Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“FIQIH & MANAJEMEN HAJI”

Oleh Kelompok 2:

Arief Rachman Hakim 201710020311028

Eva Rusdiana Dewi 201710020311064

Iis Muala Wati 201710020311071

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019

1
MACAM-MACAM HAJI, PERBEDAAN & PERSAMAAN HAJI,
KETENTUAN HAJI, SERTA RANGKAIAN PELAKSANAAN IBADAH HAJI1

A. Pendahuluan

Haji merupakan ibadah yang mengajarkan bagaimana seorang muslim


melakukan aktifitas kolektif secara baik, dalam pelaksanaan ibadah haji selalu
dilakukan dengan kebersamaan. Tidak ada kegiatan haji yang bisa dilakukan
dalam kesendirian, sehingga semua rangkaian ibadah haji dilakukan secara
terrbuka dan bersama orang lain.

Ibadah haji memiliki beberapa macam jenis, diantara macam-macam


haji tersebut memiliki perbedaan maupun persamaan. Selain itu ibadah haji
mempunyai ketentuan, serta rangkaian pelaksanaan tersendiri yang berbeda
dengan ibadah-ibadah lainnya.

Makalah ini memaparkan macam-macam haji, perbedaan & persamaan


haji, ketentuan haji, serta rangkaian pelaksanaan ibadah haji. Harapannya
dengan makalah ini, pembaca maupun penulis dapat lebih memahami hal-hal
mendasar mengenai haji.

B. Macam-Macam Haji

Secara ringkas ada tiga macam jenis ibadah haji, yaitu: Tamattu’, qiran,
dan Ifrad.

1. Haji Tamattu’

Haji tamattu’ adalah haji yang dilakukan setelah umrah lebih


dahulu, yaitu berniat ihram untuk umrah di miqatnya pada bulan-bulan
haji. Setelah selesai melaksanakan rangkaian ibadah umrah, dan tahallul
( dengan memotong rambut atau menghabisinya ) dari ihram. Kemudian
untuk hajinya berihram di Mekkah pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehingga
ada jarak waktu beberapa hari antara umrah dengan hajinya.

1
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Fiqih & Manajemen Haji” yang dibina oleh H. Agus
Supriadi, Lc., M.HI.

2
2. Haji Qiran

Haji qiran adalah niat melaksanakan ihram untuk umrah dan haji
secara bersamaan sejak dari miqat, atau niat iram untuk umrah lalu
memasukan niat untuk haji sebelum memulai tawaf umrah. Jadi, orang
yang berhaji tetap dalam keadaan ihram sampai melempar jumrah pada
hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) lalu mencukur rambut.

3. Haji Ifrad

Haji ifrad adalah niat ihram untuk haji saja sejak dari miqat dan
tetap dalam keadaan ihram sampai melempar jumrah pada hari raya Idul
Adha, dan mencukur rambut.

C. Perbedaan & Persamaan Haji

Haji Tamattu’ Qiran Ifrad

Tidak terdapat
Terdapat dam. Terdapat dam.
dam.
Perbedaan

Niat umroh, setelah Niat umroh dan


Hanya berniat
umroh niat ihrom haji secara
Haji.
haji. bersamaan.

Ada rukun haji Ada rukun haji Ada rukun haji


Persamaan

Ada wajib haji Ada wajib haji Ada wajib haji

Ada sunnah haji Ada sunnah haji Ada sunnah haji

Ada larangan haji Ada larangan haji Ada larangan haji

D. Ketentuan-Ketentuan Haji

Ketentuan-ketentuan haji terdiri dari rukun haji, wajib haji, sunnah haji,
dan larangan haji.

