Anda di halaman 1dari 10

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PERLINDUNGAN HUKUM CALON JAMAAH HAJI TERKAIT


SANTUNAN DAN MANFAAT PT TISAGA MULTAZAM UTAMA
DALAM PELAKSANAAN HAJI DI ARAFAH DAN MINA

Shella Novirizdya*, Suradi, R. Suharto


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : shellanovirizdya@gmail.com

Abstrak

Biro perjalanan haji dan umrah merupakan penyelenggara pelayanan ibadah haji dan umrah
bagi Jamaah haji. Santunan Jamaah haji merupakan salah satu fasilitas yang diberikan oleh biro
perjalanan haji sebagai akibat adanya kecelakaan yang terjadi pada Jamaah haji di tanah air maupun
di Arab Saudi sebagai bentuk perlindungan hukum bagi Jamaah. PT. Tisaga Multazam Utama adalah
biro perjalanan haji khusus dan umrah yang memberikan pelayanan terhadap Jamaah di tanah air, di
perjalanan, dan di Arab Saudi berdasarkan perundang-undangan dan peraturan terkait yang berlaku.
Santunan yang diberikan PT. Tisaga Multazam Utama berupa dana sesuai dengan musibah yang
dialami oleh Jamaah haji. Santunan tersebut diimplementasikan dengan melakukan penyelesaian
investigasi pada kecelakaan yang dilakukan oleh pemerintah.

Kata Kunci: Biro Perjalanan Haji, Santunan

Abstract

Hajj and Umrah travel agencies are the organizer of Hajj and Umrah services for pilgrims.
Compensation for pilgrims is one of the facilities provided by the Hajj and Umrah travel agencies
as a result of the accident that occurred on pilgrims in the homeland and in Saudi Arabia as a form
of legal protection for pilgrims. PT. Multazam Tisaga Utama is a travel agency of special Hajj and
Umrah providing services to pilgrims in the homeland, in travel, and in Saudi Arabia under the laws
and relevant restrictions. Donation which are given by PT. Multazam Tisaga Utama formed of funds
according to the disaster experienced by pilgrims. The compensation are going to be implemented
by doing the investigation completion of the accident undertaken by governments.

Keywords : Hajj Travel Agency, Compensation

I. PENDAHULUAN undang Nomor 13 Tahun 2008 yaitu,


Sebagai umat Islam, hukumnya “penyelenggaraan ibadah haji
wajib untuk menjalankan rukun bertujuan untuk memberikan
Islam. Rukun yang kelima yaitu, pembinaan, pelayanan, dan
menunaikan haji bagi yang mampu. perlindungan yang sebaik-baiknya
Dalam menjalankan ibadah haji tentu bagi Jamaah haji sehingga Jamaah
memerlukan fasilitas penyedia jasa haji dapat menunaikan ibadahnya
agar dapat menunaikan rangkaian sesuai dengan ketentuan ajaran agama
haji, fasilitas tersebut yaitu biro Islam.”
perjalanan haji yang merupakan biro Ada dua macam haji, yaitu haji
penyelenggara ibadah haji dan umrah reguler dan haji khusus. Haji reguler
bagi umat muslim di seluruh dunia. yaitu penyelenggaraannya dilakukan
Tujuan dari adanya biro perjalanan oleh pihak Departemen Agama
haji tercantum pada pasal 3 Undang- sedangkan biro haji khusus

