Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sisa hasil usaha (SHU) merupakan suatu bagian atau aspek yang memilki arti
penting didalam suatu koperasi daan penting pula untuk diketahui oleh anggota
koperasi. Sisa hasil usaha penting bagi suatu koperasi karena hal tersebut dapat
mencerminkan bahwa suatu koperasi telah berjalan dengan baik dan telah
menerapkan efesiensi dalam usahanya sehingga dapat menghasilkan sisa hasil usaha.
Selain itu sisa hasil usaha juga penting karena dapat digunakan untuk memperkuat
struktur modal koperasi. Jika koperasi bisa mendapatkan sisa hasil usaha tersebut
dapat disisihkan sebagian untuk cadangan koperasi, yang selanjutnya bisa
dipergunakan untuk menambah modal (stock capital) koperasi.
Sisa hasil usaha koperasi adalah kelebihan yang diperoleh dari hasil efisiensi
biaya yang dilakukan koperasi atas pelayananya kepada anggota. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, koperasi tidak bertujuan untuk mencari keuntungan sehingga
sisa hasil usaha diperoleh akibat adanya efisiensi yang dilakukan koperasi dalam
menjalankan usahanya. Anggota merupakan pengguna jasa koperasi yang utama.
Oleh karena itu anggota berhak atas bagian sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi.
Inilah yang menjadi dasar mengapa sisa hasil usaha koperasi dibagikan kembali
kepada anggota koperasi yang bersangkuta.
Setiap bentuk badan usaha, apakah BUMN, swasta, atau koperasi, bisa
dibubarkan. Khusus pembubaran koperasi, bisa dilakukan berdasarkan keputusan
rapat anggota atau keputusan pemerintah.
Koperasi yang dibubarkan melalui keputusan pemerintah biasanya terjadi
karena koperasi tersebut tidak memenuhi ketentuan undang-undang dan kegiatannya
bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan. Selain itu, kelangsungan
hidup koperasi yang bersangkutan tidak bisa diharapkan lagi. Pembubaran koperasi
diumumkan oleh pemerintah dalam Berita Negara Republik Indonesia

1
Berdasarkan Kepmen No.98 tahun 2004, prosedur pendirian koperasi yang
melibatkan notaris di dalamnya, masih mengikuti prosedur yang ada, tetapi ada
beberapa tahapan yang melibatkan notaris yaitu :

a. Rapat pembentukan koperasi selain mengundang minimal 20 orang calon


anggota, pejabat desa, pejabat dinas koperasi hendaknya mengundang pula
notaris yang telah ditunjuk pendiri koperasi, yaitu notaris yang telah
berwenang menjalankan jabatan sesuai dengan jabatan notaris, berkedudukan
di wilayah koperasi itu berada (dalam hal ini berkedudukan di Kabupaten
Bandung), serta memiliki sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan
di bidang perkoperasian yang ditandatangani oleh menteri koperasi dan UKM
RI.
b. Notaris yang telah membuat akta pendirian koperasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku kemudian membacakan dan menjelaskan
isinya kepada para pendiri, anggota atau kuasanya sebelum menanda-tangani
akta tersebut.
c. Kemudian akta pendirian koperasi yang telah dibuat notaris pembuat akta
koperasi disampaikan kepada pejabat dinas koperasi untuk dimintakan
pengesahannya, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan SHU atau Sisa Hasil Usaha ?
2. Bagaimana cara dan proses serta penyelesaian dalam pembubaran koperasi ?

C. Tujuan
1. Dapat memahami dan mengerti tentang SHU atau Sisa Hasil Usaha
2. Menambah wawasan tentang cara dan proses serta penyelesaian dalam
pembubaran koperasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sisa Hasil Usaha (SHU)

Pengertian Sisa Hasil Usaha Koperasi (SHU)

Pengertian SHU menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45


adalah : SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam
tahun buku yang bersangkutan.

 SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding


jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi,
serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan
koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
 Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat Anggota
 Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta
jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
 Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung
besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan
pendapatan koperasi.
 Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya,
maka semakin besar SHU yang akan diterima.

