Anda di halaman 1dari 73

F ra u d C o n tro l P lan

(FCP)
Agenda

--- 1 --- --- 2 --- --- 31 --- --- 4 --- --- 5 ---

Business Penerapan
Latar Belakang Teori Fraud Fraud Control Plan
Judgement FCP
Rules

2
Kasus – Kasus Korupsi/Dugaan Korupsi BUMN
Sumber: kompas, sindonews, tempo

Kasus dugaan suap pengadaan


barang/jasa di PT Krakatau Steel
Dugaan korupsi proyek fiktif
pada PT Waskita Karya Kasus korupsi penyimpangan
(Persero) Tbk penggunaan uang hasil pinjaman
PT Danareksa Sekuritas dan anak
perusahaan
Korupsi Pengelolaan Dana
Pensiun PT Pertamina Kasus korupsi pengelolaan dana
(persero) pensiun PT Pupuk Kalimantan Timur

Kasus penyaluran Kasus pembayaran kepada dua agen


kredit investasi dan modal kerja dalam penutupan asuransi minyak dan
gas di BP Migas atas kontraktor kontrak
PT Bank Mandiri (persero)
kerja sama (KKKS)
Korupsi proyek pembangunan kasus korupsi proyek outsourching Costumer Information
System – Rencana Induk Sistem Informasi (CIS-RISI)
dermaga bongkar muat PT kasus korupsi 21 gardu induk Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
Nindya Karya (persero) kasus korupsi pengadaan bahan bakar minyak (BBM)
PT Nindya Karya merupakan BUMN high speed diesel (HSD)
pertama yang ditetapkan sebagai Kasus Suap Dirut PLN di PLTU RIAU-1
tersangka korupsi
Latar Belakang Globalisasi Korupsi

1 dari 5 orang di bawah 35 tahun di dunia menjustifikasi suap untuk memenuhi


EY Global Fraud Survey 2018
target

Hanya di tahun 2018 saja, kasus fraud telah merugikan organisasi tidak kurang
ACFE – Report to The Nation 2018
dari US$ 7 Milyar

Pelaku berasal dari Pemilik/Eksekutif memiliki persentase kejadian yang kecil


ACFE – Report to The Nation 2018
(19%) namun menimbulkan kerugian median $850.000

Sebagian besar kasus korupsi yang terjadi di Indonesia melibatkan pejabat


Laporan KPK 2017 tinggi dalam pengadaan barang jasa dengan modus penyuapan (93 dari 121
Kasus)

ICW Tren Penindakan Korupsi Sem 1 Di Indonesia, Kerugian Negara Akibat Korupsi selama semester 1 tahun 2018
2018 mencapai Rp1,09 Trilyun
Mengapa Korporasi Negara semakin Berisiko Fraud/Korupsi?
Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/04/15/070000926/korupsi.bumn.yang.makin.menggila.

Jumlah Perkara Korupsi


Yang ditangani KPK yang melibatkan BUMN/BUMD mencapai 13 kasus pada 2017,
meningkat signifikan dalam 2 tahun terakhir yang hanya berjumlah 5 kasus.

Penyertaan Modal Negara


Oleh Pemerintah pada tahun 2016 dan 2017 masing-masing Rp50,52 triliun dan
Rp6,38 triliun.

Total Aset BUMN


Triwulan III Tahun 2018: Rp7.719 triliun.
http://www.bumn.go.id/berita/1-Profil-dan-Kinerja-BUMN-S-D-Triwulan-III-2018
Tuntunan RPJMN 2015- 2019
(terkait korporasi)
Menjaga BUMN 1
Dalam kaitannya dengan reformasi pembinaan BUMN,
dari IntervensI Politik kebijakan yang ditempuh adalah:

Meningkatkan dan
2 mempertahankan
profesionalisme pada jajaran pengelola BUMN

Menata pembagian kewenangan


3
dan tanggung jawab
antara regulator dan operator kewajiban pelayanan
publik/PSO, dan terakhir

4 Mendorong BUMN
menjadi perusahaan kelas dunia

Mendorong gerakan
5
anti-fraud
.

6
Sumber : RPJMN Sub Bab 6.6.6
PERMA 13 Tahun 2016
Tata Cara Penanganan Perkara Tindak Pidana oleh Korporasi
pasal 4 ayat (2)

TANGGUNG JAWAB DIREKSI


Dalam menjatuhkan pidana terhadap Korporasi, Hakim dapat menilai kesalahan
Korporasi sebagaimana ayat (1) antara lain:

a. Korporasi dapat memperoleh keuntungan atau manfaat dari tindak pidana


tersebut atau tindak pidana tersebut dilakukan untuk kepentingan korporasi

b. Korporasi membiarkan terjadinya tindak pidana; atau

c. Korporasi tidak melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan


pencegahan, mencegah dampak yang lebih besar dan memastikan kepatuhan
terhadap ketentuan hukum yang berlaku guna menghindari terjadinya tindak pidana
Control Environtment:
Corporate Values
CORPORATE (GOVERNANCE) Control Activities:
Corporate Competencies
ORGAN
• Visi, Misi, Values, Motto
• Objective
• Profit Oriented, Going
•Direksi
Concern •Pengawas Komisaris
•Pemegang Saham

Fiduciary Duties:
• Duty of Care
• Duty of Loyal “Mengurus/Manage &
Persero
Perum
Mewakili Perseroan”
Best Interest (Business Process,
No Conflict of Interest
Personal Interest
Business Judgment,
Badan Hukum Business Development)
(Artificial)
(Artificial)
Good Faith

Prudent MANDATE

Menghindarkan terjadi •Planning


kerugian lebih besar •Organizing
DIREKSI
Tidak Melakukan pelampauan •Actuating / Execution
kewenangan (Ultravires)
•Controlling
Sumber:
MANAJER LINI
Dilema BUMN (Business
Judgement Rules), DR. Prasetio
FRAUD

“ Fraud encompasses an array of irregularities and illegal acts


characterized by intentional deception. It can be perpetrated for
the benefit of or to the detriment of the organization and by
persons outside as well as inside organization


“occupational fraud and abuse”
Penggunaan kedudukan seseorang untuk memperkaya
diri sendiri melalui penyalahgunaan yang disengaja
atau penyalahgunaan sumber daya atau aset
organisasi.
ACFE FRAUD TREE
FRAUD MENURUT UU TIPIKOR
13 pasal, 30 bentuk/jenis TPK

Gratifikasi Suap Menyuap


2
Benturan Kepentingan Dalam 7 Kerugian 3
Keuangan
Pengadaan Penggelapan Dalam Jabatan
Negara
1
-Pasal 2 & 3
6 4
Perbuatan Curang Pemerasan
5
MENGAPA
PERLU MENGELOLA
RISIKO FRAUD
13
Donald R Cressey: Steve Albrecht: Jack Bologna:
(Fraud Triangle) (Fraud Scale) (GONE Theory)
• Pressure • Situational Pressure (High-Low) • Greed

• Opportunity • Opportunity to Commit (High-Low) • Opportunity

• Rationalization • Personal Integrity (Low-High) • Need

• Exposes
14
TEORI TENTANG FRAUD
Dalam literatur
(Managing the Business Risk of Fraud: A Practical Guide)

No system of internal control can Establishing internal controls may


provide absolute
against fraud (hal 9).
assurance
1 2 not address all of an
organization’s fraud risks (hal 30).

Fraud risks necessitate specific Implementing fraud preventive controls,

3 4
controls to mitigate them, which it is important that the organization
makes an organization’s fraud risk assess and continuously monitor their
assessment process essential to operational effectiveness to help
fraud prevention. prevent fraud from occurring.

Source:
The Institute of Internal Auditors
The American Institute of Certified Public Accountants
Association of Certified Fraud Examiners
PENTINGNYA PENINGKATAN KAPABILITAS PENGELOLAAN RISIKO FRAUD

Ini yang mulai terjadi di


16
Indonesia!!!!!
Secara Empiris
Tidak ada satupun organisasi yang bebas dari risiko kecurangan (fraud risk)

• Kasasi Ditolak, Total Hukuman Gayus 30 Tahun Penjara


http://nasional.kompas.com/read/2013/08/02/1216242/Kasasi.Ditolak.Total.Hukuman.Gayus.30.Tahun.Penjara

• Rudi Rubiandini: Innalillahi, Saya Terima Vonis 7 Tahun


http://news.liputan6.com/read/2043369/rudi-rubiandini-innalillahi-saya-terima-vonis-7-tahun

• Angelina Sondakh: Putusan MA Hanya Cari Tepuk Tangan


http: //nasional.kompas.com/read/2013/11/21/1646351/Angelina .Sondakh.Putusan.MA.Hanya.Cari.Tepuk.Tangan

• Kasus penggelapan uang, Eks pegawai KPK divonis 4,5 tahun bui
http://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-penggelapan-uang-eks-pegawai-kpk-divonis-4.5-tahun-bui.html

• Mantan Penyidik KPK Divonis 8 Tahun Penjara


http://www.antaranews.com/berita/41634/mantan-penyidik-kpk-divonis-8-tahun-penjara

17
why?

Mengapa Preventif? Jika telah terjadi, korupsi mengakibatkan kerugian yang besar

Mengapa Preventif? Recovery atas uang negara yang dikorupsi sangat kecil

Mengapa Preventif? Kasus korupsi, merusak reputasi baik institusi maupun individu

Proses litigasi menyita waktu dan biaya, baik bagi aparat hukum maupun calon
Mengapa Preventif? tersangka

Semakin lama kejadian korupsi tidak terungkap semakin memberi peluang


Mengapa Preventif? pelaku korupsi untuk menutup-nutupi tindakannya dengan kecurangan yang
lain

18
Gambaran
Intensitas
Strategi
memberantas
Korupsi

19
APA FCP?
Pengembangan
pengendalian yang
dirancang secara spesifik
untuk mencegah &
menangkal, mendeteksi,
dan merespon kejadian
berindikasi fraud

Sistem tersebut ditandai dengan


adanya penguatan pengendalian fraud
dari sistem tata kelola setiap organisasi
yang telah ada sesuai dengan kondisi
masing-masing organisasi
Perlunya FCP
Memperkuat tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern, yang dimiliki organisasi

Mengintegrasikan hasil kerja antar divisi dalam upaya


pencegahan fraud

Menunjukkan komitmen anti fraud dari Top


Management (PerMA 13 2016)

Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan


berbasis risiko (Risk Based Activity)

Menyiapkan framework implementasi ABMS (ISO 37001)


sesuai mandat Inpres 10 Tahun 2016
FRAUD CONTROL PLAN CONCEPT

Audit Investigatif

Sanksi administratif
dan sanksi pidana
Proactive Audit berbasis risiko kecurangan
(fraud risk)
Budaya
korporasi
Sikap &
asumsi

Nilai-nilai
yang diyakini

Pola perilaku
umum
Proses
Pengembangan Budaya Korporasi Anti Implementasi FCP
Korupsi (PBKAK) Korporasi

Sosialisasi DA Bimtek Evaluasi

Monitoring

Integrasi PBAK pada Proses Implemetasi FCP


Korporasi (Metodologi Penugasan Pengawasan
PBKAK)

Konsep Budaya Korporasi Anti Korupsi


Proses

Metodologi
• Budaya anti korupsi PBKAK/Metodologi • Terbentuk budaya korporasi
• Budaya Korup anti korupsi

• (Konsep, Indikator, kriteria)


• (Fiduciary duty, agency
problem)

Budaya korporasi Budaya korporasi anti


eksisting korupsi

PBKAK Kegiatan diturunkan


dari Metodologi
Budaya Perusahaan sebagai
Budaya perusahaan/korporasi, yang dibangun Landasan FCP
berlandaskan asumsi-asumsi dan nilai-nilai
yang mendorong pada sikap dan perilaku anti
korupsi yang selanjutnya Budaya Perusahaan
terefleksikan/terwujud dalam seluruh
fenomena budaya yang dapat diamati, dilihat,
didengar dan dirasakan dalam suatu
korporasi.

(Schein, 2009)
MEMBANGUN BUDAYA ANTI-FRAUD
Proses Pengembangan Budaya
Korporasi
Kepemimpinan yg kuat &
Nilai-nilai yg
Sikap & asumsi berintegritas
diyakini seluruh
personal anggota
anggota Kesediaan
organisasi

Berbasis Nilai-nilai
organisasi

Budaya
Identifikasi
Korporasi

Terefleksikan
Pola umum
dalam setiap hal Internalisasi
perilaku di
yang terjadi di
organisasi
organisasi Permanensi sikap
Corporare culture is the medium in which the business of the company takes
& Perilaku
place
MEMBANGUN BUDAYA ANTI-FRAUD

Nilai-nilai yg Sikap & asumsi Code of conduct


diyakini seluruh personal anggota
anggota organisasi organisasi
Tone at the top
Budaya
Korporasi
Pelatihan Fraud Awarenes

Pola umum Terefleksikan dalam


perilaku di setiap hal yang Anti Fraud Promotion
organisasi terjadi di organisasi (Zero Fraud Tolerance)

Corporare culture is the medium in which the business of the company takes place
Visi & Misi
Pengembangan
Perusahaan
Budaya Perusahaan
Budaya
Code of Conduct,
SOP dll?

Nilai-nilai
perusahaan

?
Anti Korupsi
KEPEMIMPINAN
Zero
Komitmen Keterlibatan Komunikasi
Tolerance

Pengendalian Fraud
menjadi hal yang Penegakan disiplin
Pernyataan Internal Perusahaan
penting dalam kepada fraudster
kegiatan perusahaan

Eksternal Respon hukum yang


Tindakan
Perusahaan jelas atas fraud

Alokasi Anggaran dll


Management by Examples ;
SETTING THE TONE AT THE TOP
 Memberikan Contoh Positif (kata dan perbuatan)
 Management harus;
Berperilaku sesuai etika
Bersikap tegas terhadap perilaku menyimpang yang
tidak sesuai dengan kode etik dan nilai organisasi
 Perlakuan yang sama terhadap seluruh insan
organisasi
 Management as the face of organization Culture and
Code of Conduct
31
Lesson from SKK Migas
ATRIBUT FCP “ pendalaman atau penguatan sistem pengendalian atau
sistem tata kelola organisasi yang telah ada dan dipengaruhi

“”
oleh situasi dan kondisi masing-masing organisasi

Kebijakan Anti Struktur


Fraud Pengendalian Fraud

Standar Perilaku Manajemen Risiko


dan Disiplin Fraud

Sistem Pelaporan
Kepedulian Pegawai
Kejadian Fraud

Kepedulian
Perlindungan
Pelanggan dan
Pelapor
Masyarakat

Pengungkapan
Prosedur Investigasi kepada Pihak
Eksternal
KEBIJAKAN ANTI FRAUD
“ Kebijakan anti fraud merupakan kerangka implementasi FCP di
suatu organisasi yang ditetapkan oleh pimpinan tertinggi di
organisasi. Kebijakan anti fraud tercermin dalam tataran
strategis yang terwujud dalam pernyataan visi, misi, tujuan,

Ruang Lingkup Pengendalian Fraud


dan sasaran strategis, serta dioperasionalkan dalam program
dan kegiatan organisasi.

