Anda di halaman 1dari 83

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang tiada
hentinya melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Atas taufik dan hidayah-Nya
pula penulis dapat menyusun dan menyelesaikan buku yang berjudul “Seputar
Haji dan Umrah”. Penulisan buku ini bertujuan untuk menambah wawasan serta
pengetahuan tentang Prosesi Haji dan Umrah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari cara penulisan, penyusunan, penguraian, maupun isinya. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan dari buku
ini.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberi dukungan dalam proses penulisan buku ini. Akhirnya kami
mengharapkan semoga buku ini dapat berguna bagi semua pihak. Baik bagi
penulis maupun pembaca.

Agam, 10 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... I

Daftar Isi ......................................................................................................... ii

Sebelum Keberangkatan ............................................................................... 1

A. Proses Pendaftaran Haji dan Umrah .................................................... 2


B. Bimbingan Manasik Haji ..................................................................... 3
C. Persiapan Mental Spiritua, dan Material .............................................. 4
D. AdabAdab Sebelum Menunaikan Ibadah Haji ..................................... 5

Persiapan Keberangkatan ............................................................................. 7

A. Barang-Barang yang Perlu Dipersiapkan ............................................. 8


B. Obat-Obatan Yang Perlu Dipersiapkan ................................................ 10
C. Program Ibadah .................................................................................... 11

Keberangkatan .............................................................................................. 13

A. Menjelang Keberangkatan ................................................................... 14


B. Perjalanan Calon Jamaah Haji sampai Ke Mekkah ............................. 14
C. Perjalanan ke Tanah Suci ..................................................................... 15
D. Saat Mendarat di Arab Saudi ............................................................... 17

Proses Perjalanan Ibadah Umrah ................................................................ 19


A. Pengertian Umrah................................................................................. 20
B. Dalil Umrah.......................................................................................... 20
C. Hukum Umrah ...................................................................................... 20
D. Waktu Mengerjakan Umrah ................................................................. 21
E. Wajib Umrah ........................................................................................ 22
F. Tahallul Umrah .................................................................................... 22
G. Pedoman Singkat Tentang Pelaksanaan Ibadah Umrah ....................... 22

ii
Proses Perjalanan Ibadah Haji ..................................................................... 30

A. Pengertian Haji ..................................................................................... 31


B. Dalil Pensyariatan Haji ........................................................................ 31
C. Jenis-Jenis Haji..................................................................................... 32
D. Rukun dan Wajib Haji .......................................................................... 33
E. Panduan Ringkas Pelaksanaan Haji ..................................................... 34

Ziarah Mekkah dan Madinah ....................................................................... 53

Kepulangan Ke Tanah Air ............................................................................ 69

Badal Haji dan Umrah................................................................................... 72

Manajemen Diri Menuju Haji Mabrur........................................................ 76

Daftar Pustaka ................................................................................................ 79

Profil Penulis................................................................................................... 80

iii
SEBELUM

KEBERANGKATAN

1
A. Proses Pendaftaran Ibadah Haji dan Umrah
Proses pendaftaran ibadah haji
1. Calon jamaah haji pergi ke bank penerima setoran
2. Calon jamaah haji membuka buku tabungan haji pada bank
penerima setoran
3. Calon jamaah haji datang langsung (tidak boleh diwakili) ke kantor
kementerian agama kabupaten/kota dengan membawa :
⮚ KTP asli yang masih berlaku serta fotokopi KTP sebanyak
10 buah,
⮚ Surat keterangan kesehatan dari puskesmas asli dan fotokpi
nya sebanyak 3 lembar,
⮚ Fotokopi buku tabungan haji 3 lembar,
⮚ Pas foto terbaru sebanyak 55 lembar ukuran 3x4 = 40
lembar, ukuran 2x3 = 6 lembar, ukuran 4x6 = 6 lembar,
ukuran 3R berlatar belakang putih dan ukuran muka tampak
70 s/d 80% = 3 lembar.
4. Setelah mendapatkan SPPH dari kantor kementerian agam
kabupaten/kota, calon jamaah kembali ke bank penerima setoran
tempat membuka tabungan haji untuk mendapatkan nomor porsi
(nomor kepastian berangkat haji).
5. Proses pendaftaran haji telah selesai dan calon jamaah haji tinggal
menunggu sampai tahun keberangkatan.

Proses pendaftaran ibadah umrah


Pendaftaran dan penyelenggaraan umrah dilakukan oleh biro-biro
perjalanan swasta yang telah menerima izin resmi dari pemerintah
Indonesia dan Arab saudi. Biro perjalanan umrah biasanya menyediakan
paket umrah 8-20 hari. Tinggi rendahnya harga paket umrah juga
ditentukan oleh fasilitas yang disediakan biro perjalanan. Calon jamaah
umrah harus memenuhi persyaratan dalam pendaftaran umrah, antara lain :

2
⮚ Paspor berlaku untuk 8 bulan dan nama di paspor harus minimal 3
kata (di luar bin atau binti),
⮚ Lembar paspor bersisa minimal 4 lembar,
⮚ Pembuatan paspos baru minimal 2 minggu,
⮚ Fotokopi KTP dan KK dengan menunjukkan aslinya,
⮚ Menunjukkan surat nikah asli (bagi suami istri) dan akte kelahiran
asli (bagi anak laki-laki),
⮚ Pendaftaran minimal 1 bulan sebelum keberangkatan,
⮚ Pas foto berwarna ukuran 4x6 dan 3x4 dengan latar belakang hitam
putih.

Jika pesyaratan umrah sudah lengkap, calon jemaah umrah


mendaftarkan diri ke biro perjalanan haji dan umrah yang dipilih.
Selanjutnya, biro perjalanan akan mengurus dokumen perjalanan dan
menyampaikan waktu keberangkatan, termasuk persiapan-persiapannya.

B. Bimbingan Manasik Haji


Manasik merupakan bimbingan dan latihan untuk pelaksanaan haji
tersebut. Umumnya akan berlangsung 8-12 minggu sebelum
keberangkatan. Semua informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
ibadah haji akan diberikan pada saat manasik ini, dan dipandu oleh ustadz,
ustadzah, dan muthowif (pemandu/guide) yang akan membimbing jamaah
haji selama melaksanakan ibadah nya. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi
pedoman jamaah haji dalam melaksanakan manasik sesuai alur gerak dan
tempat kegiatan haji.
Haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka‟bah)untuk melakukan
beberapa amalan, antara lain:
1. Ihram : niat mulai mengerjakan ibadah haji atau umrah serta
berpakaian ihram,

3
2. Wukuf : berdiam diri di Arafah walaupun sejenak dalam waktu
antara tergelincir matahari tanggal 9 Zuhijjah sampai terbit fajar
tanggal 10 Zulhijjah.
3. Tawaf : mengelilingi ka‟bah sebanyak 7 kali. Posisi ka‟bah selalu
berada di sebelah kiri jemaah haji, dimulai dan diakhiri pada arah
sejajar dari Hajar Aswad.
4. Sa‟I : berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan
sebaliknya sebanyak 7 kali, yang dimulai dari bukit Shafa dan
berakhirdi bukit Marwah.
5. Tahallul : keadaan seseorang yang telah dihalalkan melakukan
perbuatan yang sebelumnya dialarang selama berihram.
6. Mabit : bermalam di muzdalifah dan di mina selama beberapa
waktu.
7. Melontar jumrah : melontar kerikil dengan mengenai marma
sebanyak 7 kali untuk setiap jenis jumrah serta amalan lainnya
pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah swt dan
mengharapkan ridha-nya.

C. Persiapan Mental, Spiritual dan Material


Persiapan mental dan spiritual dengan keikhlasan dan kepasrahan
yang tinggi kepada Allah, bertaubatlah kepada-Nya dengan
memperbanyak zikir memohon petunjuk dan bimbingan-Nya. Sebelum
berangkat, selesaikan masalah-masalah yang berkenaan dengan tanggung
jawab dengan keluarga dan pekerjaan, bahkan utang-piutang. Banyaklah
bersilaturrahmi dengan sanak saudara, kawan dan masyarakat dengan
mohon maaf dan doa restu agar dilancarkan selama dalam perjalanan dan
pelaksanaan ibadah haji nanti.
Pelajarilah sejarah islam, terlebih yag berkenaan dengan ibadah
haji, agar dalam melaksanakannya kita dapat lebih memahami,
menghayati, dan menjalankannya dengan lebih ikhlas, insya Allah. Selain
itu, kita juga perlu mempelajari tata cara shalat jenazah, karena hampir

4
setiap waktu shalat di Masjidil Haram dan Masjid nabawi diiringi shalat
jenazah. Untuk itu, dianjurkan bagi calon jamaah untuk mempelajari dan
menghafalkan tata cara shalat jenazah sebelum berangkat ke tanah suci.
Untuk persiapan material, siapkan bekal secukupnya selama dalam
perjalanannya. Bawalah mata uang Real yang sudah anda tukarkan di
tanah air. Jumlahnya cukup untuk biaya sehari-hari di tanah suci nanti, dan
tentunya bekal untuk keluarga yang ditinggalkan, yang telah disiapkan
jauh-jauh hari. Diperbolehkan juga melaksanakan walimatussafar atau
syukuran haji dengan maksud bersilaturrahmi dengan mendatangkan sanak
keluarga, kerabat, dan tetangga sebagai pengganti berpamitan sebelum
keberangkatan haji.

D. Adab-Adab Sebelum Menunaikan Ibadah Haji


Ada beberapa adab sebelum menunaikan haji yang perlu dipatuhi
agar dapat memperoleh haji yang mabrur, yaitu :
1. Niat yang ikhlas
Syarat penerimaan segala ibadah adalah niat. Niat yang
ikhlas untuk membersihkan jiwa dari segala-segala sifat, seperti
riya, ujub, sombong, dll, seta mengharapkan keridhaan Allah.
2. Biaya haji berasal dari sumber yang halal, tidak mengandung
syubhat atau harta yang haram.
Menurut imam syafi‟i, imam malik, dan imam hanafi
mengenai harta haram untuk pergi haji: “sah secara lahir, tetapi
tidak mabrur dan jauh dari penerimaan/ridha Allah”. Imam
ahmad bin hanbal: “tidak sah hajinya dengan harta haram”.
3. Penuhi hak-hak Allah: shalat, zakat, nadzar, kaffarat, fidyah.
4. Bertaubat dengan taubat nasuha (taubat yang sebenar-benarnya),
Hendaklah bersungguh-sungguh bertaubat dari maksiat,
dosa dan segala yang dibenci oleh Allah, baik dengan
membiasakan mengucapkan istighfar berusaha serta bertekad untuk

5
meninggalkan maksiat/dosa selama-lamanya serta memperbaiki
diri dengan beramal atau berbuat amal shaleh yang terbaik.
5. Selesaikan hak-hak dengan manusia,
⮚ Meminta maaf atas segala kekhilafan dan kesalahan.
⮚ Membayar utang-utang, serta yang terkait dengan
muamalah lainnya seperti urusan-urusan yang terkait
dengan harta atau kewajiban lain dengan saudara, tetangga
atau rekan kerja.
⮚ Menyelesaikan urusan-urusan yang masih belum
terselesaikan dengan orang ataupun pihak lain.
⮚ Menulis wasiat menyangkut hak-hak Allah maupun hak-
hak kerabat atau saudara dan keluarga.
⮚ Memberi bekal yang cukup untuk keluarga yang
ditinggalkan yang dapat mencukupi kebutuhan sampai
dengan kembali dari menunaikan ibadah haji.
6. Mohon keridhaan dan doa,
Berusaha memohon keridhaandan doa dari: orang tua, guru,
kerabat/keluarga, dan sahabat.
7. Mengaji dan mengkaji.
⮚ Banyak membaca al-quran, berdoa dan beri‟tikaf.
⮚ Memahami maksud dan tujuan haji, fiqh haji dan umrah.

6
PERSIAPAN

KEBERANGKATAN

7
A. Barang-barang yang perlu dipersiapkan
Sejak sebulan sebelum jamaah berangkat, Tim Haji Departemen
Agama Kabupaten/Kota mengadakan briefing dan pelatihan di luar
manasik haji secara rutin. Di saat itu pula, para jamaah akan mendapatkan
pembagian koper sebagai berikut :
1. 1 koper besar (ukuran 75 cm x 125 cm)
2. 1 tas sandang kecil
3. 1 tas gantung untuk dileher atau disandang untuk tempat dokumen.

Berat maksimum untuk koper besar adalah 32 kg. koper besar ini
nantinya akan masuk bagasi pesawat. Sedangkan tas tenteng (kapasitas
maksimal 7kg) boleh dibawa masuk kedalam kabin pesawat. Oleh karena
kapasitas koper besar terbatas, bawalah barang dan perlengkapan yang
seperlunya, sesuai kebutuhan. Petugas imigrasi di bandara akan memeriksa
barang bawaan jamaah haji. Jika ditemukan barang-barang yang dilarang
maka akan dikeluarkan oleh petugas.

NO BARANG BAWAAN DI TAS JUMLAH


KOPER
1 Baju muslimah untuk wanita/baju 3 stel
koko untuk pria
2 Celana panjang 2 stel
3 Celana pendek 1 stel
4 Celana dalam/kaos dalam/singlet Secukupnya
5 t-shirt/kaos/daster 2 stel
6 Sandal jepit 2 pasang
7 Piring, gelas, sendok @ 1 buah

8
8 Kain ihram 3 helai
9 Baju ihram untuk wanita 2 stel
10 Sabuk hijau/ihram 1 buah
11 Sarung/mukena 1 buah/stel
12 Obat-obatan Secukupnya
13 Lampu senter (jika suami/istri cukup 1 buah
1)
14 Sajadah 1 buah
15 Deterjen, sabun cuci piring + spons Secukupnya
16 Jarum,benang 1 per regu
17 Palu untuk 1 rombongan 1 buah

NO BARANG BAWAAN DI TAS JUMLAH


TENTENG
1 Seragam haji nasional 1 stel
2 T-shirt/daster/baju tidur 1 stel
3 Sarung/mukena 1 stel
4 Sajadah tipis 1 stel
5 Pakaian dalam 1 stel
6 Peralatan mandi: sabun, sikat gigi, secukupnya
pasta gigi, handuk kecil
7 Buku manasik 1 buah
8 Obat-obatan penting secukupnya
9 Kamera, baterai, charger, connector secukupnya
10 Sandal jepit 1 pasang
11 Kain ihram + sabuk/baju ihram 1 stel
untuk jamaah Gelombang II

9
NO BARANG BAWAAN DI TAS JUMLAH
PASPOR
1 Fotokopi BPIH & Kartu @ 1 lembar
Keluarga
2 Paspor 1 buah
3 Buk doa manasik 1buah
4 Obat-obatan penting Secukupnya
5 Pas foto ukuran 3x4 4 lembar
6 Pulpen,buku tulis untuk @ 1buah
membuat catatan

B. Obat-obatan yang perlu dibawa


Obat-obatan perlu dibawa selama berada di Tanah Suci terutama
untuk jamaah yang memiliki penyakit (kencing manis, jantung, atau sakit
berisiko tinggi lainnya). Namun, jumlahnya jangan terlampau banyak dan
asal beli. Belilah multivitamin untuk menjaga stamina tubuh, obat sakit
kepala, obat demam, obat batuk, minyak angin, dan lotion untuk kaki
(supaya kaki tidak pecah-pecah karena iklim yang sangat kering).
Khusus vitamin, bawalah untuk kebutuhan 40 hari (sehari bisa
dikonsumsi dua sampai tiga kali). Kalau obat-obatan untuk penyakit,
sebaiknya bawa seperlunya saja. Setiap kloter juga memiliki Tim
Kesehatan Haji Daerah (TKHD) yang terdiri atas dokter dan paramedis
yang juga menyediakan obat-obatan secara gratis.

