Anda di halaman 1dari 10

SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN …....................

TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ATAS PEMBATALAN


PEMBERANGKATAN HAJI PLUS DAN UMROH

Savira Rianda Ariani, Fendi Setyawan, Firman Floranta Adonara.


Hukum Perdata Ekonomi, Fakultas Hukum, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: savirarianda@gmail.com

Abstrak
Biro perjalanan Haji dan Umroh merupakan suatu badan usaha yang dapat memberikan pelayanan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan dunia perjalanan ibadah haji dan umroh. Biro perjalanan Haji dan Umroh adalah usaha penyedia
jasa perencanaan atau jasa pelayanan penyelenggaraan ibadah haji dan Umroh. Keberadaan biro perjalanan akan lebih
memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Biro perjalanan haji dan umroh memberikan jasa
dengan tanggung jawab penuh terjadap pengguna jasa sehingga memberi perlindungan penuh terhadap pengguna jasa apabila
terjadi sesuatu kejadian yang tidak diinginkan. Dalam prakteknya masih banyak biro perjalanan yang melakukan penipuan
terhadap Calon Jamaah. Terutama Calon Jamaah yang kurang jeli dalam memilih biro perjalanan. Banyaknya kasus-kasus
penipuan yang dilakukan oleh biro perjalanan merugikan Calon Jamaah dan menyebabkan para Calon Jamaah merasa tidak
adanya perlindungan dalam menjalankan Ibadahnya.Calon Jamaah seharusnya mendapatkan perlindungan hukum dari
tindakan merugikan yang disebabkan oleh kesalahan biro perjalanan. Sebuah perlindungan hukum yang dijamin oleh sebuah
sistem hukum yang memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-hak dari Calon Jamaah.

Kata Kunci: Biro Perjalanan, Haji, Umroh, dan Perlindungan Hukum,

Abstract
Hajj and Umrah travel agency is an entity that can provide service on all things related to the world of the Hajj and Umrah
trips . Hajj and Umrah travel agency is a business service provider services the ministry of planning or organizing Hajj and
Umrah . The existence of the travel agency will be easier for people to meet desired needs . Hajj and Umrah travel agencies
provide services with full responsibility to service users so as to give full protection to the service user in case something
unexpected . In practice there are many travel agents who commit fraud against the prospective pilgrims . Especially the
pilgrims who are less keen in choosing travel services . The number of cases of fraud committed by the travel agency
adverse pilgrims felt the absence of protection in carrying iabadah pilgrims , should get legal protection from adverse
action caused by faulty travel agency . A legal protection guaranteed by a legal system that guarantees the fulfillment of the
rights of prospective pilgrims .

Keywords: Travel Agent, Hajj, Umrah, and Legal Protection

Pendahuluan Pada setiap tahunnya Arab Saudi selalu kebanjiran


turis dari seluruh penjuru dunia. Namun bukan untuk
A. Latar Belakang berwisata tetapi untuk melakukan ibadah haji atau umroh.
Biro perjalanan Haji dan Umroh adalah usaha Dari seluruh negara yang mengirimkan jama’ahnya,
penyedia jasa perencanaan atau jasa pelayanan Indonesia tercatat sebagai negara pengirim calon jama’ah
penyelenggaraan ibadah haji dan Umroh. Biro perjalanan haji terbesar di dunia yaitu sebesar 221.000 (dua puluh satu
Haji dan Umroh merupakan suatu badan usaha yang dapat ribu) jama’ah haji. Indonesia adalah negara paling banyak
memberikan pelayanan tentang segala sesuatu yang jama’ah nya yang datang ke Arab, kata duta besar Arab
berhubungan dengan dunia perjalanan ibadah haji dan Saudi di Indonesia Mustafa Ibrahim Al-Mubaraq saat
umroh. Keberadaan biro perjalanan akan lebih memudahkan bekunjung ke redaksi Tempo Rabu 14 November 2012.
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Menurut Mustafa, setiap tahun negaranya menampung
Biro perjalanan haji dan umroh memberikan jasa dengan 4.000.000 (empat juta) lebih orang dari seluruh dunia yang
tanggung jawab penuh terjadap pengguna jasa sehingga ingin melaksanakan ibadah haji. Indonesia yang dengan
memberi perlindungan penuh terhadap pengguna jasa jumlah muslim terbanyak di dunia, tentu saja mengirim
apabila terjadi sesuatu kejadian yang tidak diinginkan. calon jam’ah haji dengan jumlah yang besar. Tahun 2012

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012


SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ….................... 2

Indonesia mengirim jama’ah haji sebanyak 221.000 (dua sabar harus menunggu antrian keberangkatan haji reguler
puluh satu ribu) orang. Dengan rincian 190.000 (seratus yang cukup lama.
sembilan puluh ribu) jama’ah ongkos naik haji dan sisanya Dalam prakteknya masih banyak biro perjalanan yang
memakai ongkos naik haji khusus. 1[1] melakukan penipuan terhadap Calon Jamaah. Terutama
Seperti yang sudah diketahui, bahwa minat Ibadah Calon Jamaah yang kurang jeli dalam memilih biro
Umroh jamaah asal Indonesia adalah yang terbanyak di perjalanan. Banyaknya kasus-kasus penipuan yang dilakukan
seluruh penjuru dunia. Hal inilah yang menyebabkan banyak oleh biro perjalanan merugikan Calon Jamaah dan
sekali penyelenggara Umroh atau travel baru bermunculan menyebabkan para Calon Jamaah merasa tidak adanya
menyambutnya. Tiap tahun bertambah puluhan Travel perlindungan dalam menjalankan Ibadahnya.Calon Jamaah
Umroh baru, baik itu yang memiliki izin resmi maupun yang seharusnya mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan
sifatnya konsorsium dengan Travel Umroh lainnya.2[2] merugikan yang disebabkan oleh kesalahan biro perjalanan.
Karena sepanjang tahun animo umat Islam untuk berhaji Sebuah perlindungan hukum yang dijamin oleh sebuah
tidak pernah surut, peserta program dana talangan makin sistem hukum yang memberikan jaminan terhadap
banyak bahkan pada bulan-bulan Ramadhan-Syawal, banyak pemenuhan hak-hak dari Calon Jamaah.
yang mendaftar Umroh. Tidak heran jika pada daerah Berdasarkan uraian tersebut diatas, dihubungkan
tertentu yang animo umat Islamnya untuk berhaji atau dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang
berumroh sangat tinggi, antrian daftar tunggu haji sudah Penyelenggaraan Haji beserta peraturan pelaksananya, maka
mencapai 12-13 tahun sehingga banyak jamaah yang lebih penulis tertarik untuk meneliti dan membahasnya lebih lanjut
memilih Haji Khusus atau Umroh yang mana mereka tidak dalam suatu karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul:
perlu menunggu terlalu lama. “TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO
Dengan makin panjangnya daftar tunggu, sebagian PERJALANAN ATAS PEMBATALAN
orang yang cukup punya uang dan tidak sabar menunggu, PEMBERANGKATAN HAJI PLUS DAN UMROH”
memilih beralih ke biro penyelenggara Haji Khusus.
Memang biayanya membengkak bisa lebih dari dua kali 1.1 Rumusan Masalah
lipat. Pada tahun 2012 ongkos naik haji reguler sekitar Rp 1. Bagaimanakah sistem pengaturan Haji Khusus dan umroh
35.000.000 (tiga puluh lima juta), maka ongkos naik Haji di Indonesia?
Khusus umumnya dipatok di angka Rp. 75.000.000 (tujuh 2. Bagaimanakah bentuk pertanggung jawaban travel agent
puluh lima juta). Hanya saja, karena banyak orang berpindah terhadap konsumen atas pembatalan pemberangkatan
ke Haji Khusus sementara jatah untuk Haji Khusus hanya Haji Khusus dan umroh?
17.000 orang setiap tahunnya, maka 2-3 tahun belakangan 3. Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan konsumen
ini jama’ah Haji Khusus pun harus masuk daftar tunggu. terhadap pembatalan pemberangkatan Haji Khusus dan
Wakil dari asosiasi perjalanan haji menyebutkan di beberapa umroh?
daerah bahkan daftar tunggu Haji Khusus mencapai 4 tahun. 3
[3] 1.2 Tujuan Penelitian
Sayangnya, sebagian besar travel biro penyelenggara Agar memperoleh tujuan yang diharapkan maka perlu
Haji Khusus ini tidak transparan kepada Calon Jama’ah untuk menetapkan tujuan penulisan. Tujuan penulisan
Haji. Mereka tidak mau menyampaikan bahwa Haji Khusus skripsi ini meliputi 2 (dua) hal, yaitu tujuan umum dan
pun masuk daftar tunggu. Bahkan seolah memanfaatkan tujuan khusus.
Calon Jama/ah Haji yang “kebelet” pergi haji, mereka malah a. Tujuan Umum
menjanjikan kepastian berangkat tahun ini atau tahun depan. Tujuan umum penulisan skripsi ini adalah :
Padahal semua itu sifatnya masih berupa usulan kepada 1) Untuk memenuhi dan melengkapi tugas akhir sebagai
Kemenag, yang bisa saja disetujui bisa pula ditolak! salah satu persyaratan akademis yang telah ditentukan
Akibatnya, terjadilah fenomena seperti yang ramai guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Universitas
dibincangkan sepekan terakhir ini: Calon Jama’ah Haji batal Jember.
berangkat meski sudah menginap berhari-hari di hotel kelas 2) Sebagai salah satu sasaran untuk mengembangkan ilmu
melati sekitar bandara. Alasan visa belum keluar sebenarnya pengetahuan hukum yang telah diperoleh dari
sudah bisa diprediksi. Jelas Kedubes Saudi Arabia tak akan perkuliahan secara teoritis dengan praktek yang terjadi
mengeluarkan visa haji, sebab memang jatahnya sudah dalam kehidupan masyarakat.
habis. 3) Untuk memberikan wawasan dan informasi serta
Setiap Calon Jamaah yang ingin melakukan ibadah sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi pemerintah,
Haji atau Umroh tidak bisa berangkat sendiri tanpa melalui msyarakat, almamater, mahasiswa Fakultas Hukum
biro perjalanan yang saat ini banyak berdiri. Menjamurnya Universitas Jember serta pihak yang tertarik dan berminat
biro perjalanan itu sendiri diakibatkan karena minat terhadap permasalahan yang dihdapi.
masyarakat Indonesia yang sangat tinggi dan karena tidak
b. Tujuan Khusus
1
http://www.tempo.co/read/news/2012/11/15/173441866 diakses pada Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi
hari Rabu, tanggal 5 Juni 2013. ini adalah:
2
http://www.okezone.co/read/news/2012/11/15/173441976 diakses pada 1) Untuk mengetahui dan memahami sistem dan mekanisme
hari Rabu, tanggal 5 Juni 2013. pemberangkatan perjalanan Haji Khusus dan umroh di
3
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/10/24/rumitnya-berhaji- Indonesia.
di-indonesia-503220.html diakses pada hari Kamis, tanggal 7 Juni 2013.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012


SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ….................... 3

2) Untuk mengetahui dan memahami pertanggungjawaban digunakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
hukum biro perjalanan terhadap pembatalan bahan non hukum.
pemberangkatan Haji Khusus dan umroh. a. Bahan Hukum Primer
3) Untuk mengetahui dan memahami perlindungan hukum Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang
terhadap konsumen yang dirugikan oleh penyedia jasa. bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-
4) Untuk mengetahui dan memahami upaya yang dapat bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan,
dilakukan oleh konsumen apabila dirugikan oleh catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan
penyedia layanan pemberangkatan Haji Khusus dan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.7
umroh. [7]Bahan hukum primer yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini terdiri dari:
1.3 Metode Penelitian 1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata
Penulisan suatu karya ilmiah selalu membutuhkan atau BW);
metode penelitian. Metode berarti cara yang tepat untuk 2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang
melakukan sesuatu, sedangkan penelitian berarti suatu Penyelenggaraan Ibadah haji
kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan 3) Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
menganalisa sampai menyusun laporannya. Metode Perlindungan Konsumen.
penelitian digunakan sebagai cara sistematis untuk mencari, b. Bahan Hukum Sekunder
menemukan, mengembangkan, menganalisis permasalahan, Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-
penelitian skripsi ini digunakan metode penelitian sebagai kamus hukum, jurnal-jurnal hukum dan komentar-
berikut: komentar ahli hukum atas putusan pengadilan.8[8]
Sehubungan dengan itu, maka bahan hukum sekunder
1.3.1 Tipe Penelitian yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
Penelitian hukum ini termasuk penelitian yurudis buku-buku teks dan tulisan-tulisan hukum yang relevan
normatif. Artinya, penelitian yang memandang hukum dengan tema yang diangkat dalam penulisan ini.
sebagai norma, baik berupa asas moral atau keadilan, norma- c. Bahan Non Hukum
norma yang terdapat dalam hukum positif, atau norma- Bahan non hukum merupakan penunjang bagi sumber
norma yang dibuat keputusan hakim.4[4] Penelitian ini, bahan hukum primer dan sekunder, yaitu badan hukum
khususnya, terkait dengan norma-norma yang terdapat dalam yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap
hukum positif, berupa, peraturan perundang-undangan yang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Dalam
berlaku dan literatur yang berisi konsep teoritis serta penulisan skripsi ini penulis menggunakan bahan non
pendapat sarjana yang kemudian dihubungkan dengan hukum berupa bahan yang diambil dari internet serta
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. bahan-bahan non hukum lainnya.

1.3.2 Pendekatan Masalah 1.3.4 Analisis Bahan Hukum


Penelitian hukum mempunyai beberapa pendekatan. Proses analisis bahan hukum merupakan proses
Dengan adanya pendekatan tersebut, peneliti akan menemukan jawaban dari pokok permasalahan yang timbul
memperoleh informasi dari berbagai aspek mengenai isu dari fakta hukum, proses tersebut dilakukan dengan
yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya. Pendekatan beberapa tahapan yaitu:9 [9]
yang dilakukan oleh penulis adalah pendekatan undang- 1. Mengidentifikasikan fakta hukum dan mengeliminir hal-
undang (statute approach) dan pendekatan konseptual hal yang tidak relevan untuk menetapkan permasalahan
(conseptual approach). yang hendak diajukan;
Pendekatan undang-undang (statute approach) 2. Pengumpulan bahan-bahan hukum dan sekiranya
dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan dianggap memiliki relevansi juga bahan-bahan non
regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang hukum;
sedang ditangani.5[5]Sedangkan pendekatan konseptual 3. Melakukan telaah atas permasalahan yang diajukan
(conseptual approach) beranjak dari pandangan-pandangan berdasarkan bahan-bahan yang telah dikumpulkan;
dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. 4. Menarik kesimpulan dalam bentuk argumentasi yang
Dengan tujuan untuk menemukan ide-ide yang melahirkan menjawab permasalahan yang diajukan;
pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum, dan 5. Memberikan preskrispi atau hal yang sebenarnya harus
asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi.6 [6] dilakukan berdasarkan argumentasi yang telah dibangun
dalam kesimpulan.
1.3.3 Bahan Hukum Bahan yang sudah terkumpul kemudian dianalisa agar
Bahan hukum merupakan bahan yang dipakai dalam dapat digunakan sebagai bahan yang bersifat deskriptif yaitu
menulis sebuah karya ilmiah. Dalam penyusunan skripsi ini bahasan yang memberikan gambaran yang secara lengkap
4
Burhan Ashshofa, Metode Peneltian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta,
dan jelas mengenai permasalahan yang terjadi di lapangan
2007), hal. 33-34.
5
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada
7
Ibid, hal. 141.
Media Grup, 2010) hal. 93. 8
Ibid
6
Ibid, hal. 95. 9
Ibid, hal. 171.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012


SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ….................... 4

kemudian disesuaikan dengan berbagai teori dan praktek. peraturan pelaksananya berupa Peraturan Pemerintah
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap data-data itu dengan Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
menggunakan suatu metode deskriptif yang memberikan Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
gambaran secara lengkap dan jelas megenai permasalahan Ibadah Haji.
yang ada dan didasarkan pada peraturan perundang- Sistem pengaturan penyelenggaraan ibadah haji pada
undangan yang berlaku. Kemudian menarik kesimpulan dasarnya dibagi menjadi dua, hal ini sesuai dengan Pasal 3
dengan metode deduktif yaitu suatu metode yang menarik Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 yang berbunyi
kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang “penyelenggaraan ibadah haji terdiri atas : a.
bersifat khusus.10 [10] penyelenggaraan ibadah haji reguler dan b. penyelenggaraan
ibadah haji khusus.12[12] Pelaksanaan ibadah haji reguler
Pembahasan secara nasional menjadi tanggung jawab pemerintah dengan
pelaksanaannya diatur oleh Kementerian Agama Republik
2.1 Sistem Pengaturan Haji Khusus dan Umroh di Indonesia. Terkait dengan pelaksanaan/ penyelenggaraan
Indonesia ibadah haji tersebut, maka dalam pembahasan ini akan
Program penyelenggaraan ibadah Haji di Indonesia dijelaskan tentang bagaimana sistem penyelenggaraan
secara resmi dikelola oleh Kementrian Agama Republik ibadah haji reguler dan bagaimana sistem penyelenggaraan
Indonesia (Kemenag RI), baik haji Reguler maupun Haji ibadah haji khusus.
Khusus Departemen Agama. Seiring sangat tingginya minat Penyelenggaraan ibadah haji reguler dijelaskan dalam
masyarakat menunaikan Ibadah Haji, daftar Antrian tunggu Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 yang
untuk haji reguler sudah sampai tahun 2021 (tiap provinsi menyatakan bahwa dalam melaksanakan tanggung jawab
berbeda tahunnya). Sedangkan untuk daftar antrian tunggu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah
haji khusus sudah sampai tahun 2016. Tentunya hal ini Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
menjadi dilema yang cukup serius bagi sebagian kalangan Nomor 13 Tahun 2008 menteri menyelenggarakan kegiatan :
yang ingin melaksanakan ibadah haji tanpa ikut antrian a. Pendaftaran
daftar tunggu. Istilah haji non quota sudah sering menjadi b. Penetapan kuota haji;
perbincangan menjelang musim Haji, mulai dari cap haji c. Penetapan besaran setoran awal dan pembayaran BPIH;
Ilegal, Haji Sandal Jepit, Haji Haram, Haji terlantar d. Bimbingan jamaah haji;
bahkan sampai haji yang gagal berangkat, Istilah non quota e. Pembentukan panitia penyelenggaraan ibadah haji;
artinya yang tidak melalui haji Quota pemerintah apapun itu f. Pelayanan administrasi dan dokumen haji;
caranya.11[11] g. Pelayanan transportasi jemaah haji;
Keinginan untuk menjalankan rukun iman ke lima ini h. Pelayanan akomodasi dan konsumsi;
terpancar jelas dalam diri calon jamaah, salah satu alternatif i. Pembinaan dan pelayanan kesehatan jamaah haji;
untuk mengantarkan mereka sampai ke tanah suci secara j. Perlindungan jamaah haji dan petugas haji. Dan;
cepat adalah dengan menggunakan biro penyelenggara k. Koordinasi penyelenggaraan ibadah haji;13[13]
umrah dan Haji Khusus. Karena jika dipaksakan juga Pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji tiap
melalui jalur reguler, keinginan tersebut baru bisa terwujud tahun di Indonesia ditentukan oleh kuota yang telah
setelah antri bertahun-tahun dalam sistim waiting list (daftar diberikan oleh pemerintah kerajaan Arab Saudi, setelah
tunggu). Sementara usia semakin senja sehingga rasa pemerintah Republik Indonesia mempunyai pemberangkatan
ketakutan tidak akan bisa masuk dalam daftar keberangkatan ibadah haji maka kuota tersebut dibagi secara proposional
yang masih lama tersebut semakin memaksa mereka untuk dan adil sesuai dengan jumlah propinsi dan banyaknya calon
menggunakan biro perjalanan umrah dan haji khusus. jemaah haji yang terdaftar dalam daftar tunggu
Tingginya animo masyarakat serta membengkaknya pemberangkatan haji. Warga negara Indonesia yang
pendaftar calon jamaah haji dan umrah dari tahun-ketahun berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji, sebagai langkah
tidak diiringi dengan sistem dan manajemen operasional awalnya harus melakukan pendaftaran haji melalui
yang baku dari penyelenggara haji dan umrah, sehingga Kementerian Agama atau perwakilannya di tiap kabupaten
terjadi sistem dan aturan identik dengan tambal sulam atau kota sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang telah
mudah berubah- ubah. Akibatnya, yang jadi korban adalah ditentukan. Setelah calon jamaah haji melakukan
masyarakat baik fisik maupun materi. pendaftaran untuk melaksanakan ibadah haji, maka calon
Bisnis travel haji-umroh adalah layanan dalam bentuk jamaah haji tersebut mendapatkan nomor urut pendaftaran
peribadatan, seharusnya usaha ini benar-benar dikelola pemberangkatan ibadah haji.
secara benar dan sebaik mungkin agar tidak ada masalah. Penyelenggaraan ibadah haji khusus adalah
Regulasi atau peraturan terkait dengan sistem penyelenggaraan ibadah haji khusus yang pelayanan,
penyelenggaraan ibadah haji dan umroh di Indonesia diatur pengelolaan dan pembiayaannya bersifat khusus. Pelayanan
mulai dari Undang-undang sampai dengan peraturannya dan pelaksanaan ibadah haji khusus tersebut meliputi waktu
pelaksananya. Sistem pengaturan Haji Reguler, Haji Khusus pelaksanaan, akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan
(plus) dan umroh diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 dan bimbingan ibadah haji. Berbeda dengan
tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan
12
Pasal 3 PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
10
Ibid, hal. 42 Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
11
http://www.travelhajiplus.com/konsultasi-informasi-ibadah-haji- 13
Pasal 3 PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
indonesia-daftar-haji-plus/ Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012


SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ….................... 5

penyelenggaraan ibadah haji reguler yang tanggung jawab persyaratan yang telah ditetapkan oleh menteri. Pendaftaran
dan pelaksanaanya adalah pemerintah melalui Kementerian jemaah haji khusus dilakukan sepanjang tahun dengan
Agama untuk penyelenggaraan ibadah haji khusus ini yang mekanisme melalui nomor urut pendaftaran. Calon jamaah
menyelenggarakan adalah Penyelenggara Ibadah Haji haji yang telah mendapatkan nomor urut keberangkatan
Khusus (PIHK). tersebut dijadikan dasar untuk memberikan pelayanan
Penyelenggara ibadah haji khusus adalah biro keberangkatan jamaah haji khusus. Pelayanan bimbingan
perjalanan yang telah mendapat izin menteri untuk jamaah haji khusus oleh penyelenggara ibadah haji khusus
menyelenggarakan ibadah haji khusus.14[14] Biro perjalanan (PIHK) tersebut diberikan sejak sebelum keberangkatan,
yang telah mendapatkan ijin menteri terkait tersebut harus selama diperjalanan dan selama di Arab Saudi.
berbentuk badan hukum baik berupa PT atau setidak- Peyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK)
tidaknya CV. Biro perjalanan yang telah berbentuk badan memberikan pelayanan adminstrasi dan dokumen haji
hokum tersebut selanjutnya melakukan pendaftaran sebagai yang meliputi :
biro perjalanan dengan memenuhi persyaratan-persyaratan a. menyerahkan paspor jemaah haji khusus kepada menteri
yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Untuk dapatnya untuk pengurusan visa;
menyelenggarakan ibadah haji khusus, penyelenggara ibadah b. menyerahkan barcode PIHK yang dikeluarkan oleh
haji khusus harus memenuhi persyaratan/kriteria yang telah pemerintah Kerajaan Arab Saudi sesuai batas waktu yang
ditentukan oleh Kementerian Agama sesuai dengan yang telah ditentukan oleh menteri;
diamanatkan dalam Pasal 35 ayat (4) PP Nomor 79 tahun c. melaporkan keberangkatan jemaah haji khusus kepada
2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun menteri;
2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, yaitu : d. melaporkan kedatangan dan keberangkatan jemaah ibadah
a. Telah memperoleh izin sebagai PPIU oleh menteri; haji khusus dari dan ke arab saudi kepada kepala kantor
b. Telah menyelenggarakan ibadah umroh paling singkat misi haji indonesia di arab saudi; dan
selama 3 (tiga) tahun dan memberangkatkan jamaah e. melaporkan pelaksanaan penyelnggaran ibadah haji
umroh paling sedikit 300 (tiga ratus) orang; khusus kepada menteri;16[16]
c. Memiliki kemampuan teknis menyelenggarakan ibadah Menteri Agama menetapkan kuota jemaah haji khusus
haji khusus yang meliputi kemampuan sumber daya setiap tahunnya serta menetapkan besaran jumlah minimal
manusia,sarana dan prasarana dan manajemen; biaya perjalanan ibadah haji khusus yang harus disetorkan
d. Memiliki kemampuan finasial untuk menyelenggarakan ke rekening bank kementrian agama yang telah ditetapkan.
ibadah haji khusus yang dibuktikan dengan jaminan Penyelenggaraan Ibadah Perjalanan Umroh dapat
bank; dan dilaksanakan oleh pemerintah dan atau penyelenggara
e. Memiliki komitmen untuk menyelengarakan ibadah haji perjalanan ibadah umroh. Untuk pelaksanaan Perjalanan
khusus sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Ibadah Haji Umroh yang melalui Penyelenggara Ibadah Haji
standart pelayanan yang telah ditetapkan oleh menteri Umroh (PPIU) harus memenuhi persyaratan yang telah
dan ketentuan pemerintah kerajaan Arab Saudi; ditentukan dalam pasal PP Nomor 79 tahun 2012 tentang
Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang telah Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang
memenuhi persyaratan tersebut maka dapat Penyelenggaraan Ibadah Haji. yaitu sebagai berikut :
menyelenggarakan ibadah haji khusus dengan ketentuan a. telah memperoleh izin sebagai biro perjalanan wisata dari
wajibnya memberikan pelayanan yang meliputi : kementerian/instansi yang lingkup tugas dan tanggung
a. Pendaftaran jawabnya dibidang pariwisata;
b. Bimbingan jamaah haji khusus; b. telah beroperasi paling singkat selama 2 (dua) tahun
c. transportasi jemaah haji khusus; sebagai biro perjalanan wisata;
d. akomodasi dan konsumsi di arab saudi; c. memiliki kemampuan teknis untuk menyelenggarakan
e. kesehatan jamaah haji khsus; perjalanan ibadah umroh yang meliputi kemampuan
f. Perlindungan jamaah haji khusus dan petugas haji sumber daya manusia, manajemen serta sarana dan
khusus. prasarana;
g. administrasi dan dokumen haji;15[15] d. memiliki kemapuan finansial untuk menyelenggarakan
Kewajiban memberikan pelayanan sebagaimana perjalanan ibadah umroh yang dibuktikan dengan jaminan
dimaksud diatas dituangkan dan disepakati dalam bentuk bank;
perjanjian oleh penyelenggara ibadah haji khusus dengan e. memiliki mitra biro penyelenggara perjalanan ibadah
calon jamaah haji khusus. Penyelenggara ibadah haji khusus umroh di arab saudi yang memperoleh izin resmi dari
wajib memberikan pelayanan tersebut hanya kepada calon pemerintah kerjaan arab saudi; dan
jemaah haji khusus yang telah terdaftar sebagai calon jamaah f. memiliki komitmen untuk menyelenggarkan perjalanan
haji khusus di Kementerian Agama. ibadah umroh sesuai dengan standar minimum pelayanan
Pendaftaran calon jamaah haji khusus dilaksanakan di yang ditetapkan oleh menteri;17[17]
kantor wilayah Kementerian Agama dengan prosedur dan
14
Pasal 1 angka 8 PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah 16
Pasal 44 PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Haji. Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
15
Pasal 36 ayat (1) PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan 17
Pasal 57 ayat (2) PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji. Haji.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012


SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ….................... 6

Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh tersebut harus c. Memiliki kemampuan teknis menyelenggarakan ibadah
memberikan pelayanan kepada calon jamaah ibadah umroh haji khusus yang meliputi kemampuan sumber daya
yang meliputi : manusia,sarana dan prasarana dan manajemen;
a. bimbingan ibadah umroh; d. Memiliki kemampuan finasial untuk menyelenggarakan
b. transportasi jemaah umroh; ibadah haji khusus yang dibuktikan dengan jaminan bank;
c. akomodasi dan transportasi selama di Arab Saudi; dan
d. kesehatan jemaah umroh; e. Memiliki komitmen untuk menyelengarakan ibadah haji
e. perlindungan jemaah umroh dan petugas umroh; dan khusus sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
f. adminstrasi dan dokumen umroh;18[18] standart pelayanan yang telah ditetapkan oleh menteri dan
Pelayanan bimbingan jemaah umroh diberikan oleh ketentuan pemerintah kerajaan Arab Saudi;20[20]
penyelenggara perjalanan ibadah umroh yang dilakukan Sedangkan untuk penyelenggara perjalanan ibadah
sebelum keberangkatan, selama perjalanan dan selama di umroh harus memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagai
Arab Saudi. Pelayanan transportasi jemaah umroh yang berikut :
menjadi tanggung jawab penyelenggara perjalanan ibadah a. telah memperoleh izin sebagai biro perjalanan wisata dari
umroh meliputi transportasi dari dan ke arab saudi serta kementerian/instansi yang lingkup tugas dan tanggung
selama di arab saudi. Pelayanan akomodasi dan konsumsi jawabnya dibidang pariwisata;
jamaah ibadah umroh selama berada di arab saudi menjadi b. telah beroperasi paling singkat selama 2 (dua) tahun
tanggung jawab penyelenggara perjalanan ibadah umroh sebagai biro perjalanan wisata;
dengan standar ketentuan yang telah diberikan oleh menteri. c. memiliki kemampuan teknis untuk menyelenggarakan
Begitu pula dengan pelayanan kesehatan dan perlindungan perjalanan ibadah umroh yang meliputi kemampuan
jemaah ibadah umroh menjadi tanggung jawab sumber daya manusia, manajemen serta sarana dan
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) dan jemaah prasarana;
ibadah umroh harus diikutkan dalam pertanggungan asuransi d. memiliki kemapuan finansial untuk menyelenggarakan
jiwa, kesehatan dan kecelakaan. perjalanan ibadah umroh yang dibuktikan dengan
Peyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) jaminan bank;
memberikan pelayanan administrasi dan dokumen ibadah e. memiliki mitra biro penyelenggara perjalanan ibadah
umroh yang meliputi : umroh di arab saudi yang memperoleh izin resmi dari
a. melakukan pengurusan dokumen perjalanan ibadah pemerintah kerjaan arab saudi; dan
umroh dan visa bagi jemaah umroh; f. memiliki komitmen untuk menyelenggarkan perjalanan
b. melaporkan keberangkatan jemaah umroh kepada ibadah umroh sesuai dengan standar minimum pelayanan
menteri; yang ditetapkan oleh menteri;21[21]
c. melaporkan kedatangan dan keberangkatan jemaah Travel agent atau biro perjalanan yang telah
ibadah umroh dari dan ke arab saudi kepada kepala memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh perturan
kantor misi haji indonesia di arab saudi; dan perundang-undangan tersebut yang dapat menjadi biro
d. melaporkan pelaksanaan penyelnggaran ibadah haji perjalanan untuk melaksanakan perjalanan iadah haji khusus
khusus kepada menteri;19[19] dan perjalanan ibadah umroh. Hubungan hukum antara
travel agent dengan calon jamaah haji khusus dan umroh
2.2. Bentuk Pertanggung Jawaban Travel Agent tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis yang
Terhadap Konsumen Atas Pembatalan telah disepakati bersama oleh biro penyelenggara ibadah haji
Pemberangkatan Haji Khusus Dan Umroh khusus dan umroh bersama calon jamaah haji khusus dan
Penyelenggaraan ibadah Haji Khusus maupun umroh terkait dengan besarnya biaya yang harus dibayar dan
penyelenggara perjalanan ibadah umroh dalam memberikan fasilitas apa saja yang akan diterima.22[22]
pelayanan harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang Perjanjian yang dibuat oleh penyelenggara ibadah haji dan
telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Undang-Undang umroh dengan calon jamaah haji khusus dan umroh tersebut
Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji tentunya harus sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
dengan peraturan pelaksananya Peraturan Pemerintah pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat sahnya suatu
Nomor 79 Tahun 2012 tentang peraturan pelaksana Undang- perjanjian yaitu :
Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggara 1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
Ibadah Haji. Travel agent yang akan memberikan pelayanan 2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
penyelenggaraan ibadah haji harus memenuhi persyaratan 3. suatu hal tertentu;
sebagai berikut : 4. suatu sebab yang halal”.
a. Telah memperoleh izin sebagai PPIU oleh menteri; Selain itu hubungan hukum antara Penyelenggara perjalanan
b. Telah menyelenggarakan ibadah umroh paling singkat ibadah haji khusus (PPIH) dan penyelenggara perjalanan
selama 3 (tiga) tahun dan memberangkatkan jamaah
umroh paling sedikit 300 (tiga ratus) orang; 20
Pasal 35 ayat (4) PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
21
Pasal 57 ayat (2) PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
18
Pasal 58 PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang- Haji.
Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. 22
Pasal 36 ayat (2) PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan
19
Pasal 64 PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang- Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Haji.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012


SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ….................... 7

ibadah umroh (PPIU) dengan calon jamaah haji khusus dan 4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apbila terbukti secara
jemaah umroh adalah hubungan hukum antara pelaku usaha hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh
dengan konsumen. Pelaku usaha bertanggung jawab barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan/atau 5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan
kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau perundang-undangan lainnya.
jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. 23[23] Kewajiban dari Pelaku Usaha menurut Undang-Undang
Memperhatikan subtansi Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dapat terdapat dalam Pasal 7 yaitu :
diketahui bahwa tanggung jawab pelaku usaha salah satunya 1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
adalah tanggung jawab ganti kerugian atas kerugian 2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
konsumen. mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta
Ganti kerugian yang diperoleh karena adanya memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
wanprestasi merupakan akibat tidak dipenuhinya kewajiban pemeliharaan;
utama atau kewajiban tambahan yang berupa kewajiban atas 3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar
prestasi utama atau kewajiban jaminan atau garansi dalam dan jujur serta tidak diskriminatif;
perjanjian. Dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji 4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi
khusus faktor batal berangkatnya calon jamaah haji khusus dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar
tersebut dapat disebabkan oleh kesalahan yang diakibatkan mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
oleh travel agent atau pemerintah. Kesalahan yang 5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji,
diakibatkan karena kesalahan pemerintah ini biasanya dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta
dikarenakan oleh pengurangan kuota pemberangkatan memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang
jemaah haji yang disebabkan oleh pengurangan sepihak yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;
dilakukan oleh pemerintahan Arab Saudi. Terkait dengan 6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian
gagal berangkatnya calon jemaah haji yang diakibatkan atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan
pengurangan kuota, maka calon jemaah haji yang gagal pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
tersebut akan mendapatkan prioritas keberangkatan untuk 7. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian
tahun berikutnya. apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau
Ganti kerugian kegagalan berangkat calon jemaah dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
haji yang disebabkan oleh kesalahan travel agent apalagi ada Ada pelaku usaha tentunya pasti ada konsumen.
unsur penipuannya yaitu calon jemaah haji belum masuk Pengertian tentang konsumen tersebut terdefinisi yuridis
dalam daftar list keberangkatan yang ada di Kementerian formal ditemukan pada Undang-undang Nomor 8 Tahun
Agama, maka calon jemaah haji yang merasa dirugikan 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan
tersebut dapat melakukan tuntutan terhadap travel agent Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa
tersebut baik secara perdata maupun pidana. yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
Hal tersebut di atas tentu tidak lepas dari tanggung sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan
jawab pelaku usaha disaat mereka dipercayakan oleh tidak untuk diperdagangkan. Konsumen harus diberikan
konsumen dalam memenuhi pelayanan jasa. Pelaku usaha perlindungan konsumen untuk melindungi konsumen dari
dilarang untuk tidak menepati yang dipesan dan/atau pelaku usaha yang tidak jujur.
kesepakatan serta tidak menepati janji. 24[24] Konsumen Hak dan Kewajiban antara calon jema”ah Haji dan
memiliki pemikiran bahwa apa yang ditawarkan oleh pelaku PPIH telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79
usaha semua terpenuhi tanpa adanya kekurangan sekalipun tahun 2012 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang
serta dilayani secara benar dan jujur serta tidak Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah haji.
diskriminatif.25[25] Calon jemaah haji khusus harus membayar sejumlah biaya
Hak dari Pelaku Usaha sesuai dengan Pasal 6 haji khusus yang telah disepakatoi bersama antara calon
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan jema’ah haji khusus dengan travel agent yang akan
Konsumen adalah : memberangkatkan calon jemaah haji tersebut dengan
1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan fasilitas dan ketentuan yang telah disepakati bersama dan
kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis. Perjanjian
dan/atau jasa yang diperdagangkan; tersebut juga mencakup klausula apabila calon jema’ah haji
2. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tidak jadi diberangkatan pada tahun yang telah disepakati,
tindakan konsumen yang beritikat tidak baik; dengan alasan apa dan bagaimana mekanisme
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di pertanggungjawabannya.
dalam penyelesaiakan hukum sengketa konsumen; Penyelenggara perjalanan ibadah haji dan
penyelenggara perjalanan ibadah umroh yang gagal
memberangkatkan calon jemaah haji khusus dan jemaah
umroh ini dapat dikatakan atau termasuk perbuatan
23
Pasal 19 ayat (1) Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
wanprestasi dalam ranah hukum perdata karena pihak
Pelindungan Konsumen
24
Pasal 16 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang penyelenggara telah melakukan perbuatan yang dapat
Perlindungan Konsumen. dikategorikan sebagai perbuatan wanprestasi, yaitu :
25
Pasal 4 huruf g Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012


SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ….................... 8

1. Penyelenggara perjalanan ibadah haji khusus dan umroh menggunakan jasa dari pelaku usaha yang bergerak dibidang
tidak memenuhi kewajibannya untuk memberangkatkan penyelenggaraan ibadah haji dan umroh. Pada dasarnya
calon jemaah haji dan umrohnya; setiap penyelenggaraan ibadah haji khusus dan umroh harus
2. Penyelenggara perjalanan ibadah haji khusus dan umroh dituangkan dalam bentuk perjanjian antara penyelenggara
terlambat dalam memenuhi kewajibannya untuk perjalanan ibadah haji khusus dan umroh sebagai pelaku
memberangkatkan calon jemaah haji dan umrohnya; usaha dengan calon jemaah haji sebnagai konsumen.
3. Penyelenggara perjalanan ibadah haji khusus dan umroh Gagalnya biro perjalanan penyelenggara ibadah haji
memenuhi tetapi tidak sesuai dengan apa yang khusus dan umroh dalam memberangkatkan calon jemaah
diperjanjikan sebagai kewajibannya untuk haji dan umrohnya tersebut merupakan suatu bentuk
memberangkatkan calon jemaah haji dan umrohnya; wanprestasi. Calon jemaah haji khusus dan umroh yang
Pemerintah Republik Indonesia dalam hal merupakan konsumen dari pelaku usaha tersebut sejatinya
penyelenggaraan perjalanan ibadah haji khusus dan ibadah telah dilindungi oleh peraturan perundang-undangan berupa
umroh telah memberikan sanksi-sanksi terhadap biro Undang-undang Perlindungan Konsumen. Hak dan
penyelenggara ibadah haji dan umroh yang gagal dalam kewajiban konsumen tersebut dituangkan dalam pasal Pasal
mengelola kegiatannya tersebut. sanksi-sanksi yang 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
diberikan kepada pelaku usaha tersebut termaktub dalam Perlindungan Konsumen adalah :
Pasal 51 Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2012 1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam
tentang peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 13 mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji, yaitu 2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta
penyelenggara perjalanan ibadah haji khusus dan ibadah mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan
umroh yang tidak dapat melaksanakan kewajibannya nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
diberikan sanksi admintrasi oleh menteri berupa peringatan 3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
tertulis, pembekuan izin penyelenggaraan atau pencabutan kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
izin penyelenggaraan. 4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang
dan/atau jasa yang digunakan;
2.3 Upaya Yang Dapat Dilakukan Konsumen Terhadap 5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan
Pembatalan Pemberangkatan Haji Khusus Dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen
Umroh secara patut;
Setiap tahun selalu saja ada kejadian yang 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan
memprihatinkan bagi ribuan Jamaah Calon Haji (JCH) dan konsumen;
Jamaah Calon Umrah (JCU) Indonesia yang ingin ke Tanah 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan
Suci dengan menggunakan jasa biro Perjalanan Haji dan jujur serta tidak diskriminatif;
Umrah. Karena keinginan ribuan JCH dan JCU untuk 8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau
berkunjung ke negeri Kelahiran Nabi Muhammad SAW penggantian, apabila barang/atau jasa yang diterima tidak
tersebut sama sekali tidak terealisasi karena pihak travel sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
hanya memberikan janji- janji semu meski calon jamaah mestinya;
tersebut sudah memenuhi semua persyaratan administrasi 9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan
termasuk biaya besar yang harus dikeluarkan demi perundang-undangan lainnya’
terlaksananya niat yang pada umumnya dilaksanakan sekali Sedangkan kewajiban dari konsumen menurut Pasal
seumur hidup. Kasus gagalnya calon jamaah haji dan umrah 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
berangkat ke Tanah Suci akibat ulah Travel Penyelenggara Perlindungan Konsumen adalah :
Haji dan Umrah yang tidak bertanggungjawab dan terpaksa 1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan
pulang ke daerah asal tampa pernah sampai ke Tanah Suci prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau
dengan biro perjalanan yang tidak jelas. jasa, demi keamanan dan keselamatan;
Walaupun ribuan kasus telah menimpa JCH dan 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian
JCU, namun hingga saat ini masih banyak travel haji dan barang dan/atau jasa;
umrah yang tidak memiliki izin usaha, namun mereka tetap 3. Membayar dengan nilai tukar yang disepakati;
aktif memberangkatkan jamaah. Banyaknya travel tak 4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa
berizin tapi tetap beroperasi ini tentu sangat merugikan perlindungan konsumen secara patut.
masyarakat, pemerintah, dan perusahaan yang secara sah Biro penyelenggara ibadah haji khusus dan umroh
mengantongi izin dari pemerintah. Ironisnya lagi, kasus yang telah melakukan perbuatan wanprestasi dengan
seperti ini sebenarnya sudah bertahun-tahun berjalan, gagalnya memberangkatkan calon jemaah haji dan calon
puluhan bahkan ratusan calon jamaah umrah dan haji jemaah umrohnya tersebut dapat ditarik sebagai pihak yang
terlantar dan tertipu setiap tahunnya karena perilaku pihak ditanggung gugat karena telah melakukan wanprestasi atas
travel yang tidak bertanggungjawab. apa yang telah diperjanjikan. Lebih lanjut, terkait dengan
Perlindungan hukum bagi calon jamaah haji khusus tanggung gugat oleh konsumen terhadap pelaku usaha harus
dan calon jamaah umroh yang beritikad baik tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Tanggung gugat
diberikan perlindungan hukum yang cukup, karena mereka dibebankan pada pelaku usaha ketika terjadi gugatan kepada
telah membayar atau telah menyelesaikan seluruh seseorang atau badan hukum yang melakukan perbuatan
kewajibannya sebagai seorang konsumen yang akan melanggar hukum. Pelaku perbuatan ini dibebani tanggung

