Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PELAKSANAAN HAJI TAHUN 2021


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Pelajaran : Fiqih

Oleh :
Amara Putri Alivia
Nomor Absen : 04
Kelas : X IPS 1
MAN 1 Bogor Kampus A Cibinong
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dijadikan sebagai
gambaran dalam pelaksanaan untuk beribadah haji.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Bogor, 7 Agustus 2021
Penyusun

2
Daftar Isi

JUDUL …………………………………………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. 3

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………. 4

B. Tujuan Pembahasan ……………………………………………………………. 4

BAB 2 Pembahasan

A. Pembatasan Ibadah Haji Tahun 2021 ………………………………….. 5

B. Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji ……………………………………… 5

1. Rukun Haji………………………………………………………………………… 5

2. Wajib Haji ………………………………………………………………………… 6

BAB 3 Penutup …………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………. 9

B. Saran …………………………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………. 10

3
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
Wabah pandemic Covid-19 yang saat ini sedang melanda dunia berakibat juga terhadap
pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Dimana semua kegiatan pada saat ini sangat dibatasi.
Pemerintah Arab Saudi yang belum mengijinkan warga dari luar negaranya berimbas kepada
penundaan keberangkatan haji Indonesia khususnya maupun negara lain.
Saat ini pelaksanaan haji hanya diperbolehkan untuk warga yang sudah menetap di Arab Saudi.
Dan dengan berbagai pengetatan aturan dan pelaksanaan yang sesuai dengan protokol
kesehatan yang begitu ketat.

B. Tujuan Pembahasan
Didalam makalah ini penulis ingin berbagi cerita mengenai pelaksanaan ibadah haji tahun 2021
ini sebagai referensi pembaca.

4
Bab 2 Pembahasan

A. Pembatasan Pelaksanaan Haji Tahun 2021


Pandemi corona memunculkan perubahan dalam sejumlah hal, salah satunya terkait dengan
penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Suci. Sebelumnya, pemberangkatan jemaah haji asal
Indonesia 2020 dibatalkan mengingat pandemi Covid-19 masih melanda hampir seluruh
belahan dunia, termasuk Indonesia dan Arab Saudi Keputusan tersebut tertuang dalam
Keputusan Menteri Agama RI No. 494 Tahun 2020.
Begitu pula dengan pelaksanaan ibadah haji tahun 2021 ini. Ibadah Haji tahun ini hanya
dilakukan bagi penduduk Arab Saudi dan ekspatriat yang bermukim di Tanah Suci dengan kuota
sebanyak 60.000 jemaah.

Keputusan pemerintah Arab Saudi ini dengan mempertimbangkan pandemi Covid-19 yang
meluas ke seluruh dunia serta munculnya berbagai varian baru virus Corona.

Hanya 327 Warga Negara Indonesia (WNI) yang bisa ikut serta dalam ibadah haji 2021. Mereka
adalah WNI yang menetap di Arab Saudi dan ikut mendaftar sebagai calon jemaah sesuai
prosedur yang diberlakukan Saudi.

Arab Saudi menyelenggarakan Ibadah Haji 2021 mulai 9 Zulhijjah atau Senin, 19 Juli 2021.

B. Tata Cara Pelaksanaan Haji


1. Rukun Haji
Dalam pelaksanaan ibadah haji, Jemaah harus memenuhi enam rukun haji agar ibadah
menjadi sah. Rukun haji wajib dipenuhi dan tidak bisa diganti dengan bentuk lain.
Berikut adalah keenam rukun haji tersebut :
 Ihram
 Wukuf di Arafah
 Tawaf Ifadah
 Sa’i
 Bercukur
 Tertib, sesuai urutannya.
Jika ada salah satu dari enam rukun haji ini tidak dilaksanakan, maka ibadah haji
dianggap tidak sah.

5
2. Wajib Haji
Wajib haji adalah amalan yang harus dilakukan dalam rangkaian ibadah haji. Jika salah
satu rangkaian tidak dilakukan, maka ibadah haji seseorang tetap sah namun ia harus
menggantinya dengan membayar dam.

