Apakah disekolah kalian ada koperasi siswa? Kalau iya, penasaran gak sih gimana sih cara
kerja koperasi? Yuk langsung kita bahas mulai dari pengertian, prinsip, struktur, dan jenis
koperasi!
Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata cooperation, artinya kerja sama. Berdasarkan Undang-Undang No.
25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas
kekeluargaan.
Koperasi dianggap sebagai badan usaha yang dapat meningkatkan perekonomian Indonesia,
sebab koperasi dapat menjadi wadah untuk berwirausaha.
Kalian tau gak siapa yang dinobatkan sebagai Bapak Koperasi Indonesia? Jawabannya adalah
Mohammad Hatta! Alasannya karena perannya yang cukup besar dalam memajukan koperasi
di Indonesia, karena dulu pendirian koperasi tidak semudah sekarang.
Prinsip
1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2. pengelolaan dilakukan secara demokratis;
3. pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota;
4. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
5. kemandirian;
6. pendidikan perkoperasian;
7. kerjasama/kemitraan.
Struktur Organisasi
Perlu diketahui bahwa koperasi memiliki struktur organisasi yang unik, karena pemegang
kekuasaan tertinggi bukan ketua atau manajer melainkan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Dalam RAT pengurus dan pengawas berkewajiban mempertanggungjawabkan kinerjanya
selama periode. Selain itu, hal ini karena koperasi memiliki prinsip demokrasi. Struktur
organisasi ini dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Berikut adalah bagan struktur
organisasi koperasi!
Jenis Koperasi
Selanjutnya materi yang akan dibahas adalah jenis koperasi, yang harus kalian tau jenis
koperasi ini digolongkan berdasarkan kenggotaanya dan jenis usahanya, yuk langsung simak
bahasan berikut!
A. Berdasarkan Keanggotaannya
1. Koperasi Primer
Koperasi ini dapat terbentuk dengan jumlah minimal 20 orang. Biasannya dalam lingkup
satu kantor/usaha, satu kelurahan/desa, satu kecamatan.
2. Koperasi Sekunder
a. Koperasi Pusat
koperasi yang anggotanya minimal lima koperasi primer. Wilayah kerjanya satu
Kota/Kabupaten.
b. Koperasi Gabungan
Lingkup kerjanya satu provinsi, koperasi ini beranggotakan minimal tiga koperasi pusat.
c. Koperasi Induk
Koperasi yang anggotanya minimal tiga koperasi gabungan. Wilayah kerjanya sekala
nasional
Berikutnya adalah koperasi berdasarkan jenis usahanya, dibagi menjadi beberapa koperasi.
1. Koperasi Produksi
Koperasi ini bergerak di bidang produksi, kegiatannya menyediakan bahan baku produksi
dan menjualnya. Contohnya Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan.
2. Koperasi Konsumsi
Berbeda dengan sebelumnya, koperasi konsumsi ini bergerak dalam bidang penyedia
kebutuhan pokok bagi para anggotanya, biasanya yang dijual adalah kebutuhan sehari-
hari.
Kegiatan koperasi ini adalah menerima simpanan dan memberi pinjaman pada
anggotanya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggota. Nama lain koperasi ini
yaitu koperasi kredit.
Home
Hot
Liputan6.com, Jakarta - Cara menghitung SHU atau Sisa Hasil Usaha untuk Koperasi di Indonesia
diatur dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 1992. Memahami dengan baik cara menghitung
SHU pun akan memudahkan anggota koperasi menerima hasil dari hasil pembagian usaha secara
adil.
Dalam sebuah koperasi pasti selalu diakhiri dengan penghitungan sisa hasil usaha (SHU) pada
tiap tahun buku, di mana dari hasil yang diperoleh nantinya akan dapat digunakan untuk
mengetahui perkembangan serta mengetahui maju mundurnya koperasi.
“Sisa Hasil Usaha atau SHU merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku
yang bersangkutan.”
Hasil dari cara menghitung SHU nantinya tidak dibagi berdasarkan besaran modal masing-
masing anggota. Dalam UU yang sama, pada pasal 5 ayat 1 dijelaskan pembagian SHU kepada
anggota didasarkan pada pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.
Agar lebih memahaminya, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang cara menghitung
SHU, ini termasuk SHU jasa modal, SHU jasa penjualan, dan SHU jasa pinjaman, Rabu
(12/10/2022).
2 dari 4 halaman
Cara menghitung SHU penting diketahui untuk lebih mudah melakukan pembukuan usaha.
Cara ini akan memudahkan anggota koperasi menerima hasil dari hasil pembagian usaha secara
adil.
Peranan SHU sangat penting artinya bagi keberlangsungan kehidupan koperasi. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjelaskan SHU dibagikan kepada anggota sesuai
dengan jasa masing-masing anggota yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Koperasi.
Hasil dari cara menghitung SHU nantinya tidak dibagi berdasarkan besaran modal masing-
masing anggota. Dalam UU yang sama, pada pasal 5 ayat 1 dijelaskan pembagian SHU kepada
anggota didasarkan pada pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.
Pembagian SHU ini didasarkan pada asas pembentukan koperasi, yakni kekeluargaan dan adil.
Semakin besar kontribusi anggota memakmurkan koperasi, maka SHU yang akan diperoleh
anggota akan semakin besar begitu pula sebaliknya.
3 dari 4 halaman
Jasa Modal Anggota = (Simpanan Anggota yang Bersangkutan x SHU Jasa Modal) : Total
Simpanan Seluruh Anggota
2. SHU Jasa Penjualan
SHU jasa penjualan berasal dari balas jasa karena telah melakukan pembelian di koperasi. Begini
rumus cara menghitung SHU untuk jasa penjualan atau konsumsi tersebut:
Jasa Penjualan = (Pembelian Anggota Bersangkutan x SHU Jasa Penjualan) : Total Omzet
Penjualan
Sisa Hasi Usaha Anggota (SHUA) = Jasa Usaha Anggota (JUA) + Jasa Modal Anggota (JMA)
- Cadangan
- Dana pengurus
- Pengelola koperasi
- Dana sosial
4 dari 4 halaman
Diketahui jasa anggota berdasarkan simpanan Rp25.000.000 dan jasa anggota berdasarkan
pinjaman Rp10.000.000, yang jika ditotal menjadi Rp35.000.000.
Setiap anggota koperasi mempunyai simpanan, sehingga memperoleh bagian SHU dari pos
simpanan. Jika ada anggota yang tidak memiliki pinjaman, maka yang bersangkutan tidak akan
memperoleh bagian SHU dari pos jasa peminjaman.
Sebelum membagi SHU tersebut, terlebih dahulu harus diketahui berapa besar simpanan dan jasa
peminjaman seluruh anggota. Misalnya besar simpanan seluruh anggota adalah Rp30.000.000
dan besarnya seluruh peminjaman adalah Rp40.000.000.
Maka besarnya hak anggota adalah sesuai dengan perhitungan SHU sebagai berikut: