Anda di halaman 1dari 13

Kisi Kisi Soal Tes Petugas Haji

Landasan hukum atau regulasi

1. UU Nomor 13 Tahun 2008, Tentang Penyelenggaraan lbadah Haji;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;
3. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2022 Tentang Koordinasi Penyelenggaraan Ibadah Haji;
4. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Haji Reguler;
5. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus;
6. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia;

Fahami ini

1. Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tugas Nasional, menjadi tanggung


jawab pemerintah dibawah koordinasi Menteri Agama, dilaksanakan berdasarkan asas
keadilan, profesionalitas dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba;
2. Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan
menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi,
trasportasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah
haji;
3. Pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji, baik pada saat persiapan
maupun pelaksanaan menjadi tanggung jawab Menteri Kesehatan, Pelayanan kesehatan
meliputi pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan kesehatan;
4. Penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi, mengacu pada Taklimatul Haj yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Dari regulasi regulasi dan materi pokok tersebut diatas banyak muncul pertanyaan
yang jawabannya ada pada regulasi tersebut.

Azas dan Tujuan Penyelenggaraan Ibadah Haji


Berdasarkan Undang-undang Nomor 13/2008, Pasal 2 dan 3. Penyelenggaraan ibadah haji
berdasarkan azas keadilan, profesionlitas dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.

Yang dimaksud dengan asas keadilan adalah bahwa penyelenggaraan ibadah haji
berpegang pada kebenaran, tidak berat sebelah, tidak memihak dan tidak sewenang-wenang
dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Yang dimaksud dengan asas akutantabilitas dengan prinsip nirlaba adalah bahwa
penyelenggaraan ibadah haji dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
secara etik dan hukum dengan prinsip tidak untuk mencari keuntungan.

Tujuan:
Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan
perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji, sehingga jemaah dapat menunaikan
ibadahnya sesuai ketentuan ajaran agama Islam.
Azas dan tujuan penyelenggaraan ibadah haji ini wajib tau, ada dalam soal ujian atau
wawancara.

Pengorganisasian
Undang-Undang No.13 Tahun 2008, Pasal 8,9,10 dan 11 Peraturan Pemerintah Nomor 79
Tahun 2012 Pasal 16,17,18 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012.
Penyelengaraan Ibadah Haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab
Pemerintah dibawah koordinasi Menteri Agama.

Dalam melaksanakan tugas Menteri Agama melakukan koordinasi dan atau bekerjasama
dengan Kementerian/lembaga/instansi terkait dan Pemerintah Arab Saudi. Pelaksanaan dalam
Penyelenggaraan Ibadah Haji dilakukan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.
Koordinasi penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan:
a. Di tingkat pusat oleh Menteri Agama;
b. Di tingkat daerah oleh Gubernur/Kepala Daerah tingkat I untuk tingkat provinsi dan
Bupati/Walikota Daerah tingkat II untuk tingkat kabupaten/kota.
c. Di Arab Saudi oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia.
Ini ada dalam soal
Menteri Agama membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji tingkat pusat, daerah yang
memiliki embarkasi, dan Arab Saudi.

Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang menyertai
jemaah haji, yang terdiri atas:

1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI).


2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).
3. Kementerian Kesehatan mengangkat petugas yang menyertai jemaah Tim Kesehatan Haji
Indonesia (TKHI).

Gubernur atau Bupati/Walikota dapat mengangkat petugas yang menyertai jemaah haji, yang
terdiri atas:
a. Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD).
b. Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD).

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) UU. No. 13/2008, Pasal 21, 22, 23 dan PP Nomor
79 Tahun 2012 Pasal 19 dan PMA Nomor 14 Tahun 2012.
Besaran BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usulan Menteri Agama setelah mendapat
persetujuan DPR-RI.
Komponen BPIH untuk Penyelenggaraan Ibadah Haji Direct Cost dan Indirect cost/ terdiri atas:
1. Biaya Transportasi Indonesia-Arab Saudi pergi-pulang;
2. Pemondokan;
3. Living Cost;
4. General Service;
5. Biaya Operasional di Arab Saudi;
6. Biaya operasional dalam negeri.

Ketentuan Pendaftaran Haji


1. Pendaftaran haji dilaksanakan setiap hari kerja sepanjang tahun;
2. Pendaftaran haji dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota domisili
jamaah haji sesuai KTP;
3. Pendaftaran haji wajib dilakukan sendiri oleh calon jamaah haji untuk pengambilan foto
dan sidik jari;
4. Jemaah haji yang pernah menunaikan ibadah haji dapat melakukan pendaftaran haji setelah
10 (sepuluh) tahun sejak menunaikan ibadah haji yang terakhir.
5. Beragama Islam;
6. Berusia minimal 12 (dua belas) tahun pada saat mendaftar;
7. Memiliki KTP yang masih berlaku sesuai dengan domisili atau bukti identitas lain yang
sah;
8. Memiliki Kartu Keluarga;
9. Memiliki akte kelahiran atau surat kenal lahir atau kutipan akta nikah atau ijazah; dan
10. Memiliki tabungan atas nama jemaah yang bersangkutan pada BPS BPIH.
11. Menyerahkan pas foto terbaru ukuran 3×4 cm sebanyak 10 (sepuluh) lembar dengan
ketentuan:
12. Jemaah haji memperoleh nomor porsi dan terdaftar di Siskohat Kementerian Agama
setelah melakukan setoran awal sebesar Rp. 25.000.000,- (dua pluh lima juta rupiah).
13. Pendaftaran haji reguler dilakukan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
domisili calon jemaah haji. Sedangkan calon jemaah haji khusus pada Kantor Kementerian
Agama Provinsi atau di Direktorat Pelayanan Dalam Negeri.
14. Jemaah haji yang terdaftar dan mendapat porsi dinyatakan sah dan dapat diberangkatkan
setelah melunasi BPIH pada tahun berjalan.
15. Jemaah haji dinyatakan batal karena:
a. Meninggal dunia sebelum menunaikan ibadah haji;
b. Alasan kesehatan lainnya yang sah.

Bimbingan Haji

Bimbingan jemaah haji diberikan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
diberikan ditingkat kecamatan sebanyak 8 kali pertemuan secara kelompok, ditingkat
Kabupaten/Kota sebanyak 2 kali pertemuan secara masal. Sedangkan bimbingan secara tidak
langsung dilakukan melalui media elektronik.

Dokumen Haji
a. Penerbitan Paspor bagi jemaah haji reguler dilakukan oleh petugas Kantor Imigrasi,
dengan ketentuan:
- Bagi jemaah haji yang masuk dalam porsi tahun keberangkatan.
- Diproses secara kolektif oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
- Paspor yang sudah selesai diserahkan oleh Kantor Imigrasi kepada petugas Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
- Biaya penerbitan dibebankan pada dana optimalisasi BPIH.
b. Pembuatan paspor bagi jemaah haji khusus dilakukan oleh masing-masing jemaah/PIHK
dan biaya ditanggung oleh jemaah masing-masing.
c. Paspor jemaah haji dilengkapi dengan Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji
(DAPIH) sebagai identitas pengguna paspor yang sah dan berlaku sebagai dokumen
perjalanan.
d. Proses pemvisaan paspor dilakukan secara online antara Kementerian Agama dengan
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Masa Operasional
a. Masa opersional pemberangkatan dan pemulangan masing-masing 28 hari, masa tinggal
masing-masing di Arab Saudi 39 hari;
b. Pemberangkatan gelombang I, jemaah haji langsung menuju Madinah, mendarat di
Madinah Bandara AMMA;
c. Pemberangkatan gelombang II, jemaah haji langsung menuju Makkah dan seluruhnya
mendarat di Bandara Jeddah Bandara KAAA;
Akomodasi di Arab Saudi
Pengaturan dan penempatan jemaah haji pada pemondokan di Makkah dilakukan dengan
sistem qur’ah dalam rangka menerapkan rasa keadilan;

Istita’ah
Menurut pengertian umum ialah mampu. Sedangkan yang dimaksud istita’ah disini adalah
mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari:
a. Jasmani
- Tidak sulit melakukan ibadah haji/umrah.
- Tidak lumpuh.
- Tidak dalam keadaan sakit yang diperkirakan lama untuk sembuh.

b. Rohani
 Memahami manasik haji/umrah.
 Berakal sehat (tidak mengidap penyakit gangguan jiwa dan memiliki kesiapan mental
untuk ibadah haji/umrah dengan perjalanan yang jauh.
c. Ekonomi
- Mampu membayar biaya perjalanan ibadah haji (BPIH).
- Memiliki biaya hidup untuk keluarga yang ditinggalkannya.
- Bagi petugas haji istita’ah ekonominya adalah:
1. Memenuhi persyaratan dan aman pada waktu melaksanakan ibadah haji/umrah.
2. Aman bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkan selama melakukan ibadah
haji/umrah.
d. Keamanan
1. Aman dalam perjalanan dan aman pada waktu melaksanakan ibadah haji/umrah.
2. Aman bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkan selama melakukan ibadah
haji/umrah.

Rukun Haji
Rukun haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat
diganti Dam (denda) jika ditinggalkan tidak sah hajinya.

Wajib Haji
Wajib haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji, bila dikerjakan atau
ditinggalkan hajinya sah tetapi dikenakan dam.

Miqat
a. Miqat Zamani Miqat Zamani ialah ketentuan batas waktu untuk mengerjkan haji, yaitu
tanggal 1 Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah.
b. Miqat Makani Miqat Makani ialah ketentuan batas tempat memulai ihram haji umrah.

Ihram
a. Ihram ialah niat mulai mengerjakan haji/umrah.
b. Pakaian ihram ialah pakaian yang dipakai oleh orang yang melakukan ibadah haji dan
umrah dengan ketentuan:
- Bagi pria memakai 2 helai kain yang tidak berjahit satu diselendangkan (sandangkan)
di bahu dan satu disarungkan menutup pusar sampai dengan lutut pada waktu
melaksanakan tawaf, disunatkan kain ihram berwarna putih dikenakan dengan cara
idtiba’, yaitu membuka bahu sebelah kanan dengan membiarkan bahu sebelah kiri
tertutup kain ihram. Tidak boleh memakai baju, celana atau kain biasa. Diperbolehkan
memakai ikat pinggang, jam tangan dan alas kaki yang tidak menutup mata kaki ketika
Shalat. Sunatnya diselendangkan di atas kedua bahu hingga dada sehingga kedua
pundaknya tertutup.
- Bagi wanita memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangan.
c. Sunat sebelum berihram
- Mandi.
- Memakai minyak wangi.
- Menyisir rambut.
- Memotong kuku.
d. Larangan ihram
1. Bagi pria dilarang
- Memakai pakain berjahit (bertangkup).
- Memakai sepatu/alas kaki yang menutupi mata kaki.
- Menutup kepala (seperti dengan topi).

2) Bagi wanita dilarang


- Berkaos tangan (menutup telapak tangan)
- Menutup muka (cadar) 3) Bagi kedua-duanya dilarang
- Memakai wangi-wangian kecuali yang dipakai sebelum berihram.
- Memotong kuku dan mencukur atau mencabut bulu badan.
- Berburu atau mengganggu/membunuh binatang dengan cara apapun.
- Nikah, menikahkan atau meminang wanita untuk dinikahi.
- Bercumbu atau bersetubuh (rafas).
- Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor (fusuq dan Jidal).
- Memotong pepohonan di tanah haram.

Tawaf
Tawaf ialah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 (tujuh) kali. (Ka’bah berada di sebelah kiri).
Dimulai dari arah sejajar Hajar Aswad. Orang yang melakukan tawaf harus dalam keadaan suci
dari hadats besar, kecil dan najis.
Macam-macam tawaf sebagai berikut:
a. Tawaf Qudum
Tawaf Qudum ialah tawaf sunat sebagai penghormatan pada Baitullah (tahiyat), bagi orang
yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiran, sedangkan bagi haji tamattu’ ketika pertama
kali memasuki kota Makkah langsung melakukan tawaf umrah. Tawaf umrah adalah rukun
umrah, orang yang telah melakukan tawaf umrah berarti ia telah melakukan tawaf qudum
karena di dalamnya telah mencakup makna tawaf qudum.
b. Tawaf Ifadah
Tawaf Ifadah ialah tawaf rukun haji apabila ditinggalkan tidak sah hajinya. Adapun
waktunya sesudah Wukuf di Arafah. Sedangkan awal waktunya setelah lewat tengah malam
tanggal 10 Dzulhijjah.
c. Tawaf Wada’
Tawaf Wada’ ialah tawaf pamitan yang wajib dilakukan oleh seseorang yang akan
meninggalkan kota Makkah dan tawaf Wada’ tersebut tidak disertai sa’i.
d. Tawaf Sunat
Tawaf Sunat ialah tawaf yang dilakukan setiap masuk Masjidil Haram tanpa pakaian ihram
dan bukan dalam rangka haji dan umrah.

Sa’i
Sa’i ialah berjalan yang dimulai dari bukit Safa ke bukit Marwah atau sebaliknya sebanyak 7
(tujuh) kali perjalanan yang berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari bukit Safa ke Marwah
di hitung satu kali. Lari-lari kecil sunat dilakukan bagi laki-laki mulai dari pilar hijau sampai
pilar hijau berikutnya. Bagi wanita tidak disunatkan berlari-lari kecil, cukup berjalan biasa.
Orang yang melakukan Sa’i boleh dalam keadaan hadats besar.

Wukuf
Wukuf ialah berdiam diri sejenak di Arafah pada waktu tergelincirnya matahari tanggal 9
Dzulhijjah, Wukuf diawali dengan mendengarkan khutbah, shalat dhuhur dan ashar di jama’
taqdim dan qasar sebaiknya berjamaah, kemudian diisi dengan kegiatan membaca do’a,
berzikir,membaca Al-Qur’an, tasbih dan istighfar.
Waktu wukuf di arafah adalah sejak tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah sampai
terbit fajah tanggal 10 daulhijjah

Mabit di Muzdalifah
Mabit di Muzdalifah ialah bermalam atau berhenti sejenak di Muzdalifah dengan berdo’a atau
berzikir sampai melewati tengah malam pada tanggal 10 Dzulhijjah. Bagi yang datang di
Muzdalifah sebelum tengah malam, maka harus menunggu sampai lewat tengah malam. Mabit
bisa berhenti sejenak dalam kendaraan atau turun dari kendaraan pada saat itu bisa
dimanfaatkan mencari kerikil di sekitar tempat kendaraan untuk melontar jumrah di Mina.

Lontar Jamrah
Lontar jamrah ialah melontar dengan batu kerikil pada jamrah (marma) Ula, Wusta dan
Aqobah. Pada tangal 10 Dzulhijjah yang dilontar hanya jamrah Aqabah saja 7 kerikil. Pada
tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah melontar ketiga jamrah masing-masing dengan 7 batu kerikil
dan harus masuk ke dalam lubang marma. Jika lontaran, mengenai tugunya dan kerikil melesat
melewati bibir sumur, maka lontaran dianggap tidak sah dan wajib diulang.

Tahallul
Tahalul ialah keadaan sesorang yang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang
sebelumnya dilarang selama berihram.
Tahalul ada dua macam:
a. Tahallul Awal ialah keadaan sesorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan:
misalnya melontar Jamrah Aqabah dan bercukur atau Jamrah Aqabah dan tawaf Ifadah
serta Sa’i atau Tawaf Ifadah dan Sa’i serta bercukur. Sesudah Tahallul awal seseorang
boleh ganti pakaian biasa dan memakai wangi-wangian dan boleh mengerjakan semua
yang dilarang selama berihram, akan tetapi masih dilarang bersetubuh dengan istri/suami.
b. Tahalul Tsani ialah keadaan seseorang yang telah melakukan ketiga perbuatan: melempar
Jamrah Aqabah, bercukur dan Tawaf Ifadah serta Sa’i. Bagi yang Tawaf Qudum disertai
Sa’i maka tidak perlu melakukan Sa’i lagi setelah tawaf Ifadah. Sesudah Tahallul Tsani
seseorang boleh bersetubuh dengan suami/istri.

Mabit di Mina
Mabit di Mina ialah keadaan jemaahhaji di Mina di malam hari untuk tidur/istirahat pada hari
hari Tasyrik. Ketentuan Mabit di Mina adalah keberadaan jemaah haji di Mina lebih separuh
malam.

Dam
Dam menurut artinya adalah darah, sedang menurut istilah adalah mengalirkan darah untuk
Baitullah dengan menyembelih ternak, yaitu kambing, unta atau sapi di tanah haram dalam
rangka memenuhi ketentuan manasik haji.
Dam terdiri dari 2 (dua) macam yaitu:
a. Dam Nusuk (karena memang aturannya demikian) dikenakan bagi orang yang mengerjakan
haji tamatu’ atau haji qiran.
b. Dam Isa’ah (karena melanggar aturan):
1) Melanggar aturan ihram haji dan umrah.
2) Meninggalkan salah satu wajib haji atau umrah yang terdiri dari: Tidak berihram dari
Miqat, Tidak Mabit di Muzdalifah, Tidak Mabit di Mina, Tidak melontar jamrah dan
Tidak tawaf wada’.

Nafar
Nafar menurut bahasa artinya rombongan. Sedangkan menurut istilah adalah keberangkatan
jemaah haji meninggalkan Mina pada hari-hari Tasyrik.
Nafar terbagi dua bagian:
a. Nafar Awal: adalah keberangkatan jemaahhaji meninggalkan Mina lebih awal paling
lambat sebelum terbenam matahari tanggal 12 Dzulhijjah.
b. Nafar Tsani (Nafar Akhir): adalah keberangkatan jemaah haji meninggalkan Mina pada
tangal 13 Dzulhijjah setelah melontar Jumrah Ula’, Wustha dan Aqobah.

Hari Tarwiyah
Yaitu tanggal 8 Dzulhijjah, dinamakan hari Tarwiyah (pembekalan) karena jemaah haji pada
zaman Rasulullah mulai mengisi perbekalan air di Mina pada hari itu untuk perjalanan ke
Arafah.

Hari Arafah
Yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah dinamakan hari Arafah karena jemaah haji harus berada di
padang Arafah untuk melaksanakan Wukuf, dimulai dari masuknya waktu Dzuhur.

Lailatul Jam’in
Yaitu malam tanggal 10 Dzulhijjah, dinamakan demikan pada malam itu keharusan Wukuf dan
kewajiban Mabit di Muzdalifah berlaku.

Hari Nahr
Yaitu hari tanggal 10 Dzulhijjah dinamakan hari Nahr (penyembelihan) karena, pada hari itu
dilaksanakan penyembelihan qurban dan Hadyu (Dam).

Hari Tasyrik
Yaitu hari tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah pada hari itu jemaah haji berada di Mina untuk
melontar Jamrah dan Mabit.

Badal Haji
Badal haji adalah menghajikan orang lain dan hukumnya boleh dengan ketentuan bahwa orang
yang menjadi wakil harus sudah melakukan haji wajib bagi dirinya dan yang diwakili
(dihajikan itu) telah mampu untuk pergi haji tetapi dia tidak dapat melaksanakannya sendiri
karena sakit yang tidak dapat diharapkan sembuhnya. (Udzur Syar’i) yang menghilangkan
istitha’ahnya (kemampuannya) atau karena meninggal dunia setelah ia berniat haji. Orang laki-
laki boleh mengerjakan untuk laki-laki dan perempuan, demikian pula sebaliknya. Diutamakan
yang mengerjakan itu adalah keluarganya.
Badal Melontar Jamrah
Bagi yang berhalangan (Udzur Syar’i) boleh mewakilkan kewajiban melontar jamrah kepada
orang lain. Caranya dengan mendahulukan melontar jumrah Ula untuk dirinya, kemudian
melontar untuk yang diwakili. Demikian seterusnya untuk melontar jamrah Wustha, Aqobah.

Udzur Syar’i
Udzur Syar’i adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang menurut hukum diperbolehkan
tidak melaksanakan sesuatu yang seharusnya dilakukan atau dibolehkan melaksanakan sesuatu
yang seharusnya tidak dilakukan.
Perhatikan dan Hafalkan Istilah-istilah berikut ini:

- Baitullah, adalah bangunan Ka’bah yang disebut juga sebagai Baitullah atau rumah Allah.
- Babus Salam,Nama salah satu pintu masuk ke Masjidil Haram.
- Bier Ali, Merupakan tempat Miqat (mulai memakai ihram). Terletak sekitar 12 kilometer
dari kota Madinah.
- Binatang Hadyu, Binatang ternak yang disenbelih untuk Dam dan untuk kurban saat hari
raya Idul Adha.
- Dam, Denda bagi mereka yang melakukan pelanggaran ketentuan saat menunaikan Ibadah
Haji atau Umrah
- Fidyah,Denda yang dikenakan pada umat Muslim yang melakukan pelanggaraan saat
ibadah. Dengan cara : Berpuasa, Memberi makan fakir miskin atau
Menyembelih binatang kurban
- Green Dome,Merupakan Kubah Hijau yang terletak di area Masjid Nabawi. Di bawah
Kubah Hijau ini terletak makam Nabi SAW.
- Gua Hira,Gua tempat Nabi Muhammad s.a.w menerima wahyu pertama (Surat Al-Alaq,
ayat 1-5). Gua ini terletak di Bukit/Jabal Nur.Sekitar 5 km di utara kota Mekah.
- Haji Ifrad, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dahulu kemudian Ibadah
Umroh, dan diselingi Tahallul.
- Haji Qiran, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan Ibadah Umroh pada
waktu bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.
- Haji Tamattu,Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Umroh dahulu kemudian
Ibadah Haji, dan diselingi Tahallul.
- Niat Haji,adalah dengan mengucapkan Labbaikallahumma hajjan atauNawaitul-hajja wa
ahramtu bihi lillahi ta’ala.
- Hijir Ismail,Salah satu bagian dari Ka’bah.Hijir Ismail ini berbentuk setengah lingkaran,
merupakan makam Nabi Ismail AS. dan juga Siti Hajar (ibunda Nabi Ismail AS).
- Ihram, Ihram ialah berniat untuk memulai mengerjakan Ibadah Haji atau Umroh, dengan
mengucapkan lafazh niat (tidak hanya dalam hati)
- Idh-thiba’ adalah sunah dalam mengenakan pakaian ihram saat thawaf dengan membuka
ihramnya dibagian bahu sebelah kanan saja dan menyelempangkan kain ihramnya dibahu
kiri.
- Raml adalah lari-lari kecil saat sa’ diantara dua pilar hijau bagi laki-laki yang mampu
melaksanakannya.
- Jumrah, jama’nya Jamarat yaitu tempat pelemparan, yang yang didirikan untuk
memperingati saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar tidak melaksanakan perintah
Allah SWT.
- Kiswah,Penutup Ka’bah. Pada Kiswah dihiasi tulisan ayat suci Al Qu’an yang disulam.
- Lafazh Niat Haji, Labbaik Allahumma Hajjan. Lafazh Niat Umrah, Labaik Allahumma
Umratan Tabdilun-niyah (merubah niat),yaitu bagi jamaah yang haji tamattu’ (dalam
ihram umrah) bila tidak selesai umrahnya sebelum wukuf karena udzur syar’I maka
diperbolehkan berubah niat dari umrah menjadi haji.
- Mabit, Bermalam beberapa hari atau berhenti sejenak untuk mempersiapkan pelaksanaan
melontar jumroh. Mabit dilakukan di Muzdalifah dan Mina.
- Miqatadalah tempat atau waktu untuk memulai berniat ihram.
- Miqat Makani, Miqat berdasarkan peta atau batas geografis. Yaitu Bir Ali (bagi penduduk
Madinah dan yang melewatinya), Juhfah (penduduk Syam), Qarnul Manazil (penduduk
Najad), Yalamlam (penduduk Yaman) dan Zatu Irqin(penduduk Iraq).
- Miqat Makani adalah ketentuan tempat bagi seseorang yang hendak mengawali
melaksanakan haji atau umrah dalam memulai niat haji atau umrah;
- Miqat Zamani adalah ketentuan waktu untuk melaksanakan ibadah haji.
- Multazam, adalah dinding yang terletak diantara Hajar Aswad dan pintu
- Ka’bah. Merupakan tempat yang sanqat dianjurkan untuk berdoa (Insya Allah do’a yang
diminta akan dikabulkan oleh Allah SWT)
- Waktu wukuf di Arafah, adalah mulai tergelincir matahari tanggal 9 dzulhijjah hingga
terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.
- Nafar Awal, Disebut Nafar Awal, jika jama’ah meninggalkan Mina pada tgl 12 Zulhijah.
Disebuat Nafar Awal krn jamaah lebih dulu meninggalkan Mina,utk kembali ke Mekah
dan hanya melontar jumroh 3 hari.Total kerikil yang dilontar jamaah Nafal Awal adalah
49 butir.
- Nafar Tsani, Disebut Nafar Tsani atau Nafar Akhir jika jamaah melontar jumroh selama
4 hari (tgl : 10,11,12 dan 13 Zulhijah).Sehingga jumlah batu yang dilontar 70
kerikil.Jamaah baru meninggalkan Mina tgl 13 Zulhijah.
- Rukun Haji, Rukun Haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam Ibadah Haji. Jika
tidak dikerjakan maka Hajinya tidak syah.
- Rukun Haji ada 6 yaitu Ihram (niat), wukuf di arafah, Thawaf Ifadhah, Sa’I, Tahallul
(bercukur) dan Tertib sesuai tuntunan manasik.
- Wajib Haji, ada 6 yaitu Ihram haji dari miqat, Mabit di Muzdalifah, Mabit di Mina,
Melontar Jumrah, Menghindari yang dilarang saat ihram dan Thawaf wada’ saat hendak
meninggalkan Makkah.
- Sa’i. Berjalan kaki atau lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Bukit Marwah. Dengan total
7 kali.
- Sunat Haji, Merupakan Sunat (tidak wajib) pada Ibadah Haji. Sunat Umrah, Merupakan
sunat (tidak wajib) pada Ibadah Umrah.
- Tahallul, adalah mencukur seluruh rambut atau memotong sedikit rambut. Dengan tahalul
berarti sudah bebas dari larangan-larangan saat ihram ibadah Haji atau Umroh.
- Talang Emas, Merupakan Talang Emas (Mizhab) yang terdapat pada Ka’bah. Posisi
Talang Emas ini terletak di atas Hijir Ismail.
- Talbiyah, Bacaan Talbiyah : Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa Syariika laka
labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syariika lak.
- Raudhah adalah suatu tempat didalam masjid Nabawi (letaknya ditandai dengan tiang-tiang
putih) yang letaknya berada diantara rumah A’isyah(sekarang makam Nabi SAW) sampai
mimbar. Rasul bersabda : antara rumahku dengan mimbarku adalah raudhah taman
diantara taman-taman surga.
- Rukun Ka’bah atau istilah gampangnya pojok atau sudut Ka’bah: rukun hajar aswad,
rukun ‘Iraqi, rukun Syami kemudian rukun Yamani.
- Hijir Ismail berada di antara rukun iraqi dan syami
- Doa antara pilar hijau yaitu rabbigh- fir warham wa’fu wa takarram wataja-waz ‘amma
ta’lam innaka ta’lamu ma -laa na’lam innaka antallahul a’azzul-akram ya Allah
ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang
engkau ketahui dari dosa kami, sesungguhnya Engkau Maha mengetahui apa-apa yang
kami tidak mengetahuinya, sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Tinggi dan Maha
Mulia.
- Hukum mabit di Mina, Iman Maliki, imam hambali dan imam Syafi’I berpendapat bahwa
mabit dimina hukumnya wajib.
- Tempat mabit di Mina adalah seluruh wilayah Mina termasuk haratullisan dan daerah
yang termasuk dalam batas perluasan hukum mabit(Mina Jadid) Fatwa ulama Muhammad
bin Shalih al ‘Atsimin dan Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz
- Hukum Shalat Arbain dan Pelaksanaannya, Selama di Madinah jamaah haji melaksanakan
shalat arbain yaitu 40 waktu shalat, hadits riwayat Ahmad dan Thabrani dari shahabat
Anas bin Malik mengenai shalat arbain sanadnya shahih : “Barang sipa shalat di masjid
ku 40 shalat tanpa terputus maka dia ditetapkan terbebas dari neraka dari adzab dan dari
sifat kemunafikan”. Maksud hadits ini sebagai Targhib dorongan untuk memperbanyak
ibadah di masjid Nabawi.
- Standar Minimal Pelayanan,adalah seluruh jamaah haji diberangkatkan ketanah suci,
mendapatkan pemondokan, diwukufkan di arafah dan dikembalikan lagi ketanah air.
- Ta’limulhajj, adalah peraturan tentang perhajian yang dikeluarkan oleh Kementerian Haji
Arab Saudi sebagai instansi pemerintah yang berwenang mengatur penyelenggaraan haji
di Arab Saudi.
- Kebijakan Pelayanan Haji, adalah jamaah haji mendapatkan manasik haji, diberangkatkan
ke tanah suci, mendapatkan pemondokan, diwukufkan di arafah dan dipulangkan ke
tempat asalnya.
- Pembinaan Haji adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penyuluhan dan bimbingan
bagi jamaah haji, petugas haji, PIHK, PPIU dan lembaga atau ormas yang terkait dengan
haji dan umrah.
- Pembinaan haji dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, baik dilakukan
secara perorangan ataupun dengan membentuk kelompok bimbingan.
- Pembimbing ibadah haji adalah orang yang menguasai pengetahuan manasik haji dan atau
yang telah mengikuti orientasi pembimbing haji yang diselenggarakan oleh Dirjen
Penyelenggara haji dan umrah dan ditugaskan untuk membimbing jamaah.
- Bimbingan haji oleh pemerintah, ditingkat KUA Kecamatan 8 kali dalam
bentuk bimbingan kelompok dan ditingkat Kabupaten 2 kali dalam bentuk bimbingan
missal. Satu Kloter rata rata 410 orang, dibagi 10 rombongan (41 orang), tiap rombongan
memiliki 4 regu. Ketua regu adalah petugas yang dipilih oleh jamaah untuk memimpin 10
jamaah. Ketua Rombongan adalah petugas yang dipilih oleh jamaah untuk memimpin 4
regu dan ditetapkan dengan surat keputusan oleh Kakanwil Kemenag atas rekomendari
Kakankemenag Kabupaten.
- KBIH adalah lembaga sosial keagamaan yang mendapat ijin Kementerian Agama untuk
melaksanakan bimbingan terhadap jamaah haji. Tugasnyamelaksanakan bimbingan haji
bukan sebagai penyelenggara haji. Fungsinyasebagai mitra pemerintah.
- Tujuan pembinaan jemaah haji adalah mewujudkan jemaah haji yang mandiri
yaitu jamaah yang dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah hajinya secara mandiri
tanpa ketergantungan kepada perorangan maupun kelompok, setelah
mendapatkan bimbingan paket kecamatan dan kabupaten dan atau KBIH.
- Petugas Haji Indonesia adalah petugas yang diangkat oleh Menteri Agama
yang bertanggung-jawab melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan kepada jamaah haji
baik sebagai petugas yang menyertai jamaah (Petugas kloter) yaitu (TPHI, TPIHI, TKHI,
TPHD dan TKHD) atau Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yaitu (Pusat, Arab
Saudi dan Embarkasi)
- Petugas Haji meliputi TPHI adalah petugas yang menyertai jamaah dalam bidang
administrasi dan manajerial sebagai ketua kloter. SedangkanTPIHI dalam
bidang bimbingan ibadah haji. TKHI dalam bidang pelayanan kesehatan baik dokter
atau perawat. PPIH adalah Panitia Penyelenggara Haji yang bertanggung-jawab dalam
memberikan pelayanan perhajian di Pusat, Arab Saudi dan Embarkasi.
- Pelatihan Petugas Haji, dilaksanakan di Embarkasi bagi petugas kolter dan di pusat Jakarta
bagi PPIH Arab Saudi (non kloter).
- Lama masa tugas, 41 hari untuk petugas kloter, 76 hari untuk PPIH Arab Saudi Daker
Jeddah dan Madinah, 66 hari untuk Daker Makkah. Di Embarkasi lama
operasional penerbagan adalah 30 hari pemberangkatan dan 30 hari pemulangan melalui
13 embarkasi.
- Biaya Petugas Haji dianggarkan dari biaya dana APBN.
Kuasai Wawasan Penyelenggaraan Haji di Arab Saudi
Ada beberapa istilah yang akan anda sering dengar saat ada di Arab Saudi seperti berikut ini:

- Wizarat al-Hajji, adalah Kementerian haji yaitu lembaga resmi Negara yang bertanggung-
jawab dalam bidang perhajian.
- Muassasah, instansi/lembaga swasta non pemerintah yang melayani jamaah haji.
Muassasah Thawwafah bi al-Makkah (penyedia akomodasi jamaah selama di Makkah),
Muassasah Adilla bi al-Madinah (layanan akomodasi jamaah selama di Madinah)
- Naqabah, merupakan asosiasi yang mengawasi perusahaan resmi angkutan jamaah haji,
Naqabah adalah asosiasi transportasi haji yang bertanggung-jawab atas peningkatan
pelayanan angkutan jamaah haji dan para peziaraha masjid Nabawi
- Majmu’ah, adalah petugas yang memberikan pelayanan kepada jamaah haji saat berada
di madinah. Majmu’ah adalah badan/asosiasi yang bertugas menyiapkan sarana
akomodasi pemondokan jamaah haji selama di Madinah.
- Taraddudi: Sistem angkutan haji yang didrop, ditinggal, diangkut secara bertahap sampai
habis. Sistem ini dilakukan di arafah, muzdalifah dan mina.

Kuasai Nash-nash Terkait Ibadah Haji


Allah SWT berfirman : Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam
Ibrahim, barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah, barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali Imran ayat 97).

Perintah untuk melaksanakan ibadah haji, bagi yang mampu terdapat pada Surat Ali Imran ayat
97 tersebut. Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul
bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.
dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-
orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”. (QS. Al Baqarah ayat 125)

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara
mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun
aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah
seburuk-buruk tempat kembali”. (QS. Al Baqarah ayat 126)

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah ayat 127)

Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat
kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al
Baqarah ayat 128)

Miqat Makani Jamaah Haji Indonesia


1. Bagi jemaah haji Gelombang I
Gelombang I menuju Madinah dahulu sebelum ke Makkah, miqat makani mereka sudah
tentu Dzulhulaifah saat ini disebut Bir Ali, tempat miqat Rasulullah s.a.w. ketika beliau
menunaikan haji. Para jemaah haji mandi, memakai wangi-wangian, dan mengenakan
pakaian ihram pada pondokan masing-masing di Madinah. Kendaraan akan mampir di Bi’r
Ali (Dzulhulaif ah) kira-kira setengah jam. Disini jemaah haji menunaikan shalat sunnah
ihram. Di Bi’r Ali, ketika kendaraan mulai bergerak ke arah Makkah, jemaah haji memulai
umrah dengan mengucapkan “Labbaik Allahumma `Umrah.”

2. Bagi jemaah haji Gelombang II


Jemaah Haji langsung ke Makkah, maka miqat makani mereka yang paling jumhur adalah
Bandar Udara Raja Abdul Aziz, yang populer dengan singkatan KAA Airport (King Abdul
Aziz Airport)

Fahami Hak-hak Jamaah


Jemaah haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan dan perlindungan dalam menjalankan
ibadah haji, yang meliputi :
1. Pembinaan manasik haji dan / atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan maupun
di Arab Saudi.
2. Pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi dan pelayanan kesehatan yang
memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan maupun di Arab Saudi.
3. Perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia.
4. Penggunaan paspor haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan ibadah
haji, dan
5. Pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab Saudi
dan saat kepulangan ke tanah air.

Fahami Kewajiban Pemerintah


Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan dengan
menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan
kesehatan, keamanan dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.

Unsur Penyelengaraan Ibadah Haji (PIH) meliputi kebijakan, pelaksanaan dan pengawasan.
Kebijakan dan pelaksanaan dalam penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan
menjadi tanggung jawab pemerintah. Dan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
tersebut, menteri mengkoordinasikannya dan/atau bekerja sama dengan masyarakat,
departemen / instansi terkait, dan pemerintah kerajaan Arab Saudi. Setelah itu, yang
melaksanakan PIH ini adalah pemerintah dengan masyarakat. Dalam rangka pelaksanaan PIH
ini pemerintah membentuk satuan kerja dibawah menteri yang kemudian akan diawasi oleh
KPIH.

Biaya Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas operasional pusat dan daerah dibebankan pada
APBN dan APBD, bukan dari BPIH.

Alur Haji Gelombang I


Tanah Air-Madinah (AMMA)-Makkah-Arafah-Muzdalifah-Mina-Makkah-Jeddah-Tanah Air

Alur Haji Gelombang II


Tanah Air-Jeddah-Makaah-Arafah-muzdalifah-Mina-Makkah-Madinah-Tanah Air

Komisi Pengawas Haji Indonesia


KPHI terdiri atas 9 (sembilan) orang anggota, yaitu unsur masyarakat 6 (enam) orang dan unsur
pemerintah 3 (tiga) orang. 6 unsur masyarakat ini terdiri atas unsur Majelis Ulama Indonesia,
organisasi masyarakat Islam, dan tokoh masyarakat Islam. Sedangkan unsur Pemerintah dapat
ditunjuk dari departemen / instansi yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Pengetahuan Umum
Pertanyaan terkait pengetahuan umum ini jumlahnya sedikit, yang saya ingat ada pertanyaan
semacam ini:
1. Sistem operasi Apple adalah mancitosh
2. Kepanjangan WWW. (World Wide Web)
3. Macam Macam browser (google, mozila firefox, UC)
4. Sitem operasi pada komputer
5. Embarkasi di Indonesia
6. Bandara di Arab Saudi yang digunakan saat kedatangan dan kepulangan jamaah haji.
Gelombang satu datang ke Bandara AMMA Madinah, pulang melalui King Abdul Aziz
Makkah. Gelombang dua datang ke King Abdul Aziz Makkah, pulang melalui AMMA
Madinah.
7. Warna Paspor Haji 8
8. Perusahaan Angkutan di Arab Saudi adalah Saptco, Qawafil, Rawahil, Rabithath
Makkah, Za’er, Farouq Jamel, Dallah, Qaid, dan Chartage.

Anda mungkin juga menyukai