Anda di halaman 1dari 16

Berbagi Pengalaman: Kisi-Kisi Soal Tes

Petugas Haji

Mengikuti seleksi petugas haji memerlukan persiapan yang matang, baik dari segi mindset
maupun persiapan teknis lainnya. Salah satu hal yang harus anda persiapkan sebelum test
petugas haji adalah penguasaan materi yang akan diujikan.

Berikut ini akan saya sajikan kisi-kisi soal tes petugas haji. Kisi-kisi tersebut berdasarkan
pengalaman saya pribadi saat mengikuti test tahun 2017. Kisi-kisi yang saya sajikan ini
berdasarkan ingatan saya saja, semoga ada manfaatnya dan memberikan gambaran bagi siapa
saja yang akan mengikuti seleksi petugas haji. Kisi-kisi ini khusus untuk petugas TPHI dan
TPIHI serta PPIH Arab Saudi

Landasan Hukum Penyelenggaraan Haji


Landasan hukum atau regulasi berikut wajib anda fahami

1. UU Nomor 13 Tahun 2008, Tentang Penyelenggaraan lbadah Haji;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;
3. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Haji Reguler;
4. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus;
5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia;

Materi Pokok Kebijakan Haji Indonesia

1. Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tugas Nasional, menjadi tanggung jawab


pemerintah dibawah koordinasi Menteri Agama, dilaksanakan berdasarkan asas
keadilan, profesionalitas dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba;
2. Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan
menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, trasportasi,
pelayanan kesehatan, keamanan dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji;
3. Pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji, baik pada saat persiapan maupun
pelaksanaan menjadi tanggung jawab Menteri Kesehatan, Pelayanan kesehatan
meliputi pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan kesehatan;
4. Penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi, mengacu pada Taklimatul Haj yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Dari regulasi regulasi dan materi pokok tersebut diatas banyak muncul pertanyaan yang
jawabannya ada pada regulasi tersebut.

Azas dan Tujuan Penyelenggaraan Ibadah Haji


Berdasarkan Undang-undang Nomor 13/2008, Pasal 2 dan 3.
Penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan azas keadilan, profesionlitas dan akuntabilitas
dengan prinsip nirlaba.
Yang dimaksud dengan asas keadilan adalah bahwa penyelenggaraan ibadah haji berpegang
pada kebenaran, tidak berat sebelah, tidak memihak dan tidak sewenang-wenang dalam
penyelenggaraan ibadah haji.

Yang dimaksud dengan asas akutantabilitas dengan prinsip nirlaba adalah bahwa
penyelenggaraan ibadah haji dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
secara etik dan hukum dengan prinsip tidak untuk mencari keuntungan.

Tujuan:
Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk
memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah
haji, sehingga jemaah dapat menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan ajaran agama Islam.

Azas dan tujuan penyelenggaraan ibadah haji ini wajib tau, ada dalam soal ujian atau
wawancara.

Pengorganisasian

Undang-Undang No.13 Tahun 2008, Pasal 8,9,10 dan 11 Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2012 Pasal 16,17,18 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012.

Penyelengaraan Ibadah Haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab
Pemerintah dibawah koordinasi Menteri Agama.

Dalam melaksanakan tugas Menteri Agama melakukan koordinasi dan atau bekerjasama
dengan Kementerian/lembaga/instansi terkait dan Pemerintah Arab Saudi. Pelaksanaan dalam
Penyelenggaraan Ibadah Haji dilakukan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.
Koordinasi penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan:
a. Di tingkat pusat oleh Menteri Agama;
b. Di tingkat daerah oleh Gubernur/Kepala Daerah tingkat I untuk tingkat provinsi dan
Bupati/Walikota Daerah tingkat II untuk tingkat kabupaten/kota.
c. Di Arab Saudi oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia.
Ini ada dalam soal
Menteri Agama membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji tingkat pusat, daerah yang
memiliki embarkasi, dan Arab Saudi.
Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang menyertai
jemaah haji, yang terdiri atas:

1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI).


2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).
3. Kementerian Kesehatan mengangkat petugas yang menyertai jemaah Tim Kesehatan
Haji Indonesia (TKHI).

Gubernur atau Bupati/Walikota dapat mengangkat petugas yang menyertai jemaah haji, yang
terdiri atas:
a. Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD).
b. Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD).

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH)

UU. No. 13/2008, Pasal 21, 22, 23 dan PP Nomor 79 Tahun 2012 Pasal 19 dan PMA Nomor
14 Tahun 2012.

Besaran BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usulan Menteri Agama setelah mendapat
persetujuan DPR-RI.
Komponen BPIH untuk Penyelenggaraan Ibadah Haji Direct Cost dan Indirect cost/ terdiri
atas:

1. Biaya Transportasi Indonesia-Arab Saudi pergi-pulang;


2. Pemondokan;
3. Living Cost;
4. General Service;
5. Biaya Operasional di Arab Saudi;
6. Biaya operasional dalam negeri.