Informasi Dasar SHU

Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai


berikut :

 SHU Total Koperasi pada satu tahun buku


 Bagian (presentase) SHU anggota
 Total simpanan seluruh anggota

3
 Total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber
dari anggota
 Jumlah simpanan per anggota
 Omzet atau volume usaha per anggota
 Bagian (presentase) SHU untuk simpanan anggota
 Bagian (presentase) SHU untuk transaksi usaha anggota

Istilah-Istilah Informasi Dasar

 SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi
koperasi setelah pajak (profit after tax)
 Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa),
antara anggota terhadap koperasinya.
 Partisipasi Modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal
koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha,
dan simpanan lainnya.
 Omzet atau Volume Usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari
barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang
bersangkutan.
 Bagian(Presentase) SHU untuk Simpanan Anggota adalah yang diambil dari
SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota.
 Bagian (Presentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang
diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi
anggota.

Rumus Pembagian SHU

Menurut UU No. 25/1992 Pasal 5 Ayat 1

Mengatakan bahwa “pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata


berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan
perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.

4
Didalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut:
Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%,
dana pendidikan 5%, danasosial 5%, danapembangunanlingkungan 5%.

Tidak semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini
tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.

Perumusan :

SHU = JUA + JMA, dimana

SHU = Va/Vuk . JUA + Sa/Tms . JMA

Dengan keterangan sebagai berikut :

SHU : Sisa hasil usaha

JUA : Jasa usaha anggota

JMA : Jasa modal sendiri

Tms : Total modal sendiri

Va : Volume anggota

Vak : Volume usaha total kepuasan

Sa : Jumlah simpanan anggota

Prinsip-prinsip Pembagian SHU

Berikut prinsip-prinsip pembagian SHU koperasi:

 SHU yang dibagi berasal dari anggota

Karena pada hakekatnya sisa hasil usaha yang dibagi berasal dari anggota itu sendiri.
Sedangkan SHU yang bukan berasal dari transaksi dengan anggota pada dasarnya
tidak bibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadang koperasi. Dalam
kasus koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari non anggota cukup besar,

5
maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk bibagi secara merata sepanjang
tidak membebani Likuiditas koperasi. Pada koperasi yang pengelolaan
pembukuannya sydah bai, biasanya terdapat pemisahan sumber SHU yang berasal
dari anggota yang berasal dari nonanggota. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam
pembagian SHU adalah memilahkan yang bersumber dari hasil transaksi usaha
dengan anggota dan yang bersumber dari nonanggota.

 SHU anngota dibayar secara tunai

SHU anggota harus diberikan secara tunai guna pembuktian dari koperasi sebagai
badan usaha yang sehat. SHU anggota dibayar secara tunai SHU per anggota
haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan
dirinya sebagai badan usaha yangsehat kepada anggota dan masyarakat mitra
bisnisnya.

 SHU anggota merupakaan jasa modal dan transaksi usaha

SHU yang dibagikan berdasar insentif dari modal dari inventasi berdasar hasil
transaksi para anggotanya.

 SHU anggota dilakukan transparan

Proses dalam menghitung dan jumlah yang dibagi harus diumumkan secara
transparan sehingga setiap anggota bisa menghitung secara kuantitatif. Pembagian
SHU anggota dilakukan secara transparan Proses perhitungan SHU peranggota dan
jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan,
sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa
bartisipasinya kepada koperasinya. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah
satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan,
kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses demakrasi.

6
Pembagian SHU per anggota

Pembagian sisa hasil usaha koperasi merupakan selisih dari seluruh pemasukan dan
penerimaan total.

