Disusun Oleh:
Annisa Nurhayati
(2019200083)
Mata Kuliah :
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia perdagangan dewasa ini, selain uang yang dipakai
sebagai alat bayar tunai, maka ada juga pembayaran yang dapat dilakukan dengan
memakai surat cek. Surat cek ini merupakan alat bayar yang sifatnya sama dengan
uang tunai, karena setelah diberikan oleh penerbitnya, dapat diuangkan pada saat
itu juga atau sewaktu-waktu di Bank, (nama Bank pada surat cek) dimana si
Sesuai dengan fungsinya sebagai alat bayar tunai maka pada saat penerbit
menerbitkan surat cek seharusnya dana sudah harus tersedia pada rekening
gironya di Bank, karena surat cek itu merupakan surat perintah tak bersyarat
kepada Bank untuk membayar artinya sewaktu-waktu surat cek itu ditunjukkan ke
Bank, maka Bank harus membayar, sebagaimana pengertian cek yang terdapat
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang pasal 178 sub 2 yang berbunyi:
“Cek adalah perintah tak bersyarat dari pemegang rekening (nasabah giro)
Dengan adanya cek, maka setiap orang akan dimudahkan untuk menarik
1
Basu Swastha, Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern (Yogyakarta: Liberty, 1993),
hlm.4.
2
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
3
Ahmad Yani, Gunawan Widjaja, Kepailitan, Seri Hukum Bisnis (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2004), hlm. 30.
ternyata tidak selamanya menimbulkan hal yang positif, ternyata masih saja
dengan cek, seperti misalnya perbuatan memberikan cek kosong kepada seseorang
jenis cek yang dananya tidak tersedia di dalam rekening giro, atau dana tersebut
tidak mencukupi untuk dicairkan. 4 Dengan adanya pemberian cek kosong kepada
seseorang, tentu hal tersebut akan menimbulkan kerugian bagi korbannya. Dalam
hal ini pemberian cek kosong kepada seseorang merupakan tindak pidana
muslihat agar korbannya mempercayai bahwa cek tersebut adalah cek yang dapat
Atas dasar tersebut, maka seharusnya apabila ada seseorang yang memberikan
4
Ahmad Taufik, “Pemberian Cek Kosong dilihat dari perspektif hukum pidana”, Jurnal
Hukum Positif”, Vol. 2, No. 1, hlm. 45.
5
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 3.
6
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Salah satu kasus tindak pidana penipuan dalam pemberian cek adalah kasus
(TERDAKWA) telah membeli satu unit mobil Honda Jazz warna putih dari
BAYU SUGENG (SAKSI) seharga Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta
rupiah), dan dalam rangka membayar mobil tersebut TERDAKWA memberi cek
kepada BAYU SUGENG (SAKSI) dengan total dana yang dapat ditarik sejumlah
Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah). Karena merasa sudah diberi
cek, BAYU SUGENG (SAKSI) akhirnya langsung menyerahkan unit Honda Jazz
tersebut beserta BPKB dan STNK nya kepada TERDAKWA. Sehari setelahnya,
ternyata cek tersebut telah ditolak dicairkan oleh Bank BCA dengan alasan
rekening milik Sdr. AGUS KUNCORO (TERDAKWA) sudah tidak terdaftar lagi
sebagai nasabah di Bank BCA yang bersangkutan. Sehingga akibat perbuatan Sdr.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
ALAT PEMBAYARAN
A. Kasus Posisi
1. Pada tanggal 5 agustus 2015, yang bertempat di kota medan, yang masih
Jazz warna putih dari BAYU SUGENG (SAKSI) seharga Rp. 95.000.000
cek kepada BAYU SUGENG (SAKSI) dengan total dana yang dapat
ditarik sejumlah Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah). Alhasil
langsung menyerahkan unit Honda Jazz tersebut beserta BPKB dan STNK
3. Sehari setelahnya pada tanggal 6 agustus 2015, ternyata cek tersebut telah
ditolak dicairkan oleh Bank BCA dengan alasan rekening milik Sdr.
rupiah).
Terdakwa oleh penuntut umum didakwa dengan dakwaan tunggal melanggar
pasal 378 KUHP, yang dikualifikasikan sebagai tindak pidana penipuan. Adapun
B. Pertimbangan Hakim
memenuhi unsur delik sebagaimana dimaksud didalam pasal 378 KUHP. Dimana
sehingga atas dasar itu BAYU SUGENG (SAKSI) karena telah terkelabui dengan
mobil Honda Jazz tersebut beserta BPKB dan STNKnya, sehingga hal tersebut
C. Putusan Hakim
D. Kesimpulan
Jadi dengan demikian sanksi pidana yang dapat dijatuhkan terhadap perbuatan
pemberian cek kosong adalah berupa pidana penjara sebagaimana dimaksud pasal
memberikan cek kosong sebagai alat pembayaran telah dijatuhi pidana penjara
1993).
Ahmad Yani, Gunawan Widjaja, Kepailitan, Seri Hukum Bisnis (Jakarta: PT.
Ahmad Taufik, “Pemberian Cek Kosong dilihat dari perspektif hukum pidana”,