Pernyataan Komitmen

Aktivitas Utama dalam pengendalian fraud

Demonstrasi integrasi Fraud Risk Managemen ke Pengendalian Fraud


ATRIBUT

1
- Adakah kebijakan anti-fraud yang terintegrasi?
- Implementasi dalam kegiatan operasional
- Tone at the Top/walk the talk
KEBIJAKAN ANTI FRAUD

DOKUMEN
PENDUKUNG
Visi/Misi/Sasaran/Tujuan Organisasi Nilai-nilai anti-fraud

Pakta Integritas Pimpinan Komitmen pimpinan

Rencana Kerja untuk Penyusunan Kebijakan Anti-Fraud Belum ada


kebijakan
Rencana Penganggaran untuk Penyusunan Kebijakan Anti-Fraud terintegrasi

Peraturan/SK Direksi terkait Kebijakan Anti-Fraud Ada


kebijakan
Road Map Organisasi terintegrasi
ATRIBUT

1 Contoh nyata perilaku anti-fraud

KEBIJAKAN ANTI FRAUD PIMPINAN

STAKEHOLDERS PEGAWAI

Apakah berkontribusi dalam pengembangan Seluruh pegawai sudah memahami?


kebijakan?
ATRIBUT
- Adakah struktur pelaksana kebijakan anti-fraud?

2 - Koordinasi dalam pengendalian fraud


- Dapat berupa unit baru, satgas gabungan,
atau melekat pada unit existing
STRUKTUR ORGANISASI
PENGENDALIAN FRAUD

DOKUMEN
PENDUKUNG
Peraturan/SK Direksi terkait Struktur Komite/Bagian Pengendalian Fraud
Ada struktur
pelaksana FCP
Uraian Tugas dan Jabatan

Tugas pokok, fungsi, kompetensi?

Laporan Hasil Review/Evaluasi Kinerja Apakah sudah menjalankan tugas dengan efektif dan efisien?
Anti Fraud Governance CONTOH
Untuk meyakinkan outcome anti fraud tercapai GOVERNING BODY

TOP MANAGEMENT

DIVISI MANAJEMEN SATUAN PENGAWASAN


DIVISI TEKNIS DIVISI SDM
RISIKO INTERN

PROMOSI, REKRUTMEN,
1ST LINE OF DEFENSE 2ND LINE OF DEFENSE 3RD LINE OF DEFENSE
MUTASI, PELATIHAN

Pengendalian Aksi
Reviu Kebijakan Evaluasi Pengendalian
Korporasi

Struktur tersebut didesain harus


mencerminkan sikap anti fraud pada berbagai Investigasi

tingkatan organisasi (tingkat strategis dan


tingkat operasional)

Sumber: EY 15th Global Fraud Survey


ATRIBUT

3
STANDAR PERILAKU
DAN DISIPLIN

UNIT PENGAWAS PEGAWAI

Monitoring kepatuhan terhadap kode etik dan Sudah diketahui seluruh pegawai?
standar perilaku
Sudah dipahami seluruh pegawai?
Memastikan sanksi diberikan secara adil dan
merata
ATRIBUT

3 - Adakah nilai-nilai etika dan budaya anti-fraud?


- Implementasi dalam kegiatan operasional
STANDAR PERILAKU
DAN DISIPLIN
DOKUMEN
PENDUKUNG

Pedoman Perilaku Pegawai (Code of conduct)


Penjelasan tentang
perilaku fraud & sanksi
Buku Saku Pegawai

Laporan Kegiatan Sosialisasi Pada pegawai baru

Pada pegawai lama refreshing

Laporan Hasil Reviu Menyesuaikan perubahan lingkungan organisasi

Menyesuaikan budaya organisasi


Lingkungan Kerja yang Positif

Lingkungan Kerja : Fisik dan Non Fisik

Perilaku menyimpang akan lebih jarang terjadi ketika


pegawai memiliki perasaan yang positif atas
lingkungan kerjanya
Tanpa lingkungan kerja yang positif, akan
memberikan kesempatan bagi pegawai yang kurang
berintegritas untuk melakukan kecurangan (Fraud).
41
Faktor-faktor yang menghambat penciptaan
lingkungan kerja yang positif

Top management terkesan tidak peduli

Negative feedback dan kurangnnya


penghargaan atas prestasi kerja

Adanya persepsi ketidaksetaraan


(favouritism,nepotism)

Manajemen kurang partisipatif


42
ATRIBUT

4 Adakah proses manajemen


risiko fraud pada organisasi?

