Anda di halaman 1dari 9

THAILAND

.
Peranan Koperasi Pertanian Thailand
Pertanian telah lama menjadi sektor penting bagi ekonomi Thailand dan akan terus
berkembang dalam waktu dekat. Koperasi pertanian, dengan konsep kemandirian dan kerja
sama, telah memainkan peran penting dalam meningkatkan status sosial ekonomi anggota
petani mereka.
a. Sejarah Koperasi Pertanian Thailand
Pada 1916, pemerintah Thailand menciptakan koperasi pertama masyarakat, sebagai
percobaan, di kalangan petani padi kecil bernama Wat Chan Cooperative di Provinsi
Phitsanulok. Koperasi ini dikenal sebagai village credit cooperative/koperasi kredit desa
dengan kewajiban yang tidak terbatas, mengikuti jenis koperasi kredit Raiffesen dengan tujuan
tunggal menyediakan kredit pertanian untuk membantu petani yang terjerat hutang. Enam belas
petani yang terjerat hutang di provinsi dipilih sebagai anggota pendiri. Meskipun dengan modal
awal yang hanya 3.000 baht, operasinal koperasi sangat berhasil. Dalam 13 bulan pertama, para
anggotanya mampu membayar 50% dari hutang mereka. Keberhasilan koperasi ini
mengakibatkan peningkatan koperasi kredit desa kecil di seluruh negeri. Koperasi kredit kecil
berlaku di negara ini hingga 1983. Setelah itu, berbagai jenis koperasi didirikan sebagai respon
terhadap kebutuhan masyarakat.
Dengan maksud untuk memfasilitasi dukungan pembiayaan kepada koperasi dan
anggotanya, pemerintah mendirikan Bank for Cooperative/ Bank Koperasi pada tahun
1947. Koperasi kredit didorong untuk terus berbagi modal di bank dengan harapan bahwa
mereka nantinya akan menjadi pemilik bank yang akan menjadi pusat pembiayaan mereka
sendiri. Tahun 1952 dan 1953, dua provincial cooperative banks /bank koperasi provinsi
didirikan masing-masing di provinsi Chiangmai dan Uttaradit. Sayangnya, pemberlakuan baru
Commercial Bank Law/Bank Umum Hukum pada tahun 1962 layanan terbatas pada
rekening deposito yang diberikan hanya oleh bank-bank komersial. Dua provinsi yang ada bank
koperasi ditata ulang sebagai federasi koperasi kredit dan sebuah program untuk mendirikan
bank koperasi baru dijatuhkan. Pada tahun 1966, Bank for Agriculture and Agricultural
Cooperative (BAAC) /Bank Pertanian dan Koperasi Pertanian , sebuah perusahaan negara,
didirikan untuk menjadi pusat keuangan koperasi pertanian serta petani secara individual.
Pada tahun 1968, pemerintah memberlakukan Cooperative Act BE2511/ UU
Koperasi BE2511 untuk memfasilitasi perluasan dan peningkatan koperasi. Dalam undang-
undang ini terkandung dua hal penting, yaitu penggabungan koperasi kredit di tingkat desa
untuk tingkat kabupaten dan pembentukan Cooperative League of Thailand (CLT)/ Liga
Koperasi Thailand yang berfungsi sebagai organisasi puncak gerakan koperasi. Penggabungan
merupakan hal paling penting, karena akan meningkatkan skala ekonomi operasi bisnis.
Koperasi kredit secara resmi dikategorikan sebagai agricultural cooperatives/ koperasi
pertanian. Pada tahun 1969, pemerintah mengubah status koperasi pertanian dari unlimited
societies menjadi limited societes. Tahun ini, Agricultural Cooperative Federation of Thailand /
Federasi Koperasi Pertanian Thailand juga didirikan sebagai puncak koperasi pertanian di
negeri ini. Saat ini, koperasi di Thailand secara resmi dikategorikan ke dalam tujuh jenis, yaitu:
Hingga 1) Koperasi Pertanian, 2) Koperasi Jasa Akomodasi, 3) Koperasi Perikanan, 4) Koperasi
Simpan-Pinjam, 5) Koperasi Konsumsi, 6) Koperasi Pelayanan dan 7) Koperasi Kredit.
b. Keanggotaan Koperasi
Peningkatan anggota koperasi lebih disebabkan oleh peningkatan jumlah koperasi dan
bukan dari ekspansi masyarakat sendiri. Koperasi Pertanian di Thailand yang secara vertikal
diatur dalam tiga sistem; primary cooperative / koperasi primer di tingkat kabupaten,
provincial federation / federasi provinsi di tingkat provinsi ,dan national federation / federasi
nasional di tingkat nasional. Koperasi primer terdiri dari anggota perorangan sementara
anggota federasi provinsi dan nasional adalah koperasi. Di tingkat provinsi, lima atau lebih
koperasi primer dapat bersama-sama membentuk sebuah federasi provinsi yang melakukan
aktivitas bersama atas nama cabang utama mereka seperti pengolahan dan perdagangan hasil
pertanian.
Perlu dicatat bahwa ada juga federasi nasional yang dibentuk oleh jenis koperasi
pertanian yang lebih spesifik seperti Sugarcane Growers Cooperative Federation of Thailand /
Federasi Koperasi Petani Tebu di Thailand, Swine Raiser Cooperative Federation of Thailand,
Dairy Cooperative Federation of Thailand / Federasi Koperasi Susu Thailand, dan Onion
Growers Cooperative Federation of Thailand / Federasi Koperasi Petani Bawang Thailand.
Semua jenis koperasi pada semua tingkat di Thailand berafiliasi dengan Cooperative League of
Thailand (CLT) / Liga Koperasi Thailand.
CLT tidak terlibat dalam bisnis apa pun tetapi beroperasi sebagai promotor pendidikan
koperasi di negeri ini. Koperasi harus membayar 5% dari keuntungan mereka untuk CLT,
sebagai biaya jasa. Koperasi primer di tingkat kabupaten adalah dasar dari gerakan koperasi.
Mereka terdiri dari anggota individu yang dibagi dalam kelompok-kelompok di tingkat desa.
Anggota secara langsung terlibat dalam usaha koperasi.

c. Lingkup Bisnis dan Kinerja Koperasi


Untuk memberikan daya tarik terhadap ekonomi dan sosial anggota, koperasi pertanian
melakukan berbagai kegiatan seperti:
1. Menyediakan pinjaman untuk produksi dan konsumsi kepada anggota pada suku
bunga yang wajar;
2. Mendorong anggota untuk memiliki tabungan dengan mempromosikan tabungan
deposito
3. Menyediakan alat-alat pertanian seperti traktor, pompa air, dan input pertanian seperti
pupuk, bibit serta barang-barang konsumsi untuk anggota dengan harga yang
terjangkau
4. Membantu anggota untuk memasarkan produk mereka pada harga yang wajar dan
untuk menjaga keadilan dalam hal berat dan pengukuran.

d. Manajemen dan sistem control


Pengelolaan dan sistem kontrol koperasi pertanian pada dasarnya mirip dengan berbagai
jenis koperasi. Mereka semua mempertahankan seragam struktur pengelolaan dan pengendalian.
Sebagai contoh, Majelis Umum Anggota adalah otoritas tertinggi, yang memilih Dewan
Direksi. Direksi diberi kuasa untuk menunjuk manajer dan staf untuk menjalankan bisnis
koperasi.
Di bawah hukum Thailand, Dewan Direksi terdiri dari seorang ketua dan tidak lebih dari
14 anggota lain dengan jangka waktu dua tahun (tidak lebih dari dua kali berturut-turut).
Manajer koperasi adalah posisi yang paling penting dalam administrasi koperasi.
e. Sistem pendukung pemerintah.
Gerakan Koperasi di Thailand dianggap sebagai faktor penting bagi pembangunan ekonomi
dan sosial, terutama di sektor pedesaan. Oleh karena itu, kegiatan menerima baik teknis dan
dukungan keuangan dari pemerintah. Dalam rangka memberikan dukungan seperti itu, pemerintah
telah membentuk tiga organisasi yang bertanggung jawab atas koperasi sebagai berikut:
Office of the Registrar of Cooperative Societies. Setiap masyarakat koperasi di Thailand
harus mendaftar dengan registrasi sebelum operasi bisnisnya. Hukum menunjuk
Sekretaris Tetap Kementerian Pertanian dan Koperasi sebagai Panitera Koperasi.
Cooperative Promotion Department (CPD) / Departemen Promosi Koperasi. CPD
adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam mempromosikan,
mendukung, dan memperkuat sistem koperasi di Thailand.
Cooperative Auditing Department (CAD) / Departemen Audit Koperasi. CAD
adalah organisasi pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengaudit koperasi di
Thailand.