Ketentuan Pendaftaran Haji

1. Pendaftaran haji dilaksanakan setiap hari kerja sepanjang tahun;


2. Pendaftaran haji dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
domisili jamaah haji sesuai KTP;
3. Pendaftaran haji wajib dilakukan sendiri oleh calon jamaah haji untuk
pengambilan foto dan sidik jari;
4. Jemaah haji yang pernah menunaikan ibadah haji dapat melakukan
pendaftaran haji setelah 10 (sepuluh) tahun sejak menunaikan ibadah haji
yang terakhir.
5. Beragama Islam;
6. Berusia minimal 12 (dua belas) tahun pada saat mendaftar;
7. Memiliki KTP yang masih berlaku sesuai dengan domisili atau bukti identitas
lain yang sah;
8. Memiliki Kartu Keluarga;
9. Memiliki akte kelahiran atau surat kenal lahir atau kutipan akta nikah atau
ijazah; dan
10. Memiliki tabungan atas nama jemaah yang bersangkutan pada BPS BPIH.
11. Menyerahkan pas foto terbaru ukuran 3x4 cm sebanyak 10 (sepuluh) lembar
dengan ketentuan:
12. Jemaah haji memperoleh nomor porsi dan terdaftar di Siskohat Kementerian
Agama setelah melakukan setoran awal sebesar Rp. 25.000.000,- (dua pluh lima juta
rupiah).
13. Pendaftaran haji reguler dilakukan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
domisili calon jemaah haji. Sedangkan calon jemaah haji khusus pada Kantor
Kementerian Agama Provinsi atau di Direktorat Pelayanan Dalam Negeri.
14. Jemaah haji yang terdaftar dan mendapat porsi dinyatakan sah dan dapat
diberangkatkan setelah melunasi BPIH pada tahun berjalan.
15. Jemaah haji dinyatakan batal karena: a. Meninggal dunia sebelum menunaikan ibadah
haji; b. Alasan kesehatan lainnya yang sah.

Bimbingan Haji
Bimbingan jemaah haji diberikan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
diberikan ditingkat kecamatan sebanyak 8 kali pertemuan secara kelompok, ditingkat
Kabupaten/Kota sebanyak 2 kali pertemuan secara masal. Sedangkan bimbingan secara tidak
langsung dilakukan melalui media elektronik.
Dokumen Haji

a. Penerbitan Paspor bagi jemaah haji reguler dilakukan oleh petugas Kantor Imigrasi, dengan
ketentuan:

 Bagi jemaah haji yang masuk dalam porsi tahun keberangkatan.


 Diproses secara kolektif oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
 Paspor yang sudah selesai diserahkan oleh Kantor Imigrasi kepada petugas Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
 Biaya penerbitan dibebankan pada dana optimalisasi BPIH.

b. Pembuatan paspor bagi jemaah haji khusus dilakukan oleh masing-masing jemaah/PIHK
dan biaya ditanggung oleh jemaah masing-masing.

c. Paspor jemaah haji dilengkapi dengan Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji
(DAPIH) sebagai identitas pengguna paspor yang sah dan berlaku sebagai dokumen
perjalanan.

d. Proses pemvisaan paspor dilakukan secara online antara Kementerian Agama dengan
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Masa Operasional

a. Masa opersional pemberangkatan dan pemulangan masing-masing 28 hari, masa tinggal


masing-masing di Arab Saudi 39 hari;
c. Pemberangkatan gelombang I, jemaah haji langsung menuju Madinah, mendarat di
Madinah Bandara AMMA;
d. Pemberangkatan gelombang II, jemaah haji langsung menuju Makkah dan seluruhnya
mendarat di Bandara Jeddah Bandara KAAA;

Akomodasi di Arab Saudi


Pengaturan dan penempatan jemaah haji pada pemondokan di Makkah dilakukan dengan
sistem qur’ah dalam rangka menerapkan rasa keadilan;

Istita’ah
Menurut pengertian umum ialah mampu. Sedangkan yang dimaksud istita’ah disini adalah
mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari:
a. Jasmani
1) Tidak sulit melakukan ibadah haji/umrah.
2) Tidak lumpuh.
3) Tidak dalam keadaan sakit yang diperkirakan lama untuk sembuh.
b. Rohani
1) Memahami manasik haji/umrah.
2) Berakal sehat (tidak mengidap penyakit gangguan jiwa dan memiliki kesiapan
mental untuk ibadah haji/umrah dengan perjalanan yang jauh.
c. Ekonomi
1) Mampu membayar biaya perjalanan ibadah haji (BPIH).
2) Memiliki biaya hidup untuk keluarga yang ditinggalkannya.
3) Bagi petugas haji istita’ah ekonominya adalah:

 Memenuhi persyaratan dan aman pada waktu melaksanakan ibadah haji/umrah.


 Aman bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkan selama melakukan ibadah
haji/umrah.

d. Keamanan
1) Aman dalam perjalanan dan aman pada waktu melaksanakan ibadah haji/umrah.
2) Aman bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkan selama melakukan ibadah
haji/umrah.

Rukun Haji
Rukun haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat
diganti Dam (denda) jika ditinggalkan tidak sah hajinya.

Wajib Haji
Wajib haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji, bila dikerjakan
atau ditinggalkan hajinya sah tetapi dikenakan dam.

Miqat
a. Miqat Zamani
Miqat Zamani ialah ketentuan batas waktu untuk mengerjkan haji, yaitu tanggal 1
Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah.
b. Miqat Makani
Miqat Makani ialah ketentuan batas tempat memulai ihram haji umrah.

Ihram
a. Ihram ialah niat mulai mengerjakan haji/umrah.
b. Pakaian ihram ialah pakaian yang dipakai oleh orang yang melakukan ibadah haji
dan umrah dengan ketentuan:

 Bagi pria memakai 2 helai kain yang tidak berjahit satu diselendangkan (sandangkan)
di bahu dan satu disarungkan menutup pusar sampai dengan lutut pada waktu
melaksanakan tawaf, disunatkan kain ihram berwarna putih dikenakan dengan cara
idtiba’, yaitu membuka bahu sebelah kanan dengan membiarkan bahu sebelah kiri
tertutup kain ihram. Tidak boleh memakai baju, celana atau kain biasa. Diperbolehkan
memakai ikat pinggang, jam tangan dan alas kaki yang tidak menutup mata kaki
ketika Shalat. Sunatnya diselendangkan di atas kedua bahu hingga dada sehingga
kedua pundaknya tertutup.
 Bagi wanita memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangan.

c. Sunat sebelum berihram

 Mandi.
 Memakai minyak wangi.
 Menyisir rambut.
 Memotong kuku.

d. Larangan ihram

1) Bagi pria dilarang

 Memakai pakain berjahit (bertangkup).


 Memakai sepatu/alas kaki yang menutupi mata kaki.
 Menutup kepala (seperti dengan topi).

2) Bagi wanita dilarang

 Berkaos tangan (menutup telapak tangan)


 Menutup muka (cadar)

3) Bagi kedua-duanya dilarang

 Memakai wangi-wangian kecuali yang dipakai sebelum berihram.


 Memotong kuku dan mencukur atau mencabut bulu badan.
 Berburu atau mengganggu/membunuh binatang dengan cara apapun.
 Nikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi.
 Bercumbu atau bersetubuh (rafas).
 Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor (fusuq dan Jidal).
 Memotong pepohonan di tanah haram.

Tawaf
Tawaf ialah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 (tujuh) kali. (Ka’bah berada di sebelah kiri).
Dimulai dari arah sejajar Hajar Aswad. Orang yang melakukan tawaf harus dalam keadaan
suci dari hadats besar, kecil dan najis.
Macam-macam tawaf sebagai berikut:
a. Tawaf Qudum
Tawaf Qudum ialah tawaf sunat sebagai penghormatan pada Baitullah (tahiyat), bagi orang
yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiran, sedangkan bagi haji tamattu’ ketika pertama
kali memasuki kota Makkah langsung melakukan tawaf umrah. Tawaf umrah adalah rukun
umrah, orang yang telah melakukan tawaf umrah berarti ia telah melakukan tawaf qudum
karena di dalamnya telah mencakup makna tawaf qudum.
b. Tawaf Ifadah
Tawaf Ifadah ialah tawaf rukun haji apabila ditinggalkan tidak sah hajinya. Adapun waktunya
sesudah Wukuf di Arafah. Sedangkan awal waktunya setelah lewat tengah malam tanggal 10
Dzulhijjah.
c. Tawaf Wada’
Tawaf Wada’ ialah tawaf pamitan yang wajib dilakukan oleh seseorang yang akan
meninggalkan kota Makkah dan tawaf Wada’ tersebut tidak disertai sa’i.
d. Tawaf Sunat
Tawaf Sunat ialah tawaf yang dilakukan setiap masuk Masjidil Haram tanpa pakaian
ihram dan bukan dalam rangka haji dan umrah.

Sa’i
Sa’i ialah berjalan yang dimulai dari bukit Safa ke bukit Marwah atau sebaliknya sebanyak 7
(tujuh) kali perjalanan yang berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari bukit Safa ke Marwah
di hitung satu kali. Lari-lari kecil sunat dilakukan bagi laki-laki mulai dari pilar hijau sampai
pilar hijau berikutnya. Bagi wanita tidak disunatkan berlari-lari kecil, cukup berjalan biasa.
Orang yang melakukan Sa’i boleh dalam keadaan hadats besar.

Wukuf
Wukuf ialah berdiam diri sejenak di Arafah pada waktu tergelincirnya matahari tanggal 9
Dzulhijjah, Wukuf diawali dengan mendengarkan khutbah, shalat dhuhur dan ashar di jama’
taqdim dan qasar sebaiknya berjamaah, kemudian diisi dengan kegiatan membaca do’a,
berzikir, membaca Al-Qur’an, tasbih dan istighfar.
Ada pada soal
Waktu wukuf di arafah adalah sejak tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah
sampai terbit fajah tanggal 10 daulhijjah

Mabit di Muzdalifah
Mabit di Muzdalifah ialah bermalam atau berhenti sejenak di Muzdalifah dengan berdo’a
atau berzikir sampai melewati tengah malam pada tanggal 10 Dzulhijjah. Bagi yang datang di
Muzdalifah sebelum tengah malam, maka harus menunggu sampai lewat tengah malam.
Mabit bisa berhenti sejenak dalam kendaraan atau turun dari kendaraan pada saat itu bisa
dimanfaatkan mencari kerikil di sekitar tempat kendaraan untuk melontar jumrah di Mina.
Lontar Jamrah
Lontar jamrah ialah melontar dengan batu kerikil pada jamrah (marma) Ula, Wusta dan
Aqobah. Pada tangal 10 Dzulhijjah yang dilontar hanya jamrah Aqabah saja 7 kerikil. Pada
tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah melontar ketiga jamrah masing-masing dengan 7 batu
kerikil dan harus masuk ke dalam lubang marma. Jika lontaran, mengenai tugunya dan kerikil
melesat melewati bibir sumur, maka lontaran dianggap tidak sah dan wajib diulang.

Tahallul
Tahalul ialah keadaan sesorang yang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan
yang sebelumnya dilarang selama berihram.
Tahalul ada dua macam:
a. Tahallul Awal ialah keadaan sesorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan:
misalnya melontar Jamrah Aqabah dan bercukur atau Jamrah Aqabah dan tawaf Ifadah serta
Sa’i atau Tawaf Ifadah dan Sa’i serta bercukur. Sesudah Tahallul awal seseorang boleh ganti
pakaian biasa dan memakai wangi-wangian dan boleh mengerjakan semua yang dilarang
selama berihram, akan tetapi masih dilarang bersetubuh dengan istri/suami.
b. Tahalul Tsani ialah keadaan seseorang yang telah melakukan ketiga perbuatan: melempar
Jamrah Aqabah, bercukur dan Tawaf Ifadah serta Sa’i. Bagi yang Tawaf Qudum disertai Sa’i
maka tidak perlu melakukan Sa’i lagi setelah tawaf Ifadah. Sesudah Tahallul Tsani seseorang
boleh bersetubuh dengan suami/istri.

Mabit di Mina
Mabit di Mina ialah keadaan jemaahhaji di Mina di malam hari untuk tidur/istirahat pada hari
hari Tasyrik. Ketentuan Mabit di Mina adalah keberadaan jemaah haji di Mina lebih separuh
malam.

Dam
Dam menurut artinya adalah darah, sedang menurut istilah adalah mengalirkan darah untuk
Baitullah dengan menyembelih ternak, yaitu kambing, unta atau sapi di tanah haram dalam
rangka memenuhi ketentuan manasik haji.
Dam terdiri dari 2 (dua) macam yaitu:
a. Dam Nusuk (karena memang aturannya demikian) dikenakan bagi orang yang
mengerjakan haji tamatu’ atau haji qiran.
b. Dam Isa’ah (karena melanggar aturan):
1) Melanggar aturan ihram haji dan umrah.
2) Meninggalkan salah satu wajib haji atau umrah yang terdiri dari:

 Tidak berihram dari Miqat.


 Tidak Mabit di Muzdalifah.
 Tidak Mabit di Mina.
 Tidak melontar jamrah.
 Tidak tawaf wada’.

Nafar
Nafar menurut bahasa artinya rombongan. Sedangkan menurut istilah adalah keberangkatan
jemaah haji meninggalkan Mina pada hari-hari Tasyrik.
Nafar terbagi dua bagian:
a. Nafar Awal: adalah keberangkatan jemaahhaji meninggalkan Mina lebih awal paling
lambat sebelum terbenam matahari tanggal 12 Dzulhijjah.
b. Nafar Tsani (Nafar Akhir): adalah keberangkatan jemaah haji meninggalkan Mina pada
tangal 13 Dzulhijjah setelah melontar Jumrah Ula’, Wustha dan Aqobah.

Hari Tarwiyah
Yaitu tanggal 8 Dzulhijjah, dinamakan hari Tarwiyah (pembekalan) karena jemaah haji pada
zaman Rasulullah mulai mengisi perbekalan air di Mina pada hari itu untuk perjalanan ke
Arafah.

Hari Arafah
Yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah dinamakan hari Arafah karena jemaah haji harus berada
di padang Arafah untuk melaksanakan Wukuf, dimulai dari masuknya waktu Dzuhur.

Lailatul Jam’in
Yaitu malam tanggal 10 Dzulhijjah, dinamakan demikan pada malam itu keharusan Wukuf
dan kewajiban Mabit di Muzdalifah berlaku.
Hari Nahr
Yaitu hari tanggal 10 Dzulhijjah dinamakan hari Nahr (penyembelihan) karena, pada hari itu
dilaksanakan penyembelihan qurban dan Hadyu (Dam).

Hari Tasyrik
Yaitu hari tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah pada hari itu jemaah haji berada di Mina untuk
melontar Jamrah dan Mabit.

Badal Haji
Badal haji adalah menghajikan orang lain dan hukumnya boleh dengan ketentuan bahwa
orang yang menjadi wakil harus sudah melakukan haji wajib bagi dirinya dan yang diwakili
(dihajikan itu) telah mampu untuk pergi haji tetapi dia tidak dapat melaksanakannya sendiri
karena sakit yang tidak dapat diharapkan sembuhnya. (Udzur Syar’i) yang menghilangkan
istitha’ahnya (kemampuannya) atau karena meninggal dunia setelah ia berniat haji. Orang
laki-laki boleh mengerjakan untuk laki-laki dan perempuan, demikian pula sebaliknya.
Diutamakan yang mengerjakan itu adalah keluarganya.

