Anda di halaman 1dari 12

Bab I

“Pendahuluan”
Koperasi memegang peranan penting dalam mewujudkan kesejahteraan anggota,
khususnya seluruh masyarakat. Koperasi memiliki dua ciri khas dalam
kegiatannya, yaitu memperhatikan pendidikan koperasi anggota dan masyarakat.
Pembentukan awal koperasi adalah untuk meningkatkan partisipasi anggota,
menyimpan uang, dan mengembalikan dana kepada anggota dengan bunga dan
waktu yang disepakati. Oleh karena itu, koperasi diharapkan dapat menghimpun
dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Faktor keuangan dalam usaha
kerjasama merupakan salah satu alat untuk menentukan kemajuan kerjasama.
Tanpa modal usaha ekonomi tidak akan berjalan dengan baik, makanya ada yang
dinamakan SHU.

Sisa Hasil Usaha yaitu pemasukan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi dengan anggaran, penyusutan, dan kewajiban yang lain tercantum
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Pemaknaan terhadap SHU memanglah
belum banyak dipersoalkan serta menuntut pemikiran yang rasional di dalam
mendefinisikannya. Hasil pemikiran tersebut sangat dibutuhkan. Berpikir
merupakan proses menalar guna membangun penafsiran di dalam mencari
kebenaran, walaupun kebenaran yang didapatkan bertabiat terbatas. Kebenaran
yang diyakini dikala ini, bisa jadi tidak benar pada masa lalu maupun masa depan.
Kebenaran yang diterima di suatu tempat bisa jadi tidak diterima ataupun
diragukan di tempat lain, sepanjang kebenaran itu merupakan hasil manusia di
dalam berpikir yang memakai logika. Sebab itu dalam perihal mencari kebenaran
arti dari SHU Koperasi perlu didekati dengan logika yang tersusun secara tidak
berubah- ubah serta runut. Mengenai metode berpikir semacam ini, bisa saja
uraiannya jadi panjang- lebar serta bisa jadi pula menjadi membosankan. Hingga
dari itu ayo kita mulai ulasan lebih dalam lagi menimpa SHU ini
BAB II
“Materi”
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 45 tentang Perkoperasian Sisa
Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Dalam sisa hasil usaha (SHU) koperasi, pembagiannya tidak didasarkan pada
besarnya simpanan yang digunakan sebagai modal anggota, tetapi pada besarnya
penyertaan modal dan pendapatan hasil produksi anggota koperasi. Semakin
banyak transaksi yang dilakukan anggota saat menggunakan layanan koperasi,
semakin besar sisa pendapatan operasional (SHU) yang mereka terima.

Oleh karena itu, setiap anggota dapat menerima sisa pendapatan (SHU) koperasi
yang berbeda. Bahkan tidak menutup kemungkinan anggota yang berinvestasi
lebih sedikit akan mendapatkan sisa keuntungan (SHU) lebih banyak daripada
anggota yang berinvestasi lebih banyak. Perhitungan SHU di bagian anggota dapat
dilakukan dengan rumus Setelah diketahuinya hal-hal berikut:

1. Jumlah SHU koperasi dalam satu tahun buku

2. Bagian SHU anggota (persentase)

3. Jumlah simpanan dari semua anggota

4. Dari anggota Jumlah semua transaksi bisnis (volume atau omset bisnis)

5. Jumlah simpanan per anggota

6. volume atau omzet per anggota

7. Bagian SHU dari simpanan anggota (persen)

8. Bagian SHU dari transaksi bisnis anggota (persen).


Rumus pembagian SHU : SHU koperasi = Y + X

Keterangan :

SHU koperasi : sisa hasil usaha masing-masing anggota

Y : SHU koperasi dibagi kegiatan ekonomi

X : SHU koperasi dibagi modal usaha

A. Faktor-Faktor yang mempengaruhi koperasi


Menurut Andjar Pachta W, dkk 2005:56, “Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU
terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor Dalam(internal) dan Faktor Luar(eksternal)”.

1) faktor internal
a. Partisipasi Keanggotaan Anggota koperasi wajib turut serta dalam aktivitas
koperasi, sebab tanpa kedudukan anggota, koperasi tidak bisa berjalan
dengan mudah
b. Besarnya dana yang dihimpun dari dana sendiri anggota SHU yaitu
simpanan wajib, simpanan modal, cadangan, dan sumbangan
c. Kinerja operasional sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan
oleh koperasi.Kinerja yang baik, sesuai dengan persyaratan konstitusi dan
undang-undang koperasi, akan memberikan hasil yang baik.
d. Jumlah unit usaha yang dipunyai Tiap koperasi wajib mempunyai unit
usaha, yang pula memastikan jumlah usaha yang dilakukan dalam aktivitas
komersial
e. Kinerja Pengurus Kinerja pengurus menentukan kemajuan segala kegiatan
yang dilakukan koperasi dan berwenang mengurusi segala urusan dalam
negeri.
f. Kinerja pegawai Kemampuan pegawai untuk menjadi anggota koperasi.