10
C. Program ibadah

03:30 Shalat tahyatul Shalat tahajjud


masjid

Shalat taubat Shalat witir

Shalat hajat Zikir

Adzan Shalat fajar Baca al-quran


Subuh
Doa Syuru‟

Shalat subuh Shalat dhuha

Zikir Sedekah

Shalat jenazah Sarapan pagi

Zikir pagi Ke mesjid quba

11:00 Shalat tahyatul Zikir


masjid

Baca al-quran Shalat jenazah

Adzan Shalat sunnah Shalat sunnah


Zuhur rawatib (4) rawatib (4)

Doa Baca al-quran

Shalat zuhur Makan siang

11
15:00 Shalat tahyatul Zikir
masjid

Baca al-quran Shalat jenazah

Adzan Shalat sunnah Zikir petang


Ashar rawatib (4)

Doa Baca al-quran

Shalat ashar

Adzan Shalat sunnah Shalat jenazah


Maghrib rawatib (2)

Doa Shalat sunnah


rawatib (2)

Shalat maghrib Baca al-quran

Zikir

Adzan Shalat sunnah Shalat jenazah


Isya rawtib (2)

Doa Shalat sunnah


rawatib (2)

Shalat isya Baca al-quran

Zikir Minum air zam-


zam

12
KEBERANGKATAN

13
A. Menjelang keberangkatan
Sebelum berangkat, jamaah haji akan berkumpul terlebih dahulu di
Asrama Haji Embarkasi selama 1-2 hari untuk diberi pengarahan lebih
lanjut sambil menunggu jadwal pemberangkatan pesawat.
Jika menggunakan agen travel biasanya akan berkumpul di tempat
yang telah ditentukan untuk mendapat pengarahan lebih lanjut dan
pendataan ulang oleh pihak agen serta pembagian kelengkapan lain seperti
pembagian gelang identitas yang harus selalu dipakai dan paspor sebelum
menuju bandara.
Embarkasi adalah bandara yang ditunjuk untuk proses
pemberangkatan jamaah haji ke mekkah/madinah. Setiap tahun, embarkasi
ini mengalami perubahan dan pertambahan.

B. Perjalanan calon jamaah haji sampai ke mekkah


Sebelum berangkat ke tanah suci para jamaah harus masuk ke
asrama haji. Jamaah akan berkumpul di tempat yang telah ditentukan tim
panitia haji. Disana akan dibuat acara pelepasan dari Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan memakai pakaian seragam. Setelah diadakan
acara pelepasan, rombongan haji diberangkatkan ke asrama haji di tempat
embarkasi dan menginap satu malam di asrama haji.
Sambil menunggu keberangkatan waktu diisi dengan istirahat yang
cukup. Diasrama disediakan tempat tidur dan makan cukup. Di asrama haji
akan ada kegiatan lain yang penting dalam proses pemberangkatan haji
seperti :
1. Pembagian paspor haji
2. Gelang haji
3. Pembagian regu, ketua regu, dan anggota
4. Nomor bus
5. Pembagian uang saku atau living cost sebesar 1.500 real untuk
kebutuhan di tanah suci selama 38-40 hari.

14
6. Pembagian boarding pass atau nomor seat (tempat duduk) di
pesawat.

Selama di asrama haji juga akan diadakan pengecekan kesehatan


serta barang-barang bawaan yang boleh dan tidak boleh dibawa. Jika ada
barang-barang yang tidak boleh dibawa ternyata terbawa oleh jamaah,
maka ketika sudah sampai di bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz
(AMAA) Madinah atau bandara King Abdul Aziz (KAA) Jeddah, jamaah
akan mengalami kesulitan. Ia akan diperiksa oleh pihak otoritas bandara
dan kejadian ini akan membuat jamaah lain terganggu.

Setelah satu hari menginap di asrama haji, sesuai jam keberangkat


dan kloternya, jamaah haji akan di berangkatkan ke bandara embarkasi
menggunakan bus (sesuai nomor bus yang telah ditentukan). Tiga jam
sebelum keberangkatan, jamaah haji sudah harus bersiap-siap karena akan
ada proses panjang sesudahnya. Mulai dari pengecekan barang dan
boarding di asrama haji sampai cap paspor. Jamaah haji pun akan
menggunakan pakaian seragam yang didapat dari masing-masing daerah
lengkap dengan atribut masing-masing daerah. Atribut ini biasanya berupa
tanda pengenal, seperti macam slayer yang disesuaikan dengan warna
daerah masing-masing. Atribut ini akan dipasang dileher.

C. Perjalanan ke tanah suci


Bagi kebanyakan calon jamaah haji, berangkat ke Tanah Suci
merupakan pengalaman pertama ke luar negeri, pengalaman pertama
meninggalkan keluarga dalam waktu yang cukup lama, bahkan
pengalaman pertama naik pesawat terbang.
Perjalanan dengan pesawat ke Tanah Suci membutuhkan waktu
cukup lama. Jika lancar, diperkirakan 8 jam dari Jakarta atau 10 jam dari
Sulawesi Selatan dan juga dari Bandung. Yang dua ini merupakan bandara
yang paling jauh jaraknya. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui
mengenai perjalanan ke tanah suci dengan pesawat terbang:

15
Untuk jamaah gelombang pertama, tak semua penerbangan
langsung ke Madinah. Jamaah dari Embarkasi (pemberangkatan) Jakarta
dan Medan akan langsung mendarat di Bandara AMAA Madinah.
Sedangkan embarkasi lainnyaakan mendarat di bandara KAA Jeddah, lalu
melanjutkan perjalanan darat yang ditempuh dalam waktu 4-5 jam ke
Mekkah.
Jamaah gelombang kedua, semua mendarat di KAA Jeddah dulu
baru berangkat ke Mekkah. Bagi jamaah yang berangkat di awal pasti akan
menuju Madinah. Selama berada di Madinah, minimal 8 hari, jamaah
mengerjakan Arbain (Shalat 40 rakaat di Masjid Nabawi). Semakin dekat
dengan tanggal 10 dzulhijjah, jamaah tidak akan diberangkatkan menuju
Madinah karena waktu mengerjakan Arbain harus 8 hari di Madinah, Jadi
tanggal 12 dzulhijjah jamaah sudah tidak boleh lagi ke Madinah dan harus
terbang ke Jeddah. Jamaah kloter awal hampir bisa dipastikan akan ke
madinah terlebih dahulu. Sebaliknya, jamaah yang belakangan datangnya,
setelah mengerjakan ibadah haji, barulah menuju ke Madinah.
Jamaah tidak bisa memilih karena semua di atur oleh sistem
komputer haji di Departemen Agama. Pesawat yang digunakan untuk
penerbangan haji adalah pesawat berbadan lebar. Sebagian jamaah
diangkut oleh maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan sebagian lain
oleh Saudi Arabian Airlines. Semua penerbangan dengan Saudi Arabian
Airlines untuk gelombang pertama akan langsung mendarat di Madinah.
Sebagian pesawat ada juga yang transit di Abu Dhabi atau Dubai. Di sini
pesawat transit selama beberapa jam untuk mengisi bahan bakar. Sejumlah
jamaah ONH Plus bahkan harus menginap semalam di Dubai, baik
berangkat maupun pulangnya. Sebelum berangkat, jamaah hendaknya
sudah tau di mana pesawat akan mendarat atau transit.
Bagi jamaah gelombang kedua atau ONH Plus yang langsung
menuju Mekkah, kain ihram wajib dimasukkan ke dalam tas tenteng.
Jangan masukkan ke dalam tas koper besar karena ihram sudah harus
dipakai keika pesawat melewati Miqat (sekitar Yalamlam). Biasanya satu

16
jam sebelum sampai miqat, awak pesawat mengumumkan agar calon
jamaah haji mempersiapkan diri untuk berihram. Banyak pula jamaah haji
gelombang kedua sudah memakai kain ihram saat masih berada di bandara
embarkasi. Ini untuk menghindari kesulitan berganti pakaian di atas
pesawat nanti. Bagi jamaah yang transit, kain ihram bisa dipakai dari hotel
(bila menginap) atau di bandara (bila tidak menginap).

D. Saat mendarat di arab saudi


Ada dua bandara yang digunakan para jamaah haji, yaitu Bandar
Udara King Abdul Aziz, Jeddah, dan Amir Muhammad bin Abdul Aziz,
Madinah. Prosedur standar yang dilakukan oleh aparat setempat begitu
mendarat di bandara tersebut antara lain:
1. Pemeriksaan Paspor
Jamaah harus antri menunggu giliran diperiksa,
diperkirakan 2 hingga 3 jam bahkan lebih sehingga diperlukan
kesabaran. Usahakan foto di paspor sama dengan wajah kita saat
diperiksa (misalnya jika foto berjanggut maka saat diperiksa
jamaah sedang berjanggut pula).

2. Pemeriksaan Badan oleh Petugas Arab Saudi


Pemeriksaan ini dilakukan dalam kamar tertutup, antara
laki-laki dan perempuan terpisah. Pemeriksaan bagi laki-laki
dilakukan oleh petugas laki-laki, dan perempuan diperiksa oleh
petugas perempuan. Perlu diketahui bahwa pemeriksaan ini tidak
selalu dilakukan, dan jangan pernah menyerahkan barang dan uang
atau apapun barang berharga kepada petugas.
3. Pengecakan Koper dan Tas Tentengan
Sebelum berangkat, beri tanda pada koper agar bisa terlihat
dengan mudah dari jarak jauh. Setelah selesai diperiksa, keluarlah
dengan tertib ke tempat istirahat di Bandara. Dalam hal ini

17
biasanya pihak agen travel telah menyediakan tempat khusus bagi
jamaahnya sehingga sambil menunggu bis pemberangkatan menuju
Mekkah ataupun Madinah, jamaah dapat tenang dan nyaman
beristirahat.

18
PROSES PERJALANAN

IBADAH UMRAH

19
A. Pengertian Umrah
Secara umum yang dimaksud dengan umrah adalahberkunjung ke
Masjidil Haram untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-syarat
yang telah ditentukan/ditetapkan (Thawaf, Sa‟I dan Tahallul).

B. Dalil Umrah

ِْ ٍَ َٗ , ‫ج اَ ِٗا ْػخَ ََ َسفَالَ ُجَْا َح َػيَ ٍْ ِٔ ا َ ُْ ٌَطََّّ٘فَ ِبِٖ ََا‬


َ ٍْ َ‫ فَ ََ ِْ َح َّج ا ْىب‬, ‫َّللا‬ ِ َّ ‫صفَا َٗا ْى ََسْ َٗةَ ٍِ ِْ َش َؼآ ئِ ِس‬
َّ ‫إِ َُّ اى‬
َ َّ َُّ ِ ‫حَطَ َّ٘ َع َخٍْسًافَا‬. (158)
ٌٌ ٍْ ِ‫َّللا َشا ِم ٌس َػي‬

“Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebagian dari syiar


Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau
ber‟umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa‟I antara
keduanya. Serta barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan
kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri Kebaikan lagi
Maha Mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah ayat 158).

C. Hukum Umrah
Ibadah umrah hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi yang
mampu. Ibadah umrah diawali dengan niat berihram dari miqat, kemudian
melaksanakan Thawaf 7 putaran, sa‟I dan diakhiri dengan tahallul
(bercukur). Semua kegiatan tersebut harus dilakukan secara berurutan
(tertib).

Ada 2 macam ibadah Umrah:


1. Umrah Wajib
a. Umrah yang pertama kali dilaksanakan. Umrah ini disebut
juga umratul islam.
b. Umrah yang dilaksanakan karena nazar.
2. Umrah Sunat

20
Umrah sunat adalah umrah yang dilaksanakan setelah
umrah wajib, baik untuk yang kedua kalinya atau seterusnya, dan
bukan dikarenakan nazar.

D. Waktu Mengerjakan Umrah


Umrah dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada hari Arafah yaitu tanggal
10 dzulhijjah dan hari-hari Tasyrik yaitu 11, 12, 13 dzulhijjah.
Melaksanakan Umrah pada bulan Ramadhan sama nilainya dengan
melakukan Ibadah Haji (Hadits Muslim).

Syarat Umrah :
1. Islam
2. Baligh (berakal)
3. Aqil (berakal sehat)
4. Merdeka (bukan hamba sahaya)
5. Istitha‟ah (mampu).

Kelima syarat tersebut harus terpenuhi. Apabila tidak, maka gugurlah


kewajiban umrah seseorang.

Rukun Umrah

1. Ihram (niat)
2. Thawaf
3. Sa‟i
4. Bercukur (tahallul)
5. Tertib (berurutan).
Semua rukun di atas harus terpenuhi. Apabila salah satunya
ditinggalkan, maka umrahnya tidak sah.

21
E. Wajib Umrah
Wajib umrah adalah berihram dari miqat. Apabila dilanggar maka
ibadah umrahnya tetap sah, tetapi harus membayar dam (denda).

F. Tahallul Umrah
Tahallul ditandai dengan mencukur sebagian atau keseluruhan
rambut. Tahallul menandai telah diperbolehkannya melakukan perbuatan-
perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram.

G. Pedoman Singkat Tentang Pelaksanaan Ibadah Umrah


1. Ketika telah di miqat, maka disunnahkan untuk mandi dan bersih-
bersih. Ini juga berlaku bagi wanita yang sedang haid atau nifas.
Hanya saja mereka tidak boleh ikut thawaf di Baitullah sebelum
suci dan mandi dari hadats besar. Bagi laki-laki, disunnahkan
memakai wangi-wangian di tubhnya, namun JANGAN di pakaian
ihramnya. Jika sulit untuk mandi (misalnya kurang sehat atau
sebagainya), maka tidak apa-apa tidak mandi. Namun disunnahkan
mandi setibanya di Makkah jika mudah baginya.
2. Jamaah laki-laki harus melepas seluruh pakaiannya yang berjahit
dan kemudian memakai pakaian ihramnya. Izaar (pakaian ihram
bagian bawah) dan Rida‟ (pakaian ihram bagian atas), serta
membiarka bagain kepalanya terbuka (tidak mengenakan peci, topi
atau semacamnya yang berfungsi menutup kepala). Pakaian bagi
jamaah laki-laki disunnahkan berwarna putih bersih. Sedangkan
jamaah perempuan dibolehkan ihram dengan pakaian biasa yang
tidak menampakkan perhiasan dan kemewahan.

22
Doa selesai mengenakan pakaian ihram :

ٍََِِْ ‫ج َػيَى ا ْى َُحْ ِس ًِ فَازْ َح َِْْ ْى ٌَا اَزْ َح ٌَ اىسَّا ِح‬


َ ٍْ ‫اىيُٖ ٌَّ إِّّئْ ا ُ َح ِّس ًُ َّ ْف ًْ ٍِ ِْ ُموِّ ٍَا َح َّس‬

“Ya Allah sesungguhnya aku mengharamkan diriku dari


segala apa yang Engkau haramkan kepada orang yang berihram
karena itu rahmatilah aku ya Allah yang Pemberi Rahmat.”

3. Setelah itu, lakukan niat untuk memulai ibadah (umrah) dengan


mengucapkan niat sebagai berikut :
َ‫ىَبَّ ٍْلَ اىيَُّٖ ٌَّ ُػ َْ َسة‬

“Aku sambut panggilan-Mu Ya Allah untuk berumrah.”

Selama perjalana ke kota Makkah, perbanyaklah mengucapkan


talbiah serta berzikir dan berdoa. Saat memasuki kota Makkah,
bacalah doa :

‫ْسيْ َٗبَ َش ِسيْ َػيَى اىَّْا ِز َٗاَ ٍِّْ ًْ ٍِِ ػ َرا‬


ِ ‫ل فَ َح ِّس ًْ ىَ ْٖ َِ ًْ َٗ َد ٍِ ًْ َٗ َشؼؼ‬ َ ٍُ ‫اَىيُّٖ ٌَّ َٕ َرا َح َس‬
َ ٍُْْ َ‫ل َٗا‬
َ ِ‫ك َٗاجْ َؼ ْيِْ ًْ ٍِ ِْ اَْٗ ىٍَِائ‬
‫ل َٗاَحْ ِو طَا َػخِل‬ ُ ‫ل ٌَْ٘ ًَ حَب‬
َ ‫ْؼث ِػبَا ِد‬ َ ِ‫ب‬.

“Ya Allah kota ini adalah Tanah Haram-Mu dan tempat


aman-Mu, maka haramkanlah daging, darah, rambut, dan kulitku
dari neraka. Dan selamatkan diriku dari siksa-Mu pada hari
Engkau membangkitkan kembali hamba-Mu, jadikanlah aku
termasuk orang-orang yang selalu dekat dan taat kepada-Mu.”

