisan ini membahas mengenai pentingnya penggunaan SOP dan Job Description sebagai alat dalam mengelola turn
over karyawan pada perusahaan khususnya pada perusahaan profit. SOP dan Job Description harus dikombinasikan
dengan pelatihan on the job training. Sebagai alat, tentunya masih terdapat kekurangan dalam implementasinya.
Secara kualitatif penulis mengemukakan analisisnya berdasarkan observasi dan pengalaman konsultasi yang penulis
lakukan dibeberapa perusahaan multinasional maupun nasional di Indonesia. Bagaimanapun juga tulisan ini masih
membutuhkan penelitian lebih lanjut dan kritik dalam rangka penyempurnaan lebih lanjut.

45
hubungannya dengan jalur promosi, aliran serta
Pendahuluan prosedur kerja;
SOP atau Standard Operating Procedure dan 6. Mesin, peralatan dan bahan-bahan yang
Job Description atau uraian pekerjaan adalah bagian digunakan;
penting dari business process perusahaan. Tanpa 7. Kondisi kerja, yang menjelaskan tentang kondisi
adanya SOP dan Job Description maka personnel fisik lingkungan kerja dari suatu jabatan. Misalnya
perusahaan akan mengerjakan sesuatu tanpa panas, dingin, berdebu, ketal, bising dan lain-lain
menggunakan pedoman/ aturan yang jelas. terutama kondisi kerja yang berbahaya.
Standard Operating Procedure didefinisikan
sebagai set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai Deskripsi tugas ini perlu dibuat supaya masing-
suatu petunjuk atau direktif (EPA, 2007). Hal ini masing personil mengerti kedudukannya, batas-batas
mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki suatu tanggung jawab dan wewenang masing-masing jabatan
prosedur pasti atau terstandardisasi, tanpa kehilangan di dalam organisasi dan untuk menghindarkan
keefektifannya. Setiap sistem manajemen kualitas yang terjadinya perbedaan pengertian, untuk menghindari
baik selalu didasari oleh SOP (Standard Operating terjadinya pekerjaan rangkap.
Procedure) itu sendiri. Dalam transfer keahlian, pelatihan menduduki
Job description atau uraian pekerjaan diartikan posisi yang sangat penting dalam pengembangan
sebagai rincian yang menunjukkan posisi, tanggung karyawan. Pelatihan merupakan proses pembelajaran
jawab, wewenang, fungsi dan tugas-tugas yang harus yang melibatkan perolehan keahlian, konsep,
dikerjakan oleh seorang personil di dalam suatu peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja
organisasi. (Hoare, 1974) atau uraian jabatan adalah karyawan (Simamora, 2004). Menurut Pasal 1 ayat (9)
suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang
tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis Ketenagakerjaan, pelatihan kerja adalah keseluruhan
berdasarkan fakta-fakta yang ada. (Hansen, 1973).Hal- kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan,
hal yang perlu dicantumkan dalam Uraian Jabatan mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
pada umumnya meliputi : disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan
1. Identifikasi Jabatan, yang berisi informasi tentang tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan
nama jabatan, bagian dan nomor kode jabatan dan pekerjaan.
dalam suatu perusahaan; Pelatihan mengacu pada metode yang
2. lkhtisar Jabatan, yang berisi penjelasan singkat digunakan untuk memberikan karyawan baru atau
tentang jabatan tersebut, yang juga memberikan karyawan yang ada saat ini dengan keterampilan yang
suatu definisi singkat yang berguna sebagai mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan (Dessler,
tambahan atas informasi pada identifikasi jabatan, 2006). Sejalan dengan pendapat tersebut,
apabila nama jabatan tidak cukup jelas; Mangkuprawira (2004) menyatakan bahwa pelatihan
3. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Bagian ini merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan
adalah merupakan inti dari uraian jabatan dan dan keahlian tertentu, serta sikap agar karyawan
merupakan bagian yang paling sulit untuk semakin terampil dan mampu melaksanakan
dituliskan secara tepat. Untuk itu, bisa dimulai tanggungjawabnya dengan baik, sesuai standar.
menyusunnya dengan mencoba menjawab Sementara menurut Rivai (2006), pelatihan
pertanyaan-pertanyaan tentang apa dan mengapa secara singkat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
suatu pekerjaan dilaksanakan, dan bagaimana untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja di masa
cara melaksanakannya; mendatang. Pelatihan adalah proses secara sistematik
4. Pengawasan yang harus dilakukan dan yang mengubah tingkah laku karyawan untuk melaksanakan
diterima. Bagian ini menjelaskan nama-nama pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini
jabatan yang ada diatas dan di bawah jabatan ini, dan membantu karyawan untuk mencapai keahlian dan
dan tingkat pengawasan yang terlibat; kemampuan tertentu agar berhasil dalam
5. Hubungan dengan jabatan lain. Bagian ini pekerjaannya. Jenis pelatihan efektif yang digunakan
menjelaskan hubungan vertikal dan horizontal dalam transfer keahlian menggunakan Sistem
jabatan ini dengan jabatan-jabatan lainnya dalam Operating Procedure dan Job Description adalah On