Berikut adalah lima wajib haji yang harus dilakukan para jemaah haji

 Ihram, yakni niat berhaji dari miqat


 Mabit di Muzdalifah
 Mabit di Mina
 Melontar jamrah ula, wustha, dan aqabah
 Thawaf wada’ (bagi yang akan meninggalkan Mekah)

3. Pelaksanaan Haji
Setelah kita mengetahui jenis rukun dan wajib haji, selanjutnya kita perlu mengetahui
rangkaian tata cara ibadah haji sesuai dengan syariatnya.

Puncak ibadah haji ditandai dengan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah atau biasa
disebut Hari Arafah. Wukuf ini termasuk ke dalam rukun haji, sehingga jemaah yang tidak
melaksanakan wukuf di arafah  dianggap tidak mengerjakan ibadah haji.

Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berkata :

“Haji itu hadir di Arafah. Barangsiapa yang datang pada malam hari jam’in (10 Dzulhijjah
sebelum terbit fajar) maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji.” (HR. At-Tirmidzi dari
Abdurrahman bin Ya’mar RA).

Ibadah haji dimulai pada tanggal 8 dzulhidjah dimana Para jemaah berangkat menuju Arafah
mulai pukul 07.00 dengan menggunakan bus. hari ini disebut sebagai hari tarwiyah.

Dalam perjalanan dari Makkah menuju Arafah, jemaah disarankan untuk senantiasa berzikir,
membaca talbiyah, shalawat, maupun berdoa.

Selanjutnya, rangkaian ibadah haji pun resmi dimulai. Untuk lebih lengkapnya, mari kita lihat
tata cara ibadah haji lengkap berikut ini :

Ihram
Ihram adalah menjalankan niat untuk ibadah haji karena Allah SWT. Dalam hal ini perlu
diperhatikan juga terkait tempat dan waktu mikat, yang akan berkaitan erat dengan wajib haji.

6
Sebelum melakukan ihram dan miqat Anda diianjurkan untuk mandi dan mengenakan pakaian
tak berjahit dan wewangian, kemudian melaksanakan salat dua rakaat.

Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi sunah, berwudhu,
memakai pakaian ihram, dan berniat haji dengan mengucapkan :

“Labbaik2 Allahumma hajjan”, yang artinya: “aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah,
untuk berhaji”

Kemudian berangkat menuju Arafah dengan membaca talbiyah untuk menyatakan niat

“ Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik, inna al-hamda, wa ni’mata laka
wa al-mulk. Laa syariika laka”

Artinya : Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang, tiada sekutu
bagi-Mu, aku datang, sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan seluruh kerajaan
adalah milik Engkau, tiada sekutu bagi-Mu

Wukuf di Arafah
Ibadah Wukuf di Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah setelah matahari tergelincir dan
berakhir hingga terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Pada tanggal 10 Dzulhijah, ini
merupakan hari nahar (hari menyembelih kurban)

Wukuf artinya berhenti, diam tanpa bergerak, dan dilakukan dalam suasana tenang.

Saat wukuf, jemaah haji berkumpul di Arafah dan berkegiatan mendengarkan khutbah,
berdzikir, membaca Al Quran, shalat, dan memanjatkan doa.

Mabit di Muzdalifah
Mabit di Muzdalifah adalah Rangkaian bermalam di Muzdalifah yang dilakukan oleh Jemaah
pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Muzdalifah adalah daerah yang terletak di antara Arafah dan Mina. Di sana juga jemaah haji
mengumpulkan batu mulai dari 49-70 butir yang digunakan untuk melempar jumrah. Setelah
itu, Jemaah melakukan shalat shubuh di awal waktu kemudian selanjutnya berangkat menuju
Mina.

Melontar Jumroh Aqobah


Ibadah ini dilakukan di bukit Aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah dengan 7 butir kerikil,kemudian
ddilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban.

Tahalul

7
Tahalul artinya adalah melepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan amalan haji.
Proses Tahalul awal dilaksanakan setelah selesai melontar jumroh aqobah, dengan cara
mencukur rambut sekurang-kurangnya 3 helai. Maka seluruh perbuatan yang dilarang selama
ihram telah dihapuskan, kecuali berhubungan suami istri.

Selanjutnya, tahalul kedua dilakukan setelah melakukan sa’I.. Dengan demikian, seluruh
perbuatan yang dlarang selama ihram telah dihapuskan, sehingga semuanya kembali ke Mina
sebelum matahari terbenam untuk mabit di sana.

Mabit di Mina
Mabit di Mina juga wajib dilakukan jemaah haji. Salah satu yang dilakukan di Mina adalah
melontar jumrah. Bermalam di Mina dilakukan pada tanggal 11-12 Dzulhijjah atau dua malam
hingga 13 Dzulhijjah.

Melontar jumrah
Melontar jumrah merupakan hukumnya wajib. Ibadah ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah
dan pada hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 1 Dzulhijjah.

Melontar jumrah dilakukan dengan melempar batu kerikil ke arah jamrah Sughra, Wustha, dan
Kubra dengan niat mengenai obyek jamrah dan kerikil masuk ke dalam lubang marma.

Bagi yang tidak melakukannya, mereka harus membayar dam (denda) atau fidyah.

Tawaf Ifadhah
Tawaf Ifadhah ini dilakukan jemaah haji setelah pulang dari Mina pada tanggal 12 atau 13
Dzulhijjah setelah Wukuf di Arafah. Rangkaian Tawaf Ifadhah adalah mengelilingi Kabah
sebanyak tujuh kali tanpa Batasan jam tertentu.

Sa’i
Sai’i merupakan rukun haji sehingga wajib dilakukan oleh seluruh jemaah haji. Ibadah Sa’i
dilakukan dengan berjalan dari safa ke Marwah dan kembali lagi sebanyak tujuh kali

Perjalanan dimulai dari Safa dan berakhir di Marwah, dengan syarat dan cara-cara tertentu.

Pada saat jemaah haji berjalan menuju Safa, ia akan menghadap Kabah dan membaca takbir
dan tahlil. Setelah itu saat jemaah berjalan menuju Marwah sambil berzikir dan berdoa.

Tawaf Wada’
Tawaf Wada’ dikenal juga sebagai tawaf perpisahan Ibadah tawaf ini dilakukan ketika jemaah
akan pergi meninggalkan Makkah untuk pulang ke negaranya masing-masing.

8
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan
Demikian pelaksanaan ibadah haji pada tahun 2021 ini. Dimana segala kegiatan dilaksanakan
dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Antrian para jaman haji begitu disiplin dengan
jaga jarak. Begitu juga Ketika wukuf di arafah, mabbit di muzdalifa ataupun di mina. Semua
dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah diatur oleh pihak Kerajaan Arab
Saudi.
Dibalik semua itu, ada kebahagiaan tersendiri mungkin yang dialami oleh para jamaah. Dengan
berkurangnya jamaah yang hadir tahun ini, maka ada keleluasaan atau kelonggaran ruang
dalam melaksanakan ibadah. Mereka tidak terlihat saling berdesakan ataupun berebutan.

B. Saran
Demikian makalah yang telah penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada kritik dan saran yang ingin disampikan, silahkan disampaikan kepada penulis.
Apabila ada terdapat kesalahan, mohon dapat dimaafkan dan memakluminya. Karena penulis
hanyalah hamba Allah yang tak luput dari salah, khilaf dan lupa.

9
Daftar Pustaka

- https://blog.evermos.com/tata-cara-ibadah-haji, 2020
- https://youtu.be/DNMbViL9Pjo, 2021
- https://youtu.be/OoyKV68gPyA, 2020
- https://youtu.be/AUFU72lSeVI, 2021
- https://youtu.be/84NUaek4Aq4, 2021
- https://youtu.be/sgDXU4_Z0ys, 2021

10

Anda mungkin juga menyukai