Badal Melontar Jamrah


Bagi yang berhalangan (Udzur Syar’i) boleh mewakilkan kewajiban melontar jamrah kepada
orang lain. Caranya dengan mendahulukan melontar jumrah Ula untuk dirinya, kemudian
melontar untuk yang diwakili. Demikian seterusnya untuk melontar jamrah Wustha, Aqobah.

Udzur Syar’i
Udzur Syar’i adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang menurut hukum diperbolehkan
tidak melaksanakan sesuatu yang seharusnya dilakukan atau dibolehkan melaksanakan
sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan.

Perhatikan dan Hafalkan Istilah-istilah berikut ini:

 Baitullah, adalah bangunan Ka’bah yang disebut juga sebagai Baitullah atau rumah
Allah.
 Babus Salam, Nama salah satu pintu masuk ke Masjidil Haram.
 Bier Ali, Merupakan tempat Miqat (mulai memakai ihram). Terletak sekitar 12
kilometer dari kota Madinah.
 Binatang Hadyu, Binatang ternak yang disenbelih untuk Dam dan untuk kurban saat
hari raya Idul Adha.
 Dam, Denda bagi mereka yang melakukan pelanggaran ketentuan saat menunaikan
Ibadah Haji atau Umrah
 Fidyah, Denda yang dikenakan pada umat Muslim yang melakukan pelanggaraan
saat ibadah. Dengan cara : Berpuasa, Memberi makan fakir miskin atau Menyembelih
binatang kurban
 Green Dome, Merupakan Kubah Hijau yang terletak di area Masjid Nabawi. Di
bawah Kubah Hijau ini terletak makam Nabi SAW.
 Gua Hira, Gua tempat Nabi Muhammad s.a.w menerima wahyu pertama (Surat Al-
Alaq, ayat 1-5). Gua ini terletak di Bukit/Jabal Nur.Sekitar 5 km di utara kota Mekah.
 Haji Ifrad, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dahulu kemudian
Ibadah Umroh, dan diselingi Tahallul.
 Haji Qiran, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan Ibadah Umroh
pada waktu bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.
 Haji Tamattu, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Umroh dahulu
kemudian Ibadah Haji, dan diselingi Tahallul.
 Niat Haji, adalah dengan mengucapkan Labbaikallahumma hajjan atauNawaitul-hajja
wa ahramtu bihi lillahi ta’ala.
 Hijir Ismail, Salah satu bagian dari Ka’bah. Hijir Ismail ini berbentuk setengah
lingkaran, merupakan makam Nabi Ismail AS. dan juga Siti Hajar (ibunda Nabi
Ismail AS).
 Ihram, Ihram ialah berniat untuk memulai mengerjakan Ibadah Haji atau Umroh,
dengan mengucapkan lafazh niat (tidak hanya dalam hati)
 Idh-thiba’ adalah sunah dalam mengenakan pakaian ihram saat thawaf dengan
membuka ihramnya dibagian bahu sebelah kanan saja dan menyelempangkan kain
ihramnya dibahu kiri.

 Raml adalah lari-lari kecil saat sa’ diantara dua pilar hijau bagi laki-laki yang mampu
melaksanakannya.
 Jumrah, jama’nya Jamarat yaitu tempat pelemparan, yang yang didirikan untuk
memperingati saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar tidak melaksanakan perintah
Allah SWT.
 Kiswah, Penutup Ka’bah. Pada Kiswah dihiasi tulisan ayat suci Al Qu’an yang
disulam.
 Lafazh Niat Haji, Labbaik Allahumma Hajjan. Lafazh Niat Umrah, Labaik
Allahumma Umratan
 Tabdilun-niyah (merubah niat), yaitu bagi jamaah yang haji tamattu’ (dalam ihram
umrah) bila tidak selesai umrahnya sebelum wukuf karena udzur syar’I maka
diperbolehkan berubah niat dari umrah menjadi haji.
 Mabit, Bermalam beberapa hari atau berhenti sejenak untuk mempersiapkan
pelaksanaan melontar jumroh. Mabit dilakukan di Muzdalifah dan Mina.
 Miqat adalah tempat atau waktu untuk memulai berniat ihram.
 Miqat Makani, Miqat berdasarkan peta atau batas geografis. Yaitu Bir Ali (bagi
penduduk Madinah dan yang melewatinya), Juhfah (penduduk Syam), Qarnul
Manazil (penduduk Najad), Yalamlam (penduduk Yaman) dan Zatu Irqin(penduduk
Iraq).
 Miqat Makani adalah ketentuan tempat bagi seseorang yang hendak mengawali
melaksanakan haji atau umrah dalam memulai niat haji atau umrah
 Miqat Zamani adalah ketentuan waktu untuk melaksanakan ibadah haji.
 Multazam, adalah dinding yang terletak diantara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah.
Merupakan tempat yang sanqat dianjurkan untuk berdoa (Insya Allah do’a yang
diminta akan dikabulkan oleh Allah SWT)
 Waktu wukuf di Arafah, adalah mulai tergelincir matahari tanggal 9 dzulhijjah
hingga terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.

