1. Jelaskan bagaimana Tata Cara Pengurusan Dokumen Keberangkatan Haji dan Umroh ?
2. Jelaskan peraturan perundangan yang menjadi landasan kebijakan pemerintan dalam
penyelenggaraan Haji?
3. Jelaskan pelaksanaan dan tata urutan dalam pelaksanaan
a. HajiTamathu’
b. Haji Ifrad
c. Haji Qiran
d. Badal Haji
4. Jelaskan waktu dan cara mengerjakan
a. Wukuf di Arafah
b. Mabid di Muzdalifah
c. Mabid di Mina dan melempar jumroh
d. Pembayaran Dam
5. Sebutkan persiapan apa saja yang diperlukan calon haji
a. Sebelum berangkat
b. Saat di embarkasi
c. Saat di Madinah dan Jeddah
d. Saat di Muzdalifah dan Mina
Jawaban
1. Jika digambarkan proses pengolahan dokumen haji antara lain terdiri atas lima
tahap, yaitu:
a. Pendaftaran Haji
Pendaftaran haji pada Kantor Kementerian Agama di masing-masing Kota
dibuka sepanjang tahun. Bagi jamaah yang belum membuka rekening haji akan
diarahkan untuk membuat rekening haji sekaligus melakukan penyetoran melalui
Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang telah
ditunjuk oleh Kementerian Agama RI. Dan bagi yang telah memiliki rekening haji
jamaah akan diarahkan untuk mengambil nomer antrian.
Adapun persyaratan dokumen peserta haji yang harus dibawa ketika
melakukan pendaftaran ke Kantor Kementerian Agama Kota adalah sebagai berikut :
- Pas Foto 3x4 15 lembar
- Pas Foto 4x6 10 Lembar
- Fotocopy KTP Ukuran A4 sesuai domisili yang masih berlaku sebanyak 3
lembar
- Fotocopy Kartu Keluarga (KK) sebanyak 5 lembar
- Surat keterangan sehat dari Puskesmas setempat
- Fotocopy Ijazah terakhir atau Akte Kelahiran atau Surat Nikah atau Surat
Domisili dari Kecamatan sebanyak 2 lembar
- Fotocopy buku tabungan haji dengan saldo minimal Rp 25 juta rupiah sebanyak
2 lembar
- 3 Lembar Tanda Bukti Setoran Awal BPIH yang berisi nomer validas
b. Pelunasan BPIH
Setiap tahunnya, Kantor Kementerian Agama kota akan mendapatkan
pemberitahuan jatah kuota dan range nomer porsi keberangkatan dari kantor wilayah
provinsi. Berdasarkan informasi tersebut kantor kementerian kota akan
mengumumkan melalui surat edaran yang akan dibagikan kepada KBIH. Selanjutnya
pemberitahuan tersebut akan diteruskan oleh pihak KBIH kepada para calon jamaah
yang tergabung. Selain itu pada Jamaah Haji juga dapat langsung mengakses secara
online melalui situs resmi Kantor Kementerian Agama Kota.
Persyaratan-Persyaratan berkas dokumen yang harus di bawa ke kantor
Kementerian Agama Kota adalah sebagai berikut
- BPIH lunas warna merah, biru dan kuning yang didapatkan dari BPS BPIH
setelah melakukan pelunasan.
- Bagi jamaah haji yang sudah memiliki paspor harap diserahkan kepada Seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kota
- Foto Copy KTP ukuran A4 2 Lembar
- Fotocopy surat keterangan sehat dari Puskesmas Kecamatan domisili sebanyak 2
lembar
- Pas foto ukuran 3 x 4 (15 lembar) dan 4 x 6 (2 lembar) dengan tampak wajah
80% dan backgraound putih
c. Dokumentasi
Proses pengurusan dan penerbitan paspor biasa bagi jamaah haji dilaksanakan
di Kantor Imigrasi terdekat dengan pengantar dari Kantor Kementerian Agama
Kota/Kabupaten. Untuk pengurusan penerbitan paspor biasa jamaah haji, pihak
Kantor Kementerian Agama Kota memberitahukan kepada calon jamaah haji secara
langsung dan via telpon ketika pelunasan haji, sehingga persyaratan dokumen jamaah
haji dapat dilengkapi secepatnya.
Proses-Proses pemvisaan dilakukan oleh Kementerian Agama Pusat namun
proses awal pengurusannya dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama Kota
Tangerang atau setempat, yang mana tahap dalam pemvisaan melalu Kantor Wilayah
Kementerian Agama. Pemvisaan dilakukan setelah passport sudah diterbitkan.
Percetakan-Percetakan dokumen administrasi Perjalanan Ibadah Haji (DAPIH)
dilakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama. Kementerian Agama
menerbitkan dokumen pengendali bagi jamaah haji yang berguna untuk kontrol
administasi oprasional di Arab Saudi dengan sobekan disetiap lembar halaman untuk
berbagai keperluan, seperti naqobah, muasassah, (kementerian) penerbangan dan
lain-lain. Proses selanjutnya ketika DAPIH dan paspor yang sudah divisa diserahkan
ke petugas Kementerian Agama Kota Tangerang dan kemudian petugas menyatukan
paspor dan DAPIH setelah selesai dokumen tersebut diserahkan ke bagian Imigrasi di
embarkasi.
2. Aturan Penyelenggaraan Haji yang Dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia
a. Azas Penyelenggaraan Ibadah Haji
Pada undang-undang nomor 17 tahun 1999, disebutkan bahwa
penyelenggaraan iadah haji didasarkan pada azas keadilan memperoleh kesempatan,
perlindungan, perlindungan kepastian sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Sementara itu, dalam undang-undang nomor 13 tahun 2008 tentang
penyelenggaraan ibadah haji pada pasal 2 disebutkan bahwa ibadah haji dilaksaakan
berdasarkan azas keadilan, profesionalitas, serta akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.
b. Tujuan Penyelenggaraan Ibadah Haji
Tujuan penyelenggaraan ibadah haji terdapat pada undang-undang nomor 13
tahun 2008 pasal 3. Pada undang-undang tersebut disebutkan bahwa tujuan
penyelenggaraan haji adalah memberikan pembinaan, pelayanan,serta perlindungan
yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji sehingga jamaah haji dapat menunaikan ibadah
sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
c. Kewajiban Jamaah Haji
Dalam undang-undang nomor 13 tahun 2008 pasal 5 disebutkan tentang
kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap warga negara Indonesia yang akan
menunaikan ibadah haji di Tanah Suci.
d. Peraturan Penyelenggaraan Haji Reguler dan Haji Khusus
Beberapa aturan penyelenggaraan haji berkaitan dengan persyaratan dan
ketentuan yang wajib untuk dipenuhi oleh haji reguler dan haji khusus diatur dalam
Peraturan Menteri Agama nomor 14 tahun 2012 mengenai penyelenggaraan ibadah
haji reguler dan Peraturan Menteri Agama nomor 23 tahun 2016 tentang
penyelenggaraan ibadah haji khusus.
3. Pelaksanaan dan tata urutan pelaksanaan
a. Haji Tamathu'
Haji Tamathu adalah haji yang dilaksanakan ibadah Umrah terlebih dahulu
kemudian melaksanakan haji.
Tata pelaksanaannya jama’ah ketika pertama datang ke Mekkah langsung
melaksanakan Ibadah Umrah; Ihram, thawaf, Sa'i kemudian jama’ah langsung
tahallul, melepas ihramnya memakai pakaian biasa, boleh melakukan larangan-
larangan ihrom. Selanjutnya jama'ah menunggu sampai tanggal 8 Dzulhijah untuk
memakai pakaian Ihram kembali untuk melaksanakan Ibadah Haji. Ditutup tanggal
12-13 dengan thawaf wada'
b. Haji Ifrad
Haji ifrad adalah haji yang umrahnya di kerjakan di luar bulan haji, boleh
sebelum atau sesudahnya dan tidak berkewajiban membayar dam.
Adapun tata cara ibadah haji ifrad adalah sebagai berikut :
1) Mandi seperti mandi jinabat
2) Memakai pakaian ihram
3) Shalat sunah dua rakaat di miqat
4) Membaca niat haji
5) Berangakat menuju arafah untuk mengerjakan wukuf dan di dalam perjalanan
memperbanyak membaca talbiah
6) Wukuf di arafah pada tanggal Sembilan / 9 dzul hijjah
7) Bermalam di muzdalifah pada malam tanggal sepuluh / 10 dzul hijjah
8) Melempar jumrah aqabah pada tanggal sepuluh / 10 dzul hijjah waktu dhuha
di lanjutkan menyembelih, cukur dan lukar
9) Mengerjakan tawaf ifadah di lanjutkan sai safa marwah
10) Pada tanggal 11-12-13 dzul hijjah bermalam di mina dan siang harinya
melempar jumrah ula, wustho, aqabah adapun waktunya setelah tergelincirnya
matahari sampai sebelum terbenamnya matahari, bagi yang nafar awal
pekerjaan mabit dan melempar 3 / tiga jumrah cukup sampai tanggal 12 dzul
hijjah, dan sebelum matahari terbenam sudah meninggalkan wilayah mina
11) Mengerjakan umrah di luar bulan haji
Kalau mengerjakan umrahnya di kerjakan setelah haji, maka bagi yang nafar
awal umrahnya bisa dimulai pada malam tanggal 13 dzulhijjah dan bagi yang
nafar akhir pada malam tanggal 14 dzul hijjah
12) Menjelang pulang mengerjakan tawaf wada.
c. Haji Qiran
Jemaah haji yang melakukan haji qiran akan melakukan ibadah haji dan umrah
secara bersamaan. Hal ini dilakukan dengan sekali niat sekaligus untuk haji dan
umrah. Namun, jamaah diharuskan membayar dam.
Pelaksanaannya dilakukan pada bulan-bulan haji. Jemaah melakukan tawaf,
sa'i, dan tahallul satu kali untuk haji dan umrah.
Jemaah-Jemaah yang memilih melakukan haji qiran akan dikenakan denda
atau dam berupa menyembelih seekor kambing. Bagi mereka yang tidak mampu,
jemaah harus menggantinya dengan berpuasa 10 hari. Ketentuannya, 3 hari puasa
dilakukaan saat di Mekkah dan 7 hari puasa ketika sudah di Tanah Air. Jemaah juga
disunnahkan melakukan tawaf qudum ketika tiba di Mekkah.
d. Badal Haji
Badal secara harafiah berarti pengganti atau wakil. Jadi badal haji sama juga
dengan mewakili seseorang berhaji dengan ketentuan orang yang mewakili harus
sudah lebih dulu melaksanakan ibadah haji secara sempurna.
Dalam pelaksanaan haji ada ketentuannya, yakni orang yang menggantikan
terlebih dahulu harus menunaikan ibadah haji untuk dirinya sendiri. Hal ini
didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Abu Daud dan Ibnu Majah dari Ibnu
Abbas.
4. Waktu dan Cara mengerjakan
a. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arofah yaitu berada di Padang Arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah
dari saat tergelincirnya matahari sampai terbitnya fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah,
jama’ah haji yang mengambil sebagian dari batasan waktu tersebut sudah sah
wukufnya. Wukuf diawali dengan khutbah wukuf lalu sholat dzuhur dan ashar jama’
Taqdim dan Qoshor, setelah itu berdzikir, berdo’a sampai menjelang terbenamnya
matahari. Niat Ihromnya dari hotel atau pemondokan sebelum berangkat ke Arofah.
b. Mabid di Muzdalifah
Mabit di Mudzalifah yaitu berhenti/bermalam di Mudzalifah walaupun sejenak
dala kendaraan atau turun dari kendaraan pada malam tanggal 10 Dzulhijjah sampai
tengah malam, pada saat mabit hendaknya memperbanyak bacaan Talbiyah, berdzikir
dan berdo’a selanjutnya mencari kerikil sebanyak 7 atau 49 atau 70 butir
c. Mabid di Mina dan melempar jumroh
Mabit di Mina yaitu bermalam di Mina sampai tengah malam pada tanggal 11
dan 12 dzulhijjah bagi yang mengambil Nafar Awwal dan sampai tanggal 13
Dzulhijjah bagi yang mengambil Nafar Tsani.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, melontar jumroh Aqobah saja, waktu melempar
mulai setelah lewat malam tanggal 10 Dzulhijjah sampai Shubuh tanggal 11
Dzulhijjah.
Pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah melontar 3 jamarat (Ula, Wustho dan
Aqobah) untuk Nafar Awwal, dan tanggal 13 Dzulhijjah untuk Nafar Tsani. Waktu
melontar mulai masuk waktu Dzuhur sampai Shubuh, untuk menghindari panas
matahari dan padatnya jama’ah haji, maka pelontaran jumroh dapat dilakukan pada
sore atau malam hari.
d. Pembayar Dam
Jama’ah haji yang melakukan haji Tamattu’, atau haji Qiran, wajib membayar
dam, berupa seekor kambing, dan disembelih pada hari nahar (10 Zulhijjah) sebelum
tahallul, atau apda hari tasyriq. Jika tidak mampu menyembelih kambing, maka harus
diganti dengan puasa 10 hari. Tiga hari dikerjakan di Makkah, pada waktu haji, dan
tujuh hari dekerjakan setelah kembali ketempat asal.
Jama’ah haji yang masih dalam keadaan ihram, tetapi melakukan
mencukur/memotong rambut, memotong kuku, memakai pakaian berjahit, memakai
parfum (wangi-wangian), wajib membayar dam dengan memilih salah satu diantara
menyembelih seekor kambing, berpuasa tigahari, atau memberi makan 6 orang
miskin, masing-masing 3 sha’ (9,3 liter).
Jama’ah haji yang terhalang jalannya sehingga tidak dapat meneruskan haji
atau umrah, wajib membayar dam dengan cara menyembelih seekor kambing dan
mencukur rambut, dan penyembelihannya ditempat terhalang.
Apabila membunuh binatang liar, wajib membayar dam dengan menyembelih
binatang yang nilainya sebanding dengan binatang liar yang dibunuhnya, dan
penyembelihannya dilakukan di tanah haram. Apabila tidak dapat menyembelih
binatang, maka diganti dengan memberi makan fakir miskin senilai binatang yang
dibunuh, atau berpuasa sebanyak hari nilai binatang yang dibunuh, dengan
perhitungan, setiap seperempat sha’ (gantang) sama dengan satu hari.
Apabila mengumpuli istri sebelum tahallul, maka selain hajinya batal, ia juga
wajib membayar dam, dengan cara menyembelih unta, jika tidak bisa, diganti dengan
menyembelih sapi, jika tidak bisa, diganti dengan menyembelih tujuh ekor kambing.
Jika tidak bisa juga, diganti dengan berpuasa sebanyak nilai unta, dengan perhitungan
setiap seperempat sha’ (gantang) sama dengan satu hari. Cara ini berdasarkan fatwa
Umar, Ali dan Abu Hurairah.
5. Persiapan yang diperlukan calon haji
a. Sebelum Berangkat
- Perkaya Pengetahuan tentang Agama dan Haji
- Siapkan Kesehatan dan Fisik
- Mengemas Bawaan
- Tukar Uang Selagi Sempat
- Pulsa Telepon serta Kuota Internet
b. Saat di Embarkasi
- Mengamankan passport dan tanda pengenal
- Menyimpan uang pesangon haji dengan aman
- Mengecek ulang sekiranya ada barng yang tertinggal
- Memantapkan niat dan pengetahuan pelaksanaan haji
- Menjaga kesehatan
- Memastikkn anggota kloter dan regu
c. Saat di Madinah dan Jeddah
- Mengenakan pakaian ihrom di pesawat
- Menyiapkan passport dan pengenal untuk oengecekkan
- Memastikan barang bawaan tak ada yang tertinggal
- Memastikan semua anggota regu dan kelompok lengkap
d. Saat di Muzdalifah dan Mina
- Memperbanyak talbiyah, dzikir dan doa
- Mentiapkan krikil untuk dilontarkan
- Menjaga fisik dan tenaga untuk ritual ibadah selanjutnya
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah : MBH bagi Perempuan Fakultas/Jurusan : FDK/MHU
Ruang/Hari : MH-A5 / Selasa TahunAkademik : Gasal 2020/2021
Dosen : Abdul Choliq MT Kelas/JmlPeserta : MHU-6233
Soal
1. Jelaskantentang keutamaan Haji dan Umroh bagi perempuan !
2. Sebutkan tata cara pelaksanaan ibadah haji dan permasalahannya saat berada di AR-
MUZ-NA bagi haji perempuan dan berilah contohnya!
3. Jelaskan pelaksanaan dan ketentuan Ibadah Haji bagi Waria dan Khuntsa !
4. Jelaskan Manajemen Bimbingan Manasik Haji dan Umroh bagi :
a. Wanita Lansia
b. Wanita Remaja dan Wanita tanpa Mahrom
5. Sebutkan dan jelaskan metode-metode bimbingan manasik Haji dan Umroh bagi
perempuan!
Jawab