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dilaksanakan oleh perusahaan swasta Penerapan santunan pada


namun tetap berpedoman pada masyarakat selain menimbulkan
peraturan pemerintah dan keuntungan bagi Jamaah juga
dilaksanakan dengan pengawasan menimbulkan permasalahan, yaitu
Kementrian Agama RI. terlambatnya santunan yang diberikan
Sebagai biro perjalanan haji pada Jamaah karena berbagai faktor
khusus tentu harus memberikan seperti, investigasi yang dilakukan
pelayanan yang terbaik bagi Jamaah pemerintah cukup lama (berlarut-
haji, pelayanan tersebut antara lain larut), klaim asuransi yang telat
berupa layanan administrasi, mencairkan dana maupun Jamaah
bimbingan ibadah haji, akomodasi, yang terlambat mengklaim dana
transportasi, pelayanan kesehatan, asuransi. Sehingga, perlu adanya
keamanan, dan hal-hal lain yang komunikasi antara pemerintah, biro
diperlukan oleh Jemaah haji. haji, pihak asuransi dan Jamaah agar
Pelayanan kesehatan yang diberikan klaim asuransi dapat berjalan dengan
salah satunya adalah pemberian baik.
santunan bagi Jamaah haji yang Pada praktik santunan yang
mengalami kecelakaan. Santunan dilakukan, perusahaan tempat
tersebut salah satunya adalah penelitian ini dilakukan yaitu pada
pemberian dana pada Jamaah. Jika PT. Tisaga Multazam Utama yang
kecelakaan yang disebabkan oleh didirikan pada tanggal 15 bulan Juli
pihak ketiga, yaitu pihak Arab Saudi, Tahun 1999 oleh H. Imam Bashori
maka santunan yang akan diterima melalui Rapat Pembentukan
oleh Jamaah haji yaitu dari pihak Perseroan Terbatas yang diadakan
Arab Saudi serta Jamaah juga akan dan dihadiri oleh pendiri dan
menerima santunan dari biro pengurus yang pada saat
perjalanan haji yang investigasinya pembentukan menyepakati susunan
dilakukan oleh pemerintah, lalu pihak struktur organisasi. Pada pendirian
asuransi, yaitu Megalife Unit Syariah PT. Tisaga Multazam Utama cabang
akan mencairkan dana dan Jamaah Semarang ini sudah sesuai dengan
dapat mengklaim dana asuransi Pasal 39 BAB XII mengenai
tersebut. Santunan yang diberikan Penyelenggaran Ibadah Haji Khusus
oleh biro perjalanan haji tidak dalam Undang-undang Nomor 13
diperjanjikan mengenai jumlah dana Tahun 2008 Tentang
yang akan diberikan, pasalnya, setiap Penyelenggaraan Ibadah Haji juncto
Jamaah haji Indonesia membayar Pasal 35 ayat (4) Bab III mengenai
asuransi yang menjadi bagian dari Penyelenggaran Ibadah Haji Khusus
komponen BPIH, karena itu, setiap dalam Peraturan Pemerintah Republik
korban meninggal dunia, sakit, atau Indonesia Nomor 79 Tahun 2012
cacat mesti mendapatkan santunan. Tentang Pelaksanaan Undang-undang
Salah satu santunan yang diterapkan Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
pemerintah Indonesia yaitu dana yang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan
akan diberikan pada korban Pasal 44 pada Bab XIII mengenai
kecelakaan jatuhnya crane pada Penyelenggaran Perjalanan Ibadah
tanggal 11 September 2015. Umrah dalam Undang-undang Nomor
13 Tahun 2008 Tentang

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Penyelenggaraan Ibadah Haji juncto ketiga seperti jatuhnya crane pada