-Rukun haji

3
Rukun haji adalah suatu hal yang harus dikerjakan, dan apabila
meninggalkan salah satu saja rukun tersebut maka ibadah hajinya tidak sah.
Adapun lima syarat sah haji adalah:

1. Ihram

2. Thawaf

3. Sa’i (setelah thawaf)

4. Wukuf di padang ‘Arafah dan bercukur

-Wajib Haji

Adapun yang dimaksud dengan wajib haji yakni apabila tidak


dikerjakan dapat dan harus diganti dengan dam. Wajib haji terdiri dari 6
kegiatan:

1. Ihram dari miqat (tempat yang di tentukan untuk memulai haji).


maka barang siapa melampaui miqat tanpa ber-ihram , diwajibkan
membayar dam (denda) seekor domba.

2. Melempar jumroh. Barang siapa tidak melakukannya diwajibkan


membayar dam, seekor domba.

3. Meneruskan wukuf di ‘Arafah sampai setelah matahari terbenam.

4. Menginap (mabit) di Muzdalifah.

5. Menginap (mabit) di Mina.

6. Thawaf wada’ (thawaf perpisahan sebelum meninggalkan Makkah).

Meninggalkan keempat hal terakhir (yakni nomor 3, 4, 5, dan 6) wajib


membayar dam , menurut suatu pendapat, tetapi dalam pendapat lainnya,
hanya dianjurkan saja (tidak wajib).

-Sunnah Haji

Adapun sunnah haji adalah amalan-amalan yang dianjurkan ketika


pelaksanaan haji. Di makalah ini kami akan membagi beberapa bagian sunnah
dalam haji:

4
- Hal-hal yang disunnnahkan saat berihram

1. Sejak awal bulan Dzulqa’dah hendaknya tidak memotong rambut dan


jenggot, jika tidak bisa hendaknya dilakukan pada awal bulan Dzullhijjah.

2. Sebelum ber ihram hendaknya membersihkan badan terlebih dahulu


(hendaknya, memotong kuku dan kumis). Dan hendaknya mandi ihram
sebelum berihram di miqat.

3. Jika memungkinkan hendaknya ihram dilakukan setelah shalat zhuhur. Jika


tidak, maka lakukanlah setelah shalat wajib yang lain. Jika tidak
memungkinkan juga, maka lakukanlah setelah shalat sunnah dua sampai
enam rakaat.

-Hal-hal yang disunnahkan saat memasuki Masjidil-Haram

1. Disunnahkan mandi terlebih dahulu.

2. Ketika akan memasuki Masjidil-Haram disunnahkan dengan kaki telanjang


dan dalam keadaan tenang.

3. Hendaknya masuk melalui pintu “Bani Syaibah”, dikatakan bahwa pintu itu
saat ini berhadapan dengan “Babussalam”

- Hal-hal yang dianjurkan saat sa’i

1. Disunnahkan setelah shalat thawaf dan sebelum sa’i untuk meminum air
zamzam dan menyiramkannya juga pada kepala, kulit, dan perut.

2. Dalam pelaksanaannya dianjurkan untuk berjalan kaki biasa, kecuali pada


lokasi yang ditandai dengan lampu hijau bagi laki-laki dianjurkan untuk
berlari-lari kecil.

3. Disunnahkan banyak menangis ketika sa’i dan memperbanyak doa kepada


Allah SWT.

- Hal-hal yang disunnahkan di dalam melempar jumrah

1. Ketika melaksanakannya dianjurkan dalam keadaan suci.

2. Setiap lemparan batu kerikil disertai takbir.

5
3. Melempar jumrah aqabah dengan membelakangi kiblat, dan melempar
jumrah ula dan jumrah wustha dengan cara menghadap kiblat.

4. Disaat tangan kira menggenggam batu yang akan dilemparkan, dianjurkan


membaca doa ini:

umr u 晦䁪uက 䁘 Ꮠ 晦䁪 ꘀu ࠀꘀᄀ䁪 晦uᏐ


Artinya: “Ya Allah inilah kerikil-kerikil maka periharalah untukku dan
jadikanlah ia pengangkat amalku.”

