Anda di halaman 1dari 7

Hari/Tanggal : 12 November 2017 Dosen : Uding Sastrawan, SP, M.

Si
Kelas : B Praktikum 1 Nilai :

Manajemen Koperasi
“Kriteria Keberhasilan Koperasi”
Disusun oleh :

Kelompok 6

Anggota kelompok :

Audina Yulia Nugraeni J3J116046

Raden Helarefky Adam P J3J116202

Thresea Vika Ayu J3J116258

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga Makalah Kriteria Keberhasilan Koperasi ini dapat kami selesaikan.
Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Koperasi.

Dalam kesempatan ini, kami juga mengucapkan terimakasih yang dalam kepada
semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi
terwujudnya laporan ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk
mewujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai.

Bogor, 12 November 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Setiap orang dewasa dapat menjadi anggota sebuah koperasi. Keanggotaan koperasi
bersifat terbuka dan sukarela. Keanggotaan koperasi tidak membedakan suku, derajat maupun
agama. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sesuai dengan pengertian
koperasi bahwa koperasi merupakan kegiatan ekonomi yang berasaskan kekeluargaan.
Maka tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Dengan adanya koperasi, anggota yang membutuhkan kebutuhan pokok dapat membeli di
koperasi dengan harga yang lebih murah. Anggota yang membutuhkan pinjaman modal usaha
dapat meminjam di koperasi. Dengan demikian para anggota yang berpartisipasi di dalam
koperasi dapat terbebas dari rentenir yang meminjamkan uang dengan bunga sangat tinggi.
Partisipasi anggota merupakan faktor utama untuk menentukan keberhasilan koperasi.
Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh
anggota.
Rumusan Masalah

1. Diskusikan, hal-hal apa saja yang perlu mendapatkan perhatian dalam menilai
keberhasilan koperasi ? dan perlukah dibuat kriteria keberhasilan yang berbeda untuk
jenis koperasi yang berbeda ?
2. Apakah semakin besarnya SHU dapat menunjukkan semakin berhasilnya koperasi
sehingga besar kecilnya SHU tersebut dapat dipakai sebagai ukuran keberhasilan
Koperasi ?
3. Diantara 13 kriteria Koperasi Mandiri, menurut kelompok anda manakah kriteria yang
sulit dipenuhi oleh koperasi ?
4. Menurut kelompok Anda, apabila suatu koperasi belum dapat memenuhi seluruh kriteria
Koperasi Mandiri, apakah koperasi tersebut dikatakan belum berhasil ? Adakah kriteria
yang kelompok anda anggap kurang relevan untuk penilaian keberhasilan koperasi dan
untuk kondisi dewasa ini serta perlu diperbaharui ? berikan alasannya ?
5. Secara umum dapat dikatakan bahwa koperasi non KUD lebih berhasil dibandingkan
dengan KUD. Bagaimana pendapat kelompok anda ?

Tujuan

Memahami dan menginventarisir beberapa kriteria kemajuan Koperasi.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Diskusikan, hal-hal apa saja yang perlu mendapatkan perhatian dalam menilai
keberhasilan koperasi ? dan perlukah dibuat kriteria keberhasilan yang berbeda untuk
jenis koperasi yang berbeda ?
Jawaban :
Kriteria keberhasilan suatu koperasi :
1. Peningkatan anggota perorangan
Pada dasarnya lebih penting jumlah anggota perorangan daripada jumlah koperasi,
karena sebagai kumpulan orang kekuatan ekonomi bersumber dari anggota
perorangan. Ada dua faktor keanggotaan yang perlu diperhatikan, yaitu kemampuan
ekonomi dan tingkat kecerdasan anggota. Kemampuan ekonomi anggota penting
karena dapat digerakkan untuk menyusun investasi, sedangkan kecerdasan anggota
sangat menentukan mutu manajemen yang sifatnya partisipasi dalam rapat anggota
sebagai kekuasaan tertinggi dengan satu anggota satu suara.
2. Peningkatan modal
Jumlah modal dari dalam dapat digunakan sebagai salah satu indikator utama dari
kemandirian koperasi. Semakin besar modal dari dalam berarti kemandirian koperasi
tersebut semakin tinggi. Indikator kemandirian yang lain adalah keberanian
manajemen untuk mengambil keputusan sendiri.
3. Peningkatan volume usaha
Volume usaha berkaitan dengan skala ekonomi, semakin besar volume usaha suatu
koperasi berarti semakin besar potensinya sebagai perusahaan, sehingga dapat
memberikan pelayanan dan jasa yang lebih baik kepada para anggota. Sejalan dengan
identitas koperasi yang menyatakan bahwa anggota dan pelanggan adalahorang yang
sama, maka volume usaha terutama harus berasal dari jasa anggota. Loyalitas dan
partisipasi aktif anggota sangat menentukan besarnya volume usaha koperasi
khususnya yang berasal dari anggota.
4. Peningkatan pelayanan kepada anggota dan masyarakat
Berbeda dengan unsur yang lain, pelayanan ini sukar dihitung secara kuantitatif.
Anggota dapat merasakan efeknya dengan membandingkan sebelum dan sesudah ada
koperasi. Bentuk pelayanan dapat bermacam-macam, misalnya: pendidikan,
kesehatan, beasiswa, sumbangan, pelayanan usaha yang cepat dan efisien, dan
sebagainya.
Pendekatan dari sudut efek koperasi
1. Produktivitas
Artinya koperasi dengan seluruh hasil kegiatannya dapat memenuhi seluruh
kewajiban yang harus dibayarnya, seperti: biaya perusahaan, kewajiban kepada
anggota, dan sebagainya.
2. Efektivitas
Dalam arti mampu memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap anggota-anggotanya.
3. Keadilan
Dalam melayani anggota-anggota, tanpa melakukan diskriminasi.
4. Kemantapan
Dalam arti bahwa koperasi begitu efektif sehingga anggota-anggota tidak ada alasan
untuk meninggalkan koperasi guna mencari alternatif pelayanan di tempat lain yang
dianggap lebih baik.
Menurut kelompok kami kriteria keberhasilan koperasi tidak berbeda pada setiap jenis
koperasi karena aspek-aspek penilaian kriteria keberhasilan koperasi dimilki oleh seluruh
jenis koperasi. 

