Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESPONSI MANAJEMEN KOPERASI

Kriteria Keberhasilan Koperasi

OLEH: KELOMPOK VI

NAMA KELOMPOK :
NAOMI EVERETTA CHRISTY J3J119186
NOVI SRI UTAMI J3J119195
AMIRA NURUL ALIFAH J3J219334
DITTA FAUZIAH PUTRI J3J219344
FUJI HERDIANA J3J219352

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN AGRIBISNIS
SEKOLAH VOKASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan usaha koperasi memicu perkembangan sector industry
jasa dan perdagangan. Perkembangan usaha koperasi yang pesat membawa
implikasi pada persaingan antar koperasi maupun usaha yang modus
operandinya sama. Koperasi dituntut untuk mempertahankan atau bahkan
meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis dan
persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu diperlukan pengetahuan
mengenai kriteria koperasi yang sehat agar terus maju dan mampu menjadi
soko ekonomi bangsa

1.2. Rumusan Masalah


a. Diskusikan, hal-hal apa saja yang perlu mendapatkan perhatian dalam
menilai keberhasilan koperasi? dan perlukah dibuat kriteria keberhasilan
yang berbeda untuk jenis koperasi yang berbeda ?
b. Apakah semakin besarnya SHU dapat menunjukkan semakin berhasilnya
koperasi sehingga besar kecilnya SHU tersebut dapat dipakai sebagai
ukuran keberhasilan Koperasi ?
c. Diantara 13 kriteria Koperasi Mandiri, menurut kelompok anda manakah
kriteria yang sulit dipenuhi oleh koperasi ?
d. Menurut kelompok Anda, apabila suatu koperasi belum dapat memenuhiS
eluruh kriteria Koperasi Mandiri, apakah koperasi tersebut dikatakan
belum berhasil ? Adakah kriteria yang kelompok anda anggap kurang
relevan untuk penilaian keberhasilan koperasi dan untuk kondisi dewasa
ini serta perlu diperbaharui ? berikan alasannya ?
e. Secara umum dapat dikatakan bahwa koperasi non KUD lebih berhasil
dibandingkan dengan KUD. Bagaimana pendapat kelompok anda ?

1.3. Tujuan
Memahami dan menginventarisir beberapa kriteria kemajuan Koperasi
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Pertanyaan No.1


Diskusikan, hal-hal apa saja yang perlu mendapatkan perhatian dalam menilai
keberhasilan koperasi? dan perlukah dibuat kriteria keberhasilan yang
berbeda untuk jenis koperasi yang berbeda ?
→ hal –hal yang perlu mendapat perhatian dalam menilai keberhasilan yakni sebagai
berikut :
Menurut tokoh koperasi Ibnoe Soedjono, untuk memahami apa yang disebut
kemampuan koperasi, kita perlu menggunakan tolak ukur keberhasilan koperasi
secara mikro. Keberhasilan koperasi dapat didekati dari dua sudut, yaitu sudut
perusahaan dan sudut efek koperasi.
1. Pendekatan dari sudut perusahaan:
 Peningkatan anggota perorangan.
Pada dasarnya lebih penting jumlah anggota perorangan daripada jumlah
koperasi, karena sebagai kumpulan orang kekuatan ekonomi bersumber dari
anggota perorangan. Ada dua faktor keanggotaan yang perlu diperhatikan,
yaitu kemampuan ekonomi dan tingkat kecerdasan anggota. Kemampuan
ekonomi anggota penting karena dapat digerakkan untuk menyusun investasi,
sedangkan kecerdasan anggota sangat menentukan mutu manajemen yang
sifatnya partisipasi dalam rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi dengan
satu anggota satu suara.
 Peningkatan modal
Jumlah modal dari dalam dapat digunakan sebagai salah satu indikator utama
dari kemandirian koperasi. Semakin besar modal dari dalam berarti
kemandirian koperasi tersebut semakin tinggi. Indikator kemandirian yang
lain adalah keberanian manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.
 Peningkatan volume usaha
Volume usaha berkaitan dengan skala ekonomi, semakin besar volume usaha
suatu koperasi berarti semakin besar potensinya sebagai perusahaan, sehingga
dapat memberikan pelayanan dan jasa yang lebih baik kepada para anggota.
Sejalan dengan identitas koperasi yang menyatakan bahwa anggota dan
pelanggan adalah orang yang sama, maka volume usaha terutama harus
berasal dari jasa anggota. Loyalitas dan partisipasi aktif anggota sangat
menentukan besarnya volume usaha koperasi khususnya yang berasal dari
anggota.
 Peningkatan pelayanan kepada anggota dan masyarakat
Berbeda dengan unsur yang lain, pelayanan ini sukar dihitung secara
kuantitatif. Anggota dapat merasakan efeknya dengan membandingkan
sebelum dan sesudah ada koperasi. Bentuk pelayanan dapat bermacam-
macam, misalnya: pendidikan, kesehatan, beasiswa, sumbangan, pelayanan
usaha yang cepat dan efisien, dan sebagainya.
2. Pendekatan dari sudut efek koperasi
 Produktivitas,
artinya koperasi dengan seluruh hasil kegiatannya dapat memenuhi seluruh
kewajiban yang harus dibayarnya, seperti: biaya perusahaan, kewajiban
kepada anggota, dan sebagainya.
 Efektivitas
dalam arti mampu memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap anggota-
anggotanya.
Adil dalam melayani anggota-anggota, tanpa melakukan diskriminasi.
Mantap dalam arti bahwa koperasi begitu efektif sehingga anggota-anggota
tidak ada alasan untuk meninggalkan koperasi guna mencari alternatif
pelayanan di tempat lain yang dianggap lebih baik.