46
The Job Training , dimana OJT meliputi semua upaya melalui segala kebijakan dan kontribusi yang mereka
pelatihan karyawan di tempat kerja berikan (Kotter, 1997).
sesungguhnya. Jenis pelatihan OJT yang paling dikenal Sedangkan training adalah proses melatih;
menurut Dessler (2006) adalah metode coachin kegiatan atau pekerjaan, mempersiapkan peserta
(membimbing) atau understudy (sambil belajar). Disini latihan untuk mengambil jalur tindakan tertentu yang
seorang pekerja yang telah berpengalaman atau dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat
penyelia yang dilatih ditugaskan untuk melatih bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi
karyawan. dalam kegiatannya terutama mengenai pengertian dan
Sedangkan turn over perusahaan atau pindah keterampilan. (Lynton et.al, 1998).
kerja mengacu pada perubahan kenggotaan dari
organisasi, dimana posisi yang ditinggalkan oleh Turn Over Perusahaan-Perusahaan di Indonesia
pemegang jabatan yang keluar untuk digantikan Menurut pengamatan penulis, turn over
pendatang baru. Dalam pengertian khusus, pindah perusahaan-perusahaan disebabkan oleh beberapa
kerja mengacu pada anggota organisasi yang keluar. hal yaitu: loyalitas karyawan, perkembangan
Dengan demikian, biasanya turn over dibagi lebih lanjut perusahaan dan kebijakan terminasi yang dilakukan
menjadi keluar secara sukarela dan tidak sukarela oleh perusahaan itu sendiri.Dalam survei kasar penulis
(Jewell & Siegell, 1998). Turn over sukarela artinya memperoleh data-data sebagai berikut: loyalitas
turn over secara inisiatif dilakukan oleh karyawan itu karyawan menunjukkan porsi yang paling besar
sendiri, dengan beragam pertimbangan pribadi seperti pengaruhnya menyumbang turn over perusahaan
faktor tawaran reward & compensation yang lebih besar yakni sekitar 75 % dan 35% sisanya disebabkan oleh
dari perusahaan lain, desakan dari pihak keluarga perkembangan perusahaan dan kebijakan perusahaan,
untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, misalnya perusahaan merugi ataupun bangkrut. Dari
keinginan untuk mencari tantangan tugas yang baru, porsi loyalitas karyawan tersebut diperoleh penyebab
pekerjaan yang lebih baik dan lainnya (Simamora, berkurangnya loyalitas tersebut dikarenakan karena
2001). lingkungan yang tidak kondusif / kenyamanan
Turn over dikatakan tidak sukarela bilamana bekerja(+/-12%), conflict of interest (+/-28%), gaji
turnover tersebut dikenakan oleh organisasi /posisi/ kompensasi yang lebih tinggi (+/-30%) dan tidak
(perusahaan), karena faktor low performance ataupun puas dengan atasan ( +/-40%). Adapun jenis pekerjaan
karena regenerasi. Dalam pandangan organisasi, yang diinginkan jika dapat berpindah pekerjaan
beberapa dari pindah kerja sukarela itu ada yang menurut sektor adalah sektor pertambangan dan
fungsional dan ada yang disfungsional. Turn over energi(51%), telekomunikasi (30%) dan sisanya di
disfungsional terjadi bila karyawan yang meninggalkan sektor lainnya.
organisasi itu adalah seseorang yang justru ingin Berkebalikan dengan analisis sebelumnya
dipertahankan oleh organisasi, dan sebaliknya turnover mengenai faktor penyebab penurunnya loyalitas
fungsional terjadi pada karyawan yang memang kurang karyawan di Indonesia, 90% karyawan perusahaan
berprestasi dalam arti tidak potensial dan dapat swasta yang berumur dibawah 35 tahun di Indonesia
tergantikan (Dalton, dalam Jewell & Siegell 1998). memiliki keinginan untuk menjadi pegawai di
Semakin tinggi posisi yang harus diganti maka semakin perusahaan pemerintah (BUMN/BUMD) atau pegawai
tinggi pula potensi gangguan yang ditimbulkan oleh pemerintah (civil servant) daripada menjadi pegawai di
turnover itu pada perusahaan (Staw, 1991). perusahaan swasta dengan alasan kenyamanan
Kedudukan manajemen puncak memang (jarangnya terminasi kecuali faktor tertentu, semisal
sangat krusial. Dengan corporate mission yang kebijakan dari undang-undang), jaminan hari tua,
diberikan oleh dewan komisaris, mereka diharuskan peningkatan remunerasi dan kepastian jenjang karir.
membuat strategic link dengan wewenang dan otorita Sedangkan karyawan di perusahaan pemerintah
untuk melakukan perubahan-perubahan yang (BUMN/BUMD) memiliki kecenderungan untuk
diperlukan dengan tanggung jawab terbesar kepada berpindah kerja karena adanya tawaran posisi
dewan direksi ataupun pertanggungan secara /kesejahteraan yang lebih tinggi di perusahaan lain atau
keseluruhan kepada anggota organisasi. Seorang diangkat menjadi pegawai negeri.
manajemen puncak menduduki posisi strategis yang Berdasarkan pengamatan penulis, hampir
mampu mempengaruhi keberlangsungan perusahaan setiap perusahaan di Indonesia, khususnya
47
perusahaan swasta, mengeluhkan adanya turn over tinggi, maka perusahaan akan mengusahakan
yang tinggi. Meski sangat tidak mudah untuk kenaikannya, karyawan ingin fasilitas lebih maka
mengklasifikasikannya kedalam skala perusahaan perusahaan akan menyediakannya dan kekhawatiran
(kecil, menengah dan besar) ataupun jenis kepemilikan lain akan kehilangan karyawan yang menjadi tulang
perusahaan (asing atau dalam negeri). punggung perusahaan. Dari sisi perusahaan,
Mengutip analisis lain yang dilakukan oleh perusahaan akan merasa rugi jika kehilangan
Watson Wyatt, perusahaan-perusahaan di Indonesia karyawan.
menghadapi masalah dalam mempertahankan Berikut solusi lain yang biasa digunakan
karyawan yang berprestasi tinggi (top performing perusahaan dalam mengatasi turn over : Pertama,
employees). Bahkan, masalah tersebut lebih tinggi mengenali faktor pengikat (engagement). Pada level
dibanding kebanyakan negara-negara Asia Pasifik. karyawan dan level perusahaan. Pada level karyawan
Masalah lain yang dihadapi perusahaan-perusahaan di kita bisa wawancara karyawan yang keluar dengan
Indonesia adalah mempertahankan karyawan dengan pertanyaan apa yang mereka cari di perusahaan baru
keahlian khusus (critical skilled employees) dan yang tidak didapatkan di perusahaan kita. Lalu,
karyawan berpotensi tinggi (high potential employee). melanjutkan wawancara dengan karyawan yang tetap
Kehilangan karyawan berprestasi tinggi dan bertahan. Apa yang membuat mereka tetap bertahan di
karyawan dengan keahlian khusus sudah menjadi perusahaan? Dikhususkan lebih pada karyawan yang
masalah yang perlu diwaspadai oleh industri di kinerjanya menonjol. Pada level perusahaan, mereview
Indonesia. Contohnya sektor migas, sudah terjadi kebijakan manajemen SDM. Apa yang kita tawarkan
indikasi aliran positif dari Indonesia ke luar negeri, untuk mengikat karyawan masuk dan bertahan di
seperti ke Arab Saudi, Malaysia, bahkan Eropa, karena perusahaan? Dari data ini, bisa dianalisis apa saja
tawaran paket renumerasi yang jauh lebih menarik. faktor pengikat yang ditawarkan perusahaan dan
Sementara di Indonesia, paket remunerasinya masih membuat karyawan bertahan serta faktor pengikat yang
dikaitkan dengan keadaan rata-rata domestik. ditawarkan tetapi tidak membuat karyawan bertahan.
Contoh lain yaitu di sektor perbankan, Kedua, mengenali faktor harapan. Pada level
khususnya untuk tenaga dengan keahlian khusus. Hasil karyawan, menanyakan apa yang karyawan harapkan
survei yang dilakukan sejak pertengahan tahun 2006- dari perusahaan tempat karyawan bekerja dalam waktu
2007 itu menunjukkan turnover untuk posisi-posisi 5 - 10 tahun yang akan datang. Pada level perusahaan,
penting (level manajerial dan di atasnya) di industri menanyakan apa yang diharapkan pada seorang
perbankan antara 6,3%-7,5%. Sedangkan turnover karyawan pada 5 - 10 tahun yang akan datang. Ketiga,
karyawan di industri pada umumnya hanya berkisar mendesain ulang kebijakan manajemen SDM
0,1-0,74%. perusahaan agar mengoptimalkan faktor pengikat
Hal itu memperlihatkan bahwa anggaran untuk sekaligus memungkinkan mewujudkan harapan
kenaikan gaji yang dikaitkan dengan kinerja karyawan karyawan/perusahaan.
di Asia Pasifik dan Amerika Latin akan terus melebihi Memang benar sekali bahwa perusahaan
anggaran di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. harus memperhatikan kebutuhan karyawan dan
Survei juga menunjukkan, karyawan di negara mendukung lingkungan yang kondusif bagi perusahaan
berkembang diperkirakan akan menerima persentase untuk mempertahankan karyawan, namun tidak
kenaikan gaji yang lebih tinggi, yaitu Asia Pasifik 5% selamanya perusahaan dapat mempertahankan kedua
dan Amerika Latin 4,5%, daripada Amerika Serikat hal tersebut ketika terjadi fluktuasi. Pun juga keinginan
yang berkisar 3,6% dan Eropa 3%.( Survei Global karyawan untuk berpindah ke perusahaan lain dan
Strategic Rewards, Wyatt, 2012/2013). berpindah perusahaan ikut mendorong adanya turn
over. Dalam kata lain apakah ada jaminan karyawan
Optimalisasi Peranan SOP, Job Description, dan On akan komitmen terhadap perusahaan?
The Job Training Dalam Mengatasi Turn Over Saat ini, pada umumnya keberadaan SOP
Selama ini solusi yang ditawarkan untuk hanyalah digunakan sebagai media pengendalian dan
mengatasi turn over adalah melihat dari sudut pandang pemantauan kualitas kinerja pada suatu
perusahaan dan karyawan., Namun tidak melihat aspek fungsi/departemen tertentu yakni untuk
lain diluar kedua hal tersebut. Sebagaimana yang mengkomunikasikan sekaligus menyamakan persepsi
disinggung dalam bab sebelumnya, karyawan ingin gaji antara berbagai pihak yang terlibat dalam rangkaian
48
proses bisnis, implementasi ISO, menjalankan menjadi individu yang dapat melakukan tugas-tugasnya
program quality assurance & continuous improvement sebagaimana individu yang sebelumnya ada di posisi
serta sebagai work flow bagi personil perusahaan untuk tersebut, meskipun tidak memiliki kemampuan yang
menjalankan tugasnya. Job Description sendiri pada sama persis. Disinilah diperlukan SOP, Job Description
umumnya digunakan sebagai acuan bagi karyawan dan Training sebagai media penggemblengan untuk
untuk mempelajari tugas pokok dan tugas tambahan menciptakan manusia yang memiliki kompetensi dan
apa saja yang akan dikerjakan, serta situasi kerja pengalaman.
menurut departemen atau fungsinya. Sedangkan Sebenarnya yang menjadi masalah adalah
training digunakan meningkatkan prestasi kerja pola pikir dan sistematika dalam bekerja, bukan berapa
karyawan dengan menambah pengetahuan dan skill lama ia telah bekerja. Tidak sedikit orang yang sudah
karyawan. Namun dari sisi lain SOP dan Job bekerja puluhan tahun, namun kemampuannya tetap
Description dan Training dapat digunakan untuk tidak berkembang, malah cenderung menurun. Karena
mengatasi tingginya turn over. Bagaimana caranya? pengalaman sebenarnya adalah cermin seberapa
Dengan adanya penggabungan SOP, Job banyak dan kompeten karyawan dapat kerjakan, bukan
Description dan Training maka untuk menggantikan satu pekerjaan saja dan hanya itu-itu saja. Kompetensi
karyawan yang keluar masuk dengan seenaknya dapat dibentuk melalui fast track training, mempelajari
adalah bukan masalah lagi, karena karyawan baru mekanisme dan apa yang seharusnya
akan cepat beradaptasi dan siap menggantikan dilakukan.Misalnya seorang fresh graduate dikatakan
karyawan lama setelah mempelajari SOP, Job tidak berpengalaman, namun setelah mendapatkan
Description serta diberikan sedikit pelatihan. sedikit pelatihan mengerti sistematika pekerjaan melalui
SOP dan pengetahuan tentang gambaran
pekerjaannya melalui Job Description, lalu mendapat
Gambar 1. Ilustrasi Transfer Skill Karyawan training, dalam waktu singkat sesuai kemampuan
Baru Via On The Job Training intelligentsianya melakukan pekerjaan seperti layaknya
Menggunakan Sistem yang sudah berpengalaman.
Operating Procedure (SOP)
Beberapa Kelemahan Implementasi SOP dan Job
Mengisi
Description
kekurangan
Best Employee Skill Skill Karyawan Meskipun SOP dan Job Description adalah
Baru salah satu alat yang efektif didalam mengatasi turn over
bukan berarti bahwa pelaksanaannya juga mempunyai
kelemahan. Oleh karena itu pengimplementasian SOP
dan Job Description ini sangatlah penting untuk
diperhatikan lebih lanjut.
Berdasarkan pengalaman penulis pada saat
SOP dan
Job Description bekerja dan memberikan beberapa konsultasi pada
digunakan dalam
“On The Job Training beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia, bahkan
(OJT)”
menemukan adanya SOP dan Job Description yang
Sumber: HRM Analysis (2013) menjadi belenggu bagi karyawan untuk melaksanakan
tugasnya secara fleksibel. Tuntutan standarisasi dan
Berbasis metode ini, maka sangatlah mudah sertifikasi menuntut SOP dan Job Description
menggunakan sumber daya ribuan lulusan institusi dijalankan sangat kaku tanpa memperhatikan tujuan
pendidikan di Indonesia yang sedang memerlukan dan aspek penting yang ingin dicapai oleh perusahaan.
pekerjaan dan menganggur karena kurang pengalaman Selain itu SOP dan Job Description tidak dibuat
untuk menggantikan posisi yang rentan terhadap turn mengikuti perkembangan, keperluan dan kebutuhan
over dengan cara melakukan instant boosting, yakni perusahaan, misalnya SOP dan Job Description dibuat
dengan menggembleng karyawan baru dalam tempo mengikuti konsultan atau standarisasi dan tidak
atau masa tertentu, yang sebelumnya merupakan dilakukan revisi secara berkala untuk melakukan
individu yang non skill, pengalaman dan kompetensi, penyesuaian.

49
Pada level manajemen menengah ke atas karena competency dan skill pada level top
mungkin keluhan akan kakunya pelaksanaan SOP atau management lebih mengarah pada pengambilan
Job Description ini tidak begitu terasa, karena keputusan, controlling & monitoring dan penentuan
wewenang yang lebih tinggi (superior)atau kebijakan perusahaan. Pada perusahaan tertentu,
pendelegasian tugas secara detail biasanya di memiliki fungsi sebagai brand image dan pemegang
embankan kepada personil pada tingkatan yang lebih kendali menyeluruh perusahaan.
bawah atau subordinate nya. Ini berbeda dengan Metode penggunaan SOP, Job description
pelaksanaan SOP atau Job Description pada level dan training juga tidak dapat diberlakukan pada
personnel pada tingkat low management ataupun non karyawan yang membutuhkan keahlian khusus yang
manajerial. SOP dan Job Description biasanya sudah berada pada tingkatan mastery ataupun
dipahami sebagai aturan yang mengikat dan ketat, expertise. Karena untuk memenuhi kemampuan pada
apabila direct maupun indirect superior tidak tingkatan tersebut dibutuhkan masa yang sangat
mengkomunikasikan dengan jelas dan intensif panjang untuk melakukan praktek dan membutuhkan
mengenai hal-hal penting apa yang seharusnya dapat tingkat kompetensi dan ketrampilan yang cukup tinggi.
dilakukan selama tidak melanggar tujuan penting dan Meskipun hal ini dapat dipertimbangkan dengan
kebijakan perusahaan. Ketakutan ini menyebabkan menganalisis pasar tenaga kerja, keseimbangan
matinya inovasi dan kreativitas, konflik internal, penawaran dan permintaan tenaga kerja.
birokrasi kompleks dan melencengnya pekerjaan
dengan tujuan utama perusahaan.Misalnya, karyawan Daftar Pustaka
seharusnya dapat menghemat waktu dan biaya tanpa
harus melalui prosedur tertentu dan jalur tertentu dalam  CAR Hoare, Monitors: an operating system
SOP, namun dipaksakan harus melalui prosedur structuring concept, Communications of the
tersebut, meski staf ini telah berkonsultasi dan ACM, 1974,dl.acm.org.
menjelaskan kepada atasannya bahwa apa yang  Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia. PT Indeks. Jakarta.
dilakukannya ini tidak melanggar ketentuan perusahaan
 DH Kim, 1998, The link between individual and
dan tujuan perusahaan, bahkan akan merugikan organizational learning, Sloan Management.
perusahaan jika dilakukan pada situasi dan kondisi  Journal of EPA/600/B-07/001, Guidance for
yang dihadapinya saat itu. Preparing Standard Operating Procedures
Menyikapi hal ini, penting sekali bagi atasan (G-6),April 2007, Guidance on the
dan bawahan untuk melakukan komunikasi dan development and documentation of Standard
mengutamakan asas untung/ ruginya Operating Procedures.
mengimplementasikan jalur birokrasi yang terdapat  Hansen PB ,Operating system principles,1973
,Prentice-Hall, Inc. Upper Saddle River, NJ,
dalam SOP ataupun Job Description bagi perusahaan
USA, ISBN:0-13-637843-9.
dan membuat revisi secara berkala pada SOP dan Job  Mangkuprawira, S. 2004. Manajemen Sumber
Description sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Daya Manusia Strategik. Ghalia
Seyogyanya dalam membuat keputusan dan ketentuan Indonesia. Jakarta.
dalam pembuatan SOP dan Job Description selalu  Jewell, L.N., & Siegall, M.,1998, Psikologi
mengacu pada tujuan utama perusahaan. industri/organisasi modern:psikologi terapan
untuk memecahkan berbagai masalah di
Penutup tempatkerja, perusahaan, industri, dan
Penggunaan SOP, Job description dan organisasi.(edisi 2).Penerjemah: A. H.
Pudjaatmaka & Meitasari. Jakarta: Arcan.
training sebaiknya digunakan pada level low to
 Kotter, John P dan James L. Heskett,1997,
medium management dan level non manajerial, Dampak Budaya Perusahaan Terhadap
misalnya pada administrasi, salesman, frontline, fungsi Kinerja. New York : The Free Press A
teknikal, foreman, fungsi klerikal dan sebagainya. Division Simon and Schuster Inc.
Metode ini tidak dapat digunakan pada posisi kunci  SA Shappel, DA Wiegmann, The human factors
seperti pada level top management, seperti posisi analysis and classification
Direktur dan CEO. system,HFACS,2000,slc.ca.gov.
 Simamora, Henry, 1998, Manajemen Sumber
Ada beberapa alasan mengapa posisi-posisi
Daya Manusia, Cetakan 3, STIE YKPN
seperti posisi diatas metode ini sulit untuk diterapkan,
50
 Staw, B.M. and Cummings, L.L. (Eds), 1991,
Research in Organization Behavior, Vol. 10.
 Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktik. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
 Rolf P. Lynton dan Udai Pareek, 1998, Pelatihan
dan Pengembangan Tenaga Kerja, Pustaka
Binaman Jakarta)
 Http://www.sop-standard-operating-
procedure.com/

51
Jarot Sutrisno

SUCCESSIVE INTERVAL METHOD DALAM MENGANALISA


KEPUASAN COSTUMER PADA PT BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI JAKARTA

ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan customer, dengan menganalisis tingkat kepuasan
customer melalui quisioner yang diberikan. Hasil quisioner yang diperoleh nantinya akan diolah dengan
menggunakan analisa Successive Interval model, apakah tingkat kepuasan costumer sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa customer belum terpuaskan dengan sistem pelayanan yang ada saat
ini. Bank Kesejahteraan Ekonomi Jakarta yang berkantor dikota Jakarta perlu melakukan perbaikan pelayanan,
agar costumer menjadi puas. Pada penelitian lanjutan usulan perbaikan harus telah diimplementasikan secara
menyeluruh.
Kata kunci : Successive Interval, Kepuasan layanan.
ABSTRACT
The purposeof this studywas to determinethe level ofcustomersatisfaction, by analyzingthe level
ofcustomersatisfactionthroughquestionnairesgiven. Resultsobtainedquestionnaireswill beprocessed using
theSuccessiveIntervalanalysismodels, whetherthe level ofcustomersatisfactionas expected. This indicatesthat
thecustomerhas not beensatisfiedwith theservice systemthatexists today. BankKesejahteraan Ekonomi desert Jakartacity-
based servicesneed tomake improvements, so thatcustomerto besatisfied. On advanced researchproposed
improvementmusthave beenimplemented thoroughly.
Keywords : Successive Interval, Costumer satisfaction.

52
kepuasan itu sendiri. Sementara itu kondisi setelah
ditunjukkan oleh keadaan konsumen mengkonsumsi,
PENDAHULUAN apakah yang dialami dapat memenuhi yang
Definisi kepuasan opersional yang banyak diharapkan.
digunakan termasuk yang dikemukakan oleh Kotler. Selanjutnya, harus digarisbawahi bahwa
Kotler dan Keller (2006) mendefinisikan kepuasan jauh sebelum ini (Oliver, 1977, 1981, Olson dan
sebagai perasaan senang atau kecewa yang Dove, 1979, Tse dan Wilton, 1988) dalam Parker
berasal dari perbandingan antara persepsi dan Mathews (2001) menyatakan bahwa
(perception) terhadap hasil (perfomance) suatu pendekatan terhadap kepuasan dapat dilihat dari
produk dengan harapannya (expectation). Bila dua sisi yaitu kepuasan sebagai hasil (outcome) dan
kinerja produk dari pengalaman mengkonsumsi kepuasan sebagai proses dimana penyedia jasa
berada di bawah harapannya, kondisi ini memberikan pelayanan kepada konsumen. Dalam
menunjukkan hal tidak puas (dissatisfied), bila sama kaitannnya dengan batasan kepuasan, Giese dan
puas (satisfied), dan bila di atas sangat puas (higly Cote (2000) secara eksplisit merumuskan tiga hal
satisfied). Konsekuensi daripada definisi ini yaitu penting yang berkaitan yaitu:
pengukuran kepuasan didasarkan kepada a) ringkasan reaksi afektif dari berbagai
kesenjangan antar harapan dan pengalaman, tanpa intensitas rangsangan
harus mempermasalahkan dulu dimensi maupun b) dibatasi dalam rentang waktu yang
indikator yang dijadikan ukuran kepuasan terbatas
pelanggan. Secara implisit konsep ini harus c) terarah kepada aspek fokal dari produk
memenuhi asumsi bahwa responden sudah lebih yang dikonsumsi
dahulu mempunyai harapan atas barang dan jasa Pandangan seperti di atas lahir sebagai
yang akan dikonsumsi, dan asumsi ini tidak selalu satu paradgima banyak dikembangkan sampai
terpenuhi. sekarang adalah “disconfirmation paradigm” yang
Lebih jauh, bila definisi di atas disimak, mempercayai bahwa konsumen merasa puas
kondisi puas dapat diketahui dengan setelah membandingkan harapan dan pengalaman.
membandingkan kondisi sebelum dan sesudah Paradigma ini dikenal dengan Consumer Satisfaction
mengkonsumsi. Posisi sebelum yang ditunjukkan /Dissatisfaction (CS/D) yang digagas dan banyak
oleh harapan terkait dengan kecenderungan, reaksi, dikembangkan oleh Oliver. Paradigma ini kemudian
atas berbagai atribut produk terkait. Sementara itu, banyak digunakan untuk mementukan kegagalan
dalam rentang waktu tertentu, konsumen dapat dan pemulihan pelayanan temasuk juga dalam
mengalami perubahan kondisi kepuasan, sebagai menentukan penanganan keluhan, sampai kepada
akibat perubahan persepsi terhadap atribut pengukuran loyalitas (McCollough, Beryy, dan
53
Yadav, 2000, Nyier 2000; Yuksel, 1998). Paradgima dapat berbeda, tergantung kepada titik pandang dan
ini sejalan dengan “descrepency theory” yang kesesuaian dengan permasalahan penelitian. Studi
melihat seseorang merasa puas dengan cara wahyuni menyimpulkan adanya keterkaitan antara
membandingkan, apakah ada perbedaan, antara type konsumen dengan persepsi dan perilaku
apa yang diperoleh dengan apa yang diharapkan. kepuasan yang berbeda. Artinya, tipe konsumen
Dalam kaitannya dengan kepuasan, Kotler yang dibedakan menjadi passive, rational-active,
dan Keller (2006) secara implisit meyakini tiga hal: relational-dependent, berbeda perilakunya dalam
Nilai Pelanggan, Kepuasan dan Loyalitas. mencari informasi. Mereka yang rasional mencari
Semakin tinggi nilai yang diterima pelanggan, akan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dan menunjukkan
semakin tinggi pula tingkat kepuasan, dan sebagai keinginan yang lebih kuat untuk mencari informasi
akibatnya pelanggan akan semakin loyal. Dalam dibanding dengan mereka yang pasif.
kaitan ini, nilai pelanggan didefinisikan sebagai
perbandingan antara Nilai Total yang diterima RUMUSAN MASALAH
dengan Biaya Total. Oleh karena itu, peningkatan Berdasarkan atas pemaparan pendahuluan di atas,
harga tidak bisa dilihat akan mengurangi kepuasan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai
bilamana pemasar dapat memberikan nilai lebih berikut : Bagaimana tingkat kepuasan
dibanding dengan biaya yang muncul karena costumer/nasabah pada PT Bank Kesejahteraan
peningkatan harga tersebut. Ekonomi dengan menggunakan Successive Interval
Untuk kepentingan manajerial, perlu Model. Setelah masalah diketahui berdasarkan
dipahami presfektif tentang kepuasan yang berbeda quisioner yang diajukan, maka akan dicarikan suatu
dengan akademis. Untuk itu, Horn (2002) membagi solusi untuk peningkatan pelayanan (servive) pada
telaah konsep kepuasan menjadi model makro dan PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Jakarta, apabila
mikro. Model makro mengacu kepada perhatian diketahui tingkat pelayanan yang diberikan kurang
organisasi mengimplementasikan program kepuasan baik, sehingga para costumer menjadi kurang puas
sebagai hasil dari penelitian, sementara model mikro atas pelayanan yang diberikan, maka PT Bank
berkenaan dengan konstruksi pemenuhan harapan, Kesejahteraan Ekonomi Jakarta akan meningkatkan
keseimbangan (equity) atribut, pengaruh, dan pelayanan kepada costumer tersebut dengan
penyesalan yang muncul. berusaha melakukan perbaikan pelayanan(service)
Kepuasan pelanggan sejauh ini secara konseptual sebagaifokuskepadakepuasanpelanggan(customer
dinilai mapan,, sehingga para peneliti mengkaitkan satisfaction).
kepuasan dengan konsep lain. Wahyuni (2007) TujuandanManfaatPenelitian
menyimpulkan bahwa kepuasan menjadi faktor Tujuan penelitian ini :
dependen dimana determinannya antar peneliti 1.Untukmengetahuitingkatkualitaspelayanan(service
54
) yangdiberikan pada nasabah dapat memberikan nilai yang tinggi kepada
saatiniterhadapkepuasanpelanggan(customersatisfa pelanggan, Selain itu dengan dilakukannya
ction) di PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Jakarta. perbaikan akan dapatmendorong PT Bank
2.Memberikan rekomendasi dalam menentukan Kesejahteraan Ekonomiuntuklebih berkembang lagi
strategi peningkatan kualitaspelayanan(service) dikarenakan banyaknya persaingan dalam bidang
yangbaikagardapatmeningkatkanjumlah konsumen industri perbankan.
dimasa yang akan datang dan dapat memberikan
kepuasan pelanggan (Customersatisfaction) bagi TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
Stakeholder PT Bank Kesejahteraan Ekonomi HIPOTESIS
Jakarta nantinya. Kepuasan
Kotler (2003) ”Kepuasan pelanggan adalah
Manfaatpenelitianini:
perasaan senang atau kecewa seseorang yang
1.Agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
para stakeholder PT Bank Kesejahteraan Ekonomi
kinerja (hasil) suatu produk atau harapan-
Jakarta dalam mempertahankan
harapannya” Juran (1992) mengemukakan: ”
pelanggannya(customer) dilihatdariperanankualitas
Kepuasan pelanggan adalah hasil yang dicapai
jasa yang diberikan.
ketika keistimewaan produk merespon keputuhan
2. Dari hasil penelitian diharapkan pa ra
pelanggan” Lovelock (1994) menyatakan: ”Kepuasan
sta k e h o ld er PT Ba n k Ke se ja h te r aa n
pelanggan terhadap produk jasa adalah perbadingan
Ek o n o mi J a ka r ta mengetahui apakah kualitas
antara pelayanan yang dirasakan dengan pelayanan
pelayanan yang diberikan telah memenuhi harapan
yang diharapkan”
dari para pelanggan yang menghasilkan
kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Konsep Jasa
3. Data &informasi yang diperoleh dari penelitian Buchari (1998) “Jasa adalah setiap tindakan atau
ini dapat digunakan oleh stakeholder PT Bank kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
Kesejahteraan Ekonomi Jakarta pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
dalammengembangkanpelayananserviceke arah tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
yang lebih baik lagi. kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin
Secara garis besar hasil dari penelitian ini tidak berkaitan dengan produk fisik”
diharapkan akan Muhtosim Arief (2005:11) mengemukakan: “Jasa
memberikanmanfaatbesarjikadapatdiimplementasik sebagai sesuatu yang tidak berwujud, yang
andalam perbaikan secaramenyeluruhdan melibatkan tindakan atau unjuk kerja melalui
berkelanjutanterhadap kualitaspelayanan, sehingga

55
proses dan kinerja yang ditawarkan oleh 5. Courtesy : Kesopanan, rasa hormat,
salah satu pihak ke pihak lain” bijaksana dan bersahabat
Kotler (1997) “Produk Jasa memiliki empat 6. Credibility : Dipercaya dan jujur dalam
karakteristik, yaitu : 1. tidak berwujud memberi pelayanan
(Intangiblility), 2. tidak terpisahkan 7. Security : Bebas dari segala bahaya,
(inseparability), 3. bervariasi (variability), dan resiko, atau kekecewaan
4. mudah lenyap (perishability) 8. Access : Mudah dihubungi/ditemui
Kualitas jasa menurut Tjiptono, (2004) adalah 9. Communication : Memberi informasi
”tingkat keunggulan yang diharapkan dan dengan bahasa yang mudah dimengerti
pengendalian atas tingkat keunggulan dan didingar
tersebut untuk memenuhi keinginan 10. Understanding the Customer : Berusaha
pelanggan”. mengetahui kebutuhan customer
Tjiptono (2006) “Beberapa kekurangan karyawan
pemberi jasa yang berpengaruh terhadap Konsep Customer Value
kualitas jasa antara lain: tidak trampil dalam Konsumen adalah raja. Suatu ungkapan yang
melayanani pelanggan, cara berpakaian sangat familiar di telinga dan pikiran semua orang.
tidak sesuai, tutur kata kurang sopan, bau Di dunia pemasaran ungkapan tersebut menjadi
badannya mengganggu, dan selalu suatu harga mati yang harus diterapkan. Bahkan
cemberut”, begitu merasuknya dalam praktek keseharian,
Zeithaml dkk (Muhtosim Arief, 2005) mengemukakan ungkapan tersebut sudah menjadi lelucon atau
sepuluh dimensi kualitas pelayanan: bahan olokan bagi pelaku bisnis. Tidak sedikit
1. Tangibles : Penampilan dari fasilitas konsumen salah menafsirkan ungkapan tersebut
fisik, peralatan, personalia, dan sarana sehingga lagak, gaya dan tuntutannya benar-benar
komunikasi mengidentikkan diri sebagai seorang raja. Segala
2. Reliability : Kemampuan memberi jasa sesuatu harus dilayani dengan sempurna. Kejadian
yang akurat dan terpercaya dan sikap berlebihan tersebut seringkali menjadikan
3. Responsiveness : Kesedian membatu seorang karyawan merasa dongkol dan berdampak
dan memberikan pelayanan yang cepat pelayanan yang diberikan tidak sesuai ketentuan
dan tanggap perusahaan.
4. Competence : Menguasai pengetahuan Pada hakekatnya konsumen yang menghidupi
dan kemampuan sesuai dengan yang seluruh karyawan. Perusahaan memproduksi
disyaratkan dalam memberikan barang atau jasa ditujukan kepada konsumen.
pelayanan Konsumen membayar manfaat yang diperoleh dari
56
produk barang atau jasa yang dinikmatinya. Bila tanggapan, keluhan atas segala aktifitas
pasar berjalan dengan sempurna, di mana dan layanan yang diberikan oleh
konsumen mempunyai banyak pilihan untuk perpustakaan. Atau dengan
memenuhi kebutuhannya, maka produsen harus memberikan sejenis kartu komentar
benar-benar mengetahui apa yang dibutuhkan yang diisi oleh pemakai dapat diberikan
konsumen. Produsen yang mampu memahami dan langsung kepada petugas perpustakaan
memenuhi kebutuhan konsumen, dan konsumen atau melalui pos. Di negara maju
merasa puas terhadap kinerja dan layanan yang terdapat layanan telepon bebas atau
diberikan akan mampu bertahan di era global. pesan singkat. Kemajuan teknologi ini
Konsumen merupakan faktor kunci sukses (key sangat berarti dalam memahami
succes factor/KSF). kepuasan pemakai
Memahami karakteristik konsumen merupakan hal 2. Survei kepuasan pemakai
yang sangat fundamental. Maka pola pikir yang Banyak metode survey yang digunakan
dibangun perusahaan atau organisasi juga harus untuk memahami tingkat kepuasan
mengikuti logika konsumen. Pada tataran ini akan pemakai. Survei tersebut dapat secara
timbul konsep yang dikenal dengan customer value kualitatif maupun kuantitatif. Saat ini
(nilai konsumen). Mulyadi (2001:230) metode kuantitatif lebih banyak
mendefinisikan customer value sebagai selisih dilakukan karena metode ini cukup
antara manfaat yang diperoleh konsumen dari familiar dan keakuratannya cukup tinggi.
produk barang atau jasa yang dikonsumsi dengan Survey bisa dilakukan oleh internal
pengorbanan yang dilakukan konsumen untuk perpustakaan, atau menyewa konsultan
memperoleh manfaat itu. Manfaat yang diperoleh biro jasa yang khusus menangani
dan pengorbanan yang dilakukan oleh konsumen tentang survey kepuasan pemakai.
ditentukan oleh tingkat kualitas hubungan yang Beberapa metode survey kepuasan
dibangun antara produsen dan konsumen. pemakai antara lain: direct reported
Metode Mengukur Kepuasan Pemakai satisfaction, derived dissatisfaction,
Kotler (1997:38) menyebutkan beberapa metode problem analysis dan important-
untuk mengukur kepuasan pemakai, antara lain: performance analysis
1. Sistem keluhan dan saran 3. Ghost shopping
Perpustakaan dapat membuat kotak Metode ini dengan mempekerjakan
saran dan menempatkan di tempat yang beberapa orang untuk berperan sebagai
paling sering dilewati pemakai. Untuk pemakai dan harus dijaga identitasnya.
dapat memberikan masukan, Ghost shoppers yang baik akan
57
mencatat apa saja yang dilihat, konsumen. Menciptakan dasar yang baik bagi
dirasakan olehnya dan perilaku, sikap pembelian ulang serta terciptanya loyalitas
dan tatacara petugas perpustakaan pelanggan dan membentuk rekomendasi dari mulut
dalam menjalankan profesinya. Metode ke mulut yang akan dapat menguntungkan sebuah
ini biayanya relatif murah dan waktu perusahaan. Menurut Kotler dan Amstrong
pelaksanaan fleksibel. Hasil pencatatan (2002:13) kepuasan adalah sejauhmana suatu
Ghost shoppers dikumpulkan dan tingkatan produk dipersepsikan sesuai dengan
diadakan diskusi pembahasan. harapan pembeli.
4. Analisis kehilangan pemakai (lost Kepuasan konsumen menurut Zeithaml sebagai
customer analysis) “costomer’s evaluation of a product or service in
Pimpinan perpustakaan dan terms of whether that product or service has met
pustakawan harus jeli melihat their needs and expectation”. Dengan demikian
perkembangan pengunjung. Dari kepuasan konsumen merupakan perilaku yang
aktifitas dan statistik harian akan terlihat terbentuk terhadap barang atau jasa sebagai
tingkat pemanfaatan layanan pembelian produk tersebut. Kepuasan konsumen
perpustakaan. Petugas tentu hafal sangat penting karena akan berdampak pada
pengunjung dan pemakai rutin kelancaran bisnis atau perusahaan. Pelanggan yang
perpustakaan, bila pengunjung trersebut merasa puas pada produk/jasa yang digunakannya
sudah jarang atau tidak ada lagi ke akan kembali menggunakan jasa/produk yang
perpustakaan dengan alasan yang tidak ditawarkan. Hal ini akan membangun kesetiaan
wajar, maka sebab-sebab mengapa pelanggan.
tidak lagi memanfaatkan jasa Kepuasan konsumen sendiri diartikan sebagai suatu
perpustakaan harus dicari. keadaan dimana harapan konsumen terhadap suatu
Kepuasan Konsumen produk sesuai dengan kenyataan yang diterima
Produk dan layanan yang berkualitas berperan tentang kemampuan produk tersebut oleh
penting dalam membentuk kepuasan konsumen, konsumen. Jika produk tersebut jauh dibawah
selain itu juga erat kaitannya dalam menciptakan harapan konsumen maka ia akan kecewa.
keuntungan bagi perusahaan. Semakin berkualitas Sebaliknya jika produk tersebut memenuhi harapan
produk dan layanan yang diberikan oleh perusahaan konsumen, maka ia akan senang. Harapan
maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan konsumen dapat diketahui dari pengalaman mereka
akan semakin tinggi. Menurut Fandy Tjiptono sendiri saat menggunakan produk tersebut,
(2002:24) adanya kepuasan pelanggan akan dapat omongan orang lain dan informasi iklan.
menjalin hubungan harmonis antara produsen dan
58
Nilai pelayanan yang sebenarnya terletak pada meningkatkan kualitas pelayanan. Setiap
