16.
Petugas Haji meliputi TPHI adalah petugas yang menyertai
jamaah dalam bidang administrasi dan manajerial sebagai ketua kloter.
Sedangkan TPIHI dalam bidang bimbingan ibadah haji. TKHI dalam
bidang pelayanan kesehatan baik dokter atau perawat. PPIH adalah
Panitia Penyelenggara Haji yang bertanggung-jawab dalam memberikan
pelayanan perhajian di Pusat, Arab Saudi dan Embarkasi.
17.
Pelatihan Petugas Haji, dilaksanakan di Embarkasi bagi
petugas kolter dan di pusat Jakarta bagi PPIH Arab Saudi (non kloter).
18.
Lama masa tugas, 41 hari untuk petugas kloter, 76 hari untuk
PPIH Arab Saudi Daker Jeddah dan Madinah, 66 hari untuk Daker
Makkah. Di Embarkasi lama operasional penerbagan adalah 30 hari
pemberangkatan dan 30 hari pemulangan melalui 13 embarkasi.
19.
15.
Ihram, Ihram ialah berniat untuk memulai mengerjakan Ibadah
Haji atau Umroh, dengan mengucapkan lafazh niat (tidak hanya dalam
hati)
16.
Idh-thiba adalah sunah dalam mengenakan pakaian ihram saat
thawaf dengan membuka ihramnya dibagian bahu sebelah kanan saja
dan menyelempangkan kain ihramnya dibahu kiri.
17.
Raml adalah lari-lari kecil saat sa diantara dua pilar hijau bagi
laki-laki yang mampu melaksanakannya.
18.
Jumrah, jamanya Jamarat yaitu tempat pelemparan, yang yang
didirikan untuk memperingati saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar
tidak melaksanakan perintah Allah SWT.
19.
Kiswah, Penutup Kabah. Pada Kiswah dihiasi tulisan ayat suci
Al Quan yang disulam.
20.
Lafazh Niat Haji, Labbaik Allahumma Hajjan. Lafazh Niat
Umrah, Labaik Allahumma Umratan
21.
Tabdilun-niyah (merubah niat), yaitu bagi jamaah yang haji
tamattu (dalam ihram umrah) bila tidak selesai umrahnya sebelum
wukuf karena udzur syarI maka diperbolehkan berubah niat dari umrah
menjadi haji.
22.
Mabit, Bermalam beberapa hari atau berhenti sejenak untuk
mempersiapkan pelaksanaan melontar jumroh. Mabit dilakukan di
Muzdalifah dan Mina.
23.
Miqat, Miqat adalah tempat atau waktu untuk memulai berniat
ihram. Miqat Makani, Miqat berdasarkan peta atau batas geografis.
Yaitu Bir
Ali (bagi
penduduk
Madinah
dan
yang
melewatinya), Juhfah (penduduk Syam), Qarnul Manazil(penduduk
Najad), Yalamlam (penduduk Yaman) dan Zatu Irqin(penduduk Iraq).
24.
Miqat Makani adalah ketentuan tempat bagi seseorang yang
hendak mengawali melaksanakan haji atau umrah dalam memulai niat
haji atau umrah
25.
Miqat Zamani adalah ketentuan waktu untuk melaksanakan
ibadah haji.
26.
Multazam, adalah dinding yang terletak diantara Hajar Aswad
dan pintu Kabah. Merupakan tempat yang sanqat dianjurkan untuk
berdoa (Insya Allah doa yang diminta akan dikabulkan oleh Allah SWT)
27.
Waktu wykuf di Arafah, adalah mulai tergelincir matahari
tanggal 9 dzulhijjah hingga terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.
28.
Nafar Awal, Disebut Nafar Awal, jika jamaah meninggalkan Mina
pada tgl 12 Zulhijah. Disebuat Nafar Awal krn jamaah lebih dulu
meninggalkan Mina,utk kembali ke Mekah dan hanya melontar jumroh 3
hari.Total kerikil yang dilontar jamaah Nafal Awal adalah 49 butir. Nafar
Tsani, Disebut Nafar Tsani atau Nafar Akhir jika jamaah melontar jumroh
selama 4 hari (tgl : 10,11,12 dan 13 Zulhijah).Sehingga jumlah batu yang
dilontar 70 kerikil.Jamaah baru meninggalkan Mina tgl 13 Zulhijah.
29.
Qiran, Ibadah Haji dengan cara melaksanakan Ibadah Haji dan
Ibadah Umroh pada waktu bersamaan, tanpa diselingi Tahallul.
30.
Rukun Haji, Rukun Haji adalah kegiatan yang harus dilakukan
dalam Ibadah Haji.Jika tidak dikerjakan maka Hajinya tidak syah.
31.
Rukun Haji ada 6 yaitu Ihram (niat), wukuf di arafah, Thawaf
Ifadhah, SaI, Tahallul (bercukur) dan Tertib sesuai tuntunan manasik.
32.
Wajib Haji, ada 6 yaitu Ihram haji dari miqat, Mabit di Muzdalifah,
Mabit di Mina, Melontar Jumrah, Menghindari yang dilarang saat ihram
dan Thawaf wada saat hendak meninggalkan Makkah.
33.
Sai. Berjalan kaki atau lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Bukit
Marwah. Dengan total 7 kali.
34.
Sunat Haji, Merupakan Sunat (tidak wajib) pada Ibadah Haji.
Sunat Umrah, Merupakan sunat (tidak wajib) pada Ibadah Umrah.
35.
Tahallul, adalah mencukur seluruh rambut atau memotong
sedikit rambut. Dengan tahalul berarti sudah bebas dari laranganlarangan saat ihram ibadah Haji atau Umroh.
36.
Talang Emas, Merupakan Talang Emas (Mizhab) yang terdapat
pada Kabah. Posisi Talang Emas ini terletak di atas Hijir Ismail.
37.
Talbiyah, Bacaan Talbiyah : Labbaik Allahumma labbaik, labbaik
laa Syariika laka labbaik, innal hamda wan nimata laka wal mulk laa
syariika lak.
38.
Raudhah adalah suatu tempat didalam masjid Nabawi(letaknya
ditandai dengan tiang-tiang putih) yang letaknya berada diantara rumah
Aisyah (sekarang makam Nabi SAW)sampai mimbar. Rasul bersabda :
antara rumahku dengan mimbarku adalah raudhah taman diantara
taman-taman surga.
39.
Rukun Kabah, dari Hajar aswad yaitu rukun hajar aswad, rukun
Iraqi, rukun Syami kemudian rukun Yamani.
40.
Doa antara pilar hijau yaitu rabbigh-fir warham wafu wa
takarram wataja-waz amma talam innaka talamu ma-laa nalam innaka
antallahul aazzul-akram ya Allah ampunilah, sayangilah, maafkanlah,
bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang engkau ketahui dari
dosa kami, sesungguhnya Engkau Maha mengetahui apa-apa yang
kami tidak mengetahuinya, sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Tinggi
dan Maha Mulia.
41.
Hukum mabit di Mina, Iman Maliki, imam hambali dan imam
SyafiI berpendapat bahwa mabit dimina hukumnya wajib.
42.
Tempat mabit di Mina adalah seluruh wilayah Mina termasuk
haratullisan dan daerah yang termasuk dalam batas perluasan hukum
mabit (Mina Jadid)Fatwa ulama Muhammad bin Shalih al Atsimin dan
Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz
43.
Hukum Shalat Arbain dan Pelaksanaannya, Selama di
Madinah jamaah haji melaksanakan shalat arbain yaitu 40 waktu shalat,
hadits riwayat Ahmad dan Thabrani dari shahabat Anas bin Malik
mengenai shalat arbain sanadnya shahih : Barang sipa shalat di masjid
ku 40 shalat tanpa terputus maka dia ditetapkan terbebas dari neraka
dari adzab dan dari sifat kemunafikan. Maksud hadits ini
sebagai Targhib dorongan untuk memperbanyak ibadah di masjid
Nabawi.
(Sumber : https://muhamadfaqihhusni.wordpress.com/2014/02/05/kebija
kan-pemerintah-dan-wawasan-informasi-haji/ )
MATERI 2
Berdasarkan hadits-hadits serta data historis yang telah dibahas, kita
dapat merumuskan jawaban terhadap masalah pokok kita: di manakah
miqat makani jemaah haji Indonesia? Pertama, jika kita
berkesempatan
untuk
mampu berada di
Dzulhulaifah,
Juhfah,
Qarnulmanazil atau Yalamlam, tempat-tempat itulah miqat makani kita
sesuai dengan hadits. Kedua, jika kita tidak mampu datang ke salah
satu dari empat tempat tersebut (sebab paspor coklat jemaah haji
Indonesia hanya berlaku untuk Makkah-Madinah-Jeddah), tempat mana
saja boleh kita jadikan sebagai miqat makani, asalkan lokasinya di luar
Tanah Haram dan menyediakan fasilitas untuk persiapan berihram.
MATERI 3
dan
a. Pembinaan manasik haji dan / atau materi lainnya, baik di tanah air, di
perjalanan maupun di Arab Saudi.
b. Pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi dan pelayanan
kesehatan yang memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan
maupun di Arab Saudi.
c. Perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia.
d. Penggunaan paspor haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk
pelaksanaan ibadah haji, dan
e. Pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di
tanah air, di Arab Saudi dan saat kepulangan ke tanah air.
2. Kewajiban Pemerintah
Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan
perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan
ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan
dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.
C. Pengorganisasian
Penyelengaraan Ibadah Haji (PIH) meliputi unsur kebijakan,
pelaksanaan dan pengawasan. Kebijakan dan pelaksanaan dalam
penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi
tanggung jawab pemerintah. Dan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab tersebut, menteri mengkoordinasikannya dan/atau
bekerja sama dengan masyarakat, departemen / instansi terkait, dan
pemerintah kerajaan Arab Saudi. Setelah itu, yang melaksanakan PIH
ini adalah pemerintah dengan masyarakat. Dalam rangka pelaksanaan
PIH ini pemerintah membentuk satuan kerja dibawah menteri yang
kemudian akan diawasi oleh KPIH.
Penyelenggaraan ibadah haji dikoordinasi oleh :
a. Menteri di tingkat pusat
b. Gubernur di tingkat provinsi
c. Bupati / wali kota di tingkat kabupaten / kota, dan
d. Kepala perwakilan Republik Indonesia untuk kerajaan Arab Saudi.
1. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat,
di daerah yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi. Dalam rangka
penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang
menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas :
a) Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)
b) Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TIPHI), dan
c) Tim Kesehatan Haji Indonesia.
Selain itu, Gubernur atau Bupati / Wali Kota juga berhak mengangkat
petugas yang menyertai jemaah haji, yang terdiri atas :
a) Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD), dan