Anda di halaman 1dari 57

BAHAN AJAR

ANATOMI FISIOLOGI PENCERNAAN

MUHAMMAD FIRDAUS, SKH. MPd

BAHAN BACAAN
BAB I

ANATOMI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN


PADA MANUSIA

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus.
Rongga Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi
alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada
Mulut terdapat :Gigi ; Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan
menjadi partikel yang kecil-kecil..
Lidah ; Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa
makanan.

Kelenjar Ludah ; Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut
menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah
pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah
melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

Esofagus (Kerongkongan)

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan


lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah
yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang
mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi
esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan
dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik
sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung

Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari


esophagus, berbentuk seperti kantung.
Lambung dapat menampung makanan 1
liter hingga mencapai 2 liter. Dinding
lambung disusun oleh otot-otot polos
yang berfungsi menggerus makanan
secara mekanik melalui kontraksi otot-
otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot
melingkar, dan otot menyerong.

Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa
kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :

• Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta


merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
• Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang
dihasilkan sangat sedikit
• Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki
oleh bayi.
• Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan
menjadi bubur yang disebut bubur kim.

Fungsi HCI Lambung :


1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu
mengeluarkan getahnya.

Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus


halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus
terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm),
jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus
halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja,
dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh
usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas
yang dilepaskan ke usus halus.

Terdiri dari 3 bagian, yaitu :


Usus dua belas jari (Duodenum), + 0,25 meter
Usus kosong (Jejenum), + 7 meter
Usus penyerapan (Ileum), + 1 meter.

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

• Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi


monosakarida
• Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan
diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton
menjadi asam amino.
• Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang
dihasilkan ke usus halus
• Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke
dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :

• Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
• Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen
menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
• Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
• Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
• Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
• Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
• Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
• Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
• Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

Usus Besar (Colon)

Panjang usus besar dapat mencapat 1,5 meter. Fungsi dari usus besar adalah menyerap air dan
elektrolit serta menyimpan feses, yang akan
dikeluarkan melalui anus

Merupakan saluran panjang dengan permukaan


dinding yang mengalami penyempitan dan
penonjolan serta merupakan terusan dari usus halus.
Dibedakan menjadi 3 bagian besar yaitu :

 Caecum/sekum merupakan pertemuan antara usus halus dan usus besar. Pada
bagianujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing/appendiks
 Colon/kolon/usus tebal merupakan bagian yang lebih tebal dan menyempit dengan
banyak tonjolan pada bagian pemukaannya. Terbagi menjadi 3 bagian/daerah yaitu :
◦ Intestinum pars ascendens/bagian yang naik.
◦ Bagian mendatar.
◦ Intestinum pars descendens/bagian yang menurun.
 Rectum/rectum/poros usus merupakan bagian terakhir dari usus besar.

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5
meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon
asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :

Menyerap air selama proses pencernaan.


Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan
bakteri usus, misalnya E.coli.
Membentuk massa feses
Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses
dari tubuh ddefekasi.

Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot
spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rectum
ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.

 Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan.

Terjadi proses perjalanan terakhir dari feces yang telah dibentuk di colon.

 Proses pengeluaran feces melalui anus disebut Defekasi.


Macam otot yang dimiliki oleh
anus adalah :

 Otot sphincter internus


merupakan otot bagian
dalam yang kerjanya tidak
dipengaruhi oleh
kehendak/diluar
kesadaran.

 Otot sphincter eksternus


merupakan otot bagian
luar yang kerjanya
dipengaruhi oleh
kehendak/secara sadar. Kontraksi otot ini dapat menahan feces untuk keluar tetapi dalam
waktu yang pendek/tidak lama.

Pankresa

Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara duodenum dan limpa.
Dengan apanjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm., Kelenjar pancreas menghasilkan hormone
insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula dalam darah.

Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung enzim. Enzim
tersebut yaitu :

◦ Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi


maltose.