23
4. Setelah tiba di depan ka‟bah, berhentilah membaca Talbiah.
Kemudian berdoa ketika melihat ka‟bah :

ِْ ََّ ٍَ ٍَُٔ ‫ َٗ ِش ْد ٍَ ِْ َشسَّفُٔ َٗػَظَّ ََُٔ َٗ َم َّس‬.ً‫ْج حَ ْش ِس ٌْفًا َٗحَ ْؼ ِظ ٍْ ًَا َٗحَ ْن ِسٌْ ًَا َٗ ٍََٖابَت‬
َ ٍَ‫اَىيَُّٖ ٌَّ ِش ْدَٕ َراا ْىب‬
‫ح َّجُٔ اَ ِٗ ْػخَ ََ َسُٓ حَ ْش ِس ٌْفًا َٗحَ ْؼ ِظ ٍْ ًَا َٗحَ ْن ِس ٌْ ًَا َٗ ِب ًّسا‬.
َ
“Tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan dan
wibawa pada bait (ka‟bah) ini. Dan tambahkanlah pula pada
orang-orang yang memuliakan, mengagungkan dan
menghormatinya di antara mereka yang berhaji atau yang
berumah dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan
kebaikan.”

Setelah itu berjalanlah menuju Hajar Aswad (untuk


memulai tawaf), lalu mengusap dan menciumnya jika
memungkinkan. Tetapi jangan memaksakan diri berdesak-desakan
sampai-sampai menyakiti orang lain. Saat mengusapnya
ucapkanlah :

َّ َٗ ‫َّلل‬
‫َّللاُ اَ ْمبَس‬ ِ َّ ‫بِ ْس ٌَ ا‬.
“Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar.”

Jika sulit untuk mencium hajar aswad, cukup mengusapnya


dengan tangan atau tongkat atau semacamnya, lalu mencium bekas
usapan tersebut. Jika mengusapnya juga sulit, maka cukup berdiri
di atas garis coklat searah Hajar Aswad. Angkat tangan ke arah
Hajar Aswad dan menghadap ka‟bah dengan sepenuh badan.
Apabila tidak memungkinkan dikarenakan begitu padatnya jamaah,
maka cukup menghadapkan sedikit badan ke Ka‟bah seraya
berucap “bismillahi wallahu akbar.” Pada tawaf putaran kedua
dan seterusya, setiap dengan mengangkat tangan dan mengecupnya
dan mengucapkan “Bismillahi wallahu akbar”.

24
5. Memulai putaran pertama sambil membaca doa. Ketika Rasulullah
saw melaksanakan tawaf tidak terdengar satu pun doa dari beliau.
Oleh karena itu kita dibolehkan berdoa/berzikir apa saja sesuai
dengan apa yang ada dala Al-Quran atau Al-Hadits. Doa dalam
setiap perjalanan dari hajar aswad sampai rukun yamani:

ٌٍَْ‫اَّلل ا ْى َؼيِ ًِّ ا ْى َؼ ِظ‬


ِ ّ ِ‫َّللاُ اَ ْمبَسْ َٗ َل َحْ٘ َه َٗ َلُُ َّ٘ةَ َّإلب‬
ّ ‫َُّلل َٗ َل إىََٔ إِ َّل‬
ِ َّ ِ ‫َّللا َٗا ْى َح َْد‬
ِ َ َُ‫ُس ْبَٖا‬

“Maha Suci Allah, segala puji milik Allah tidak ada Tuhan
melainkan Allah, Allah Maha Besar dan tiada daya dan kekuatan
melainkan atas pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha
Agung.”

Sampai di Rukun Yamani, mengangkat tangan (istilam)


tanpa mengecupnya sambil mengucapkan “bismillahi wallahu
akbar.”

Kemudian berjalan sampai ke hajar aswad sambil berdoa :

‫َص ٌْ ُص‬ َ ْ ‫از َٗاَ ْد ِخ ْيَْا ْى َجَّْتَ ٍَ َغ‬


ِ ‫ال ْب َس‬
ِ ‫ازٌَاػ‬ َ ‫اح َسَْتً َٗفًِ ْاَ ِخ َس ِة َح َسَْتً ََُِْٗا َػ َر‬
ِ َّْ‫اب اى‬ َ ٍَّْ ‫َزبََّْا اَحَِْافِى اى ُّد‬
ٍََِِْ َ‫ٌَا َغفَّا ُز ٌَا َزبَّ ْاى َؼاى‬.

“Wahai Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan di


akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka. Dan
masukkan kami ke dalam surge bersama orang-orang yang
berbuat baik, wahai Tuhan yang Maha Perkasa, Maha Pengampun
dan Tuhan yang Menguasai Seluruh Alam.”

25
Sesampai di hajar aswad, garis start coklat, maka selesailah
satu putaran. Teruskan dengan putaran berikutnya, sampai selesai
putaran ketujuh yang akan berakhir di hajar aswad.
Demi sahnya tawaf, disyaratkan bersuci atau dalam
keadaan tidak memiliki hadats kecil maupun besar karena tawaf
bagikan shalat, hanya saja dalam tawaf dibolehkan berbicara. Jika
wudhu batal pada saat melakukan tawaf, segera berhenti dan
bersucilah kembali dengan air atau bertayamum. Setelah itu ulangi
putaran saat batalnya wudhu dan lanjutkan sampai selesai. Artinya
putaran yang dilakukan sebelum wudhu batal adalah sah dan dapat
dimasukkan hitungan.
Disunnahkan melakukan ramal (berjalan cepat dengan
langkah-langkah pendek), khusus bagi laki-laki, pada tiga putaran
pertama tawaf. Begitu juga saat tawaf disunnahkan idhtibaa bagi
laki-laki pada seluruh putaran, yaitu dengan menjadikan
pertengahan selendangnya di bawah pundak kanan sedangkan
kedua ujungnya berada di atas pundak kiri.
Tawaf diakhiri pada putaran ketujuh, ditutup dengan
mengudap hajar aswad atau memberi isyarat serta bertakbir.
Setelah selesai tawaf, rida‟ (kain ihram bagian atas) dikenakan
kembali seperti semula yaitu dengan meletakkan nya di atas kedua
pundak, sedangkan kedua ujungnya dibiarkan menjulur di dada.

6. Setelah tawaf, apabila keadaan memungkinkan, hendaknya berdoa


di Multazam, yaitu tempat di antara hajar aswad dan pintu ka‟bah.
Kemudian shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim jika
memungkinkan. Jika tidak mungkin, shalatlah dimana saja dalam
masjid. Pada rakaat pertama, setelah membaca surat al-fatihah,
membaca surat al-kafirun, sedang pada rakaat kedua membaca
surat al-ikhlas, itulah yang lebih utama. Adapun jika membaca

26
surat yang lain tidaklah mengapa. Setelah salam, minumlah air
zam-zam dan berdoa apa saja.

Doa minum air zam-zam :

َ ‫اَىيَُّٖ ٌَّ إًِّّ} اَ ْساَىُلَ ِػ ْي ًَاَّا ِفؼًا َٗ ِززْ ًُا َٗا ِسؼًا َٗ ِشفَا ًء ٍِ ِْ ُم ِّو دَا ٍء َٗ َسقَ ٌٍ ِب َسحْ ََ ِخ‬
‫ل‬
ٍََِِْ ‫ٌَااَزْ َح ََااىسَّا ِح‬.

“Ya Allah aku mohon pada-Mu ilmu pengetahuan yang


bermanfaat, rizki yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit
dan kepedihan dengan rahmat-Mu Ya Allah, Tuhan yang Maha
Pengasih dari segenap yang pengasih.”

7. Setelah menuju Shafaa untuk memulai Sa‟i. Naiklah ke atasnya


dan berdiri saja disitu. Namun naik ke atas lebih utama. Pada saat
mulai mendaki, hendaklah berniat membaca :

َّ َ‫اَ ْب َداُبِ ََابَ َدا‬.


َِٔ‫َّللاُ ب‬

“Aku memulai dengan apa yang Allah memulai darinya.”

Kemudian, dalam posisi yang lebih tinggi lagi di Shafa,


disunnahkan menghadap Ka‟bah lalu bertahmid dan bertakbir.
Setelah itu, turun dan berjalan menuju Marwah. Dalam setiap
pejalanan baik dari Shafa ke Marwah atau Marwah ke Shafa
hendaknya berdoa :

َ‫َّللاُ اَ ْمبَس‬ ّ َ . ‫َّللاُ اَ ْمبَ ُس‬


َ ّ َ . ‫َّللاُ اَ ْمبَ ُس‬ ّ َ.
ََِ‫ث ْى ِفخ‬ ِ ٍُ ِْ ٍِ ‫ل َٗحَ َ٘فَّ ِْ ًْ َػيَى ٍِييَّ ِخ ِٔ َٗاَ ِػ ْد ٍّ ْى‬
ِ ‫ض ّال‬ َ ٍِِّ‫اَىيَُٖ ٌَّ ا ْسخَ ْؼ َِ ْي ِْ ًْ ِب ُسْ َّ ِت َّب‬.

27
“Ya Allah bimbinglah kami beramal sesuai dengan sunnah
Nabi-Mu dan matikanlah aku dalam keadaan Islam dan
hindarkanlah kami dari fitnah/ujian yang menyesatkan.”

Ketika sampai di tanda lampu hijau pertama, disunnahkan


bagi laki-laki untuk mempercepat jalannya hingga sampai ke tanda
lampu hijau berikutnya, sedangkan bagi wanita tidak disyariatkan
berjalan cepat karena wanita merupakan aurat.

Do’a ketika di antara tanda lampu hjau :

ّ ‫ج‬
ُ‫َّللا‬ َ ّْ َ‫ل ا‬
َ َّّ‫ل حَ ْؼيَ ٌُ ٍَ َال َّ ْؼيَ ٌُ إ‬
َ ّّ‫َزبِّ ا ْغفَسْ َٗازْ َح ٌْ َٗػْفُ َٗحَ َن َّس ًْ َٗحَ َجا َٗ ْش ِػ ََّا حَ ْؼيَ ٌُ ا‬
ًُ ‫األَ َػ ُّص ْالَ ْم َس‬.

“ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah


dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui. Sesungguhnya
Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu.
Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Mulia dan Maha
Pemurah.”

Setelah itu berjalan lagi dan mendaki Marwah atau berdiri


padanya, namun mendaki lebih utama jika memungkinkan. Di
Marwah, disunnahkan membaca serta melakukan hal yang sama
seperti di Shafa (membaca ayat dan berdoa) tanpa lagi berniat
memulai Sa‟i.
Setelah itu turun dan berjalan di jalur berjalan, serta
berjalan cepat di tempat yang disyari‟atkan untuk berjalan cepat
(diantara tanda lampu hijau) hingga sampai di Shafa.
Begitu seterusnya, hal tersebut dilakukan selama 7 kali
putaran, perginya (Shafa-Marwah) dianggap 1 putaran, dan
pulangnya (marwah-shafa) dianggap 1 putaran. Perjalanan sa‟I

28
berakhir di bukit Marwah. Tidak mengapa menggunakan kursi
roda saat tawaf atau sa‟I apalagi jika dibutuhkan. Disunnahkan
pada saat sa‟I memperbanyak do‟a dan zikir yang mudah baginya.
Hendaknya sa‟I dilakukan dalam keadaan suci dari hadats besar
atau kecil. Namun jika dilakukan dalam keadaan tidak suci maka
sa‟I nya tetap sah.

8. Jika sa‟I telah disempurnakan, bagi laki-laki hendaknya


menggundul kepalanya atau memendekkannya, namun
menggundulkan lebih utama. Jika kedatangannya ke Mekkah
berdekatan dengan waktu haji (dan dia hendak menunaikan ibadah
haji), maka memendekkannya pada saat itu lebih utama agar
sisanya dapat dicukur saat pelaksanaan ibadah haji. Sedangkan
bagi wanita hendaknya dia menggabung rambutnya lalu
mengguntingnya seujung jari atau kurang dari itu.

Doa mencukur rambut :

َ‫اَىيُّٖ ٌَّ اجْ َؼوْ ىِ ُن ِّو َشؼ َْس ٍة ُّْ٘ زًا ٌَْ٘ ًَ ا ْىقٍَِا ٍَت‬.

“Ya Allah jadikanlah setiap helai rambutku (yang aku


gunting) cahaya di hari kiamat.”

Jika semua hal yang disebut diatas telah dilakukan oleh orang yang
berihram maka sempurnalah umrahnya dan dihalalkan baginya semua
yang diharamkan saat ihram.

29
PROSES PERJALANAN

IBADAH HAJI

30
A. Pengertian Haji
Haji adalah salah satu rukun islam kelima. Oleh karena itu setiap
kaum muslismin yang mampu baik secara fisik, material maupun keilmuan
diwajibkan untuk menunaikannya. Secara umum ibadah haji adalah
berkunjung ke beberapa tempat tertentu di tanah suci dan melaksanakan
ibadah tertentu pada saat waktu yang telah ditentukan.
Secara bahasa, Haji brarti niat, sedangkan menurut syara‟ berarti
niat menuju Baitul haram dengan amalan-amalan tertentu. Tempat-tempat
tertentu yang dikunjungi antara lain Ka‟bah dan Mas‟a (tempat sa‟i),
Padang Arafah (tempat wuquf), Muzdalifah (tempat mabit) dan Mina
(tempat melontar jumrah).
Sedangkan yang dimaksud dengan waktu yang ditentukan adalah
bulan-bulan haji yaitu dimulai dari syawal sampai sepuluh hari pertama
bulan dzulhijjah. Amalan ibadah tertentu ialah Thawaf, Sa‟I, Wuquf,
Mabit di Muzdalifah, Melontar Jumrah, Mabit di Mina.

B. Dalil Pensyariatan Ibadah Haji


Haji merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bagi seorang muslim
yang mampu, sebagaimana telah digariskan dan ditetapkan dalam Al-
Qur‟an, As-Sunnah, dan Ijma‟.

ِ ٍْ َ‫اض ِح ُّج ْاىب‬


ِٔ ٍْ َ‫ج ٍَ ِِ ا ْسخَطَا َع إِى‬ ِ َّ ِ َٗ , ‫ َماَُ َءا ًٍِْا‬, َُٔ‫ َٗ ٍَ ِْ دَخي‬, ٌَ ٍْ ِٕ ‫ج ٍَّقَا ًُ اِب َْسا‬
ِ ََّْ‫َّلل َػي‬ ٌ ٍََِّْ‫ج ب‬
ٌ ٌَ ‫ِف ٍْ ِٔ َءا‬
ٍَِِْ َ‫َّللا َغ ِْ ًٌّ ػ َِِ ا ْى َؼي‬
َ َّ ُ‫إ‬
َّ َ‫ َٗ ٍَ ِْ َمفَ َس ف‬, ‫( َس ِبٍ ًْال‬97)

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam


Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S Ali-Imran : 97)

31
C. Jenis-Jenis Haji
1. Haji Ifrad
Ifrad secara bahasa artinya menyendiri. Pelaksanaan ibadah
haji disebut ifrad jika seseorang melaksanakan ibadah haji
melaksanakan ibadah haji dan umrah secara sendiri-sendiri, dengan
mendahulukan ibadah haji. Artinya, ketika calon jamaah
hajimengenakan pakaian ihram di Miqat-nya, ia hanya berniat
melaksanakan ibadah haji. Jika ibadah hajinya sudah selesai, maka
orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan
ibadah umrah.

2. Haji Tamattu’
Tamattu‟ secara bahasa artinya bersenang-senang. Haji
tamattu‟ adalah melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu baru
setelah itu melaksanakan ibadah haji. Setelah melaksanakan
serangkaian ibadah umrah (ihram, tawaf, sa‟i), jamaah boleh
langsung tahallul. Dengan demikian jamaah sudah bisa melepas
ihramnya dan terlepas dari larangan-larangan selama berihram.
Selanjutnya jamaah tinggal menunggu tanggal 8 Dzulhijjah
untuk memakai pakaian ihram kembali dan melaksanakan ibadah
haji. Karena kemudahan itulah jamaah dikenakan dam (denda)
berupa menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu
berpuasa 10 hari: 3 hari di tanah suci, 7 hari di tanah air.
Bagi jamaah yang ke madinah lebih dahulu, persiapan
ihramnya dilaksanakan di madinah sedangkan miqat ny dilakukan
di Bir Ali (Dzulhulaifah), sekitar 12 km dari kota Madinah.
Sedangkan bagi jamaah yang dating langsung ke Mekkah, Miqat
nya dapat dilakukan di pesawat udara saat melintas batas Miqat
(Qarnul Manazil) atau di Bandara King Absul Aziz Jeddah.
Persiapan ihram untuk ibadah umrah sebaiknya dilakukan di tanah
air sebelum berangkat.

32
3. Haji Qiran
Qiran berarti menggabungkan. Pelaksanaan ibadah haji
disebut qiran jika seseorang menyatukan pelaksanaan ibadah haji
dan umrah. Dengan demikian dia berihram untuk melaksanakan
ibadah haji dan umrah. Haji Qiran dilakukan dengan tetap
berpakaian ihram sejak Miqat Makani dan melaksanakan semua
rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan
memakan waktu lama.

D. Rukun dan Wajib Haji


Rukun Haji :
1. Ihram
2. Tawaf Ifadhah
3. Sa‟i
4. Wuquf di padang arafah

Semua rukun diatas harus dipenuhi. Karena apabila salah satu


diantaranya tidak dilaksanakan, maka hajinya batal. Sedangkan Abu
Hanifah berpendapat bahwa rukun haji hanya ada 2, yaitu wuquf dan
tawaf. Ihram dan sa‟I tidak dimasukkan ke dalam rukun karena menurut
beliau, ihram adalah syarat sah haji, dan sa‟I adalah yang wajib dilakukan
dalam haji (wajib haji). Sementara Imam Syafi‟I berpendapat bahwa rukun
haji ada 6, yaitu ihram, tawaf, sa‟I, wuquf, tahallul, dan tertib.
Wajib Haji
1. Ihram dari miqat
2. Wuquf di arafah
3. Mabit di mina
4. Mabit di muzdalifah
5. Melempar jumrah
6. Tahallul

33
7. Tawaf wada‟.

Syarat-Syarat Wajib Haji

1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Mampu.

E. Panduan Ringkas Pelaksanaan Haji


1. Ihram dari Miqat
Ihram berarti niat untuk melaksanakan ibadah haji atau
umrah ke tanah suci Mekkah. Dengan berihram, berarti seseorang
sudah mulai masuk untuk mengerjakan serangkaian ibadah haji
atau umrah. Pakaian ihram untuk laki-laki adalah dua helai kain
yang tidak berjahit, 1 helai dipakai seperti sarung dan 1 lagi
diselempangkan di bahu. Dan ketika tawaf diselempangkan dari
bahu kiri hingga bawah ketiak sebelah kanan.
Sementara pakaian ihram perempuan adalah pakaian biasa
yang menutup seluruh anggota bagian badan kecuali bagian muka
dan telapak tangan dari pergelangan hingga ujung jari-jarinya.
Disunnahkan memakai pakaian ihram berwarna putih, baik laki-
laki maupun perempuan.

Persiapan ihram :
⮚ Memotong kuku
⮚ Memotong rambut secukupnya
⮚ Mandi sunnat ihram
⮚ Memotong rambut kemaluan
⮚ Memakai wangi-wangian di badan /(bukan di pakaian
Ihram)
⮚ Memakai pakaian ihram.

34
Tempat (miqat) berihram yaitu tempat-tempat tertentu dimana
seseorang yang akan melaksanakan haji atau umrah memulai
ihramnya. Tempat-tempat tersebut telah ditentukan oleh Rasulullah
saw sesuai dengan arah kedatangan jamaah haji, yaitu :
⮚ Dzul Hulaifah (Bir „Ali), miqat penduduk Madinah atau
yang dating dari arahnya.
⮚ Juhfah, miqat penduduk Syam atau yang dating dari
arahnya.
⮚ Qarnul Manazil, miqat penduduk Najd atau yang dating
dari arahnya.
⮚ Yalamlam, miqat penduduk Yaman atau yang datang dari
arahnya.

Orang yang tidak sampai pada batas-batas miqat tersebut, maka


ia berihram dari rumahnya. Demikian pula penduduk Mekkah,
mereka berihram dari rumah mereka masing-masing.
Bagi jamaah haji Indonesia gelombang I (yang menuju
Madinah lebih dahulu), miqat ihramnya adalah di Bir „Ali atau
Dzulhulaifah, sama dengan penduduk Madinah. Sedangkan bagi
jamaah Haji gelombang II (yang langsung menuju Mekkah), miqat
ihramnya bisa dilaksanakan di salah satu dari 3 miqat tersebut :
⮚ Asrama Haji Embarkasi di Tanah Air.
⮚ Di atas pesawat udara pada garis sejajar dengan Qarnul
Manazil; atau
⮚ Di Airport King Abdul Aziz Jeddah (berdasarkan fatwa
MUI).

Di tempat Miqat ini jamaah melakukan hal-hal sebagai berikut :

⮚ Shalat sunnat ihram 2 rakaat, jika memungkinkan.


⮚ Berniat umrah :

35
ً‫ىَبَّ ٍْلَ اىيَُّٖ ٌَّ ُػ َْ َسة‬

“Aku sambut panggilan-Mu Ya Allah untuk berumrah”.

⮚ Bersamaan dengan selesainya niat dan memakai pakaian


ihram, jamaah hendaknya langsung memperbanyak
mengucapkan kalimat talbiyah.

Larangan Selama Ihram :


a. Bagi Pria Dilarang
▪ Memakai baju dan celana/sarung (pakaian biasa
yang berjahit) serta sepatu yang tertutup tumitnya.
▪ Menutup kepala yang melekat seperti peci dan topi.
Kecuali jika ada luka yang mengharuskan diperban
dan menutup sebagian kepala atau seluruhnya.

b. Bagi Wanita Dilarang


▪ Bersarung tangan
▪ Menutup muka (memakai cadar atau masker)
▪ Memakai pakaian yang transparan atau ketat.

c. Bagi Pria dan Wanita Dilarang


▪ Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah
dipakai dibadan sebelum niat ihram.
▪ Memotong kuku dan mencukur atau mencabut
rambut badan.
▪ Memburu binatang buruan darat yang liar dan boleh
dimakan.
▪ Membunuh dan menganiaya binatang buruan darat
dengan cara apapun kecuali binatang yang
membahayakan.

36
▪ Nikah, menikahkan atau meminang wanita untuk
dinikahi dan dinikahkan dan menjadi saksi nikah.
▪ Bercumbu dan bersetubuh.
▪ Mencaci, bertengkar, atau mengucapkan kata-kata
kotor.
▪ Berbuat fasik.

2. Thawaf
a. Pengertian Thawaf
Thawaf adalah mengelilingi ka‟bah tujuh kali
dengan arah ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum
jam. Thawaf dilakukan di Ka‟bah yang dimulai di Hajar
Aswad atau garis yang sejajar dengan Hajar Aswad.

ِ ٍْ َ‫َٗ ْىٍَطَّ َّ٘فُْ٘ ا ِبا ْىب‬


‫ج ا ْى َؼخِ ٍْقِص‬

“Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling


rumah tua itu (Baitullah).” (Q.S Al-Hajj : 29)

b. Syarat-syarat thawaf
Thawaf seseorang dianggap sah sah jika memenuhi
syarat-syarat berikut :
● Niat, karena segala amalan tergantung pada niatnya.
● Suci dari hadats besar dan kecil.
● Menutup aurat.
● Memulai dan mengakhiri thawaf dari Hajar Aswad.
● Seluruh badan yang berthawaf harus berada di luar
Ka‟bah.
● Berkeliling Ka‟bah 7 kali putaran.
● Berada di dalam area Masjidil Haram. Jika ramai,
dibenarkan thawaf di lantai atas Masjid.

37
Selain syarat-syarat thawaf di atas, ada juga beberapa
perbuatan yang sunnah dilaksanakan dalam melaksanakan
thawaf, yaitu :
✔ Mengahadap kea rah Ka‟bah saat memulai Thawaf.
✔ Berjalan kaki ketika thawaf.
✔ Menyentuh (mengecup) hajar aswad.
✔ Bagi perempuan, berada di barisan laki-laki.
✔ Terus menerus dan tertib.
✔ Shalat sunnah thawaf di maqam Ibrahim.
✔ Bagi laki-laki, idhtiba‟ dan ramal.
✔ Meminum air zam-zam setelah melakukan thawaf.
✔ Berdoa di multazam setelah selesai thawaf.
✔ Shalat dan berdoa di Hijr Ismail setelah selesai
thawaf.

c. Macam-macam thawaf
● Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang pertama kali
dilakukan ketika memasuki Mekkah. Thawaf
Qudum disebut juga thawaf selamat datang. Hukum
thawaf qudum adalah sunnah.
● Thawaf Ifadah, yaitu thawaf wajib dan merupakan
rukun haji.
● Thawaf Wada’, yaitu thawaf yang dilakukan ketika
hendak meninggalkan kota Mekkah (thawaf
selamat tinggal). Thawaf ini merupakan salah satu
wajib haji.
● Thawaf Umrah, yaitu thawaf yang dilakukan
dalam rangkaian pelaksanaan ibadah umrah.
● Thawaf Sunnah, yaitu thawaf yang tidak dibatasi
waktunya atau boleh dilakukan kapan saja.

38
d. Keutamaan thawaf
▪ Dalam Ka‟bah dipenuhi rahmat oleh Allah swt.
▪ Baitullah adalah rumah Allah, maka seseorang yang
berziarah ke Baitullah merasa senang karena dating
sebagai tamu Allah.
▪ Shalat dua rakaat diakhir thawaf pahalanya setara
dengan memerdekakan budak dari Bani Ismail.
▪ Menjadi sebab diampuninya dosa-dosa yang telah
lewat dan pahalanya sama dengan memerdekakan
budak.
▪ Dinilai sebagai sebua kebaikan sehingga Malaikat
akan berdoa sama dengan doa thawaf sehingga kita
akan diangkat berlipat kebaikannya.
▪ Diampuni semua dosa kita seperti bayi yang baru
lahir.

3. Sa’i
a. Defenisi Sa’i
Sa‟I adalah salah satu rukun haji dan umrah yang
dilakukan dengan berlari-lari kecil pulang balik sebanyak 7
kali dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Shafa dan Marwah
dikatakan pula dengan al-Mas‟a (tempat untuk bersa‟i).
kedua bukit tersebut berjarak sekitar 405 meter. Saat
jamaah haji dan umrah melintasi Bathnul Waadi yaitu
sebuah areal yang terletak diantara bukit Shafa dan bukit
Marwah. Para jamaah pria disunnahkan untuk berlari-lari
kecil sedangkan untuk jamaah wanita berjalan cepat. Ibadah
sa‟I dapat dilaksanakan walupun dalam keadaan tidak
berwudhu dan bagi wanita yang datang Haid dan Nifas.

39
b. Sejarah Sa’I
Shafa dan Marwah terkait erat dengan kisah
keluarga Nabi Ibrahim diaman diantara kedua bukit yang
semula biasa menjadi istimewa karena muncul mata air
penuh berkah yang memancarkan air tepat dibawah telapak
kaki Ismail kecil yang tak lain adalah sumur zam-zam.
Setelah tiba di Mekkah dari Palestina, Nabi Ibrahim
kemudian memberi Hajar al-Mishriyah dan Ismail bekal
berupa seember kurma beserta sedikit persediaan air.
Ketika Nabi Ibrahim meninggalkan keduanya, Hajar
berteriak kepada Ibrahim hendak kemana ia menuju,
sedangkan ia hanya ditinggalkan berdua dengan Ismail.
Namun Ibrahim tidak menjawab dan berbalik sedikitpun,
kecuali saat Hajar berteriak apakah itu perintah Allah, lalu
kemudian dibenarkan oleh Nabi Ibrahim. Setelah sekian
hari, bahan makanan dan persediaan air akhirnya habis dan
disaat yang sama pula asi Hajar tidak bisa keluar dan
membuat Ismail merengek sehingga membuat Hajar panik
dan berlari antara bukit Shafa dan Marwah sekiranya ada
seseorang yang melintas bisa membantu atau ada makanan
dan minuman. Hingga akhirnya muncul malaikat dalam
keadaan seekor burung mematuk tanah, lalu muncullah air.
Dalam satu riwayat pula dijelaskan bahwasanya air
memancar dari bawah telapak kaki Ismail yang digerakkan
ke tanah sambil menangis.

4. Wuquf
Berhenti di Padang Arafah, masuknya (waktu) dimulai dari
tergelincir matahari pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan
habis waktu tersebut pada waktu menyingsingnya fajar shadiq atau
hari Nahar (idul adha tanggal 10 dzulhijjah). Hari ini yang

40
membedakan pelaksanaan haji dengan umrah, karena pada umrah
tidak dirukunkan untuk wuquf pada tanggal yang ditentukan pada
haji. Di masa wuquf terdapat beberapa peristiwa penting yang
dijadikan pegangan fan panduan umat Islam, di antaranya ialah
sebagai berikut :
⮚ Rasulullah saw minum susu di atas unta supaya dilihat oleh
orang banyak bahwa hari itu bukan hari puasa dan tidak
disunatkan berpuasa pada hari wuquf.
⮚ Seorang sahabat yang jatuh dari binatang tunggangannya
lalu meninggal, Rasulullah saw menyuruh supaya mayatnya
dikafankan dengan 2 kain ihram dan tidak dibenarkan
kepalanya ditutup atau jasadnya diberi wewangian atau
kafannya. Pada saat itu Rasulullah bersabda bahwa
“sahabat itu akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam
keadaan berihram dan bertalbiah”.
⮚ Rasulullah saw menjawab pertanyaan seorang ahli Najdi
yang bertanya “Apakah haji itu?”. Rasulullah saw bersabda:
“Haji itu berhenti di Arafah”. Siapa yang tiba di arafah
sebelum terbit fajar 10 dzulhijjah maka ia telah
melaksanakan ibadah haji.
⮚ Turunnya ayat suci al-Quran surat al-Maidah ayat 3 :

ِ ْ ٌُ ‫ْج ىَ ُن‬
‫الس َْال ًَ ِد ًٌْْا‬ ُ ٍ‫ض‬
ِ ‫ج َػيَ ٍْ ُن ٌْ َّ ْؼ ََ ِخ ًْ َٗ َز‬ ُ ‫اَ ْىٍَْ٘ ًَ اَ ْم ََ ْي‬
ُ َْ ََ ‫ج ىَ ُن ٌْ ِد ٌَْْ ُن ٌْ َٗاَ ْح‬

“Pada hari ini aku telah sempurnakan bagi kamu agama


kamu dan telah aku cukupkan nikmatku ke atas kamu dan
aku telah ridha Islam itu menjadi agama untuk kami.”

Sebuah sejarah dan peristiwa ringkas itu terlihat, betapa


rasulullah saw yang telah menyempurnakan haji dengan
pengorbanan beliau bersama sahabat-sahabat yang berjalan dari

41
Madinah Al-Munawwarah ke Mekkah Al-Mukarramah, selama 9
hari bila dibandingkan zaman sekarang kalau kita menaiki kapal
terbang yang begitu cepat, sudah sampai ke tanah suci hanya
dengan beberapa jam. Ini hal yang perlu direnungkan apabila kita
menghadapi sebarang kesusahan di tanah suci kelak.

5. Mabit di Muzdalifah
a. Pengertian Mabit di Muzdalifah
Mabit artinya singgah, menginap atau bermalam.
Maksud mabit disini ialah tiba di Muzdalifah yaitu pada
malam hari sebelum terbit fajar, di malam hari nahar,
setelah wuquf di Arafah.
Pada saat mabit hendaknya seseorang
memperbanyak berzikir dan berdoa kepada Allah dari
Arafah sampai ke bukit Quzah (Masyarilharam) di
Muzdalifah. Perintah Allah swt.

ٌْ ُ‫َُّللا ِػ ْْ َد ا ْى ََ ْش َؼ ِسا ْى َح َس ِاً َٗا ْذ ُمسُْٗ ُٓ َم ََا َٕدَا ُم ٌْ َٗإِ ُْ ُم ْْخ‬


َ َّ ‫ث فَا ُمس‬ ٍ ‫فَإ ِ َذآ اَفَضْ خُ ٌْ ٍِّ ِْ َػ َسفَا‬
ٍَِْ ِّ‫ ٍِ ِْ َُ ْبيِ ِٔ ىَ ََِِ اىضَّآ ى‬.(198)

“Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah,


berzikirlah kepad Allah sampai di Masyarilharam
(Muzdalifah) dan berzikirlah dengan menyebut nama Allah
sebagaimana telah ditunjukkannya kepadamu.” Q.S Al-
Baqarah : 198)

Dan senantiasa memohon ampun kepada Allah swt. hal ini


juga berdasarkan firman Allah swt :

َ َّ َُّ ِ‫َّللا ا‬
ٌُ ٍْ ‫َّللا َغفُْ٘ ُز َّز ِح‬ َ َّ ‫اض اىَّْاضُ َٗا ْسخَ ْغفِسُْٗ ا‬ ُ ٍ‫ثُ ٌَّ اَفِ ٍْضُ٘ا ٍِ ِْ َح‬. (199)
َ َ‫ْث اَف‬

42
“Kemudian bertolaklah kamu dari orang banyak
(Arafah)dan mohonlah ampun kepada Allah sesungguhnya
Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (Q.S Al-
Baqarah : 199).

