Anda di halaman 1dari 28

KEUNGGULAN KOPERASI YANG MEMBEDAKAN DENGAN BADAN

USAHA LAINNYA

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ekonomi Koperasi kelas C

Dosen Pengampu:

Ibu Fivien Muslihatinningsih, S.E., M.Si

Disusun oleh:

1. Uswatun Khasanah (180810101060)


2. Fandy Rahmatullah (180810101061)
3. Alda Putri Maulidini (180810101067)
4. M. Zainal Abidin (180810101070)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga dapat
meyelesaikan makalah tentang “KEUNGGULAN KOPERASI YANG
MEMBEDAKAN DENGAN BADAN USAHA LAINNYA” guna memenuhi
tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi kelas C.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, kelengkapan materi, maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya selanjutnya. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Jawa Timur, 19 April 2021

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN).............................................................3

2.2 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)..............................................................6

2.2.1 Badan Usaha Milik Swata Nasional........................................................7

2.2.2 Badan Usaha Milik Asing........................................................................9

2.3 Koperasi........................................................................................................10

2.4 Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha lain............................................11

2.5 Keunggulan Koperasi Dibandingkan Dengan Badan Usaha Lain...............14

2.6 Peran Koperasi Terhadap Badan Usaha Lain dan Masyarakat....................17

2.7 Penyebab Koperasi Unggul..........................................................................19

2.7.1 Study Kasus Berdasarkan Berita...........................................................19

2.7.2 Pembahasan...........................................................................................20

BAB III PENUTUP..............................................................................................22

3.1 Kesimpulan...................................................................................................22

3.2 Saran.............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Telah diketahui bahwa koperasi adalah salah satu penyangga
perekonomian Indonesia, yang mana keberadaan dan eksistensinya telah dijamin
oleh Undang-Undang. Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
kerakyatan yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi sendiri memiliki modal
dari 2 sumber. Pertama, modal sendiri yang mana modal ini berasal dari simpanan
pokok dan wajib anggota koperasi. Kedua, modal luar yang mana modal ini
berasal dari pinjaman bank atau lembaga keuangan lainnya. Hal ini berbeda
dengan badan usaha lain seperti BUMN maupun BUMS. Dimana BUMN
merupakan badan usaha yang didirikan pemerintah dengan modal milik
pemerintah/negara. Sedangkan BUMS merupakan badan usaha yang didirikan
pihak swasta dengan modal sepenuhnya milik swasta, baik perseorangan maupun
kerja sama dengan beberapa orang.

Koperasi sendiri didirikan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan


anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil, dan
makmur. Hal ini juga berbeda dengan tujuan dari didirikannya BUMN dan
BUMS. BUMN didirikan dengan tujuan untuk melayani kepentingan umum, serta
BUMN juga sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Sedangkan BUMS
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan secara optimal dalam hal
pengembangan usaha serta modalnya dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Oleh karena itu, masih banyak lagi perbedaan antara koperasi,
BUMN, dan BUMS.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa saja yang membedakan antara BUMN, BUMS dan Koperasi?
1.2.2. Apa saja keunggulan koperasi dibandingkan dengan badan usaha lain?
1.2.3. Bagaimana peran koperasi di antara Badan Usaha lain dan masyarakat?
1.2.4. Apa saja yang membuat koperasi unggul yang perlu kita ketahui?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Untuk mengetahui perbedaan antara koperasi, BUMN, dan BUMS
1.3.2. Untuk mengetahui apasaja keunggulan koperasi dibandingkan dengan
badan usaha lain
1.3.3. Untuk mengetahui apa sebenarnya peran koperasi di antara Badan
Usaha lain dan masyarakat
1.3.4. Untuk mengetahui penyebab keunggulan koperasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


Menurut UU No.19 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 BUMN adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh atau sebagian besar modalnya
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku
ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, di samping usaha swasta dan
koperasi. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BUMN, swasta dan koperasi
melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan demokrasi ekonomi. BUMN
terbagi menjadi Persero dan Perum yaitu:

1. Perusahaan Perseroan adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas


yang modalnya teragi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51%
sahamnya dimiliki oleh negara yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.
2. Perusahaan perseroan terbuka, yaitu Persero yang modal dan jumlah
pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau persero yang
melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dibidang pasar modal.
3. Perusahaan umum (Perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimilik
negara dan tidak terbagi atas saham yang bertujuan untuk kemanfaatan
umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan. Setiap tahun buku Perum wajib menysisihkan jumlah tertentu
dari laba bersih untuk cadangan sedikitnya 20% dari modal Perum.

Tujuan didirikannya BUMN adalah:

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada


umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
2. Mengejar keuntungan.

3
3. Menyelengagrakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat
hidup orang banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sector swasta dan koperasi.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan


barang dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran masyarakat. Peran BUMN dirasakan semakin penting sebagai
pelopor dan/atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati usaha
swasta. Di samping itu, BUMN juga mempunyai peran strategis sebagai pelaksana
pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut
membantu pengembangan usaha kecil/koperasi. BUMN juga merupakan salah
satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis
pajak, dividen dan hasil privatisasi.

Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha pada


hampir seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perikanan,
perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan
telekomunikasi, transportasi, listrik, industri dan perdagangan, serta konstruksi
Dalam kenyataannya, walaupun BUMN telah mencapai tujuan awal sebagai agen
pembangunan dan pendorong terciptanya korporasi, namun tujuan tersebut
dicapai dengan biaya yang relatif tinggi. Kinerja perusahaan dinilai belum
memadai, seperti tampak pada rendahnya laba yang diperoleh dibandingkan
dengan modal yang ditanamkan. Dikarenakan berbagai kendala, BUMN belum
sepenuhnya dapat menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi bagi
masyarakat dengan harga yang terjangkau serta belum mampu berkompetisi
dalam persaingan bisnis secara global. Selain itu, karena keterbatasan sumber
daya, fungsi BUMN baik sebagai pelopor/perintis maupun sebagai penyeimbang
kekuatan swasta besar, juga belum sepenuhnya dapat dilaksanakan.

Untuk dapat mengoptimalkan perannya dan mampu mempertahankan


keberadaannya dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan

4
kompetitif, BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme
antara lain melalui pembenahan pengurusan dan pengawasannya. Pengurusan dan
pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata-kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance).

Dalam setiap BUMN harus dibentuk satuan pengawasan intern yang


merupakan aparat pengawas intern perusahaan yang dipimpin oleh seorang kepala
yang bertanggungjawab langsung kepada direktur utama. Pemerikasaan laporan
keuangan perusahaan BUMN dilakukan oleh auditor eksternal yang ditetapkan
oleh RUPS untuk Persero dan oleh Menteri untuk Perum. Dalam Menjalankan
tugasnya BPK berwenang melakukan pemeriksaan terhadap BUMN sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

Peningkatan efisiensi dan produktifitas BUMN harus dilakukan melalui


langkah-langkah restrukturisasi dan privatisasi. Restrukturisasi sektoral dilakukan
untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga tercapai efisiensi dan
pelayanan yang optimal.

Sedangkan restrukturisasi perusahaan yang meliputi penataan kembali


bentuk badan usaha, kegiatan usaha, organisasi, manajemen, dan keuangan.
Privatisasi bukan semata-mata dimaknai sebagai penjualan perusahaan, melainkan
menjadi alat dan cara pembenahan BUMN untuk mencapai beberapa sasaran
sekaligus, termasuk didalamnya adalah peningkatan kinerja dan nilai tambah
perusahaan, perbaikan struktur keuangan dan manajemen, penciptaan struktur
industri yang sehat dan kompetitif, pemberdayaan BUMN yang mampu bersaing
dan berorientasi global, penyebaran kepemilikan oleh publik serta pengembangan
pasar modal domestik. Dengan dilakukannya privatisasi BUMN, bukan berarti
kendali atau kedaulatan negara atas BUMN yang bersangkutan menjadi berkurang
atau hilang karena sebagaimana dinyatakan di atas, negara tetap menjalankan
fungsi penguasaan melalui regulasi sektoral dimana BUMN yang diprivatisasi
melaksanakan kegiatan usahanya.

Perusahaan dalam BUMN dapat melakukan privatisasi yang bertujuan


untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dan meningkatkan peran
serta masyarakat dalam pemilikan sahan persero. Namun dalam melakukan
privatisasi persero harus memenuhi kriteria industry/sector usaha yang kompetitif

5
atau industry/sector usaha yang unsur teknologinya cepat berubah. Namun
terdapat perusahaan Persero milik BUMN yang tidak dapat diprivatisasi yaitu
diantaranya adalah persero yang hanya dikelola oleh BUMN, Persero yang
bergerak disektor pertahanan dan keamanan negara, Persero yang diberikan tugas
khusus berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dan Persero yang bergerak
dibidang usaha sumber daya alam. Hasil privatisasi dengan cara penjualan saham
milik negara disetor langsung ke kas negara.

Karyawan yang bekerja di BUMN merupakan karyawan yang kontrak


kerjanya ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja bersama sesuai dengan ketentuan
UU. Karyawan BUMN dapat membentuk Serikat pekerja sesuai dengan ketentuan
UU. BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan
pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN.

2.2 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)


Pendirian BUMS adalah konsekuensi logis terhadap cabang produksi yang
tidak dapat dikelola langsung oleh negara sebagaimana tercantum dalam pasal 33
UUD 1945. Dasar Pendirian BUMS didukung oleh UUD 1945 pasal 27 ayat 2
yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan serta
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
adalah badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta yang
berorientasi pada laba. Jenis-jenis BUMS dapat dibedakan atas beberapa bentuk
badan usaha yang dimiliki oleh swasta, seperti Perusahaan Perorangan (PO),
Firma (Fa), Commanditaire Vennootsschap (CV), Perseroan Terbatas (PT)
Berdasarkan pasal 27 ayat 2 UUD 1945 dan alinea ketiga penjelasan pasal 33
UUD 1945, dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya perusahaan yang tidak
menguasai hajat hidup orang banyak yang boleh ada ditangan seseorang yang
kemudian dikenal dengan usaha swasta.

BUMS pada umumnya memiliki tujuan utama untuk memperoleh


keuntungan yang sebesar-besarnya. Jika dilihat secara umum BUMS memiliki ciri
sebagai berikut:

a) Bertujuan mencari keuntungan.


b) Kekuasaaan tertinggi Persero berada pada rapat umum pemegang saham.

6
c) Pengelola dipilih dengan menagdakan RUPS
d) Memiliki status sebagai badan hukum.
e) Pembagian keuntungan didasari oleh jumlah saham yang ditanamkan.
f) Status pegawai adalah sebagai karyawan swasta.

Sedangkan jika dilihat dari ciri khusus yaitu:

a) Dimiliki oleh persekutuan atau perseorangan.


b) Pemilik dapat bertindak sebagao pengelola atau hanya sebagai pemilik,
sedangkan pengelolanya ditangani oleh tenaga professional.
c) Keuntungan serta kerugian menjadi tanggungjawab pemimpin atau
pemilik.
d) Keberhasilan atau kegagalan badan usaha tergantung pada keahlian serta
kecakapan pemimpin atau pemilik.

Ciri-ciri BUMS juga dapat dilihat dari permodalannya yaitu:

a) Modal sepenuhnya berasal dari pihak swasta baik secara persekutuan


maupun perseorangan.
b) Modal dapat dihimpun dari laba yang tidak dibagikan, dari penyusutan
maupun dari cadangan badan usaha.
c) Modal dapat diperoleh dari pihak lain seperti bank, lembaga keuangan non
bank, penanaman modal asing, maupun lembaga lain baik berupa
pinjaman maupun joint venture.

Badan usaha Milik Swasta terbagi atas kepemilikan usaha dimana dimiliki oleh
asing dan masyarakat Indonesia sendiri.

2.2.1 Badan Usaha Milik Swata Nasional


Badan Usaha Milik Swasta Nasional, merupakan badan usaha yang
kepemilikannya dikuasai oleh warga negara dalam negeri.

1. Perusahaan Perseorangan merupakan badan usaha yang hanya dimiliki


oleh satu orang dan modal perusahaan sepenuhnya berasal dari modal
pribadi. Dalam perusahaan ini pemilik merupakan pemimpin dan
dalam menjalankan usaha semua resiko yang ada sepenuhnya
ditanggung pemilik dan semua keuntungan dimiliki pemilik.

7
2. Firma (Fa) merupakan persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk menjalankan usaha dengan nama yang disepakati
bersama. Dalam bentuk badan usaha firma masing-masing anggota
mempunyai tanggungjawab penuh atas kewajiban perusahaan. Modal
firma biasanya berasal dari anggota dan pembangian keuntungan
didasari oleh besar kecilnya modal yang ditanamkan. Segala resiko
dalam perusahaan berbentuk firma ditanggung bersama dan tidak
terbatas. Contoh firma seperti firma Hukum yang menaungi pengacara
didalamnya.
3. Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennonntschap/CV)
merupakan persekutuan yang didirikan oleh dua orang atau lebih.
Sebagian bertindak sebagai sekutu aktif (Komplementer) dan sebagian
lain bertindak sebagai sekutu pasif (Komanditer). Sekutu aktif adalah
anggota yang menanam modal serta aktif mengelola CV. Sedangkan
sekutu pasif merupakan anggota CV yang hanya menanam modal
tetapi tidak ikut aktif mengelola CV.
4. Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan usaha yang didirikan oleh
dua orang atau lebih yang modalnya didapat dengan cara menjual
saham. Pemegang saham dalam perseroan terbatas disebut pesero. Para
pemegang saham ikut bertanggung jawab atas utang-utang perseroan
tetapi tanggungjawabnya hanya sebatas saham yang mereka miliki.
Ketika perusahaan mendapatkan keuntungan maka para pemegang
saham juga akan diberikan bagian dari keuntungan tersebut.
Keuntungan tersebut disebut deviden. Pemegang saham mayoritas
biasanya tergabung dalam Dewan Komisaris. Dewan inilah yang
mempunyai kewenangan atas pengangkatan dan pemberhentian dewan
direksi dalam menjalankan perusahaan. Kekuasaan tertinggi dalam PT
berada pada RUPS. Bentuk PT terbagi menjadi 3 yaitu PT Terbuka
(Umum), PT Tertutup, PT Kosong.

Yayasan merupakan bentuk abdan usaha yang didirikan oleh orang-


orang dengan cara memisahkan harta kekayaan pemiliknya. Yayasan dibentuk
atas dasar tujuan social dan mempunyai badan hukum. Dalam kegiatan
usahany, yayasan memperoleh dana melalui donator tetap maupun tidak tetap,

8
menerima dan menghimpun sumbangan yang tidak mengikat, hibah serta
iuran dari tiap anggota. Oleh karena itu yayasan merupakan bentuk badan
usaha, namun tidak dikategorikan sebagai perusahaan karena yayasan tidak
mencari keuntungan.

2.2.2 Badan Usaha Milik Asing


Badan Usaha Milik Swasta Asing merupakan badan usaha yang modal
dan pengelolaannya berasal dari luar negeri dan pihak swasta asing. Seluruh
badan usaha swasta asing di Indonesia diatur berdasarkan UU No.25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal. Bidang usaha swasta asing dibatasi
pergerakannya yaitu tidak boleh menjalankan atau memasuki bidang usaha
yang menguasai hajat hidup orang banyak serta penting bagi engara.
Penanaman modal asing di Indonesia harus dilakukan dalam bentuk kerjasama
dengan pemerintah Indonesia atas dasar kontrak kerjaserta ditentukan oleh
pemerintah. Bentuk kerjasama dapat berupa:

1. Joint Venture merupakan bentuk usaha kerjasama yang dilakukan


oleh investor asing dengan modal nasional berdasarkan suatu kontrak
atau perjanjian.
2. Joint Enterprise merupakan suatu bentuk kerjasama antar investor
asing dengan penanam modal dalam negeri dengan cara membentuk
suatu perusahaan atau bentuk badan hukum yang baru.
3. Kontrak Karya merupakan bentuk kerjasama investor asing dengan
investor nasional yang dilakukan dengan cara pemodal asing
membentuk badan hukum di Indonesia lalu mengadakan perjanjian
kerjasama dengan salah satu abdan hukum yang menggunakan
modal nasional.

Kontrak Production Sharing merupakan kerjasama antara investor


asing dengan pihak Indonesia yang memberikan kewajiban Indonesia untuk
mengeskpor hasil produksinya kepada negara pemberi kredit tersebut.