◦ Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam lemak dan
gliserol.

◦ Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin. Tripsin


berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino.
◦ Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase.

◦ Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan keasamaan
kim/chyme yang keluar dari ventriculus.

Hepar

Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan
berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di bawak sekat rongga
dada.

Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica felea).
Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu.

Empedu mengandung :

 Garam kholat yang berfungsi :

◦ Mengaktifkan lipase pancreas.

◦ Menurunkan tekanan permukaan butir-butir lemak sehingga dapat diemulsikan


dalam pencernaan.

◦ Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut dalam air
dan mudah diserap.

 Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman empedu sehingga membuat pH empedu


menjadi 7, 1 – 8,5.
 Kolesterol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil dalam air.
Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan hormone
BAB II

FISIOLOGI PROSES PENCERNAAN MAKANAN

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien (setelah
memodifikasinya), air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan kedalam lingkungan internal
tubuh.

Terdapat empat proses pencernaan dasar yaitu:

Motilitas

Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan.
Seperti otot polos vasikuler, otot polos dinding saluran cerna terus menerus berkontraksi dengan
kekuatan yang rendah hal ini berguna untuk menjaga tekanan pada saluran cerna serta mencegah
saluran cerna mengalami peregangan berlebihan.

Sekresi

Sejumlah getah pencernaan dikeluarkan sepanjang rute pencernaan oleh kelenjar-kelenjar, setiap
sekresi pencernaan terdiri atas air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik seperti enzim,
garam empedu, atau mukus.

Pencernaan (modifikasi)

Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil yang dapat diserap oleh enzin-enzim yang diproduksi dalam
sistem pencernaan.

Penyerapan

Penyerapan (absorbsi) adalah proses dimana satuan /monomer yang sederhana diangkut masuk
kedalam lingkungan internal tubuh. Ada berbagai macam mekanisme dalam menyerap nutrien
seperti transport aktif, difusi terfasilitasi, difusi pasif dan sebagainya, tergantung dari jenis
nutriennya dan tempat penyerapannya.

2.1. Pencernaan dalam Mulut dan Lambung

Saliva Memulai Pencernaan Karbohidrat, tetapi Lebih


Berperan Penting dalam Higiene Mulut dan Mempermudah
Bicara.

Saliva (air liur), sekresi yang berkaitan dengan mulut yang diproduksi oleh tiga kelenjar saliva
utama yaitu parotis, submandibula, sublingual yang terletak di rongga mulut yang dikeluarkan
melalui duktus didalam mulut.

Saliva terdiri atas 99,5% air serta 0,5% protein dan elektrolit. Protein saliva yang terpenting
adalah amilase, mukus, dan lisozim.

Fungsi dari saliva dapat disimpulkan sebagai berikut:

Air liur memulai proses pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur,
suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.
Air liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel
makanan, sehingga mereka saling menyatu serta menghasilkan pelumasan karena
adanya mukus yang kental dan licin
Air liur memiliki efek antibakteri melalui efek ganda, pertama oleh lisozim suatu
enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu kedua dengan membilas
bahan makanan yang mungkin digunakan oleh bakteri.
Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap, sehingga kita dapat merasakan rasa makanan.
Air liur membantu kita dalam berbicara dengan membasahi lidah dan bibir.
Air liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu kebersihan mulut
dan gigi. Karena air liur terus menerus membilas sisa makanan yang tersisa di mulut.
Air liur memiliki senyawa penyangga bikarbonat yang menetralkan asam di makanan
dan asam yang dihasilkan oleh flora normal yang ada di mulut, untuk mencegah
karies gigi.
Walaupun memiliki banyak fungsi namun enzim amilase saliva tidaklah esensial karena walau
tidak adanya enzim tersebut enzim amilase pankreas dapat menyelesaikan pencernaannya, serta
waktu kontak antara substrat dengan enzim amilase saliva tidaklah optimum dikarenakan
cepatnya waktu mengunyah dan menelan makanan.

2.2. Lambung Menyimpan Makanan dan Memulai Pencernaan Protein


Lambung adalah ruang berbentuk kantung yang berbentuk huruf j yang terletak antara
esofagus dan korpus (badan). Motilitas lambung bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: Pengisian lambung jika kosong lambung memiliki volume 50 ml tetapi
organ ini dapat mengembang sampai dengan 1000 ml ketika makan. Ada dua faktor yang
menjaga motilitas lambung yaitu plastisitas yang mengacu pada kemampuan otot polos dalam
mempertahankan ketegangannya yang konstan dalam rentang waktu yang lebar. Selanjutnya
adalah relaksasi reseptif yakni proses relaksasi otot polos untuk meningkatkan kemampuan
lambung dalam mengakomodasi volume makanan.

2.2.1.Sekresi asam hidroklorida


Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl kedalam lumen lambung yang
kemudian mengalirkannya kedalam lumen lambung. pH isi lumen menurun hingga pH 2
akibat sekresi HCl. Ion H+ dan ion Cl- dipompakan melalui pompa yang berbeda ion
hidrogen dipompakan secara aktif melawan gradien yang sangat besar yakni
konsentrasinya dalam lumen sampai 3-4juta kali konsentrasi yang terdapat dalam plasma.
Sehingga sel-sel parietal membutuhkan banyak energi, oleh karena itu sel-sel parietal
dilengkapi dengan banyak mitokondria. Ion klorida dipompakan secara aktif namun
hanya melawan 1,5 konsentrasinya.
Fungsi dari HCl adalah
Mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin, untuk
membantu membuat lingkungan asam yang optimal untuk pepsin.
Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat sehingga partikel makanan
yang besar dapat dicerna dengan mudah.
Bersama lisozim dalam air liur bertanggungjawab terhadap mematikan sebagian
besar mikroorganisme yang masuk bersama makanan.
2.2.2 Sekresi pepsinogen

Konstituen utama pencernaan dalam getah lambung adalah pepsinogen,


pepsinogen akan terrai oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Terbentuknya
pepsin akan merangsang pembentukan pepsin lain hal ini disebut proses otokatalitik.
Pepsin memulai pencernaan protein dengan memecah ikatan peptida menjadi rantai
pendek asam amino. Pepsin dapat mencerna sendiri sel tempat ia dihasilkan oleh karena
itu pepsin disimpan dalam tubuh dalam bentuk inaktifnya sampai ia diaktifkan oleh HCl.

2.2.3. Sekresi mucus


Permukaan mukosa lambung dilindungi oleh selapis mukus yang berfungsi
sebagai sawar protektif. Karena sifat lubrikasinya mukus melindungi lambung secara
mekanis. Mukus melindungi dinding lambung dari self-digestion karena pepsin dihambat.
Karena bersifat alkalis mukus melindungi lambung dari cidera asam dengan menetralkan
HCl.

2.2.4. Sekresi gastrin


Sel endokrin khusus, sel G yang terletak di daerah kelenjar pilorus lambung
mengsekresikan gastrin ke dalam darah apabila mendapatkan rangsangan yang sesuai
setelah dingkut dalam darah kembali ke mukosa oksintik gastrin akan merangsang sel
parietal dalam peningkatan sekresi getah lambung.

Kontrol sekresi getah lambung melibatkan tiga fase


Faktor-faktor yang muncul sebelum makanan sampai ke lambung.
mengacu pada peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen yang terjadi secara
simultan.
Faktor-faktor yang muncul ketika makanan berada di dalam lambung.
mengacu pada adanya protein yang merupakan substrat enzim pepsin dan adanya
zat-zat yang membantu peregangan otot polos lambung seperti kafein
Faktor-faktor di duodenum ketika makanan meninggalkan lambung.
enzim-enzim dalam usus apabila telah aktif akan menginhibisi kerja enzim yang
berada dalam lambung.
2.3. Pencernaan Dalam Intestinum

Isi lambung, atau kimus (chyme),dimasukkan secara terputus-putus melalui katup


pylorus ke dalam duodenum selama proses pencernaan. Kandungan sekret pancreas dan
biliaris yang alkalis menetralkan kimus yang asam, dan mengubah nilai pH bahan ini
menjadi alkalis; pergeseran pH tersebut diperlukan bagi kerja enzim yang terdapat di dalam
getah pancreas dan usus, tetapi menghambat kerja enzim lebih lanjut.

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya
sebagai berikut :

Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh
bikarbonat dari pancreas.
Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya.
Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi
disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida,
yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka
pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam
amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh
peredaran darah.
Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh
cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak).
Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan
gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju
jantung oleh pembuluh limfe.

2.3.1 Getah Empedu

Di samping beragam fungsi pada metabolisme intermediet, hati—dengan


memproduksi getah empedu— memegang peranan penting pada proses pencernaan.
Kandung empedu menyimpan getah empedu yang diproduksi dalam hati di antara waktu-
waktu makan. Selama pencernaan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengalirkan
getah empedu secara cepat ke dalam duodenum melalui duktus koledokus. Getah
pancreas bercampur dengan getah empedu karena keduanya mengalir ke dalam duktus
koledokus sesaat sebelum memasuki duodenum.
BAB III
PENGATURAN PENCERNAAN

PENGATUTAN OLEH SYARAF

1. Komponen pengaturan melalui saraf:


a. Rangsangan (bau, rasa, melihat makanan, emosi)
b. Reseptor (mekanoreseptor, kimoreseptor, osmoreseptor)
c. Pengawal (CNS (refleks panjang) atau pengesan terus ke efektor (refleks pendek)
d. Efektor (otot licin atau kelenjar di gastrousus)
2. Refleks pendek diperantara oleh pleksus setempat (pleksus Auerbach dan pleksus
Meissner) yang terdapat pada dinding lumen.
3. Refleks panjang terjadi akibat rangsangan yang datang dari dalam dan luar saluran
gastrousus dan melibatkan sistem saraf pusat (CNS) dan pleksus autonomi ekstrinsik.

PENGATURAN MELALUI HORMON

1. Perut dan usus kecil mengandung sel penghasil hormon apabila dirangsang dan akan
mensekresikan hormon ke dalam darah dan menyebarkannya ke organ sasaran guna
menghasilkan reaksi tertentu.
2. Lima hormon penting yang mengatur proses di gastrousus:
a) Hormon Gastrin
b) Hormon Serotonin
c) Hormon Sekretin
d) Hormon Kolesistokinin (CCK)
e) Hormon Perencat Gaster (GIP)

1. Hormon Gastrin

a) Lokasi dihasilkan: mukosa perut

b) Rangsangan: makanan (protein) dalam perut, Asetikolina (ACH) dari gentian

saraf parasimpati.

c) Organ sasaran:

(i) Perut

Aktiviti: meransang perembesan oleh kelenjar gaster (terutamanya HCI)


dan

meransang pengosongan perut.

(ii) Usus kecil

Aktiviti: meransang pengecutan otot usus

(iii) katup ileosekum

Aktiviti: mengistirahatkan katup ileosekum

(iv) Usus besar

Aktiviti: meransang pergerakan makanan yang akan dikeluarkan

2. Hormon Serotonin

a) Lokasi dihasilkan: mukosa perut

b) Ransangan: makanan dalam perut

c) Organ sasaran: Perut

Aktiviti: meransang kontraksi otot perut


3. Hormon Sekretin

a) Lokasi dihasilkan: mukosa duodenum

b) Ransangan: kaim berasid

c) Organ sasaran:

(i) Perut

Aktiviti: merangsang sekrssi gaster dan motiliti gaster semasa fasa

Sekresi gaster

ii) Pankreas

Aktiviti: meransang sekresi cairan pankreas, memperkuatkan kerja


hormon CK

(iii) Hati

Aktiviti: meransang sekresi empedu

4. Hormon Kolesistokinin (CCK)

a) Lokasi dihasilkan: mukosa duodenum

b) Rangsangan: bahan berlemak, makanan berprotein

c) Organ sasaran:

(i) Hati/Pankreas

Aktiviti: memperkuatkan kerjasekretin.

(ii) Pankreas

Aktiviti: meransang sekresi enzim

(iii) Kantong i empedu

Aktiviti: meransang kantong empedu supaya merangsang dan


mengeluarkan cairan empedu yang disimpan.

(iv) Sfinkter Oddi

Aktiviti: menjaga sfinkter supaya cairan pankreas dan empedu dapat


memasuki duodenum.
5. Hormon Peptida Perencat Gaster (GIP)

a) Lokasi dihasilkan: mukosa duodenum

b) Rangsangan: lemak ; glukosa

c) Organ sasaran: Perut

Aktiviti: mengatur kelenjar gaster dan motilitI gaster semasa fasa gaster.
BAB IV

KAJIAN PENGATURAN GASTROUSUS

Fasa pengaturan gastrousus terdiri daripada:

a) Fasa sefalik

b) Fasa gaster

c) Fasa usus

1. Fasa Sefalik (sebelum makanan memasuki perut)

a) Ransangan: lihat, bau, rasa, kunyah, emosi

b) Reseptor:

c) Pengawal: hipotalamus

d) Efektor: kelenjar di perut

e) Proses terkawal: asid gaster dan hormon gastrin disekresikan

f) Hasil pengaturan : suasana di perut siap menerima makanan

2. Fasa Gaster (makanan dalam perut)

(i) Pengaturan melalui saraf

a) Ransangan: ketegangan dinding, peptida dan keasidan rendah

b) Reseptor: mekanoreseptor dan kimoreseptor

c) Pengawal: medula oblongata

d) Efektor: sel sekresi

e) Proses pengaturan : sekrssi cairan gaster

f) Hasil pengaturan : suasana sesuai untuk pencernaan makanan

(ii) Pengaturan melalui hormon gastrin

a) Ransangan: peptida dan keasidan rendah

b) Reseptor/Pengawal: sel enteroendokrin (sel G)/neural refleks


c) Efektor: kelenjar gaster (terutama sel parietal)

d) Proses pengaturan : cairan gaster (HCI dan enzim)

e) Hasil pengaturan : suasana sesuai untuk pencernaan makanan

3. Fasa Usus (makanan dalam usus)

a) Ransangan: ketegangan, pH, keosmolaran, hasil pencernaan karbohidrat, lemak

dan protein di lumen usus.

b) Reseptor: seluruhnya

c) Pengaturan : medula oblongata/ refleks pendek

d) Efektor: kelenjar gaster

e) Proses pengaturan : menekan sekresi gaster

f) Hasil : suasana sesuai dalam usus

Ransangan juga menyebabkan sekresi hormon sekretin, CCK dan GIP yang

Merangsang pengeluaran cairan gaster.

Ransangan saraf simpati ke sfinkter pilorik, menyebabkan penutupannya dan

menghalang i masuknya makanan ke dalam usus.


BAB V

MEKANISME PENGATURAN MOTILITI GASTROUSUS


Fungsi:

a) Menggerakkan makanan ke bawah (peristalsis)

b) Mencampur makanan (segmentasi)

1. Proses Menelan

• Proses menelan: proses rumit yang melibatkan koordinasi aktiviti lidah, lelangit,

farink, esofagus dan beberapa kumpulan otot.

• Proses menelan terdiri daripada 2 fasa utama:

a) Fasa bukal (fasa secara sedar --- di mulut)

Semasa fasa bukal, lidah terangkat dan menekan langit-langit keras dan menolak
bolus makanan ke dalam orofarink. bolus memasuki farink, fasa luar akan
dimulai .

b) Fasa pharyngeal-esophageal (fasa pengaturan luar)

Fasa ini diatur oleh pusat telan yang terletak dalam medula Impuls motor dari
pusat telan yang dihantar melalui saraf kranial dan saraf vagus pada otot farink
dan esofagus. Bolus makanan dari farink ke esofagus masuk melalui pergerakan
peristalsis. Apabila makanan samapi ke penghujung esofagus, sfinkter
gastroesofagus akan beristirahat dan makanan memasuki perut.

o Farink dari satu pertiga (1/3) atas esofagus terdiri daripada otot rangka.
Aktiviti otot ini diatur secara sadar oleh korteks melalui saraf vagus dan
glosofarink.

o Dua pertiga (2/3) bawah esofagus terdiri daripada otot licin. Aktivitinya
diatur melalui pleksus.

o Sfinkter gastroesofagus menghalang kandungan perut masuk kembali ke


dalam esofagus.
Skema pengaturan proses menelan

Urutan proses menelan


BAB VI

MEKANISME PENGATURAN SEKRESI GASTROUSUS


A. Sekresi Dari Keseluruhan Sistem

Output dan input ke/dari salur gastrosus

B. Mulut (Rembesan Saliva : 1-1.5/Hari)

• Kelenjar yang mensekresikan saliva:

a) Kelenjar ekstrinsik (parotid, submandibular dan sublingual)

b) Kelenjar intrinsik (kelenjar buka (buccal)

• Kelenjar saliva terdiri dari:

a) Sel serous (sekresikan enzim amilase dan elektrolit)

b) Sel mukus (menghasilkan mukus)

• Kelenjar parotid terdiri daripada sel serous, kelenjar sunbmandibular dan kelenjar
buka (sel mucus dan sel serous), kelenjar sublingual (sel mukus).

• Sekresi saliva mengandungi 97-99.5% air dan julat pH (6.75-7.00).

• Bahan larut dalam saliva terdiri daripada elektrolit, enzim amilase, protein musin,

lisozim, IgA dan bahan buangan metabolik (urea dan asid urik).

• Fungsi saliva:

a) Melarut makanan supaya dapat dirasa

b) Membasahkan makanan bagi membentuk bolus

c) Mengandungi enzim yang memulakan pencernaan kanji

C. Mekanisme pengaturan Sekresi Saliva

1. Air liur saliva disekresikan adalah 1-1.5 ml /hari.


2. Sekresi saliva diatur oleh sistem saraf autonom (parasimpatetik).
3. Apabila makanan diinges, kimoreseptor dan reseptor tekanan akan menghantar isyarat
pada pusat saliva dalam batang otak (medula dan pons).
4. Hasilnya, aktiviti sistem saraf parasimpatetik ditingkatkan dan fiber otot dalam saraf
muka dan glosofarink akan mencetus peningkatan saliva yang kaya dengan enzim.
5. Saraf simpatetik pula akan menghasilkan saliva yang kaya dengan mukus.

Mekanisme pengaturan sekresi saliva


D. Esofagus
Lapisan submukosa esofagus mengandung kelenjar esofagus yang menghasilkan mukus.

Apabila makanan melalui esofagus, ia akan menekan kelenjar esofagus dan menyebabkan
sekresi mukus.

Mukus bertindak sebagai pelincin pada dinding esofagus dan membantupergerakan


makanan

G. Gaster (Cairan Gaster 2L/Hari)

(i) Anatomi
Mukosa terdiri daripada sel goblet.

Terdapat berjuta-juta saluran gaster yang masuk ke kelenjar gaster dan merembeskan jus
gaster.

Kelenjar gaster terdiri dari sel-sel yang melapisi dinding saluran gaster.

