Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Nurhayati

NIM : 2019200083

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas : A (SEMESTER ANTARA)

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENJAMIN

DEMOKRASI DALAM NEGARA YANG MULTI KULTURAL DAN DALAM

RANGKA MENCIPTAKAN KESADARAN HUKUM DAN SEMANGAT

KEBANGSAAN

Istilah kedaulatan rakyat dipergunakan dalam berbagai macam pengertian. Dalam Hukum

Internasional (Hukum Antar Negara) pengertian berdaulat itu ditujukan kepada negara-negara

yang berhak menentukan urusannya sendiri baik yang menyangkut campur tangan dari

negara lainnya. Kedaulatan ke dalam dinyatakan dalam wewenangnya untuk membentuk

organisasi dari pada negara menurut keinginannya sendiri yang meliputi tugas-tugasnya

dalam bidang legislatif, eksekutif dan yudikatif, ke luar dinyatakan dalam wewenangnya

untuk mengadakan hubungan diplomatik dengan negara-negara lain atau dalam

kekuasaannya untuk menyatakan perang atau damai dengan negara-negara lain.1

Dalam Hukum Tata Negara pengertian kedaulatan rakyat amat sering diidentikan dengan

demokrasi. Demokrasi merupakan suatu paham dalam konsep kedaulatan rakyat yang

menganggap bahwa kekuasaan tertinggi di suatu negara berada ditangan rakyat, serta

1
Moh. Kusnardi, Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta: Sinar Bakti, 1988),
hlm. 122.
rakyatlah yang menjadi sumber datangnya kekuasaan dinegara itu. Abraham Lincoln

mendefinisikan bahwa demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk

rakyat.2 Oleh karena nya dengan adanya demokrasi, maka rakyat akan menjadi raja diatas

dari pemerintah, karena didasari oleh logika bahwa “pemerintahan berasal dari rakyat”.

Negara Indonesia merupakan negara yang berfaham demokrasi. Serta paham demokrasi

itu telah tertuang didalam pasal 1 ayat 2 UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa

kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.

Demokrasi kini diyakini bukan hanya sebatas pada persoalan hukum belaka, namun juga

bagian dari persoalan dari Pendidikan Kewarganegaraan, karena demokrasi merupakan hak

dan kewajiban yang melekat bagi setiap warga negara Indonesia. Warga negara Indonesia

kini harus dibekali oleh sutau pendidikan atas status kewarganegaraannya, terkhusus terkait

demokrasi. Karena dengan statusnya sebagai warga negara Indonesia, demokrasi ialah

pegangan dia dalam menjalani aktifitas bernegara.

Demokrasi dapat dikatakan sebagai hak bagi warga negara. Dimana demokrasi bermakna

“pemerintahan dari rakyat”. Konsekuensi dari pemerintahan dari rakyat itu kini telah

melahirkan suatu proses pemilihan pemimpin negara yang disebut dengan “pemilu”. Pemilu

sebagai ajang untuk memilih pemimpin negara tentu bukanlah suatu kewajiban, melainkan

adalah hak, dan posisi hukumnya dapat dijalankan dan juga boleh tidak dijalankan.

Sebagai kewajiban, demokrasi lebih menitikberatkan pada posisi pemerintah dalam upaya

mensejahterakan rakyat. Hal ini merupakan konsekuensi dari “pemerintahan untuk rakyat”.

Pemerintahan untuk rakyat memiliki makna yang filosofis sekali, bahwa negara dalam

menjalankan roda pemerintahannya semata-mata dilaksanakan demi kepentingan rakyat, serta

2
Ahmad Taufik, “Demokrasi Dalam Bernegara dan Kaitannya Dengan kedaulatan rakyat”, Jurnal Lex
Specialis, Vol. 1, No. 1 (2019), hlm. 6.
menghindari adanya kepentingan golongan atau kelompok-kelompok lain yang dapat

mengakibatkan terbengkalainya kepentingan rakyat itu.

Seberapa pentingkah demokrasi sehingga harus menjadi bahan pengajaran dalam

pendidikan kewarganegaraan?, jawabannya adalah penting sekali. Pembekalan ilmu tentang

demokrasi ini akan menjadi bekal bagi setiap warga negara, karena demokrasi berkaitan pula

dengan pelaksanaan hak warga negara itu sendiri. Seperti katakanlah hak untuk

menyampaikan pendapat (freedom to speech). Kebebasan menyampaikan pendapat

merupakan konsekuensi dari adanya negara demokrasi. Tanpa danya pendidikan

kewarganegaraan yang ingin mengajarkan demokrasi kepada warga negara, tentu warga

negara tidak akan pernah tahu jika freedom to speech itu adalah haknya.

Sebelum demokrasi itu dapat terlaksana secara das solen, tentu pengajaran tentang

demokrasi itu amatlah penting dilakukan oleh salah satu pelajaran pendidikan

kewarganegaraan. Sebagai instrument dalam memberikan edukasi kepada warga negara,

pendidikan kewarganegaraan dituntut untuk mampu menjadi alat untuk memberikan

pengetahuan terkait demokrasi kepada masyarakat. Terlebih lagi sebagai negara yang

multikultural, bukanlah persoalan mudah untuk memberikan pengajaran terhadap demokrasi

kepada masyarakat Indonesia. perbedaan cara pandang, budaya, agama dan ras kerap menjadi

batu besar yang menghalangi terlaksananya tugas pendidikan kewarganegaraan dalam

memberikan pemahaman demokrasi.

Negara yang multikultural tentu memiliki keanekaragaman.3 Seperti misalnya

keanekaragaman mengenai tingkat kesadaran hukumnya. Upaya peningkatan kesadaran

hukum itu kini dapat terwujud tentu dengan memberikan pendidikan tentang

kewarganegaraan. Sebagai negara hukum. tentu seluruh warga negara akan dianggap tahu

3
Ria Winata, Majemuk dan Multikultural dalam Masyarakat Indonesia (Makassar: Media Dunia, 2005),
hlm. 2.
hukum, sehingga ketika ia melakukan pelanggaran hukum maka ia tidak dapat berdalih

bahwa ia tidak mengetahui keberadaan peraturan hukum yang bersangkutan. Oleh karenanya

demi menciptakan kesadaran hukum tentu pendidikan kewarganegaraan perlu dilakukan

dalam sistem pendidikan nasional dalam perguruan tinggi di Indonesia, demi terciptanya

kesadaran hukum sehingga mencegah setiap orang untuk menjadi pelanggar hukum.

Kesadaran hukum tentu adalah hal yang abstrak.4 Karena dimensi dari kesadaran hukum

itu bergantung pada jiwa masing-masing orang. Kesadaran hukum penting dimiliki oleh

setiap warga negara mengingat negara Indonesia merupakan negara hukum. sehingga

kesadaran hukum perlu diajarkan sedini mungkin melalui pendidikan kewarganegaraan.

Kasus-kasus berkenaan dengan kesadaran hukum tentu amatlah banyak, seperti misalnya

pengendara bermotor yang menyogok polisi agar tidak ditilang dan memberikan gratifikasi

sebagai bentuk terimakasih kepada pejabat negara/daerah. Perbuatan-perbuatan tersebut tentu

merupakan perbuatan yang tidak sejalan dengan aturan hukum. pengekangan terhadap aturan

hukum itu dapat disebabkan karena minimnya kesadaran hukum warga negara.

Dilain sisi peran pendidikan kewarganegaraan amatlah penting dalam menciptakan

semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan itu dapat terwujud apabila warga negara telah

mengetahui betapa pentingnya semangat kebangsaan. Dalam kaitannya dengan ilmu sosial,

semangat kebangsaan sering sekali dihubung-hubungkan dengan nasionalisme karena

memiliki makna yang serupa. Sehingga apabila pendidikan kewarganegaraan dapat diajarkan

dalam sistem pendidikan nasional, tentu semangat kebangsaan dapat terwujud.

4
Hilman Suhendra, “Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Pancasila”, Jurnal Demokrasi, Vol. 7, No. 1
(2016), hlm. 78.

Anda mungkin juga menyukai