Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EKONOMI KOPERASI/UMKM KOPERASI

PENGARUH MODAL SENDIRI, DAN ASET TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA
KOPERASI

KELOMPOK 8 :

ABDURRAHMAN (A1A122076)

ANDI MUH. REZKI KURNIAWAN S. (A1A122002)

MUH. FATHUL IKRAR (A1A122014)

RUSTIN (A1A120105)

\ ANIS (A1A122034)

DOSEN PEMBIMBING:

Rizal, S.Pd., M.Hum.

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB : 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN

BAB :2 PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN KOPERASI
2. PENGERTIAN MODAL SENDIRI, DAN ASET PADA KOPERASI
3. SISA HASIL USAHA (SHU)

BAB : 3 HASIL PENELITIAN


1. KESIMPULAN
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Pengaruh modal sendiri, jumlah anggota dan aset terhadap sisa hasil usaha terhadap Koperasi”
tepat pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Ekonomi Koperasi/UMKM Koperasiyang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugaskelompok, tak hanya
itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ekonomialiranklasik ini
bisa memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

Kendari, 15 Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Suatu negara bisa menaikan perekonomiannya apabila terdapat koperasi di dalamnya,


koperasi berperan penting bagi masyarakat di antaranya koperasi dapat menambah pendapatan
masyarakat khususnya anggota koperasi tersebut, dapat mengurangi kesenjangan, menambah
lapangan kerja, dan memeratakan pendapatan. Atas dasar itu, di Indonesia koperasi sangat di
perlukan oleh masyarakat dan pemerintah. Laporan tahunan Kementria Koperasi & UMKM
Republik Indonesia pada tahun 2020 ada sekitar 25 juta keseluruhan anggota koperasi di
Indonesia, koperasi juga berhasil memperoleh SHU sebesar Rp. 14,8 Triliun, menurut catatan
BPS tahun 2020. UMKM dan Koperasi berhasil memperkerjakan 85,4 juta pekerja Indonesia,
UMKM dan Koperasi juga berkontribusi meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto).
Koperasi Indonesia sering menghadapi masalah permodalan, kondisi tersebut di karenakan
koperasi belum memiliki banyak anggota, belum mempunyai kegiatan usaha, kurangnya tenaga
kerja profesional, rendahnya penguasaan dan pemanfaatan teknologi yang efisien, serta
rendahnya keahlian SDM yang di miliki, koperasi di anggap berhasil apabila SHU terus
meningkat setiap tahunnya, sehingga dapat memeperkuat struktur financial koperasi tersebut,
besar kecilnya modal koperasi menentukan perkembangan usaha koperasi, masalah permodalan
dan manajerial yang tidak baik adalah kendala yang dihadapi koperasi di Indonesia. Modal
koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman, modal sendiri dapat berasal dari
simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah, sedangkan modal pinjaman dapat
berasal dari anggota, koperasi lainnya atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya,
serta sumber lainnya yang sah (Undang-Undang No.25 tahun 1992 pasal 41 ayat 1 dan 2). Modal
di dalam koperasi adalah hal yang utama di dalam menjalankan kegiatan perkoperasian, dengan
adanya perputaran modal yang besar tentunya akan mempengaruhi terhadap kemajuan koperasi
dan pada akhirnya akan mendapatkan pendapatan besar pula serta Sisa Hasil Usaha (SHU) pun
akan maksimal. Faktor lain yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah aset koperasi,
bertambahnya aset seharusnya menyebabkan Sisa Hasil Usaha bertambah tinggi, tetapi hal ini
bergantung pada kemampuan koperasi untuk mengoperasikan dan mengelola aset yang tersedia
sehingga bisa terserap oleh anggota (dikutip dari jurnal Sigit Puji Winarko, 2014).

2. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan modal sendiri, dan aset pada Koperasi?

2. Apa yang di maksud Sisa Hasil Usaha (SHU)?

3. Apakah modal sendiri berpengaruh terhadap SHU pada Koperasi?

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan modal sendiri pada Koperasi

2. Untuk mengetahui apa itu SHU

3. Untuk mengetahui apakah modal sendiridan total aset berpengaruh terhadap

SHU pada koperasi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Co-operation yang berarti usaha bersama.Koperasi adalah
sebuah badan usaha yang organisasinya didirikan khusus bertujuan untuk memberi kesejahteraan para
anggotanya, Tujuan memberi kesejahteraan tersebut lebih kepada sektor ekonomi, badan usaha
khusus yang di bentuk dengan asas kekeluargaan, sebab badan usaha ini akan memprioritaskan
anggota didalamnya, Definisi koperasi juga di sebut dalam undang undang no 25 tahun 1995 tentang
perkoperasian , dalam pasal 1 UU tersebut, definisi nya adalah badan usaha yang memiliki anggota
perseorangan atau badan hukum dengan landasan kegiatan prinsip dasar koperasi. Sebagai tambahan
badan usaha ini merupakan gerakan Ekonomi rakyat yang memiliki asas kekeluargaan, sedangkan
definisi dari perkoperasian adalah segala hal yang berkaitan dengan badan usaha ini sendiri. Menurut
Madlenta (2009:19), koperasi merupakan badan hukum dengan usaha bersama, dan anggota sebagai
pemilik.

B. Pengertian modal sendiri, dan aset pada Koperasi


1. Pengertian modal sendiri

Berdasarkan pasal 41 ayat 1 UU Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa modal
koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Ayat 2 disebutkan modal sendiri dapat
berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Yang dimaksud
dengan modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti.
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan wajib adalah jumlah
simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi
dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Ign.Sukamdiyo (1997:77) Hibah adalah modal yang
diterima oleh koperasi secara cuma-cuma dari pihak lain dan menjadi modal sendiri. Hibah
merupakan transfer (pemberian) dana dari pihak lain secara gratis yaitu tidak ada kewajiban bagi
koperasi untuk membayar kembali baik berupa pokok pemberian maupun jasa yang dapat
dikategorikan sebagai hibah pada koperasi adalah hadiah , penghargaan dan pemberian / bantuan
lainnya yang tidak disertai dengan ikatan. Menurut (Ninik Widiyanti : 1998) Bagi koperasi
modal sendiri merupakan sumber permodalan yang utama, hal ini berkaitan dengan beberapa
alasan :

1. Alasan Kepemilikan, Modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu wujud
kepemilikan anggota terhadap koperasi beserta usahanya. Anggota yang memodali
usahanya sendiri akan merasa lebih bertanggungjawab terhadap keberhasilan usaha
tersebut.

2. Alasan Ekonomi, Modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan secara
lebih efisien dan murah karena tidak diperkenankan persyaratan bunga. 3. Alasan Risiko,
Modal sendiri atau anggota juga mengandung resiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan modal dari luar, khususnya pada saat usaha tidak berjalan dengan lanar.

2. Aset

Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP (2009) Aset adalah sumber daya yang
dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh entitas. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam
aset adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak
langsung, terhadap aliran kas dan setara kas kepada entitas. Beberapa aset, misalnya aset tetap
memiliki bentuk fisik. Namun demikian bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan
eksistensi aset. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Aset biasanya
dikelompokkan menjadi beberapa kategori seperti : Sigit Puji Winarko Nusantara of Research
ISSN. 2355-7249 158 Volume 01 | Nomor 02 | Oktober 2014

1. Aset Lancar Standar Akuntansi Keuangan ETAP (2009), suatu aset diklasifikasikan
menjadi aset lancar jika ; Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas ; Dimiliki untuk diperdagangkan ; Diharapkan
akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan ; Berupa kas atau
setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.Yang termasuk
aset lancar yaitu kas, piutang, perlengkapan, persediaan.

2. Aset Tetap Pengertian Aset Tetap dalam Standar Akuntansi keuangan ETAP (2009)
adalah aset berwujud yang memiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan administratif dan diharapkan akan
digunakan lebih dari satu periode. Entitas harus mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset
jika : Kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari
atau ke dalam entitas ; Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Menurut Munawir (2007;14) dalam buku “Analisis Laporan Keuangan” pada dasarnya Aktiva
(asset) dapat di klasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar. Yang termasuk aset tetap yaitu Bangunan, Gedung Kendaraan dan lain lain.

