Anda di halaman 1dari 10

Kinerja Koperasi Indonesia

Dosen Pengampu: Bambang Sri Hartono, M.Si


Anggota kelompok

Shoraya Jauhariyah 4121131

Arziyah Windri Windasari 4121150


A. Variabel Kinerja Koperasi Dan Prinsip Pengukuran
Kinerja Koperasi
1. Variabel Kerja
Secara umum, variabel kinerja koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan dan
pertumbuhan (growth) koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per
provinsi, jumlah koperasi per jenis / kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan non
aktif), keanggotaan, volume usaha, permodalan, asset dan sisa hasil usaha. Variabel-
variabel tersebut pada dasarnya belum dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai
melihat peranan koperasi terhadap pembangunan ekonomi nasional.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Armstrong adalah sebagai
berikut:
• Faktor individu
• Faktor kepemimpinan
• Faktor kelompok
• Faktor system
• Faktor situasi
2. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah proses dimana organisasi menetapkan
parameter hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akuisi yang
dilakukan. Proses pengukuran kinerja seringkali membutuhkan
penggunaan bukti statistik untuk menentukan tingkat kemajuan suatu
organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan mendasar dibalik
dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja secara
umum.
B. Kelembagaan, Keanggotaan, Volume Usaha,
Permodalan, Asset dan SHU
1. Kelembagaan
Organisasi koperasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan struktur organisasi
adalah susunan dan hubungan antar komponen dan antar posisi dalam sebuah perusahaan.
Adapun tujuan sebuah lembaga didirikan yaitu: memaksimumkan keuntungan,
memaksimumkan nilai perusahaan, dan meminimkan biaya.
2. Keanggotaan
Menurut ketentuan Pasal 17 ayat ( 1 ) UU No. 25 Tahun 1992, Anggota koperasi
Indonesia merupakan pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Keanggotaan
koperasi berdasarkan pada kesadaran dan kehendak secara bebas. Sebagai suatu
perkumpulan, koperasi tidak akan terbentuk tanpa anggota sebagai tulang punggungnya,
semakin banyak anggota maka semakin kokoh kedudukan koperasi.

3. Volume Usaha
Volume Usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang
dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yag bersangkutan. Dengan
demikian volume usaha koperasi adalah akumulasi nilai penerimaan barang
dan jasa sejak awal tahun buku sampai akhir tahun buku.
4. Permodalan
Menurut UU No.25 pasal 41 Tahun 1992 tentang perkoperasian
menyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,
dana cadangan hibah dari anggota atau dari masyarakat. Sedangkan modal
pinjaman dapat berasal dari bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan
obligasi, dan surat-surat lainnya serta sumber lain yang sah.
5. Asset
Asset-asset yang dikelola koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai asset
dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Rapat anggota koperasi dapat
menetapkan pengumpulan dana tertentu dari anggota yang digunakan untuk tujuan khusus
sesuai kepentingan anggota.

6. Sisa Hasil Usaha (SHU)


Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan.
C. Efisien Dan Klasifikasi Koperasi

1. Efisien Koperasi
Efisiensi koperasi adalah pelayanan usaha kepada anggotanya. Koperasi yang dapat
menekan biaya serendah mungkin tetapi anggota tidak memperoleh pelayanan yang baik
dapat dikatakan usahanya tidak efisien disamping tidak memiliki tingkat efektivitas yang
lebih tinggi, sebab dampak kooperatifnya tidak dirasakan anggota.
 Ada 3 jenis efisiensi koperasi:
• Efisiensi pengelolaan usaha
• Efisiensi yang berkaitan dengan pembangunan
• Efisiensi yang berorientasi pada kepentingan para anggota

2. Klasifikasi Koperasi
a. Klasifikasi Koperasi Menurut Fungsinya
• Koperasi Konsumsi (Pembelian)
• Koperasi Distribusi (pemasaran)
• Koperasi Produksi
• Koperasi Jasa
b. Klasifikasi koperasi menurut tingkat dan luas daerah
kerjanya
• Koperasi primer
• Koperasi sekunder

c. Klasifikasi koperasi menurut status keanggotaannya


• Koperasi produsen
• Koperasi konsumen

d. Klasifikasi koperasi berdasarkan pendekatan menurut


tempat tinggal
• Koperasi desa
• Koperasi unit desa
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai