Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Aspek-Aspek Ekonomis Dalam Penyelenggaraan Haji


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umroh

Dosen Pengampu :
DR.H.Aden Rosadi. M.,Ag.

Disusun Oleh:
Abdul Kohar
Ahmad Fauzi
Annisa Rahmi
Asep Sutiana
Cecep Nurhidayat
Dio Alfareza
Fiqi Taufiq Rahman

AHWAL SYAKHSIYAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
1437 H /2015 M

Abstrak
...
Ibadah haji merupakan rukun islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang
islam yang memenuhi syarat kemampuan, baik secara finansial, fisik, maupun mental. Di
samping itu, kesempatan untuk menunaikan ibadah haji yang semakin terbatas juga menjadi
syarat dalam menunaikan kewajiban ibadah haji. Sehubungan dengan hal tersebut,
penyelengaraan ibadah haji harus didasarkan pada prinsip keadilan umtuk memperoleh
kesempatan yang sama bagi setiap warga Negara Indonesia yang beragama islam.
Penyelengaraan ibadah haji merupakan tugas nasional karena jumlah jamaah haji
Indonesia yang sangat besar dan terbanyak, melibatkan berbagai instansi dan lembaga, baik
dalam negeri maupun luar negeri, dan berkaitan dengan berbagai aspek, antara lain
bimbingan,

transportasi,

kesehatan,

akomodasi,

keamanan,

dll.

Di

samping

itu,

penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan di Negara lain dalam waktu yang sangat terbatas
yang menyangkut nama baik dan martabat bangsa Indonesia di luar negeri, khususya di Arab
Saudi. Di sisi lain adanya upaya untuk melakukan peningkatan kualitas penyelengaraan
ibadah haji merupakan tuntutan reformasi dalam penyelengaraan pemerintahan yang bersih
dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Haji dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama, secara etimologis (bahasa),
haji memiliki arti sengaja melakukan sesuatu. Kedua, secara terminologis (istilah), haji
berarti sengaja datang ke mekkah, mengunjungi kabah dan tempat-tempat lainnya untuk
melakukan serangkaian ibadah tertentu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.1

1 Aden Rosadi, 2011, Sejarah Perkembangan dan Pemikiran Pengelolaan Ibadah Haji di Indonesia, CV Arfino
Raya, hlm 1

Biaya penyelenggaraan haji diatur di dalam UU NO.13 Tahun 2008, yaitu:


BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
Pasal 21
(1) Besaran BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri setelah mendapat persetujuan
DPR.
(2) BPIH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk keperluan biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan BPIH diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 22
(1) BPIH disetorkan ke rekening Menteri melalui bank syariah dan/atau bank umum nasional
yang ditunjuk oleh Menteri.
(2) Penerimaan setoran BPIH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan ketentuan kuota yang telah ditetapkan.
Pasal 23
(1) BPIH yang disetor ke rekening Menteri melalui bank syariah dan/atau bank umum
nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dikelola oleh Menteri dengan
mempertimbangkan nilai manfaat.
(2) Nilai manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan langsung untuk membiayai
belanja operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pasal 24
(1) Jemaah Haji menerima pengembalian BPIH dalam hal:
a. meninggal dunia sebelum berangkat menunaikan Ibadah Haji; atau
b. batal keberangkatannya karena alasan kesehatan atau alasan lain yang sah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengembalian dan jumlah BPIH yang dikembalikan
diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 25
(1) Laporan keuangan Penyelenggaraan Ibadah Haji disampaikan kepada Presiden dan DPR
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Penyelenggaraan Ibadah Haji selesai.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila terdapat sisa dimasukkan dalam
DAU.

Pembiayaan Penyelenggaraan Haji


Pembiayaan penyelenggaraaan haji berasal dari jamaah haji yang menbayar sejumlah
dana untuk menunaikan ibadah haji kepada Menteri Agama melalui bank-bank pemerintah
atau swasta yang ditunjuk pemerintah. Penunjukan bank penerima setoran Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji oleh Mentri Agama setelah mendapat pertimbanagan Gubernur
Bank Indonesia. Biaya yang disetor oleh jamaah inilah yang disebut Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji (BPIH).
Penetapan BPIH dilakukan oleh Presiden atas usul Mentri Agama setelah mendapat
persetujuan DPR RI, yang selanjutnya digunakan untuk keperluan penyelenggaraan ibadah
haji. Penyusunahn BPIH dilakukan secara konsultatif antara Pemerintah dan DPR RI dengan
memperhitungkan komponen-komponen biaya angkutan udara, biaya di Arab Saudi dan
biaya di dalam negri.
Sejak tahun 2001 BPIH ditetapkan dalam bentuk mata uang rupiah dan Dollar A.S,
yang pembayaran-pembayarannya disesuaikan dengan kurs yang berlaku yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia pada hari pembayaran dilakukan. Secara ringkas dapat dijelaskan
masing-masing komponen perhitungan BPIH tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, biaya angkutan udara adalah biaya yang harus dibayarkan oleh pemerintah kepada
pihak penerbangan yang mengangkut jamaah haji yang dilakukan secara charter antara
pemerintah dengan pihak penerbangan yang telah ditunjuk, sehingga seluruh komponen yang
termasuk dalam biaya angkutan udara dibayarkan kepada pihak penerbangan.
Biaya angkutan udara merupakan komponen paling besar dalam susunan BPIH, yaitu antara
40% sampai dengan 48%.
Kedua, biaya di Arab Saudi merupakan biaya yang dipergunakan untuk penyelenggaraan
operasional haji di Arab Saudi yang harus dibayarkan pemerintah Indonesia kepada

penyediaan pelayanan haji di Arab Saudi. Biaya ini dibedakan menjadi biaya wajib, yaitu
Maslahat Ammah (general service), akomodasi di Mekkah, Madinah dan Madinatul Hijjaj,
kosumsi dan transportasi, serta biaya operasional, meliputi belanja pegawai atau honor
petugas, belanja barang, belanja perjalanan, sewa gedung dan pemeliharaanserta biaya hidup
(living cost) bagi jamaah haji selama di Arab Saudi.
Ketiga, biaya di dalam negeri merupakan biaya yang digunakan untuk penyelenggaraan
operasional haji di Indonesia yang terdiri dari biaya operasional pusat, biaya operasional di
embarkasi, biaya operasional di daerah dan airport tax.
Dari keseluruhan biaya tersebut telah diperhitungkan biaya penyediaan obat-obatan dan alat
kesehatan selama di tanah air dan di Arab Saudi. Disamping itu kepada setiap jamaah haji
diberikan biaya hidup (living cost) sebesar SAR 1.500 untuk keperluan di Arab Saudi.
Berbeda dengan haji reguler yang di urusi oleh pemerintah, sedangkan khusus
sepenuhnya diurusi oleh biro perjalanan yang dimiliki pihak swasta. Umumnya biaya yang
harus dibayar jamaah haji lebih tinggi disbanding dengan haji reguler. Tentu saja fasilitas
yang diberikan umumnya lebih bagus dan dekat dengan masjidil haram atau masjid nabawi.
Lama waktu perjalanan mulai dari keluar rumah hingga kembali kerumah berkisar 14-25 hari.
Hal ini tergantung paket program dan ongkos yang harus dibayar oleh jamaah haji.2
Pola pembinaan pemerintah yang dilakukan selama ini adalah dengan dua system,
yaitu:
Pertama, system kelompok, calon haji diatur dalam kelompok binaan yang terdiri dari 50
orang dan dibimbing oleh satu orang pembimbing. Setiap kelompok dibagi menjadi 5 regu
dan setiap regu terdiri dari 10 orang. Pembinaan oleh setiap regu minimal 10 kali pertemuan,
dalam setiap pertemuan memakan waktu 3 jam.
Kedua, system massal, dilakukan oleh kantor departemen agama kabupaten atau kota untuk
memantapkan manasik haji, pembentukan regu dan rombongan serta kelompok terbang.
Materi pembinaan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk buku bimbingan dan
pola pembinaan yang dijadikan sebagai dasar pembinaan dan bimbingan, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, namun tetap dapat dikembangkan sesuai dengan segmen
jamaah yang dibimbingnya.

2 M. Julius St., Panduan Lengkap Dan Praktis Haji Tamattu, (Malang: Bayu Publishing, 2007), hal. 9

Penyampaian informasi tentang haji kepada masyarakat lebih ditekankan pada


pembentukan kualitas jamaah, memasyarakatkan kebijakan pemerintah dan menjaring
masukan dari masyarakat bagi upaya peningkatan pelayanan dan penyempurnaan
pelaksanaan ibadah haji dari berbagai aspek.3
Pembayaran dengan sistem Tabungan:
a; Calon jemaah haji pergi ke kantor Kemenag untuk melakukan pendaftaran
b; Kemudian calon jemaah haji pergi ke Bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah

untuk menabung sebesar 25 juta atau lebih dengan tabungan khusus haji
c; Di bank calon jemaah haji mengisi SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji). Surat
pendaftaran pergi haji (SPPH) itu terdiri atas 3 lembar dengan 3 warna yaitu warna
putih untuk BPS BPIH (Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji),
warna merah untuk Kementrian Agama Kota/Kabupaten dan warna hijau muda
untuk calon ibadah haji
d; Setelah mengisi SPPH kemudian calon jemaah haji kembali lagi ke Kemenag untuk
mengisi Surat BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji)
e; Kemudian calon jemaah haji kembali lagi ke Bank untuk mendapatkan no porsi yang
terdapat dalam BPIH yang selanjutnya akan di registrasi oleh Bank yang terdiri dari
lima lembaran, yaitu :
Warna putih, materai Rp. 6000 dan pas foto 3x4 untuk calon jemaah haji
Warna merah muda pas foto 3x4 untuk mengurus visa
Warna kuning untuk kantor Kemenag
Warna biru untuk Lampiran SPMA (Surat Panggilan Masuk Asrama Haji)
Warna putih untuk BPS BPIH
Setelah semua proses tersebut selesai, calon jemaah tinggal menuggu waktu
pemberangkatan. Lama waktu untuk menunggu pemberangkatan yaitu minimal 6 tahun.,
tergantung dari pendaftaran yang dilakukan oleh calon jemaah haji.4

Biaya dan Akomodasi Ibadah Haji Tahun 2015


Pemerintah telah menurunkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dari USD3.219
menjadi turun USD2.717 atau ada pemangkasan sebesar USD502. Maka tahun 2015 ini
3 Acmad Nidjam, Altief Hanan, Menajemen Haji, (Makasar: Mediacita, 2006), hal. 66-73
4 http://rodlial.blogspot.com/2013/09/laporan-administrasi-haji.html

ongkos naik haji rata-rata hanya sebesar Rp33,9 juta per jamaah. Penurunan biaya haji
dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 64 Tahun 2015 tentang Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji 2015. DPR harus menggelar pertemuan sebanyak 17 kali
dengan sejumlah pihak terkait dalam rapat panitia kerja (panja) sebelum memutuskan
penurunan biaya haji.
Awalnya Kementerian Agama (Kemenag) hanya sanggup menurunkan biaya haji
sebesar USD26 dari biaya awal yakni USD3.219. Salah satu biaya yang bisa ditekan adalah
pemondokan haji. Disepakati hanya ada enam titik pemondokan bagi jamaah Indonesia dari
sebelumnya mencapai belasan titik pemondokan. Terkait harga tiket perjalanan, pihak
maskapai Garuda Indonesia bersedia menurunkan harga tiketnya dari USD2.180 menjadi
USD2.160, atau ada selisih USD20 dari sebelumnya. Biaya haji di Indonesia 2015 yang
hanya sebesar Rp33,9 juta lebih murah dibanding beberapa negara ASEAN. Dua tahun
terakhir ongkos haji di Malaysia adalah 9.980 ringgit atau setara dengan Rp36.526.800
(dengan kurs 3.660/ringgit). Ongkos haji Indonesia lebih murah Rp2.564.800 dibanding
Malaysia. Tahun 2014, ongkos haji paling murah di Singapura adalah USD6.990 (sekitar
Rp67 juta) dan tertinggi USD13.650 (sekitar Rp131 juta). Sedangkan Brunei Darussalam
baru-baru ini telah menetapkan besaran ongkos haji antara 8000- 15.000 Dolar Brunei ( setara
antara Rp78,2 juta-Rp146,6 juta).
Rincian BPIH 2014 Masing-Masing Embarkasi
1. Aceh (USD2,932,9 atau Rp34.690.341.2)
2. Medan (USD2,978,9 atau Rp35.234.429.2)
3. Batam (USD3,043,9 atau Rp36.003.249.2)
4. Padang (USD3,016,9 atau Rp35.683.893.2)
5. Palembang (USD3,070,9 atau Rp36.322.605.2)
6. Jakarta (USD3,211,9 atau Rp37.990.353.2)
7. Solo (USD3,231,9 atau Rp38.226.913.2)
8. Surabaya (USD3,308,9 atau Rp39.137.669.2)
9. Banjarmasin (USD3,422,9 atau Rp40.486.061.2)

10. Balikpapan (USD3,433,9 atau Rp40.616.169.2)


11. Makassar (USD3,496,9 atau Rp41.361.333.2)
12. Lombok (USD3,471,9 atau Rp41.065.633.2)
Biaya Penyelenggaraan Haji (BPIH) 5 Tahun Terakhir (dolar AS)
2011 (3.537)
2012 (3.617)
2013 (3.527)
2014 (3.219)
2015 (2.717)
Jumlah Jamaah Selama 5 Tahun Terakhir
2010 (196.206 orang)
2011 (199.848 orang)
2012 (192.290 orang)
2013 (154.547 orang)
2014 (154.467 orang)
Rincian BPIH 2015
USD2000 Untuk biaya tiket, pajak bandara, dan layangan penumpang
USD312 Untuk biaya penginapan di Mekkah
USD405 Untuk uang saku Menteri Agama mengatakan penurunan BPIH 2015 diperoleh
lewat efisiensi sejumlah unsur penyelenggaran haji seperti penginanpan, katering, dan
transportasi.
Kuota 5 Tahun Terakhir

Permohonan tambahan kuota haji yang diminta Pemerintah Indonesia gagal. Pemerintah Arab
Saudi beralasan penolakan itu berkaitan dengan renovasi area Masjidil Haram yang belum
selesai
Tahun

Jemaah

2011

211.000 orang

2012

221.000 orang

2013

168.800 orang

2014

168.800 orang

2015

168.800 orang
Menteri Agama telah menerbitkan Peraturan Menteri Agama (PMA) yang antara lain

mengatur bahwa orang yang sudah berhaji dan ingin mendaftar lagi akan diberi kesempatan
paling cepat sepuluh tahun kemudian.
1; Setiap calon jamaah yang mendaftar tahun ini dan sudah berhaji, maka paling cepat
2;
3;
4;
5;

6;
7;

bisa berhaji lagi sepuluh tahun kemudian.


Kebijakan ini bertujuan untuk memprioritaskan bagi yang belum berhaji.
Masa tunggu jamaah haji semakin panjang karena animo masyarakat yang semakin
besar tidak sebanding dengan kuota haji Indonesia.
Kebijakan ini juga menjadi salah satu cara untuk memperpendek antrean atau masa
tunggu haji.
Masa tunggu haji di Indonesia berkisar antara 11- 22 tahun. Provinsi yang masa
tunggunya paling singkat adalah Sulawesi Utara yaitu 11 tahun. Masa tunggu paling
lama adalah Aceh dan Jatim yaitu 22 tahun.
Dengan jumlah calon jamaah haji yang masuk daftar tunggu sebanyak 2,5 juta orang,
rata-rata masa tunggu haji secara nasional adalah 13,19 tahun.
Artinya jika kita mendaftar tahun ini, maka baru akan berangkat pada tahun 2028 atau
2029. 5

Simpulan

Daftar Pustaka

5 http://nasional.sindonews.com/read/1008272/149/ongkos-naik-haji-indonesia-makin-murah-1433308367

Aden Rosadi, 2011, Sejarah Perkembangan dan Pemikiran Pengelolaan Ibadah Haji di
Indonesia, CV Arfino Raya.
M. Julius St., Panduan Lengkap Dan Praktis Haji Tamattu, (Malang: Bayu Publishing, 2007)
Acmad Nidjam, Altief Hanan, Menajemen Haji, (Makasar: Mediacita, 2006)
Undang Undang No.13 Tahun 2008
http://nasional.sindonews.com/read/1008272/149/ongkos-naik-haji-indonesia-makin-murah1433308367

Anda mungkin juga menyukai