Pasal 57 ayat (2) Bab IV mengenai tanggal 11 September 2015?
Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah
Umrah Peraturan Pemerintah II. METODE
Republik Indonesia Nomor 79 Tahun Dalam penelitian ini digunakan
2012 Tentang Pelaksanaan Undang- suatu metode pendekatan yaitu
undang Nomor 13 Tahun 2008 pendekatan Yuridis Empiris.
Tentang Penyelenggaraan Ibadah Pendekatan yuridis dilakukan dengan
Haji. Demi meningkatkan kemudahan melakukan penelitian terhadap aspek-
bagi masyarakat, efektivitas dan aspek hukum yang meliputi
kualitas pelayanan pada tahun 2015, peraturan-peraturan, perundang-
Multazam Wisata Tour memiliki undangan, dan peraturan lain yang
mitra usaha di berbagai kota di berhubungan dengan penulisan ini.
Indonesia, seperti Makassar, Sedangkan pendekatan empiris yaitu,
Samarinda, Bengkulu, Solo ,Jambi, dengan meneliti secara langsung pada
Bojonegoro, Palembang, Purwokerto, subyek penelitian yang dijadikan
Lampung, Bukittinggi, Karawang, sebagai data primer, yaitu tempat
Semarang, Banten, Jember, Kediri, dimana mendapatkan data pertama.
Cikampek dan Jabodetabek. Spesifikasi yang digunakan pada
Beranjak dari latar belakang penelitian ini adalah deskriptif
tersebut, maka penelitian ini analisis. Penelitian deskriptif analitis
berjudul “Perlindungan Hukum menggambarkan peraturan
Calon Jamaah Haji Terkait perundang-undangan yang dikaitkan
Santunan Dan Manfaat PT. Tisaga dengan teori-teori hukum dan praktik
Multazam Utama Dalam pelaksanaan hukum positif yang
Pelaksanaan Haji Di Arafah Dan menyangkut permasalahan yang
Mina”. dihadapi.1
Berdasarkan latar belakang yang Dalam penelitian ini teknik
telah diuraikan di atas, dapat metode pengumpulan data diperoleh
dirumuskan permasalahan sebagai melalui data primer dan data
berikut : sekunder. Dalam penulisan ini sampel
1. Apakah hak dan kewajiban dari yang digunakan ialah pihak yang
PT. Tisaga Multazam Utama terkait dalam perlindungan hukum
dengan calon Jamaah haji terkait bagi konsumen pengguna jasa Biro
dengan kewajiban Biro Perjalanan Perjalanan Haji di PT. Tisaga
Haji memberikan perlindungan Multazam Utama.
hukum? Penelitian ini menggunakan
2. Bagaimanakah pelaksanaan tehnik non random sampling yaitu
perlindungan yang diberikan PT. purposive sampling yang merupakan
Tisaga Multazam Utama terhadap penarikan sampel dengan mengambil
Jamaah haji dalam hal terjadi subyek berdasarkan tujuan tertentu.
kecelakaan akibat kesalahan pihak Metode penyajian data yaitu
pengumpulan data, selanjutnya
1
Ronny Hanitjo Soemitro, Metode Penelitian
Hukum dan Jurimetri, Jakarta : Ghalia
Indonesia, 1998, Hal. 98.

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dilakukan proses editing, yaitu proses keluarganya) merupakan hubungan