-Hal-hal yang disunnahkan dalam korban

1. Binatang yang dikorbankan harus gemuk (banyak dagingnya).

2. Jika binatang yang dikorbankan adalah sapi atau unta dianjurkan betina,
dan jika kambing maka dianjurkan jantan.

3. Binatang korban hendaknya disembelih sendiri, jika tidak bisa


menyembelihnya hendaknya meletakkan tangannya di atas orang yang akan
menyembelih binatangnya.

- Hal-hal yang disunnahkan di Mina

1. Disunnahkan bagi jamaah bermalam di Mina pada hari kesebelas dan dua
belas, dan tidak keluar dari Mina sekalipun untuk melakukan thawaf sunnah.

2. Membaca takbir setiap selesai melaksanakan shalat.

-Larangan Haji

Hal-hal yang terlarang dalam haji, ada enam:

1. Terlarang bagi laki-laki mengenakan pakaian yang berjahit (kemeja, celana,


sepatu, dan sebagainya). Ia hanya diperbolehkan mengenakan semacam kain
panjang atau handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Kecuali jika sama sekali
tidak mendapatkan kain seperti itu, tak apalah mengenakan celana. Juga
dibolehkan baginya menggunakan ikat pinggang dan berteduh ketika dalam
kendaran (atau bangunan). tetapi tidak dibolehkan menggunakan penutup
kepala (yang langsung menyentuh kepala). Jika sekiranya melanggar larangan

6
ini, wajiblah ia membayar dam (denda) seekor domba. Adapun wanita
diperbolehkann menggunakan pakaian berjahit, tetapi terlarang baginya
menutupi wajahnya dengan sesuatu yang bersentuhan langsung dengannya.

2. Terlarang memakai wangi-wangian (kecuali dipakai sebelum ber-ihram dan


baunya masih melekat). oleh karena itu, hendaknya dihindari segala sesuatu
yang dianggap sebagai parfum menurut kebiasaan. Dan jika sekiranya
memakai juga, diwajibkan membayar dam seekor domba.

3. Memotong kuku atau mencukur (menghilangkan) rambut, termasuk


larangan bagi siapa yang sedang ber-ihram. Bagi yang melanggar diharuskan
membayar dam (seekor domba). tetapi dibolehkan memakai celak mata,
mandi, bekam , dan menyisir rambut.

4. Melakukan jima’ (bersenggama). Melakukannya sebelum tahallul pertama,


merusak (membatalkan) haji disamping mewajibkan pembayaran dam berupa
seekor unta atau sapi, atau tujuh ekor domba. Dan apabila hal itu dilakukan
setelah tahallul pertama, maka hajinya tidak menjadi batal, tetapi tetap
membayar dam.

5. Selain jima’, terlarang pula melakukan hal-hal yang merupakan


pendahuluan jima’, seperti mencium istri atau bersentuhan dengan sengaja.
Demikian pula melakukan istimna’ (masturbasi). semua hal tersebut
hukumnya haram dan wajib membayar dam seekor domba.

6. Membunuh binatang buruan yang hidup di darat, yakni yang halal dimakan
atau terlahir dari campuran antara yang halal dan haram. Dan apabila
melakukannya, diwajibkan membayar dam seekor hewan ternak yang besar
tubuhnya mirip dan menyerupai yang terbunuh. Sedangkan binatang laut, tak
ada larangan memburunya.

E. Rangkaian Pelaksanaan Ibadah Haji

Rangkaian pelaksanaan yang dilakukan dalam ibadah haji, sejak


dimulainya perjalanan sampai pulang kembali terdiri atas beberapa bagian,
antara lain:

Bagian pertama: sejak keberangkatan sampai ihram.

7
1. yang berkaitan dengan harta.

Mengembalikan harta yang di peroleh secara zalim, membayar


hutang-hutang, mengembalikan barang-barang yang di titipkan, uang yang
di bawanya selama perjalanan harus halal, mengeluarkan sedekah pada saat
menjelang keberangkatan.

2. yang berkaitan teman seperjalanan.

Hendaknya mencari teman seperjalanan yang sholeh, teman yang


saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan saling menguatkan.
Rasulullah mengatakan kepada orang yang hendak memulai perjalanan
“semoga engkau selalu dalam pemeliharaan dan penjagaan Allah dan
semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu dan
mengarahkan kamu kepada kebaikan dimanapun engkau berada.

3. ketika hendak keluar rumah.

Sholat dua rakaat pada sholat rakkat pertama surat al-fatihah,


membaca al-kafirun, apabila selesai sholat berdoa kepada Allah dengan
ketulusan dan keikhlasan.

4. Berdo’a ketika naik kendaraan.

5. Penjagaan, hendaknya selalu hati-hati dan tetap waspada.

6. mengucapkan takbir.

Bagian kedua: adab ihram dari miqat hingga masuk kota makkah.

1. mandi dengan meniatkannya sebagai mandi ihram.

2. Meninggalkan semua pakaian yang terjahit, menggunakan pakaian


yakni menutupi bagian atas serta bagian bawah badan dengan dua
potongan kain yang putih bersih.

3. Menunggu sejenak sampai kendaraan yang mengangkutnya berjalan

4. Apabila ihram telah di mulai ucapkan bacaan talbiyah.

5. Di sunnahkan memperbarui bacaan talbiyah.

8
Bagian ketiga: adab ketika memasuki kota makkah sampai
pelaksanaan thawaf.

1. melaksanakan mandi yang di anjurkan dalam haji, yaitu mandi ketika


mulai ihram di tempat miqat.

2. Ketika sampai perbatasan haram hendaknya membaca doa

3. Hendaknya memasuki makkah dari arah yang di sebut Abthah, melalui


jalan tanjakan kuda.

4. Memasuki kota makkah dan sampai ke tempat yang di kenal sebagai ras
ar-radm maka hendaknya bedoa.

5. Memasuki masjidil haram melaui bab bani syaibah, mengucapkan doa.

6. Langsung menuju hajar aswad mengucapkan doa.

Bagian keempat: thawaf.

1. suci dari hadas dan najis.

2. Selesai memperbaiki letak kain ihram, hendaknya berdiri dengan


menjadikan ka’bah di sebelah kiri, hajar aswad sedikit di depannya.

3. Ketika melakukan thawaf membaca doa.

4. Melaksanakan thawaf dengan cara berjalan cepat, berlari-lari kecil pada


tiga putaran pertama, kemudian berjalan biasa pada putaran keempat lainnya.

5. Setelah selesai ke tujuh putaran thawaf, menuju multazam, yaitu antara


dinding ka’bah dengan hajar aswad dan pintu ka’bah (tempat di kabulnya doa).

6. Sholat dua rakaat.

Bagian kelima: sa’i.

1. Dilakukan ditempat sa’i, Shofa- Marwah. Dimulai dari Shofa dan


diakhiri di Marwah.

2. Berdoa, tujuh kali perjalanan, dikerjakan setelah thowaf dan dilakukan


dengan kesungguhan hati.

9
Bagian keenam: wukuf.

1. berangkat ke mina mengucapkan talbiyah.

2. Setelah sampai ke Mina membaca doa.

Bagian ketujuh: kewajiban menginap di mina, lempar jumroh,


mencukur rambut.

1. saat meninggalkan arafah bersikap tenang dan tawadhu.

2. Setelah sampai muzdhalifah ia mandi, lalu bermabit di Muzdhalifah.

3. Bermalam di Mina dan melempar jumroh.

setelah selesai thawaf kembali ke Mina untuk bermalam,


kemudian mandi dengan niat untuk melempar jumroh dan
melemparnya dengan tujuh buah batu dan bergeser sedikit menghadap
kiblat, lalu membaca doa, menuju ke jumroh wusthoda seperti
melempar jumroh sebelumnya dan berdoa seperti doa sebelumnya dan
melempar ketiga jumroh seperti yang di lakukan sebelumnya.

-Thawaf ifadhah.

Atau thawaf ziarah, mulai masuk sejak tengah malam menjelang yaum
an-nasr (malam menjelang 10 dzulhijjah). Cara melaksanakan thawaf ifadhah
di ikuti dengan sholat dua rakaat di teruskan dengan dianggap cukup dan
tidak mengulangi sa’i.

-Sebab -sebab tahalul.

Melempar jumroh aqabah ,mencukur rambut dan thawaf ifadhah.


Apabila telah melaksanakan dua dari tiga hal tersebut maka di anggap telah
ber tahlul awal. boleh mendahulukan atau mengundurkan ketigannya, setelah
menyembelih akan tetapi lebih afdhalnya berurutan.

-Khutbah haji.

Di sunnahkan bagi imam berkhutbah setelah masuk waktu dhuhur. mengikuti


khutbah rasulullah saw yang di sebut khutbah al-wada.

10
F. Penutup

Macam-macam ibadah haji diantaranya adalah: Haji Tamattu’, qiran,


dan Ifrad. Tamattu adalah mengerjakan umrah pada bulan-bulan haji lalu
mengerjakan haji pada tahun itu juga. Ifrad adalah mengerjakan ihram hanya
untuk haji. Sedangkan qiran adalah mengerjakan ihram untuk haji dan umrah
atau ihram untuk umrah lalu memasukan haji sebelum thawaf.

Jika berhaji dan berumrah secara ifrad, maka masing-masing


dikerjakan dengan sempurna. Jika berhaji secara tamattu, maka ihram untuk
haji dilakukan ditanah haram sendiri karena itu dikenakan dam. Sedangkan
jika berhaji secara qiran, maka pekerjaan sekali dianggap dua. Satu ihram,
satu thawaf, satu sa’i. Oleh karena itu dikenakan dam. Itu semua termasuk
perbedaan haji. Sedangkan persamaan dari ketiganya adalah sama-sama
terdapat ketentuan-ketentuan haji.

Dalam Ibadah haji telah diatur tata cara pelaksanaannya dan


ketentuan-ketentuan yang wajib maupun sunnah untuk dikerjakan, bahkan
ada beberapa hal yang dilarang. Ketentuan-ketentuan haji terdiri dari rukun
haji, wajib haji, sunnah haji, dan larangan haji.

Adapun rangkaian pelaksanaan ibadah haji dimulai sejak


keberangkatan ibadah haji, lalu niat ihram, thowaf, sa’i wuquf, mabit malam
tanggal 10 dzulhijah di Muzdalifah, melempar jumroh Aqobah, tahallul awal
(memotong/mencukur rambut), mabit malam tanggal 11 sampai 13 Dzulhijah
di Mina, melempar juroh ula, wustho, aqobah tanggal 11, 12, 13 Dzulhijah,
thowaf haji ifadhoh.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A. Tanya Jawab Tentang Rukun Islam. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang, 2003

Dimjati, D. Panduan Ibadah Haji dan Umroh Lengkap: Disertai Rahasia dan
Hikmahnya. Solo: Era Intermedia, 2009

Ghazali, A. H. Rahasia Haji dan Umroh. Bandung:Karisma, 1993

Muslih, A. Memahami Aqidah, Syariat dan Adab. Malang: Islamic foundation, 2009

Shiddieqy, T. M. H. Kuliah Ibadah. Semarang: pustaka Rizki Putra, 2000

Sholikin, M. Keajaiban Haji dan Umrah. Jakarta:Erlangga, 2013

Zadeh, M. H. F. Bimbingan Praktis Haji. Jakarta: Al-Huda, 2005

12

Anda mungkin juga menyukai