Mabit di Muzdalifah dipergunakan untuk merenungi


diri sendiri agar memperoleh kesadaran dan hikmah.

b. Tata cara Mabit di Muzdalifah


● Sebelum matahari terbenam di hari Arafah, maka
jamaha haji menuju Muzdalifah dengan tertib dan
sopan seraya membaca talbiyah. Setelah sampai di
Muzdalifah melakukan shalat magrib 3 rakaat dan
Isya 2 rakaat dengan dijama‟.
● Kemudian mencari kerikil untuk melempar jumrah
(jamarat) esok harinya sebanyak 50-70 batu kerikil,
kemudian tidur diatas tikar ditempat terbuka.
● Selama bermalam di Muzdalifah hendaknya
mendirikan shalat Tahajjud di akhir malam sampai
terbenam bulan, setelah bulan terbenam maka
perjalanan dilanjutkan menuju mina untuk
melempar jumrah, kemudian berbaring sampai terbit
fajar, lalu shalat subuh. Ketika matahari telah
hampir terbit, dilanjutkan bertolak menuju mina.
Malam ini dapat melakukan perenungan. Bagi
wanita dan anak-anak boleh berangkat menuju ke
mina pada akhir malam.
● Bagi orang yang tidak mabit di Muzdalifah dia
harus membayar dam (denda). Jadi mabit di
Muzdalifah hukumnya wajib kecuali bagi orang
yang uzur.

43
6. Mabit Di Mina
a. Pengertian mabit di Mina
Mabit di Mina adalah bermalam (singgah) di Mina,
selama 2 hari atau 3 hari dan merupakan persinggahan
terlama. Bermalam di Mina bebas memilih dapat sesudah 2
hari (nafar awal) atau menangguhkan keberangkatannya
lebih dari 2 hari (nafar akhir). Firman Allah :

‫ث فَ ََ ِْ حَ َؼ َّج َو فِ ًْ ٌَْ٘ ٍَ ٍْ ِِ فَ َال إِثْ ٌَ َػيَ ٍْ ِٔ َٗ ٍَ ِْ حَا ّخس فَ َال‬ َ ّ ‫َٗا ْذ ُمس‬
ٍ ‫ُٗاَّللا فِ ًْ اٌَ ٍَّاً ٍَ ْؼ ُدْٗ ِد‬
َ ّ ‫إِ ْث ٌَ َػيَ ٍْ ِٔ ِى ََ ِِ احّقُ٘ا‬. (203)
َُ ُْٗ‫َّللا َٗا ْػيَ َُْ٘ ا اََّّ ُن ٌْ إِىَ ٍْ ِٔ حُ ْح َشس‬

“Dan berzikirlah dengan menyebut Allah dalam beberapa


hari yang berbilang (11, 12, 13 dzulhijjah, atau hari
tasyrik). Barang siapa yang ingin cepat berangkat dari
Mina sesudah 2 hari, maka tiada dosa baginya. Dan
barang siapa yang ingin menangguhkan keberangkatannya
dari 2 hari itu, tiada dosa baginya bagi orang yang
bertaqwa.” (Q.S Al-Baqarah ayat 203).

Mabit di Mina hukumnya wajib kecuali bagi orang


yang uzur. Yang termasuk golongan orang-orang yang uzur
adalah orang yang takut hilang hartanya kalau menginap di
Mina, atau takut bahayanya, atau sakit yang sukar baginya
untuk menginap di Mina, atau ada orang yang sakit yang
harus diurusinya, atau mencari budak yang hilang, atau
sibuk dengan urusan lain yang ia khawatir tidak akan
terkejar lagi kalau ia Mabit di Mina, dan tidak diwajibkan
membayar sesuatu.
Bermalam di Mina dimaksudkan guna bertukar
pikiran, berdiskusi dengan sesama jamaah haji dari

44
berbagai negara perihal permasalahan social, ekonomi,
budaya dan agama, serta mencari solusinya.

b. Tata cara pelaksanaan mabit di Mina


⮚ Sesampainya di Mina beristirahatlah hingga terbit
fajar. Lalu shalat subuh. Ketika matahari hampir
terbit di waktu Dhuha (pagi hari) tanggal 10
dzulhijjah dilanjutkan melempar jumrah aqabah,
kemudian lukar (melepas pakaian ihram diganti
dengan pakaian biasa), kemudian menyembelih
hewan qurban dan mencukur gundul atau mencukur
pendek. Setelah itu lakukan thawaf ifadhah di
Baitullah. Keesokan harinya tanggal 11 dan 12
dzulhijjah ba‟da (sesudah) zuhur kemudian
melempar ketiganya (jumrah).
⮚ Malam hari berkumpul beralaskan dengan tikar
sampai melewati waktu tengah malam, berdiskusi
antara sesama jamaah atau berzikir.
⮚ Selama bermalam di Mina ini kita gunakan untuk
merenungi pandangan hidup dan apa-apa yang telah
dilakukan serta untuk berdiskusi dengan orang
lainyang datang dari berbagai penjuru dunia.
⮚ Di Mina orang-orang duduk bersama, membahas
masalah-masalah dan pelajaran yang dapat dipetik
dalam rangkaian ibadah thawaf, sa‟I, wuquf di
Arafah, bermalam di Muzdalifah dan melempar
jumrah yang dilakukan sebagai usaha mencari surga
selalu disertai orang banyak dan bersama-sama
dengan orang lain.
⮚ Mengikrarkan janji kepada Allah sebagai kaum
yang bersatu untuk berpatisipasi dalam amal-amal

45
kebajikan dan memerangikejahatan dalam
kehidupan ini.
⮚ Selama 2 atau 3 hari bermalam di mina berkumpul
dengan orang banyak baik yang terpelajar maupun
buta huruf, baik profesor maupun buruh pabrik, baik
pemimpin spiritual termasyhur atau petani
sederhana, berpartisipasi dan berhak berbicara
secara terbuka karena perbedaan pangkat, jabatan,
derajat dan warna kulit telah ditinggalkan di Miqat.
Semuanya adalah sama sebagai hamba Allahdan
mempunyai derajat yang sama sebagai haji.

7. Melempar Jumrah
a. Pengertian Jumrah
Kata jumrah berasal dari bahasa Arab yang berarti
kerikil kecil. Sehingga melempar jumrah menurut para
ulama adalah melemparkan kerikil-kerikil kecil dengan
sekuat tenaga ke tempat yang disebut jamarat (tempat untuk
dilemparkannya kerikil kecil oleh jamaah haji. Jumrah ada
3 macam yaitu ;
● Ula (yang pertama)
● Wustha (yam tengah)
● Aqobah (yang besar).
Jumrah sekarang sudah direnovasi agar
mempermudah jamaah haji yang semakin banyak
jumlahnya setiap tahunnya. Hal ini berdasarkan hasil
keputusan ulama Mekkah. Kini, ketiga jumrah yang tadinya
berbentuk tuguh telah berubah menjadi tembok yang kokoh
panjang lebih kurang 15 meter dan tinggi lebih kurang 4,5
meter, hal ini dimaksudkan agar para jamaah haji tidak
berdesak-desakan lagi dalam melempar jumrah.

46
Hukum melempar jumrah dengan batu kerikil
merupakan wajib haji, baik ini melempar jumrah Aqobah
atau ketignya. Dalam melempar jumrah ada dua pilihan,
yaitu :
▪ Nafar Awal, bila dilakuakn selama 3 hari berturut-
turut yaitu tanggal 10, 11, dan 12 dzulhijjah.
▪ Nafar tsani, bila dilakukan selama 4 hari berturut-
turut yaitu tanggal 10, 11, 12, dan 13 dzulhijjah.
Dalam pelaksanaan ibadah haji, melempar jumrah
merupakan salah satu wajib yang sangat berat
dibandingkan yang lainnya. Hal ini dikarenakan melempar
jumrah boleh dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas
dan dalam ruang yang sangat terbatas. Jutaan orang
berdesak-desakan untuk bejuang melaksanakan rangkaian
ibadah ini, sehingga untuk orang tua dan orang sakitdapat
diwakilkan kepada orang lain, sesuai dengan firman Allah
swt

َ َّ ُ‫فَاحَّق‬. (16)
ٌَُ‫٘اَّللا ٍَا ْسخَطَ ْؼخ‬

“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut


kesanggupanmu.” (Q.S At-Taghaabun : 16)

Di antara keutaman melempar jumrah yaitu setiap


butir kerikil yang dilemparkan akan menghapus dosa besar
yang dapat merusak iman.

47
b. Tata Cara Pelaksanaan Melempar Jumrah
Batu-batu kerikil sebanyak 70 butir (untuk nafar
tsani) dan 49 butir (untuk nafar awal) yang dibawa dari
Muzdallifah digunakan untuk melempar jumrah, dengan
tata cara sebagai berikut :
⮚ Tanggal 10 dzulhijjah, dilaksanakan melempar
jumrah Aqabah. Dengan susah payah dan berdesak-
desakan, kita berusaha menerobos masuk sampai ke
bibir lingkaran jumrah Aqabah berada, agar
lemparan kita tepat sasaran.
⮚ Ambil sebutir kerikil dan kita lempar tepat di tengah
jumrah sambil mengucap: “Bismilahi Alahu
Akbar”, kemudian ambil lagi batu kerikil
berikutnya dilempar tepat sasaran, dan seterusnya
sampai 7 butir.
⮚ Apabila lemparan meleset, maka lemparan diulang
lagi sampai jumlah lemparan kita yang tepat sasaran
sampai 7 kali.
⮚ Kemudian berdesak-desakan pula kita mundur.
⮚ Untuk melempar 3 jumrah diakukan dengan cara
yang sama, namun diakhiri dengan doa menghadap
ka‟bah, untuk jumrah Ula dan Wustha, sedangkan
seusai melempar jumrah Aqabah tidak berdoa.
⮚ Untuk hari pertama setelah tiba dari Muzdalifah kita
hanya melempar jumrah Aqabah saja, sedangkan
tanggal 11 dan 12 dzulhijjah (dan atau tanggal 13
dzulhijjah) lemparan jumrah dimulai dengan jumrah
Ula, setelah selesai menuju ke jumrah Wustha dan
terakhir di jumrah Aqabah.

48
8. Tahallul
a. Pengertian Tahallul
Menurut bahasa (Tahallala-Yatahallalu-Tahallulan)
artinya: menjadi boleh atau halal. Sedangkan menurut
istilah, “Tahallul” ialah keadaan seseorang yang telah
dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang
sebelumnya dilarang selama berihram. Jadi, yang dimaksud
Tahallul adalah keadaan seseorang yang sudah bebas (halal)
dari ihramnya karena telah menyelesaikan amalan-amalan
hajinya.

Dalam pelaksanaannya, ada 2 macam tahallul :


✔ Tahallul awal, yaitu mencukur/memotong rambut
setelah melempar jumrah pada hari Nahar. Maka
halallah bagi orang yang sedang ihram, apa-apa
yang terlarang pada waktu ihram. Kita boleh
berpakian biasa, memakai parfum dlll, kecuali
hubungan denagn istri/suami.
✔ Tahallul akhir, yaitu mencukur/memotong rambut
setelah melakukan thawaf ifadhah (thawaf rukun
haji), maka halal segala sesuatu larangan ihram
termasuk termasuk hubungan suami/istri.

Tahallul dilakukan dalam rangka mentaati perintah


Allah, agar kita menghilangkan kotoran (memotong rambut
dan mengerat kuku) yang ada pada badan kita dan
hendaklah kita menunaikan nazar-nazar kita. Firman Allah;

49
ِ ٍْ َ‫ثُ ٌَّ ْىٍَ ْقضُْ٘ ا حَفَثَُٖ ٌْ ِٗا ْىٍُْ٘ فُْ٘ ا ُّ ُرْٗ َزُٕ ٌْ ٗا ْىٍَطَّ َّ٘ فُْ٘ ابِ ْيب‬.
َ‫ج ا ْى َؼخٍِْق‬

“Kemudian hendaklah mereka membersihkan kotoran


dengan memotong rambut dan mengerat kuku, dan supaya
mereka thawaf di Baitullah.” (Q.S Al-Hajj : 29)

b. Tata Cara Tahallul


▪ Untuk tahallul haji maupun umrah maka lebih
utama bagi laki-laki jika mencukur rambutnya
sampai habis dan bagi wanita cukup dengan
memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
▪ Kemudian bertahallul awal, dengan menanggalkan
pakaian ihram, memakai pakaian biasa, memakai
wangi-wangian dan dibolehkan melakukan
larangan-larangan ihram kecuali menggauli istri.
Dan perlu diketahui bahwa tahallul awal ini terjadi
dengan melakukan salah satu diantara tiga hal
(melempar jumrah, mencukur, dan thawaf).
▪ Setelah itu berangkat ke Mekkah untuk thawaf
ifadhah, tanpa berlari-lari kecil, lalu shalat 2 rakaat
setelah thawaf.
▪ Lalu melakukan sa‟I bagi haji tamattu‟, demikian
pula bagi haji qiran dan ifrad jika belum sempat
melaksanakan sa‟I setelah tawaf qudum. Bila hal itu
semua telah dilaksanakan maka sempurnalah tahallu
tsani.
▪ Tidak ada masalah bagi jamaah haji bila
mendahulukan perkara tersebut diatas sebelum yang
lainnya.
▪ Disunnahkan minum air zam-zam dan shlat zuhur di
Mekkah.

50
9. Thawaf Wada’
a. Pengertian Thawaf Wada’
Wada‟ berasal dari bahasa Arab yang berarti yang
meninggalkan atau perpisahan. Jadi thawaf wada‟ adalah
thawaf yang dilakukan ketika hendak meninggalkan kota
Makkah (thawaf selamat tiggal atau thawaf perpisahan
dengan kota Makkah).
Thawaf wada‟ini merupakan salah satu wajib haji
sehingga harus dilaksanakan oleh setiap jamaah haji. Jika
tidak dilaksanakan maka akan dikenai dam (denda).

b. Tata Cara Thawaf Wada’


⮚ Pada saat akan memasuki Masjidil Haram, maka
dahulukan kaki kanan.
⮚ Setelah memasuki Masjidil Haram, ketika melihat
ka‟bah maka membaca doa melihat ka‟bah.
⮚ Setelah memasuki masjidil haram,kita berwudhu
terlebih dahulu dan menuju ke sudut Hajar Aswad.
⮚ Thawaf dimulai dari hajar aswad dengan mencium
dan mengusapnya, namn jika tidak mampu cukup
memberi isyarat dengan tangan, lalu berjalan
mengelilingi ka‟bah tujuh kali. Putaran ke 1, 2, dan
3 berjalan cepat, dan putaran ke 4, 5, 6, dan 7
berjalan biasa.
⮚ Setelah sampai di Rukun Yamani maka memberi
isyarat dengan tangan dan bila mampu
mengusapnya.
⮚ Setelah selesai 7 putaran, maka diakhiri dengan
shalat sunnah 2 rakaat di belakang maqam Ibrahim.

51
10. Tertib dan Berurutan
Yang termasuk ke dalam kategori rukun haji adalah
dilakukan dengan tertib sesuai dengan urutannya. Hal ini
berdasarkan kesepakatan para ulama denganmerujuk pada hadits-
hadits Nabi saw yang menjelaskan mengenai tata cara manasik haji
beliau. Dan apa saja yang telah Nabi contohkan maka itu menjadi
ketentuan-ketentuan hukum dalam melaksanakan ibadah. Jika
diselisihi makaakan mendapat siksa.
Maksud dari berurutan adalah dilaksanakan sesuai dengan
urutannya yaitu dimulai dengan ihram kemudia thawaf, kemudia
sa‟i, kemudian wuquf, kemudian mabit, kemudian melempar
jumrah lalu tahallul. Harus dilakukan secara berurutan dan tidak
boleh secara acak.
Jika ibadah haji tidak dilakukan dengan tertib dan berurutan
maka ibadah hajinya batal atau harus diulangi lagi karena tertib dan
berurutan termasuk kategori rukun haji. maka sia-sialah amalam
ibadah nya. Untuk itu bagi siapa saja yang hendak melaksanakna
ibadah haji agar memperhatikan betul-betul bagaimana, apa, kapan,
dan apapun yang berkaitan dengan ibadah haji.

52
ZIARAH MEKKAH

DAN MADINAH

53
Ziarah yang dimaksud disini adalah berkunjung ke tempat-tempat suci atau
tempat bersejarah di Mekkah, Madinah, dan sekitarnya. Adapun tujuan ziarah
adalah untuk melihat dari dekat tempat-tempat bersejarah dan untuk menyaksikan
secara nyatatempat-tempat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan agama
islam agar dapat meningkatkan keimanan dan semanagat keberagaman. Ziarah ke
tempat-tempat bersejarah di Mekkah, Madinah, ataupun di tempat lainnya, yang
demikian itu tidak termasuk ke dalam rangkaian ibadah haji.

Secara garis besar ada 5 tujuan dan manfaat melaksanakan ziarah ke tanah
suci dan tempat-tempat bersejarah pada saat menunaikan ibadah haji, yaitu:

● Untuk meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah.


● Meningkatkan kesetiaan kepada nabi Muhammad sebagai junjungan dan
teladan terbaikbagi umat manusia dalam menjalani kehidupan mereka di
setiap tempat dan waktu.
● Meningkatkan militansi dan daya juang seorang muslim untuk mengambil
peran aktif dalam memajukan islam serta menegakkan amar ma‟ruf nahi
munkar.
● Meningkatkan kesadaran seorang muslim tentang makna kehidupan dan
kematian.
● Meningkatkan konsentrasi jiwa para jamaah haji terhadap amal ibadah
selama penyelenggaraan ibadah haji.

Ziarah Dalam Kota Madinah

1. MASJID NABAWI. Luas 138.000 m². Awalnya panjang: 70 hasta dengan


lebar 60 hasta, terdapat 3 pintu (kiri, kanan, dan belakang) wakaf dari
Assa'at bin Zuhrah dan Yatim Sahal & Suhail asuhan Mu'adz bin Atrah
dan arah kiblatnya masih menghadap Baitul Maqdis.
a. Terdiri dari 41 Gerbang dan 85 pintu, disetiap pintu terdapat plakat
batu dengan aksara Arab "masuklah dengan damai dan aman"
diambil dari QS. 15:46.

54
b. 41 Gerbang, di antara nama-namanya (Bab: Al Salam, Abu Bakar
Siddiq, Al-Rahmah, Al-Hijrah, Quba, Al-Malik Sa'ud, Imam Al-
Bukhari, Al-Aqiq, Al-Sultan Abdul Majid, Umar bin Al-Khattab,
Badr, Al-Malik Fahd, Uhud, Usman bin Affan, Abu Zar, Al-Imam
Muslim, Al-Malik Abdul Aziz, Makkah, Bilal, Nisa', Jibril, Al-
Baqi', Al-Ana'iz, Al A'imma).

c. Jumlah mihrab 5
● Mihrab Rasulullah, di dalam Raudhah, dibangun oleh Umar
bin Abdul Aziz.
● Mihrab Usmany, terdapat paling depan dinding kiblat, juga
dibangun oleh Umar bin Abdul Aziz, tempat Usman
mengimami shalat
● Mihrab Tahajud, did inding utara rumah Rasulullah, tempat
Rasulullah shalat tahajud.
● Mihrab Sulaiman, sebelah kiri mimbar Rasulullah, hadiah
dari Sultan bin Salim dari Turky.
● Mihrab Almajidi, agak tinggi, panjang 12 m, tinggi 0,5 m,
tempat berkumpulnya fakir miskin dari Ahlus Shuffah
(mihrab Fatimah).
d. Ada 6 tiang yang ditandai ornamen putih:
● Tiang Aisyah: di tengah-tengah Raudhah, sebelah barat
makam Rasulullah, Rasulullah mengimami shalat di sini
tiga bulan sebelum kiblat pindah dari Baitul Maqdis ke
Ka'bah.
● Tiang Taubah: kisah Abu Lubadah atas dosa atas Yahudi
dari Bani Nadzir, Abu Lubadah mengikat diri sampai turun
surat An-nisa 65-67.

55
● Tiang As-Sarir: berada menempel pada dinding makam
Rasulullah, berada di tempat i'tikaf Rasulullah yang terbuat
dari pelepah kurma.
● Tiang Al-Haras: tempat Ali bin Abi Thalib menunggu
Rasulullah
● Tiang Al-Wufud, paling utara tiang as sarir, tempat
Rasulullah menerima tamu penting.
● Tiang Mukhallaqah: tiang tempat Nabi berkhutbah,
bersandar di pohon kurma, pohon kurma menangis, atau
riwayat lain Rasulullah melihat dahak.
e. RAUDHAH: Taman surga, ditandai dengan tiang tiang putih, timur
ke barat 22 m, utara ke selatan 15 m (kawasan yang berada antara
rumah Rasulullah dan mimbar Rasulullah) Diutamakan
mengerjakan shalat di Raudhah atau memperbanyak shalat sunnah
dan berdoa selama di Raudhah.
f. Mimbar Rasulullah terletak di sebelah mihrab Rasulullah.
g. Mukabbariyyah adalah pentas tempat muazin mengumandangkan
azan.
h. Rumah Rasulullah (terdapat 3 makam), terdiri dari 4 pintu, sebelah
kiblat Mihrab At-Taubah, sebelah timur Mihrab Fatimah, sebelah
utara Mihrab Tahajud, sebelah barat ke Raudhah.
i. Qubah hijau

2. Masjid Al-Ghamamah: terletak di barat daya Masjid Nabawi atau sekitar


300 meter dari Masjid Nabawi. Sementara itu, nama Al-Ghamamah berarti
tempat bernaung atau awan yang menaungi. Dulunya, masjid ini bukanlah
sebuah masjid, melainkan sebuah tanah lapang yang digunakan untuk
melakukan berbagai kegiatan hingga ibadah yang dinamakan Al Mushalla.
3. Masjid Abu Bakar. Masjid Abu Bakar Shiddiq berada di sebuah jalan
lebar di barat daya Masjid Nabawi, dekat dengan Masjid Al-Ghamamah.

56
Masjid ini merupakan salah satu tempat yang pernah digunakan untuk
shalat 'Id oleh Rasulullah dan Abu Bakar Shiddiq, kemudian nama masjid
ini pun dinisbahkan kepadanya.
4. Masjid Ali bin Abi Thalib. Masjid Ali bin Abi Thalib terletak di Jalan
Al-Munakhah arah barat dari Masjid Nabawi, kurang lebih sejauh 400
meter, dekat dengan gang Ath-Thayyar, Lokasi ini merupakan salah satu
tempat Rasulullah pernah shalat Id. Dinisbahkan kepada Ali bin Abu
Thalib, barangkali karena dia juga pernah mengimami shalat kaum
Muslimin di tempat ini.
5. 250 payung otomatis, setiap payung dilengkapi pengairan tersendiri yang
bisa melindungi sekitar 800 jamaah, menutupi ruang sekitar 143 meter
persegi.
6. Pasar Madinah, atau disebut Souq Al-Manakhah ini terletak di sebelah
barat daya Masjid Nabawi. Tempat ini merupakan situs warisan sejarah
yang berkaitan dengan kehidupan Rasulullah Keberadaan tempat belanja
ini bermula ketika seorang sahabat Nabi. Ataa bin Yasar, mengatakan
bahwa ketika orang-orang Madinah meminta Nabi untuk memilih souq
untuk mereka, Nabi memilih souq ini.

7. Taman Bani Sa'idah. Merupakan satu taman bersejarah bagi umat


Muslim di dekat Masjid Nabawi. Taman Tsaqifah Bani Saidah, disebut-
sebut sebagai lokasi tempat berkumpulnya kaum Anshar ketika
membicarakan pengganti Rasulullah, sesaat Nabi Muhammad meninggal.
8. Ruang pengambilan Al-Qur'an wakaf.
9. Pintu ke Raudhah bagi jamaah perempuan. Jamaah perempuan masuk
dari Pintu (Gate) 25. Sedangkan waktu kunjung ke Raudhah untuk wanita
setelah shalat Subuh dan setelah shalat Isya
10. Masjid Imam Bukhari. Masjid ini merupakan masjid terdekat dari
Masjid Nabawi. Selain memiliki bentuk yang apik, dia juga nyaman untuk
disinggahi para jamaah umrah. Dulunya bangunan ini merupakan rumah
Imam Bukhari yang berubah fungsi menjadi masjid. Masjid Imam Bukhari

57
ini bisa dijangkau oleh jamaah dengan berjalan kaki dari pintu 26 lalu
lurus ke arah al-Haram Hotel, lalu arahkan ke kanan, kemudian ke kiri.
Tidak jauh, Anda akan melihat Masjid Imam Bukhari.
11. Sumur Zarwan (buhul sihir Yahudi, turun surat Al Falaq dan An-nas)
pelakunya Labib bin Al-Asham.
12. Baqi’, tempat dimakamkan lebih dari 10.000 sahabat, semua istri
Rasulullah (Ummahatul: Aisyah, Ummu Salamah, Juwairiyah, Zainab,
Hafsah, Mariyah) kecuali istri yang pertama (Khadijah di Mekah) dan istri
terakhir (Ummahatul Maimunah di Sarif), selanjutnya anak-anak
Rasulullah (Fatimah, Ruqayyah, Zainab, Ummi Kultsum, Ibrahim), Usman
bin Affan, Saad bin Abi Waqas, Abdurrahman bin Auf, Halimatus
Sa'diyah, Abdullah bin Mas'ud, Abu Sa'id Al-Kkhudri, Imam Malik, dan
lain-lain.
13. Pustaka masjid Nabawi. Adalah sebuah Perpustakaan modern yang
terletak di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Perpustakaan ini
didirikan pada tahun 1352 Hijriah atas usulan dari Direktur Urusan Wakaf
Kota Madinah, Syaikh Ubaid Madani. Kepala Perpustakaan yang pertama
adalah Ahmad Yasin al-Khiyari. Sebagian buku-buku yang ada di
perpustakaan ini merupakan buku yang diwakafkan sebelum berdirinya
perpustakaan baru, antara lain wakaf dari Perpustakaan Syaikh
Muhammad Aziz al-Wazir yang telah mewakafkan perpustakaannya pada
tahun 1320 Hijriah.
14. Pustaka Bagian Teknis Naskah Tua. Selain ruang baca, perpustakaan
Masjid Nabawi memiliki Ruang Audio (Seksi 17), untuk menyimpan
materi kuliah, khutbah dan shalat. Sedangkan Bagian Teknis (terletak di
pintu 22) bertugas dalam penjilidan, restorasi dan sterilisasi naskah-
naskah tua..
15. Museum Al-Qur'an. Lokasinya hanya berjarak sekitar 10 menit berjalan
kaki dari pintu 5 Masjid Nabawi. Bernama The Holy Quran Exhibition,
museum ini mulai buka dari jam 09.00-14.00 dan 16.00-21.00 waktu
setempat setiap harinya.

58
16. Al Noor Mall. Mall ini cukup luas dan bersih serta barang yang dijual
bermacam-macam, ada pakaian Jazirah Arab juga pakaian internasional.
Tempat makan banyak menawarkan bermacam-macam menu, baik menu
lokal, internasional juga ada restoran menyajikan menu Cina. Tempat
permainan anak-anak juga tersedia di mall ini. Semua gerai yang ada di
mall ini akan tutup atau tidak melayani pembeli ketika masuk waktu shalat
wajib.

Ziarah Luar Kota Madinah

1. Masjid Quba: letak 5 km barat Madinah, dibangun Senin 12 Rabi ul


Awal, tahun 13 kenabian atau tanggal 20 September 622 M. Sebelum
masjid selesai, Rasulullah menginap di rumah Kalsum bin Hadam dari
kabilah Amir bin Auf. Rasulullah bersabda: "Barang siapa berwudu dari
rumahnya kemudian datang ke masjid Quba, lalu melakukan shalat
(sunnah) di masjid itu, maka baginya pahala seperti pahala umrah." (HR.
Imam Ahmad, an-Nasa', Ibnu Majah, al-Hakim dari Sahl Ibnu Hunaf).
2. Jabbal Uhud: lebih kurang 5 Km utara Nabawi, tingg 350 m, panjang 7
Km, lebar 3 Km, keistimewaan: bukit yang nantinya ada di surga, sering
dijadikan takaran/perumpamaan pahala, Bukit Rumat (panah) dan Makam
Syuhada Uhud di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib.
3. Masjid Qiblatain/Bani Salamah, turun surat al Baqarah 144 waktu
zuhur.
4. Masjid as-Sab'ah (masjid 7), dekat kawasan Khandaq: Masjid Abu
Bakar, Umar, al-Fath, Salman Alfarisi, Ali Zubair, Fatimah, Sa'ad bin
Mu'adz.
5. Jabal Magnet, 60 Km dari Madinah. Letaknya di tepi jalan menuju
kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq
6. Percetakan Al-Qur'an, 10jt copy/tahun, 160 terjemahan 193 jt copy.

59
7. Masjid as-Suqya Rasulullah pernah berdoa di sini sebelum berangkat
Perang Badar, turun surat al Anfal 8-9, terletak dalam tembok stasiun
kereta api Madinah, di tanah milik sahabat Sa'ad bin Abi Wagas.
8. Sumur Utsman: 3,5 Km dari Masjid Nabawi /1 Km dari Masjid
Qiblatain, lokasi di sekitar Wadi al-Aqiq (milik yahudi yang dibeli separoh
oleh Usman).
9. Masjid al-'Ashabah, terletak di perkebunan al 'Ashabah di daerah Quba,
di mana Rasulullah pernah singgah.
10. Masjid Jum'ah: 6 Km dari Masjid Nabawi/ 900 m dari Quba. Rasulullah
pernah shalat Jumat di sini saat hijrah ke Madinah,
11. Masjid al-ljabah, 385 m dari Baqi'.
12. Masjid ar-Rayah, terletak di atas Gunung Dzubab, tempat kubah
Rasulullah saat perang khandaq.
13. Sumur Ghar, 1 Km sebelah timur laut Quba. Rasulullah pernah minum di
sini dan berwasiat agar dimandikan dengan air sumur ini.
14. Hejaz Rail Way (jalur kereta api Hizaz, dibangun saat pemerintahan
Usmaniyah).
15. Al-Ula City: pintu gerbang Madain Shaleh, 400 Km dari Madinah.
16. Madain Saleh, 460 km dari Madinah.
17. Kebun kurma.
18. Badar.
19. Khandaq.

