Anda di halaman 1dari 21

DOKUMEN STUDI KELAYAKAN (DSKP)

PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN HAJI DAN UMRAH TERPADU (PLHUT)


KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SUMBAWA
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2021

1. Judul Proyek/Kegiatan : Pembangunan Pusat Layanan Haji dan Umrah


Terpadu (PLHUT) Tahun 2021
2. Pemrakarsa Proyek :
2.1. : Kementerian Agama RI
Kementerian/Lembaga
2.2. Unit Kerja Eselon I : Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah
3. Durasi Pelaksanaan : 11 bulan (Januari sd November 2021)
4. Lokasi : Kantor Kemeneterian Agama Kab. Sumbawa
( Jalan Durian No. 72 Kel. Umasima Sumbaw
besar-NTB).

5. Gambaran Umum
a. Latar Belakang
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan
oleh setiap muslim yang memiliki kemampuan (istita’ah), baik mampu
secara finansial, fisik, maupun mental. Mengingat muslim merupakan
penduduk mayoritas dari Negara Indonesia, maka penyelenggaraan
ibadah haji ini merupakan salah satu prosesi ibadah yang
pelaksanaannya memerlukan peran dari Pemerintah, serta harus diatur
dalam beragam peraturan. Oleh sebab itu penyelenggaraan ibadah haji
merupakan salah satu “trade mark” Kementerian Agama. Itulah sebanya
seluruh mata dan perhatian akan tertuju pada Kementerian Agama
setiap penyelenggaraan ibadah haji dilakukan. Kendati sebenarnya
penyelenggaraan ibadah haji bersifat lintas

1
Kementerian/Institusi/Lembaga pemerintah baik negeri dan swasta,
namun karena posisinya sebagai “top leader” dalam kegiatan tersebut,
membuat segala harapan, pujian dan cemoohan selalu terarah padanya.
Evaluasi terhadap pelayanan ibadat haji selalu dilakukan tiap tahun, baik
oleh pemerintah maupun LSM dengan mencoba melakukan reformasi
pelayanan dan tata kelola haji dan reformasi birokrasi dalam pelayanan
publik yang lebih baik, serta pentingnya memotong rantai birokrasi yang
berbelit-belit melalui peningkatan kualitas layanan dengan cara
penyederhanaan dan inovasi layanan, Pelayanan satu atap merupakan
inovasi dan terobosan baru dalam peningkatan kualitas pelayanan
melalui kerja sama dengan “BPS BPIH” dan Institusi lain di dilingkungan
Kabupaten Lombok Tengah. Dengan system pelayanan seperti ini
masyarakat nantinya merasa tenang dan puas terhadap pelayanan
ibadah haji.
Inovasi dan terobosan ini merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan pelayanan kepada calon jemaah haji sesuai dengan
Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 29 Tahun 2015 yang mengatur
tentang penyelenggaraan ibadah haji reguler dari sebelumnya empat
tahap menjadi dua tahap, sehingga menjadi lebih “efektif dan efisien”.
Dengan sistem yang baru ini, masyarakat dapat melakukan pembukaan
dan penyetoran dana haji secara langsung di satu tempat, hal ini
dimungkinkan karena “payment point“ bank dan perwakilan instansi
pemerintah lainnya seperti Dinas kesehatan (Dokter, Perawat, Analis dan
Laboratorium Kesehatan), Dinas Kependudukan dan catatan sipil serta
Kantor Kementerian Agama berada dalam satu atap, sehingga
tujuan “one stop services” dapat tercapai. Dengan demikian diharapkan
bisa memberikan kemudahan bagi masyarakat yang akan mendaftar
haji,” Sebelumnya, calon haji harus bolak balik dari bank ke kantor
Kementerian Agama Kab. Sumbawa untuk melakukakan validasi nomor
dan pembayarannya. Dengan solusi ini, jamaah calon haji dapat
memangkas hanya menjadi satu kali mengingat perwakilan bank dan