C.Sisa Hasil Usaha (SHU)

1. Pengertian SHU

(UU Koperasi No 25 Tahun 1992 : 16) Sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK No.27) menyebut bahwa, perhitungan hasil usaha adalah perhitungan hasil usaha yang
menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian
selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha ini disebut dengan sisa hasil usaha, yang dapat
diperoleh dari anggota maupun non anggota. Sisa hasil usaha harus diperinci menjadi sisa hasil
usaha yang diperoleh dari transaksinya dengan para anggota dan sisa hasil usaha yang diperoleh
dari pihak bukan anggota. Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari para anggota dapat
dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya. Sisa
hasil usaha yang berasal dari pihak luar tidak boleh dibagikan kepada anggota. Sedangkan
menurut Undang-Undang no 17 Tahun 2012, SHU adalah surplus hasil usaha atau defisit hasil
usaha yang diperoleh hasil usaha atau pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah di
kurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha, Menurut Andjar Pachta W,dkk
(2005;128) , SHU marupakan laba atau keuntungan yang di peroleh dari menjalankan usaha
sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi, SHU tersebut merupakan hasil dari
komponen komponen di kurangi dengan jumlah komponen komponen biay, jadi di simpulkan
SHU merupakan laba atau pendapatan koperasi yang di peroleh dalam satu tahun bukunsetelah
di kurangi dengan biaya penyusuatan dan biaya lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutana

2. Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi

Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang koperasi pasal 45 ayat 2 bahwa, sisa hasil usaha
setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan
pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan rapat
anggota. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa penetapan besarnya pembagian kepada para
anggota dan jenis serta besarnya keperluan lain, ditetapkan oleh rapat anggota. Yang dimaksud
dengan jasa usaha adalah transaksi usaha dan partisipasi modal. Sisa hasil usaha yang boleh
dibagikan kepada anggota hanyalah sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang
diselenggarakan untuk anggota. Pada rapat anggota tahunan, sisa hasil usaha diputuskan untuk
dibagi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar Koperasi. Sisa hasil
usaha yang disediakan oleh koperasi bagi para anggotanya terdiri dari dua macam yaitu : 1. Jasa
modal yaitu bagian dari sisa hasil usaha yang disediakan untuk para anggota berdasarkan uang
simpanan mereka, yang merupakan modal koperasi atau imbalan kepada anggota atas modal
dalam bentuk simpanan yang ditanam dalam koperasi. Jasa (bunga) modal dihitung sebesar
prosentase tertentu terhadap simpanan pokok dan simpanan wajib. masing-asing anggota.
Prosentase ini ditetapkan dalam rapat anggota. Simpanan sukarela tidak memperoleh jasa modal
yang diambilkan dari sisa hasil usaha. 2. Jasa anggota yaitu bagian dari sisa hasil usaha yang
disediakan untuk anggota seimbang dengan jasanya dalam usaha koperasi untuk memperoleh
sisa hasil usaha. Menurut Sitio dan Tamba (2002), secara umum sisa hasil usaha koperasi dibagi
untuk : 1. Cadangan Koperasi, Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan sisa hasil
usaha yang tidak dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk menutup
kerugian koperasi bila diperlukan 2. Jasa anggota, Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi
ganda yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus sebagai pelanggan (customer). 3. Dana
pengurus, sisa hasil usaha yang disisihkan untuk pengurus atas balas jasanya dalammengelola
organisasi dan usaha koperasi. 4. Dana pegawai, penyisihan sisa hasil usaha yang digunakan
untuk membayar gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi. 5. Dana pendidikan adalah
penyisihan sisa hasil usaha yang digunakan untuk membiayai pendidikan pengurus, pengelola,
dan pegawai koperasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan keahlian sumber daya
manusia dalam mengelola koperasi. 6. Dana Sosial, Penyisihan sisa hasil usaha yang
dipergunakan untuk membantu anggota dan masyarakat sekitar yang tertimpa musibah. 7. Dana
Pembangunan Daerah Kerja, Penyisihan sisa hasil usaha yang dipergunakan untuk
mengembangkan daerah kerjanya.

3. Perhitungan Sisa Hasil Usaha Koperasi

Pendapatan koperasi yang tiada lain adalah penerimaan koperasi atas kontribusi anggota
koperasi bagi pengeluaran biaya-biaya operasional koperasi, dipergunakan oleh koperasi untuk
membayar segala pengeluaran koperasi dalam rangka memutar roda organisasi koperasi agar
mampu mencapai tujuannya. Tugas pengurus adalah menggunakan pendapatan koperasi tersebut
seefisien mungkin dengan hasil yang optimal. Perhitungan akhir tahun yang menggambarkan
penerimaan pendapatan koperasi dan alokasi penggunaannya untuk biaya-biaya koperasi
berdasarkan pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992 dapat dirumuskan sebagai : Sisa Hasil Usaha =
Pendapatan – (Biaya + Penyusutan + Kewajiban lain + Pajak). Pendapatan koperasi adalah
penerimaan koperasi atas kontribusi anggota koperasi bagi pengeluaran biaya- biaya koperasi,
maka apabila sisa hasil usaha positif berarti kontribusi anggota koperasi pada Sigit Puji Winarko
Nusantara of Research ISSN. 2355-7249 156 Volume 01 | Nomor 02 | Oktober 2014 pendapatan
koperasi melebihi kebutuhan akan biaya riil koperasi. Kelebihan tersebut dikembalikan oleh
koperasi kepada para anggotanya. Apabila sisa hasil usaha negatif berarti kontribusi anggota
koperasi terhadap pengeluaran untuk biaya koperasi lebih kecil dari pendapatan koperasi

BAB III

Hasil Penelitian
1. Kerangka Berfikir

Modal sendiri menentukan perolehan SHU koperasi, Karena modal yang bisa digunakan koperasi
semakin banyak dan bisa dimanfaatkan dengan lebih optimal. Dana/modal pinjaman atau luar koperasi
hendaknya perlu dipertimbangkan. Rozi dan Hendri (1997: 88) menyebutkan “SHU diperoleh dari
pendapatan dikurangi dengan total biaya”. SHU dipengaruhi oleh : modal sendiri, kemampuan pengurus,
partisipasi anggota dan banyaknya usaha yang dijalankan. Modal sendiri, dan aset merupakan
komponen yang penting dalam menunjang perolehan sisa hasil usaha yang lebih tinggi. Dengan
sisa hasil usaha yang tinggi akan menyebabkan kesejahteraan anggota semakin baik dilihat dari
sisi financialnya. Secara teoritis bahwa meningkatnya modal sendiri, meningkatnya aset akan
meningkatkan sisa hasil usaha.

2. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka berfikir di atas, maka hipotesisnya adalah : H1 : Ada pengaruh yang
signifikan antara modal sendiri dengan sisa hasil usaha pada Koperasi di beberapa kota di
IndonesiaH2 : Ada pengaruh yang signifikan antara aset dengan sisa hasil usaha pada Koperasi
di beberapa kota di Indonesia H3 : Ada pengaruh yag signifikan antara modal sendiri,dan aset
terhadap sisa hasil usaha pada Koperasi di beberapa kota di Indonesia.