MANAJEMEN RISIKO
FRAUD

DOKUMEN
PENDUKUNG
Unit Pelaksana
SK Direksi Manajemen
Risiko
Struktur Organisasi
Unit Pengawasan
Pedoman/SOP Manajemen Risiko Manajemen
Risiko

Mekanisme?
Termasuk risiko
Kriteria likelihood & impact?
fraud?
Dampak non-finansial?
ATRIBUT

4
Adakah proses manajemen
risiko fraud pada organisasi?

MANAJEMEN RISIKO
FRAUD

DOKUMEN
PENDUKUNG

Jenis risiko fraud, red flags, risk


Fraud Risk Register
owner, langkah mitigasi, dll

Database Risiko Fraud


Risiko Fraud berulang/baru
Laporan Hasil Kajian/Analisis Risiko Fraud
Kecukupan pengendalian

Perubahan nilai likelihood


& impact
ATRIBUT

4 Mendapatkan input untuk pengambilan keputusan

PIMPINAN
MANAJEMEN RISIKO
FRAUD

UNIT PELAKSANA
RISK OWNER
MANAJEMEN RISIKO

Melakukan analisis kecenderungan Apakah identifikasi risiko fraud dilakukan


modus/lokasi/pelaku? di semua unit kerja?

Memantau pelaksanaan fraud risk assessment Atau hanya pada unit kerja tertentu?

Melakukan analisis risiko fraud


MANAJEMEN RISIKO FRAUD
COSO Framework

ISO
Framework

Fraud deterrence is a process of


eliminating factors that may cause
fraud to occur.
ATRIBUT
- Organisasi melaksanakan program/kegiatan

5
peningkatan pemahaman pegawai atas
masalah fraud?
- Apakah program/kegiatan tersebut efektif?
KEPEDULIAN PEGAWAI
DOKUMEN
PENDUKUNG

Annual Report Sosialisasi, pelatihan,


studi banding

Pemberian informasi
Laporan Kegiatan melalui media cetak dan
elektronik

Dilaksanakan secara rutin?

Isi materi?
PELATIHAN ANTI FRAUD

Fraud dan non fraud

Komitmen dan budaya organisasi anti


fraud

Reward dan punishment terkait fraud

Awareness stakeholder dan WBS


ATRIBUT

5
KEPEDULIAN PEGAWAI

Merasa pernah dilibatkan?

Memahami fraud dan pentingnya pencegahan fraud


PEGAWAI
Mau melaporkan jika mengetahui kejadian fraud?

Menyampaikan nilai-nilai anti-fraud pada stakeholder?

Know Your Promosi, Mutasi dan Target Individu


Employee
Due Diligence Rekrutmen
Employment Screening
Due dilligence untuk rekrutmen/
penempatan/promosi

Evaluasi sistem kinerja dan reward

Penetapan target kinerja realistis

Deklarasi/pernyataan anti fraud


ATRIBUT
- Organisasi memiliki sistem pelaporan pelanggaran?

6 - Apakah sistem tersebut efektif?

SISTEM PELAPORAN
KEJADIAN FRAUD

Jenis kegiatan yang dapat dilaporkan


DOKUMEN Bila pelaku
PENDUKUNG Mekanisme pengaduan pelanggaran adalah
pimpinan senior?
SOP/Pedoman Pelaporan Pelanggaran (WBS) Jenis saluran pengaduan

Laporan Hasil Reviu/Evaluasi Pengelolaan saluran pengaduan

Pengelolaan data & informasi Kerahasiaan


Sudah efektif? Unit pengelola
ATRIBUT
Mengapa pegawai enggan menggunakan WBS?

6
- Tidak merasa aman
- Saluran pengaduan kurang up-to-date
- Pegawai tidak memperoleh informasi mengenai kasus yang dilaporkan

SISTEM PELAPORAN
KEJADIAN FRAUD

PEGAWAI Mengetahui keberadaan WBS?