Perhitungan pembagian SHU koperasi anggota bisa dilakukan jika beberapa syarat
berikut terpenuhi:

1. SHU total koperasi pada satu tahun buku


2. Persentase SHU anggota
3. Total transaksi usaha
4. Total simpanan semua anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Bagian SHU untuk simpanan anggota
7. Bagian SHU untuk transaksi usaha
8. Total seluruh transaksi usaha

Pembagian SHU koperasi memiliki aspek-aspek yang harus diperhatikan seperti


peran anggota. Anggota berperan sebagai pemilik dan sebagai pelanggan. Sebagai
pemilik anggota memiliki kewajiban untuk berinvestasi. Sehingga sebagai investor
anggota berhak mendapatkan hasil investasi. Sedangkan sebagai pelanggan seorang
anggota memiliki kewajiban berpartisipasi di setiap transaksi bisnis di koperasi.
Koperasi memiliki azaz demokrasi, keadilan, dan transparansi.

Contoh

Perhitungan pembagian SHU per anggota:

a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009 (Rp 000)

Penjualan /Penerimaan Jasa Rp 850.000


Pendapatan lain Rp 150.000
Rp 1.000.000

7
Harga Pokok Penjualan Rp (200.000)
Pendapatan Operasional Rp 800.000
Beban Operasional Rp (300.000)
Beban Administrasi dan Umum Rp (35.000)
SHU Sebelum Pajak Rp 465.000
Pajak Penghasilan (PPH Ps 21) Rp (46.500)
SHU setelah Pajak Rp 418.500

b. Sumber SHU

SHU Koperasi A setelah pajak Rp 418.500


Sumber SHU:
– Transaksi Anggota Rp 400.000
– Transaksi Non Anggota Rp 18.500

c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A:


1. Cadangan : 40% X 400.000 ; Rp 18.500
2. Jasa Anggota : 40 % X 400.000 : Rp 18.500
3. Dana Pengurus : 5% X 400.000 : Rp 10.000
4. dana Karyawan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
5. dana Pendidikan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
6. dana Sosial : 5 % X 400.000 : Rp 10.000

Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:
jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000
Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000

d. Jumlah anggota, simpanan dan volume usaha koperasi:

 Jumlah Anggota : 142 orang


 Total simpanan anggota : Rp 345.420.000
 Total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000.

8
Contoh

SHU yang dierima per anggota:


SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62
SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;.
Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah:
Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;.

Maka Langkah-langkah pembagian SHU KOPERASI adalah sebagai berikut:

1. Di RAT ditentukan berapa persentasi SHU KOPERASI yang dibagikan untuk


aktivitas ekonomi (transaksi anggota) dan berapa prosentase untuk SHU KOPERASI
modal usaha (simpanan anggota) prosentase ini tidak dimasukan kedalam AD/ART
karena perbandingan antara keduanya sangat mudah berubah tergantung posisi
keuangan dan dominasi pengaruh atas usaha koperasi, maka harus diputuskan setiap
tahun . Biasanya prosentase SHU KOPERASI yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi (
Y) adalah 70% dan prosentase SHU KOPERASI yang dibagi atas Modal Usaha
adalah 30%. Jika demikian maka sesuai contoh diatas

Y=70%xRp.2.000.000,- = Rp. 1.400.000,-

X=30%xRp.2.000.000,- = Rp. 600.000,-

2. Hitung Total transaksi tiap anggota, total simpanan tiap anggota dan total transaksi
seluruh anggota serta total simpanan seluruh anggota. Sebagi contoh kita akan
menghitung SHU KOPERASI Gusbud. Dari data transaksi anggota diketahui
Gusbud bertransaksi sebesar Rp. 100.000,- dengan simpanan Rp. 50.000,- sedangkan
total transaksi seluruh anggota adalah Rp.20.000.000,- dengan total simpanan
anggota adalah Rp.3.000.000,-