3. Pembahasan

Pengaruh Modal Sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha Berdasarkan hasil uji SPSS versi 19 secara
parsial dalam penelitian ini bahwa modal sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
sisa hasil usaha. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan bertambahnya jumlah modal
sendiri suatu koperasi akan mengakhibatkan bertambahnya jumlah sisa hasil usaha. Dengan
demikian hasil penelitian ini mendukung teori sementara ini yang mengatakan bahwa dengan
bertambahnya modal suatu usaha maka akan mengakibatkan bertambahnya suatu keuntungan
perusahaan. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Andri Ribut Setyawan (2011), dan Lubuk
Novi Suryaningrum (2007) bahwa modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap SHU.
Pengaruh Aset terhadap Sisa Hasil Usaha Berdasarkan hasil uji secara parsial, diperoleh
kesimpulan bahwa aset mempunyai pengaruh yang signifikan secara positif terhadap sisa hasil
usaha. Hasil ini menjelaskan bahwa aset mempunyai pengaruh positif terhadap sisa hasil usaha,
dengan bertambahnya aset suatu koperasi akan Sigit Puji Winarko Nusantara of Research ISSN.
2355-7249 165 Volume 01 | Nomor 02 | Oktober 2014 mengakibatkan meningkatkan perolehan
sisa hasil usaha. Pada koperasi yang ada di Indonesia membuktikan bahwa bila kekayaan
bertambah maka sisa hasil usaha meningkat dan berarti kesejahteraan anggota menjadi
meningkat.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Modal sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap sisa hasil
usaha. Hasil penelitian lain seperti di kota Mataram menggunakan uji parsial atau
individual terhadap masing variabel yang berpengaruh terhadap perolehan SHU, di
ketahui bahwa modal sendiri berpengaruh positif terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha
(SHU) pada KSP “SWASTIKA” Mataram periode tahun 2013 s.d 2017, sedangkan hasil
dari penelitian pada variabel aset tidak berpengaruh pada perolehan Sisa Hasil Usaha
pada KSP “ SWASTIKA’ Mataram, hasil dari penelitian menggunakan uji simultan di
ketahui modal sendiri dan aset bersama-sama berpengaruh positif terhadap SHU pada
KSP “SWASTIKA” periode tahun 201 s.d 2017

2. Hasil dari penelitian penulis di kota Kediri bahwa Aset mempunyai pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap sisa hasil usaha, begitupun hasil penelitian di berbagai
kota lain seperti di kota Yogyakarta bahwa total asset berpengaruh terhadap Sisa Hasil
Usaha

4. Aset merupakan variabel independen yang mempunyai pengaruh yang paling dominan
dibandingkan variabel modal sendiri, berdasarkan hasil penelitian di kota Kediri

5. Adapun permasalahan yang terjadi yang berkaitan dengan modal sendiri yang dapat
mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Primer Koperasi XXX yaitu menurunnya jumlah
simpanan pokok dan simpanan wajib karena ada anggota yang pensiun, pindah satuan dan
meninggal dunia, penggunaan biaya operasional yang kurang efisien, pencatatan administrasi
keuangan masih menggunakan cara manual khususnya dalam pencatatan administrasi keuangan
di unit toko II yang belum terkoneksi ke bagian gudang dan dari bagian gudang belum bisa
terkoneksi langsung ke URBEN (Urusan Bendahara) dan belum adanya tenaga ahli khususnya
yang menangani di bidang teknologi dan informasi. Upaya yang dapat dilakukan Primer
Koperasi XXX untuk mengatasi permasalaan terjadi yang berkaitan dengan modal sendiri yang
dapat mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) yaitu mengutamakan skala prioritas didalam
menjalan usaha perkoperasian Primer Koperasi XXX meningkatkan modal sendiri dan
mengutamakan skala prioritas di dalam menjalankan usaha perkoperasian sehingga jika ada
anggota yang pindah satuan, pensiun dan meninggal dunia tidak terlalu bepengaruh terhadap
stuktur modal sendiri. Mengefisienkan biaya operasional.

2. Saran

1.) Berdasarkan pada penelitian yang diperoleh dari beberapa jurnal di berbagai kota di
Indonesia kesimpulan bahwa aset merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi sisa
hasil usaha, maka sebaiknya koperasi di Indonesia untuk meningkatkan asetnya, seperti dengan
cara meningkatkan simpanan wajib anggota, simpanan sukarela, maupun dapat melalui pihak
ekternal koperasi seperti pinjaman dari perbankan. Dan juga mengupayakan agar aktiva tetap
sumber dayanya jangan sampai mendapatkan dari luar, upayakan dari dalam, dan kedepannya
untuk mengusahkan peningkatan modal sendiri karena berdasarkan hasil penelitian hal ini
berpengaruh terhadap besar kecilnya Sisa Hasil Usaha (SHU)

2.) Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk mengungkap variabel-variabel lain yang lebih
banyak, seperti modal pinjaman, tingkat suku bunga, partisipasi anggota, dan lain-lain yang
dapat mempengaruhi sisa hasil usaha.
3. Lampiran

1.) Teori Yang mengatakan penambahan modal sendiri dan modal pinjaman mempengaruhi
besarnya SHU

Pengumpulan modal yang di lakukan koperasi, baik modal sendiri maupun pinjaman
secara bersama sama akan di gunakan untuk menggerakan kegiatan usaha koperasi dengan
posisinya masing-masing. Menurut pendapat Gitosudarmo dan Basri (2003:37) bahwa dengan
modal usaha yang lebih cukup di harapkan dapat mengurangi risiko dan dapat menaikan
penghasilan atau laba, pendapat ini di dasarkan atas pandangan bahwa dengan tersedianyamodal
usaha yang cukupmaka kegiatan dapat di arahkan pada pencarianhasil usaha yang lebih tinggi.

Berbagai penelitian tentang pengaruh permodalan baik modal sendiri maupun modal
pinjaman terhadap SHU telah di lakukan para peneliti terdahulu. Penelitian Mat Anis (2003) dan
penelitian Padilah (2001) menemukan hasil bahwa secara simultan SHU dipengaruhi oleh modal
sendiri dan modal pinjaman. Sedangkan secara parsial modal sendiri berpengaruh terhadap SHU
dan modal pinjaman tidak berpengaruh terhadap SHU, contoh kasus pada teori ini yaitu
Koperasi Pegawai RI Demak dimana sesuai dengan hasil penelitian yang di lakukan di koperasi
tersebut bahwa modal sendiri lebih dominan berpengaruh terhadap SHU sedangkan modal
pinjaman tidak berpengaruh terhadap SHU, hal tersebut di karenakan Koperasi tersebur lebih
dominan menggunakan modal sendiri daripada modal pinjaman.

2.) Rumus pembagian SHU

Lagi lagi kami ulangi SHU koperasi adalah surplus hasil usaha yang di peroleh dari hasil
usaha atau pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah di kurangi dengan pengeluaran
atas berbagai beban Usaha (di bagi setiap setahun sekali).

Pengalokasian pembagian SHU suatu Koperasi untuk jasa anggota, dana cadangan, dana
pengurus dan seterusnya, nominal persennya itu tidak bersifat Umum tetapi nominal nya itu
berdasarkan penetapan AD dan ART masing masing Koperasi, contoh hasil penetapan
pengalokasian pembagian SHU Koperasi Jaya:
• 5% dana cadangan

• 50% untuk jasa anggota berdasarkan simpanan/modal

• 20% untuk jasa anggota berdasarkan pinjaman

• 10% dana pengurus

• 5% untuk pengelola Koperasi

• 3% untuk dana pendidikan pegawai

•2% untuk dana pembagian Koperasi .

Ini hanya salah satu contoh nominal persen pengalokasian pembagian SHU yaitu di Koperasi
Jaya dan tidak menutup kemungkinan Koperasi yang lain Nominal pengalokasian pembagian
SHU nya berbeda.

Rumus Pembagian SHU untuk anggota:

SHU= JM + JA

Keterangan:

SHU = Sisa hasil usaha

JM = Jasa modal

JA. = Jasa anggota

• Untuk mencari JM = (Simpanan anggota ÷ Total Simpanan) × presentase JM × SHU

• Untuk mencari JA = (Penjualan/pembelian anggota ÷ Total Penjualan) × presentase JA ×


SHU.
Contoh Soal :

1. Di ketahui SHU Koperasi Amanah di peroleh sebesar RP. 40.000.000 pada tahun 2019,
berdasarkan Penetapan pengalokasian SHU AD/ART, SHU tersebut akan di bagikan untuk jasa
modal sebesar 25%, jasa anggota 30%, Pengurus 10%, dana sosial 10%, dana pendidikan 15%,
dana cadangan 10% sementara jumlah simpanan anggota berjumlah RP. 60.000.000 dan
penjualan sebesar Rp. 100.000.000, bila Grace Ananda Gunem merupakan anggota dan
memiliki simpanan pokok sebesar Rp. 1.000.000 dan simpanan wajib 2.000.000 serta berbelanja
menghabiskan Rp 1.000.000 maka SHU yang ia peroleh sebesar?

Jawab:

Dik:

SHU : Rp 40.000.000

JM. : 25%

JA. : 30%

Total Simpanan: Rp. 60.000.000

Total Penjualan : Rp. 100.000.000:

Simpanan anggota (Grace): Simpanan pokok + Simpanan wajib

= Rp.1.000.000 + Rp.2.000.000 = Rp.3.000.000

Penjualan anggota (Pembelian Grace) : Rp. 1.000.000

Dit: SHU yang di terima Grace?

SHU= JM+ JA
JM = ( Rp. 3.000.000 ÷ Rp. 60.000.000) × 25 % × Rp. 40.000.000

= (0,05) × 0,25 × Rp. 40.000.000

= Rp. 500.000

JA = ( Rp. 1.000.000 ÷ 100.000.000) × 30% × 40.000.000

= Rp. 120.000

Nah sekarang nilai JM dengan JA sudah ada berikutnya Kita akan menghitung Nilai SHU:

SHU = JM + JA

= Rp. 500.000 + Rp. 120.000

SHU = Rp. 620.000

Jadi SHU yang diterima Grace Ananda Ginem adalah sebesar Rp. 620.000

Contoh 2. Koperasi alam raya mempunyai SHU Rp. 70.000.000, alokasi pembagian untuk jasa
penjualan 10% dan jasa modal 20%, Koperasi itu mempunyai total modal sebesar Rp.
150.000.000 yang terdiri dari:

a). Simpanan wajib Rp. 40.000.000,00

b). Simpanan pokok Rp. 22.000.000,00

c). Cadangan SHU tahun lalu Rp. 16.000.000,00

d).Total penjualan sebesar Rp. 20.000.000,00

Jika Pak Didik mempunyai simpanan Rp. 1.500.000,00 dan jumlah pembeliannya sebesar
Rp.3.200.000,00, hitunglah SHU yang di terima Pak Didik!

Jawab:

Langkah pertama yang harus di lakukan adalah menghitung besarnya jasa modal seluruh
anggota dan jasa usaha seluruh anggota .
Jasa modal seluruh anggota = Jasa penjualan × SHU

= 10% × Rp.70.000.000,00

= Rp. 7.000.000,00

Jasa modal seluruh anggota = Jasa modal × SHU

= 20% × Rp. 70.000.000,00

= Rp. 14.000.000,00

Langkah kedua mnghitung SHU per anggota ( subjeknya Pak Didik.

Jasa usaha Pak Didik = (Jasa pembelian ÷ total penjualan anggota) × Jasa usaha seluruh
anggota

= (Rp. 3.000.000,00 ÷ Rp.20.000.000,00) × Rp.7.000.000,00

= Rp. 1.050.000,00

Jasa modal Pak Didik = (Simpanan Pak Didik ÷ Simpanan seluruh anggota) × Jasa modal seluruh
anggota

= (Rp. 3.200.000,00 ÷ Rp. 62.000.000,00) × Rp. 14.000.000,00

= Rp. 722.580,8

Jadi SHU untuk pak Didik= Jasa usaha Pak Didik+ Jasa modal Pak Didik

= Rp. 1.050.000,00 + Rp. 722.580,8

= Rp. 1. 722.580,8

Jadi SHU yang diterima Pak Didik sebesar Rp. 1.722.580,8


DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Koperasi No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. Jakarta

Undang-undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, 1992, Jakarta

Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, diakses tanggal 05 Maret 2018

Undang Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, diakses tanggal 05 Maret
2018

Andjar Pachta W,dkk (2005

Ismail Taufik Agus. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha di
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (YOGYAKARTA).

Wild J.J, Subramanyam K.R, and Halsey R.F, 2007. Financial Statement Analysis. 9th ed. Irwin
USA : McGraw-Hill.

Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Libert

BPFESigit Puji Winarko. 2014. Pengaruh Modal Sendiri, Jumlah Anggota Dan Aset
Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Di Kota Kediri. Nusantara of Research
Bambang Riyanto. (2010). DasarDasar Pembelanjaan Perusahaan,

Akuntansi Keuangan ETAP (2009)Sudarsono dan Edilius. 2005.

Standar Akuntansi Keuangan ETAP (2009)Sudarsono dan Edilius.

Anda mungkin juga menyukai