yang dilakukan dengan memeriksa yang terus-menerus dan
atau meneliti data tersebut agar berkesinambungan. Hubungan
memperoleh data yang benar serta tersebut terjadi karena keduanya
dapat dipertanggungjawabkan. memang saling menghendaki dan
Data yang diperoleh akan mempunyai tingkat ketergantungan
dianalisa dengan menggunakan yang cukup tinggi antara yang satu
metode analisa kualitatif, yaitu dengan yang lain.3
melakukan analisis data dengan Perjanjian yang telah dibuat
konsep, teori serta peraturan antara Biro Perjalanan Haji dan calon
perundang-undangan kemudian Jamaah haji, terdapat beberapa hal
diuraikan ke dalam laporan dengan yang perlu diperhatikan dalam
melakukan berbagai pertimbangan pembuatan perjanjiannya, yaitu :
terhadap data yang diperoleh selama a. Unsur-unsur perjanjian;
penelitian dilakukan. b. Syarat sahnya perjanjian;
Berdasarkan hasil wawancara
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan Bpk. Aditya selaku kepala
A. Hak dan Kewajiban dari PT. kantor perwakilan di Semarang,
Tisaga Multazam Utama mekanisme perjanjian yang dilakukan
dengan Calon Jamaah haji oleh PT. Tisaga Multazam Utama
Terkait dengan Kewajiban berdasarkan kesepakatan dengan
Biro Perjalanan Haji calon Jamaah haji. Sebelum
Memberikan Perlindungan dimulainya perjanjian diantara kedua
Hukum belah pihak, maka calon Jamaah haji
harus melaksanakan persyaratan
Perjanjian menurut Abdulkadir pendaftaran haji yang telah
Muhammad adalah suatu persetujuan ditentukan oleh PT. Tisaga Multazam
antara dua oranag atau lebih yang Utama, hak serta kewajiban yang
saling mengikatkan diri untuk dimuat dalam perjanjian harus
melaksanakan suatu hal dalam berdasarkan perundangan-undangan
lapangan harta kekayaan. Di dalam yang masih berlaku dan tidak boleh
definisi tersebut, secara jelas terdapat bertentangan. Hak dan kewajiban
konsensus antara para pihak, yaitu dalam perjanjian pemberangkatan
persetujuan antara pihak satu dengan haji Biro Haji Khusus dalam
pihak lainnya. Selain itu juga, perjanjian pemberangkatan Haji Plus
perjanjian yang dilaksanakan terletak antara pihak Biro Haji dengan Calon
pada lapangan harta kekayaan.2 Jamaah telah sesuai berdasarkan
Secara umum dan mendasar, syarat sahnya perjanjian pada Pasal
hubungan antara produsen 40 Undang-undang Nomor 13 Tahun
(perusahaan penghasil barang 2008 dan juga berdasarkan pedoman
dan/atau jasa) dengan konsumen lainnya yang telah dilaksanakan oleh
(pemakai akhir dari barang dan/atau Pihak Biro Haji Khusus agar
jasa untuk diri sendiri atau meningkatnya pelayanan.

2 3
M. Yahya Harahap. Segi-segi Hukum Sri Redjeki Hartono, op. cit., hal. 36.
Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, hal. 6

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pencantuman hak serta b. Memberikan saran sewaktu-waktu


kewajiban dalam perjanjian tertulis jika diperlukan kepada Pihak
yang dilakukan oleh Biro Haji dengan Konsumen;
Calon Jamaah haji bertujuan untuk c. Memberikan perlindungan baik
mengikat bagi pihak Biro Haji dengan berupa jasmani dan rohani;
Calon Jamaah haji dalam d. Pemerintah berkewajiban
pelaksanaannya, hal itu didasarkan melakukan pembinaan, pelayanan,
karena perjanjian yang paling banyak dan perlindungan dengan
dilakukan para pihak dengan bahasa menyediakan layanan
sempurna secara lisan dan tertulis administrasi, bimbingan Ibadah
untuk memberikan kepastian hukum Haji, Akomodasi, Transportasi,
dan sebagai alat bukti sempurna serta Pelayanan Kesehatan, keamanan,
otentik jika timbulnya sengketa. dan hal-hal lain yang diperlukan
Kewajiban Pemborong Pekerjaan oleh Jemaah haji.
(Produsen) di dalam Pasal 1 Kewajiban Pihak yang
Perjanjian Perusahaan antara memborong (Konsumen), yaitu
Multazam Tour dengan Calon Jamaah Beberapa kewajiban Jemaah haji di
haji yaitu : Tanah Air dan di Tanah Suci terdapat
a. Memberikan fasilitas bagi di dalam Pasal 3 Perjanjian
karyawan dan tenaga marketing; Perusahaan antara Multazam Tour
b. Menyiapkan beberapa program dengan Calon Jamaah haji, yaitu :
yang berhubungan dengan haji dan a) Mematuhi tata tertib dan aturan-
umroh; aturan mengenai penyelenggaraan
c. Menyiapkan tim khusus untuk ibadah haji;
pelatihan manasik haji, manasik b) Menjaga nama baik bangsa dan
umroh, tim pengantar dan negara;
penjemput Jamaah di Bandara; c) Membayar seluruh biaya fasilitas
d. Menyiapkan instruktur khusus yang diberikan Multazam Tour.
untuk memberikan pelatihan Hak Pemborong Pekerjaan di
sesuai job kepada tenaga dalam Pasal 4 Perjanjian Perusahaan
pemasar/agen; antara Multazam Tour dengan Calon
e. Mempromosikan produk-produk Jamaah haji yaitu :
yang ada di travel umroh haji, Hak biro travel umroh haji
membayar gaji karyawan setiap mencakup :
bulan. Hak yang diterima oleh pihak
Kewajiban pada Pasal 1 lebih Multazam tour yaitu, mendapatkan
mengutamakan kepentingan bagi keuntungan/profit dari Jamaah haji
karyawan PT. Tisaga Multazam dan umroh yang telah mendaftarkan
Utama, sedangkan kewajiban pada dirinya di Multazam tour. Selain
Pasal 2 mengutamakan kepentingan mendapatkan fee / komisi, agen juga
calon Jamaah haji, yaitu : mempunyai hak lainnya seperti :
a. Menjamin bahwa penyerahan jasa 1) Mendapatkan pelatihan atau
yang berupa fasilitas maupun bimbingan tata cara pemasaran
berupa santunan kepada Pihak produk umroh dan haji oleh ketua
Konsumen sesuai dengan pimpinan Biro Haji kepada ketua
kebijakan Pemerintah; pimpinan cabang berdasarkan