2
perwakilan dinas/instansi lainnya akan berada di lingkungan Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa dan berada dalam satu atap
dalam bentuk pusat layaanan haji dan umrah terpadu/terintegrasi.
Pelayanan haji dan umrah terpadu (terintegrasi) pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa ini didukung oleh beberapa
Bank yang sudah berjalan seperti : Bank Panin Syariah, Bank Mega
Syariah, Bank Muamalat, Bank Permata Sayariah dan Bank lainnya akan
segera menyusul seperti Bank BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah, Bank
BNI Syariah Bank CIMB Niaga Sayariah, Bank NTB Syariah. Bank-bank
tersebut sekarang menempati Eks. Garasi Kantor Kemeneterian Agama
Kab. Sumbawa dengan kondisi dan fasilitas yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan. Hingga saat ini, jumlah pendaftar keberangkatan haji
pada Kabupaten Sumbawa tahun 2017-2018 mencapai ............. Proses
pendaftaran haji tersebut berlangsung setiap hari pada masing BPS-
BPIH rata-rata 10-20 orang perhari. Sementara itu, di Kabupaten
Sumbawa angka pendaftar mencapai ............orang dengan lama antrian
rata-rata 25 tahun. Dengan Estimasi pemberangkatan sampai tahun
tahun 2042. (data terlampir), Sementara Calon Jamaah haji
pemberangkatan tahun 2018 sebanyak ,,,,,,,,,,,orang yang tersebar pada
,,,,,,,,,KBIH dan Non KBIH.
Dari kondisi tersebut diatas dan mengingat tingginya animo
masyarakat dalam melaksanakan rukun Islam kelima yaitu
melaksanakan ibadah haji ke Tanah suci makkah, maka sangat urgen
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa dibangun
sebuah pusat pelayanan yang terintegrasi yaitu : “ Pusat Layanan Haji
dan Umrah Terpadu (PLHUT). Pelayanan Haji dan Umrah Terpadu ini
diselenggarakan agar jemaah yang biasanya mendaftar minimal 2-3 hari,
maka dengan system ini, pendaftar maksimal hanya 2 jam (bahkan bisa
hanya 45 menit). Dengan adanya Pusat Layanan Haji dan Umrah
Terpadu(PLHUT) ini nantinya akan memotong alur pendaftaran yang
sebelumnya terlalu panjang. Jemaah yang sebelumnya harus bolak-

3
balik antara bank penerima setoran dan Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Sumbawa mereka cukup datang ke Pusat Layanan Haji dan
Umrah Terpadu (PLHUT) yang akan di bangun pada Tahun Anggaran
2021.
b. Maksud dan Tujuan
Pembangunan Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT)
ini dimaksudkan untuk peningkatan pelayanan penyelenggaraan haji dan
umrah secara terintegrasi melalui pembangunan gedung pusat
pelayanan haji dan umrah terpadu yang memenuhi standar kelayakan
dan mampu mengimpelementasikan pelayanan yang prima bagi
masyarakat. Adapun maksud dan tujuannya antara lain :
1) Dapat menyederhanakan proses pendaftaran haji menjadi lebih efektif
dan efisien yaitu tiga fase menjadi dua fase yakni jemaah mendaftar
ke Kemenag kemudian ke bank dan jemaah sudah bisa membawa
pulang nomor porsi.
2) Jamaah calon haji mendapat pembinaan, pelayanan dan
perlindungan dengan menyediakan fasilitas, kemudahan dan
kenyamanan melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang
baik yang memenuhi standar pelayanan dan representatif, sehingga
mampu meningkatkan pelayanan kepada calon/jemaah haji dan
masyarakat;
3) Terujudnya pembangunan pusat layanan haji dan umrah terpadu
yang refresentatif, nyaman dan memuaskan bagi jamaah haji dan
masyarakat.
c. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji
2) Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU
No. 13 Tahun 2008
3) Peraturan Menteri Agama No 14 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler

4
4) Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Agama No 14 Tahun 2012 penyelenggaraan
ibadah haji reguler
5) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank
Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji,
6) Peraturan Menteri Agama No 29 Tahun 2015 tentang
7) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus
d. Manfaat
1) Jamaah calon haji dapat melakukan pemeriksaan kesehatan sekaligus
dengan lengkap dari Dinas Kesehatan karena Dokter, Perawat, Analis
Kesehatan, Laboratorium berada dalam satu tempat
2) Jamaah calon haji dapat melakukan validasi terhadap KTP Elektronik,
Kartu Keluarga dan Surat Keterangna lainnya karena petugas Dinas
Dukcapil berada dalam satu tempat.
3) Jamaah calon haji dapat melakukan pembukaan dan penyetoran dana
haji secara langsung di satu tempat mengingat payment point bank dan
Kantor Kementerian Agama berada dalam satu tempat sehingga tujuan
one stop services dapat tercapai.
4) Jamaah calon haji mendapat bimbingan dan informasi manasik haji
secara langsung karena Kementrian Agama ingin kualitas umat Islam
semakin baik melalui jemaah haji, sehingga manasik perlu ditingkatkan
dan perlu tempat yang baik. "Manasik perlu perubahan mendasar, tidak
semata ritual ibadah semata tapi juga harus mampu menangkap makna
dan ruh setiap ritual yang ada.
5) Dapat menjadi “Sekretariat Bersama KBIH” se Kabupaten Sumbawa

e. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan pembangunan gedung pusat layanan
haji dan umrah terpadu meliputi :
1) Bangunan 2 lantai
2) Lobby utama

5
3) Ruang perkantoran
4) Ruang resepsionis
5) Ruang rapat
6) Aula
7) Ruang pelayanan Bank Penerima Setoran/BPS
8) Ruang pelayanan travel penyelenggara Umrah dan Haji Plus
9) Ruang perwakilan Instansi Terkait (Kesehatan, Dukcapil)
10) Ruang sekretariat Bersama KBIH
11) Ruang tunggu
12) Ruang arsip, gudang dan Kantin/Kafe
13) Meubelair dan Interior Lainnnya (AC, Gorden, Tralis)
f. Keterkaitan dengan Prioritas Pembangunan
Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu
(PLHUT) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa, merupakan
upaya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa dalam
mengimplementasikan prioritas pembangunan bidang keagamaan yang
dirumuskan dalam rumusan program prioritas Kementerian Agama RI.
Melalui pembangunan gedung ini, maka pola pelayanan terpadu dan
terintegrasi dapat segera direalisasikan, serta tidak secara langsung
menjadi unsur pendorong dan pendukung terimplementasinya program-
program prioritas tersebut. Keterkaitan tersebut dapat terlihat dari :
Program/Kegiatan
Indikator Keberhasilan Implementasi
Prioritas
E-Government, Tersedianya Dalam gedung
Layanan Online dan layanan online/web pusat ini, system
Komunikasi yang dapat diakses informasi akan
dan terpublikasikan semakin terbuka,
secara luas mudah diakses,
dan juga semakin
transparan dan
kredibel. Sistem
publikasi informasi
melalui web
siskohat, mading,
dan paparan
informasi lainnya.

6
MORACyber Team – Tersedianya sumber Pembentukan tim
Pengelolaan Media Sosial informasi yang valid, pengelola informasi
akurat dan dapat haji Komunikasi dan
dipertanggungjawabkan Dumas haji
Gedung Pusat Layanan Tersediannya media Layanan pendaftaran
Haji dan Umrah Terpadu pelayanan prima haji terintegrasi.
(PLHUT) kepada masyarakat
dalam bidang haji dan
umrah
Implementasi Area Sistem Layana haji
Perubahan dan umrah kepada
- Manajemen - Semua pelaksanaan masyarakat dapat
perubahan tugas pokok dan dilaksanakan dengan
- Hukum dan Per-UU fungsi kembali pelayanan prima.
- Penataan, Penguatan kepada aturan yang
Organisasi menjadi das
- Penguatan Tata - Pelayanan prima;
Laksana - Terwujudnya wilayah
- Penataan Sistem zona wilayah bebas
intergritas Manajemen korupsi (WBK)
SDM - Terwujudnya wilayah
- Penguatan birokrasi bersih
Akuntabilitas melayani (WBBM)
- Penguatan - Terwujudnya
Pengawasan
- Penguatan Kualitas
Layanan
MULTAQA UMAT - Terwujudnya kerja - Dapat menjadi
(Musyawarah Lembaga sama harmonis wadah pertemuan
Keagamaan antara lembaga lembaga/KBIH
keagaman - Ruang Dialog
tentang haji
NGAJI Ngobrol Soal Haji - Terwujudnya media - Pembinaan dan
( Bahsul Masail) Pengembangan bimbingan manasik
wawasan tentang- Ruang Dialog
Penyelenggaraan tentang haji dan
haji yang mudah Umrah
diakses - Ruang Publikasi
tentang perhajian

Penyediaan gedung pusat layanan haji dan umrah terpadu dapat


menjadi salah satu media dalam mendukung dan mendorong
perwujudan program prioritas Kementerian Agama di daerah, khususnya
Kabupaten Sumbawa. Gambaran pembangunan gedung pusat layanan
haji dan umrah terpadu ini dapat dipaparkan sebagai pendorong sebagai
berikut :

7
a. Pihak Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa selaku
penyelenggara pelayanan ini, maka pencapaian tugas pokok dan
fungsi akan lebih mudah tercapai;
b. Pihak masyarakat yang dilayani menjadi semakin mudah dan
memperoleh kepuasan dalam layanan.

6. Indikator Pencapaian Proyek


Pembangunan gedung pusat layanan haji dan umrah terpadu ini
memiliki hubungan yang signifikan dan keterikatan dengan pencapaian dan
implementasi program prioritas bidang keagamaan yang dilaksanakan oleh
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa. Hal tersebut
dapat terujud apabila pembangunan dimaksud telah mencapai indicator
pencapaian sebagai berikut :
KRITERIA INDIKATOR
KRITERIA URAIAN
KEBERHASILAN KINERJA
Input  Alokasi dana  Tersedianya  Terpenuhinya
pembangunan Dana Kebutuhan
Gedung pelayanan pembangunan Dana
Haji dan Umrah Satu gedung
Pembangunan
Atap (Terpadu) pelayanan satu
Sebesar Rp. atap sebesar Gedung
2.767.716.000,- Rp Pusat/Balai
2.767.716.000, Pelayanan Rp.
- 2.767.716.000,-
 Tersedianya
 Tanah kosong seluas tanah kosong
+ 600 m2 seluas +
 Terpenuhinya
600 m2
 Adaanya Kebutuhan
 Personalia ASN yang kesiapan Tanah seluas ±
terampil dan personalia 600 m2
berkompeten ASN yang  Terpenuhinya
professional Kesiapan
dan Personalia ASN
berkompeten
Yang
 Dukungan terampil
 Mitra BPS BPIH Mitra BPS dan kompeten
BPIH yang
Maksimal
 Terpenuhinya
 Dukungan
Dukungan

8
KRITERIA INDIKATOR
KRITERIA URAIAN
KEBERHASILAN KINERJA
 Mitra Trevella Haji & Mitra Trevella Mitra BPS BPIH
Umrah yang aktif

 Dukungan
 Terpenuhinya
 KBIH/Instansi Mitra
Pemerintah KBIH/Instansi Dukungan
yang harmonis Mitra Trevella
yang akatif
 Terpenuhinya
Dukungan
Mitra
KBIH/Instansi
yang harmonis

Output  Terselenggaranya  Gedung Pusat  Terintegrasinya


Pembangunan /Balai pelaksanaan
Gedung Pusat pelayanan pelayanan
/Balai Haji yang
Kepada
Pelayanan Haji Representative
Jemaah
haji baik yang
akan berangkat
maupun yang
Pulang dari
 PelayananPrima tanah suci
 Terselenggaranya terhadapCalon
Pelayanan prima Jemaah haji;
Kepada Calon  Terlaksananya
Jemaah Haji pembinaan-
 Terintegrasinya pembinaan
 Terselenggaranya pelayanan pasca haji
pelayanan BPS
BPIH keuangan  Terlaksananya
yang cepat dan melalui
Pelayanan
terintegrasi BPS BPIH
dalam bidang
keuangan yang
akuntabel

Outcome  Semakin mudahnya  Administrasi  Peningkatan


calon Jemaah perhajian jumlah
haji semakin

9
KRITERIA INDIKATOR
KRITERIA URAIAN
KEBERHASILAN KINERJA
dalam melakukan profesionaldan Jemaah
pendaftaran haji; transparan haji yang
serta mendaftar
akuntabel;
dapat
tertangani dan
terlayani
 Semakin dengan baik
meningkatnya  Pengetahuan
kualitas calon Jemaah haji  Jumlah
jemaah haji maupun yang kekeliruan
Jemaah pasca haji akanberangkat
dalam prosedur
melaluipembinaan- Dan pasca haji
pembinaan semakin baik pendaftaran
terintegrasi; haji semakin
minimal
 Semakin mudahnya  Proses haji
masyarakat semakin
mengaksses transparan  Proses
informasi tentang dan
pelayanan haji
perhajian akuntabel
semakin mudal
cepat dan
memuaskan

Infact  Semakin  Tingginya  Menurunnya


meningkatnya dukungan jumlah keluhan
kepuasan masyarakat atas masyarakat
masyarakat terhadap pelayanan
terhadap
pelatanan haji yang
 Semakin tingginya dilakukan; pelayanan haji;
kepercayaan  Masyarakat
terhadap  Animo semakin
penyelenggaan masyarakat antusias dalam
ibadah haji terhadap berdialog dan
dan umrah pendaftaran haji sumbvang
menjadi lebih
saran
tinggi

10
7. Analisis Kelayakan

a. Kajian Teknis
Dari perspektif teknis, lokasi proyek dan aksesibilitas merupakan
pertimbangan utama yang turut menentukan tingkat keberhasilan dari
proyek yang akan dibangun. Pemilihan lokasi ini memang akan sangat
mempengaruhi pertimbangan baik itu segi teknis, segi ekonomi, dan segi
sosial kemasyarakatan, dst, sedangkan kemudahan mencapai lokasi
proyek sangat membantu baik itu pada waktu prakonstruksi, konstruksi,
maupun pada waktu pasca konstruksi. Pada waktu prakonstruksi
kemudahan mencapai lokasi sangat membantu pada waktu
melaksanakan studi kelayakan, pada waktu konstruksi sangat membantu
pada waktu melakukan suplay material yang akan digunakan untuk
melaksanakan proyek tersebut, sedangakan pada waktu pasca
konstruksi akan sangat membantu pada waktu operasional dari
bangunan yang akan dibuat, serta kemudahan yang akan diperoleh oleh
pelanggan dari pengguna bangunan tersebut menuju ke lokasi.
Lokasi proyek pembanguan gedung Pusat Layanan Haji dan
Umrah Terpadu (PLHUT) ini berada di samping kanan gedung Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa yaitu Jalan Durian no. 72 kel
Uma sima kec. Sumbawa besar Kab. Sumbawa Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Hal ini sangat jelas bahwa secara strategis, lokasi
pembangunan gedung, berada di tempat yang sangat strategis, berada
di tengah pusat perkantoran pemerintahan, dan mudah diakses dari
daerah manapun. Dari sudut teknis ini, maka kemudahan akses akan
mendorong proyek berjalan efektif dan efisien.
Kompleks Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa,
berada di lokasi yang secara teknis memang diperuntukan bagi lokasi
pembangunan gedung-gedung public. Oleh karena itu, secara
konstruksi, akan mengoptimalkan struktur, tanpa perlu penguatan lebih
karena aspek labilitas tanah. Selain itu, kondisi tanah yang memang
tanah darat, tidak memerlukan lagi biaya pengurugan. Yang diperlukan

11
adalah pengerasan tanah, karena jenis tanah yang ada merupakan
tanah liat (lempung), untuk menjaga labilitas akibat pergeseran musim
penghujan.
Mengingat gedung pusat layanan haji dan umrah terpadu yang
akan dibangun berlantai 2, maka konstruksi yang didirikan akan sangat
tertopang dengan kondisi tanah darat yang ada. Untuk aspek supplier
bahan material pun, akan dapat terjamin oleh mudahnya akses
transportasi ke lokasi. Luas lokasi tanah seluruhnya ± 1.890 m2, yang
sebagian dipergunakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Sumbawa dan tanah kosong tempat pembangunan gedung pusat
layanan haji dan umrah terpadu tersebut seluas + 400 m2, cukup leluasa
dan signifikan untuk mengintegrasikan pembangunan pusat pelayanan
haji tersebut dengan site plan yang ada, serta dasar dari tuntutan
kebutuhan akan nilai strategis, estetis dan ekonomis. Dengan kata lain,
lokasi dan luas tanah sangat toleran terhadap pergeseran-pergeseran
site, apabila ada dinamika kebutuhan yang memang diperlukan.
Dari Analisis SWOT yang dilakukan untuk rencana pembangunan
gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) ini dapat
dianalisa sebagai berikut :
1. Kekuatan (Strenghts)
a) Lokasi terletak di tengah-tengah Pusat Pemerintahan Kabupaten
Lombok Tengah, dengan posisi sangat strategis karena
bersebelahan dengan Pengadilan Agama Sumbawa . Kondisi ini
akan terus berkembang, dengan pesatnya areal penunjang
sekitarnya, seperti pertokoan dan perumahan Deltamas, serta
daerah penduduk sekitar;
b) Memiliki aksesebilitas yang tinggi baik dalam proses pelaksanaan
proyek, terutama jaminan atas transportasi dan distribusi material
bangunan;
c) Tanah darat yang cukup rata dan kuat, cukup menunjang
efektivitas pembiyaaan dalam hal konstruksi dasar;

12
d) Lokasi tanah yang cukup luas, cukup dinamis dan tolerans atas
kebutuhan pergeseran site plan apabila diperlukan.
e) Jaringan pendukung seperti kelistrikan dan komunikasi juga
cukup terjangkau;
f) Akomodasi para pekerja juga mudah diakses dan cukup mudah
diperoleh;
2. Kelemahan (Weakness)
a. Tanah didominasi oleh tanah liat, yang terkadang terkena
pergeseran saat hujan, memerlukan pengerasan-pengerasan;
b. Masalah air memang terkadang memerlukan perhatian tersendiri,
mengingat daerah atau lokasi tidak menyediakan sumber air
alami;
c. Keamanan terhadap supplier dan bahan material serta proses
pelaksanaan proyek memerlukan perhatian tersendiri, terutama
di malam hari, mengingat lokasi memang masih berjauhan dari
aktivitas warga rutin sehari-hari;
3. Peluang (Opportunities)
Dinamika masyarakat sangat pesat, khususnya perkembangan
dalam hal ekonomi, mendorong banyaknya perkembangan dalam hal
dukungan pelaksanaan proyek, seperti ekspektasi atas adanya pusat
pelayanan terpadu dari masyarakat;
4. Ancaman (Threts)
Selama masa pelaksanaan, musim penghujan merupakan
ancaman tersendiri, terutama berpenngaruh pada kemungkinan
pergerakan tanah yang ada di lokasi;
b. Kajian Ekonomis
Secara geografis, kabupaten Sumbawa dengan luas ,,,,,,,,,,,,,,,,,
KM2 terbagi ke dalam 24 daerah kecamatan dengan kecamatan terluas
adalah kecamatan ...............dengan ................ KM2 dan terkecil adalah
kecamatan .............. dengan luas ................. KM2. Kabupaten Sumbawa
juga merupakan daerah paling tengah diantara semua daerah yang ada

13
di pulau Sumbawa dan pusat pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Oleh karena itu, dinamika secara ekonomis, politis, sosial, cepat
berdampak ke Kabupaten Sumbawa.
Dari data yang ada sampai tahun 2018 awal, penduduk
Kabupaten Sumbawa sudah mencapai angka ......... ........ jiwa. Dari
jumlah tersebut sebanyak 95 % beragama Islam. Jumlah dominan dari
sudut kependudukan, dalam perkembangan di lapangan, berbanding
linier dengan antusiasme menunaikan ibadah haji dan umrah. Tercatat
misalnya tahun tahun 2017-2018 mencapai ............. Proses pendaftaran
haji tersebut berlangsung setiap hari pada masing BPS-BPIH rata-rata
10-20 orang perhari. Sementara itu, di Kabupaten Sumbawa angka
pendaftar mencapai .......... orang dengan lama antrian rata-rata 25
tahun. Dengan Estimasi pemberangkatan sampai tahun tahun 2042.
(data terlampir), Sementara Calon Jamaah haji pemberangkatan tahun
2018 sebanyak ................. orang. (data terlapir) yang tersebar pada 24
Kec
Semua jemaah calon haji yang mendaftar dilayani oleh sebanyak
10 orang personal Seksi PHU, dengan kapasitas ruangan 100 M2,
terbagi dalam 4 (empat) sekat ruangan, yaitu ruang tunggu yang
menyatu dengan ruang staff, ruang kepala seksi dan ruang siskohat dan
ruang arsip/dokumen. Dari kondisi ini, terlihat dan sangat terasa betapa
tidak nyamannya ruang pelayanan haji. Jemaah haji yang mendaftar
rata-rata dikawal oleh 2 sd 5 orang lebih keluarganya, setelah mereka
terlebih dahulu menyetor di BPS yang ada dilingkungan Kantor
Kementerian Agama Kab. Sumbawa ataupun yang berada di luar Kantor
Kementerian Agama kab. sumbawa, dan pusat-pusat keramaian pasar
Kabupaten Sumbawa, di mana BPS itu berada. Oleh karena itu, jelas
prosesi pendaftaran haji cukup melelahkan, tidak ekonomis dan juga
membutuhkan waktu panjang.
Dari gambaran di atas, pembangunan gedung pusat layanan haji
dan umrah terpadu ini, jelas akan mempunyai dampak signifikan

14
terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan ibadah haji dan
umrah selama masa pelaksanaan proyek dan setelah proyek selesai.
Dampak ekonomis secara signifikan yang dirasakan selama
pelaksanaan proyek adalah :
1) Selama proses pelaksanaan proyek, dinamika ekonomis akan
tumbuh di sekitar lokasi sebagai bagian dari ekspektasi masyarakat,
terhadap pelayanan akomodasi para pekerja;
2) Pelaksanaan proyek juga, jelas akan menjadi media penyerapan
tenaga kerja, khususnya para pekerja lokal.
Adapun dampak secara ekonomis, setelah proyek selesai adalah
sebagai berikut :
1) Efektifitas dan efisiensi dalam hal pelayanan atas calon Jemaah
haji. Melalui pelayanan terintegrasi dan terpadu ini, calon Jemaah
haji akan mampu memangkas pengeluaran-pengeluaran ekonomis
yang diakibatkan oleh rentang waktu dan proses selama
pendaftaran. Pengeluaran ekonomis akibat rentang waktu dan
rentang proses, adalah pengeluaran dan biaya serta ongkos-ongkos
transportasi yang harus dikeluarkan calon Jemaah dari lokasi
domisili, ke Bank Penerima Setoran, yang lokasinya memang jauh
berada di Kab. Sumbawa atau pusat-pusat Pasar di Kabupaten
Sumbawa , tempat bank tersebut berada. Biaya dan ongkos
tersebut ditambah lagi ketika menempuh jarak tempuh dari bank
atau domisili ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa
yang cukup jauh, khusus calon Jemaah yang berdomosili di
...................., ................. dan ...................... dst, yang rata-rata
jaraknya sekitar 80 KM sd 100 KM. Dengan system terintegrasi,
maka pengeluaran tersebut akan dipangkas, dalam satu kali
perjalanan saja;
2) Melalui system terpadu dalam hal informasi perhajian, calon
Jemaah juga akan memperoleh kemudahan informasi akurat, cepat,

15
tepat, tidak lagi memerlukan aktivitas berulang, yang berdampak
pada biaya transportasi.
3) Pembinaan-pembinaan pra pelaksanaan ibadah haji dan
sesudahnya, dapat dilaksanakan di pusat pelayanan haji terpadu
ini, tidak lagi dilaksanakan di luar, sehingga dapat memangkas
biaya-biaya yang rutin dan harus dilaksanakan. Tidak lagi
dibutuhkan biaya-biaya sewa aula, dst.
4) Selain pembinaan, pengkajian-pengkajian tentang peningkatan dan
evaluasi atas pelayanan haji dan umrah, dapat dilaksanakan lebih
focus dan terintegrasi, sehingga biaya koordinasi yang sering terjadi
dapat ditekan seoptimal mungkin.
c. Kajian Potensi Pemanfaatan
Pembangunan gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu
(PLHUT) ini merupakan lokasi pelayanan haji satu atap, yang
pemanfaatan didasarkan pada ketentuan aturan yang menegaskan
bahwa pendaftaran haji dilaksanakan setiap hari kerja sepanjang tahun.
Oleh karena itu, pemanfaatn gedung ini hanya fokus pada masalah
perhajian tidak melayani masyarakat umum di luar penyelenggaran haji.
Namun meskipun demikian, apabila ada waktu terluang yang dapat
dimanfaatkan untuk menarik biaya dari sewa aulanya, maka hal tersebut
akan menjadi pembahasan tersendiri perihal PNBP masing-masing
ruang dan kegiatan.
Potensi pemanfaatan tersebut akan berkisar pada :
1) Pemanfaatan atas biaya sewa penggunaan aula untuk pertemuan-
pertemuan umum, dengan ketentuan tidak mengganggu kegiatan
pelayanan calon Jemaah haji dan umrah;
2) Pemamfaatan atas biaya sewa ruang oleh masing-masing bank
BPS-BPIH dan masing-masing trevel penyelenggara haji khusus dan
umrah serta sekretariat bersama KBIH.
3) Pemanfaatan atas biaya penggunaan net/web/blog online atas nama
gedung pusat pelayanan haji, bagi kegiatan umum, pengumuman-

