PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sisa hasil usaha (SHU) merupakan suatu bagian atau aspek yang memilki arti
penting didalam suatu koperasi daan penting pula untuk diketahui oleh anggota
koperasi. Sisa hasil usaha penting bagi suatu koperasi karena hal tersebut dapat
mencerminkan bahwa suatu koperasi telah berjalan dengan baik dan telah
menerapkan efesiensi dalam usahanya sehingga dapat menghasilkan sisa hasil usaha.
Selain itu sisa hasil usaha juga penting karena dapat digunakan untuk memperkuat
struktur modal koperasi. Jika koperasi bisa mendapatkan sisa hasil usaha tersebut
dapat disisihkan sebagian untuk cadangan koperasi, yang selanjutnya bisa
dipergunakan untuk menambah modal (stock capital) koperasi.
Sisa hasil usaha koperasi adalah kelebihan yang diperoleh dari hasil efisiensi
biaya yang dilakukan koperasi atas pelayananya kepada anggota. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, koperasi tidak bertujuan untuk mencari keuntungan sehingga
sisa hasil usaha diperoleh akibat adanya efisiensi yang dilakukan koperasi dalam
menjalankan usahanya. Anggota merupakan pengguna jasa koperasi yang utama.
Oleh karena itu anggota berhak atas bagian sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi.
Inilah yang menjadi dasar mengapa sisa hasil usaha koperasi dibagikan kembali
kepada anggota koperasi yang bersangkuta.
Setiap bentuk badan usaha, apakah BUMN, swasta, atau koperasi, bisa
dibubarkan. Khusus pembubaran koperasi, bisa dilakukan berdasarkan keputusan
rapat anggota atau keputusan pemerintah.
Koperasi yang dibubarkan melalui keputusan pemerintah biasanya terjadi
karena koperasi tersebut tidak memenuhi ketentuan undang-undang dan kegiatannya
bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan. Selain itu, kelangsungan
hidup koperasi yang bersangkutan tidak bisa diharapkan lagi. Pembubaran koperasi
diumumkan oleh pemerintah dalam Berita Negara Republik Indonesia
1
Berdasarkan Kepmen No.98 tahun 2004, prosedur pendirian koperasi yang
melibatkan notaris di dalamnya, masih mengikuti prosedur yang ada, tetapi ada
beberapa tahapan yang melibatkan notaris yaitu :
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan SHU atau Sisa Hasil Usaha ?
2. Bagaimana cara dan proses serta penyelesaian dalam pembubaran koperasi ?
C. Tujuan
1. Dapat memahami dan mengerti tentang SHU atau Sisa Hasil Usaha
2. Menambah wawasan tentang cara dan proses serta penyelesaian dalam
pembubaran koperasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Total seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber
dari anggota
Jumlah simpanan per anggota
Omzet atau volume usaha per anggota
Bagian (presentase) SHU untuk simpanan anggota
Bagian (presentase) SHU untuk transaksi usaha anggota
SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi
koperasi setelah pajak (profit after tax)
Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa),
antara anggota terhadap koperasinya.
Partisipasi Modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal
koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha,
dan simpanan lainnya.
Omzet atau Volume Usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari
barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang
bersangkutan.
Bagian(Presentase) SHU untuk Simpanan Anggota adalah yang diambil dari
SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota.
Bagian (Presentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang
diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi
anggota.
4
Didalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut:
Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%,
dana pendidikan 5%, danasosial 5%, danapembangunanlingkungan 5%.
Tidak semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini
tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
Perumusan :
Va : Volume anggota
Karena pada hakekatnya sisa hasil usaha yang dibagi berasal dari anggota itu sendiri.
Sedangkan SHU yang bukan berasal dari transaksi dengan anggota pada dasarnya
tidak bibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadang koperasi. Dalam
kasus koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari non anggota cukup besar,
5
maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk bibagi secara merata sepanjang
tidak membebani Likuiditas koperasi. Pada koperasi yang pengelolaan
pembukuannya sydah bai, biasanya terdapat pemisahan sumber SHU yang berasal
dari anggota yang berasal dari nonanggota. Oleh sebab itu, langkah pertama dalam
pembagian SHU adalah memilahkan yang bersumber dari hasil transaksi usaha
dengan anggota dan yang bersumber dari nonanggota.
SHU anggota harus diberikan secara tunai guna pembuktian dari koperasi sebagai
badan usaha yang sehat. SHU anggota dibayar secara tunai SHU per anggota
haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan
dirinya sebagai badan usaha yangsehat kepada anggota dan masyarakat mitra
bisnisnya.
SHU yang dibagikan berdasar insentif dari modal dari inventasi berdasar hasil
transaksi para anggotanya.
Proses dalam menghitung dan jumlah yang dibagi harus diumumkan secara
transparan sehingga setiap anggota bisa menghitung secara kuantitatif. Pembagian
SHU anggota dilakukan secara transparan Proses perhitungan SHU peranggota dan
jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan,
sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa
bartisipasinya kepada koperasinya. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah
satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan,
kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses demakrasi.
6
Pembagian SHU per anggota
Pembagian sisa hasil usaha koperasi merupakan selisih dari seluruh pemasukan dan
penerimaan total.
Perhitungan pembagian SHU koperasi anggota bisa dilakukan jika beberapa syarat
berikut terpenuhi:
Contoh
a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009 (Rp 000)
7
Harga Pokok Penjualan Rp (200.000)
Pendapatan Operasional Rp 800.000
Beban Operasional Rp (300.000)
Beban Administrasi dan Umum Rp (35.000)
SHU Sebelum Pajak Rp 465.000
Pajak Penghasilan (PPH Ps 21) Rp (46.500)
SHU setelah Pajak Rp 418.500
b. Sumber SHU
Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:
jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000
Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000
8
Contoh
2. Hitung Total transaksi tiap anggota, total simpanan tiap anggota dan total transaksi
seluruh anggota serta total simpanan seluruh anggota. Sebagi contoh kita akan
menghitung SHU KOPERASI Gusbud. Dari data transaksi anggota diketahui
Gusbud bertransaksi sebesar Rp. 100.000,- dengan simpanan Rp. 50.000,- sedangkan
total transaksi seluruh anggota adalah Rp.20.000.000,- dengan total simpanan
anggota adalah Rp.3.000.000,-
9
Maka :
11
2. Pembubaran Koperasi Berdasarkan Keputusan Pemerintah
Pemerintah (dalam hal ini pejabat koperasi) berhak pula melakukan pembubaran
koperasi. Pembubaran koperasi oleh pejabat koperasi ini harus berdasarkan alasan-
alasan tertentu. Alasan-alasan tersebut antara lain.
a. Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi UU No. 25
Tahun 1992, misalnya koperasi itu sudah tidak lagi memiliki pengurus,
pengawas, atau tidak pernah mengadakan rapat anggota tahunan (RAT) dua
tahun berturut-turut.
b. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.
Keputusan pembubaran koperasi karena alasan ini dilakukan apabila telah
dibuktikan dengan keputusan pengadilan.
c. Kelangsungan hidupnya tidak lagi dapat diharapkan atau dengan kata lain sudah
tidak layak lagi untuk meneruskan kegiatan usahanya, contoh koperasi itu
dinyatakan pailit.
Kepailitan dari suatu badan usaha ini harus dinayatakan melalui pengadilan.
Pejabat koperasi yang dimaksudkan disini adalah pejabat koperasi yang langsung
mengawasi atau berada dalam wilayah hukum koperasi tersebut.
Sebelum menyatakan keputusan untuk membubarkan koperasi, pejabat yang
bersangkutan harus meneliti dengan cermat atas kondisi koperasi secara menyeluruh
termasuk aset yang dimilikinya. Dari pemeriksaan dan penelitian tersebut dibuat
suatu berita acara pemeriksaan yang dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk
memutuskan pembubaran koperasi tersebut.
Selain itu , pemerintah sebelum menyatakan keputusannya untuk membubarkan
koperasi, terlebih dahulu harus menyatakan maksud pembubaran koperasi secara
tertulis. Di dalam pemberitahuna tertulis itu harus dinayatakan pula alasan mengapa
koperasi itu harus dibubarkan. Keputusan pembubaran koperasi oleh pemerintah
dikeluarkan dalam waktu paling lambat 4 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya
surat pemberitahuan rencana pembubaran tersebut oleh koperasi yang bersangkutan.
Dalam jangka waktu paling lambat 2 bulan sejak tanggal diterimanya
pemberitahuan koperasi yang bersangkutan berhak mengajukan keberatan kepada
pejabat yang berwenang dalam urusan koperasi dengan catatan pengajuan keberatan
12
tersebut harus mendapat persetujuan anggota lannya yang bertindak atas nama
koperasi.
Keputusan pemerintah mengenai diterima atau ditolaknya keberatan atas
rencana pembubaran diberikan paling lambat 1 bulan sejak tanggal diterimanya
pernyataan keberatan tersebut. Dalam hal pembubaran tersebut berlangsung
berdasarkan keputusan pemerintah, maka pemberitahuan kepada semua kreditor
dilakukan oleh pemerintah. Selama pemberitahuan pembubaran koperasi belum
diterima oleh kreditor, maka pembubaran koperasi belum berlaku baginya.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada pihak kreditor
yang belum mengetahui pembubaran koperasi tersebut.
Ketentuan mengenai pembubaran koperasi oleh pemerintah dan tata cara
pengajuan keberatan sebagaimana diatas diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah No. 17 Tahun 1994 perihal pembubaran koperasi oleh pemerintah.
13
Berdasarkan ketentuan pasal 54 UU No. 25 Tahun 1992 penyelesaian
mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban sebagai berikut.
1. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama "Koperasi dalam
penyelesaian"
2. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan
3. Memanggil pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan,
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama
4. Memperoleh, memeriksa, dan menggunakan segala catatan dan arsip koperasi
5. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang
didahulukan dari pembayaran hutang lainnya
6. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban
koperasi
7. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota
8. Membuat berita acara penyelesaian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Panitia Penyelesaian dalam melaksanakan
tugasnya adalah:
1. Perlu dibuktikan siapa-siapa bekas anggota koperasi yang tercatat dalam buku
daftar anggota
2. Pengurus-pengurus yang ada, perlu diketahui dengan tepat atas dasar buku
daftar pengurus
3. Dalam pembayaran hutang harus didasarkan pada urutan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
4. Diperlukan tanggapan anggota dan bekas anggota atas pembubaran koperasi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
SHU atau yang lebih di kenal Sisa Hasil Usaha merupakan selisih dari
pendapatan di kurangi biaya operasional koperasi selama satu tahun. SHU dapat
ebrubah atau meningkat dengan memperbesar omset usaha dan menekan biaya
operasional.
Koperasi yang dibubarkan melalui keputusan pemerintah biasanya terjadi
karena koperasi tersebut tidak memenuhi ketentuan undang-undang dan kegiatannya
bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan. Selain itu, kelangsungan
hidup koperasi yang bersangkutan tidak bisa diharapkan lagi. Pembubaran koperasi
diumumkan oleh pemerintah dalam Berita Negara Republik Indonesia
Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pengertian
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pada
umumnya koperasi yang dianut oleh suatu Negara adalah aliran Yardistick, aliran
Sosialis, dan aliran Persemakmuran. Usaha koperasi dilakukan atau dijalankan
secara bersama. Koperasi dibangun dengan modal bersama. Maka oleh karena itu,
diharapkan koperasi akan lebih maju dibandingkan dengan badan usaha lainnya.
Koperasi dijalankan secara bersama sesuai dengan asas koperasi, yakni kekeluargaan
dan gotong royong. Artinya, dalam menjalankan perekonomian, rakyat secara
bersama atau berkelompok membentuk suatu badan usaha. Caranya dengan
mengelola modal bersama. Badan usaha yang didirikan bersama ini disesuaikan
dengan kebutuhan para anggotanya. Ada beberapa alasan yang menyebabkan
koperasi dibubarakn yaitu:
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain
akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://melatipujilestari.blogspot.co.id/2011/10/shusisa-hasil-usaha.html
https://rumahmakalalah.blogspot.co.id/2016/09/makalah-shu-koperasi.html
http://nicoadityas.blogspot.co.id/2014/11/sisa-hasil-usaha-koperasi.html
http://chaeossofis.blogspot.co.id/2016/01/pembubaran-koperasi-dan-
penyelesaiannya_29.html
http://harjo820.blogspot.co.id/2014/04/makalah-pembubaran-koperasi.html]
17
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Msalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................... 16
18