Menurut kelompok kami tidak kriteria keberhasilan yang berbeda untuk jenis
koperasi yang berbeda. Di karenakan bisanya penilaian keberhasilan di nilai secara
umum walaupun koperasi yang di jalankan berbeda-beda. Penilai secara umum ini di
lakukan agar keberhasilan koperasi sesuai standarnya. kriteria keberhasilan koperasi
tidak berbeda pada setiap jenis koperasi karena aspek-aspek penilaian kriteria
keberhasilan koperasi dimilki oleh seluruh jenis koperasi. Kriteria dalam menilai
keberhasilan koperasi diatas merupakan penilaian secara umum yang dapat digunakan
pada beberapa jenis koperasi yang berbeda.

2.2. Pertanyaan No. 2


Apakah semakin besarnya SHU dapat menunjukkan semakin berhasilnya
koperasi sehingga besar kecilnya SHU tersebut dapat dipakai sebagai ukuran
keberhasilan Koperasi ?

→ Menurut kelompok kami, semakin besarnya SHU dapat menunjukan semakin


berhasilnya koperasi. Tetapi SHU bukan menjadi tolak ukur keberhasilan koperasi
karena berhasil atau tidaknya koperasi sesuai dengan tujuan koperasi yaitu
mensejahterakan anggotanya. Namun SHU merupakan salah satu faktor penting, hal
ini dapat terjadi karena sebagian SHU digunakan sebagai dana cadangan untuk
membuat usaha baru sehingga dapat meningkatkan modal sendiri tanpa meminjam
dari pihak luar. Modal sendiri dapat meningkatkan efisiensi dan kemandirian koperasi
dalam mengembangkan usahanya. Besarnya SHU dan distribusi SHU kepada
anggota, semakin adil pendistribusian SHU kepada anggota berarti koperasi tersebut
semakin berhasil. Tetapi jika besar kecilnya SHU dikatakan tolak ukur keberhasilan
suatu koperasi, kelompok kami kurang setuju.

2.3. Pertanyaan No. 3


Diantara 13 kriteria Koperasi Mandiri, menurut kelompok anda manakah
kriteria yang sulit dipenuhi oleh koperasi ?
→ berikut ini 13 kriteria Koperasi Mandiri :
1). Mempunyai anggota penuh min. 25% dari jumlah penduduk dewasa yang
memenuhi persyaratan keanggotaan di daerah kerjanya
2) . Pelayanan kepada anggota min. 60% dari volume usaha secara keseluruhan
3). Minimal 3 tahun berturut-turut RAT dilaksanakan tepat waktu
4) . Pengurus dan BP semua berasal dari anggota, jumlah maksimal pengurus 5 orang
dan BP 3 orang
5). Modal sendiri minimal 25 juta rupiah
6). Hasil audit laporan keuangan layak tanpa catatan
7). Batas toleransi deviasi usaha terhadap rencana usaha 20%
8). Rasio likuiditas 150% - 200%, solvabilitas min. 100%
9). Total volume usaha proporsional dengan jumlah anggota, minimal rata-rata Rp
250.000,- per anggota per tahun
10). Pendapatan kotor minimal dapat menutupi biaya berdasarkan prinsip efisiensi
11). Sarana usaha layak dan dikelola sendiri
12). Tidak ada penyelewengan dan manipulasi oleh pengelola
13). Tidak mempunyai tunggakan

