Rukun haji
Rukun adalah amalan yang harus dikerjakan demi sah nya ibadah haji, apabila
ditinggalkan maka haji tidak sah dan tidak bisa diganti dengan dam (denda).
• Niat ihram
• Wukuf di Arafah
• Thawaf Ifadah
• Sa’i
• Tahallul
Wajib Haji
Ini adalah amalan wajib dalam ibadah haji, jika salah satunya ditinggalkan atau lupa maka
bisa diganti dengan dam.
• Memulai ihram dari miqat
• Melontar jumrah
• Mabit di Muzdalifah
• Mabit di Mina
• Thawaf Wada’
Model Pelaksanaan Haji
Ibadah haji bisa dilaksanakan dengan tiga model, sebagai berikut.
1. Haji Tamattu’
Disebut juga haji santai, karena ibadah haji dan umrah dilakukan dengan niat ihram yang
berbeda.
Jamaah yang datang ke Makkah melakukan umrah terlebih dahulu, diakhiri dengan tahallul.
Kemudian mereka menetap di Makkah hingga 8 Dzulhijjah dan memakai ihram kembali
dengan berniat untuk ibadah haji.
Model ini yang sering dilaksanakan oleh jamaah haji asal Indonesia
2. Haji Qiran
Jamaah yang melakukan haji Qiran melafalkan niat ihram untuk haji dan umrah
sekaligus dan dalam satu gerakan.
Jadi 1 kali thawaf dan 1 kali sa’I dilakukan untuk ibadah haji dan umroh sekaligus.
Jamaah yang melakukan haji Qiran wajib membayar dam.
3. Haji Ifrad
Jamaah hanya melakukan ibadah haji, ibadah umroh bisa dilakukan di luar
waktu haji. Model haji ini biasanya untuk mereka yang tinggal lama di sekitar
Makkah.
Miqat
Miqat Zamani
“Zaman” adalah waktu, artinya ketentuan waktu dalam mengenakan ihram khususnya dalam
pelaksanaan ibadah haji.
Miqat zamani ibadah haji dimulai sejak 1 Syawal sampai 10 Dzulhijah.
Lempar Jumrah
Ada tiga jenis jumrah yaitu Jumratul Ula, Jumratul Wustho, dan Jumratul Aqabah.
Jumratul Ula dilakukan pada 10 Dzulhijjah setelah perjalanan dari Arafah – Muzdalifah
dan berakhir di Mina (Armuzna).
Selanjutnya pada 11, 12, 13 Dzulhijjah jamaah haji melempar tiga jumrat tersebut.
Nafar
Nafar artinya pergi, yaitu kepergian jamaah haji dari kota Mekkah. Ada dua jenis Nafar.
Pertama yaitu Nafar Awal, jamaah haji meninggalkan Mina sebelum maghrib tanggal 12
Dzulhijjah.
Jika jamaah masih di Mina setelah maghrib tanggal 12 Dzulhijjah, dia wajib mabit 1 malam
lagi di Mina dan pergi esok hari.
Ini adalah materi tentang proses penyelenggaraan haji di Indonesia mencakup regulasi,
persiapan, kepanitiaan, dan pemenuhan kebutuhan jamaah di Arab Saudi.
UU Nomor 8 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan umroh yang mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan.
Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan haji reguler dan
Nomor 6 tahun 2021 tentang penyelenggaraan haji khusus.
Istilah Panitia
Pembimbing Ibadah Haji adalah orang yang menguasai pengetahuan manasik haji dan telah
mengikuti orientasi pembimbing haji yang diselenggarakan oleh Dirjen Haji dan Umrah.
Ketua regu (Karu) adalah petugas yang dipilih dari jemaah haji untuk memimpin sepuluh
orang anggota.
Tugas pokok Karu adalah membantu pelaksanaan tugas Karom dan petugas kloter dalam
mendampingi jamaah.
Ketua rombongan (Karom) adalah petugas dari jemaah haji yang memimpin 4 regu, Karom
ditetapkan berdasarkan surat Kepala Kanwil Kemenag Provinsi.
Tugas Karom adalah membantu tugas ketua kloter dan TPHI dalam menyertai jamaah.
Karu dan Karom mendapatkan pembinaan di kabupaten/kota, juga mendapatkan pembinaan
di embarkasi dengan materi tugas pokok, fungsi, dan pelaksanaan tugas.
Aktivitas Jamaah Haji Di Embarkasi