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

peraturan Kementrian Agama tour sebagai haji khusus yaitu


dan peraturan lainnya yang hotel bintang 5 atau 4.
berkaitan. 4) Serta konsumsi selama maksimal
2) Mendapatkan reward tertentu 24 jam menjelang pemulangan ke
dari prestasi ataupun target yang tanah air.
berhasil dicapai oleh agen / mitra - Saat di Madinah dalam Pasal 7
tersebut. antara Perjanjian Multazam Tour
3) Mendapatkan fasilitas dengan Jamaah haji :
pendukung untuk melakukan 1) Pemondokan/hotel, dalam hal
promosi kepada masyarakat. penelitian di Multazam tour
Hak Pihak yang menerima jasa fasilitas yang diberikan Multazam
(Konsumen) di dalam Pasal 5 tour sebagai haji khusus yaitu
Perjanjian Perusahaan antara hotel bintang 5 atau 4.
Multazam Tour dengan Calon Jamaah 2) Konsumsi selama 8½ hari;
haji, yaitu : 3) Konsumsi pada saat kedatangan di
terminal Hijrah dan di Km 9 dalam
- Sebelum mendapatkan hak di Arab
Saudi, Jamaah haji memiliki hak di perjalanan ke Makkah/Jeddah;
tanah air seperti : 4) Transportasi ke Makkah/Jeddah
1) Bimbingan ibadah dan manasik menjelang pemulangan ke tanah
haji beberapa bulan sebelum air.
berangkat haji. - Saat di Makkah dalam Pasal 8 antara
2) Pengelompokan dalam kelompok Perjanjian Multazam Tour dengan
terbang (kloter). Jamaah haji :
3) Akomodasi selama maksimal 24 1) Pemondokan/ hotel, dalam hal
jam di asrama haji, termasuk penelitian di Multazam tour
mendapatkan konsumsi; Paspor fasilitas yang diberikan Multazam
Haji yang telah divisa; Gelang tour sebagai haji khusus yaitu
Identitas Jemaah haji; Living Cost; hotel bintang 5 atau 4;
bimbingan ibadah dan manasik 2) Transportasi ke Masjidil Haram
haji. bagi Jamaah yang menempati
4) Transportasi Indonesia-Arab Saudi pemondokan/hotel yang jauh.
pergi pulang. Dalam hal penelitian di Multazam
5) Pelayanan kesehatan dan tour fasilitas yang diberikan
perawatan Jamaah haji yang sakit. Multazam tour sebagai haji khusus
- Saat berada di Arab Saudi ketika yaitu hotel bintang 5 atau 4.
berada di Jeddah dalam Pasal 6 3) Transportasi ke Madinah/Jeddah
antara Perjanjian Multazam Tour menjelang pemulangan ke tanah
dengan Jamaah haji : air.
1) Konsumsi pada saat kedatangan 4) Arafah dan Mina, Tenda dan
para Jamaah haji di bandara KAIA konsumsi;
Jeddah; 5) Transportasi Makkah-Arafah-
2) Transportasi menuju Madinah atau Muzdalifah-Mina-Makkah.
Makkah; 6) Pelayanan Kesehatan, dilakukan
3) Pemondokan/hotel, dalam hal oleh petugas kesehatan kloter,
penelitian di Multazam tour Sektor dan Balai Pengobatan Haji
fasilitas yang diberikan Multazam Indonesia (BPHI) Daerah Kerja.

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

7) Jemaah haji sakit yang sampai pemondokan/hotel, dalam hal


berakhirnya operasional haji di penelitian di Multazam tour
Arab Saudi masih dirawat di fasilitas yang diberikan Multazam
Rumah Sakit Arab Saudi (Jeddah, tour sebagai haji khusus yaitu
Makkah dan Madinah) menjadi hotel bintang 5 atau 4 selama di
tanggungan pemerintah Arab tanah air, di Arab Saudi, dan saat
Saudi dan pemulangannya ke kepulangan ke tanah air.
Indonesia setelah dinyatakan
sembuh ditanggung oleh maskapai B. Pelaksanaan Perlindungan
penerbangan yang Konsumen Yang Diberikan
memberangkatkan sampai Tisaga Multazam Utama
embarkasi. Terhadap Jamaah haji Dalam
Pemberian hak tersebut Hal Terjadi Kecelakaan Akibat
berdasarkan perjanjian yang telah Kesalahan Pihak Ketiga
dilakukan ketika Calon Jamaah haji Seperti Jatuhnya Crane Pada
sudah mendaftarkan diri sebagai Tanggal 11 September 2015
pendaftar di Multazam tour. Selain Perlindungan terhadap calon
hak yang disepakati kedua belah Jamaah haji melalui jaminan berupa
pihak, maka ada hak yang telah diatur legalitas yang telah diatur dalam
oleh Undang-undang Nomor 13 Undang-undang Nomor 13 Tahun
Tahun 2008 Tentang 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 7 Ibadah Haji dijelaskan penyelenggara
ayat (1) yang dicantumkan di Pasal 9 haji bisa memberangkatkan calon
dalam Perjanjian Multazam Tour Jemaah haji dan umrah jika memiliki
dengan Jamaah haji yaitu : Jemaah izin dari Kementerian Agama
haji berhak memperoleh pembinaan, Republik Indonesia (Kemenag RI).
pelayanan, dan perlindungan dalam Seluruh biro travel haji dan umrah
menjalankan Ibadah Haji, yang yang berizin tercantum namanya di
meliputi: database Kemenag RI, sehingga biro
a. Pembimbingan manasik haji travel yang tidak terdaftar merupakan
dan/atau materi lainnya, baik di ilegal dan melanggar hukum. Dalam
tanah air, di perjalanan, maupun di Bab 12 Pasal 38 UU Nomor 13/2008
Arab Saudi; dijelaskan, dalam rangka
b. Pelayanan Akomodasi, Konsumsi, Penyelenggaraan Ibadah Haji yang
Transportasi, dan Pelayanan membutuhkan pelayanan khusus,
Kesehatan yang memadai, baik di dapat diselenggarakan Ibadah Haji
tanah air, selama di perjalanan, Khusus yang pengelolaan dan
maupun di Arab Saudi; pembiayaannya bersifat khusus.
c. Perlindungan sebagai Warga Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus
Negara Indonesia; dilaksanakan oleh Penyelenggara
d. Penggunaan Paspor Haji dan Ibadah Haji Khusus yang telah
dokumen lainnya yang diperlukan mendapat izin dari Menteri atau
untuk pelaksanaan Ibadah Haji; (Kemenag RI). Dengan adanya
dan jaminan legalitas dan surat izin, maka
e. Pemberian kenyamanan dapat dijadikan jaminan jika ada
Transportasi dan sesuatu yang tidak diinginkan, seperti

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pencabutan izin tersebut. Selain itu, timbul atas pengelolaan pemberian


maka jaminan bagi para Pemakai Jasa jasa oleh Multazam tour.
ialah garansi uang kembali jika ada - Memberikan informasi jika calon
calon Jamaah haji yang secara tiba- Jamaah haji melakukan perpindahan
tiba karena kondisi dan alasan darurat alamat, batal untuk melakukan
(syarat dan ketentuan berlaku) serta ibadah haji, dan lain-lain yang
alasan tersebut dapat dipahami maka diduga akan mengganggu perjanjian
uang akan kembali sesuai dengan ini.
aturan yang berlaku, serta adanya b) Wanprestasi Para Pihak dalam
jaminan asuransi jiwa jika Jamaah Perjanjian Pemborongan Kerja
mengalami kecelakaan atau kematian. Tour Haji
Ada beberapa macam prestasi 1). Wanprestasi pada Multazam
dan wanprestasi antar pihak dalam tour berupa :
perjanjian Pemborongan Kerja - Tidak terpenuhinya prestasi, yaitu
khususnya dalam perjanjian antara tidak terpenuhinya pelayanan
Jamaah haji dan Biro Haji4, yaitu : kesehatan yang memadai, baik di
tanah air, selama di perjalanan,
a) Prestasi Para Pihak dalam maupun di Arab Saudi;
Pemborongan Kerja Tour Haji Hal ini dikarenakan pada
1) Prestasi pada biro Multazam musibah jatuhnya crane adalah
tour berupa : kesalahan pihak ketiga, sehingga
-Menjamin bahwa penyerahan yang berkewajiban memberikan
fasilitas untuk melaksanakan haji pelayanan kesehatan adalah pihak
kepada Calon Jamaah haji yang ketiga, namun sebagai Biro
telah terdaftar di Multazam tour Perjalanan Haji jika terjadinya
sesuai dengan kesepakatan antar dua musibah yang menimpa para Jamaah
pihak. haji juga berwenang memberikan
- Memberikan saran sewaktu-waktu santunan. Pasalnya, setiap Jamaah
kepada Multazam tour agar haji Indonesia membayar asuransi
tercapainya tujuan dan pemanfaatan yang menjadi bagian dari komponen
melaksanakan haji sesuai dengan BPIH. Karena itu, setiap korban
tujuan ibadah haji. meninggal dunia, sakit, atau cacat
2) Prestasi pada Calon Jamaah haji mesti mendapatkan santunan, dan
di Multazam tour berupa : menurut hasil wawancara yang telah
- Memberikan informasi mengenai dilakukan, Bpk. Aditya mengatakan
fasilitas sebelum berangkat ke bahwa santunan memang harus ada
Mekkah maupun sesudah berangkat namun tidak diperjanjikan mengenai
ke Mekkah serta informasi lain yang jumlah maupun bentuk santunan yang
diperlukan terkait dengan akan diberikan. Adapun alasan belum
pemanfaatan konsumenan jasa dan adanya santunan dari Biro Perjalanan
kemajuan terhadap usaha yang akan Haji tersebut dikarenakan dana yang
telah disetorkan ke Pemerintah belum
4
Wawancara dengan dengan Bpk. Aditya 14.03, di Jalan Sambiroto Raya no. 87 B-C,
Saputra Wijaya sebagai Kepala Kantor Semarang, Jawa Tengah.
Perwakilan at Multazam Wisata Tour
Semarang pada tanggal 19 Maret 2016 pukul