9
2.3 Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorangan atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan
(UU No. 25/1992). Di Indonesia, koperasi yang pertama kali berdiri bergerak di
bidang perkreditan, karena menyesuaikan dengan kondisi masyarakat yang terjerat
oleh lintah darat (Siregar, 2019). Namun demikian, seiring berjalannya waktu,
dengan permasalahan masyarakat yang beragam, maka koperasi juga memiliki
jenis usaha lain.

Siregar & Jamhari (2013) mengemukakan bahwa sedikitnya terdapat 25


bentuk koperasi, yaitu: kerajinan industri, wisata, simpan pinjam, pasar, serba
usaha, karyawan, jasa, wanita, perikanan, ternak, pertanian, angkutan, pondok
pesantren, KUD, KOPTI, KPRI, ABRI, BMT, pensiun, mahasiswa, pemuda,
PKL, dan nelayan. Dari 25 bentuk tersebut, dapat dikelompokan menjadi empat
jenis, yaitu koperasi konsumsi, koperasi produksi, koperasi simpan pinjam, dan
koperasi serba usaha (Susanti, 2015). Koperasi konsumsi didirikan sebagai
penyedia kebutuhan seharihari anggota dan masyarakat. Pada umumnya, ketika
belanja, anggota akan mendapatkan insentif yang tidak diperoleh non-anggota.
Koperasi produksi berfungsi untuk membantu kegiatan proses produksi yang
dilakukan oleh para anggota. Sementara itu, koperasi simpan pinjam merupakan
penyedia pinjaman sekaligus institusi tempat menyimpan uang. Di sisi lain,
koperasi serba usaha menjalankan lebih dari satu usaha, misalnya produksi dan
konsumsi atau simpan pinjam dan konsumsi. Prinsip Koperasi meliputi:

a) keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;


b) pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis;
c) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi;
d) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen;
e) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota,
Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi
kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi;
f) Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan
Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat
lokal, nasional, regional, dan internasional; dan

10
Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan
masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.

2.4 Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha lain


Secara garis besar perbedaan antara BUMN, BUMS, dan Koperasi terletak
pada permodalan, pelaku organisasi, dan tujuan yang secara lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut:

BUMN BUMS Koperasi


Pemilik modal mayorita Pemilik modal adalah per pemilik modal adalah sel
s adalah pemerintah seorangan atau persekutu uruh anggota koperasi
an atau kelompok
tujuan usaha utama adal tujuan utama adalah me Tujuan utama untuk men
ah untuk kepentingan m mperoleh keuntungan sejahterakan anggota pad
asyarakat dan untu mela a khususnya dan masyara
yani kepentingan umum kat pada sekitar apda um
umnya.
Bidang usaha berada pa Bidang usaha berada pad Bidang usaha sesuai den
da sektor yang menguas a sektor umum yang tida gan kesepakatan anggota
ai hajat hidup orang ban k menguasai hajat hidup koperasi
yak
Kekuasaan tertinggi terl Kekuasaan tertinggi dapa Kekuasaan tertinggi terle
etak pada pemerintah t terletak pada pemilik at tak pada Rapat Anggota
au pemegang saham atau
RUPS
Cara kerja terbuka untu Cara kerja tertutup hanya Cara kerja terbuka dan di
k masyarakat pada yang berkepentinga ketahui oleh semua angg
n dengan usaha tersebut. ota koperasi.
Permodalan berasal dari permodalan berasal dari Permodalan berasal dari
kekayaan negara yang d perseorangan atau dari pe simpanan anggota, stimul
ipisahkan megang saham atau dapa us pemerintah, atau dari l
t juga dari lembaga keua embaga keuangan yang r
ngan esmi
Usaha dan organisasi di Usaha dikelola sendiri ol Usaha dikelola oleh peng
kelola oleh pemerintah eh pemilik modal urus koperasi atau menun

11
juk pengelola yang disetu
jui dalam RA

Secara umum perbedaan Koperasi dengan badan usaha lain adalah sebagai
berikut:

Koperasi badan Usaha Lain


Koperasi didirikan atas dasar kesamaa Tujuan pendirian usaha lain (perseroa
n cita-cita, serta kesamaan hak dan ke n) adalah untuk menghasilkan barang d
wajiban di antara para anggotanya. an jasa dengan memperoleh keuntunga
Tujuan koperasi adalah untuk menyel n sebesar-besarnya.
enggarakan usaha bersama guna meni Prestasi perusahaan perseroan biasanya
ngkatkan kesejahteraan ekonomi para diukur dari segi jumlah keuntungan ya
anggotanya. ng diperolehnya.
Koperasi lebih mementingkan pening
katan kesejahteraan anggotanya, dan
peningkatan kesejahteraan masyaraka
t sekitarnya.
Koperasi melakukan usaha dengan m Modal awal perusahaan perseroan bera
odal awal yang diperoleh dari simpan sal dari penyertaan pertama yang dilak
an pokok para anggotanya. ukan oleh para pemiliknya.
Koperasi bisa juga memanfaatkan su Dalam perjalanannya, perusahaan pers
mber-sumber lain, baik dari dalam ma eroan dapat menambah modalnya deng
upun dari luar koperasi. an menjual sebagian sahamnya kepada
Modal bisa berubah-ubah tergantung masyarakat melalui pasar modal.
pada mutasi keluar-masuk para anggo
ta.
Kekuasaan tertinggi dalam koperasi te Kekuasaan pada perusahaan perseroan
rletak di tangan rapat anggota. ada di tangan pemilik (pemegang saha
Masing-masing anggota koperasi me m).
miliki hak dan kedudukan yang akan Jumlah pemilikan saham akan sangat
ditempuh koperasi. menentukan dominasi pemegang saha
Kebijakan yang ditetapkan oleh rapat m dalam menentukan kebijaksanaan ya
anggota harus dilaksanakan oleh peng ng akan dijalankan oleh manajemen pe
uruhs koperasi dan harus dipertanggu rusahaan.

12
ngjawabkan secara periodik.
Koperasi beranggotakan orang-orang Hubungan antar kegiatan perusahaan d
yang menjadi pelanggan usahanya, ya engan para pemilik (pemegang saham)
ng bergabung dengan menyerahkan s sifatnya tidak langsung dan tidak jelas
umbangan modal dalambentuk simpa karena memang secara konsepsional da
nan pokok. n hukum ada pemisahan yang tegas ant
Hubungan antara koperasi dan para a ara fungsi pemikiran dan fungsi manaj
nggotanya bersifat langsung. emen.
Para anggotanya mempunyai kesemp
atan yang sama untuk melibatkan diri
secara aktif dalam pengelolaan dan pe
ngawasan jalannya usaha koperasi.
Hubungan antar kegiatan perusahaan Penentu kebijaksanaannya adalah ditet
dengan para pemilik (pemegang saha apkan orang yang bersangkutan atau di
m) sifatnya tidak langsung dan tidak j tetapkan sekutunya, dan ada juga yang
elas karena memang secara konsepsio ditetapkan oleh direksi perusahaan.
nal dan hukum ada pemisahan yang te
gas antara fungsi pemikiran dan fungs
i manajemen.
Balas jasa atas modal pada koperasi te Balas jasa atas modal tidak terbatas.
rbatas.
Koperasi tidak menggunakan istilah k Pembagian keuntungan ditentukan ber
euntungan untuk menunjukkan selisih dasarkan jumlah pemilikan saham oleh
antara penghasilan yang diterima sela masing-masing pemegangnya.
ma periode tertentu dengan pengorba Dalam praktik, pemegang saham mung
nan yang dikeluarkan untuk mempero kin juga tidak akan mendapatkan bagia
leh penghasilan tersebut. n keuntungan apabila hal ini dikehenda
Selisih tersebut dikenal sebagai sisa h ki oleh pemegang saham mayoritas.
asil usaha (SHU) yang dibagikan kep
ada anggota sesuai pertimbangan jasa
masing-masing anggota.
Yang bertanggung jawab terhadap ker Yang bertanggung jawab terhadap keru
ugian adalah anggota, dan sejumlah m gian bagi perusahaan perorangna adala
odal equity. h pemilik, untuk firma para sekutu, dan
untuk perseroan adalah pemegang saha

13
m (sejumlah saham yang dimilikinya).

2.5 Keunggulan Koperasi Dibandingkan Dengan Badan Usaha Lain


Badan Usaha Koperasi dibangun oleh anggota dan ditujukan untuk
anggota, maka dari ciri khas inilah yang menjadikan koperasi berbeda dengan
badan usaha lainnya. Tiga prinsip identitas (tanpa mengabaikan prinsip yang lain )
dalam koperasi adalah keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela, adanya
pembatasan atas modal dengan dasar satu orang satu suara, serta alokasi sisa hasil
usaha sebanding dengan transaksi yang dilakukan oleh anggota
(Sudarwanto,2012).Dalam menjalankan Kegiatan atau fungsi koperasi sepatutnya
memudahkan partisipasi dan pengawasan anggota pada manajemen untuk fokus
pada kepentingan anggota. Pemilihan atau fokus pada suatu kegiatan di dalam
lingkup internal koperasi akan memberikan dampak pada:

a) Tinggi rendahnya biaya informasi dalam pengawasan, dan juga akan


mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi anggota dalam menjalankan
koperasi.
b) Kebutuhan anggota akan pelayanan kopersi semakin mudah atau menjadi
sebaliknya yang berakibat turunnya partisipasi anggota dalam
menajalankan manajemen koperasi
c) Peningkatan atau penurunan keunggulan atas manfaat koperasi yang dapat
dirasakan bagi anggota

Dari keempat dampak ini akan terlihat perbedaan koperasi dengan badan
usaha lainnya, yang secara simultan memberikan dampak yang berasal dari
anggota dan untuk anggota.

Koperasi dibuat untuk menyejahterakan, bukan untuk mencari keuntungan


yang besar. Sehingga keberadaan koperasi tidak perlu bersaing dengan koperasi
lainnya. Berbeda dnegan badan usaha lain yang terbiasa dengan sistem
persaingan. Dibandingkan dengan berbagai badan usaha lain seperti Perseroan
Terbatas (PT), Firma dan sebagainya, koperasi memiliki beberapa keunggulan dan
sekaligus menjadi bagian ciri-ciri yang melandasi koperasi.

1. Sukarela dan Terbuka

14
Dalam badan usaha koperasi, asas sukarela menjadi dasar
bergabungnya anggota koperasi. Harapannya, orang yang ingin menjadi
anggota koperasi bergabung atas keinginannya sendiri, dorongan dari
pihak manapun. Badan usaha koperasi juga terbuka pada siapapun yang
ingin mendaftarkan diri sebagai anggota. Keanggotaan koperasi bersifat
bebas, sehingga orang bisa masuk dan keluar setelah periode usai
diperbolehkan. Dengan demikian, keanggotaan maupun pemodalan
koperasi tidak bersifat permanen.
Jika pada badan usaha lain sistem pengelolaan cenderung tertutup,
tidak demikian dengan koperasi. Pengelolaan lebih terbuka, sehingga tiap
anggota dapat dengan mudah mengetahui seperti apa dana mereka
dikelola. Penanggung jawab sebuah koperasi adalah pengurus, maka setiap
pengurus dituntut untuk menjaga agar koperasi tetap transparan.

2. Bertujuan untuk Menyejahterakan


Berbeda dengan banyak jenis usaha lain yang memang didirikan
untuk mencari untung, koperasi didirikan untuk menyejahterakan
anggotanya. Oleh karena itu, dalam usaha apapun, koperasi tak
memberikan beban administrasi tinggi. Koperasi juga membuka pintu
lebar-lebar untuk anggota yang membutuhkan pinjaman modal usaha.

Layanan yang dimiliki antara satu koperasi dengan koperasi yang


lainnya tentu berbeda. Jika Anda sering berbelanja kebutuhan pribadi dan
rumah tangga, maka jadilah anggota koperasi konsumsi. Jika Anda
memiliki usaha produksi suatu barang, jadilah anggota koperasi produksi.
Jika butuh uang mendesak, jangan pergi ke rentenir. Anda bisa
memanfaatkan layanan pada koperasi simpan pinjam.

3. Dari dan untuk Anggota (koperasi Demokratif Kooperatif)


Modal yang digunakan adalah simpanan wajib dan sukarela
anggota. Nantinya, anggota juga yang akan dapat menikmati produk usaha
dan hasil dari pengembangan usaha. Besar simpanan pokok yang
dibayarkan hanya satu kali di awal pun tidak berat. Simpanan wajib
biasanya ditetapkan tanpa memberatkan anggota. Sementara simpanan
sukarela disetorkan dengan jumlah yang tak ditentukan.

15
4. Mengusung Asas Persamaan
Setiap anggota punya hak dan kewajiban yang sama. Jika pada
Perseroan Terbatas ada perbedaan hak dan kewajiban antara karyawan dan
pemilik PT, maka tidak dengan koperasi. Baik ketua koperasi maupun
anggota biasa punya hak suara yang sama. Semua anggota membayar
simpanan wajib yang jumlahnya sama pula

5. Mengutamakan Persatuan
Badan usaha ini mengutamakan kerukunan dan persatuan antar
anggota. Siapapun bisa diterima menjadi anggota, terlepas dari apakah
jenis kelamin, agama, maupun sukunya. Ada peraturan yang jelas untuk
mencegah saling iri antar anggota. Dengan demikian, persatuan akan tetap
terjaga.

6. Demokrasi ekonomi
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan
usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam tata
perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi (lihat UU No.25 1992).
Dalam koperasi dikenal istilah imbalan jasa. Imbalan jasa ini ditentukan
dari banyaknya jasa masing-masing anggota dalam koperasi. Dengan
demikian, tidak terjadi ketimpangan. Dalam koperasi, semua laporan
keuangan dapat diakses anggota, sehingga tidak ada yang ditutup-tutupi.
Transparansi adalah kunci dalam demokrasi ekonomi.

7. Membina dan Mendidik Anggota


Kegiatan koperasi tak hanya seputar jual beli saja. Tak jarang
sebuah koperasi mengadakan beragam pelatihan yang dapat diikuti
anggota. Tak hanya itu, program koperasi sendiri memang untuk

16
menyejahterakan anggota, membuatnya mandiri secara finansial.
Pengaturan uang pun juga diajarkan, agar tak bersikap boros.

8. Hubungan dan Kerja Sama


Karena tak perlu bersaing antara satu koperasi dan koperasi
lainnya, biasanya yang terjadi justru kerja sama yang kuat antar koperasi.
Misalnya pada koperasi produksi dan koperasi konsumsi. Koperasi
produksi fokus pada pengembangan dan pemberdayaan anggota untuk
memproduksi suatu barang. Koperasi produksi fokus untuk penjualan.
Sementara itu, koperasi konsumsi fokus pada pemenuhan kebutuhan tiap
anggota. Dalam hal ini, koperasi konsumsi bisa menjadi distributor barang
yang berasal dari koperasi produksi.

17
2.6 Peran Koperasi Terhadap Badan Usaha Lain dan Masyarakat
Keberadaan koperasi tentunya membawa angin segar bagi para pelaku
ekonomi di daerah terutama bagi mereka yang membutuhkan sejumlah dana yang
dibutuhkan untuk terus meningkatkan usahanya. Keberadaan koperasi tentunya
sebagai alat maupun jembatan yang harusnya dapat meningkatkan berbagai
kebutuhan maupun kesejahteraan dari anggotanya.
Koperasi juga terdapat berbagai jenis yang dapat berperan untuk
memenuhi sesuai kebutuhan masyarakat, terutama Koperasi Simpan Pinjam
(KSP). KSP sendiri koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan
dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para
anggotanya yang memerlukan bantuan modal. KSP mempunyai peluang untuk
menjadi lembaga keuangan yang baik, sehat dan dipercaya masyarakat. Kuncinya
adalah apabila dibangun dan dikembangkan dengan baik secara bersama oleh
anggotanya maka peluang tersebut akan dapat dicapai apabila didukung oleh
adanya perundangan/aturan/kebijakan yang memadai dan komitmen yang kuat
dari semua pihak yang terkait dan berkepentingan untuk mengembangkan KSP
dengan baik dan benar.
KSP juga merupakan lembaga keuangan formal yang paling dekat dengan
aktivitas UMKM, sehingga diharapkan dapat menjawab hambatan-hambatan yang
dialami UMKM untuk mengakses pembiayaan dari perbankan karena tidak
tersedianya jaminan yang layak. Oleh karena itu KSP seharusnya memiliki peran
besar dalam pemberdayaan UMKM khususnya untuk penyediaan permodalan
bagi UMKM. Lembaga keuangan formal non bank amat diperlukan dalam
mendukung percepatan pemberdayaan UMKM terutama bagi UMKM di pelosok-
pelosok dan pedesaan dimana akses lembaga perbankan masih terbatas.
Keberadaan sebagian besar UMKM yang tersebar di seluruh tanah air tetap saja
tidak akan terjangkau oleh layanan perbankan yang masih terbatas. Oleh karena
itu, lembaga keuangan mikro yang paling tepat adalah untuk diberdayakan adalah
KSP (Koperasi Simpan Pinjam).
Selain itu koperasi juga berperan untuk memberdayakan masyarakat. Hal
ini merupakan suatu awal gerakan disamping melakukan perencanaan SDM yang
mana suatu proses untuk menetapkan strategi memperoleh, memanfaatkan,
mengembangkan dan mempertahankan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan
perusahaan sekarang dan pengembangan di masa depan. Pemberdayaan

18
masyarakat juga merupakan suatu tujuan mengurangi tingkat pengangguran,
dimana dalam mencapai tujuan tersebut, koperasi berusaha melakukan kegiatan
sesuai dengan jenis koperasi, seperti di bidang kerajinan, pertanian, dan
pertokoan. Dibukanya lapangan usaha koperasi berarti memberi kesempatan
kepada tenaga kerja dan menyerap sumber daya manusia pada umumnya. Hal ini
juga meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2.7 Penyebab Koperasi Unggul


2.7.1 Study Kasus Berdasarkan Berita

Ini Keunggulan Koperasi yang Tak Dimiliki Badan Usaha Lain

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, anggota


merupakan pemilik koperasi, dimana anggota wajib berpartisipasi dalam
penyertaan modal dan membuat keputusan. Selain itu, anggota juga sebagai
pengguna barang/jasa, dimana anggota koperasi wajib memanfaatkan fasilitas,
layanan, barang, maupun jasa yang disediakan koperasi. "Bahkan, anggota
juga sebagai pengawas, dimana anggota wajib berpartisipasi dalam
pengawasan koperasi," jelas Teten dalam diskusi virtual, Senin (12/10/2020).
Oleh karena itu, lanjut MenkopUKM, keunggulan Koperasi dibandingkan
dengan badan usaha lain salah satunya terletak pada konsep kepemilikan
bersama. "Dimana ragam keputusan berada di tangan anggota koperasi yang
diambil secara demokratis demi mencapai pembagian keuntungan yang adil
sesuai dengan partisipasi dan kontribusinya," ulas Teten. Bagi Teten, koperasi
merupakan salah satu lembaga ekonomi pertama di Indonesia yang dibentuk
para pendiri bangsa dengan tujuan sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia.
Serta menunjuk beberapa bentuk partisipasi anggota Koperasi. Antara lain,
partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota, berupa
kehadiran, keaktifan, dan penyampaian/mengemukakan
pendapat/saran/ide/gagasan/kritik bagi koperasi.
"Termasuk partisipasi dalam kontribusi modal dalam berbagai jenis
simpanan, simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, jumlah dan
frekuensi menyimpan simpanan, penyertaan modal," katanya. Tak ketinggalan
adalah partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan dalam berbagai jenis unit

19
usaha, jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap unit usaha
koperasi, besaran transaksi berdasarkan waktu dan unit usaha yang
dimanfaatkan. Juga, partisipasi besaran pembelian atau penjualan barang
maupun jasa yang dimanfaatkan, cara pembayaran atau cara pengambilan,
bentuk transaksi, waktu layanan.
"Bentuk partisipasi lainnya adalah dalam pengawasan koperasi. Yaitu,
dalam menyampaikan kritik, tata cara penyampaian kritik, ikut serta
melakukan pengawasan jalannya organisasi dan usaha koperasi," imbuh
MenkopUKM. Untuk itu, Teten berharap agar partisipasi anggota koperasi
terus ditingkatkan. Hal itu dapat dilakukan melalui penanaman kesadaran diri
terhadap anggota, pengurus, pengelola, dan pengawas, terhadap upaya capaian
tujuan usaha koperasi secara bersama. "Itu haruslah dipahami sebagai
kebutuhan dan tujuan bersama," tegas MenkopUKM.
Menurut Teten, melibatkan secara aktif seluruh anggota koperasi
dalam perencanaan usaha dan proses pengambilan keputusan, juga merupakan
cara untuk meningkatkan partisipasi anggota koperasi. "Anggota perlu
menyadari tujuan pelayanan usaha yang dilakukan oleh pengurus dan
pengelola," kata MenkopUKM. Lebih dari itu, Teten menyebutkan, pengurus
juga harus menyampaikan secara utuh perencanaan usaha hingga anggota
dapat memahami, menyadari, dan ikut bertanggung jawab atas upaya
pencapaian tujuan usaha.

2.7.2 Pembahasan
Dapat dilihat bahwa yang membuat koperasi unggul dari badan usaha
lain adalah partisipasi anggota, anggota koperasi adalah pemilik sekaligus
pelanggann, sehingga kegiatan usaha koperasi harus sesuai dan berkaitan
dengan kebutuhan ekonomi anggotanya, pendirian koperasi didasarkan kepada
kebutuhan para anggotanya yang sama maka bidang usaha koperasi akan sama
dengan kebutuhan para anggotanya. Dalam koperasi hal kebersamaan inilah
yang membuat koperasi berbeda dan unggul, disamping anggota jika di badan
usaha lain hanya menjadi pembeli saham tetapi di koperasi anggota memiliki
hak untuk mengatur dan mengelola koperasi dengan Rapat Anggota, dalam
koperasi diterapkan sistem dari anggota, untuk aggota, dan oleh anggota yang
mana dalam badan usaha lainnya tidak ada penerapan sistem seperti itu. Selain

20
itu koperasi juga mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat dari kalangan
bawah hingga atas, hal seperti ini hanya dapat dilakukan oleh koperasi
mengingat tujuan utama koperasi untuk menyejahterakan anggotanya dan
koperasi kerap dijadikan alat ekonomi untuk membantu menumuhkan
ekonomi bangsa.
Yang perlu ditekankan disini adalah asas ke-keluargaan yang
mencerminkan adanya kesadaran manusia untuk melaksanakan kegiatan
koperasi oleh, dari, dan untuk semua anggota di bawah kepengurusan
koperasi. Kekeluargaan ini ditunjukkan dalam bentuk rasa saling menyayangi
yang tinggi dan bertanggungjawab dalam mempertahankan nilai-nilai,
persamaan disini artinya setiap anggota dalam koperasi mempunyai hak suara
yang sama dalam koperasi setiap orang dapat diterima menjadi anggota, tanpa
membedakan, agama, suku bangsa, dan jenis kelamin, dan yang paling utama
adalah demokrasi ekonomi dimana, imbalan jasa yang disesuaikan dengan jasa
masing-masing anggota berdasarkan keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan
keunggulan ini, koperasi sangat baik dikembangkan dengan sungguh-
sungguh, jujur, dan baik, sebagai wahana yang ampuh untuk mencapai suatu
masyarakat yang adil dan makmur.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorangan atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan
(UU No. 25/1992). Selain koperasi ada 2 kelompok badan usaha di Indonesia
yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS). BUMN didirikan dengan tujuan untuk melayani kepentingan umum,
serta BUMN juga sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Sedangkan
BUMS bertujuan untuk mendapatkan keuntungan secara optimal dalam hal
pengembangan usaha serta modalnya dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Sedangkan Koperasi sendiri didirikan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya serta
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat maju, adil, dan makmur.

Dibandingkan dengan berbagai badan usaha lain seperti Perseroan


Terbatas (PT), Firma dan sebagainya, koperasi memiliki beberapa keunggulan dan
sekaligus menjadi bagian ciri-ciri yang melandasi koperasi sebagai berikut :
Sukarela dan Terbuka, Bertujuan untuk Menyejahterakan, Dari dan untuk
Anggota (koperasi Demokratif Kooperatif), Mengusung Asas
Persamaan,Mengutamakan Persatuan, Demokrasi ekonomi, Membina dan
Mendidik Anggota, Hubungan dan Kerja Sama.

Keberadaan koperasi tentunya membawa angin segar bagi para pelaku


ekonomi di daerah terutama bagi mereka yang membutuhkan sejumlah dana yang
dibutuhkan untuk terus meningkatkan usahanya. Keberadaan koperasi tentunya
sebagai alat maupun jembatan yang harusnya dapat meningkatkan berbagai
kebutuhan maupun kesejahteraan dari anggotanya. Selain itu koperasi juga
berperan untuk memberdayakan masyarakat. Hal ini merupakan suatu awal
gerakan disamping melakukan perencanaan SDM yang mana suatu proses untuk
menetapkan strategi memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan dan

22
mempertahankan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan sekarang dan
pengembangan di masa depan.

3.2 Saran
Makalah ini disusun berdasarkan teori koperasi dan dilandasi dengan
referensi Buku dan Jurnal, diharapkan untuk penulis berikutnya lebih
mengembangkan isi materi dengan menambahkan perbandingan koperasi dengan
badan usaha lain yang lebih spesifik serta disesuaikan dengan keadaan saat ini
yaitu revolusi industri 4.0 serta permasalahan global yaitu menyebarnya virus
Covid-19.

23
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, 2010. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Universitas


Gajah Mada

Mubyarto. “Dari Ilmu Berkompetisi ke Ilmu Berkoperasi”, Jurnal Ekonomi


Rakyat. Artikel - Th. II - No. 4 - Juli 2003.

Natalia Michelle. 2020. Ini Keunggulan Koperasi yang Tak Dimiliki Badan Usaha
Lain. Okefinance: Jakarta. Diakses pada:
https://economy.okezone.com/read/2020/10/12/320/2292484/ini-
keunggulan-koperasi-yang-tak-dimiliki-badan-usaha-lain

Sarwoko Endi. 2009. Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan


Pinjam dalam Upaya Pengembangan UMKM di Kabupaten Malang.
Universitas Kanjuruan: Malang. MODERNISASI, Volume 5, Nomor 3.
Diakses pada: https://media.neliti.com/media/publications/29753-ID-
analisis-peranan-koperasi-simpan-pinjamunit-simpan-pinjam-dalam-
upaya-pengembang.pdf

Simulasi Kredit, 2021. keunggulan koperasi dibandingkan dengan badan-usaha


lainnya. Jakarta.

Sitorus, Nadia Ayu Riski. PERBEDAAN KOPERASI DENGAN BADAN


USAHA LAIN. Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara. Diakses
pada:
https://www.academia.edu/36367613/_PERBEDAAN_KOPERASI_DEN
GAN_BADAN_USAHA_LAIN

Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003. Diakses pada:


https://jdih.bumn.go.id/baca/19%20Tahun%202003.pdf

Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992. Diakses pada:


https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1992/25TAHUN~1992UU.htm#:~:tex
t=UNDANG%2DUNDANG%20TENTANG

24
%20PERKOPERASIAN.&text=Dalam%20Undang%2Dundang%20ini
%20yang,yang%20berdasar%20atas%20asas%20kekeluargaan

25

Anda mungkin juga menyukai