 Nafar Awal, Disebut Nafar Awal, jika jama’ah meninggalkan Mina pada tgl 12
Zulhijah. Disebuat Nafar Awal krn jamaah lebih dulu meninggalkan Mina,utk
kembali ke Mekah dan hanya melontar jumroh 3 hari.Total kerikil yang dilontar
jamaah Nafal Awal adalah 49 butir. Nafar Tsani, Disebut Nafar Tsani atau Nafar
Akhir jika jamaah melontar jumroh selama 4 hari (tgl : 10,11,12 dan 13
Zulhijah).Sehingga jumlah batu yang dilontar 70 kerikil.Jamaah baru meninggalkan
Mina tgl 13 Zulhijah.
 Rukun Haji, Rukun Haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam Ibadah Haji.
Jika tidak dikerjakan maka Hajinya tidak syah. Rukun Haji ada 6 yaitu Ihram (niat),
wukuf di arafah, Thawaf Ifadhah, Sa’I, Tahallul (bercukur) dan Tertib sesuai tuntunan
manasik.
 Wajib Haji, ada 6 yaitu Ihram haji dari miqat, Mabit di Muzdalifah, Mabit di Mina,
Melontar Jumrah, Menghindari yang dilarang saat ihram dan Thawaf wada’ saat
hendak meninggalkan Makkah.
 Sa’i. Berjalan kaki atau lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Bukit Marwah. Dengan
total 7 kali.
 Sunat Haji, Merupakan Sunat (tidak wajib) pada Ibadah Haji. Sunat Umrah,
Merupakan sunat (tidak wajib) pada Ibadah Umrah.
 Tahallul, adalah mencukur seluruh rambut atau memotong sedikit rambut. Dengan
tahalul berarti sudah bebas dari larangan-larangan saat ihram ibadah Haji atau Umroh.
 Talang Emas, Merupakan Talang Emas (Mizhab) yang terdapat pada Ka’bah. Posisi
Talang Emas ini terletak di atas Hijir Ismail.
 Talbiyah, Bacaan Talbiyah : Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa Syariika laka
labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syariika lak.
 Raudhah adalah suatu tempat didalam masjid Nabawi (letaknya ditandai dengan
tiang-tiang putih) yang letaknya berada diantara rumah A’isyah(sekarang makam
Nabi SAW) sampai mimbar. Rasul bersabda : antara rumahku dengan mimbarku
adalah raudhah taman diantara taman-taman surga.

 Rukun Ka’bah atau istilah gampangnya pojok atau sudut Ka’bah: rukun hajar
aswad, rukun ‘Iraqi, rukun Syami kemudian rukun Yamani.
 Hijir Ismail berada di antara rukun iraqi dan syami
 Doa antara pilar hijau yaitu rabbigh-fir warham wa’fu wa takarram wataja-waz
‘amma ta’lam innaka ta’lamu ma-laa na’lam innaka antallahul a’azzul-akram ya Allah
ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang
engkau ketahui dari dosa kami, sesungguhnya Engkau Maha mengetahui apa-apa
yang kami tidak mengetahuinya, sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Tinggi dan
Maha Mulia.
 Hukum mabit di Mina, Iman Maliki, imam hambali dan imam Syafi’I berpendapat
bahwa mabit dimina hukumnya wajib.
 Tempat mabit di Mina adalah seluruh wilayah Mina termasuk haratullisan dan daerah
yang termasuk dalam batas perluasan hukum mabit(Mina Jadid)Fatwa ulama
Muhammad bin Shalih al ‘Atsimin dan Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz
 Hukum Shalat Arbain dan Pelaksanaannya, Selama di Madinah jamaah haji
melaksanakan shalat arbain yaitu 40 waktu shalat, hadits riwayat Ahmad dan
Thabrani dari shahabat Anas bin Malik mengenai shalat arbain sanadnya shahih :
“Barang sipa shalat di masjid ku 40 shalat tanpa terputus maka dia ditetapkan terbebas
dari neraka dari adzab dan dari sifat kemunafikan”. Maksud hadits ini sebagai Targhib
dorongan untuk memperbanyak ibadah di masjid Nabawi.

 Standar Minimal Pelayanan, adalah seluruh jamaah haji diberangkatkan ketanah


suci, mendapatkan pemondokan, diwukufkan di arafah dan dikembalikan lagi ketanah
air.
 Ta’limulhajj, adalahperaturan tentang perhajian yang dikeluarkan oleh Kementerian
Haji Arab Saudi sebagai instansi pemerintah yang berwenang mengatur
penyelenggaraan haji di Arab Saudi.
 Kebijakan Pelayanan Haji, adalah jamaah haji mendapatkan manasik haji,
diberangkatkan ke tanah suci, mendapatkan pemondokan, diwukufkan di arafah dan
dipulangkan ke tempat asalnya.
 Pembinaan Haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan dan
bimbingan bagi jamaah haji, petugas haji, PIHK, PPIU dan lembaga atau ormas yang
terkait dengan haji dan umrah.
 Pembinaan haji dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, baik dilakukan secara
perorangan ataupun dengan membentuk kelompok bimbingan.
 Pembimbing ibadah haji adalah orang yang menguasai pengetahuan manasik haji
dan atau yang telah mengikuti orientasi pembimbing haji yang diselenggarakan oleh
Dirjen Penyelenggara haji dan umrah dan ditugaskan untuk membimbing jamaah.
 Bimbingan haji oleh pemerintah, ditingkat KUA Kecamatan 8 kali dalam bentuk
bimbingan kelompok dan ditingkat Kabupaten 2 kali dalam bentuk bimbingan missal.

 Satu Kloter rata rata 410 orang, dibagi 10 rombongan (41 orang), tiap rombongan
memiliki 4 regu. Ketua regu adalah petugas yang dipilih oleh jamaah untuk
memimpin 10 jamaah. Ketua Rombongan adalah petugas yang dipilih oleh jamaah
untuk memimpin 4 regu dan ditetapkan dengan surat keputusan oleh Kakanwil
Kemenag atas rekomendari Kakankemenag Kabupaten.
 KBIH adalah lembaga sosial keagamaan yang mendapat ijin Kementerian Agama
untuk melaksanakan bimbingan terhadap jamaah haji. Tugasnyamelaksanakan
bimbingan haji bukan sebagai penyelenggara haji. Fungsinyasebagai mitra
pemerintah.
 Tujuan pembinaan jemaah haji adalah mewujudkan jemaah haji yang mandiri yaitu
jamaah yang dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah hajinya secara mandiri
tanpa ketergantungan kepada perorangan maupun kelompok, setelah mendapatkan
bimbingan paket kecamatan dan kabupaten dan atau KBIH.

 Petugas Haji Indonesia adalah petugas yang diangkat oleh Menteri Agama yang
bertanggung-jawab melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan kepada jamaah haji
baik sebagai petugas yang menyertai jamaah (Petugas kloter) yaitu (TPHI, TPIHI,
TKHI, TPHD dan TKHD) atau Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yaitu
(Pusat, Arab Saudi dan Embarkasi)

 Petugas Haji meliputi TPHI adalah petugas yang menyertai jamaah dalam bidang
administrasi dan manajerial sebagai ketua kloter. SedangkanTPIHI dalam bidang
bimbingan ibadah haji. TKHI dalam bidang pelayanan kesehatan baik dokter atau
perawat. PPIH adalah Panitia Penyelenggara Haji yang bertanggung-jawab dalam
memberikan pelayanan perhajian di Pusat, Arab Saudi dan Embarkasi.
 Pelatihan Petugas Haji, dilaksanakan di Embarkasi bagi petugas kolter dan di pusat
Jakarta bagi PPIH Arab Saudi (non kloter).

 Lama masa tugas, 41 hari untuk petugas kloter, 76 hari untuk PPIH Arab Saudi Daker
Jeddah dan Madinah, 66 hari untuk Daker Makkah. Di Embarkasi lama operasional
penerbagan adalah 30 hari pemberangkatan dan 30 hari pemulangan melalui 13
embarkasi.
 Biaya Petugas Haji dianggarkan dari biaya dana APBN.

Kuasai Wawasan Penyelenggaraan Haji di Arab Saudi


Ada beberapa istilah yang akan anda sering dengar saat ada di Arab Saudi seperti berikut ini:

 Wizarat al-Hajji, adalah Kementerian haji yaitu lembaga resmi Negara yang
bertanggung-jawab dalam bidang perhajian.
 Muassasah, instansi/lembaga swasta non pemerintah yang melayani jamaah haji.
Muassasah Thawwafah bi al-Makkah (penyedia akomodasi jamaah selama di
Makkah), Muassasah Adilla bi al-Madinah (layanan akomodasi jamaah selama di
Madinah)
 Naqabah, merupakan asosiasi yang mengawasi perusahaan resmi angkutan jamaah
haji, Naqabah adalah asosiasi transportasi haji yang bertanggung-jawab atas
peningkatan pelayanan angkutan jamaah haji dan para peziaraha masjid Nabawi
 Majmu’ah, adalah petugas yang memberikan pelayanan kepada jamaah haji saat
berada di madinah. Majmu’ah adalah badan/asosiasi yang bertugas menyiapkan
sarana akomodasi pemondokan jamaah haji selama di Madinah.
 Taraddudi: Sistem angkutan haji yang didrop, ditinggal, diangkut secara bertahap
sampai habis. Sistem ini dilakukan di arafah, muzdalifah dan mina.

Kuasai Nash-nash Terkait Ibadah Haji

Allah SWT berfirman :


Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah, barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.(QS. Ali Imran ayat 97).

Perintah untuk melaksanakan ibadah haji, bagi yang mampu terdapat pada Surat Ali Imran
ayat 97 tersebut.

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi
manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.
dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”. (QS. Al Baqarah ayat
125)

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara
mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun
aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah
seburuk-buruk tempat kembali”. (QS. Al Baqarah ayat 126)

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah ayat 127)

Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah
taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(QS. Al Baqarah ayat 128)

Miqat Makani Jamaah Haji Indonesia

1. Bagi jemaah haji Gelombang I

Gelombang I menuju Madinah dahulu sebelum ke Makkah, miqat makani mereka sudah
tentu Dzulhulaifah saat ini disebut Bir Ali, tempat miqat Rasulullah s.a.w. ketika beliau
menunaikan haji.

Para jemaah haji mandi, memakai wangi-wangian, dan mengenakan pakaian ihram pada
pondokan masing-masing di Madinah. Kendaraan akan mampir di Bi’r Ali (Dzulhulaifah)
kira-kira setengah jam. Disini jemaah haji menunaikan shalat sunnah ihram. Di Bi’r Ali,
ketika kendaraan mulai bergerak ke arah Makkah, jemaah haji memulai umrah dengan
mengucapkan “Labbaik Allahumma `Umrah.”

2. Bagi jemaah haji Gelombang II

Jemaah Haji langsung ke Makkah, maka miqat makani mereka yang paling jumhur adalah
Bandar Udara Raja Abdul Aziz, yang populer dengan singkatan KAA Airport (King Abdul
Aziz Airport)

Fahami Hak-hak Jamaah

Jemaah haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan dan perlindungan dalam menjalankan
ibadah haji, yang meliputi :

1. Pembinaan manasik haji dan / atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan
maupun di Arab Saudi.
2. Pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi dan pelayanan kesehatan yang
memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan maupun di Arab Saudi.
3. Perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia.
4. Penggunaan paspor haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
ibadah haji, dan
5. Pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab
Saudi dan saat kepulangan ke tanah air.

Fahami Kewajiban Pemerintah

Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan


menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi,
pelayanan kesehatan, keamanan dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.

Unsur Penyelengaraan Ibadah Haji (PIH) meliputi kebijakan, pelaksanaan dan pengawasan.
Kebijakan dan pelaksanaan dalam penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional
dan menjadi tanggung jawab pemerintah. Dan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab tersebut, menteri mengkoordinasikannya dan/atau bekerja sama dengan masyarakat,
departemen / instansi terkait, dan pemerintah kerajaan Arab Saudi. Setelah itu, yang
melaksanakan PIH ini adalah pemerintah dengan masyarakat. Dalam rangka pelaksanaan PIH
ini pemerintah membentuk satuan kerja dibawah menteri yang kemudian akan diawasi oleh
KPIH.

Biaya Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas operasional pusat dan daerah dibebankan pada
APBN dan APBD, bukan dari BPIH.
Alur Haji Gelombang I

Tanah Air-Madinah (AMMA)-Makkah-Arafah-Muzdalifah-Mina-Makkah-Jeddah-Tanah Air

Alur Haji Gelombang II

Tanah Air-Jeddah-Makaah-Arafah-muzdalifah-Mina-Makkah-Madinah-Tanah Air

Komisi Pengawas Haji Indonesia

KPHI terdiri atas 9 (sembilan) orang anggota, yaitu unsur masyarakat 6 (enam) orang dan
unsur pemerintah 3 (tiga) orang. 6 unsur masyarakat ini terdiri atas unsur Majelis Ulama
Indonesia, organisasi masyarakat Islam, dan tokoh masyarakat Islam. Sedangkan unsur
Pemerintah dapat ditunjuk dari departemen / instansi yang berkaitan dengan Penyelenggaraan
Ibadah Haji.

Pengetahuan Umum

Pertanyaan terkait pengetahuan umum ini jumlahnya sedikit, yang saya ingat ada pertanyaan
semacam ini:

1. Sistem operasi Apple adalah mancitosh


2. Kepanjangan WWW. (World Wide Web)
3. Macam Macam browser (google, mozila firefox, UC)
4. Sitem operasi pada komputer
5. Embarkasi di Indonesia
6. Bandara di Arab Saudi yang digunakan saat kedatangan dan kepulangan jamaah haji.
Gelombang satu datang ke Bandara AMMA Madinah, pulang melalui King Abdul Aziz
Makkah. Gelombang dua datang ke King Abdul Aziz Makkah, pulang melalui AMMA
Madinah.
7. Warna Paspor Haji
8. Perusahaan Angkutan di Arab Saudi adalah Saptco, Qawafil, Rawahil, Rabithath
Makkah, Za’er, Farouq Jamel, Dallah, Qaid, dan Chartage.

Kisi-kisi diatas dialami oleh saya sendiri. Semoga tahun ini soalnya tidak jauh berbeda
dengan tahun lalu.

Supaya lebih lengkap, saya kasih modul-modul terbaik dan lengkap, silahkan download
melalui link berikut ini:

1. Uraian Tugas Petugas Kloter


2. Penanganan Kasus-kasus Ibadah Haji
3. Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji
4. Uraian Tugas Non Kloter
5. Manasik Haji Petugas

Modul-modul diatas merupakan modul tahun 2017, modul panduan saya saat melaksanakan
tugas haji sebagai TPHI. Modul tersebut merupakan materi inti dari test.

Sebarkan ini, pasalnya sangat bermanfaat bagi sahabat yang akan mengikuti selksi petugas
haji. Saya doakan semoga sahabat bisa menunaikan ibadah haji melalui seleksi petugas haji
ini, Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai