MATERI 2
Berdasarkan hadits-hadits serta data historis yang telah dibahas, kita dapat
merumuskan jawaban terhadap masalah pokok kita: di manakah miqat
makani jemaah haji Indonesia? Pertama, jika kita berkesempatan untuk
mampu berada di Dzulhulaifah, Juhfah, Qarnulmanazil atau Yalamlam,
tempat-tempat itulah miqat makani kita sesuai dengan hadits. Kedua, jika
kita tidak mampu datang ke salah satu dari empat tempat tersebut (sebab
paspor coklat jemaah haji Indonesia hanya berlaku untuk Makkah-
Madinah-Jeddah), tempat mana saja boleh kita jadikan sebagai miqat
makani, asalkan lokasinya di luar Tanah Haram dan menyediakan fasilitas
untuk persiapan berihram.
MATERI 3
C. Pengorganisasian
Penyelengaraan Ibadah Haji (PIH) meliputi unsur kebijakan, pelaksanaan
dan pengawasan. Kebijakan dan pelaksanaan dalam penyelenggaraan
ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab
pemerintah. Dan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut,
menteri mengkoordinasikannya dan/atau bekerja sama dengan
masyarakat, departemen / instansi terkait, dan pemerintah kerajaan Arab
Saudi. Setelah itu, yang melaksanakan PIH ini adalah pemerintah dengan
masyarakat. Dalam rangka pelaksanaan PIH ini pemerintah membentuk
satuan kerja dibawah menteri yang kemudian akan diawasi oleh KPIH.
Penyelenggaraan ibadah haji dikoordinasi oleh :
a. Menteri di tingkat pusat
b. Gubernur di tingkat provinsi
c. Bupati / wali kota di tingkat kabupaten / kota, dan
d. Kepala perwakilan Republik Indonesia untuk kerajaan Arab Saudi.
1. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di
daerah yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi. Dalam rangka
penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang menyertai
Jemaah Haji, yang terdiri atas :
a) Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)
b) Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TIPHI), dan
c) Tim Kesehatan Haji Indonesia.
Selain itu, Gubernur atau Bupati / Wali Kota juga berhak mengangkat
petugas yang menyertai jemaah haji, yang terdiri atas :
a) Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD), dan
b) Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD).
Adapun biaya operasional Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas
operasional pusat dan daerah dibebankan pada APBN dan APBD, bukan
dari BPIH.
2. Komisi Pengawas Haji Indonesia
KPHI terdiri atas 9 (sembilan) orang anggota, yaitu unsur masyarakat 6
(enam) orang dan unsur pemerintah 3 (tiga) orang. 6 unsur masyarakat ini
terdiri atas unsur Majelis Ulama Indonesia, organisasi masyarakat Islam,
dan tokoh masyarakat Islam. Sedangkan unsur Pemerintah dapat ditunjuk
dari departemen / instansi yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Ibadah
Haji.
(Sumber : http://dokumenku-coretanku.blogspot.com/2011/05/kebijakan-
pemerintah-tentang.html)
TARADUDI : ADALAH SISTEM ANGKUTAN BUS DI ARAFAH,
MUZDALIFAH DAN MINA ANGKUTAN BUS DENGAN SISTEM DI DROP,
DITINGGAL, DIJEMPUT SECARA BERTAHAP