kesungguhan empat sikap P, oleh Patricia Patton orang tidak akan pernah puas dengan
yaitu Passionate (gairah), Progressive (progesif), hasil yang didapatkan, untuk itu kita akan
Proactive (proaktif), dan Positive (positif) dari orang- selalu berusaha memahaminya dengan
orang yang bertanggung jawab memberikan mencari cara kreatif untuk
pelayanan tersebut. mempersembahkan yang terbaik. Gairah
1. ”Passionate” (Gairah) dan pola pikir progesif, akan menjadikan
Kita perlu memiliki gairah untuk pekerjaan lebih menarik, sehingga
menghasilkan semangat besar terhadap layanan kepada konsumen jadi lebih baik
pekerjaan, diri sendiri dan orang lain. Pola pikir progresif ini perlu
Antusiasme dan perhatian yang kita kita dikembangkan karena jika pikiran
bawakan pada pelayanan sepenuh hati terbuka, wawasan luas, kemauan belajar
akan membedakan bagaimana kita tinggi, keberanian menghadapi
memandang diri sendiri dan pekerjaan. perubahan dan tidak membatasi diri pada
Dari tingkah laku dan cara memberi cara-cara pelayanan yang lebih kreatif
pelayanan kepada para konsumen, tentu maka akan membuat konsumen
konsumen akan mengetahui apakah kita merasa lebih nyaman.
menghargai mereka atau tidak. Gairah 3. ”Proactive” (Proaktif)
berarti menghadirkan kehidupan dan Nilai tambah pelayanan sepenuh hati
vitalitas dalam pekerjaan. Jika kita adalah alasan yang mendasari mengapa
memiliki gairah hidup yang tinggi, kita kita melakukan sesuatu bagi orang lain.
cenderung akan memberikan pelayanan Pelayanan ini diberikan karena ada
dengan senyum, vitalitas, dan kepedulian dan itu akan membuat
antusiasme yang akan menular kepada perubahan bagi konsumen kita.
orang-orang yang kita layani, sehingga Membiarkan konsumen kebingungan dan
mereka akan merasa senang bekerja berjalan mondar-mandir mencari bantuan
sama, berbisnis dan berkomunikasi bukanlah sikap yang produktif. Walaupun
dengan kita. konsumen tersebut tidak mendekati kita
2. ”Progressive” (Progesif) dan bertanya kepada kita (mungkin
Dalam memberikan pelayanan sepenuh karena malu, atau tidak tahu kepada
hati, perlu senantiasa berusaha siapa harus bertanya), kita bisa terlebih
menciptakan cara-cara baru yang lebih dahulu mendekati mereka dan bertanya
efektif, efisien, dan menarik untuk kepada mereka barangkali saja kita bisa
59
membantu mereka. Sikap proaktif ini juga kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu
dapat dipupuk dengan senantiasa dorongan kepada pelanggan untuk menjalin
bekerja lebih dari sekedar apa yang hubungan yang kuat dengan perusahaan”. Pada
seharusnya kita lakukan dan secara aktif jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan
berupaya menemukan cara baru untuk perusahaan untuk memahami harapan serta
menambah makna dan rasa cinta pada kebutuhan pelanggan.
pekerjaan dan bisnis yang kita tekuni. Nilai pelanggan, kepuasan pelanggan dan retensi
4. ”Positive” (Positif) pelanggan.
Bersikap positif mendorong kita untuk 1. Nilai Pelanggan (customer delivered
tidak mudah patah semangat atas value) adalah selisih antara pelanggan
masalah yang kita hadapi. Bersikap total dengan biaya pelanggan total. Nilai
positif membimbing kita untuk lebih fokus pelanggan total (total customer value)
pada penyelesaian bukannya pada adalah sekumpulan manfaat yang
masalah. Berlaku positif sangat menarik, diharapkan oleh pelanggan dari produk
karena sikap ini bisa mengubah suasana dan jasa tertentu. Nilai pelanggan
dan menebar kegairahan pada hampir didefenisikan sebagai Biaya pelanggan
semua interaksi dengan konsumen. total (total customer cost) adalah
Berlaku positif berarti menyambut hangat sekumpulan biaya yang diharapkan
para konsumen, dan melayani konsumen yang dikeluarkan untuk
pertanyaan dan permintaan mereka mengevaluasi, mendapatkan,
dengan sepenuh hati. Bersikap positif menggunakan dan membuang produk
akan memancarkan keyakinan kepada atau jasa. Para pembeli bertindak
konsumen, bahwa kita mampu dengan berbagai kendala dan mereka
memberikan jawaban bagi pertanyaan terkadang membuat pilihan berdasarkan
mereka dan solusi atas semua masalah kepentingan pribadinya dan bukan
yang mereka hadapi. Salah satu cara kepentingan perusahaan.
sederhana yang bisa dilakukan adalah 2. Kepuasan pelanggan, perasaan senang
memberi pelayanan dengan senyum, atau kecewa seseorang yang muncul
karena senyuman adalah bahasa setelah membandingkan antara
universal dan positif yang dipahami persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau
semua orang. hasil) suatu produk dan harapannya.
Kualitas pelayanan dan kepuasan, menurut Tjiptono Atau persepsi individu pada kinerja
(2002 : 54) mempunyai hubungan yang erat dengan produk/jasa dalam hubungannya dengan
60
pengharapannya. Banyak perusahaan Bila yang didapat sudah sesuai dengan harapan,
yang memfokuskan pada kepuasan tinggi maka proses pembelian ini terus berulang. Hal ini
karena para pelanggan yang dapat dikatakan bahwa telah timbul kesetiaan
kepuasannya hanya pas mudah untuk konsumen. Bila dari pengalamannya, konsumen
berubah pikiran bila mendapat tawaran tidak mendapatkan merek yang memuaskan maka ia
yang lebih baik. tidak akan berhenti untuk mencoba merek-merek
3. Retensi pelanggan, tujuan menyeluruh lain sampai ia mendapatkan produk atau jasa yang
dari nilai pelanggan tersedia secara memenuhi kriteria yang mereka tetapkan. Loyalitas
berkelanjutan dan lebih efektif dari pada merupakan besarnya konsumsi dan frekuensi
pesaing akan memberikan kepuasan pembelian dilakukan oleh seorang konsumen
pelanggan yang tinggi. Strategi terhadap suatu perusahaan. Dan mereka berhasil
mengingatkan pelanggan membuatnya menemukan bahwa kualitas keterhubungan yang
sangat menarik bagi pelanggan untuk terdiri dari kepuasan, kepercayaan dan komitmen
bertahan dengan perusahaan daripada mempunyai hubungan yang positif dengan loyalitas.
pindah pada perusahaan lain. Loyalitas memberi pengertian yang sama atas
loyalitas merek dan loyalitas pelanggan. Memang
Loyalitas Konsumen
benar bahwa loyalitas merek mencerminkan loyalitas
Menurut Tjiptono (2002 : 24) terciptanya kepuasan
pelanggan terhadap merek tertentu, tetapi apabila
dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya
pelanggan dimengerti sama dengan konsumen,
hubungan antara perusahaan dan pelanggan
maka loyalitas konsumen lebih luas cakupannya
menjadi harmonis, men jadi dasar bagi pembelian
daripada loyalitas merek karena loyalitas konsumen
ulang dan menciptakan loyalitas pelanggan serta
mencakup loyalitas terhadap merek. Loyalitas
rekomendasi dari mulut ke mulut yang
adalah tentang presentase dari orang yang pernah
menguntungkan perusahaan. Menurut Kotler (2003 :
membeli dalam kerengka waktu tertentu dan
140) Hubungan antara kepuasan dan loyalitas
melakukan pembelian ulang sejak pembelian yang
adalah saat dimana konsumen mencapai tingkat
pertama.
kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi
Tjiptono (2002:85) mengemukakan enam indikator
yang kuatdan komitmen jangka panjang dengan
yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas
merek perusahaan.
konsumen yaitu :
Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu
1. Pembelian ulang
singkat tetapi melalui proses belajar dan
2. Kebiasaan mengkonsumsi merek tersebut
berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu
3. Selalu menyukai merek tersebut
sendiri dari pembelian konsisten sepanjang waktu.
4. Tetap memilih merek tersebut
61
5. Yakin bahwa merek tersebut yang terbaik
6. Merekomendasikan merek tersebut pada METODE PENELITIAN
orang lain. Sampel Penelitian

Pada era Relationship Marketing pemasar Perusahaan yang akan dijadikan sampel

beranggapan bahwa loyalitas pelanggan adalah sebuah bank di kota Jakarta. Pihak

terbentuk dengan adanya Value dan Brand. manajemen Bank Kesejahteraan Ekonomi Jakarta

Value adalah persepsi nilai yang dimiliki bersedia memberikan waktu kepada nasabah bank

pelanggan berdasarkan apa yang di dapat Kesejahteraan Ekonomi Jakarta untuk dimintai

dan apa yang dikorbankan dalam melakukan keterangan dan bersedia untuk mengisi formulir

transaksi. Sedangkan Brand adalah identitas kuisioner yang diajukan. Banyaknya responden dari

sebuah produk yang tidak berujud, tetapi jumlah nasabah yang dimintai keterangan berkisar

sangat bernilai. 35 orang nasabah atau costumer yang sedang

Untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, berada di PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Jakarta.

perusahaan tidak hanya mengandalkan value Setiap Costumer dimintai jawaban kuisioner yang

dan brand, seperti yang diterapkan pada menyatakan persepsinya dengan memilih satu

Conventional Marketing. Pada masa dalam skala menunjukkan sangat sejutu sampai

sekarang diperlukan perlakuan yang lebih tidak setuju/baik dan apakah berstatus perempuan

atau disebut dengan Unique Needs, atau laki laki, dan lain lain sebanyak 18 item atau

perbedaan kebutuhan antara satu pelanggan butir pertanyaan.

dengan pelanggan lainnya, untuk itu peranan Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

dari Relationship Marketing sangat Variabel

diperlukan. Pada gambar berikut terdapat Variabel dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

tiga pilar loyalitas pelanggan era Relationship variable latent atau un-observed atau biasa yang

Marketing yang memfokuskan pelanggan disebut dengan variable konstruk, yaitu variable

ditengah pusaran yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi


variable yang dibentuk melalui dimensi dimensi yang

Value Brand
diamati atau indicator indicator yang diamati.
Biasanya indicator indicator yang diamati dengan
Pelanggan
menggunakan kuisioner atau angket yang bertujuan
Relations untuk mengetahui pendapat responden tentang
sesuatu hal. Skala yang biasa dipakai dalam
penyusunan kuisioner adalah skala ordinal atau

Gambar : Tiga Pilar Loyalitas Pelanggan biasa disebut dengan skala linkert yaitu skala yang
62
berisi dua sampai lima tingkat referensi jawaban Salah satu langkah dalam rangka pengujian
dengan berbagai pilihan. terhadap instrument yang akan digunakan. Kegiatan
Teknik Analisis Data pengujian instrument penelitian meliputi dua hal yaitu
Validitas dan Reliabilitas pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Dalam
Menurut Arikunto, validitas adalah suatu penelitian penelitian ilmu social dan ekonomi
ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan dan variable variable yang diteliti sifatnya lebih abstrak
kesahihan suatu alat ukur dan sukar untuk diihat dan divisualisasikan atau
(Riduwan,2010:109).Instrumen dikatakan valid dijamah secara realita, atau tidak seperti ilmu ilmu
berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan eksata. Oleh karena itu variable variable dalam ilmu
untuk mendapatkan data itu valid atau dapat social yang berasal dari konsep tadi perlu diperjelas
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan
ukur. Menurut Kriyantono (2006:143), reliabilitas dipergunakan secara operasional. Untuk itu uji
artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Alat ukur reliabilitas dan validitas diperlukan sebagai upaya
disebut reliable bila alat ukur tersebut secara memaksimalkan kualitas alat ukur agar
konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama kecenderungan keliru tadi dapat diminmalkan,
terhadap gejala yang sama, walau digunakan sehingga validitas dan rteliabilitas adalah tempat
berulang kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa kedudukan untuk menilai kualitas semua alat dan
alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat prosedur pengukuran.
diandalkan (dependable), dan tetap (consistent).
PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN
Metode Successive Interval Suatu instrument pengukuran dikatakan valid jika
Metode Successive Interval merupakan suatu teknik instrument dapat mengukur sesuatu dengan tepat.
analisa untuk mengkaji ssuatu masalah yang diteliti Ada dua jenis validitas untuk penelitian instrument
dengan menggunakan analisa jalur. Sementara itu yaitu validitas logis dan validitas empiric (S.Arikunto,
tingkat pengukuran yang digunakan adalah 1992:219). Dalam penelitian ini peneliti
ordinal.Oleh karena analisa jalur mengisyaratkan menggunakan validitas empiric, dimana validitas
skala pengukuran minimal interval, maka peneliti yang dinyatakan berdasarkan hasil pengalaman
harus menaingkat tingkat pengukuran ordinal yang dilakukan melalui sebuah uji coba. Jadi untuk
menjdai interval. Salah satu metode konversi data mengetahui validitas sebuah instrument seorang
yang sering data yang sering digunakan oleh peneliti peneliti melakukan penyebaran isntrumen kepada
untuk menaikkan tingkat pengukuran ordinal ke responden, sehingga didapat angka yang diperlukan
interval adalah successive interval (MSI). seperti korelasi product moment dan karl pearson
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (S.Arikunto, 1993:225). Berikut hasil uji untuk
63
validitas instrument kuisioner angket atas kepuasan cermat serta akurat. Jadi uji reliabilitas instrument
nasabah pada PT Bank Kesejahteraan Ekonomi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
Jakarta Pusat. Berikut terlampir hasil kuisioner, konsistensi dari instrument sebagai alat ukur,
dimana P1 dan P2 sampai dengan P18 di hiden oleh sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
penulis merupakan item item butir pertanyaan yang Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila
diajukan kepada nasabah Bank Kesejahteraan dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
Ekonomi Jakarta, sedangkan kolom res merupakan terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
responden dari nomor 1 sampai dengan responden hasil relative sama, selama aspek yang diukur dalam
yang ke-35, karena jumlah responden yang dimintai diri subjek memang belum berubah. Biasanya
keterangan berjumlah 35 orang. formula yang digunakan dalam pengujian reliabilitas
instrument dalam penelitian ini adalah koefisien alfa
Dapat kita lihat tingkat kevaliditasan instrument
dari cronbach (1951) dalam (S.Arikunto, 1993 : 236).
pertanyaan yang diajukan kepada para responden,
Berikut terlampir hasil kuisioner untuk uji reliabilitas,
dari 18 total pertanyaan yang diajukan terdapat 16
dimana P1 dan P2 sampai dengan P18 di hiden oleh
butir pertanyaan yang bersifat valid, sedangkan yang
penulis merupakan item item butir pertanyaan yang
2 nya tidak valid. Kalau kita kalkulasikan hamper
diajukan kepada nasabah Bank Kesejahteraan
kurang lebih 89% dari keseluruhan item butir
Ekonomi Jakarta, sedangkan kolom res merupakan
pertanyaan bersifat valid. Walaupun telah terbiasa
responden dari nomor 1 sampai dengan responden
menggunakan predikat valid bagi suatu tes akan
yang ke-35, karena jumlah responden yang dimintai
tetapi hendaknya difahami bahwa sebenarnya
keterangan berjumlah 35 orang.
pengertian validitas menyangkut masalah hasil ukur
Terlihat hasil untuk uji reliabilitas data, untuk hasil
bukan masalah alat ukurnya sendiri. Itulah yang
kuisioner dengan melakukan teknik belah dua atas
ditekankan oleh alpha cronbach bahwa dalam
item item butir pertanyaan yang ada, dimana Item
proses validitas sebenarnya kita tidak bertujuan
butir pertanyaan 1 sampai dengan item butir
untuk melakukan validitas tes akan tetapi melakukan
pertanyaan ke-9, dan item butir pertanyaan ke-10
validitas terhadap interprestasi data yang diperoleh
sampai dengan item butir pertanyaan ke-18. Terlihat
oleh prosedur tertentu (Cronbach : 1971)
hasil untuk Rxy 0,987 dan rI1 sebesar 0,994%,
dimana kalau kita ubah kedalam bentuk persentase
PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN
menjadi 99,4%, dan nilai R ini termasuk tinggi,
Pengujian reliabilitas instrumen merupakan suatu
melebihi alpha yang digunakan dengan tingkat 5%
alat pengumpulan data yang kedua setelah
dan 10% yaitu 90% dan 95%. Jadi dapat
pengujian validitas instrument. Suatu instrument
disimpulkan bahwa item item butir pertanyaan yang
dikatakan reliable jika pengukurannya konsisten dan
diajukan Reliable.
64
Dapat kita lihat hasil tampilan dari model successive
SUCCESSIVE INTERVAL METHOD interval method, kalau kita jabarkan yaitu,
Successive interval method merupakan salah satu Kolom col merupakan kolom item item butir
metode pengukuran yang dipilih oleh banyak peneliti pertanyaan, sedangkan Kolom Z merupakan angka
berkaitan erat dengan teknik analisis data yang penaksiran dari Z yang mempunyai nilai skala.Kolom
digunakan, selain penggunaan teknik analisis data scale merupakan kolom yang berisikan skor kategori
didalam penelitian seperti analisa data deskriptif atas dalam interval setelah data diproses, sehingga kalau
data dan teknik analisa data inferensial. Skala kit abaca nilai interval yang diperoleh dengan item
pengukuran merupakan salah satu bentuk analisis butir pertanyaan 18, yang merupakan skor kategori
yang harus dilakukan untuk mengubah atau ordinal 2 berturut tururt 3,4 dan 5 adalah mempunyai
mengkonversi kedalam sebuah skala pengukuran atau memiliki skor kategori interval masing masing
yangs sesuai dengan teknik analisis yang 1.000, 1.795, 3.042 dan 4.477, begitu seterusnya
digunakan. Ada beberapa langkah yang harus untuk item item butri pertanyaan no. 1 sampai
dilakukan dalam menaikkan tingkat pengukuran dengan no.17. Sedangkan untuk nilai Z yang
skala ordinal ke skala interval salah satunya dengan dihasilkan merupakan symbol untuk menyatakan
metode successive interval. Langka pertama yaitu nilai baku, yang nantinya akan dinyatakan dalam
dengan memperhatikan banyaknya frekwensi luas kurva normal baku. Tanda plus dan minus
responden menjawab terhadap jawaban yang dalam kurva baku nilai Z menandakan bahwa kurva
tersedia, yang kedua dan ketiga membagi setiap berada disebelah kanan atau kiri dari garis tengah
bilangan frekewnsi dengan banyaknya responden kurva normal baku.
dan menjumlahkan secara berurutan proporsi secara Kalau kita buat suatu kesimpulan atas analisa
beruntun sehingga didapat proporsi kumulatif atas dengan menggunakan successive internal ini kita
jawaban responden. peroleh hasil adalah untuk item atau butir
Yang keempat dan terakhir dengan menggunakan pertanyaan no. 18 yang menggambarkan alternative
bantuan table distribusi normal baku dan menghitung jawaban, dikategorikan pada kolom kategori dengan
nilai z untuk setiap kategori, lalu menghitung skala predikat jawaban sangat setuju (5), setuju (4),
dengan menggunakan rumus SV desnity lower limit normal (3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju
dikurangi density upper limit, yang terkahir dengan (1), namun kalau kita lihat untuk kategori jawaban
melakukan langkah transformasi scala value hasil dengan angka 1 tidak ada, lalu diikuti dengan
(S.Arikunto, 1993). Berikut bentuk dan hasil untuk nilai scale masing masing untuk point (2), (3), (4)
metode successive interval. Berikut hasil untuk uji dan (5) yaitu 1.999, 1.798,3.042 dan terakhir 4.477
Successive Interval. yang ini disebut dengan skor kategori interval. Maka
disimpulkan untuk point atau item butir pertanyaan
65
ke-18 skor interval tertinggi adalah point 5 kategori 4. Nantinya hasil penelitian ini dapat dijadikan
alternative jawaban sangat setuju. sebagai bahan masukan serta rekomendasi
dalam menentukan strategi peningkatan
KESIMPULAN kualitaspelayanan(service)
Dari penelitian yang dilakukan, pada yangbaikagardapatmeningkatkanjumlah
nantinyakita dapat merancang satu studi pengukuran konsumen di masa yang akan datang dan
kepuasan pelanggan harus mempertimbangkan dapat memberikan peningkatan kepuasan
beberapa hal berikut. pelanggan (Customersatisfaction) kepada
1. Secara konseptual didapat perbedaan para stakeholder PT Bank Kesejahteraan
konstruksi teoritis antara deteminan Ekonomi Jakarta pada khususnya.
kepuasan yang masing-masingnya secara
empiris mempunyai kebenaran ilmiah sesuai DAFTAR PUSTAKA
dengan situasi penelitian.
2. Konsep kepuasan adalah sesuatu yang Aaker David A – Kumar V. – Day George S, (2004) :
Marketing Research, Eighth Edition, John
dinamis, satu waktu konsumen dapat
Wiley & Sons, Inc, New York – USA.
merasa puas, akan tetapi bilamana Cateora Philip R, Graham John L. (2007) :
Pemasaran Internasional, Edisi 13, Salemba
lingkungannya berubah, kondisinya
Empat, Jakarta,
berbeda. Hal yang lebih penting adalah Craven David W., Piercy Nigel F, (2006): Strategic
Marketing, International Edition, Mc Graw-
bagaimana mempertahankan kondisi
Hill,
kepuasan dan mengelolanya sebagai bagian Kotabe Masaaki, Helsen Kristiaan (2004) : Global
Marketing Management, Third edition, Wiley
dari organisasi.
International Edition.
3. Dengan adanya penelitian ini, dapat Kuncoro Mudrajad, (2003) : Metode Riset untuk
Bisnis dan Ekonomi, -- , Erlangga, Jakarta –
disimpulkan
Indonesia.
bahwatingkatkualitaspelayanan(service) Kotler Philip–Amstrong (2003), Manajemen
Pemasaran,--,Salemba Empat, Jakarta.
yangdiberikan pada nasabah
Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. (2006).
saatiniterhadapkepuasanpelanggan(custom Marketing Management. 12th Edition. New
Jersey : Pearson Education.
ersatisfaction) di PT Bank Kesejahteraan
Sugiyono, (2004) : Metode Penelitian Bisnis,
Ekonomi Jakarta sangat cukup baik ini Cetakan Ketujuh, Alfabeta, Bandung –
Indonesia.
terlihat dari hasil olahan data kusioner yang
Tjiptono Fandy (2002), Manajemen Pemasaran, --- ,
dilakukan, yang mana hampir secara garis Penerbit Andi, Jogyakarta,
besar konsumen merasa cukup puas atas
pelayanan yang diberikan oleh Bank
Kesejahteraan Ekonomi
66
LAMPIRAN-LAMPIRAN

P1 S/D
Res P1 P2 P3 P16 P17 P18 P9 P10 S/D P18 X2 Y2 XY rXY rI1 Ket

34 0.987 0.994 Tinggi


1 4 3 4 5 4 4 36 1,156 1,296 1,224

2 4 3 4 4 4 4 34 36 1,156 1,296 1,224

3 4 4 4 4 4 4 35 39 1,225 1,521 1,365

32 3 4 3 4 3 3 31 35 961 1,225 1,085

33 5 3 5 5 5 5 39 42 1,521 1,764 1,638

34 4 3 4 4 4 4 34 36 1,156 1,296 1,224

35 2 3 2 1 2 2 21 24 441 576 504

DAFTAR QUISIONER
PT BANK Kesejahteraan Ekonomi JAKARTA
Digunakan sebagai bahan penelitian dan masukan bagi Bank Kesejahteraan Ekonomi Jakarta jika nantinya
diperlukan, sebagai sarana perbaikan dan kemajuan dalam pelayanan nasabah.

Deskripsi Pertanyaan Responden mengenai Bukti Fisik (Tangible)

Tanggapan Responden
No. Pernyataan STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Gedung kantor Bank Kesejahteraan Ekonomi
Jakarta yang bersih dan tertata rapi
2. Peralatan kantor yang digunakan PT Bank
Kesejahteraan Ekonomi Jakarta modern dan
canggih
3. PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Jakarta
memiliki media transaksi seperti brosur
dan formulir transaksi yang lengkap

Deskripsi Pertanyaan Responden Mengenai Kehandalan (Reliability)


67
Tanggapan Responden
No. Pernyataan STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
4. Kemampuan karyawan PT Bank
Kesejahteraan Ekonomi Jakarta
memberikan layanan sesuai yang
dijanjikan
5. Kemampuan karyawan PT Bank
Kesejahteraan Ekonomi Jakarta
dalam penyelesaian masalah yang
dihadapi customer sangat baik
6. Karyawan PT Bank Kesejahteraan Ekonomi
Jakarta tidak diskriminasi kepada
semua customer

Deskripsi Pertanyaan Responden Mengenai Tanggapan (Responsiveness)

Tanggapan Responden
No. Pernyataan STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
7. Karyawan PT Bank
Kesejahteraan Ekonomi
Jakarta ramah dan komunikatif
8. Kecepatan dan ketepatan
karyawan PT Bank
Kesejahteraan Ekonomi
Jakarta dalam
memberikan pelayanan
sangat baik
9. Kemudahan nasabah
menghubungi lewat
telepon
Untuk bertanya dan
menggunakan jasa

68
pelayanan PT Bank
Kesejahteraan Ekonomi
Jakarta sangat baik
Deskripsi Pertanyaan Responden Mengenai Assurance

Tanggapan Responden
No. Pernyataan STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)

10. Keamanan dalam bertransaksi

11. Ketelitian karyawan PT Bank


Kesejahteraan Ekonomi
Jakarta saat melayani
customer

12. Pelayanan karyawan PT Bank


Kesejahteraan Ekonomi
kepada customer PT
Bank Kesejahteraan
Ekonomi Jakarta cukup
baik
Deskripsi Pertanyaan Responden mengenai Emphaty
Tanggapan Responden
No. Pernyataan STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)

13. Sikap dan perilaku karyawan


terhadap customer sangat baik

14. Tegur sapa dan tutur kata


karyawan PT Bank
Kesejahteraan Ekonomi sangat
baik

15. Etika berkomunikasi melalui


telepon sangat baik

69
Deskripsi Pertanyaan Responden mengenai Kepuasan
Customer PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Jakarta Cabang Jakarta

Tanggapan Responden
No. Pernyataan STS TS N S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
16. Penampilan karyawan PT Bank
Kesejahteraan Ekonomi
Jakarta Cabang Jakarta
yang rapi dan profesional
memberikan kepuasan
bagi customer
17. Kecepatan karyawan dalam
memberikan pelayanan
memberikan kepuasan
bagi customer
18. Respon karyawan PT. Bank
Kesejahteraan Ekonomi
Jakarta terhadap
keberatan customer
memberikan kepuasan
bagi customer

HASIL ANALISA STATISTIK


Res P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 JML
1 4 3 4 4 4 5 3 4 3 1 3 5 4 3 4 5 4 4 67
2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 67
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 70
4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 4 4 5 4 5 4 5 5 79
5 5 3 5 5 5 1 3 5 3 3 3 1 5 3 5 1 5 5 66
6 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 67
7 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 67
8 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 67
9 5 4 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 84
10 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 67
11 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 65
12 4 3 4 4 4 5 4 4 3 3 3 5 4 3 4 5 4 4 70
13 5 3 5 5 5 4 3 5 3 5 3 4 5 3 5 4 5 5 77

70
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 71
15 3 3 3 3 3 5 4 3 3 3 3 5 3 3 3 5 3 3 61
16 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 67
17 5 3 5 5 5 4 4 5 3 4 3 4 5 3 5 4 5 5 77
18 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 66
19 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 67
20 5 3 5 5 5 4 4 5 3 3 3 4 5 3 5 4 5 5 76
21 4 3 4 4 4 3 4 4 3 5 3 3 4 3 4 3 4 4 66
22 5 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 5 5 80
23 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 65
24 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 4 4 4 4 65
25 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 64
26 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 57
27 5 3 5 5 5 4 4 5 3 3 3 4 5 3 5 4 5 5 76
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 71
29 4 3 4 4 4 5 2 4 3 3 3 5 4 3 4 5 4 4 68
30 5 3 5 5 5 4 4 5 3 2 3 4 5 3 5 4 5 5 75
31 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 66
32 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 62
33 5 3 5 5 5 5 3 5 3 3 3 5 5 3 5 5 5 5 78
34 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 67
35 2 3 2 2 2 1 4 2 3 5 3 1 2 3 2 1 2 2 42
-
rxy 0.91 0.32 0.91 0.91 0.91 0.52 0.03 0.91 0.32 0.06 0.32 0.52 0.91 0.32 0.91 0.52 0.91 0.91
-
t hitung 12.79 1.93 12.79 12.79 12.79 3.52 0.16 12.79 1.93 0.34 1.93 3.52 12.79 1.93 12.79 3.52 12.79 12.79
t tabel
(95%, 18) 1.833
tdk tdk
keterangan vld vld vld vld vld vld vld vld vld vld vld vld vld vld vld vld vld vld
Jumlah
valid 16 89%

Res P1 P2 P3 P4 P5 P13 P14 P15 P16 P17 P18 JML

1 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 67

2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 67

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70

33 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 78

34 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 67

35 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 42
rxy 0.91 0.32 0.91 0.91 0.91 0.91 0.32 0.91 0.52 0.91 0.91
t hitung 12.79 1.93 12.79 12.79 12.79 12.79 1.93 12.79 3.52 12.79 12.79
t tabel (95%,
18) 1.833

71
keterangan vld vld Vld vld vld vld vld vld vld vld vld
Jumlah valid 16 89%

Lampiran
Succesive Detail
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale
1.000 2.000 1.000 0.029 0.029 0.065 -1.902 1.000
3.000 3.000 0.086 0.114 0.193 -1.204 1.795
4.000 21.000 0.600 0.714 0.340 0.566 3.042
5.000 10.000 0.286 1.000 0.000 4.477
2.000 3.000 27.000 0.771 0.771 0.303 0.744 1.000
4.000 8.000 0.229 1.000 0.000 2.716
3.000 2.000 1.000 0.029 0.029 0.065 -1.902 1.000
3.000 3.000 0.086 0.114 0.193 -1.204 1.795
4.000 21.000 0.600 0.714 0.340 0.566 3.042
5.000 10.000 0.286 1.000 0.000 4.477
4.000 2.000 1.000 0.029 0.029 0.065 -1.902 1.000
3.000 3.000 0.086 0.114 0.193 -1.204 1.795
4.000 21.000 0.600 0.714 0.340 0.566 3.042
5.000 10.000 0.286 1.000 0.000 4.477
5.000 2.000 1.000 0.029 0.029 0.065 -1.902 1.000
3.000 3.000 0.086 0.114 0.193 -1.204 1.795
4.000 21.000 0.600 0.714 0.340 0.566 3.042
5.000 10.000 0.286 1.000 0.000 4.477
6.000 1.000 2.000 0.057 0.057 0.115 -1.579 1.000
3.000 3.000 0.086 0.143 0.226 -1.068 1.711
4.000 24.000 0.686 0.829 0.254 0.949 2.964
5.000 6.000 0.171 1.000 0.000 4.490
7.000 2.000 4.000 0.114 0.114 0.193 -1.204 1.000
3.000 8.000 0.229 0.343 0.368 -0.405 1.928
4.000 23.000 0.657 1.000 0.000 3.250
8.000 2.000 1.000 0.029 0.029 0.065 -1.902 1.000
3.000 3.000 0.086 0.114 0.193 -1.204 1.795
4.000 21.000 0.600 0.714 0.340 0.566 3.042
5.000 10.000 0.286 1.000 0.000 4.477
9.000 3.000 27.000 0.771 0.771 0.303 0.744 1.000
4.000 8.000 0.229 1.000 0.000 2.716
10.000 1.000 2.000 0.057 0.057 0.115 -1.579 1.000
2.000 2.000 0.057 0.114 0.193 -1.204 1.631
3.000 26.000 0.743 0.857 0.226 1.068 2.963
4.000 1.000 0.029 0.886 0.193 1.204 4.140
5.000 4.000 0.114 1.000 0.000 4.697
11.000 3.000 27.000 0.771 0.771 0.303 0.744 1.000
4.000 8.000 0.229 1.000 0.000 2.716
12.000 1.000 2.000 0.057 0.057 0.115 -1.579 1.000
3.000 3.000 0.086 0.143 0.226 -1.068 1.711
4.000 24.000 0.686 0.829 0.254 0.949 2.964
5.000 6.000 0.171 1.000 0.000 4.490

72
13.000 2.000 1.000 0.029 0.029 0.065 -1.902 1.000
3.000 3.000 0.086 0.114 0.193 -1.204 1.795
4.000 21.000 0.600 0.714 0.340 0.566 3.042
5.000 10.000 0.286 1.000 0.000 4.477
14.000 3.000 27.000 0.771 0.771 0.303 0.744 1.000
4.000 8.000 0.229 1.000 0.000 2.716
15.000 2.000 1.000 0.029 0.029 0.065 -1.902 1.000
3.000 3.000 0.086 0.114 0.193 -1.204 1.795
4.000 21.000 0.600 0.714 0.340 0.566 3.042
5.000 10.000 0.286 1.000 0.000 4.477
16.000 1.000 2.000 0.057 0.057 0.115 -1.579 1.000
3.000 3.000 0.086 0.143 0.226 -1.068 1.711
4.000 24.000 0.686 0.829 0.254 0.949 2.964
5.000 6.000 0.171 1.000 0.000 4.490
17.000 2.000 1.000 0.029 0.029 0.065 -1.902 1.000
3.000 3.000 0.086 0.114 0.193 -1.204 1.795
4.000 21.000 0.600 0.714 0.340 0.566 3.042
5.000 10.000 0.286 1.000 0.000 4.477
18.000 2.000 1.000 0.029 0.029 0.065 -1.902 1.000
3.000 3.000 0.086 0.114 0.193 -1.204 1.795
4.000 21.000 0.600 0.714 0.340 0.566 3.042
5.000 10.000 0.286 1.000 0.000 4.477

73
BIODATA PENULIS

AHMAD SUBAGYO
Ahmad Subagyo lahir di Kota Pekalongan, 12 Februari 1972.Pendidikan S1 dan S2 diselesaikan di
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Pendidikan terakhirnya diselesaikan di Program Doktoral (S3)
dalam bidang Pengkajian Islam dengan konsentrasi Ekonomi Islam pada Universitas Islam Negeri, Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2011. Saat ini Penulis adalah Dosen Tetap pada STIE GICI Depok. Penulis juga
aktif sebagai Peneliti dan Konsultan dalam berbagai proyek di Pemerintah dan swasta dan saat ini masih
aktif sebagai Konsultan Analis Koperasi di Bank Dunia. HP: 08156034645. Email:
sahabat@ahmadsubagyo.com
TEGUH SUGIARTO, SE. M.Akt.
Lahir di Padang, 11 Juni 1980. Menyelesaikan studi S1-nya di Universitas Jayabaya Jakarta, dan
melanjutkan dan menyelesaikan jenjang S2 di Universitas Budi Luhur, Jakarta. Saat ini Penulis mengajar di
STIE GICI Jakarta, Universitas jayabaya dan Universitas Budi Luhur Jakarta.

HASBI SETIADJI, SE.Ak.M.Ak


Penulis alumni di Yogyakarta dan menyelesaikan S1-nya di Universitas Indonesia dan melanjutkan S2-nya
di Program Pascasarjana (MAKSI) di Universitas YAI, Jakarta. Saat ini aktif sebagai konsultan dan dosen di
beberapa perguruan tinggi swasta di Jakarta.

JAROT SUTRISNO
Jarot sutrisno dilahirkan di Kota Solo Jawa Tengah, Beliau merupakan alumni STIKEN, Memperoleh gelar
S1 dan S2 dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Dan saat ini masih mengajar sebagai dosen di
STIKEN Jakarta.
MARTINO WIBOWO
Martino Wibowo lahir di Banyuwangi Jawa Timur pada tahun 1978. Ia menyelesaikan pendidikan tingginya
di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Sanata Gama Yogyakarta.
Menyelesaikan pendidikan strata dua di Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2013. Dia menjadi Dosen
Tetap STIE GICI Depok sejak tahun 2006. Selain sebagai Dosen, dia juga bekerja sebagai Peneliti dan
Konsultan.
DEDY SURYADI
Lahir di Jakarta, tahun 1972. Pendidikan S1 diselesaikan di Universitas jenderal Achmad Yani Bandung
pada fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi dan melanjutkan program S2 di Universitas Kristen Maranatha
Bandung dengan mendapatkan gelar Magister Akuntansi pada tahun 2013. Saat ini sebagai Dosen Tetap
STIE GICI.

74
TATA PENULISAN

Artikel dapat ditulis dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Panjang tulisan antara 6.000–8.000 kata,
diketik 1,5 spasi dengan program Microsoft Word. Font menggunakan times new roman size 12. Artikel harus
disertai abstrak (150-200 kata) dalam dua bahasa; bahasa Indonesia dan Inggris. Panjang tulisan min. 7 halaman
dan maksimal 15 halaman. Pengiriman artikel harus disertai dengan alamat dan riwayat hidup singkat penulis.
Penulisan references harus konsisten di dalam seluruh artikel dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Kutipan dalam teks: nama belakang pengarang, tahun karangan dan nomor halaman yang dikutip
Contoh: (Jones, 2004:15), atau Seperti yang dikemukakan oleh Jones (2004:15).

Kutipan dari buku: nama belakang, nama depan penulis. tahun penerbitan. Judul buku. kota penerbitan: penerbit.
Contoh: Horowitz, Donald. 1985. Ethnic Groups in Conflict, Berkeley: University of California.

Kutipan dari artikel dalam buku bunga rampai: nama belakang, nama depan pengarang. tahun. “judul artikel”
dalam nama editor (Ed.), Judul Buku. nama kota: nama penerbit. Halaman artikel.
Contoh: Hugo, Graeme. 2004. “International Migration in Southeast Asia since World War II”, dalam A. Ananta dan
E.N.Arifin (Eds.), International Migration in Southeast Asia, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. hal:
28—70.

Kutipan dari artikel dalam jurnal: nama belakang, nama depan penulis, tahun penerbitan. “Judul artikel”, Nama
Jurnal, Vol (nomor Jurnal): halaman.
Contoh: Hull, Terence H. 2003. “Demographic Perspectives on the Future of Indonesian Family”, Journal of
Population Research, 20 (1):51—65.

Kutipan dari website: dituliskan lengkap alamat website, tahun dan alamat URL dan html sesuai
alamatnya.Tanggal download.
Contoh: World Bank. 1998.http://www.worldbank.org/data/contrydata/contrydata.html
Washington DC. Tanggal 25 Maret.

Catatan kaki (footnote) hanya berisi penjelasan tentang teks, dan diketik di bagian bawah dari lembaran teks yang
dijelaskan dan diberi nomor.

Pengiriman artikel bisa dilakukan melalui e-mail, ataupun pos dengan disertai disket file. Redaksi dapat
menyingkat dan memperbaiki tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah maksud dan isinya.
Artikel dapat dikirim ke e-mail : bgy2000@yahoo.com

75

Anda mungkin juga menyukai