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sampai pada Multazam tour untuk adalah memberikan perlindungan,


memberikan santunan kepada Jamaah perlindungan yang diberikan
yang terkena musibah. antara lain, santunan bagi Jamaah
Kemenag juga menghimbau haji yang terkena musibah.
kepada Asuransi Jiwa Mega Life Unit Namun, dalam melaksanakan
Syariah agar segera perlindungan tersebut, adanya
mensosialisasikan ini kembali agar hambatan seperti terlambat dalam
semua Jemaah haji yang berhak memberikan santunan karena
memperoleh manfaat asuransi dapat kesalahan pihak asuransi maupun
segera menerimanya. 5 pihak Jamaah haji sehingga
pelaksanaan perlindungan
IV. KESIMPULAN terhambat dan merugikan para
1. Hak dan kewajiban para pihak pihak. Penyelesaian yang akan
telah disepakati di awal perjanjian dilaksanakan sesuai dengan
ketika Calon Jamaah haji sepakat kebijakan masing-masing biro
untuk melakukan ibadah haji namun tetap berpedoman pada
dengan fasilitas yang akan peraturan yang membahas
diberikan oleh Multazam Tour. mengenai haji.
Kewajiban utama biro haji ialah Saran terkait santunan dan
memberikan pelayanan di tanah air manfaat yang diharapkan dan tindak
dan di Arab Saudi kepada Jamaah lanjut kedepannya menurut penulis
meliputi kesehatan, transportasi, yaitu:
akomodasi, perlindungan, 1. Bagi Biro Jamaah Haji agar
konsumsi, dan sebagainya, dan hak menginformasikan kepada Jamaah
biro perjalanan haji ialah untuk melakukan klaim sebelum
mendapatkan upah dari Jamaah waktu tenggang.
haji. Sedangkan kewajiban utama 2. Bagi Pemerintah agar tidak
Jamaah haji ialah membayar berlarut-larut dalam memberikan
seluruh biaya terkait jasa yang santunan pada Calon Jamaah haji
diberikan biro perjalanan haji, dan memberikan santunan sesuai
serta hak Jamaah haji ialah dengan musibah yang dialami oleh
mendapat fasilitas di tanah air Jamaah haji.
maupun di Arab Saudi terutama 3. Bagi Jamaah haji agar mengklaim
dalam hal perlindungan hukum. asuransi sesuai dengan waktu yang
Perlindungan hukum yang telah ditentukan.
diberikan Multazam tour berupa
santunan bagi Jamaah yang V. DAFTAR PUSTAKA
terkena musibah, namun sering Buku Literatur
kali santunan tersebut terhambat Soemitro, Ronny Hanitijo, 1998,
karena faktor eksternal maupun Metodelogi Penelitian Hukum
internal. Dan Jumetri, Jakarta: Ghalia
2. Kewajiban pokok yang diberikan Indonesia;
Multazam Tour salah satunya
5
https://www.facebook.com/permalink.php
?story_fbid=1204725002877049&id=49412
4027270487

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Harahap, M. Yahya, Segi-segi Hukum


Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986,
hal. 6

Hartono, Sri Redjeki, makalah


“Aspek-aspek Hukum Perlindungan
Konsumen” dalam buku Hukum
Perlindungan Konsumen, penyunting
Husni Syawali dan Neni Sri
Imaniyati, (Bandung: Mandar Maju,
2000).hal. 36.

Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji;

Undang-Undang Nomor 8 Tahun


1999 tentang perlindungan
Konsumen;

Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 79 Tahun 2012
Tentang Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji

Website
https://www.facebook.com/permalink.
php?story_fbid=1204725002877049&id
=494124027270487

10

Anda mungkin juga menyukai