Ziarah Dalam Kota Mekkah

1. Masjidil Haram. Masjid ini memiliki tiang penyangga berjumlah 589


buah setinggi 20 kaki dengan diameter 1,5 kali. Setiap tiang-tiang diselingi
satu tiang besar setebal 4 kaki dan mempunyai kubah sebanyak 152 buah.
2. Ka'bah. Ka'bah terletak di tengah-tengah Masjidil Haram, memiliki
panjang 12 meter, lebar 10,1 meter dan tinggi 14 meter. Pintunya
tergantung dari lantai setinggi 2 meter. Setiap sudut (rukun) Ka'bah diberi

60
nama sesuai dengan arah menghadapnya, yaitu: Rukun 'Iraqi (menghadap
ke Yaman), Rukun Syami (menghadap ke Syam atau Suriah), dan Rukun
Aswadi (menghadap ke Hajar Aswad). Di tengah dinding bagian atas,
sebelah barat laut terdapat Mizab (saluran/talang air) yang terbuat dari
emas.
3. Hajar Aswad, adalah sebongkah batu bundar berwarna hitam dan
berlubang yang terletak (menempel) di sudut timur Ka'bah. Tingginya
sekitar 150 cm di atas tanah dengan lingkaran sekitar 30 cm dan garis
tengah 10 cm.
4. Multazam. Merupakan dinding Ka'bah yang terdapat di antara Hajar
Aswad (batu hitam) dan pintu Ka'bah. Tempat ini diyakini oleh umat Islam
sebagai tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa kepada Allah.
Begitu keistimewaannya sehingga tidak heran tempat ini diburu oleh
jamaah haji dan umrah setelah mengerjakan thawaf.
5. Syadzarwan. Berada dalam bagian bangunan yang berbentuk melengkung
di bawah dinding Ka'bah. sampai ke permukaan tanah, kecuali di Hijir
Ismail, karena ambang pintu di Hijir Ismail merupakan bagian Ka'bah,
dengan tinggi 13 cm dan lebar 45 cm. Di atasnya inilah orang-orang
berdiri untuk berdoa kepada Allah dengan menempelkan perut dan wajah
mereka.
6. Pintu Ka'bah. Ketika pertama kali dibangun kembali oleh Ibrahima,
Ka'bah memiliki dua pintu yang menyentuh tanah (walaupun sekadar
lubang yang tidak ada tutupnya, sebagai tempat keluar masuk saja). Pintu
Timur digunakan untuk masuk ke Ka'bah dan pintu Barat untuk jalan
keluar. Lalu Raja As'ad Tubba III, salah seorang raja dari Yaman mem
buatkan daun pintu yang dapat dibuka dan ditutup. Ketika kaum Quraisy
merenovasi kembali Ka'bah, mereka menutup pintu Barat, sedangkan pintu
Timur ditinggikan dari permukaan tanah dan daun pintunya dibuat dua.
7. Pintu Taubat.
8. Maqam Ibrahim. Letaknya di dalam Masjidil Haram kurang lebih 7
meter di depan pintu Ka'bah Ditopang oleh enam tiang setinggi 8 kaki. Di

61
Magam Ibrahim ini orang yang umrah, setelah selesai Thawaf,
disunnahkan shalat 2 rakaat.
9. Hijir Ismail. Adalah lokasi sebelah utara Ka'bah yang dibatasi tembok
yang berbentuk setengah lingkaran.
10. Sumur Zamzam. merupakan sumur mata air yang terletak di kawasan
Masjidil Haram, sebelah tenggara Ka'bah, berkedalaman 42 meter.
Terletak 11 meter dari Ka'bah. Menurut salah satu keterangan, ia dapat
menyedot air sebanyak 11-18,5 liter per detik, sehingga dapat
menghasilkan 660 liter air permenit dan 39.600 liter per jamnya.
11. Talang/Pincuran Air Ka'bah. Dalam istilah arab mizab ini terletak di
bagian atas sisi Ka'bah setentang Hijr Ismail. Talang tersebut berfungsi
sebagai saluran air ketika hujan atau sewaktu pencucian Ka'bah.
12. Bukit Shafa dan Marwah, adalah dua buah bukit yang terletak dekat
dengan Ka'bah (Baitullah). Bukit Shafa dan Marwah ini memiliki sejarah
yang sangat penting dalam dunia Islam, khususnya dalam pelaksanaan
ibadah haji dan umrah. Bukit Shafa dan Marwah yang berjarak sekitar 450
meter itu, menjadi salah satu dari rukun haji dan umrah, yakni
melaksanakan Sa'i.
13. Rumah Arqam bin Abil Arqam. Rumahnya berlokasi di bukit Shafa dan
di tempat inilah para pengikut Muhammad belajar tentang Islam.
Sebelumnya rumah al-Arqam ini disebut Dar al-Arqam (rumah Al-Argam)
dan setelah dia memeluk Islam akhirnya disebut Dar al-Islam (Rumah
Islam). Dari rumah inilah madrasah pertama kali ada. Al-Arqam juga ikut
hijrah bersama dengan Muhammad ke Madinah,
14. Rumah Khadijah bin Khuwailid. Terletak di belakang Abu Sufyan.
Inilah rumah di mana Nabi tinggal bersama istrinya, Khadijah. Di sanalah
tempat kelahiran putri-putri Nabi, tempat wafatnya Khadijah serta tempat
turunnya wahyu secara berulang-ulang. Rasulullah tinggal di sana hingga
kaum Quraisy memblokade untuk membunuhnya. Maka turunlah wahyu
dan mukjizat dari Allah yaitu keberhasilan Nabi keluar rumah karena debu

62
bertaburan menutupi kepala orang-orang Quraisy sehingga tidak melihat
kepergian Nabi
15. Rumah Kelahiran Letaknya arah belakang tempat Sa'i (Shafa dan
Marwah). Kini tempat itu dibangun perpustakaan.
16. Zamzam Sabeel.
17. Masjid Jin. Terletak di sebelah kiri jalan naik ke pekuburan Mala di
samping jembatan penye berangan. Dinamakan demikian karena di
sanalah Nabi menulis surat ke Ibnu Mas'ud ketika menerima rombongan
Jin yang ingin berbai'at kepada Nabi, yang sebelumnya mereka telah
bertemu dengan Nabi di Nakhlah dalam perjalanan nya pulang dari Thaif
pada tahun kesepuluh kenabian.
18. Pemakaman Ma'la. Termasuk salah satu tempat pemakaman bersejarah
di Mekah, yang terletak di sebelah Timur Masjidil Haram. Di sana terdapat
makam Ummul Mu'minin Siti Khadijah RA, istr pertama Nabi, juga
makam para sahabat, tabi'in dan orang-orang shaleh. Selain Mala, terdapat
pula pemakaman bersejarah lainnya di Mekah,
19. Museum Sahabah (Musem Ashabee). Letaknya berada di sisi barat
Masjidil Haram, Mekah. Berbeda daripada hari-hari biasa, selama musim
haji ini otoritas museum tersebut menggratiskan biaya masuk bagi jamaah.
20. Jabal Abi Qubais, adalah sebuah gunung yang berlokasi di kota Mekah,
Arab Saudi. Lokasi gunung ini berada di sebelah timur Masjidil Haram.
Tempat ini dipercaya oleh umat Muslim sebagai gunung pertama di muka
bumi yang diciptakan oleh Allah.
21. Darun Nadwah: Dibangun oleh Qusal ibn Kilab sekitar 200 tahun
sebelum hijrah. Dinamakan demikian, karena di sanalah tempat berkumpul
dan bermusyawarahnya kaum Quraisy. Di rumah inilah mereka berkumpul
dan membuat rencana untuk menghalangi gerakan dakwah Islam, yaitu
ketika sebagian sahabat keluar menuju Madinah, dan kekhawatiran mereka
bahwa Nabi pun akan melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, mereka
bersepakat untuk membunuh Nabi, tetapi atas kehendak Allah, Rasulullah
dapat keluar rumah dan berhijrah ke Madinah demi mengembangkan

63
agama dan risalah-Nya.Letak persisnya, kira-kira di dekat tempat thawaf
di sebelah utara, dan untuk memperingatinya pintu di sana dinamakan
dengan "Pintu Darun Nadwah" (Bab Dar al-Nadwah).
22. Masjid Syajarah. Terletak berhadapan dengan Masjid lin. Di sanalah
terdapat pohon di mana Nabi memangilnya lalu pohon tersebut
mendatangi Nabi
23. Masjid Khalid bin Walid. Letaknya sekarang dikenal dengan
perkampungan al-Bab di Bukit Rosam (dahulu Kudai), daerah ini dahulu
merupakan pintu masuk kota Jeddah. Setiap barang dagangan yang masuk
melalui Jeddah harus diambil gambarnya, maka dikenallah tempat ini
dengan nama perkampungan "ar-Rosam", sedangkan perkam pungan yang
berada persis di pintu masuk kota Jeddah dinamakan perkampungan pintu
"Horotul Bab" (Ma'alim Makkah, h. 229)) dan berada di ruas jalan yang
dinamakan jalan Kholid bin Walid Kemudian pada tahun 1957 M/1377 H
masjid ini mengalami rehabilitasi dengan ditambah sebuah menara.
Ziarah Luar Kota Mekkah

1. Jabal Tsur. Gunung setinggi 458 meter yang berada di sebelah selatan
Kota Makkah. Gua Tsur terletak di puncak Gunung Tsur. Di gua itulah
Rasulullah bersama Abu Bakar Shiddiq bersembunyi selama tiga hari dari
kejaran kaum kafir Quraisy ketika hijrah ke Madinah Al-Munawwarah
2. Jabal Rahmah, lalah bukit kecil yang terdiri dari batu-batu besar yang
keras, yang terdapat di timur Arafah antara jalan no.7 dan 8, atau sekitar
1,5 km dari Masjid Namirah. Jumlah anak tangga untuk naik ke
puncaknya mencapai 168 buah. Sedangkan puncaknya cukup luas yang
dikelilingi oleh dinding dengan ketinggian sekitar 57 cm
3. Arafah. Padang pasir yang terletak sekitar 25 km sebelah timur kota
Mekah. Berbentuk hamparan pasir dan batu yang luas dan tidak
berpenghuni, dikelilingi bukit-bukit batu yang berbentuk setengah
lingkaran. Setiap musim haji menjelang tanggal 9 Dzulhijjah Arafah
didatangi umat Islam dari seluruh dunia untuk melakukan wuquf.

64
4. Mina. Adalah kawasan memanjang, terletak sekitar 6 km dari kota Mekah.
Di luar musim haji, Mina adalah kawasan tanpa penduduk. Akan tetapi
saat musim haji sungguh sangat padat sekali.

5. Muzdalifah. Terletak di antara Ma'zamain (dua jalan yang memisahkan


dua gunung yang saling berhadapan) Arafah dan lembah Muhassir. Luas
Muzdalifah adalah sekitar 12,25 km². Di sana terdapat rambu-rambu
pembatas yang menentukan batas awal dan akhir Muzdalifah.
6. Jamarat. Bisa dibilang adalah kompleks pejalan kaki yang terbesar di
dunia. Pembangunan kompleks Jamarat dimulai tahun 2006 atas perintah
Raja Fahd bin Abdul Aziz menyusul sejumlah insiden di Mina yang
merenggut ratusan nyawa jemaah haji.Kompleks Jamarat sendiri saat ini
terdiri dari 5 lantai untuk melontar jumrah dengan 12 pintu masuk dan 12
pintu keluar. Di masa depan, bangunan bisa ditambah menjadi 12 lantai
yang bisa menampung 5 juta jemaah haji sekaligus.
7. Jabal Nut. Letaknya di sebelah utara Masjidil Haram kurang lebih 6 km.
Tinggi puncaknya kira-kira 200 meter, di sekelilingnya terdapat sejumlah
gunung. batu bukit dan jurang.
8. ji'ranah. Jaraknya dari kota Mekah adalah sekitar 25 km Masjid ranah
(la'ranah) diambil dari nama seorang wanita bernama Ji'ranah yang telah
berjanji dan berikrar mengabdikan dirinya menjaga serta merawat masjid
tersebut yang kemudian diabadikan dengan nama sebuah masjid (Masjid
Jiranah).
9. Hudaibiyah. Hudaibiyyah berada diluar batas tanah suci, yaitu jalan
antara Mekah dan Jeddah lama. Sekarang dikenal dengan Al-Syumaisi,
yaitu yang dinisbatkan kepada nama "Sumur Syumais" (Bi'r Syumais)
sebagaimana disebutkan oleh Al-Fasi (wafat 832 H). Terdapat juga sebuah
masjid baru yang jaraknya dari Masjidil Haram kira-kira 24 km, atau 2 km
dari batas Tanah Suci. Sebab, jarak antara Masjidil Haram dengan batas
Tanah Suci tersebut ialah 22 km. Disebelahnya ada bekas bangunan masjid
kuno yang dibangun dengan batu hitam dan plester semen.

65
10. Tan'im. Letaknya di sebelah utara Masjidil Haram dengan jarak kira-kira
7.5 km di pinggir jalan raya menuju kota suci Madinah, sekaligus menjadi
pembatas utara Tanah Haram.
11. Thaif. Adalah kota di Provinsi Mekah, Arab Saudi, pada ketinggian 1.700
m di lereng Pegunungan Sarawat
12. Nakhlah. Nabi mengutus Abdullah ibn Jahsy bersama 8 orang dari kaum
Muhajirin ke Nakhlah untuk memata-matai mengetahui kondisi mereka.
kafilah Quraisy dan
13. Masjid Wadi Mahram disebut juga Miqat Qarn Manazil, terletak sekitar
76 km dari Masjidil Haram, pada jalan antara Mekkah - Thaif melalui jalur
Hada. Masjid ini adalah masjid miqat dari arah Thaif apabila kita akan
berhaji ataupun umrah.
14. Masjid al-Sail al-Kabir. Salah satu Miqat (tempat dimulainya umrah dan
haji) adalah di Qarnul Manazil atau al-Sail al-Kabir. Lokasinya berjarak 94
kilometer di sebelah timur Kota Mekah. Miqat ini diper-untukkan bagi
jamaah haji yang datang dari arah Najd atau Riyadh. Selain itu,
diperuntukkan bagi jamaah haji yang berasal dari timur Kota Mekah.
15. Masjid Juhfah. Merupakan salah satu tempat Miqat. Terletak di barat laut
Masjidil Haram berjarak 187 km.
16. Masjid Bai'at (bahasa Arab: Masjid Al Bai'ah) yang disebut juga sebagai
Masjid Bani 'Aqabah adalah sebuah masjid di Mekah, Arab Saudi, yang
dibangun oleh al-Mansur pada tahun 144 H di tempat terjadinya Bai'at
'Aqabah Pertama dan Bai'at 'Aqabah Kedua antara Nabi Muhammad
dengan kaum Anshar. Masjid ini terletak di bawah Wadi Mina, 300 meter
dari tempat Jumrah Aqabah, sebelah kanan dari jembatan jamarat.
17. Masjid Khaif. Terletak di kaki gunung di sebelah Selatan Mina, dekat
dengan al-Jumrah al-Sughra Jumrah kecil). Dan Nabi pernah shalat di
dalamnya, begitu pula para nabi sebelumnya. Dari Yazid ibn al-Aswad
bahwasanya ia berkata, "Saya haji bersama Nabi dan saya shalat Subuh
bersamanya di masjid al-Khaif."

66
18. Gua Mursalat (Ghar Mursalat). Dinamakan demikian karena surat al-
Mursalat diturunkan kepada Nabi di dalam gua tersebut. Gua tersebut
terkenal di Mina di gunung yang menghadap ke arah Yaman, yaitu di
belakang Masjid al-Khaif.
19. Masjid Masy'aril Haram. Terletak di Muzdalifah pada jalan nomor 5.
Dan Nabi pernah men datang kiblatnya. Pembangunan dan perluasannya
dilakukan pada masa Saudi dengan menelan biaya 5 juta Rival. Panjang
masjid dari timur ke barat jalah 90 m dan lebarnya 56 m, dengan luas
keseluruhan 5040 m/segi, sehingga dapat menam pung 12 ribu lebih
jamaah, dengan pintu masuk tersebar di sebelah timur, utara dan selatan,
Di bagian akhir masjid terdapat dua menara dengan ketinggian sekitar 32
M.
20. Masjid Namirah atau Namrah, lalah nama gunung yang ada di sebelah
barat masjid. Oleh karenanya, masjid tersebut dinamakan dengan Masjid
Namirah. Pada hari Arafah, Nabi membuat kemah Namirah, dan setelah
tergelincirnya matahari beliau pindah ke tengah lembah Urnah, berkhutbah
dan shalat di sana. Kemudian pindah lagi ke tempat wukuf semula di
Padang Arafah. Setelah terbenamnya matahari Nabi berangkat menuju
Muzdalifah.
21. Canal Zubaydah. Adalah sebuah jalur yang menghubungkan antara
Kufah dan Mekah. Jalur ini merupakan salah satu jalur haji dan
perdagangan yang terpenting, disebut dengan Darb Zubaidah dinisbatkan
kepada Zubaidah istri Khalifah Harun ar-Rasyid, yang berkontribusi pada
pembangunan jalur ini hingga penamaan jalur ini terus dikenang sepanjang
masa.
22. Lembah Muhassir. Terletak antara Muzdalifah dan Mina ini ditandai
dengan rambu-rambu bertuliskan "Wadi Muhassir" (Lembah Muhassir). Ia
termasuk ke dalam wilayah tanah suci, tetapi tidak merupakan masy'ar
(tempat ibadah yang dianjurkan dalam manasik haji
23. Masjid Alfatah Jumum. Asal mulanya merupakan bendungan lembah,
perairan kabilah bani Sulaim bernama "wadi marro dzohron" letaknya

67
sekitar 25 km di sebelah utara Mekah melalui jalur Madinah Munawwaroh
(sekarang Tariqul Hijroh), dan sekitar 18 km dari Masjid Tan'im
24. Masjid Shakhrat. Terletak pada kaki Jabal Rahmah di sebelah kanan
jalan naik menuju puncaknya, yaitu tempat yang agak tinggi dan
dikelilingi dinding yang rendah. Nabi pernah berhenti di situ pada malam
Arafah.

68
KEPULANGAN KE

TANAH AIR

69
Setelah melakukan kegiatan utama ibadah haji, jamaah sudah dapat
kembali ke Mekkah untuk melakukan thawaf ifadhah apabila belum
melakukannya. Setelah itu, namanya bukan calon jamaah haji lagi, tetapi sudah
bergelar Haji dan Hajjah.

Selanjutkannya menjalankan ibadah harian di Masjidil Haram sampai tiba


jadwal pemulangan. Sebelum meninggalkan kota Makkah jamaah melakukan
tawaf wada‟ (tawaf perpisahan). Untuk jamaah haji gelombang pertama, 1 hari
sebelum kepulangan ke tanah air jamaah diinapkan dulu di Kota Jeddah. Di
Jeddah, apabila memungkinkan akan melakukan ziarah keliling kota Jeddah untuk
mengunjungi tempat-tempat menarik yang ada di Kota Jeddah seperti laut Merah,
Pusat perbelanjaan Corniche Balad, Masjid Terapung, Masjid Qishos (tempat
eksekusi hukuman), Makan Siti Hawa a.s, Patung sepeda raksasa, dll.

Empat jam sebelum kebarangkatan jamaah sudah ada di Bandara King


Abdul Aziz Jeddah. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 10 jam,
jamaah akan sampai di Tanah Air kembali melalui Terminal Khusus Haji Reguler.
Dengan mengucapkan Hamdalah, jamaah telah sampai di Tanah air mudah-
mudahan menjadi Haji Mabrur.

Rangkaian urutan Perjalanan Jamaah Haji Reguler Gelombang I secara


keseluruhan lama waktu yang dibutuhkan sekitar 40 hari : di Madinah 9 hari, di
Arafah dan Mina 9 hari dan di Mekkah 20 hari, di Jeddah 2 hari, selebihnya
perjalanna pulang pergi Jakarta-Jeddah.

Sedangkan kepulangan jamaah haji gelombang II dimulai saat jamaah


akan meninggalkan kota Makkah Jamaah setelah melakukan tawaf wada‟. Dari
kota Makkah mereka akan diberangkatkan dengan menggunakan bus.

Perjalanan Makkah ke Madinah ditempuh sekitar 5 sampai 6 jam. Tiba di


Madinah, jamaah ditempatkan di hotel yang biasanya jauh lebih enak dari pada
pemondokan di Mekkah. Hotel dengan fasilitas yang jauh lebih baik. Jarak hotel
dengan Masjid Nabawi sangat dekat. Ketika jamaah turun dari bus, hendaknya
semua tas tentengan diperiksa benar, agar tidak tertinggal di dalam bus. Koper

70
besar datangnya belakangan, sekitar 1-2 jam berikutnya. Biasanya saat jamaha
semua berangkat menuju Masjid Nabawi, koper besar akan diletakkan didekat
kamar masing-masing atau di lobi Hotel. Jatah makan sehari dua kali yang
diberikan setiap selesai shalat Isya dan selesai shalat zuhur. Pengambilan
dilakukan oleh regu masing-masing. Di Madinah jamaah masih bisa melakukan
beberapa kegiatan misalnya:

1. Hari ke 1 : untuk hari pertama jamaah langsung menjalankan shalat berjamaah


di masjid nabawi untuk memulai arbain.
2. Hari ke 2 : ziarah kepada Rasulullah saw dan raudhoh serta Pekuburan Baqi.
3. Hari ke 3-8 : memperbanyak ibadah di masjid Nabawi.
4. Hari ke 9 : setelah kurang lebih 9 hari di Madinah, maka rombongan jamaah
haji berangkat menuju tanah air atau menuju Jeddah.

Setelah itu para jamaah akan masuk asrama Haji, lalu mengambil koper
masing-masing dan mendapat pembagian uang transport ke rumah. Setalah barang
dicek dan diterima semua, barulah pulang ke rumah maisng-masing. Sesampainya
di kampung halaman, kita dianjurkan shalat sunnat 2 rakaat sebagai tanda syukur
telah kembali dengan selamat dan disunnatkan shalat di masjid yang terdekat dari
rumah kita masing-masing. Disarankan membaca doa :

“segala puji bagi Allah yang telah menolongku menyelesaikan ibadah


hajiku, dan menjagaku dari derita perjalanan sehingga aku dapat kembali ke
keluargaku. Ya allah, berkahilah hidupku setelah haji dan masukkanlah aku ke
dalam golongan orang-orang yang shalih.”

71
BADAL HAJI DAN

UMRAH

72
Manusia diciptakan Allah swt dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya.
Ibadah yang dimaksud dalam Islam berbeda dengan ibadah yang dipahami dalam
agama lain. Dimana ibadah dalam agama lain hanya mencakup masalah ritual
yang berkaitan dengan hubungan seseorang dengan Tuhan dan dilaksanakan di
tempat-tempat khusus saja, sedangkan ibadah dalam islam memiliki makna yang
sangat luas; mencakup semua aktifitas yang memberikan manfaat bagi pelakunya
ataupun bagi orang lain; untuk dunia maupun akhirat. Berhubungan dengan
manusia (sosial) atau berhubungan dengan Rabbnya (ritual). Di mana ibadah
ibadah ini ada yang bersifat badaniah, maliyah, atau bahkan ada yang bersifat
badaniyah dan maliyah sekaligus.

Ibadah badaniah seperti salat dan puasa ramadhan merupakan kewajiban


pribadi yang tidak dapat diwakilkan atau dititipkan kepada orang lain. Namun,
untuk ibadah maliyah seperti zakat, kurban, dan semisalnya, boleh diwakilkan
kepada orang lain.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa ibadah haji dan umrah adalah ibadah
yang menggabungkan antara badaniyah dan manaliyah sekaligus, sehingga ibadah
ini bisa diwakilkan kepada orang lain jika seseorang telah mampu secara finansial,
tetapi yang bersangkutan memiliki kendala dan hambatan, secara fisik misalnya.
Sebab sesorang yang telah memenuhi syarat isthitha‟ (mampu) secara fisik dan
finansial, wajib menunaikn ibadah haji sebagaimana firman Allah SWT,
“Mengerjakan haji ke Baitullah adalah kewajiban manusia terhada Allah, (yaitu
bagi) orang yang sanggu mengadakan perjalanan ke Baitullah.” Q.S Ali-Imran
ayat 97

Namun jika secara finansial dia mampu, tetapi tidak mampu secara fisik
Karena sakit, lemah atau bahkan telah meninggal dunia, maka kewajiban tersebut
bisa diwakilkan kepada orang lain. Terutama jika orang yang sakit, lemah, atau
telah meninggal dunia tersebut berwasiat kepada ahli warisnyauntuk menunaikan
kewajibannya.

73
Apabila tidak berwasiat untuk itu, maka keluarganya boleh saja
menunaikan dengan harta benda yang ditinggalkan. Syaratnya, orang tersebut
meninggal dalam keadaan muslim dan orang yang mewakili hajinya (baik dia dari
kerabat mayat atau orang lain) harus sudah menunaikan ibadah haji untuk dirinya
sendiri. Selain itu, dia hanya boleh mewakili seorang saja. Maksud nya, seseorang
tidak bisa mewakili ibadah haji untuk beberapa orang sekaligus. Hal ini
sebagimana disebutkan dalam beberapa riwayat sebagai berikut:

Dari Ibnu Abbas Ra, bahwa Nabi saw pernah mendengar seseorang
mengucapkan, “Labbaika „an Syubrumah (aku memenuhi panggilan-Mu, Ya
Allah, atas nama Syubrumah.” Nabi saw lantas berkata: “memangnya siapa itu
syubrumah?” Dia menjawab, “Syubrumah adalah saudaraku atau kerabatku.”.
Nabi saw lantas bertanya: “Apakah engkau telah berhaji untuk dirimu sendiri?”
Dia menjawab: “Belum”. Nabi saw lantas memberi saran: “Berhajilah untuk
dirimu sendiri terlebih dahulu, barulah engkau bisa berhaji atas nama
Syubrumah.” [H.R Abu Daud].

Selain dalam riwayat diatas disebutkan juga dalam hadits shahih, bahwa
ada seorang laki-laki yang pada Nabi saw yang artinya: “Sungguh ada kewajiban
yang mesti hamba tunaikan pada Allah. Aku mendapati ayahku sudah berada
dalam usia senja, tidak dapat melakukan haji dan tidak dapat pula melakukan
perjalanan. Apakah mesti aku mengahajikannya ?” “Hajikanlah dan
Umrahkanlah dia.” Jawab Nabi saw. [H.R Ahmad dan An-Nasa‟i].

Kondisi orang tua dalam hadits ini telah berumur senja dan sulit baginya
untuk menempuh perjalanan jauh dan serangkaian ibadah haji lainnya, maka ketka
dia telah meninggal dunia, keluarganya dianjurkan untuk melaksanakannya.
Apalagi jika orang tersebut masih kuat dan mampu, akan tetapi karena suatu hal
dia akhirnya meninggal dunia, maka lebih diajurkan lagi untuk dihajikan.

Di hadits lainnya yang sahih juga disebutkan bahwa ada seorang wanita
berkata yang artinya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku bernazar untuk
berhaji. Namun, beliau tidak berhaji sampai beliau meninggal dunia. Apakah aku

74
mesti menghajikannya? “Berhajilah untuk ibumu”, jawab Rasulullah saw. [H.R
Ahmad dan Muslim].

Lantas bagaimana dengan pahalanya? Apakah bisa sampai pada orang


yang dimaksud? Dengan izin Allah selain badal haji dan umrah ini dapat
menggugurkan kewajiban seseorang yang diwakili, juga mendapatkan pahala
untuknya sebagaimana sedekah yang bisa dilakukan oleh orang lain. Adapun
orang yang mewakilinya, jika ikhlas lillahi Ta‟ala juga akan mendapatkan pahala
dari semua rangkaian ibadah yang dilakukannya terutama pahala dari amalan-
amalan tambahan di luar rukun dan wajib haji seperti; shalat, tilawah, dan lain
sebagainya.

75
MANAJEMEN DIRI KUNCI
MENUJU HAJI MABRUR

76
Di bab terakhir ini akan membahas tentang kepulangan kembali ke tanah
air. Namun sebelumnya diingatkan para jamaah tentang kunci menuju haji yang
mabrur. Jangan sampai menyesal ketika menjalankan ibadah haji tidak maksimal,
sehingga ketika pulang ke tanah air kesan yang dirasakan seperti sebuah
perjalanan biasa. Waktu, merupakan

sesuatu yang sangat berharga yang dianugerahkan Allah swt. Bergerak


maju, dan idak akan pernah mundur sedetikpun. Waktu juga tidak akan bisa
diulang dan akan meninggalkan seseorang yang melalaikannya.oleh karenanya, ia
bisa membawa seseorang menuju ruang kesuksesan dan juga bisa
menjerumuskannya pada jurang penyesalan.

Ibadah haji regular dengan rentang waktu kurang dari 40 hari, merupakan
waktu yang sangat istimewa, karena tidak semua orang memperoleh kesempatan
menjalankan panggilan istimewa ini. Ibarat waktu adalah pedang, maka sangat
perlu melakukan pengaturan waktu selama di Tanah suci, agar kita bisa
memanfaatkan waktu yang sangat singkat ini dengan mendulang banyak
keshalihan, dengan niat yang suci semata mencai ridha Allah, maka calon jamaah
haji akan menggunakan waktu semaksimal mungkin menjalankan semua rukun
dan kewajiban haji dengan meningkatkan semua amalan-amalan keshalehan
sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw.

Beberapa hal yang bisa dipertimbangkan, untuk mendulang pahala di


Masjidil Haram Makkah selama menjalankan Ibadah Harian:

1. Mengikuti shalat jamaah 5 waktu tanpa putus.


2. Menjalankan macam-macam shalat sunnat sebagimana yang dicontohkan
Rasulullah saw.
3. Tilawah al-quran serta mentadaburri.
4. Mengikuti kajian-kajian di dalam masjidil haram, biasanya dilaksanakan di
lantai 2.
5. Melakukan tawaf sunat setiap hari.
6. Memperbanyak membaca buku-buku islami yang dibagikan secara gratis.

77
7. Puasa sunat.
8. Memanjatkan doa di tenpat-tempat mustajab.

Beberapa kebiasaan yang perlu dihindari agar waktu tidak terbuang


percuma.

1. Hari-hari lebih banyak berada di maktab (pemondokan), jarang berangat


ke masjidil haram.
2. Terlalu banyak ngobrol yang kurang berguna.
3. Banyak berbelanja, keluar masuk toko dan mall.
4. Sibuk mencari makanan dan oleh-oleh, padahal barang disana banyak kita
temukan di tanah air.
5. Ketika di masjidil haram sibuk dengan Hp, entah SMS, telepon, atau
sejenisnya.

Jemaah yang memperoleh keberuntungan atau kerugian sesungguhnya


dapat dinilai dari bagaimana dirinya memanfaatkan waktu yang begitu singkat
ini. Orang yang bisa memanfaatkan waktu yang amat singkat dengan
memperbanyak kebikan, memenuhi misi hidupnya yang sangat mulia,
menegrti posisi dirinya sebagai abdi Tuhan, dia akan menjadi orang yang
beruntung. Pada akhirya, pulang ke tanah air dengan membawa kemabruran.

78
DAFTAR PUSTAKA

Mu‟is, Fahrur. 2011. HAJI A-Z. Panduan Mudah, Lengkap, dan Tentang
Haji. Solo : Tinta Medina.

Fanani, Achmad dan Maisarah. 2019. Panduan Komplit Ibadah Haji dan
Umrah. Jawa Tengah : Desa Pustaka Indonesia.

Muslim, Mudatsir. 2013. Panduan Lengkap Haji dan Umrah. Jakarta :


Lentera Abadi.

Arifin, Gus. 2013. Peta Perjalanan Haji dan Umrah. Jakarta : PT. Alex
Media Komputindo.

As Suhaili, Solihin. 2018. Tuntunan Super Lengkap Haji dan Umrah.


Pamulang : Cahaya Ilmu.

Zulkifli. 2017. Rambu-Rambu Fiqih Ibadah. Mengharmoniskan Hubungan


Vertikal dan Horizontal. Yogyakarta : Kalimedia.

Kusumadi, Ichsanuddin. 2019. Memahami Haji dan Umrah. Semarang :


Mutiara Aksara.

Nursilaturrahmah. 2020. Hukum Badal Haji dan Umrah. Karanganyar :


INTERA.

Rizal, Afri Eki. 2021. Jangan Haji/Umrah Dulu. Payakumbuh : Hijrah


Muslim Center (HMC).

79
PROFIL PENULIS

Suci Rahmawati, lahir di Bukittinggi, kelahiran tahun 2000. Yang


merupakan mahasiswa dari IAIN Bukittinggi, jurusan Manajemen Haji dan
Umrah, BP 2019, FEBI.

Mengawali sekolah di TK Aisyah V, melanjutkan ke SDN 23 Tanjung


Balau, lalu masuk ke sekolah MTsN 2 Bukittinggi, dan lanjut ke jenjang atas di
MAN 2 Bukittinggi.

Pembuatan buku ini merupakan sebuah pengalaman pertama bagai saya,


namun itu menyurutkan semangat saya, tetapi hal itu dapat menjadi tantangan
baru bagi saya untuk memulai kegiatan yang baru atau menjadikan nya sebagai
sebuah hobi di suatu kelak.

Untuk hobi sekarang ini saya lebih suka dalam hal Healing, dan bermain
Badminton, dan hobi lainnya seperti mendengarkan music dan menonton TV.

Pembuatan buku ini bertujuan untuk menambah ilmu bagi penulis, dan
melatih membaca dari berbagai macam sumber buku, dan melatih dalam mengetik
dengan cepat. Dan bagi pembaca semoga dapat menambah ilmu mengenai Prosesi
Haji dan Umrah. Agar saat berangkat nanti kita sudah mempunyai bekal akan hal
tersebut.

Selain itu, penulis berharap agar pembaca dapat memahami dan


menambah pengetahuan nya sebelum berangkat haji dan umrah. Walaupun isi di
dalam buku ini jauh dari kata sempurna. Karena sempurna itu hanyalah milik
Allah swt semata.

80

Anda mungkin juga menyukai