16
pengumuman, dan sejenis, selama tidak mengganggu pelayanan
calon Jemaah haji dan umrah
4) Pemanfaatan atas biaya akomodasi/catering atas nama gedung
pusat pelayanan haji, bagi kegiatan umum, pelatihan-pelatihan,
pembinaanpembinaan dan sejenis, selama tidak mengganggu
pelayanan calon Jemaah haji dan umrah
Pembahasan tentang potensi pemanfaatan ini akan dirumuskan
dalam kajian penerimaan negara/PNBP dengan schema pembiayaan
yang wajar dan menguntungkan negara. Sebagian dari dana penerimaan
negara tersebut, dirumuskan pula untuk biaya pengelolaan dan
operasional rutin sehari-hari.
d. Kajian Dampak Sosial dan Lingkungan
Pembangunan gedung pusat layanan haji dan umrah terpadu ini,
akan mempunyai dampak signifikan secara social dan lingkungan, lebih
terlihat setelah pelaksanaan proyek ini selesai. Dampak signifikan
tersebut adalah :
1) Terpusatnya proses pelayanan pendaftaran, yang biasanya terbagi
pada lokasi Bank Penerima Setoran dan Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Sumbawa. Dengan kondisi demikian, maka tingkat
kerumunan dan antrian akan mengalami peningkatan sebeser 45 %.
2) Peningkatan tersebut, akan menyebabkan tumpukan Jemaah antri
kalau tidak diantisipasi. Dampak lainnya adalah munculnya
kebutuhan pelayanan akomodasi dan kenyamanan tunggu;
3) Selain para Jemaah, peningkatan kunjungan dari pihak-pihak terkait,
baik stake holders penyelenggaraan haji dan umrah, maupun
masyarakat yang membutuhkan layanan perbankan selain haji,
informasi perhajian, akan mengalami peningkatan drastic.
4) Dampak lingkungan lainnya, adalah masalah keamanan pengunjung
dan tempat parkir.
Mengingat hal-hal di atas, Standar Operasional Prosedur (SOP),
tata pelayanan pendaftaran calon Jemaah haji, harus dirumuskan secara

17
komprehensif. Penataaan lahan dan sistem perparkiran, tempat
pemenuhan akomodasi Jemaah (waserba, toko, kantin) serta koordinasi
pengamanan para calon jemaah dan pengunjung harus dirumuskan
bentuk solusi dan implementasinya, melalui pengelolaan bentuk
akomodasi pengunjung dan Jemaah (kantin, waserba, dst), ATM, serta
SOP pengamanan.

e. Kajian Resiko
Pelaksanaan pembangunan gedung pusat pelayanan haji terpadu
ini, mempunyai resiko-resiko. Selama proses berlangsung, resiko dapat
terlihat dalam bentuk resiko teknis, yaitu adanya perkembangan realitas
yang tidak sseuai dengan konsep yang direncanakan, yaitu :
1) Tidak tercapainya konstruksi gedung sebagaimana direncanakan. Hal
ini dimungkinkan terjadi perubahan akibat perbedaan konsep dan
realitas di lapangan. Perubahan ini dimungkinan terjadi, akibat
pembiayaan mengalami perubahan dari espektasi semula, dengan
realitas yang justru tidak sesuai harapan;
2) Perubahan harga-harga material dan jasa konstruksi, akibat adanya
dinamika harga di lapangan, baik akibat kebijakan SBU/HPS yang
bersifat local ataupun nasional.
f. Kesesuaian dengan Prinsip Syari’ah
Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima setelah syahadat, shalat,
zakat dan puasa. Ibadah haji wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam
yang memenuhi syarat kemampuan (istita’ah), baik secara finansial, fisik,
maupun mental. Ibadah haji juga merupakan ibadah yang hanya wajib
dilakukan seorang muslim sekali seumur hidup. Mengingat muslim
merupakan penduduk mayoritas dari Negara Indonesia, maka
penyelenggaraan ibadah haji ini merupakan salah satu prosesi ibadah
yang pelaksanaannya memerlukan peran dari Pemerintah, serta harus
diatur dalam beragam peraturan.

18
Pengaturan penyelenggaraan ibadah haji ini, dituangkan dalam
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2008. Dalam Undang-Undang ini
ditegaskan bahwa tujuan pengaturan Penyelenggaraan Ibadah Haji,
adalah untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang
sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga dapat menunaikan ibadah haji
sesuai dengan ketentuan ajaran Agama Islam.
Uraian dalam penegasan Undang-undang perhajian jelas bahwa
Pemerintah mempunyai tugas mengawal, agar pelaksanaan ibadah haji
yang dilaksanakan oleh masyarakat muslim Indonesia, dapat terlaksana
sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah. Untuk itu, Pemerintah, secara
substantive, harus mengawal pelaksanaan ibadah haji ini dari dua sudut :
1) Proses perjalanan ke tanah suci. Proses ini jelas melibatkan stake
holder penyelenggara haji, baik internal maupun eksternal. Internal
adalah koordinasi lintas instansi yang terkait, sedangkan eksternal
adalah pihak Arab Saudi. Proses ini adalah proses yang lebih bersifat
administrasi dan teknis perjalanan. Proses ini dilaksanakan secara
berjenjang dari mulai pusat sampai daerah.
2) Proses pembinaan manasik haji dan umrah. Ini dilaksanakan
pemerintah juga secara berjenjang mulai dari pusat sampai dengan
daerah.
Dua sudut pengawalan pelaksanaan haji oleh Pemerintah,
menegaskan bahwa meskipun ibadah haji adalah kewajiban setiap
muslim untuk menunaikannya, namun karena menyankut aspek
koordinasi, dan kerja sama atara dua negara, serta melibatkan berbagai
pihak, maka dalam prosesnya menjadi kewajiban pemerintah juga untuk
menyelenggarakannya.
Oleh sebab itu, maka jelaslah bahwa tugas Pemerintah dalam
menyelenggarakan ibadah haji bagi seluruh kaum muslimin yang ada,
telah sesuai dengan porsi syari’at. Termasuk segala upaya, dalam
rangka mempermudah proses administrasi dan pembinaan-

19
pembinaannya. Khususnya dalam bentuk pembangunan gedung
pelayanan haji satu atap.

8. Keberlanjutan Proyek
a. Rencana Dukungan SDM
Penggunaan Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah
Terpadu(PLHUT) difokuskan pada pelayanan penyelenggaraan jemaah
haji dan masyarakat umum, mulai dari proses pelayanan pendaftaran
haji, bimbingan/pembinaan, informasi tentang haji kepada masyarakat
umum, dan lain-lain. Oleh karena itu, disusun rencana dukungan SDM
sebagai berikut :
1. Personal FO (Front Office) sebanyak 2 orang;
2. Personal Staff Administrasi Balai/Aula sebanyak 5 orang
- 1 orang menjadi bendaharawan penerimaan/pengeluaran;
- 2 orang petugas administrasi dan pengelola Siskohat
- 2 orang petugas yang menangani rekomendasi, dokumentasi
dan perlengkapan
3. Personal Administrasi Kehumasan sebanyak 1 orang;
4. Personal pendukung (Satpam/OB/Pramubhakti) sebanyak 2 rang
b. Rencana Pembiayaan Operasional/Maintenance
Pembangunan gedung Pusat Pelayanan Haji dan Umrah
Terpadu(PLHUT) merupakan lokasi pelayanan haji yang terintegritas ,
yang pemanfaaatn didasarkan pada ketentuan aturan yang menegaskan
bahwa pendaftaran haji dilaksanakan setiap hari kerja sepanjang tahun.
Oleh karena itu, pemanfaatn gedung ini hanya fokus pada masalah
perhajian tidak melayani masyarakat umum di luar penyelenggaran haji.
Namun meskipun demikian, apabila ada waktu terluang yang dapat
dimanfaatkan untuk menarik biaya dari sewa aulanya, maka hal tersebut
akan menjadi pembahasan tersendiri perihal PNBP Aula Pertemuan dan
lainnya.
Mengingat hal di atas, maka untuk pembiayaan operasional,
dibutuhkan alokasi pembiayaan dari operasional rutin Kantor

20
Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa itu sendiri, maupun dari
PNBP yang dirumuskan kemudian.

9. Rencana Pembiayaan
Untuk merealisasikan pembangunan gedung Pusat Pelayanan Haji dan
Umrah Terpadu (PLHUT) ini, diperlukan biaya sebesar Rp. 2.767.716.000,-
(Dua miliar tujuh ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus enam belas
ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

a. Perencanaan = Rp. 100.000.000,-


b. Pengawasan = Rp. 68.000.000,-
c. Pengelolaan Adm Kegiatan = Rp. 54.676.000,-
d. Pelaks. Konstruksi (480,00 M2) = Rp. 2.160.000.000,-
e. Pengadaan Meubelair (1 Paket) = Rp. 200.000.000,-
f. Pengadaan AC 2 PK (12 Unit) = Rp. 84.000.000,-
g. Pengadaan Gorden (163,20 M2) = Rp. 53.000.000,-
Pengadaan Tralis Jendela (96
Rp.
h. M2) = 48.000.000,-
Jumlah Total = Rp. 2.767.716.000,-

Mengetahui/Menyetujui: Sumbawa, 20 Juli 2020


Kepala Kantor Kementerian Agama Perencana Muda Kementerian Agama Kab.
Sumbawa,
Kabupaten Sumbawa,

H. MUH. FIRDAUS, U.Md. SE, SKH.MPd


H. AHMAD TAUFIK, S.Ag NIP. 197802232009011004

NIP.

21

Anda mungkin juga menyukai