9
Maka :

SHU KOPERASIAE Gusbud = Rp. 100.000,-/ Rp.20.000.000,- *( Rp. 1.400.000,-) =


Rp. 7000,-

SHU KOPERASIMU Gusbud = Rp. 50.000,- / Rp.3.000.000,- *(Rp. 600.000,-) =


Rp.10.000,-

B. Pembubaran Koperasi Indonesia


Salah satu organisasi yang berstatus badan hukum, maka bubarnya koperasi
diatur dengan suatu peraturan. Cara pembubaran koperasi Indonesia telah diatur
secara rinci di dalam UU No. 25 Tahun 1992, pasal 46 sampai dengan pasal 50
beserta penjelasannya.
Dasar Hukum Pembubaran Koperasi, diantaranya: Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang perkoperasiaan, Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah RI Nomor : 123/KEP/M.KUKM/X/2004 tanggal 06
Oktober 2004, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 17 Tahun 1994
tanggal. 20 April 2004 tentang Pembubaran Koperasi Oleh Pemerintah, dan
peraturan lain yang ada dibawahnya.
Berdasarkan ketentuan pasal 46 UU No.25 Tahun 1992, terdapat dua cara yang
dapat dilakukan untuk membubarkan koperasi yaitu sebagai berikut.
1. Pembubaran Koperasi Berdasarkan Rapat Anggota
Pada ketentuan pasal 46 sampai pasal 50 UU No. 25 Tahun 1992 beserta
penjelasannya tidak memberikan penjelasan mengenai alasan-alasan yang yang dapat
dipakai oleh rapat anggota sehingga boleh memutuskan pembubaran koperasi
tersebut.
Sebagai perangkat organisasi yang memegang kekuasaan tertinggi di dalam
memeutuskan pembubaran koperasi yang bersangkutan, hendaklah terlebih dahulu
harus memperhitungkan dan mempertimbangkan segala aspek untung rugi dari
keputusan yang akan diambil tersebut. Jika memang ternyata koperasi tersebut sudah
tidak bisa diharapkan lagi dan jika dilanjutkan akan menambah kerugian yang lebih
besar, maka barulah rapat anggota boleh mengambil keputusan untuk membubarkan
koperasi tersebut.
10
Apabila rapat anggota telah memutuskan untuk membubarkan koperasi, maka
pengurus koperasi atau kuasa rapat anggota memberitahukan secara tertulis
keputusan pembubaran koperasi tersebut kepada semua kreditor dan pemerintah
dalam jangka waktu paling lama 14 hari sejak tanggal keputusan rapat anggota
pembubaran.
Kuasa rapat anggota adalah mereka yang ditunjuk dan diberi kuasa serta
tanggung jawab oleh rapat anggota untuk melaksanakan tugas yang berkaitan dengan
pembubaran koperasi.
Pemberitahuan secara tertulis tentang keputusan pembubaran koperasi tersebut
harus menyebutkan :
a. Nama dan alamat dari penyelesai
b. Ketentuan bahwa semua kreditor dapat mengajukan tagihan dalam jangka waktu
3 bulan setelah tanggal diterimanya surat pemberitahuan pembubaran.
Pemberitahuan pembubaran koperasi kepada pemerintah dimaksudkan untuk
menghapus status badan hukum dari koperasi yang dibubarkan. Pemberitahuan
tertulis dibuat rangkap dua kepada pemerintah itu harus dilampiri hal-hal dibawah
ini.
a. Petikan berita acara rapat anggota pembubaran koperasi yang berisi keputusan
rapat anggota koperasi untuk membubarkan koperasi (asli).
b. Akta pendirian yang berisi anggaran dasar koperasi tersebut (asli).
c. Daftar hadir yang ditandatangani anggota sebagaimana tercatat dalam buku
daftar anggota.
d. Berita acara penyelesaian pembubaran.
Untuk itu pajabat koperasi akan meneliti alasan perlu tidaknya pembubaran
tersebut. Jika memenag cukup alasan untuk membubarkan koperasi, maka
pemerintah akan mengumumkan pembubaran tersebut dalam berita negara Republik
Indonesia. Sejak tanggal pengumuman pembubaran dalam berita negara Republik
Indonesia, maka status badan hukum koperasi yang bersangkutan hapus.

11
2. Pembubaran Koperasi Berdasarkan Keputusan Pemerintah
Pemerintah (dalam hal ini pejabat koperasi) berhak pula melakukan pembubaran
koperasi. Pembubaran koperasi oleh pejabat koperasi ini harus berdasarkan alasan-
alasan tertentu. Alasan-alasan tersebut antara lain.
a. Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi UU No. 25
Tahun 1992, misalnya koperasi itu sudah tidak lagi memiliki pengurus,
pengawas, atau tidak pernah mengadakan rapat anggota tahunan (RAT) dua
tahun berturut-turut.
b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.
Keputusan pembubaran koperasi karena alasan ini dilakukan apabila telah
dibuktikan dengan keputusan pengadilan.
c. Kelangsungan hidupnya tidak lagi dapat diharapkan atau dengan kata lain sudah
tidak layak lagi untuk meneruskan kegiatan usahanya, contoh koperasi itu
dinyatakan pailit.

Kepailitan dari suatu badan usaha ini harus dinayatakan melalui pengadilan.
Pejabat koperasi yang dimaksudkan disini adalah pejabat koperasi yang langsung
mengawasi atau berada dalam wilayah hukum koperasi tersebut.
Sebelum menyatakan keputusan untuk membubarkan koperasi, pejabat yang
bersangkutan harus meneliti dengan cermat atas kondisi koperasi secara menyeluruh
termasuk aset yang dimilikinya. Dari pemeriksaan dan penelitian tersebut dibuat
suatu berita acara pemeriksaan yang dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk
memutuskan pembubaran koperasi tersebut.
Selain itu , pemerintah sebelum menyatakan keputusannya untuk membubarkan
koperasi, terlebih dahulu harus menyatakan maksud pembubaran koperasi secara
tertulis. Di dalam pemberitahuna tertulis itu harus dinayatakan pula alasan mengapa
koperasi itu harus dibubarkan. Keputusan pembubaran koperasi oleh pemerintah
dikeluarkan dalam waktu paling lambat 4 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya
surat pemberitahuan rencana pembubaran tersebut oleh koperasi yang bersangkutan.
Dalam jangka waktu paling lambat 2 bulan sejak tanggal diterimanya
pemberitahuan koperasi yang bersangkutan berhak mengajukan keberatan kepada
pejabat yang berwenang dalam urusan koperasi dengan catatan pengajuan keberatan
12
tersebut harus mendapat persetujuan anggota lannya yang bertindak atas nama
koperasi.
Keputusan pemerintah mengenai diterima atau ditolaknya keberatan atas
rencana pembubaran diberikan paling lambat 1 bulan sejak tanggal diterimanya
pernyataan keberatan tersebut. Dalam hal pembubaran tersebut berlangsung
berdasarkan keputusan pemerintah, maka pemberitahuan kepada semua kreditor
dilakukan oleh pemerintah. Selama pemberitahuan pembubaran koperasi belum
diterima oleh kreditor, maka pembubaran koperasi belum berlaku baginya.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada pihak kreditor
yang belum mengetahui pembubaran koperasi tersebut.
Ketentuan mengenai pembubaran koperasi oleh pemerintah dan tata cara
pengajuan keberatan sebagaimana diatas diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah No. 17 Tahun 1994 perihal pembubaran koperasi oleh pemerintah.

Penyelesaian Masalah Koperasi


Setelah dikeluarkannya keputusan pembubaran koperasi, maka segera dilakukan
penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian. Penyelesaian
diatur dalam pasal 51 sampai dengan pasal 55 UU No.25 Tahun 1992. Penyelesaian
dilakukan untuk melindungi kepentingan kreditor dan para anggota koperasi.
Penyelesaian ini dilakukan oleh penyelesai yang selanjutnya disebut penyelesai.
Untuk penyelesaian yang berdasarkan keputusan rapat anggota penyelesai ditunjuk
oleh rapat anggota. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan pemerintah
peneyelesai ditunjuk oleh pemerintah.
Selama dalam proses penyelesaian koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan
“koperasi dalam penyelesaian”. Ketentuan ini menegaskan bahwa hak dan
kewajibannya masih tetap ada untuk menyelesaikan seluruh urusannya. Penyelesaian
segera dilaksanakan setelah dikeluarkan keputusan pembubaran koperasi, baik oleh
keputusan rapat anggota maupun oleh keputusan pemerintah. Penyelesai
bertanggung jawab kepada kuasa rapat anggota dalam hal penyelesai ditunjuk oleh
rapat anggota dan kepada pemerintah dalam hal penyelesai ditunjuk oleh pemerintah.

