Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Wawancara


Pada beberapa tahun terakhir, kopi merupakan minuman yang sangat populer
dikalangan masyarakat Indonesia. Kopi disukai oleh semua lapisan masyarakat, baik
lapisan masyarakat berekonomi menengah kebawah maupun masyarakat
berekonomi menengah ke atas. Selain harganya terjangkau, kopi juga memiliki
kelebihan lain, yaitu meningkatkan energi dan membuat anda lebih cerdas, dapat
membakar lemak, kafein di dalam kopi dapat meningkatkan kinerja fisik dan masih
banyak lagi kelebihan dan manfaat kopi.

Pada masa sekarang usaha dan bisnis kopi banyak digeluti orang banyak
terutama wirausaha dengan usia muda. Bahkan pada masa kini, bisnis coffee shop
merupakan salah satu jenis usaha yang sangat menjanjikan. Coffee shop pada saat
ini memiliki fungsi yang tidak hanya merupakan menjadi tempat hang out. Namun,
lebih dari itu, bisnis ini sekarang juga sudah menjadi tempat untuk pertemuan formal
atau sekedar makan siang.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayahNya kami
dapat mempunyai kesempatan untuk melaksanakan kegiatan wawancara dengan
salah satu pengelola bisnis kedai kopi di Banjarmasin. Kegiatan wawancara ini
merupakan tugas yang diberikan dalam mata kuliah Kewirausahaan I oleh dosen
pengampu mata kuliah ini.

Adapun tujuan dari wawancara itu sendiri adalah untuk memperoleh informasi
dari narasumber mengenai topik pembicaraan yang mencakup cerita awal berdirinya
usaha ini, sistem operasional usaha, keuntungan serta kelemahan dan motivasi
menjadi seorang wirausaha. Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, harapan
kami bisa memenuhi tugas Kewirausahaan I dan mendapatkan nilai yang baik. Dan
semoga hasil wawancara ini bermanfaat bagi pembaca di kemudian hari.

B. Tujuan Wawancara
1. Memenuhi tugas Kewirausahaan I.
2. Memperoleh informasi mengenai kewirausahaan.
3. Mengetahui lebih dalam tentang bagaimana menjadi seorang wirausaha, terutama
dalam bisnis kedai kopi.

C. Topik Wawancara

Topik kegiatan wawancara ini adalah “faktor-faktor pemicu yang dapat membuat
seorang wirausaha bertahan.”

D. Waktu dan Tempat Wawancara

Kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Minggu/17 Februari 2018

Pukul : 20.00 WITA – 22.45 WITA

Tempat : Monocle Coffee, Jl. Veteran, Melayu, Banjarmasin


Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
HASIL WAWANCARA

A. Narasumber

Nama : Aditya Ari Nugraha

Tempat, tanggal lahir : 27 Mei 1995

Alamat : Jl. AMD Besar Komp. Bintang Mas Residence II

Pekerjaan : Pengelola Monocle Coffee

B. Pewawancara

Wawancara ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari:

1. Adi Marta 1610313210001


2. Adisti Rahmatiasari 1710313220003
3. Ainuna 1710313320003
4. Amelia 1710313220011
5. Dina Norivana 1710313120013
6. Elisabeth 1710313220019
7. Nida Mufidah 1710313120013
8. Sahra Saufa 1710313120041
9. Shanas Khairul Kalam 1610313310053

C. Isi Wawancara

Monocle Coffee berdiri sejak tahun 2018 silam dengan mengusung konsep yang
berbeda dari kebanyakan coffe shop yang ada di Banjarmasin. Sementara
kebanyakan bisnis kedai kopi memiliki konsep industri, Monocle Coffee menerobos
pasar dengan menawarkan konsep modern homey dan warna warna pastel yang
colorful, yang tentunya membuat pelanggan akan lebih merasa nyaman dan lebih
merasa betah saat menghabiskan waktu. Salah satu perintis Monocle Coffee dan kini
menjadi pengelola sekaligus manager, Aditya Ari Nugraha (23) menjelaskan bahwa
nama Monocle diambil dari sejarah pada tahun 1980-an, dimana para cendekiawan
atau para bangsawan memiliki kacamata dengan lensa satu, yang memiliki guna
untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas. Sehingga, diharapkan Monocle Coffee
dapat melihat visi lebih jelas sehingga dapat tetap terus bersaing dalam usaha ini.

Ia pun menjelaskan bahwa awal dari didirikannya Monocle adalah pada saat ia sudah
hampir kehabisan kontrak pada pekerjaan sebelumnya, ia memberanikan diri untuk
membuka kedai kopi sendiri dengan mengandalkan pengalamannya sebagai seorang
barista selama 7 tahun terakhir dan pada saat yang sama ada pemodal yang ingin
menginvestasikan modal pada bisnis kopi ini. Untuk memodali sebuah coffee shop,
modal yang diperlukan sangat bervariatif tergantung pada konsep coffee shop yang
ingin dibuka. Pada Monocle Coffee, modal yang diperlukan berkisar pada angka
kurang lebih Rp300.000.000,00 sementara untuk basic equipment yang diperlukan
adalah mesin espresso. Adit juga mengatakan ada 2 hal yang paling mendasar yang
harus dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu dana dan pengalaman dalam bidang
yang ingin ia dalami.

