Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

Tentang

"Pelaksanaan (Actuating) Pelayanan Pemberangkatan Haji Gelombang 1 dan 2"

Disusun Sebagai Tugas Kelompok

Semester V Jurusan MD-B Tahun Akademik 2022/2023

Disusun oleh Kelompok 9 :

1. Herlin Cornellia / 2012030041

2. Syahrul furqan / 2012030052

3. Nirwana fauziah / 2012030059

Dosen pengampu :

Dr. H. Japeri, MM

MANAJEMEN DAKWAH ( B )
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1444 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-nya,sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi muhammad SAW yang mana
beliau telah membawa kita dari alam kegelapan kepada alam yang terang benderang pada
saat yang kita rasakan pada saat ini. Pemakalah juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing yaitu bapak Dr. H. Japeri, MM sebagai dosen pengampu mata kuliah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ”Pelaksanaan
(Actuating) Pelayanan Pemberangkatan Haji Gelombang 1 dan 2 ” yang kami sajikan
berdasarkan dari berbagai sumber.

Akhir kata,semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada
pembaca.walaupun makalah ini memiliki kekurangan,oleh karena pemakalah mengharapkan
saran dan kritik.

Padang, 01 November 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………….......................................................................................1
B. Rumusan Masalah…..……............................................................................................1
C. Tujuan Masalah………….……….................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Administrasi/ dokumen haji dan umrah…………………………………....………….2


B. Pemberangkatan dari Daerah Kab/Kota………………………..……..………………3
C. Pelayanan selama di Embarkasi…………………………..…………..……………….5
D. Pelayanan selama di atas Pesawat (PP)………………………………..………...…….7
E. Pelayanan di Bandara KAA (Jedah-Mdnh)………………………..…………………..8
F. Pelayanan selama di Haramain…………………………………...…………..………10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ibadah haji merupakan ibadah yang sebagian besar berupa kegiatan fisik, dalam waktu
lama (lebih dari 30 hari) di negara Arab Saudi, dan berada pada lingkungan yang berbeda
dengan di lndonesia. Keadaan ini membutuhkan kondisi kesehatan jemaah calon haji yang
prima, yaitu kondisi kesehatan bagi jemaah haji yang optimal, trampil dan mandiri.
Pemerintah Indonesia setiap tahun memberangkatkan sekitar 200.000 jemaah haji ke
Tanah Suci Mekah dan Madinah untuk melaksanakan ritual haji.Kondisi kesehatan jemaah
tersebut ada yang sehat tanpa penyakit dan ada yang sehat dengan faktor risiko kesehatan.
Kelompok jemaah yang memiliki risiko kesehatan ini disebut sebagai jemaah haji risiko
tinggi (risti). Jemaah haji risiko tinggi yaitu jemaah haji dengan kondisi kesehatan yang
secara epidemiologi berisiko sakit dan atau mati selama melaksanakan ibadah haji.
Dalam mengerjakan Ibadah haji atau umrah, kita menempuh jarak yang demikian jauh
untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah
dengan sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan
rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, penulis mencoba memberi penjelasan secara
singkat mengenai pengertian haji dan umrah, Administrasi penyelenggaran haji dan umrah,
serta berbagai persoalan penyelenggaraan haji dan umrah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Administrasi/ dokumen haji dan umrah ?
2. Bagaimana Pemberangkatan dari Daerah Kab/Kota ?
3. Bagaimana Pelayanan selama di Embarkasi ?
4. Bagaimana Pelayanan selama di atas Pesawat (PP) ?
5. Bagaimana Pelayanan di Bandara KAA (Jedah-Mdnh)?
6. Bagaimana Pelayanan selama di Haramain ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Administrasi/ dokumen haji dan umrah
2. Untuk mengetahui Pemberangkatan dari Daerah Kab/Kota
3. Untuk mengetahui Pelayanan selama di Embarkasi.
4. Untuk mengetahui Pelayanan selama di atas Pesawat (PP)
5. Untuk mengetahui Pelayanan di Bandara KAA (Jedah-Mdnh)
6. Untuk mengetahui Pelayanan selama di Haramain

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Administrasi/ dokumen haji dan umrah


Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah mempunyai tugas bertugas melaksanakan
penyusunan bahan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pelayanan, bimbingan teknis,
pembinaan, pengelolaan sistem informasi, dan penyusunan rencana, serta pelaporan di
bidang penyelenggaraan haji dan umrah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah menyelenggarakan
fungsi:
1. penyiapan bahan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan teknis di
bidang penyelenggaraan haji dan umrah
2. pelayanan dan pemenuhan standar pelayanan penyelenggaraan haji dan umrah
3. bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendaftaran, dokumen haji, transportasi,
perlengkapan, akomodasi haji reguler, bina haji regular, advokasi haji, bina
penyelenggara umrah dan haji khusus, serta administrasi dana haji dan sistem
informasi haji dan umrah
4. koordinasi pelayanan di asrama haji dan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang
penyelenggaraan haji dan umrah
bidang penyelenggara haji harus bisa bertanggung jawab dalam berjalannya pelaksanaan haji
dan kenyamanan pelaksana haji.

‫ َر‬Bَ‫بِيالً َو َمن َكف‬B‫س‬َ ‫ ِه‬B‫تَطَا َع ِإلَ ْي‬B‫اس‬ ِ ‫س ِح ُّج ا ْلبَ ْي‬


ْ ‫ت َم ِن‬ ِ ‫ا ً َوهّلِل ِ َعلَى النَّا‬B‫ِفي ِه آيَاتٌ بَيِّـنَاتٌ َّمقَا ُم ِإ ْب َرا ِهي َم َو َمن د ََخلَهُ َكانَ آ ِمن‬
ِ ‫﴾فَِإنَّ هللا َغنِ ٌّي ع‬
٩٧﴿ َ‫َن ا ْل َعالَ ِمين‬

Artinya: (Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan
ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.)

ٍ ‫فَ َأ ْل‬BB‫د ِّْر َه َم َأ ْل‬B‫ اَل‬،‫ َويُ ْخلِفُ َعلَ ْيـ ِه ْم َما َأ ْنفَقُوا‬،‫ب لَ ُهـ ْم َما َدع َْوا‬
‫ ﴿رواه‬.‫ف‬B ْ َ‫ َوي‬،‫سـَألُوا‬
ُ ْ‫ستَـ ِجيـ‬ َ ‫اج َوا ْل ُع َّما ُر َو ْف ُد هللاِ يُ ْع ِط ْي ِه ْم َما‬
ُ ‫اَ ْل ُح َّج‬
‫﴾البـيهقى‬

“Orang-orang yang mengerjakan ibadah haji dan ‘umrah adalah tamu-tamu Allah, Allah
memberi kepada mereka apa yang mereka minta, dan Dia mengabulkan semua do’a mereka;
kemudian Dia akan mengganti semua harta yang mereka belanjakan untuknya, satu dirham
menjadi sejuta dirham.” [HR. Baihaqi]1

1. Persyaratan Dokumen Haji yaitu :


● Fotokopi ktp 3 lembar,
1
HR. Baihaqi

2
● Kartu keluarga 3 lembar,
● Fotokopi passport 48 halaman 3 suku kata 3 lembar (bila ada),
● Fotokopi buku nikah/akte lahir/ijasah 3 lembar,
● Foto warna dengan background putih, wajah close up 80% pria/wanita
berjilbab, ukuran 4 x 6 = 10 lembar dan ukuran 3 x 4 = 40 lembar
2. Persyaratan dokumen umrah yaitu :
● Passport asli (48 halaman) nama 3 suku kata, contoh : Adzra Sabrina
Jayanti, masih berlaku 8 bulan sebelum keberangkatan
● Fotokopi kartu keluarga
● Surat nikah asli bagi suami istri yang berangkat bersama dan istri
usianya di bawah 45 tahun
● Akte kelahiran Bagi anak wanita yang berangkat bersama ayahnya dan
usianya dibawah 45 tahun,Bagi anak laki-laki yang berangkat bersama
ayahnya dan usianya dibawah 18 tahun, dan Bagai wanita yang usia
dibawah 45 tahun, berangkat bersama saudara kandung laki-laki yang
usianya di atas 21 tahun.

● Foto warna dengan background putih wajah close up 80% (pria/wanita


berjilbab) dengan ukuran 4 x 6 = 5 lembar dan ukuran 3 x 4 = 5 lembar
● Kartu kuning vaksin meningitis (dibuat di kantor kesehatan
pelabuhan/bandara dengan membawa fotokopi passport)
● Program dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi setempat,
yang tidak mengurangi nilai ibadah.
● Jamaah yang berusia di atas 60 tahun atau dalam keadaaan sakit harus
berangkat dengan pendamping
● Surat Mahrom bagi wanita yang berangkat sendiri

Ketentuan Seseorang Naik Haji

Ketentuan seseorang naik haji apabila telah mendaftar ke departemen agama


domisili berada kemudian menabung sebesar Rp 25.000.000,00 setelah itu menunggu
kursi selama 5 tahun untuk naik haji.

B. Pemberangkatan dari Daerah Kab/Kota2

Berikut adalah tahapan-tahapan ibadah haji yang akan dilalui oleh jamaah haji dari daerah
Indonesia :

 Tahap Pertama

Di tahap pertama ini, untuk jamaah haji gelombang I, akan terbang menuju
Madinah. Setelah melalui penerbangan selama 9-10 jam, jamaah akan landing
(mendarat) di Bandara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz Madinah.

2
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid: Analisa Fiqh Para Mujtahid (Jakarta: Pustaka Amani, 2002)
Ladzi, Muhammad. 2013.

3
Setibanya di Madinah, jamaah akan menetap selama delapan hari untuk
melakukan shalat arbain (40 waktu) di Masjid Nabawi. Usai melakukan arbain,
jamaah menuju Mekkah dengan mengambil miqat di Dzu Hulaifah atau lebih dikenal
dengan Bir Ali.

Sementara untuk gelombang II, mengingat waktu haji sudah semakin dekat,
jamaah langsung diterbangkan menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz,
Jeddah. Kelompok terbang (kloter) jamaah haji Indonesia biasanya ditandai dengan
bendera Merah Putih, sehingga ketika ada yang tersesat atau lepas dari rombongan
bisa mencari tanda itu. Setiap jamaah juga mengenakan tanda pengenal dan ciri-ciri
khusus.

Biasanya, jamaah gelombang II ini langsung menggunakan pakaian ihram ketika


berada di Jeddah, bahkan ada yang menggunakan satu jam sebelum pesawat landing
di Jeddah. Setelah mengenakan kain ihram, dan niat jamaah menuju ke Mekkah
menggunakan bus untuk umrah.

 Tahap Dua

Setibanya di Mekkah, jamaah melaksanakan thawaf, sai umrah di Masjidil


Haram. Seperti kita ketahui, thawaf adalah mengelilingi kabah sebanyak tujuh kali
putaran. Bagi jamaah laki-laki, saat thawaf pundak kanan ihram terbuka. Putaran
thawaf dimulai dari garis Hajar Aswad (ditandai dengan garis/lampu hijau) dengan
beristilam. Boleh berdoa menggunakan bahasa Indonesia atau daerah. Setelah selesai
sholat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim.

Dilanjutkan dengan sai dari shafa ke marwa dengan membaca niat di bukit shafa
menghadap kabah. Bagi jamaah laki-laki lari-lari kecil di bathul wadi ditandai dengan
lampu hijau. Setelah thawaf melakukan tahallul, umrah pun selesai. Usai umrah
jamaah akan bermukim di Mekkah hingga tanggal 8 Dzulhijjah untuk berhaji.3

 Tahap tiga, empat dan lima

Setelah 8 Dzulhijjah, umumnya jamaah dari Mekkah menggunakan pakaian


ihram menuju Arafah untuk melakukan wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Kemudian malamnya langsung ke Muzdalifah dan dilanjutkan ke Mina.