2) Faktor eksternal
a. Modal dalam pinjaman luar negeri. Dana eksternal perusahaan yang bekerja
sementara untuk perusahaan adalah semacam hutang, yang harus dilunasi
tepat waktu untuk menghindari kerugian.
b. Konsumen selain anggota koperasi.
c. Pemerintah. Jumlah SHU yang diterima setiap anggota akan berbeda-beda
sesuai dengan jumlah saham dan transaksi anggota yang membentuk
keuntungan kerjasama.

B. Fungsi sisa hasil usaha


Menggali dari selisih keuntungan yang tersisa dalam laba usaha koperasi sangat
penting dalam mengubah kehidupan masyarakat, terutama dalam hal distribusi.
Koperasi sebagai dana kepentingan bersama dalam mencapai perbedaan
keuntungan untuk mewujudkan mentalitas menjadi organisasi koperasi. Menurut
konsep dan perhitungan, sisa hasil usaha koperasi dapat berperan bagi anggota dan
masyarakat sekitar, antara lain:

 Sebagai dana cadangan koperasi


 Sebagai aspek pengembangan kinerja ekonomi koperasi anggota dan
masyarakat
 Meningkatkan Anggota dan masyarakat
 Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat
 Meningkatkan perekonomian nasional
 Meningkatkan anggota dan komunitas kreatif sekitar
 Dalam penyediaan modal komersial untuk kemaslahatan umat
 Bukan untuk mencari keuntungan, untuk pelayanan anggota dan
masyarakat

C. Prinsip sisa hasil usaha


1. SHU yang dibagikan berasal dari anggota.

sisa hasil usaha( SHU) bukanlah total keuntungan ataupun pemasukan usaha,
melainkan sisa usaha koperasi. SHU koperasi diperoleh dari sisa pendapatan
setelah dikurangi berbagai anggaran dan dana cadangan lainnya. Oleh sebab itu,
sisa hasil operasional( SHU) yang dialokasikan cuma berasal dari anggota itu
sendiri.
Sebaliknya SHU bukan berasal dari transaksi rekanan, pada dasarnya tidak
dibagikan antar rekanan, melainkan digunakan selaku cadangan koperasi. Bila
SHU bukan anggota lumayan besar, hingga rapat anggota bisa memutuskan guna
membagi secara menyeluruh, sejauh peruntukannya tidak mengusik likuiditas
koperasi.

2. SHU harus diimbangi dalam bentuk iuran keanggotaan

Dana koperasi diambil dari anggota untuk menyediakan layanan khusus bagi
anggota. Demikian juga hasil usahanya harus digunakan untuk anggotanya. Semua
ini untuk menghargai partisipasi anggota yang secara aktif berinvestasi dan
bertindak untuk menjaga koperasi berjalan lancar. Dengan keikutsertaan para
anggota tersebut, keuntungan dapat terwujud, dan koperasi mendistribusikan
kompensasi kepada para anggotanya dalam bentuk sisa keuntungan usaha (SHU).

Persentase tertentu anggota SHU dalam koperasi harus digunakan untuk jasa
permodalan Misalnya 30% dan 70% sisanya digunakan untuk jasa usaha.
Sebenarnya tidak ada rumus baku untuk menentukan rasio jasa permodalan
terhadap jasa transaksi komersial, namun hal ini dapat dilihat pada struktur
permodalan koperasi itu sendiri. Jika seluruh dana koperasi terutama berasal dari
iuran anggota (dan bukan dari sumbangan atau cadangan), maka direkomendasikan
agar tingkat pembagian SHU ditingkatkan dengan proporsi anggota, tetapi tidak
melebihi 50%. Hal ini perlu diperhatikan agar karakter koperasi itu sendiri tetap
terjaga, dimana partisipasi perusahaan diutamakan.

3. Distribusi anggota SHU dilakukan secara transparan dan terbuka

Transparansi merupakan salah satu prasyarat pengelolaan keuangan yang baik.


Pengelolaan koperasi wajib transparan serta terbuka dalam melaksanakan usaha
koperasi, terhitung pembagian keuntungan industri (SHU) kepada anggotanya .
Transparansi dan keterbukaan diperlukan agar setiap anggota mengetahui jumlah
pemasukan dan pengeluaran yang dicapai.

Dengan cara ini, setiap anggota dapat menghitung komposisi pendapatan yang
diperoleh dari keikutsertaannya dalam koperasi. Selain itu, distribusi sisa
pendapatan operasional (SHU) yang transparan dan terbuka membantu
memberikan contoh nilai persatuan bagi anggota dan menghindari penipuan dan
ketidakpercayaan di antara anggota.

4. SHU wajib dibayar tunai

Sisa pendapatan operasional (SHU) harus dibayar tunai untuk membuktikan bahwa
koperasi pembayaran secara tunai dapat membuktikan rasa tanggung jawabnya.
Koperasi membuktikan bahwa koperasi memang merupakan entitas ekonomi yang
sehat bagi anggota dan mitra usahanya.

D. Cara mengitung SHU anggota koperasi


1. Jasa modal anggota

ialah bagian dari SHU, imbalan yang diterima anggota karena menyimpan uang di
koperasi. Rumus perhitungannya adalah:
simpanan anggota yang bersangkutan
jasa modal anggota= total simpanan seluruh anggota
×SHU untuk jasa modal

2. Jasa Usaha Anggota

Yang terdiri dari:

A. Jasa penjualan

ialah bagian dari SHU, dan anggota melakukan pembelian di koperasi sebagai
kompensasi. Rumus perhitungannya adalah:
pembelian anggota bersangkutan
jasa penjualan= total omzlet penjualan
×SHU untuk jasa penjualan

B. Jasa Pinjaman
ialah bagian dari SHU dan anggota diberi kompensasi untuk pinjaman kepada
koperasi. Rumus perhitungannya adalah:
pinjaman anggota bersangkutan
jasa pinjaman= pinjaman seluruh anggota
×SHU untuk jasa pinjaman
E. Ilustrasi metode pengitungan sisa hasil usaha (SHU) koperasi
SHU Koperasi adalah pendapatan koperasi dalam satu tahun anggaran dikurangi
dan biaya-biaya terkait, penyusutan dan kewajiban-kewajiban lain untuk tahun
anggaran, termasuk pajak.

Jika kamu mengetahui data kunci berikut ini, kamu dapat menghitung proporsi
anggota SHU:

1. Jumlah SHU koperasi dalam satu tahun buku

2. Bagian SHU anggota (persentase)

3. Jumlah simpanan dari semua anggota

4. Dari anggota Jumlah semua transaksi bisnis (volume atau omset bisnis)

5. Jumlah simpanan per anggota

6. volume atau omzet per anggota

7. Bagian SHU dari simpanan anggota (persen)

8. Bagian SHU dari transaksi bisnis anggota (persen).

Contoh kasus SHU (ekonomi koperasi)

Data koperasi “jujur” pada akhir tahun 2013 sebagai berikut:

 Simpanan pokok Rp. 200.000.000


 Simpanan wajib Rp. 300.000.000
 Simpanan sukarela Rp. 700.000.000
 Total penjualan Rp. 500.000.000
 SHU Rp. 120.000.000

Berdasarkan keputusan rapat anggota SHU dibagi untuk jasa modal 50%, jasa
usaha 30%, dana sosial dan pendidikan masing-masing 10%

Rida sebagai anggota koperasi memiliki simpanan pokok Rp. 3.000.000, simpanan
wajib Rp. 24.000.000 dan belanja koperasi Rp. 30.000.000
Berdasarkan data tersebut SHU Rida adalah?

SHU tahun berjalan:

Dialokasikan 50% jasa modal= 120.000.000x50%= 60.000.000

Dialokasikan 30% jasa usaha= 120.000.000x30%=36.000.000

SHU yang diterima Rida dari jasa simpanan:


27.000.000
X 60.000.000
500.000.000

=Rp. 3.240.000

SHU yang diterima Rida dari jasa pembelian:


30.000.000
X 36.000.000
500.000.000

= Rp. 2.160.000

Total SHU yang diterima Rida= Rp.3.240.000+ Rp. 2.160.000

= Rp.5.400.000
F. Tata cara menghitung serta melapor pajak SHU koperasi dan deviden

Saat sebelum menulis postingan ini saya pernah salah kaprah tentang kepanjangan
SHU, saya kira Sisa Hasil Usaha nyatanya dilihat di UU Nomor. 17 Tahun 2012
tentang Perkoperasian adalah Selisih Hasil Usaha. Lengkapnya terdapat di pasal 1
ayat 12:

Selisih Hasil Usaha merupakan Surplus Hasil Usaha ataupun Defisit Hasil Usaha
yang diperoleh dari hasil usaha ataupun pemasukan Koperasi dalam satu tahun
buku setelah dikurangi dengan pengeluaran atas bermacam beban usaha.

SHU umumnya dibagikan pada bulan ke- 3 sehabis tutup tahun buku, kadang kala
sebab masih belum berakhir perhitungannya dapat molor pembagiannya. Terlepas
dari pro kontra UU Koperasi yang baru, aku cuma mau memberitahu kalau SHU
serta dividen merupakan objek pajak final. Ini kabar lama sih, hanya tiap kali
diingatkan ke harus pajak koperasi jelas pasti terdapat seraut kekecewaan sebab
SHU yang ditunggu setahun sekali tidak luput dari pajak ( lagi). Di sisi lain
Permenkeu ini pula berlaku buat dividen tercantum dividen dari asuransi ke
pemegang polis. Berikut ini aku paparkan peraturan yang jadi dasar hukum ajak
SHU serta dividen. Di Peraturan Menteri Keuangan No: 111/ PMK. 03/ 2010
bertepatan pada 14 Juni 2010 tentang Tata Metode Pemotongan, Penyetoran serta
Pelaporan Pajak Pemasukan Atas Dividen Yang Diterima ataupun Diperoleh Harus
Pajak Orang Individu Dalam Negara, ada sebagian pasal yang pantas disimak,
selaku berikut:

 Pasal 1 ayat 1 mengatakan kalau atas pemasukan berbentuk dividen yang


diterima ataupun diperoleh Harus Pajak orang individu dalam negara dikenai
Pajak Penghasilan sebesar 10%( 10 persen) dari jumlah bruto serta bertabiat
final.
 Pasal 1 ayat 2 mengatakan kalau dividen sebagaimana diartikan pada
ayat( 1) merupakan dividen, dengan nama serta dalam wujud apapun,
tercantum dividen dari industri asuransi kepada pemegang polis, serta
pembagian sisa hasil usaha koperasi.
 Pasal 2 ayat( 1) mengatakan kalau Pengenaan Pajak Pemasukan yang
bertabiat final sebagaimana diartikan dalam Pasal 1 ayat( 1) dicoba lewat
pemotongan oleh pihak yang membayar ataupun pihak lain yang ditunjuk
sebagai pembayar dividen.
 Pasal 4 ayat( 1) mengatakan kalau Pihak yang membayar ataupun pihak lain
yang ditunjuk sebagai pembayar dividen harus menyetor Pajak Pemasukan
sebagaimana diartikan dalam Pasal 1 ayat( 1) ke Kas Negeri lewat Kantor
Pos ataupun bank yang ditunjuk Menteri Keuangan, dengan bertepatan pada
jatuh tempo penyetoran sangat lama bertepatan pada 10( 10) bulan
selanjutnya sehabis Masa Pajak berakhir.
 Pasal 5 ayat( 1) mengatakan kalau pihak yang membayar ataupun pihak lain
yang ditunjuk sebagai pembayar dividen harus mengantarkan laporan
tentang pemotongan serta penyetoran Pajak Pemasukan sebagaimana
diartikan Pasal 2 serta Pasal 4 paling lama 20 hari sehabis Masa Pajak
berakhir.
Daftar pustaka

“UNDANG.” Kemenkeu.go.id, 2021,
jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1992/25TAHUN~1992UU.htm.
‌“Cara Menghitung SHU Koperasi Simpan Pinjam Yang Benar.” CaraHarian, 29 May
2017, caraharian.com/cara-mencari-shu.html.
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi SHU Anggota.” 123dok.com, 2013, text-
id.123dok.com/document/nq732nroy-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-shu-
anggota.html.
“Sisa Hasil Usaha: Fungsi, Konsep Dan Contoh Perhitungannya -
HaloEdukasi.com.” HaloEdukasi.com, 28 Jan. 2021, haloedukasi.com/sisa-hasil-
usaha.
Aulia Annaisabiru E. “Menghitung Sisa Hasil Usaha (SHU).” Ruangguru.com, 2018,
www.ruangguru.com/blog/menghitung-sisa-hasil-usaha
SeventhQueen. “Memahami Prinsip Dasar Dan Cara Menghitung Sisa Hasil Usaha
(SHU) Koperasi - Blog Alumak.” Blog Alumak, 22 Nov. 2019,
alumak.id/blog/memahami-prinsip-dasar-dan-cara-menghitung-sisa-hasil-usaha-
shu-koperasi/.

Anda mungkin juga menyukai