Memahami mekanisme penggunaan WBS?

Bersedia melaporkan kejadian fraud melalui WBS?

STAKEHOLDERS Mengetahui keberadaan WBS?


ATRIBUT

7
Komitmen organisasi untuk melindungi pelapor
pelanggaran dari segala bentuk ancaman atau
dampak negatif.
PERLINDUNGAN
PELAPOR
Ancaman fisik/mental

Tuntutan hukum
DOKUMEN Memuat segala bentuk
PENDUKUNG Pemecatan
ancaman/dampak negatif
Penurunan pangkat
SOP/Mekanisme Perlindungan
Pelapor Pelanggaran Mutasi

Peraturan/Keputusan Direksi terkait


Pihak yang harus dihubungi pelapor
Perlindungan Pelapor Pelanggaran

Pedoman/SOP Pengelolaan WBS Mekanisme pelaporan


ATRIBUT

7
PERLINDUNGAN
PELAPOR

PEGAWAI Mengetahui keberadaan kebijakan perlindungan pelapor?

Memahami kebijakan tersebut?

Merasa aman untuk melaporkan kejadian fraud?


ATRIBUT

8 PELANGGAN
KEPEDULIAN PELANGGAN
DAN MASYARAKAT

JOINT VENTURE MASYARAKAT

PARTISIPASI
VENDOR POLITIK
ATRIBUT

8 Apakah ada program/kegiatan untuk meningkatkan


kesadaran pelanggan dan masyarakat mengenai
bahaya fraud?
KEPEDULIAN PELANGGAN
DAN MASYARAKAT

DOKUMEN
PENDUKUNG
penyampaian brosur, penyampaian informasi melalui social media,
Annual Report website, penyampaian langsung dalam setiap interaksi dengan
pelanggan/masyarakat, gathering, pemasangan banner/iklan, atau
SMS spam
Laporan Kegiatan
Lesson from SKK Migas
ATRIBUT

9 Apakah organisasi memiliki mekanisme


investigasi ketika terjadi fraud?

PROSEDUR
INVESTIGASI

Khusus pimpinan
DOKUMEN Mekanisme/tahapan
puncak?
PENDUKUNG
Kerahasiaan informasi
SOP/Pedoman Audit Investigatif
atau Audit Khusus

Unit Pelaksana Kompetensi?


Kapasitas memadai?
Memiliki akses WBS?
Prosedur Deteksi Lainnya:
Proaktif Audit
ATRIBUT

10
- Adakah kebijakan formalnya?
- Apakah sudah diterapkan pada organisasi?

PENGUNGKAPAN PADA
PIHAK EKSTERNAL Pelaku

Kriteria fraud yang perlu


DOKUMEN Nilai kerugian
dilaporkan
PENDUKUNG
Proses investigasi internal Jenis fraud
Kebijakan/SK Direksi sebelum dilaporkan ke
pihak luar

Loss Recovery

Reframing Budaya
USULAN PENAMAAN ATRIBUT

5
Manajemen

4
Manajemen
Risiko Fraud
Sumber Daya
Manusia
Pengendalian
Pihak Ketiga 6
3
Standar
Etika dan
WBS dan
Perlindungan
Pelapor
7
Prilaku

2 Struktur
Anti Fraud
Deteksi Pro
Aktif 8
1
Kebijakan
Anti Fraud
Prosedur
Investigasi 9
Tindakan
Korektif 10
Tahapan Penugasan FCP
Sosialisasi

Komitmen dan Kesepakatan Pimpinan Organisasi

Diagnostic Assesment

Existing condition Strategi Pengendalian Fraud + Peta Risiko Rekomendasi Area of Improvement

Bimbingan Teknis
Penyusunan Strategi Pengendalian Fraud + FRA (Action Plan)
Action Plan Implementasi FCP
(Fraud Control Activities)