2. Apakah semakin besarnya SHU dapat menunjukkan semakin berhasilnya koperasi


sehingga besar kecilnya SHU tersebut dapat dipakai sebagai ukuran keberhasilan
Koperasi ?
Jawaban :
Besar kecilnya SHU koperasi tidak dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan
koperasi. Koperasi dapat dikatakan berhasil apabila tujuannya tercapai, yaitu
mensejahterakan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya.
3. Diantara 13 kriteria Koperasi Mandiri, menurut kelompok anda manakah kriteria yang
sulit dipenuhi oleh koperasi ?
Jawaban :
Menurut kelompok kami, dari 13 kriteria keberhasilan koperasi yang sulit
terpenuhi adalah :
a. Tidak ada penyelewengan dan manipulasi oleh pengelola
Pengelola seringkali memanipulasi data yang dimiliki oleh koperasi, apalagi
mengenai pembukuan koperasi, hal ini merupakan bagian yang paling sensitif yang
dapat menimbulkan terjadinya tindak korupsi.
b. Keanggotaan koperasi
Kontribusi anggota sangat dibutuhkan dalam mengelola sebuah organisasi koperasi.
Jumlah anggota berpengaruh terhadap aktivitas dalam kegiatan koperasi tersebut. Bila
jumlah anggota koperasi banyak namun sifatnya pasif tentu saja tetap tidak
berpengaruh terhadap SHU koperasi sehingga yang menentukan SHU bukanlah
jumlah anggota dari segi kuantitas melainkan lebih kepada kontribusi anggota
koperasi dalam memajukan koperasi.
4. Menurut kelompok Anda, apabila suatu koperasi belum dapat memenuhi seluruh kriteria
Koperasi Mandiri, apakah koperasi tersebut dikatakan belum berhasil ? Adakah kriteria
yang kelompok anda anggap kurang relevan untuk penilaian keberhasilan koperasi dan
untuk kondisi dewasa ini serta perlu diperbaharui ? berikan alasannya ?
Jawaban :
Menurut kelompok kami, sebetulnya koperasi dikatakan berhasil atau tidak jika dapat
mencapai tujuannya, yakni mensejahterakan anggotanya. Jika suatu koperasi bisa
mencapai tujuan tersebut, walaupun belum dapat memenuhi sepenuhnya kriteria koperasi
mandiri maka koperasi tersebut bisa dikatakan berhasil, karena 13 kriteria itu merupakan
kriteria koperasi dikatakan mandiri bukan kriteria koperasi dikatakan berhasil atau tidak.
13 kriteria koperasi mandiri semuanya relevan dan mempengaruhi keberhasilan koperasi
karena sudah mencakup keanggotaan koperasi, AD/ART, rapat anggota atau pengurus
atau badan pemeriksa.
5. Secara umum dapat dikatakan bahwa koperasi non KUD lebih berhasil dibandingkan
dengan KUD. Bagaimana pendapat kelompok anda ?
Jawaban :

Kelompok kami setuju jika dikatakan bahwa koperasi non KUD lebih berhasil dibanding
dengan KUD. Umumnya KUD berada di desa dengan tingkat pendidikan perkoperasian
yang rendah. Hal tersebut mengakibatkan pengelolaan koperasi yang kurang maksimal.
Selain itu infrastruktur di desa belum memadai sehingga sulit untuk mengakses pasar.
Sementara anggota koperasi non KUD yang lebih berhasil dibanding dengan KUD karena
koperasi non KUD lebih cepat dan lincah dalam menangkap peluang-peluang usaha.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa:
1. Kriteria keberhasilan suatu koperasi meliputi peningkatan anggota perorangan,
peningkatan modal, peningkatan volume usaha, dan peningkatan pelayanan kepada
anggota dan masyarakat. selain itu berdasarkan pendekatan dari sudut efek koperasi
meliputi produktivitas, efektivitas, keadilan, dan kemantapan. Kriteria keberhasilan
koperasi tidak berbeda pada setiap jenis koperasi karena aspek-aspek penilaian
kriteria keberhasilan koperasi dimilki oleh seluruh jenis koperasi
2. Berhasil atau tidaknya koperasi dilihat dari kesejahteraan anggotanya, bukan dari
besarnya SHU yang didapatkan.
3. 13 kriteria keberhasilan koperasi yang sulit terpenuhi adalah tidak ada penyelewengan
dan manipulasi oleh pengelola dan keanggotaan koperasi.
4. Jika suatu koperasi belum dapat memenuhi sepenuhnya kriteria koperasi mandiri
maka koperasi tersebut bisa dikatakan berhasil.
5. Koperasi non KUD lebih berhasil dibanding dengan KUD disebabkan oleh faktor
pendidikan dan infrastruktur KUD yang kurang memadai.

Anda mungkin juga menyukai