 Tahap enam

Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah mulai menuju Mina untuk melakukan lontar


jumrah Aqobah. Meski pemerintah Saudi telah membangun tempat lempar jumrah
tiga tingkat, sebaiknya melempar jumrah dilakukan pada pagi atau dini hari. Sebab
kondisi jamaah padat dan berdesak-desakan.

 Tahap tujuh
3
Mengurai Persoalan Manajemen Administrasi Publik Dalam Pelaksanaan Ibadah Haji. Jurnal
Keagamaan.

4
Sebagian jamaah berangkat ke Mekkah untuk thawaf ifadah dan sai (10
Dzulhijjah sore-malam) di Masjidil Haram. Jamaah kembali mabit (menginap) di
Mina hingga 12-13 Dzulhijjah.

 Tahap delapan

Sebagian jamaah kembali ke Mina dan lempar tiga jumrah pada 11 dan 12
Dzulhijjah. Lempar jumrah (Ula, Wustha dan Aqobah) pada 11 Dzulhijjah.

 Tahap sembilan

Sebagian jamaah melakukan thawaf wada (thawaf perpisahan) di Masjidil


Haram Mekkah pada 12 Dzulhijjah. Thawaf wada ini dilakukan tanpa sai, sebab
kegiatan ini merupakan akhir dari rangkaian haji. Selanjutnya bersiap kembali untuk
kembali diterbangkan ke Tanah Air.

C. Pelayanan selama di Embarkasi.


1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)

Saat tiba di Asrama Embarkasia

● Melapor kepada PPIH Embarkasi dalam hal ini SeksiPendayagunaan


Petugas dan minta penjelasan seperlunya;
● Membantu kelancaran penerimaan jamaah haji, penimbanganbarang,
pemeriksaan kesehatan dan penempatan jamaah hajidi kamar-kamar
Asrama Haji
● Meminta daftar pramanifes jamaah haji kloternya kepada
bagiandokumen
● Memberitahukan Karu/Karom tentang jadwal
pemantapanKaru/Karom;e. Memantau pelayanan katering bagi jamaah
haji.

Selama berada di Asrama Embarkasi

● Mengadakan rapat dengan TPIHI, TKHI dan Karu/Karom


● Membantu kelancaran pada waktu pemeriksaan ulangkesehatan
● Mengajak jamaah haji untuk mengikuti ceramah-ceramah
danbimbingan manasik yang diselenggarakan oleh PPIHEmbarkasi
● Membantu kelancaran kegiatan pemantapan ketua regu danketua
rombongan oleh PPIH Embarkasi
● Menerima bendera merah putih dari seksi pemantapanpetugas
menjelang keberangkatan ke airport;
● Mengadakan rapat koordinasi dalam rangka pemantapanpembagian
kerja petugas kloter termasuk ketua regu dan ketuarombongan
● Membantu kelancaran pelaksanaan ceramah bimbingan ibadahhaji dan
peragaan manasik haji yang dilaksanakan oleh PPIHEmbarkasi;d.

5
Membantu kelancaran pembagian paspor, uang bekal (livingcost),
gelang identitas dan uang honor Karu/Karom;
● Menghubungi PPIH Embarkasi Cq. Bidang Pemberangkatanuntuk
mengetahui kepastian jadwal keberangkatan.

Persiapan keberangkatan

● Memberitahukan kepada jamaah haji tentang waktu danpersiapan


keberangkatan dari Asrama Haji
● Mengingatkan jamaah haji agar dokumen, uang dan barangbawaannya
jangan sampai ada yang tertinggal. Paspordiletakkan di tas paspor dan
dikalungkan di leher.
2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)
● Melapor kepada PPIH Embarkasi dalam hal ini Seksi Pendayagu naan
Petugas dan meminta penjelasan seperlunya
● Membantu TPHI untuk kelancaran proses penerimaan jamaah haji oleh
PPIH embarkasi.
● Membantu kelancaran pemantapan Karu dan Karom;
● Membantu kelancaran pemeriksaan ulang kesehatan jamaah haji
bersama-sama petugas kloter lainnya
● Membantu kelancaran ceramah bimbingan ibadah haji dan peragaan
manasik yang dilaksanakan oleh PPIH embarkasi.
3. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
● Melaporkan kepada PPIH Embarkasi dalam hai ini seksi pemantapan
petugas dan meminta penjelasan seperlunya
● Membantu petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam
pemeriksaan akhir
● kesehatan calon jamaah haji dan mencatat obat yang dibawa
● Memantau jamaah haji beresiko tinggi dan mengecek kelengkapan
pengisian buku kesehatan;
● Mengikuti rapat pemantapan Karu dan Karom yang diselenggarakan
oleh PPIH Embarkasi;
● Menginformasikan kepada jamaah haji tentang Balai Pengobatanbyang
disediakan oleh PPIH Embarkasi4
● Menganjurkan agar jamaah haji ikut menjaga kebersihan lingkungan
asrama;
● Melaksanakan pengamatan penyakit pada jamaah haji
terutamakewaspadaan terhadap Keadaan Luar Biasa (KLB);
● meminta manifest jamaah haji beresiko tinggi dari petugas KKP dan
memantaunya
D. Pelayanan selama di atas Pesawat (PP)
1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)

4
Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, (Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran, t.t)

6
Sebelum pesawat tinggal landas

● Menertibkan jamaah haji pada waktu naik pesawat


● Membantu jamaah haji untuk mendapatkan tempat duduk
● Membantu jamaah haji menempatkan barang bawaan padatempatnya
● Memperkenalkan diri kepada awak pesawat (puser).

Selama dalam penerbangan

● Mencocokkan pramanifes jamaah haji dengan jumlah jamaahhaji yang


riil berangkat
● Membantu TKHI mengurus jamaah haji resiko tinggi dan sakit
● Bila ada jamaah haji yang meninggal dunia di pesawat, makapetugas
TPHI dan TKHI melaporkan ke Puser dan prosesselanjutnya menjadi
tanggung jawab pilot pesawat
● Memberi penyuluhan kepada jamaah haji agar selalu mematuhitata
tertib selama dalam penerbangan
● Mengingatkan waktu shalat dan menjelaskan tata carabertayammum di
pesawat;
● Bersama petugas kloter (TKHI, TPHD, TKHD, Karu dan
Karom)menyobek DAPIH lembar "D" untuk diserahkan kepada
petugasSektor di bandara King Abdul Azizf. Jeddah/Bandara Amir
Muhammad Bin Abdul Aziz Madinah.
2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)
● Membantu dan menertibkan jamaah haji sewaktu naik pesawat
● Membantu jamaah haji untuk mendapatkan tempat duduk dan
penempatan barang bawaan.
● Memperkenalkan diri kepada awak pesawat bersama-sama petugas
kloter lainnya
● Memberitahukan waktu shalat dan tata cara tayamum di pesawat
● Memberikan ceramah bimbingan ibadah dan manasik haji
● Memimpin do’a keberangkatan.
3. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)5
● Mengenalkan diri dengan kru pesawat terutama "Puser" dan mengecek
persediaan/kelengkapan obat dan alat kesehatan dipesawat
● Memberikan penyuluhan terhadap jamaah haji tentang
penggunaantoilet di pesawat terbang
● Memberikan pengobatan kepada jamaah haji yang sakit di pesawatdan
mencatat di buku kesehatan
● Memantau jamaah haji berisiko tinggi
● Menginformasikan kepada "Puser" apabila ada jamaah haji gawat
ataumeninggal dunia di pesawat

5
Nazaruddin Umar, Haji dan Umrah, (Jakarta: ichtiar baru van hoeve, 2009)

7
● Mencatat obat-obatan/alat kesehatan yang dipakai dalam formuliruntuk
laporan kepada pihak penerbangan
● Mencatat jamaah haji yang perlu berobat ke Balai Pengobatan
HajiIndonesia (BPHI) Jeddah/Madinah (Laporan penerbangan)
● Membantu TPHI dalam mengumpulkan sobekan DAPIH lembar "D".

E. Pelayanan di Bandara KAA (Jedah-Mdnh)


1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI)

Pada saat di ruang tunggu

● Mengatur dan memberi petunjuk kepada jamaah hajiketika masuk


ruang tunggu dan memberikan penjelasanbahwa tempat duduk bagi
jamaah haji wanita dan priaterpisah
● Mengingatkan kembali kepada jamaah haji supayamenyiapkan paspor
untuk diperiksa oleh petugas imigrasiArab Saudi
● Mengingatkan agar menyiapkan kunci kopernya masingasing guna
memudahkan pemeriksaan barang bawaan.

Pada saat pemeriksaan paspor dan pemeriksaan badan Memberikan petunjuk


kepada calon jamaah haji supaya antridengan tertib menunggu giliran
pemeriksaan (wanita antrisesama wanita dan pria sesama pria)

Pada saat pemeriksaan barang

● Membantu dan mengawasi jamaah haji pada waktupemeriksaan barang


oleh petugas bea cukai Arab Saudi
● Mengingatkan jamaah haji supaya keluar dari ruangpemeriksaan
bersama- sama dengan barang bawaannya yangsudah diperiksa
● Memberitahukan kepada jamaah haji bahwa barang bawaan akan
diangkut dengan gerobak oleh petugas (kuli) bandarake tempat
istirahat dan tidak dipungut biaya

Pada saat istirahat di bandara6

● Menyampaikan laporan kedatangan dan jumlah jamaah riil kepada


Sektor Bandara King Abdul Aziz Jeddah danmenyerahkan sobekan
lampiran DAPIH lembar D
● Memberikan penjelasan tentang pembagian kateringdi tempat yang
ditentukan setelah mendapat penjelasandari Sektor
● Menginformasikan kepada jamaah haji tentang fasilitas di bandara
seperti kamar mandi, cara mempergunakan kranair, musholla, arah
kiblat, bank, pos dan lain-lain

6
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Jakarta: Attahiriyah, 1954)

8
● Mengingatkan jamaah haji untuk segera mandi, berpakaian ihram dan
shalat sunnat ihram bagi jamaah haji gelombangII;
2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)
● Memberikan penjelasan tentang waktu shalat, tempat wudhu, tempat
shalat dan arah kiblat
● Memberikan bimbingan tentang cara berpakaian ihram, shalat sunat
ihram dan
● umrah/haji bagi jamaah haji gelombang II yang mendarat di Jeddah
● Mengingatkan kembali jamaah haji yang belum melakukan
niatumrah/haji
● Mengatur jamaah haji naik bus bersama-sama petugas kloter lainnya.
3. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)

Di ruang tunggu

● Memantau keadaan kesehatan jamaah haji, terutama jamaah haji risti


selama pemeriksaan dokumen oleh petugas imigrasi Arab Saudi;
● Mendampingi petugas kesehatan Arab Saudi dalam pemeriksaan
sertifikat vaksinasi (certificate of vaccination) apabila adapemeriksaan

Di tempat istirahat

● Melaporkan keadaan kesehatan jamaah haji ke BPHI Jeddah/Madinah


● Mengambil obat-obatan dan alat kesehatan (tas kloter) di
BPHIJeddah/Sektor Airport Madinah dan Memantau keadaan
kesehatan jamaah haji dan menunjukkan letak Balai Pengobatan Haji
Indonesia (BPHI)
● Melayani jamaah haji yang sakit atau merujuk ke BPHI7
● Membekali obat-obatan 8ringan untuk pertolongan pertamabagi jamaah
haji selama di perjalanan (bus) melalui ketuarombongan
● Memberikan penyuluhan kesehatan kepada jamaah haji,terutama
tentang kebersihan perseorangan dan lingkungan
● Memantau kemungkinan terjadinya KLB

F. Pelayanan selama di Haramain

Haramain Railway merupakan transportasi yang menghubungkan kota suci Makkah dan
Madinah, melalui Jeddah dan King Abdullah Economic City (KAEC).
Dilansir di Saudi Gazette, Jumat (25/3), sebuah sumber resmi di Haramain Railway
mengatakan layanan akan melewati rute Makkah-Madinah dan kembali, melewati Stasiun
Pusat Sulaymaniyah, Jeddah dan stasiun KAEC di Rabigh.

7
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Jakarta: Attahiriyah, 1954)
8
Zakiah Daradjat, haji ibadah yang unik, (Jakarta: Rumaha, 1992)

9
Kasubdit Transportasi Haji Kementerian Agama Subhan Cholid mengatakan bahwa
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah menyiapkan tiga jenis layanan
transportasi darat selama di Haramain.
Pertama, transportasi antar kota perhajian, yaitu: Jeddah, Makkah, dan  Madinah. “Tahun
ini,  seluruh bus transportasi antar kota perhajian sudah ditingkatkan kualitasnya (upgrade),”
Sosialisasi Peningkatan Pelayanan Jemaah Haji di Arab Saudi.Ada enam rute layanan ini, 
yaitu: dari bandara Madinah ke pemondokan Madinah,  Madinah ke Makkah,  Jeddah ke
Makkah,  Makkah ke Jeddah, Makkah ke Madinah, serta dari pemondokan Madinah ke
bandara Madinah.
Kedua, transportasi shalawat. Transportasi ini disiapkan kali pertama pada tahun 2008,
saat dilakukan pembongkaran hotel sekitar Masjidil Haram. Waktu itu, pemondokan jemaah
Indonesia yang terdekat berjarak 2km, sedang yang jauh sekitar 15km. Sebab,  gedung yang
ada di dekat Masjidil Haram harganya sangat mahal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang wajib dilaksanakan bagi yang
mempunyai kemampuan baik rohani, jasmani, serta rezeki yang berlebihan. Disamping itu,
perlu adanya kesadaran dan perjuangan penegakkan hak-hak bagi calon jamaah yang hendak
melaksanakannya. Dan selain kemampuan rohani maupun jasmani nya, sesorang yang akan

10
berangkat haji harus memiliki niat yang kuat juga dalam hatinya, agar perjalanan haji nya
akan berjalan dengan lancar. Dalam prosedur pengelolaan haji terdapat alur dari pendaftaran
haji yang didalamnya menjelaskan syarat-syarat pergi haji atau syarat pendaftaran, alur
pendaftaran, dan setelah semua urusan pada bagian pendaftaran selesai lanjut kepada
pelunasan pembayaran pergi haji pada saat waktu yang telah ditentukan. Dan seorang jamaah
haji yang ingin melakukan pembatalan untuk pergi haji harus melampirkan beberapa
dokumen yang mendukung untuk kelancaran dalam proses pembatalan pergi haji nya. Selain
dari pengelolaan pendaftaraan maupun pembatalan pergi haji, ada juga menjelaskan
mengenai pengelolaan dana pergi haji dan itu semua sudah diatur dalam undang- undang.
Dan juga membahas mengenai monopoli haji yang bersangkutan dengan masalah
transportasi, akomodasi, pemomdokkan, hingga manajemen penyedia makanan untuk para
jamaah haji dan penggunaan dana penyelenggara ibadah haji yang masih bersifat tertutup
sehingga dapat berpeluang terjadinya penyimpangan.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan,silahkan sampaikan kepada kami. Apabila
terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba
Allah yang tak luput dari salah khilaf.

DAFTAR PUSTAKA

HR.Baihaqi
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid: Analisa Fiqh Para Mujtahid (Jakarta: Pustaka Amani,
2002)

11
Ladzi, Muhammad. 2013. Mengurai Persoalan Manajemen Administrasi Publik Dalam
Pelaksanaan Ibadah Haji. Jurnal Keagamaan.
Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, (Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran, t.t)
Nazaruddin Umar, Haji dan Umrah, (Jakarta: ichtiar baru van hoeve, 2009)
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Jakarta: Attahiriyah, 1954)
Zakiah Daradjat, haji ibadah yang unik, (Jakarta: Rumaha, 1992)

12

Anda mungkin juga menyukai