Menurut kelompok kami, dari 13 kriteria keberhasilan koperasi yang sulit terpenuhi
adalah:

 keanggotaan koperasi. Anggota koperasi adalah orang-orang yang berkumpul,


bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-
aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama, melalui perusahaan yang
mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis. Anggota
koperasi sebagai pemilik berkewajiban yang memberikan kontribusi kepada
organisasinya. Jumlah anggota berpengaruh terhadap aktivitas dalam kegiatan
koperasi tersebut. Bila jumlah anggota koperasi banyak namun sifatnya pasif
tentu saja tetap tidak berpengaruh terhadap SHU koperasi sehingga yang
menentukan SHU bukanlah jumlah anggota dari segi kuantitas melainkan
lebih kepada aktivitas anggota koperasi dalam memajukan koperasi.
 Tidak ada penyelewengan dan manipulasi oleh pengelola. Adanyaorang yang
menjadi pengelola hanya ingin mendapatkan maksud tertentu. Pengelola
seringkali memanipulasi data yang dimiliki oleh koperasi, apalagi mengenai
pembukuan koperasi , hal ini merupakan bagian yang paling sensitif yang
dapat menimbulkan terjadinya tindak korupsi.
 Tidak mempunyai tunggakan. Dalam mengembangkan usahanya, koperasi
terkadang membutuhkan dana atau modal dari pihak ketiga untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan koperasi.

2.4. Pertanyaan No. 4


Menurut kelompok Anda, apabila suatu koperasi belum dapat memenuhi
seluruh kriteria Koperasi Mandiri, apakah koperasi tersebut dikatakan belum
berhasil ? Adakah kriteria yang kelompok anda anggap kurang relevan untuk
penilaian keberhasilan koperasi dan untuk kondisi dewasa ini serta perlu
diperbaharui ? berikan alasannya ?
→ Menurut kelompok kami, sebetulnya koperasi dikatakan berhasil atau tidak jika
memenuhi kriteria 3 sehat koperasi yaitu, sehat organisasi, sehat usaha dan sehat
mental. Jika suatu koperasi bisa memenuhi kriteria 3 sehat koperasi walaupun belum
dapat memenuhi sepenuhnya kriteria koperasi mandiri maka koperasi tersebut bisa
dikatakan berhasil, karena 13 kriteria itu merupakan kriteria koperasi dikatakan
mandiri bukan kriteria koperasi dikatakan berhasil atau tidak. Dari 13 kriteria
koperasi mandiri semuanya relevan dan mempengaruhi keberhasilan koperasi karena
sudah mencakup anggota koperasi, AD/ART dilaksanakan, rapat anggota atau
pengurus atau badan pemeriksa dapat berfungsi secara optimal. Apabila ada salah
satu criteria yang belum terpenuhi maka bukan berarti koperasi tidak berhasil.

M.G. Suwarni menyatakan bahwa koperasi bisa berkembang apabila koperasi


tersebut baik dan sehat. Koperasi dikatakan baik apabila di dalam koperasi tersebut
tidak terjadi penyimpangan yang fatal, tidak ada monopoli kekuasaan lain selain rapat
anggota, dan semua unsur organisasi koperasi memberi dukungan terhadap
pelaksanaan program kerja/keputusan yang telah disepakati. Sedangkan tingkat
kesehatan koperasi diukur dari kesehatan organisasinya, kesehatan mentalnya, dan
kesehatan usahanya. Kesehatan mental koperasi dapat dilihat dari besarnya tanggung
jawab rapat anggota/pengurus/badan pengawas, pengelolaan koperasi berdasarkan
kemanusiaan/kekeluargaan, keterbukaan, kejujuran, dan keadilan, program-program
pendidikan koperasi dilaksanakan secara rutin, konflik-konflik disfungsional dapat
diatasi, serta koperasi dapat hidup mandiri. Usaha koperasi sehat apabila
pengelolaanya didasarkan atas azas dan sendi dasar koperasi, berjalan secara rutin,
RAT dilaksanakan secara rutin, setiap RAT dibagikan SHU secara adil, memberikan
pelayan yang baik, dan usaha yang semakin meningkat. Menurut kelompok kami,
apabila ada salah satu kriteria yang belum terpenuhi maka bukan berarti koperasi
tidak berhasil.

2.5. Pertanyaan No.5


Secara umum dapat dikatakan bahwa koperasi non KUD lebih berhasil
dibandingkan dengan KUD. Bagaimana pendapat kelompok anda ?
→ Setuju dengan dikatakan bahwa koperasi non KUD lebih berhasil dibanding
dengan KUD. Hal tersebut terjadi karena KUD belum mampu menjalankan usahanya
secara sendiri apalagi mengembangkannya. Hal ini disebabkan oleh adanya
permasalahan yang cukup berat bagi KUD. Permasalahan terdiri dari,
a. Permasalahan Ekstern seperti:
1) Masyarakat belum mampu sepenuhnya diyakinkan bahwa koperasi merupakan
sarana yang efektif dalam mengatasi kelemahan ekonomis dan dalam meningkatkan
kesejahteraannya.
2) Belum adanya rencana induk pengembangan koperasi yang terpadu.
3) Belum adanya prasarana yang memadai untuk bisa membangkitkan kegairahan
berkoperasi.
b. Permasalahan Intern seperti:
1) KUD lemah dalam organisasi dan manajemen
2) Sarana pelayanan dan modal yang belum memadai
3) Kurangnya pengarahan yang tepat dalam kesinambungan pengembangan kegiatan
ekonomi
Sumber daya manusia (keanggotaan) merupakan hal penting pada koperasi. Sejauh
mana pengaruh kualitas sumber daya manusia mengelola koperasi terhadap KUD.
Pada KUD tidak semua pengurus dan anggota koperasi mengetahui tentang kondisi
koperasi melainkan hanya ketua saja yang dianggap harus mengetahui semuanya.
Pengurus dan anggota koperasi juga beranggapan bahwa kemajuan koperasi sudah
merupakan tanggung jawab pemerintah semata. Serta pengurus KUD tidak berani
dalam mengambil resiko. Umumnya KUD berada di desa dengan tingkat Sumber
Daya Manusia yang rendah, ini berdampak pada sulitnya masyarakat pedesaan untuk
mengakses pasar yang disebabkan infrastruktur di desa belum memadai. Sementara
anggota koperasi non KUD yang lebih berhasil dibanding dengan KUD karena
koperasi non KUD lebih cepat dan lincah dalam menangkap peluang-peluang
terutama berkaitan dengan jasa-jasa perbankan yang dibutuhkan dan banyak terjadi
yang membuktikan bahwa adanya kekuatan institusi non KUD dalam
memperjuangkan kepentingan para anggotanya.
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Semakin berkembangnya zaman, persaingan koperasi dengan badan usaha


lain semakin ketat, koperasi dituntut untuk dapat berhasil agar mampu menjadi soko
guru perekonomian bangsa. Keberhasilan koperasi dapat dilihat dari koperasi yang
sehat organisasi, sehat mental dan sehat usaha, keberhasilan koperasi juga dapat
dilihat dari efesiensi, kemajuan modal, anggota, pelayanan, usahanya, pembagian
SHU sesuai dengan prinsip ekonomi. Sisa hasil usaha yang meningkat memang dapat
menjadi meningkatnya juga koperasi namun bukan berarti menjadi tolak ukur
keberhasilan koperasi karena keberhasilan koperasi tetap dengan tujuannya yaitu
mensejahterahkan anggotanya.

Keberhasilan koperasi dengan kriteria koperasi mandiri tentu saja berbeda,


koperasi yang berhasil dari segi sehat mental, usaha serta organisasi sudah dapat
dikatakan layak namun jika koperasi mampu memenuhi seluruh kriteria koperasi
maka dapat dikatakan koperasi semakin maju atau semakin baik. Dengan koperasi
yang semakin baik, maka sudah dapat dipastikan koperasi mampu bersaing dengan
badan usaha lain, mampu melewati era liberalisme dan kapitalis dan segera menjadi
soko guru perekonomian bangsa seperti dengan Negara maju lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://khansadhiyasavira.wordpress.com/2016/11/22/kriteria-keberhasilan-
organisasi-koperasi/

https://fladira.wordpress.com/2019/09/23/indikator-keberhasilan-koperasi/

http://darulriyadhus.blogspot.com/2014/10/tugas-manajemen-koperasikriteria.html

http://santosodragonforce.blogspot.com/2015/04/tujuan-dan-sasaran-sistem-
penilaian-kud.html.

https://windytriana.wordpress.com/2013/01/23/tolak-ukur-keberhasilan-koperasi/

http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/koperasi-unit-desa.html

Anda mungkin juga menyukai