Anda di halaman 1dari 15

DISTRIBUSI SHU KOPERASI

Dosen Pengampu :

I Gusti Ayu Tirtayani, S.E., M.M.

Disusun oleh :

A.A. Diah Sapta Dewi (119112661)


Putu Vidya Trisnandini (119112665)
Nyoman Budiarsa Arisuta (119112667)
Putu Shinta Sri Sindari (119112668)
Intan Maulyda (119112670)
I Made Arguntara (119112674)
I Gusti Agung Maha Sari Dewi (119112675)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehin
gga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kas
ih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pik
iran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahu
an dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pe
mbaca praktekkan dalam kehidupan khususnya pada bisnis industri. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pen
getahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang me
mbangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 25 April 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia dan sebagai bagian integ
ral tata perekonomian Indonesia. Peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan
mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi
yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Dala
m usahanya koperasi akan lebih menekankan pelayanan terhadap kepentingan anggota ba
ik sebagai produsen ataupun konsumen. Manajemen koperasi dilakukan secara terbuka
untuk anggota-anggotanya. Karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan
badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda yaitu anggota
sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Koperasi didirikan dan
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung
jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi. Selain itu
anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika, kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab
sosial dan kepedulian terhadap orang lain. Oleh karena itu tugas pokok koperasi adalah
menunjang kepentingan anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota

Menurut Reksohadiprodjo (1998) dalam salah satu prinsip koperasi yaitu pembagi
an sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-m
asing anggota koperasi. Keuntungan yang diperoleh disebut sebagai sisa hasil usaha. Pen
dapatan koperasi diperoleh dari pelayanan anggota dan masyarakat. Setiap anggota yang
berpartisipasi aktif dalam koperasi akan mendapatkan bagian sisa hasil usaha yang lebih
besar dari pada anggota pasif. Anggota yang menggunakan jasa koperasi akan membayar
nilai jasa yang diperoleh dari anggota tersebut akan diperhitungkan pada saat pembagian
sisa hasil usaha. Salah satu pelayanan yang diberikan koperasi untuk memajukan
kesejahteraan anggota adalah dengan pembagian sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha
dibagikan kepada anggota sebanding dengan besarnya jasa usaha yang dilakukan anggota
untuk koperasinya. Besarnya sisa hasil usaha dapat dipengaruhi oleh pendapatan yang
diterima, sedangkan pendapatan dipengaruhi oleh jumlah anggota, jumlah modal dan
promosi. Faktor tersebut dapat pula mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh koperasi.
Dengan adanya faktor tersebut koperasi dapat mengukur seberapa besar tingkat kinerja
koperasi yang dalam hal ini diukur dengan memperoleh sisa hasil usaha.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu SHU Koperasi?


2. Bagaimana pembagian Sisa Hasil Usaha?
3. Bagaimana prinsip pembagian SHU?
4. Apa faktor – faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU)?
5. Bagaimana cara menghitung Sisa Hasil Usaha (SHU) dan implementasinya
terhadap kasus?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi


2. Mengetahui pembagian Sisa Hasil Usaha
3. Mengetahui prinsip pembagian SHU
4. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU)
5. Dapat menghitung Sisa Hasil Usaha (SHU) dan memahami implementasinya
terhadap sebuah kasus.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SHU Koperasi


SHU koperasi adalah singkatan dari sisa hasil usaha atau laba bersih koperasi.
Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang didapatkan oleh koperasi dalam periode
satu tahun. Bahasa awamnya, sisa hasil usaha adalah laba bersih yang diperoleh koperasi
dari hasil penjualannya. Keuntungan itu kemudian disebar lagi ke beberapa pos, seperti
misalnya dana cadangan operasional koperasi, dan dibagi-bagikan ke anggotanya sebagai
bentuk keuntungan bersama.
Soal bagi-bagi sisa hasil usaha ini telah tercatat di dalam UU No.25 tahun 1992
tentang Perkoperasian pasal 5 ayat 1. Di poin ‘C’ disebutkan kalau pembagian sisa hasil
usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota. Artinya, besaran laba masing-masing anggota tentu berbeda-beda.
Pembagiannya dihitung secara adil berdasarkan kontribusi dan aktivitas ekonomi mereka
ke koperasi.

2.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha


Pada dasarnya SHU yang diperoleh koperasi setiap tahunnya dibagi sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga koperasi
yang bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar
koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU yang dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
Menurut UU Koperasi NO.25 Tahun 1992 pasal 34 menjelaskan bahwa
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk
anggota koperasi itulah yang boleh dibagikan kepada para anggota, sedangkan sisa hasil
usaha yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan bukan untuk anggota,
misalnya dari hasil pelayanan pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada anggota karena
bagian ini diperoleh bukan dari jasa anggota, sisa hasil usaha ini digunakan untuk
pembiayaan tertentu lainnya.
Pembagian Sisa Hasil Usaha koperasi supaya diatur sebagai berikut:
1. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota,
dibagikan untuk :
 Cadangan koperasi
 Para anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan masing-masing
 Dana pengurus
 Dana pegawai/karyawan
 Dana pendidikan koperasi
 Dana sosial
 Dana pembangunan daerah kerja
2. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan bukan untuk
anggota, dibagikan untuk :
 Cadangan koperasi
 Dana pengurus
 Dana pegawai/karyawan
 Dana pendidikan koperasi
 Dana sosial
 Dana pembangunan daerah kerja

Cara penggunaan sisa hasil usaha diatas, kecuali cadangan diatur dalam anggaran
dasar dengan mengutamakan kepentingan koperasi yang bersangkutan. Cadangan ini
dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan, oleh karenanya cadangan tidak boleh dibagikan kepada anggota
walaupun diwaktu pembubaran. Penggunaan dana sosial diatur oleh rapat anggota dan
dapat diberikan antara lain pada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-usaha sosial lainnya.
Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang bersangkutan dalamanggaran dasar maupun
ketentuan-ketentuan lain dari koperasi. Pengguanaan dana pembangunan daerah
dilakukan setelah mengadakan konsultasi dengan pihak pemerintah daerah setempat.
Pembagian selisih hasil usaha harus dilakukan pada akhir periode pembukuan.
Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal
pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur
secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu
rapat anggota, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi
dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

Secara umum SHU koperasi dibagi untuk :


1) Cadangan Koperasi
Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak
dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk memupuk
kerugian koperasi.
2) Jasa Anggota
Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pemilik
(owner) dan sekaligus sebagai pelanggan (customer). Dengan demikian, SHU
yang diberikan kepada anggotanya berdasar atas dua kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :
 SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa
atas penanaman modalnya (simpanan) didalam koperasi.
 SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa
atas transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam koperasi.
3) Dana Pengurus
Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas
jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi.
4) Dana Pegawai
Dana pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membayar
gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi.
5) Dana Pendidikan
Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk
membiayai pendidikan pengurus, pengelola, dan pegawai koperasi sebagai upaya
meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia dalam mengelola
koperasi.
6) Dana Sosial
Dana sosial adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membantu
anggota dan masyarakat sekitar yang tertimpa musibah.
7) Dana Pembangunan Daerah Kerja
Dana pembangunan daerah kerja adalah penyisihan SHU yang di
pergunakan untuk mengembangkan daerah kerjanya.

2.3 Prinsip Pembagian SHU


Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparasi, dan sesuai dengan prinsip-p
rinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut:
1. SHU bersumber dari anggota
SHU harus bersumber dari para anggota koperasi. Jika ada sisa keuntunga
n yang bukan dari anggota akan digunakan sebagai dana cadangan dan tidak dibag
ikan ke anggota. Namun ketentuan tersebut tidak mengikat, ada juga yang memba
gikan ke anggota setelah melalui rapat tutup buku.
2. Jasa modal dan transaksi usaha
Dalam mengoperasikan koperasi, pengelola akan menentukan proporsi SH
U untuk jasa modal plus jasa transaksi untuk dibagikan ke para anggota. Begitu ju
ga mengenai jasa modal dan transaksi usaha yang harus diinvestasikan oleh anggo
ta. Dengan kata lain, SHU dianggap sebagai balas jasa dari koperasi untuk para an
ggotanya.
3. SHU dibayar tunai
SHU tidak boleh dicicil, harus dibayar secara tunai kepada para anggota.
Hal ini merupakan bukti bahwa koperasi memiliki kondisi keuangan sehat dan dik
elola oleh tenaga profesional.
4. Pembagian SHU transparan
Sebaiknya proses pembagian (serta perhitungannya) SHU dilakukan secar
a transparan. Tujuannya agar anggota dapat menghitung jumlah dana partisipasiny
a terhadap koperasi. Pembagian yang transparan juga dapat mengedukasi semua a
nggota dalam berdemokrasi, menerapkan kepemilikan, membangun kepercayaan,
serta menghindari kecurangan yang dilakukan pengelola maupun anggota.
2.4 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU)
Besarnya SHU pada koperasi tergantung dari kegiatan yang dilakukan oleh koper
asi itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari dua faktor yaitu:
1. Faktor dari Dalam
a. Partisipasi anggota, para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegi
atan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak aka
n berjalan lancar.
b. Jumlah Modal sendiri, SHU anggota yang diperoleh sebagian dari modal s
endiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hib
ah.
c. Kinerja pengurus, kinerja pengurus sangat diperlukan dalam semua kegiat
an yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik sesuai
persyaratan dalam anggaran dasar serta UU perekonomian maka hasil yan
g dicapai pun juga kan baik.
d. Jumlah unit usaha yang dimiliki, setiap koperasi pasti mempunyai unit usa
ha, hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan
dalam kegiatan usaha tersebut.
e. Kinerja manajer, kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan ya
ng dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal ya
ng bersifat intern.
f. Kinerja karyawan, merupakan kemampuan seseorang karyawan dalam me
njadi anggota koperasi.
2. Faktor dari Luar
a. Modal pinjaman dari luar
b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi
c. Pemerintah

 Hubungan antara Jumlah Anggota dengan Sisa Hasil Usaha (SHU)


Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi ya
ng dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap orang/individu yang mampu melak
ukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana dite
tapkan dalam anggaran dasar koperasi. Bertambahnya jumlah anggota akan memb
uat perkembangan koperasi menjadi lebih besar karena simpanan para anggota ko
perasi merupakan salah satu komponen yang turut serta menentukan besar kecilny
a perkembangan koperasi. Bertambahnya para anggota yang memanfaatkan hakny
a untuk mendapatkan pinjaman baik berupa uang ataupun barang secara tidak lan
gsung dapat meningkatkan SHU, karena SHU diperoleh oleh anggota dan untuk a
nggota, maka apabila jumlah pinjaman anggota mengalami kenaikan maka akan
mengakibatkan kenaikan SHU.

 Hubungan antara Jumlah Simpanan dengan Sisa Hasil Usaha (SHU)


Simpanan adalah penyisihan sebagian dari pendapatan secara sadar dan
terencana. Jadi, dari Jumlah Simpanan tersebut digunakan oleh koperasi sebagai
modal usaha. Modal Usaha merupakan sumber pembiayaan untuk kegiatan-
kegiatan yang dijalankan oleh koperasi seperti mengeluarkan kredit. Semakin
banyak simpanan maka Modal Koperasi semakin bertambah sehingga kegiatan
operasional koperasi sepertikegiatan simpan pinjam akan berjalan dengan baik
dan nantinya akan meningkatkan SHU.

 Hubungan antara Jumlah Pinjaman dengan Sisa Hasil Usaha (SHU)


Pinjaman adalah penyediaan sejumlah dana atau tagihan yang berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara koperasi simpan pinjam
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu disertai dengan jumlah bunga yang telah disepakati.
Pinjaman merupakan salah satu produk utama koperasi yang juga di konsumsi
anggota koperasi sendiri. Dimana penghasilan utama koperasi berasal dari bunga
pinjaman. Banyaknya jumlah pinjaman sangat menentukan berapa SHU yang
didapatkan.Sehingga, semakin tinggi jumlah pinjaman maka semakin banyak
SHU yang didapatkan oleh Koperasi.

 Hubungan antara Modal Kerja dengan Sisa Hasil Usaha (SHU)


Dalam perusahaan, aktivitas koperasi tidak terlepas dari efektivitas modal
kerja. Modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam kegiatan
operasional dan selalu berputar dalam periode tertentu. Periode perputaran modal
kerja dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen
modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas, sedangkan elemen
modal kerja adalah semua aktiva lancar atau seluruh aktiva yang diharapkan dapat
kembali menjadi bentuk asalnya dalam satu tahun atau siklus kegiatan normal
usaha. Hal ini berarti bahwa yang perlu diperhatikan dalam modal kerja ialah kas,
piutang, dan persediaan. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja, maka
semakin cepat waktu pengembalian atas modal yang telah di investasikan.

2.5 Cara Menghitung SHU Koperasi dan Contoh Kasus


Cara menghitung SHU anggota pada usaha simpan pinjam koperasi. Menghitung
laba yang didapat masing-masing anggota tidaklah mudah, apalagi di koperasi simpan
pinjam. Rumusnya terbilang rumit, karena harus melalui empat kali penghitungan.
Berikut ini rumusnya :
SHUa = JUA + JMA

Sebelum menentukan nilai SHU, kita wajib menghitung JMA dan JUA. Cara
menghitung Jasa Modal Anggota dan Jasa Usaha Anggota adalah:

JMA= (simpanan anggota : total simpanan koperasi) x persentase jasa modal x SHU

JUA= (penjualan anggota : total penjualan koperasi) x persentase jasa anggota x


SHU

Keterangan:

SHUa adalah Sisa Hasil Usaha Anggota

JMA adalah Jasa Modal Anggota

JUA adalah Jasa Usaha Anggota


Contoh Kasus 1

Diketahui SHU Koperasi Simpan Pinjam Desa Mawar memiliki SHU tahun 2021
sebesar Rp 40.000.000. Berdasarkan kesepakatan anggota di dalam AD/ART persentase
pembagian SHU, adalah jasa modal 20 persen, jasa modal anggota 25 persen, untuk
cadangan koperasi 40 persen, dan lain-lainnya 15 persen. Jumlah simpanan anggota
Koperasi Desa Mawar ada Rp 60.000.000 dan penjualannya selama tahun 2021 mencapai
Rp 100.000.000. Sintia merupakan anggota, memiliki simpanan pokok Rp 2.000.000 dan
simpanan wajib Rp 4.000.000. Sintia juga sudah berbelanja di koperasi sebesar Rp
2.000.000. Maka, berapa SHU anggota yang diterima Sintia?

Jawaban cara menghitung sisa hasil usaha anggota Sintia, 

Diketahui,

 SHU Koperasi Desa Mawar i= Rp 40.000.000


 Jasa Modal= 20 persen
 Jasa Modal Anggota= 25 persen 
 Total simpanan Sintia (pokok+wajib)= Rp 6 juta
 Penjualan anggota (belanja Sintia)= Rp 2 juta 
 Total penjualan koperasi= Rp 100 juta

Sisa Hasil Usaha anggota = Jasa Modal (JMA) + Jasa Usaha (JUA)

 Jasa Modal (JMA) Sintia = (6.000.000 : 60.000.000) x 20% x 40.000.000 = Rp 800.0


00
 Jasa Usaha (JUA) Sintia = (2.000.000 : 100.000.000) x 25% x 40.000.000 = Rp 200.
000

Maka SHU koperasi Sintia untuk tahun 2021 adalah Rp 800.000 + Rp


200.000 = Rp 1.000.000. 

Contoh Kasus 2
Diketahui Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam Perguruan Bangau Hitam
beroleh Rp. 40.000.000, pada tahun 2008. Berdasarkan AD/ART, SHU tersebut akan
dibagikan untuk jasa modal sebesar 25%, jasa anggota 30%, pengurus 10%, dana sosial
10%, dana pendidikan 15%, dan cadangan 10%. Sementara jumlah simpanan anggota
berjumlah Rp. 60.000.000, dan penjualan sebesar Rp. 100.000.000.

Bila Grace Ananda Ginem merupakan anggota Koperasi memiliki simpanan pokok Rp.
1.000.000, dan simpanan wajib Rp. 2.000.000, serta berbelanja menghabiskan Rp.
1.000.000, maka SHU diperoleh sebesar….?

Diketahui, SHU Rp. 40.000.000, JM 25%, JA 30%, total simpanan Rp. 60.000.000, total
penjualan Rp. 100.000.000, simpanan anggota (simpanan pokok+simpanan wajib) Rp.
3.000.000, dan penjualan anggota RP. 1.000.000.

Ditanya : SHU anggota?

Jawab :

JMA = (3.000.000 : 60.000.000) x 25% x 40.000.000 = Rp. 500.000

JUA = (1.000.000 : 100.000.000) x 30% x 40.000.000 = Rp 120.000

Jadi, SHU = Rp. 500.000 + Rp 120.000 = Rp 620.000


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

SHU atau dikenal dengan sisa hasil usaha merupakan selisih dari pendapatan yang
dikurangan dengan biaya operasional koperasi selama satu tahun. SHU sendiri dapat
berubah atau meningkat dengan memperbesar omset usaha dan menekan biaya operasional.
SHU yang diterima anggota merupakan hasil dari penjumlahan jasa modal (JMA) dengan
jasa anggota (JUA).
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Fitri. 2016. Pengaruh Modal Sendiri dan Asset Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada
Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) Periode 2008-2015.Skripsi.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer
Indonesia Bandung.

Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti.2007. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta; Jakarta.

Anggara, Ferrix Sandhy. 2010. Pengaruh Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, Serta Pinjaman
Terhadap Besar Kecilnya Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Karyawan “SARI
MANIS” PT.PG. Candi Baru-Sidoarjo. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”: Jawa Timur.

Astari, Ayu. 2015. Pengaruh Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan, dan Pinjaman Anggota
Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Karyawan Timah Mitra Mandiri
Pangkal pinang Periode 2009-2013. Skripsi. Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Bangka Belitung.

Novia Widya Utami. 2020. Cara Menghitung SHU Koperasi dan Prinsip Pembagiannya.
Ajaib.co.id.
https://ajaib.co.id/cara-menghitung-shu-koperasi-dan-prinsip-pembagiannya/

Okky Budi. 2020. Definisi SHU Koperasi dan Cara Menghitungnya dengan Benar.
Lifepal.https://lifepal.co.id/media/cara-menghitung-shu-dan-pengertiannya/

Anda mungkin juga menyukai