13
Berdasarkan ketentuan pasal 54 UU No. 25 Tahun 1992 penyelesaian
mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban sebagai berikut.
1. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama "Koperasi dalam
penyelesaian"
2. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan
3. Memanggil pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan,
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama
4. Memperoleh, memeriksa, dan menggunakan segala catatan dan arsip koperasi
5. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang
didahulukan dari pembayaran hutang lainnya
6. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban
koperasi
7. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota
8. Membuat berita acara penyelesaian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Panitia Penyelesaian dalam melaksanakan
tugasnya adalah:
1. Perlu dibuktikan siapa-siapa bekas anggota koperasi yang tercatat dalam buku
daftar anggota
2. Pengurus-pengurus yang ada, perlu diketahui dengan tepat atas dasar buku
daftar pengurus
3. Dalam pembayaran hutang harus didasarkan pada urutan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
4. Diperlukan tanggapan anggota dan bekas anggota atas pembubaran koperasi.

Dalam hal terjadi pembubaran Koperasi, anggota hanya menanggung kerugian


sebatas simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan yang dimilikinya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
SHU atau yang lebih di kenal Sisa Hasil Usaha merupakan selisih dari
pendapatan di kurangi biaya operasional koperasi selama satu tahun. SHU dapat
ebrubah atau meningkat dengan memperbesar omset usaha dan menekan biaya
operasional.
Koperasi yang dibubarkan melalui keputusan pemerintah biasanya terjadi
karena koperasi tersebut tidak memenuhi ketentuan undang-undang dan kegiatannya
bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan. Selain itu, kelangsungan
hidup koperasi yang bersangkutan tidak bisa diharapkan lagi. Pembubaran koperasi
diumumkan oleh pemerintah dalam Berita Negara Republik Indonesia
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengertian
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pada
umumnya koperasi yang dianut oleh suatu Negara adalah aliran Yardistick, aliran
Sosialis, dan aliran Persemakmuran. Usaha koperasi dilakukan atau dijalankan
secara bersama. Koperasi dibangun dengan modal bersama. Maka oleh karena itu,
diharapkan koperasi akan lebih maju dibandingkan dengan badan usaha lainnya.
Koperasi dijalankan secara bersama sesuai dengan asas koperasi, yakni kekeluargaan
dan gotong royong. Artinya, dalam menjalankan perekonomian, rakyat secara
bersama atau berkelompok membentuk suatu badan usaha. Caranya dengan
mengelola modal bersama. Badan usaha yang didirikan bersama ini disesuaikan
dengan kebutuhan para anggotanya. Ada beberapa alasan yang menyebabkan
koperasi dibubarakn yaitu:

1. Koperasi bersangkutan tidak dapat memenuhi kebutuhan ketentuan undang-


undang koperasi
2. Berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri, kegiatan koperasi bersangkutan
dinyatakan bertentangan dengan kepentinagan umum
15
Berdasarkan ketentuan pasal 46 UU No. 25 Tahun 1992, pasal 46 dapat di
lakukan untuk membubarkan koperasi, yaitu sebagai berikut :
1. Kepututsan rapat anggota
2. Keputusan pemerintah

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain
akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://melatipujilestari.blogspot.co.id/2011/10/shusisa-hasil-usaha.html

https://rumahmakalalah.blogspot.co.id/2016/09/makalah-shu-koperasi.html

http://nicoadityas.blogspot.co.id/2014/11/sisa-hasil-usaha-koperasi.html

http://chaeossofis.blogspot.co.id/2016/01/pembubaran-koperasi-dan-
penyelesaiannya_29.html

http://harjo820.blogspot.co.id/2014/04/makalah-pembubaran-koperasi.html]

17
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Msalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sisa Hasil Usaha ................................................................................... 3


B. Pembubaran Koperasi Indonesia .......................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

18

Anda mungkin juga menyukai