Sementara untuk sistem operasional, Monocle Coffee memiliki waktu operasional dari
jam 10.00 hingga 23.00. Walaupun usia dari usaha ini masih terbilang seumur jagung,
tetapi bukan berarti Monocle tidak dipandang dalam persaingan bisnis coffee shop di
Banjarmasin. Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh Monocle Coffee untuk tetap
eksis, misalnya saja ikut berkontribusi dalam berbagai acara komunitas yang sesuai
dengan segmentasi pelanggan mereka dan memiliki segmentasi pelanggan yang
berbeda, yaitu para pengguna media sosial terutama instagram atau para pecinta
fotografi. Namun, bukan berarti usaha ini tidak diterpa oleh masalah, dikarenakan
Monocle memiliki konsep interior yang menarik, hal ini bisa menjadi satu masalah di
masa depan. Ada masanya interior yang menarik saat ini, tidak akan menjadi menarik
lagi di masa depan. Sehingga, inovasi atau perubahan dalam interior sangat
diperlukan di beberapa waktu yang akan mendatang. Sementara, sebagai pembeda
dari bisnis coffee shop yang lain, Monocle Coffee menggunakkan promo-promo
seperti “Morning Coffee” atau “Coffee Of The Day” dalam suatu periode waktu dan
Monocle Coffee juga konsisten dengan memiliki dua tipe biji kopi yang berbeda dan
terus diupgrade tiap bulannya.

Sebagai seorang wirausaha di usia yang muda, Adit mengaku bahwa sebenarnya
cukup sulit untuk meninggalkan profesinya yang sebelumnya dengan gaji tetap dan
memiliki tekanan kerja yang lebih rendah. Namun, ia juga mengatakan bahwa
sebenarnya barista pasti memiliki impian untuk menjalankan coffee shopnya sendiri
dan ia ingin mengambil kesempatan ini untuk memulai karirnya sebagai seorang
wirausaha. Ia juga merasa termotivasi karena jika ia mengambil kesempatan ini
sebagai seorang wirausaha, maka ia memiliki kebebasan tersendiri dalam mengelola
bisnis ini dan ia juga mengatakan bahwa ini adalah kebanggan karena sudah
mencapai titik “go in to the next level”-nya seorang barista.

Perihal keuntungan yang dirasakan saat mulai menjalankan bisnis coffee shop, Adit
juga mengatakan bahwa banyak sekali keuntungan yang ia rasakan saat memulai
Monocle. Pertama, hype bisnis coffee shop yang masih sangat tinggi dan kini kopi
sudah memasuki fase third wave, dimana minum kopi bukan sekedar minuman yang
diminum oleh beberapa kalangan namun, lebih daripada itu, minum kopi sudah
menjadi lifestyle yang menjamur di berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Selain itu,
sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, sangat disayangkan jika
kesempatan bisnis ini terlewatkan begitu saja. Selain sebagai negara penghasil kopi
terbesar di dunia, jenis-jenis kopi yang ada di Indonesia juga sangat beragam dan
tentu saja memiliki harga yang lebih miring daripada jika membeli biji kopi dari luar
negeri. Untuk kelemahan dalam bisnis ini adalah ketergantungan kualitas biji kopi
terhadap cuaca. Sehingga, jika ada perubahan cuaca ekstrem atau drastis, maka
untuk mendapatkan kualitas biji kopi yang bagus akan lebih sulit. Kemudian, tentunya
sebagai seorang pengelola, ia juga mengaku bahwa kini pekerjaannya sangat
berbeda dari yang ia rasakan saat menjadi captain barista sebelumnya. Saat menjadi
seorang karyawan, tekanan pekerjaan akan lebih cenderung ke arah fisikal, seperti
kelelahan atau jatuh sakit. Namun saat menjadi seorang wirausaha, tekanan
pekerjaan akan lebih menguras otak ketimbang fisik, karena tekanan pekerjaan yang
dimiliki oleh wirausaha beralih ke pengembangan inovasi baik itu produk atau konsep
yang dimiliki oleh Monocle.

Pada akhir wawancara, pewawancara juga menanyakan apa saja yang ingin dicapai
oleh pihak Monocle ataupun bagi pengelolanya. Tujuan yang ingin dicapai oleh Adit
sebagai pengelola Monocle dalam tahun ini ada dua yaitu; dibukanya kelas kopi bagi
para non-barista dan pembukaan cabang Monocle. Ia juga menyampaikan bahwa
kedua hal ini adalah main goals atau tujuan utama yang ingin dicapai oleh Monocle
dalam tempo akhir tahun ini.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari wawancara ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang memiliki
hubungan dengan teori-teori dasar kewirausahaan.
1. Motivasi yang dimiliki oleh wirausaha.
Dalam buku Kewirausahaan yang ditulis oleh Leonardus Saiman, disebutkan
bahwa ada 4 motivasi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha, yaitu; laba’
kebebasan, impian personal dan kemandirian. Sebagaimana juga yang telah
disebutkan oleh narasumber bahwa secara tidak langsung motivasi yang ia
rasakan terdiri dari setidaknya 3 motivasi tersebut. Yaitu dimana narasumber
memiliki impian dari dalam dirinya untuk menjalankan coffee shop-nya sendiri,
ingin merasakan kebebasan untuk menentukan konsep dan sistem
operasional serta narasumber juga mengatakan bahwa ini adalah seperti
sebuah kebanggaan sebagai seorang barista karena memiliki kemandirian
dalam pengelolaan coffee shopnya sendiri.
2. Keuntungan dan kekurangan menjadi seorang wirausaha.
Narasumber juga menyatakan bahwa dalam menjalankan bisnis coffee shop
ada berbagai keuntungan dan kekurangan yang dirasakannya secara
langsung atau tidak langsung. Keuntungan yang dirasakan oleh narasumber
antara lain; tercapainya beberapa goals atau tujuan yang dimiliki oleh
narasumber seperti memiliki coffee shop yang turut aktif bersaing di
Banjarmasin; terbuka peluang untuk memaksimalkan potensi dalam diri
narasumber sebagai seorang barista dan wirausaha dan tercapainya
kesempatan untuk menjadi bos bagi karyawan Monocle.
Sementara untuk kekurangan yang dirasakan narasumber menjadi seorang
wirausaha adalah risiko kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan menjadi
seorang karyawan karena menjadi seorang wirausaha tidak hanya
bertanggung jawab atas dirinya namun juga bertanggung jawab atas
keberlangsungan usaha dan karyawan; serta memiliki waktu jam kerja yang
berbeda dibandingkan dengan menjadi karyawan, dimana karyawan memiliki
jam kerja yang tetap sementara narasumber memiliki jam kerja yang tidak tetap
namun lebih fleksibel.
3. Profil wirausaha.
Ada beberapa kualitas profil wirausaha yang harus dimiliki agar berhasil
menurut David E. Rye (1996), dan setidaknya ada 3 kualitas yang ditemukan
pada narasumber, yakni; seseorang yang berprestasi tinggi, dimana
narasumber sudah cukup lama menggeluti bidang kopi dan sudah
memenangkan berbagai penghargaan sebagai seorang barista. Kemudian,
profil kedua adalah pengambil risiko, dan narasumber seperti yang diketahui
tidak takut dan berani mengambil risiko untuk meninggalkan zona nyamannya
sebagai seorang captain barista. Dan terakhir, memiliki rasa percaya diri
yang tinggi, dimana narasumber mengatakan bahwa dengan pengalamannya
yang sudah cukup mumpuni, ia memiiki rasa percaya diri bahwa ia memiliki
keterampilan dan kemampuan untuk menjalankan suatu bisnis tanpa
bergantung pada pihak lain.

B. Saran
1. Walaupun segmentasi Monocle Coffee adalah para pecinta fotografi dan
instagram users, tidak menutup kenyataan bahwa usaha ini juga berfungsi
sebagai tempat meeting atau pertemuan kerja. Namun, pada kenyataannya,
tempat ini tidak cukup memadai untuk mengadakan pertemuan terutama
dengan konsep pertemuan formal. Dikarenakan, jarak antarmeja yang cukup
dekat sehingga tidak terelakkan bahwa kenyataan tempat ini akan terasa
sangat berisik dan tidak cocok untuk mengadakan pertemuan formal.
Sehingga, saran yang ingin diberikan oleh pewawancara adalah, jika
memungkinkan agar jarak antarmeja lebih jauh satu sama lain, bahkan jika
memadai diharapkan nantinya akan ada ruang pertemuan (meeting room)
yang bersifat privat sehingga ke depannya untuk pertemuan yang memerlukan
fokus tinggi akan lebih maksimal.
2. Tingkat keamanan pengunjung di malam hari yang terasa sangat kurang, hal
ini dikarenakan Monocle Coffee memiliki lokasi yang sangat berdekatan
dengan area penjualan minuman keras, sehingga pengunjung sangat
disarankan untuk tidak bepergian sendiri di atas jam 10 malam.
3. Sanitasi adalah salah satu hal yang saat ini menjadi salah satu perhatian
pengunjung. Namun, sangat disayangkan saat mengunjungi Monocle, sanitasi
toilet terlihat kurang terjaga sehingga penulis sangat menyarankan untuk ada
baiknya kebersihan toilet perlu dicek dan dibersihkan dalam hitungan jam atau
lebih sering.

Anda mungkin juga menyukai