f. Sumber pinjaman dan subsidi


Koperasi pertanian dapat menerima pinjaman dari koperasi lain. Tingkat bunga dan
jangka waktu pinjaman tergantung pada kebijakan masing-masing koperasi. Di Thailand, sistem
untuk pengumpulan pajak didasarkan pada asumsi bahwa koperasi adalah organisasi pengguna
yang tidak tertarik untuk mencari keuntungan dan karenanya dibebaskan dari pajak pendapatan
perusahaan, tetapi dikenakan pajak pertambahan nilai. Demikian juga, dividen atau keuntungan
yang diterima anggota dari koperasi juga dibebaskan dari pajak penghasilan pribadi.

g. Perkembangan Koperasi Pertanian di Thailand saat ini


Seperti negara-negara lain di Asia, koperasi pertanian di Thailand sekarang menghadapi
kebutuhan baru dan tantangan yang muncul dari petani-anggota dan pasar nasional yang
disebabkan oleh perubahan global di abad ke-21. Petani-anggota inginkan tidak hanya untuk
menjual produk mereka secepat mungkin, tetapi juga dengan pengembalian ekonomi yang
tinggi kembali. Dengan demikian, itu menjadi tanggung jawab koperasi untuk membantu
anggota mereka tidak hanya dalam menjual produk mereka, tetapi juga pada harga yang
menguntungkan. Lebih jauh lagi, koperasi pertanian menghadapi pengsa pasar baru di mana
mereka menghadapi konsumen yang menginginkan produk-produk berkualitas tinggi dengan
harga yang layak dan lebih sehat serta makanan bebas kimia pada standar internasional.
Konsumen ini ingin tahu asal usul makanan yang mereka beli, dan apakah produk tersebut
sudah dikembangkan dengan metode yang ramah lingkungan. Fenomena ini menawarkan baik
kesempatan baru dan juga ancaman terhadap koperasi pertanian.
Meskipun sebagian besar koperasi pertanian Thailand berada di daerah pedesaan tetap
dibatasi pada fungsi utama mereka, seperti distribusi kredit dan pupuk, dan pengadaan produk
pertanian, koperasi pertanian telah mencoba mengubah diri dan menerapkan strategi-strategi
baru dalam lingkungan ekonomi baru ini, diantaranya :
Bekerjasama dengan sektor swasta.
Strategi ini bertujuan untuk mendapatkan beberapa keuntungan dari perusahaan-
perusahaan swasta seperti saluran pemasaran yang kuat, perusahaan dengan merek
terkenal, dan lain - lain. Salah satu contohnya adalah kolaborasi antara 12 koperasi
pertanian di bagian timur laut dengan Amway corporation (Thailand), sebuah perusahaan
global yang bergerak dalam penjualan langsung yang memproduksi Amway Hom Mali
Rice untuk segmen konsumen premium.
Produk Kualitas Tinggi and traceability.
Koperasi pertanian berupaya memenuhi permintaan konsumen dengan
menawarkan produk-produk berkualitas tinggi dan memperkenalkan product traceability.
Petani anggota dianjurkan menggunakan pupuk organik dan menghindari bahan kimia
pertanian. Temperatur saat transportasi produk dari Thailand ke Jepang benar-benar
dibawah pengendalian dan pengawasan agar kualitas produk terjaga. Praktik yang baik ini
dapat meningkatkan kualitas dan keamanan produk pertanian, serta menyediakan
informasi tentang apa yang dibutuhkan konsumen sehingga mereka bisa mengembangkan
kualitas produk untuk memenuhi spesifikasi yang diminta konsumen.

JEPANG

1. Peran Koperasi Pertanian

Peran pemerintah dalam pembangunan pertanian secara umum semakin lama semakin
berkurang. Saat ini pemerintah Jepang hanya berfungsi sebagai pembuat peraturan dan
mengeluarkan kebijakan. Sementara berbagai aktivitas lapangan banyak diambil alih oleh
Japan Agriculture Cooperative (JA Cooperative) atau sejenis koperasi pertanian di Indonesia.
Sebenarnya terdapat beberapa organisasi pertanian di Jepang, namun yang paling dominan
adalah JA Cooperative.
JA Cooperative pada awalnya merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang
sejak awal 1900 an, dan beranggotakan Petani-petani Jepang. Tujuannya adalah untuk
membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan petani. Ini berarti bahwa
harus terjadi mobilisasi massa petani, mengatur perusahaan pertanian dan aktivitas mereka,
serta memperkuat perekonomian mereka.
Agar berhasil menjalankan fungsinya, setiap petani wajib menjadi anggota JA cooperative.
Keharusan ini sudah diterapkan sejak tahun 1931. Oleh karenanya saat ini seluruh petani di
Jepang otomatis menjadi anggota JA Cooperative. Saat ini JA Cooperative telah benar-benar
bebas dari Pemerintah dan merupakan lembaga swasta murni yang kepengurusannya terdiri
dari para petani. Namun demikian kerjasama dengan pemerintah semakin meningkat. Saat ini
seluruh wilayah Jepang memiliki JA Cooperative yang secara umum tugas nya adalah sangat
banyak yakni:

Memberikan nasehat dalam mengelola usaha tani, penguasaan teknologi, dan penyebaran
informasi pertanian

Mengumpulkan, mengangkut, dan mendistribusikan serta menjual produk pertanian.

Penyediaan sarana produksi

Mengatur pengolahan produk pertanian dan penyimpanan produk

Sebagai Bank
Sebagai badan asuransi, dan

Menyediakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat khususnya petani

2. Jaringan Usaha yang Kuat

Untuk menjalankan fungsi tersebut JA Cooperative memiliki jaringan kerjasama yang sangat
besar dengan dengan pasar local khususnya supermarket, pasar internasional, dan pemerintah.
Selain itu JA Cooperative juga memiliki berbagai fasilitas pertanian yang tersebar di seluruh
Jepang seperti Packaging center, Processing center, Pasar Saprodi, Pasar penjualan langsung
(direct sale market), supermarket, Gudang, Penggilingan beras, Fasilitas pembuat pupuk
organic, dll.

3. Distribusi Produk Pertanian yang terjamin

Dengan adanya JA Cooperative beberapa peran penting dan krusial bagi petani telah
diatasi terutama untuk pemasaran. JA Cooperative memberikan jaminan semua produk petani
terjual dengan harga diatas rata-rata dan tentu saja ini memakmurkan petani.

Pada prinsipnya terdapat tiga alternative distribusi dan pemasaran produk yang
ditawarkan JA Cooperative untuk para produser (petani), yaitu: 1) Produk dibeli langsung oleh
JA Cooperative dengan harga di atas harga pasar (khususnya produk tertentu yang dianggap
vital); 2) Petani dapat mendistribusikan sendiri namun melalui petunjuk (advise) dari JA
Cooperative (biasanya petani ingin mencari buyer yang lebih tinggi lagi dari JA Coop,); 3)
Petani dapat menitipkan produk mereka kepada JA Coop. untuk dijualkan oleh JA Coop.
(biasanya perlu waktu agak lama dan hanya untuk produk-produk yang tidak terlalu penting).

4. Fungsi Perbankan

Sistem distribusi Produk yang paling popular adalah Produk dibeli langsung oleh JA
Cooperative. Produk petani yang sudah dibeli oleh JA Coop. juga aman dari segi financial,
karena uang hasil penjualan langsung masuk ke rekening Petani yang otomatis ada di JA
Cooperative karena JA Cooperative juga berfungsi sebagai Bank.
Fungsi Bank yang dikelola oleh JA Cooperative kurang lebih sama dengan
Bank komersial lainnya. Hanya saja nasabahnya adalah para petani. Bank JA Cooperative juga
menyediakan pelayanan pinjaman modal untuk pengembangan usaha pertanian. Dan setiap
surplus dari hasil penjualan produk pertanian diarahkan pada investasi dan perluasan usaha
pertanian. Dengan demikian fungsi JA Coop. sebagai Bank sangat besar kontribusinya bagi
kemajuan pertanian di Jepang.

5. Fungsi Jasa

JA Cooperative juga mempunyai peran dalam memberikan pelayanan penting lainnya bagi
petani Jepang. Diantaranya adalah dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi pertanian
(termasuk peralatan mesin pertanian), memberikan asuransi produk pertanian, dan pelayanan
kesehatan bagi petani.
Berkat pelayanan JA Cooperative atas penyediaan sarana produksi pertanian, para petani
mendapat kepastian atas keperluan usaha tani mereka, karena mereka tidak perlu bersusah
payah mencari distributor. Sementara itu asuransi produk sangat membantu petani dalam
menjaga keselamatan produk mereka. Sedangkan fungsi pelayanan kesehatan petani
merupakan suatu ide cemerlang yang menunjukkan betapa pemerintah Jepang dan JA
Cooperative sangat menghargai dan menjamin kehidupan para petani mereka.

6. Subsidi Harga dari Pemerintah

Meskipun saat ini banyak produk pertanian murah juga melanda Jepang (terutama dari China),
namun kemakmuran petani masih tetap terjaga dan bahkan meningkat. Karena selain peran JA
Coop. yang begitu besar. Pemerintah juga memberikan subsidi harga jual untuk produk tertentu
petani local.

Pada saat produk petani di beli oleh JA Coop. (produk tertentu) pemerintah telah mensubsidi
50% lebih tinggi dari harga pasar dan JA Coop. menjualnya kembali sama dengan harga pasar.
Ini dilakukan ketika harga untuk produk yang sama dari luar harganya lebih murah. Dengan
demikian petani Jepang tetap terlindungi dan produk mereka tetap terbeli oleh masyarakat.
Dari mana datangnya subsidi tersebut? Tentu saja datang dari industri Otomotif, elektronik,
jasa, dan sumber pemasukan lainnya yang tersedia yang dapat mensubsidi silang pertanian.
Kita pasti sudah mengetahui bahwa Jepang sangat unggul dibidang otomotif dan elektronik dan
pasar produk mereka ada di seluruh dunia.

7. Kebijakan Prioritas Pada Produk Lokal

Selain memberikan subsidi pada produk tertentu yang dianggap vital (seperti gandum, sugar
bit, jagung, kentang, dll) pemerintah Jepang dan JA Cooperative juga mengeluarkan kebijakan
agar pasar local memprioritaskan produk local. Supermarket-supermarket dipastikan untuk
menyediakan outlet khusus bagi para petani agar dapat melakukan direct sale produk mereka
(namun tentu saja kualitas sudah bukan menjadi halangan).

Setiap outlet yang tersedia untuk produk petani local harus dilengkapi dengan photo dan data
produsernya (Petani). Tujuannya adalah agar konsumen bisa lebih mengenal siapa yang
menghasilkan produk tersebut.

Beberapa pasar memang dirancang khusus untuk para petani agar dapat menjual langsung
produk mereka. Sebut saja Niseko Town Direct Sale Station yaitu sebuah pasar langsung di
Kota Niseko (Hokkaido) yang khusus menyediakan outlet penjualan langsung untuk 60 petani.
Tidak hanya itu para petani juga langsung memanajemen semua aktivitas mulai dari penentuan
Harga (Bar Code), Labeling, dan Packaging. Hanya petugas kashir saja yang dilakukan oleh
petugas khusus. Para petani akan mendapatkan informasi langsung melalui SMS atau internet
tentang produk apa saja yang sudah laku atau produk mana yang permintaannya tinggi.
Informasi tersebut bisa ditanya kapan saja, tergantung kebutuhan.
8. System manajemen Yang baik

Peran dan fungsi JA Cooperative tidak akan berjalan sesuai rencana jika tidak dikendalikan
dengan system manajemen yang baik. Mulai dari manajemen intern sampai manajemen yang
terkait kerjasama dengan pihak pemerintah dan jaringan pasar. Hal sekecil apapun diperhatikan
dan dipertimbangkan oleh pihak JA Cooperative untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan
mereka demi memakmurkan petani dan masyarakat Jepang. Di sisi lain, Pemerintah Jepang
memahami benar bahwa meskipun sudah menjadi Negara industri maju, namun memandang
pertanian sebagai salah satu penentu kemakmuran Jepang. Oleh karena itu, meskipun lahan
pertanian Cuma menempati kurang dari 25% dari total areal Jepang namun Pemerintah Jepang
sangat memperhatikan pengelolaannya.

Koperasi Pertanian Zen-Noh Jepang, Koperasi Nomor Satu Dunia

Zen-Noh sebagai Induk Koperasi Pertanian Jepang yang berdiri pada 1972, tugas utamanya adalah
untuk menyediakan barang-barang kebutuhan petani anggota koperasi pertanian, baik untuk proses
produksi seperti mesin-mesin pertanian, bahan baku minyak atau gas serta barang-barang
konsumsi. Selain itu, Zen-Noh juga memasarkan produksi anggota. Berbagai kegiatan dalam
rangka pelayanan kepada anggota/ petani ini dilakukan melalui produksi sendiri, kerjasama dengan
pabrik lokal, maupun melalui impor dan ekspor. Dari kegiatan usaha ini, Zen-Noh pada 2005 dapat
mengumpulkan volume usaha (turn over) sebesar USD 63.448.881.360, yang menempatkannya
pada peringkat satu versi Global 300 ICA. Dalam rangka tanggungjawab sosial, Zen-Noh terutama
sangat memperhatikan produk makanan, khususnya beras yang berasal dari bibit yang 100%
murni, kemudian pada lingkungan, antara lain dengan adanya keharusan/ anjuran menggunakan
pupuk kandang oleh para anggota/ petani.

Zen-Noh adalah Induk Koperasi Pertanian Jepang (National Federation of Agricultural


Cooperative Association) merupakan koperasi terbesar di dunia. Beranggotakan 10 koperasi
pertanian tingkat skunder/ provinsi (Prefectural Economic/ Cooperative Federation) ditambah 43
koperasi skunder khusus dan 66 koperasi bermacam jenis. Zen-Noh juga beranggotakan 1010
koperasi pertanian tingkat primer (Multipurposes cooperatives) yang pada saat ini mempunyai
anggota perorangan sebanyak 4.444.800 orang dengan karyawan sebanyak 12.557 orang. Selain
itu, masih ada 44 koperasi yang berstatus sebagai associate members.

Sebagai lembaga koperasi, maka struktur organisasi Zen-Noh terdiri dari rapat anggota (general
meeting) sebagai lembaga pengambilan keputusan/ kebijakan tertinggi, yang memilih dewan
pengawas dan dewan auditor. Dewan pengawas selanjutnya menetapkan dewan direktur sebagai
pelaksana organisasi dan usaha.

Tugas Utama

Sebagai koperasi pertanian tingkat induk/ nasional, maka tugas utama Zen-Noh yang dibentuk
pada 1972 itu adalah menyediakan barang-barang kebutuhan petani anggotanya, baik untuk proses
produksi maupun konsumsi seperti: pupuk organik dan pupuk kimia, makanan hewan, mesin-
mesin pertanian, kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, gas serta barang-barang konsumsi.
Penyediaan barang-barang kebutuhan petani anggota ini dilakukan dengan beberapa cara: melalui
pesanan kepada pabrik-pabrik lokal, dengan impor/ dengan menanamkan modal (investasi) pada
perusahaan-perusahaan yang dapat menjamin penyediaan barang secara teratur. Dalam perusahaan
ini Zen-Noh juga terlibat dalam manajemen untuk mewakili koperasi-koperasi primer dalam
proses pengambilan keputusan. Khusus untuk bahan-bahan untuk memproduksi pupuk kimian,
serta obat-obatan dan makanan ternak, berupa minya bumi dan gas yang tidak dimiliki Jepang,
Zen-Noh mengimpor dari negara-negara produsen minyak dan gas.

Masih dalam rangka menyediakan barang-barang kebutuhan petani anggotanya, Zen-Noh juga
melakukan kegiatan ekonomi di luar negeri. Dalam perdagangan luar negeri, Zen-Noh
mengadakan transaksi dengan koperasi-koperasi atau perusahaan swasta di luar negeri dalam
rangka memenuhi kebutuhan petani anggota atau melalui perusahaan subsidiarinya seperti:

Zen-Noh Grain Corporation, perusahaan yang berbasis di New Orlens Amerika Serikat ini
berperan sebagai basis pembelian, pengiriman, penyimpanan dan ekspor bahan-bahan
makanan, dan sekaligus sebagai basis pengumpulan informasi. Tugas utamanya adalah
untuk menjamin kestabilan akses pada komponen utama dari bahan makanan seperti
jagung.
Nippon Jordan Fertilizer Co.Ltd, perusahaan kerjasama dengan Yordania yang dibentuk
pada tahun 1992, dan berlokasi di Aqaba, di pantai Laut Merah. Pabrik ini setiap tahun
menghasilkan pupuk sekitar 300.000 ton, sedangkan pupuk sintetis serta fosfat amoniak
yang dihasilkan pabrik ini dijual di Jepang.
Zen-Noh Cilo Corporation, perusahaan yang berlokasi di Tokyo ini menampung gandum
yang diimpor dari berbagai negara untuk dikirim ke pabrik-pabrik makanan milik Zen-Noh.
JA Higasi-Nihon Cooperative Feed and Mills Co. Ltd, merupakan perusahaan makanan
skala besar yang pabrik-pabriknya tersebar di 16 propinsi/ prefecture di Jepang.
Zen-Noh Grain Resources Corporation, perusahaan yang menangangi impor/ ekspor
produksi dan bahan-bahan dasar pupuk, serta menangangi kargo, pergudangan hingga ke
pengapalan dan pengirimannya. Selain itu perusahaan ini sejak melalui prosesing sejak
penyaringan hingga pengepakan/ pengemasan pupuk.
Zen-Noh Logistic Co. Ltd., perusahaan yang berdiri pada tahun 1971 dan bertugas untuk
menangani distribusi barang-barang yang berkaitan dengan pertanian. Dengan jaringan
yang berskala nasional, memiliki dua perusahaan cabang, lima kantor cabang dan 46 basis,
perusahaan ini setiap tahunnya menanangi 11,7 juta ton barang. Tujuannya meliputi
pengiriman produk-produk pertanian dari sentra-sentra produksi dari seluruh negeri ke
pasar-pasar konsumen dan sebaliknya mengirimkan semua bahan yang diperlukan untuk
produk pertanian ke wilayah produksi.

Untuk pelayanan barang-barang konsumsi kepada anggota, bekerja sama dengan koperasi-koperasi
pertanian skunder dan primer, Zen-Noh membuka toko-toko dengan merk A Coop, yang di
seluruh Jepang jumlahnya 2000 buah. Barang-barang yang dijual di toko koperasi tersebut
meliputi: makanan, pakaian, alat-alat listrik, barang elektronika dan sebagainya. Untuk menjamin
ketersediaan barang-barang konsumsi di toko-toko tersebut, Zen-Noh juga mengelola pusat
pergudangan yang menyediakan barang-barang yang dijual di toko-toko koperasi.
Dari berbagai kegiatan usaha tersebut, baik yang di dalam maupun di luar negeri, Zen-Noh pada
tahun 2005 meraup volume usaha USD 63.449 juta, sementara asetnya untuk tahun yang sama
mencapai USD 18.449 juta, sehingga menurut versi ICA (Global 300 List) Zen-Noh menduduki
peringkat satu dari 300 buah koperasi tingkat dunia.

Tanggungjawab Sosial

Selain dalam bidang ekonomi, kinerja Zen-Noh juga dinilai dari segi pelaksanaan tanggungjawab
sosialnya (cooperative social responsibilty) dalam bentuk produknya serta perhatiannya pada
lingkungan. Dalam hal produk pertanian, Zen-Noh sangat menjaga kualitas dengan menentukan
produsen makanan yang termasuk kelompok Zen-Noh untuk memperoleh pengakuan dari lembaga
standarisasi internasional (ISO 9001). Khusus untuk beras yang menjadi makanan pokok
masyarakat Jepang, Zen-Noh menjaga kestabilan antara ketersediaan dan permintaan bisa
seimbang, sementara produksinya harus benar-benar aman dan terpercaya antara lain harus
berasal dari bibit yang 100% murni, mendapat pengawasan dari lembaga riset, dan produknya
memiliki riwayat yang benar-benar teruji.

Sementara dari aspek kepedulian pada lingkungan, Zen-Noh mempromosikan secara luas pupuk
kandang dan pupuk kompos. Dalam kaitan dengan kepedulian lingkungan ini Zen-Noh sebagai
lembaga yang dipercaya menjadi penghubung antara produsen dan konsumen mengeluarkan
kebijakan lingkungan, dalam upaya memperbaiki status ekonomi dan sosial anggota, serta untuk
memelihara industri pertanian Jepang serta masyarakat setempat.

Kebijakan lingkungan ini antara lain meliputi penggunaan sistem manajemen lingkungan dalam
mengembangkan dan memperbaiki standar prosedur usaha dan pelaksanaan operasional usaha,
pengamatan terhadap undang-undang serta persetujuan yang berkaitan lingkungan, serta melalui
promosi dalam penggunaan energi, pengurangan jumlah limbah dan pelaksanaan daur-ulang.

Sumber: http://kopkun.com/news/zen-noh-koperasi-nomor-satu-dunia.htm

Anda mungkin juga menyukai