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012


SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ….................... 9

jawab tanpa melihat pelaku tersebut melakukan perbuatan Saudi hingga ketika jema’ah haji tersebut kembali ke
yang mempunyai unsur kesalahan atau tidak, dalam hal ini Indonesia.
pelakunya dapat dimintai tanggung jawab secara hukum, 2. Bentuk pertanggungjawaban penyelenggara perjalanan
meskipun dalam melakukan perbuatannya itu tidak ibadah haji khusus dan umroh adalah dengan
dilakukan dengan sengaja dan tidak mengandung unsur mengembalikan seluruh biaya haji khusus dan umroh
kelalaian, kurang hati-hati, atau ketidakpatutan. beserta kerugiannya akibat dari kegagalan keberangkatan
Menurut Munir Fuady syarat-syarat tanggung gugat jemaah haji khusus dan umroh tersebut sesuai dengan apa
yang diatur dalam Pasal 1367 Kitab Undang-Undang Hukum yang tertuang dalam kontrak yang telah disepakati
Perdata tersebut sebagai berikut: 26[26] bersama atau memberikan prioritas pertama kepada calon
1. Adanya suatu perbuatan; jemaah haji yang gagal berangkat tersebut untuk
Suatu perbuatan tanggung gugat dawali oleh suatu diberangkatkan pada tahun berikutnya.
perbuatan dari si pelaku. Umumnya diterima anggapan 3. Jemaah haji khusus dan umroh selaku konsumen dapat
bahwa dengan perbuatan ini dimaksudkan, baik berbuat mengajukan tanggung gugat terhadap biro perjalanan haji
sesuatu (dalam arti aktif) maupun tidak berbuat sesuatu khusus dan umroh selaku pelaku usaha terkait dengan
(dalam arti pasif). wanprestasi berupa kegagalan pemberangkatan haji dan
2. Adanya unsur ganti kerugian; umroh.
Adanya kerugian yang muncul dari korban merupakan
syarat agar tanggung gugat dalam Pasal 1365 Kitab B. Saran
Undang-Undang Hukum Perdata dapat dipergunakan. 1. Pemerintah Republik Indonesia dalam penyelenggaraan
Berbeda dengan kerugian wanprestasi yang hanya ibadah haji khusus dan umroh harus lebih tegas dalam
mengenal kerugian materiil, maka kerugian atas menegakkan peraturan yang terkait dengan sistem
perbuatan melawan hukum disamping kerugian materiil, penyelenggaraan ibadah haji khusus dan umroh.
yurisprodensi juga mengakui konsep kerugian 2. Biro penyelenggara ibadah haji khusus dan umroh dalam
immaterial, yang juga dinilai dengan uang. menjalankan bisnisnya harus mengedepankan
3. Adanya unsur perbuatan melawan hukum; kepentingan calon jemaah haji tidak hanya mengejar
Perbuatan yang dilakukan tersebut haruslah melawan keuntungan semata.
hukum. Sejak tahun 1919, unsur melawan hukum ini 3. Calon jemaah haji khusus dan umroh hendaknya selektif
diartikan dalam arti seluas-luasnya yakni meliputi hal-hal terhadap pilihannya menggunakan agent
sebagai berikut : travel/penyelenggaran perjalanan ibadah haji yang dapat
a. Perbuatan yang melanggar undang-undang yang dipercaya.
berlaku;
b. Melanggar hak orang lain yang dijamin oleh hukum; Ucapan Terima Kasih
c. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban
hukum; Kedua orang tua tercinta dr. Widji Lestariono dan dr.
d. Perbuatan bertentangan dengan kesusilaan. Loelik Eka Andarwati atas segala cinta, kasih sayang,
4. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan arahan, dukungan, dan do’a yang tiada henti; atas dukungan
kerugian. doa dan semangat. Tidak lupa untuk semua sahabat-sahabat
Adanya hubungan kausal sebab akibat dari perbuatan penulis.
dengan kerugian, setiap penyebab yang menyebabkan Dosen pembimbing Bapak Dr. Fendy Setiawan S.H.,
timbulnya kerugian dapat merupakan penyebab faktual, M.H. dan Bapak Firman Floranta Adonara S.H., M.H. serta
asalkan kerugian tidak akan pernah terdapat tanpa penyebab. dosen penguji Ibu Dr. Dyah Ochtarina Susanti, S.H.,
Syarat-syarat tanggung gugat ini digunakan dalam M.Hum. dan Ibu Emi Zulaika S.H. yang telah bersedia
menentukan kriteria suatu perbuatan melawan hukum. Syarat membimbing dan menguji penulis
tanggung gugat ini biasanya menjadi tolak ukur dalam Alma mater Fakultas Hukum Universitas Jember yang
menentukan suatu perbuatan tersebut melawan hukum atau penulis banggakan.
tidak.
Daftar Pustaka
Kesimpulan dan Saran
Buku
A.Kesimpulan Burhan Ashshofa, Metode Peneltian Hukum, (Jakarta:
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis Rineka Cipta, 2007), hal. 33-34.
mengambil kesimpulan sebagai berikut : Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, (Bandung: PT.
1. Pelaksanaan ibadah haji khusus dan umroh dilaksanakan Citra Aditya Bakti, 2005) hal. 11.
oleh lembaga/travel agent yang telah mendapatkan izin Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta:
dari Kementerian Agama yang meliputi pelaksanaan Kencana Prenada Media Grup, 2010) hal. 93.
ibadah haji khusus dan umroh dimulai dari pendaftaran, UNDANG-UNDANG
pelunasan ongkos naik haji, pelaksaaan pada saat di Arab Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Pelindungan Konsumen
26
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2005) hal. 11

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012


SAVIRA RIANDA ARIANI et al., TANGGUNG GUGAT TERHADAP BIRO PERJALANAN ….................... 10

PP Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-


Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji
INTERNET
http://www.tempo.co/read/news/2012/11/15/173441866
diakses pada hari Rabu, tanggal 5 Juni 2013.
http://www.okezone.co/read/news/2012/11/15/173441976
diakses pada hari Rabu, tanggal 5 Juni 2013.
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/10/24/rumitnya-
berhaji-di-indonesia-503220.html diakses pada hari
Kamis, tanggal 7 Juni 2013.
http://www.travelhajiplus.com/konsultasi-informasi-ibadah-
haji-indonesia-daftar-haji-plus/

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2012

Anda mungkin juga menyukai