Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EKUITAS KOPERASI DAN SHU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1

Dosen pengampu: Filipus Argentano Guntur Suryaputra

Disusun oleh:

Yohanes Kopong Baha 2210020133

Ahmad Karim 2210020144

Adelina Atty 2210020123

Rio Adryan Tully 2210020131

Aulia Alhamidi Atapukan 2210020106

Glenn Mirandi Chandra Ie 2210020145

Eldina Clementiana Cellia Amsikan 2210020107

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya kami, kelompok tujuh, dapat menyelesaikan makalah dengan judul ‘Ekuitas Koperasi dan
SHU’ dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pak Filipus Argentano Guntur Suryaputra selaku
dosen pengampuh yang telah memberikan tugas membuat makalah sebagai tugas kelompok mata
kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1. Tugas ini dapat menjadi pengantar bagi kami untuk
dapat mengetahui tentang permodalan dalam koperasi dan sisa hasil usaha yang dapat menambah
wawasan dan bekal bagi kami di masa depan.

Makalah yang kami susun belum bisa dikatakan sempurna, sehingga kami membutuhkan
kritik dan saran yang membangun dan semoga makalah ini dapat berguna serta menambah
wawasan bagi para pembaca.

Kupang, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1. Latar belakang...................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3. Tujuan...............................................................................................................................1

1.4. Manfaat.............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1. Pengertian modal dalam koperasi.....................................................................................3

2.2. Macam-macam modal dalam koperasi.............................................................................3

2.3. Sumber sumber dari permodalan......................................................................................4

2.4. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)..................................................................................5

2.5. Rumus pembagian Sisa Hasil usaha (SHU)......................................................................6

2.6. Prinsip pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).....................................................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................................................9

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................9

3.2. Saran..................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Koperasi merupakan suatu wadah bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berusaha meningkatkan tingkat hidup mereka. Adapun
tujuan koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumya ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Koperasi juga merupakan
salah satu bentuk usaha yang sangat penting dan berperan dalam perekonomian Indonesia,
koperasi tidak hanya berfungsi sebagai organisasi ekonomi akan tetapi juga mempunyai misi
sosial. Akan tetapi misi ekonomi lebih menonjol dari pada misi sosialnya. Oleh karena itu
prinsip-prinsip ekonomi juga berlaku bagi koperasi.
Koperasi dalam melaksanakan aktivitas usaha dan sebagai Badan Usaha sangat
ditentukan terhadap besar kecilnya modal yang digunakan. Sejak munculnya UU Koperasi
no. 79 Tahun 1958, no. 12 Tahun 1967 dan sekarang UU Perkoperasian no.25 Tahun 1992
simpanan koperasi adalah merupakan modal. Kalangan masyarakat awam menyamakan
modal koperasi dengan simpanan, padahal simpanan koperasi hanya meliputi Simpanan
Pokok dan Simpanan Wajib. Istilah yang digunakan untuk modal koperasi adalah andil atau
saham, sama dengan yang digunakan oleh perusahaan pada umumnya. Ada yang
berpandangan bahwa istilah simpanan merupakan ciri khas koperasi Indonesia. Koperasi
harus berani tampil dalam lingkungan dunia usaha memperjuangkan ekonomi anggota yang
berdampingan dengan dunia usaha lainnya. Baru mulai tahun 1992 ditegaskan bahwa
perbedaan pengertian status modal koperasi, yaitu modal sendiri dengan modal pinjaman.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari modal dalam koperasi?


2. Apa saja macam-macam modal dalam koperasi?
3. Apa saja sumber sumber dari permodalan?
4. Apa yang dimaksud dengan SHU?
5. Bagaimana rumus pembagian SHU?
6. Apa prinsip pembagian SHU?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian modal dalam koperasi


2. Untuk mengetahui macam-macam modal dalam koperasi
3. Untuk mengetahui sumber sumber dari permodalan
4. Untuk mengetahui pengertian SHU

1
5. Untuk mengetahui rumus pembagian SHU
6. Untuk mengetahui prinsip pembagian SHU

1.4. Manfaat

Agar mahasiswa dapat memahami tentang permodalan dalam koperasi dan menambah
wawasan tentang sisa hasil usaha, sehingga ilmu yang didapat dari makalah ini dapat
menjadi acuan bagi mahasiswa dalam pengimplementasian dalam menjalankan usaha
ekonomi dan bisnis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian modal dalam koperasi

Modal Koperasi adalah sejumlah dana yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan
kegiatan atau usaha-usaha dalam koperasi. Modal digunakan untuk membeli barang
dagangan atau alat-alat produksi. Modal bisa didapat dari dua sumber, yaitu dari anggotanya
sendiri (internal) dan dari luar (eksternal).
Modal sendiri dapat berasal dari:
1) Simpanan pokok, adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok
jumlahnya sama untuk setiap anggota.
2) Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan
jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat
diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
3) Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil usaha,
yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang
keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila
diperlukan.
4) Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang
diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.

2.2. Macam-macam modal dalam koperasi

Modal koperasi berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan modal luar (modal
asing). Koperasi dapat memanfaatkan modal sendiri dan modal asing dalam upaya
memenuhi kebutuhan modalnya.
a) Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari koperasi itu sendiri atau modal yang
menanggung resiko. Adapun modal sendiri meliputi :
1) Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayar
oleh anggota koperasi kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota
koperasi. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih berstatus sebagai anggota. Nilai atau besaran simpanan
pokok diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Koperasi yang bersangkutan.

3
2) Simpanan wajib yaitu jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang
wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu.
3) Dana Cadangan yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil
usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutupi
kerugian koperasi yang mungkin terjadi atau bila diperlukan. Dana cadangan
juga dimaksudkan bagi jaminan koperasi di masa yang akan dating dan
diperuntungkan bagi perluasan usaha, pemupukan dana cadangan ditetapkan
dalam Rapat Anggota.
4) Hibah merupakan sumbangan dari pihak-pihak tertentu yang diserahkan kepada
koperasi dalam upaya ikut serta mengembangkan usaha koperasi
b) Modal asing
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara ada di dalam perusahaan koperasi, dan bagi perusahaan koperasi modal
tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus dibayar kembali atau biasanya
didapatkan dari proses pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Modal ini
dapat dikelompok menjadi utang jangka pendek (jangka waktunya paling lama 1
tahun), utang jangka menengah (jangka waktunya paling lama 10 tahun) dan utang
jangka panjang (jangka waktunya lebih dari 10 tahun). Modal asing atau modal
pinjaman ini dapat berasal dari pinjaman anggota yang memenuhi syarat, koperasi lain
yang didasari atas perjanjian kerjasama, bank dan lembaga keuangan, penerbitan
obligasi dan surat utang berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
atau sumber lain yang sah berupa pinjaman dari bukan anggota.
Modal pinjaman dapat berasal dari:
 Anggota
 Koperasi lainnya dan atau anggotanya
 Bank dan lembaga keuangan lainnya
 Sumber lain yang sah

2.3. Sumber sumber dari permodalan

1) Tabungan Pribadi
Tabungan pribadi sering dijadikan sumber untuk membangun sebuah usaha, terutama
sebagai sumber modal usaha kecil. Banyak pengusaha akan menabung terlebih dahulu
dengan tujuan bisa membuka usaha di kemudian hari. Namun tentunya modal yang
didapatkan pun tergantung dengan jumlah tabungan sehingga bila tabungannya sedikit,
maka akan kesulitan dalam membuat usaha yang memerlukan modal banyak.
2) Pinjam Saudara atau Teman
Sumber permodalan dalam usaha lainnya adalah pinjaman dari saudara atau teman.
Pinjaman dari saudara atau teman ini sering dipilih karena biasanya tidak memiliki

4
bunga. Namun tidak semua anggota keluarga atau teman bisa dipinjami karena berbagai
alasan. Sekalipun bisa meminjam, nominalnya pun sering tidak sesuai dengan harapan
karena tergantung dari kemampuan yang meminjami.
3) Pinjam Bank
Cara lain yang sering digunakan oleh para pengusaha untuk mendapatkan modal
adalah dengan meminjam bank. Nominal pinjaman pun bisa lebih besar daripada
tabungan sendiri atau pinjam saudara dan teman. Namun ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi peminjam agar pengajuan mereka diterima oleh bank. Di samping itu, bank
sering meminta jaminan bila peminjam tidak bisa melunasi pinjaman.
4) Bantuan Pemerintah
Saat ini baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah menyiapkan bantuan
bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Bantuan ini pun bisa menjadi sumber modal
usaha yang bermanfaat bagi bisnis. Namun tidak semua orang bisa mendapatkan bantuan
ini karena mereka harus memenuhi syarat-syarat yang ada. Di samping itu, nominal
bantuan pemerintah pun tergantung dari pemerintah itu sendiri.
5) Investor
Investor bisa juga menjadi sumber dana untuk bisnis. Biasanya para pelaku usaha yang
mencari investor adalah mereka yang ingin mengembangkan usahanya menjadi skala
besar. Dalam mencari investor, para pelaku usaha harus meyakinkan mereka dengan
berbagai hal seperti pengajuan proposal dan presentasi. Selain itu, pelaku usaha juga
harus menetapkan perjanjian terutama mengenai bagi hasil kepada investor agar mereka
mau berinvestasi.
6) Rekan Kerja
Tak jarang para pelaku usaha juga mencari rekan kerja agar memperoleh modal
tambahan untuk mengembangkan usaha mereka. Rekan kerja ini nantinya juga bisa turut
andil dalam pengelolaan usaha. Biasanya diperlukan perjanjian yang menguntungkan
kedua belah pihak agar bisa bekerja sama dengan baik. Namun terkadang adanya rekan
kerja ini bisa menimbulkan perselisihan.
7) Menjual Aset
Para pelaku usaha juga bisa menjual aset untuk memperoleh modal. Aset ini
bentuknya bisa bermacam-macam seperti perabotan, kendaraan, hingga rumah. Namun
terkadang sulit untuk menemukan orang yang mau membeli aset tersebut sehingga hal ini
bisa menjadi penghambat pelaku usaha untuk mendapatkan modal.

2.4. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan.

5
SHU koperasi adalah selisih antara seluruh pendapatan yang diperoleh dengan biaya-
biaya operasional koperasi, termasuk penyusutan, kewajiban lain, dan pajak dalam satu
tahun buku. Definisi SHU koperasi secara jelas dan rinci disebutkan dalam Pasal 45
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban
lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

2.5. Rumus pembagian Sisa Hasil usaha (SHU)

Secara umum, penghitungan SHU adalah selisih dari hasil keuntungan anggota koperasi
terhadap biaya operasional dan kewajiban pembayaran lainnya. Terdapat beberapa
perhitungan yang harus dilakukan sebelum menemukan jumlah SHU.
 Cara menghitung SHU adalah:
SHUA (Sisa Hasil Usaha Anggota) = JUA (Jasa Usaha Anggota) + JMA (Jasa Modal
Anggota)
 Cara untuk mengetahui nilai dari JUA dan JMA:
Rumus Penghitungan JMA
JMA = (simpanan anggota : Total simpanan koperasi) x % jasa modal x SHU
JUA = (Penjualan anggota : Total penjualan koperasi) x % Jasa Modal Anggota x
SHU
 Contoh soal:
Dalam AD/ART Koperasi Makmur Mulia dengan ditetapkan pengalokasikan SHU
sebagai berikut:

Berdasarkan keterangan tersebut, tentukanlah:


SHU yang diterima anggota bernama Selline, bila:
 Sisa Hasil Usaha Koperasi Adalah Rp 60.000.000
 Simpanan Selline sebesar Rp1.000.000
 Total simpanan di koperasi sebesar Rp100.000.000
 Jasa pembelian yang dilakukan Selline sebesar Rp 4.000.000
 Total penjualan koperasi kepada anggota Rp150.000.000
Penyelesaian:

6
JMA = (simpanan anggota÷Total simpanan koperasi) × % jasa modal×SHU
= (1.000.000÷100.000.000)×25%×60.000.000
= (1/100)×15.000.000
= 150.000
JUA = (Penjualan anggota÷Total penjualan koperasi) × % Jasa Modal Anggota× SHU
= (4.000.000÷150.000.000) × 15%×60.000.000
= (2/75) ×9.000.000
= 240.000
SHUA = JUA + JMA
= Rp 240.000 + Rp 150.000
= Rp 390.000
Jadi SHU yang diterima oleh Selline adalah sebesar Rp 390.000

2.6. Prinsip pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

Anggota koperasi memiliki dua fungsi ganda, yaitu:


a) Sebagai pemilik (Owner)
b) Sebagai pelanggan (Costomer)
Sebagai pemilik, seorang anggota berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian,
sebagai investor anggota berhak menerima hasil investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan,
seorang anggota berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya.
Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, trasparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip
koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut:
1) SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota
Pada hakekatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari
anggota itu sendiri. Sedangkan SHU yang bukan berasal dari transaksi dengan anggota
pada dasarnya tidak bibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadang
koperasi. Dalam kasus koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari non anggota
cukup besar, maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk bibagi secara merata
sepanjang tidak membebani Likuiditas koperasi.
Pada koperasi yang pengelolaan pembukuannya sydah bai, biasanya terdapat
pemisahan sumber SHU yang berasal dari anggota yang berasal dari nonanggota. Oleh
sebab itu, langkah pertama dalam pembagian SHU adalah memilahkan yang
bersumber dari hasil transaksi usaha dengan anggota dan yang bersumber dari
nonanggota.
2) SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota
sendiri
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal
yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggotakoperasi.

7
Oleh sebab itu, perlu ditentukan proposisi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi
usaha yang dibagi kepada anggota.
Dari SHU bagian anggota, harus ditetapkan beberapa persentase untuk jasa
modal,misalkan 30% dan sisanya sebesar 70% berate untuk jasa usaha. Sebenarnya
belum ada formula yang baku mengenai penentuan proposisi jasa modal dan jasa
transaksi usaha, tetapi hal ini dapat dilihat dari struktur pemodalan koperasi itu
sendiri.
Apabila total modal sendiri koperasi sebagian besar bersumber dari simpanan-
simpanan anggota (bukan dari donasi ataupun dana cadangan),maka disarankan agar
proporsinya terhadap pembagian SHU bagian anggota diperbesar, tetapi tidak akan
melebihi dari 50%. Hal ini perlu diperhatikan untuk tetap menjaga karakter koperasi
itu sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan.
3) Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan
Proses perhitungan SHU peranggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota
harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah
menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasinya.
Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi
anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu
badan usaha, dan pendidikan dalam proses demakrasi
4) SHU anggota dibayar secara tunai
SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi
membuktikan dirinya sebagai badan usaha yangsehat kepada anggota dan masyarakat
mitra bisnisnya.

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Koperasi memerlukan laporan keuangan tiap bulannya yang dapat menerangkan keadaan
keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi terdiri atas: SHU, neraca koperasi, laporan
perubahan modal koperasi. Dengan laporan keuangan, dapat melihat dan menilai
keberhasilan atau kinerja pengurus koperasi atau juga dapat menggunakan RAPBKop untuk
menilai prestasi kerja pengurus dalam mengelola usaha koperasi.
SHU atau yang lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha merupakan selisih dari pendapatan
dikurangi biaya operasional koperasi selama satu tahun. SHU dapat berubah atau meningkat
dengan memperbesar omset usahu, menekan biaya operasional.

3.2. Saran

Yang harus dilakukan pemerintah untuk memajukan koperasi Indonesia adalah:


1. Menganalisis sebab-sebab yang membuat koperasi di Indonesia tidak maju.
2. Menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan
reposisi peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh koperasi dan pengusaha kecil.
dan pemerintah berperan sebagai fasilitator dan regulator.
Dalam program ini koperasi berkesempatan untuk eksis dalam bidang usaha. Selain itu
juga, program ini dapat membuktikan bahwa koperasi dan usaha kecil mampu berperan
sebagai kelembagaan yang menopang pemberdayaan rakyat.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/06/06/shu-adalah diakses pada tanggal 16 Maret 2023


pukul 19.00 WITA

https://putrijulaiha.wordpress.com/2011/10/31/prinsip-prinsip-pembagian-shu-koperasi/ diakses
pda tanggal 16 Maret pukul 21.00 WITA

https://blog.amartha.com/7-sumber-modal-usaha-untuk-memulai-bisnis/ diakses pada tanggal 16


Maret pukul 17.30 WITA

https://dinkopukm.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2018/07/Mengenal-Keuangan-Modal-
Koperasi.pdf diakses pada tanggal 16 Maret pukul 17.30 WITA

file:///C:/Users/asusa/Downloads/ASPEK%20PERMODALAN%20KOPERASI.pdf diakses
pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 17.00 WITA

10

Anda mungkin juga menyukai