Evaluasi Implementasi

Evaluasi Efektifitas Strategi yang sudah dibangun Identifikasi hambatan dan susun rekomendasi perbaikan
PERENCANAAN

Workshop

Kesepakatan Ruang Lingkup FRA

Kesepakatan Jadwal Kegiatan

Informasi awal
PELAKSANAAN

Fraud Risk Assessment (FRA)

Program Evaluasi (PE)


PELAPORAN

Laporan Hasil DA
•Existing conditions
•Evaluasi atribut FCP Roap Map/Action Plan
•Area of Improvement
•Fraud risk
ALUR KERJA PROGRAM EVALUASI (PE)

PENGUJIAN PENGUJIAN IMPLEMENTASI


EKSISTENSI VALIDASI
(optional) PENYUSUNAN
SIMPULAN
Kuesioner Wawancara ATRIBUT
Review Dokumen
Wawancara

Wawancara Review Sumber Lain


(optional)
Proses Bisnis
PENGUJIAN EKSISTENSI
DAFTAR UJI
SIMPULAN
PEDOMAN
Review Wawancara
Dokumen (optional) EVALUASI
AOI

PENGUJIAN IMPLEMENTASI
AOI
ANALISIS REKOMENDASI
Review Wawancara
Proses Bisnis HASIL ATRIBUT
KUESIONER
Kuesioner
Sumber Lain

VALIDASI LAPORAN
(optional)
•mendapatkan persepsi pegawai
Tujuan atas implementasi atribut-atribut
FCP di organisasi

•seluruh pimpinan dan pegawai


Responden
SMF
merancang mengisi

Memberikan
Pengertian & Pemahaman
TIM BPKP RESPONDEN
 Apabila tim evaluator menilai bahwa hasil kuesioner
yang telah dibagikan TIDAK VALID atau tidak mewakili
informasi yang sebenarnya, maka tim DAPAT melakukan
PROSES VALIDASI atas hasil kuesioner
 Data hasil kuesioner yang telah terkumpul kemudian
dilakukan proses analisis untuk memperoleh gambaran
mengenai persepsi pegawai atas implementasi atribut
FCP di organisasi.

Simpulan
ANALISIS ANALISIS
TABULASI
DESKRIPTIF PERSEPSI
WAWANCARA

•menggali informasi lebih lanjut


mengenai opini, pemikiran,
Tujuan pengalaman, dan persepsi
seseorang (pimpinan atau
pegawai organisasi)

•pimpinan dan pegawai unit


Interviewee organisasi serta pihak lain yang
dianggap perlu
Kemungkina
Tahapan Proses Kemungkinan Jenis Risiko
Risiko Fraud n Pelaku Pemilik Risiko Penyebab Gejala
Bisnis Skenario Fraud Fraud
Fraud
Kasi Klaim/ Asset Kepala Opportunity: Pengajuan
Pengajuan Klaim Fraudulent Adanya “negosiasi”
Kepala Missappropria Cabang Input aplikasi melewati
Disbursment antara Kasi klaim/
Cabang tion bisa backdate SLA
Pengajuan Klaim Kepala Cabang
Pressure:
yang tidak sah dengan pihak Bank
Permintaan dari Adanya
(kadaluarsa), yang mengajukan
pihak bank berkas
namun diloloskan klaim
Rasionalisasi: pengajuan
Sesuatu yang yang belum
tidak signifikan dimasukkan
ke sistem

Inherent Risk Residual


Fraud Risk
Likelihood Impact Nilai Existing Control
Responses
3 4 12 Likelihood Impact Nilai

Sistem Klaim 2 4 8 1st Line:


Perbaikan prosedur
SLA 3 hari pengajuan klaim
2nd Line:
3rd Line: Surprise
audit
TERIMA KASIH
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP)
Jl. Pramuka 33 Jakarta 13120 Telepon (021)
85910031 (hunting)
Web: http://www.bpkp.go.id
email: warta_pengawasan@bpkp.go.id

@BPKPgoid @BPKP_id BPKPgoid humasBPKPpusat

Anda mungkin juga menyukai