“Terkait dengan modal, menurut UU No. 25 dengan undang-undang yang sekarang, karena yang
RAT hari ini Koperasi Simpan Pinjam (KSP), ke depan terutama dari segi operasionalnya harus
melayani anggota, menarik simpanan dari anggota dan menempatkan modal koperasi pada tingkat
atasnya dan tidak lagi melayani yang Non Anggota. Sebelum koperasi melaksanakan RAT ini, untuk
bahan pertanggungjawabnnya atau laporan keuangannya harus di audit oleh akuntan publik yang
diminta oleh Menteri atau Rapat Anggota, jika tidak di audit maka tidak bisa di syahkan laporan
pertanggungjawabannya oleh Rapat Anggota”. Papar Sudiarsah
KSP Madani dan KSP Lombok Sejati kata Sudiarsah, telah di audit oleh akuntan publik karna ada
kewajiban masing-masing KSP yag memilki omzet di atas 1 milyar dan ini telah dilaksanakan setiap
tahun.
“Cuman ke depan, UU ini mengharuskan KSP diaudit sesuai yang diminta oleh menteri dan
Rapat Anggota, kalau diminta oleh Rapat Anggota sedangkan koperasinya baru terbentuk
kemungkinan tidak mau di audit, dan jika di paksakan dari kementerian, apakah layak atau wajar di
audit sedangkan koperasinya baru terbentuk. Nah ini akan kita konsultasikan atau pertanyakan
apakah UU yang mengharuskan keuangan di audit berlaku untuk semua koperasi ataukah ada
batasan keuangan yang di audit, mungkin di PP atau di Permennya di atur, ini masih kita tunggu”.
Kata Sudiarsah
Lebih jauh Sudiarsah menjelaskan yang tadinya ada simpanan pokok sekarang menjadi iuran
pokok, yang tadinya simpanan wajib akan menjadi serifikat modal koperasi . Sertifikat modal
koperasi ini yang belum diketahui.
“Karna ini memiliki hologram, kerahasiaan sendiri, nah ini harus di tunjuk percetakan mana yang
bisa menyimpan kerahasiaan dari pada sertifikat yang dimilki oleh anggota. Ini yang perlu kita
konsultasikan, apakah di atur dalam PP (Peraturan Pemerintah) atau Permen (Peraturan
Menteri)”.Kata Sudiarsah
Sertifikat modal koperasi menurut Sudiarsah adalah semacam saham, sama artinya dengan
uang yang di miliki oleh anggota, dimana nilai sertifikat ini di tentukan dalam rapat aggota. Dan nilai
sertifikat modal koperasi ini tidak boleh lebih dari setoran pokok.
“Kalau misalnya setoran pokoknya 10.000, maka maksimal nilai sertifikatnya adalah 10.000 tidak
boleh lebih”. Terang Sudiarsah (Abdi)
Pertanyaan:
1. Bagaimanakah permodalan koperasi sebagaimana dimaksud dalam wacana di atas?
2. Apakah perbedaan utama permodalan koperasi menurut undang-undang koperasi sebelumnya
dengan undang-undang koperasi yang sekarang berlaku?
3 Bagaimanakah peran KSP dalam wacana tersebut?
4. Buatlah kesimpulan mengenai wacana di atas terkait dengan UU No 17 / 2012!