Empat jenis sel kelenjar gaster:

Sel leher- terdapat di bahagian ‘leher’ kelenjar: merembes mukus

Sel parietal (oksintik): merembes HCI dan faktor intrinsik.

Sel utama (zimogen): merembes pepsinogen

Sel enteroendokrin (sel G): merembes hormon gastrin, serotonin dan CCK.
(ii) Mekanisme Sekresi Asid Hidroklorik (HCI)

• Fungsi HCI:

a) Mengaktifkan pepsinogen kepada pepsin

b) Membasmi kuman

• Bahan kimia yang meransang perembesan HCI:

a) Asetikolina (ACH) – dirembeskan di persimpangan sinaps

b) Hormon gastrin – dirembeskan oleh sel G

• Pelekatan gastrin dan ACH kepada reseptor pada membran sel parietal memulakan

tindak balas yang akan menyebabkan perembesan HCI ke dalam lumen.

(iii) Pengaturan Sekresi HCI

• Sekresi gaster diatur melalui sistem saraf (refleks pendek dan panjang)

dan sistem hormon.

(iv) Pengaturan Sekresi Pepsinogen

• Ransangan sama seperti rembesan HCI.

• Laluan: pleksus saraf ke sel utama.


H. Pankreas (Cairan Pankreas: 1.2 – 1.5L/Hari)

• Pankreas menghasilkan jus pankreas yang mengandungi berbagai enzim pencernaan.

• Cairan pankreas terdiri daripada air, enzim dan elektrolit (ion bikarbonat).

• Pankreas terdiri

a) kelompok sel asinar ; mensekresikan enzim pencernaan

b) sel epitelium duktus; mensekresikan ion bikarbonat

• Enzim-enzim yang disekrsikan oleh pankreas:

a) Prokarboksipeptidase

b) Kimotripsinogen

c) Tripsinogen

d) Amilase

e) Lipase

f) Nuklease

• Enzim (tripsinogen, prokarboksipeptidase dan kimotripsinogen) disekresikan

dalam bentuk tidak aktif. Enzim ini akan diaktifkan di duodenum.

Pengaturan sekresi Pankreas

Sekresi pankreas di atur oleh hormon dan saraf.

Hormon yang mengatur sekresi pankreas:

o Hormon Sekretin

o Hormon CCK

Kehadiran HCI dalam usus akan menyebabkan sekresi sekretin. Sekretin meransang sel
epitelium duktus mensekresikan cairan yang mengandung ion bikarbonat.

Kehadiran protein dan lemak dalam makanan akan menyebabkan sekresi CCK. CCK
meransang sel asinus dan mesekresikan enzim pencernaan ke dalam duktus.
Ransangan vagal semasa fase sefalik dan fasa gaster juga menyebabkan Sekresi cairan
pankreas.

NaHCO3 dari sel-sel mukosa yang melapisi duktus pankreas akan meneutralkan keadaan
berasid.

NaHCO3 + HCI ---- NaCI + H2CO3

Skema pengaturan sekresi ion bikarbonat.

Skema pengaturan sekresi enzim.


H. Hati Dan Kelenjar Empedu (600ml/Hari)

Hati menghasilkan hempedu yang disimpan di dalam kelenjar empedu dan dieksport ke
duodenum.

Empedu mengandungi garam hempedu, kolesterol, bilirubin, fosfolipid, dan elektrolit.

Garam empedu mengelmulsi lemak supaya mudah dicernakan oleh enzim lipase.
I. Usus Kecil (2L/Hari)

Mensekresikan air dan mukus

Enzim yang terdapat di usus kecil terlekat di sel sempadan berus (brush border cell).

Enzim Substrat Hasil


Tripsin, Protein Memecahkan Ikatan Peptida : protein menjadi
Kimotripsin Peptida
Karboktipeptidase Protein Memisahkan asam Amino dari ujung karboksil
protein
Lipase Lemak Memecahkan triasilgliserol menjadi as. Amino dan
monogliserol
Amilase Polisakarida Glukosa menjadi Maltosa
Ribonuklease Asam Lemak Memecahkan ikatan as. Nukleat menjadi nukleuida,
Mononukleoida nitrogen, fosfat
Deoksiribonuklease

Peranan enterokinase – enzim yang terlekat pada membran lumen usus; mengaktifkan
tripsinogen menjadi tripsin

Tripsin mengaktifkan enzim pencernaan lain yang dikeluarkan dalam bentuk tidak aktif.

o Prokarboksipeptidase kepada karboksipeptidase

o Kimotripsinogen kepada kimotripsin


J. Usus Besar

• tidak fungsi pencernaan

• Cairan mukus sebagai pelincin


BAB VII

MEKANISME PENGATURAN PENCERNAAN DAN

ABSORPSI
• Pencernaan

Pemecahan bahan kimia (hidrolisis) dalam bahan makanan menjadi bahan ringkas

(monomer) yang boleh diserap merentasi dinding gastrousus dan dapat digunakan

oleh sel badan

• Absorpsi

Penyerapan bahan hasil pencernaan ke dalam cecair ekstrasel.

Pengangkutan bahan ini ke sel-sel untuk di metabolismekan

Modifikasi kimia beberapa bahan tersebut menjadi bahan lain yang

diperlukan khas untuk sesuatu fungsi.

A. KARBOHIDRAT

(i) Pencernaan Karbohidrat

Unit monomer karbohidrat yang diserap melalui usus kecil (glukosa, fruktosa dan
galaktosa).

Disakarida (maltosa, laktosa, sukrosa, laktosa) dan polisakarida (kanji dan glikogen)
perlu dipecahkan kepada monosakarida sebelum diserap.

Lokasi dan kerja enzim pada pencernaan karbohidrat

Lokasi Enzim Hasil Hidrolisis

Mulut Amilase (saliva) Kanji dirubah menjadi Oligosakarida

Usus Kecil Amilase (cairan Pankreas) Kanji dirubah menjadi Oligosakarida

Usus Kecil Dextrinase dan glukoamilase Oligosakarida menjadi Maltosa


Usus Kecil Laktase Laktosa menjadi Galaktosa

Usus Kecil Maltase Maltosa menjadi glukosa

Usus Kecil Sukrase Sukrosa menjadi fruktosa

(b) Penyerapan Karbohidrat

Glukosa diangkut ke dalam sel epitelium oleh protein pengangkut dan kemudian masuk
ke dalam kapilari darah.

Protein pengangkut yang terletak berdekatan dengan enzim-enzim disakaridase di sel


sempadan berus akan bergabung dengan monosakarida.

Glukosa diangkut melintasi membran bersama ion Na+ (sistem pengangkutan aktif
sekunder).

Penyerapan fruktosa melalui resapan.

B. PROTEIN

a) Pencernaan Protein

Unit terkecil bagi protein ialah asid amino.

Pencernaan protein berawal di perut bila pepsinogen diaktifkan menjadi pepsin.

Lokasi Enzim Hasil Hidrolisis

Perut Pepsin ( Kelenjar Potein menjadi polipeptidase


Gaster)

Usus Kecil Enzim Pankreatik ( Polipeptida (rantai panjang) menjadi polipeptida


Tripsin, kimotripsin, (rantai pendek), peptidase
karboksipeptidase)

Usus Kecil Aminopeptidase, Poliptidase (rantai pendek ) menjadi asam amino


Karboksipaptidase,
dipeptidase
b) Penyerapan Protein

Asid amino diangkut bersama Na+ ke dalam sel epitelium dan dilanjutkan ke dalam
kapilari darah.

C. LEMAK

A) Pencernaan Lemak

Tempat pencernaan bagi lemak ialah usus kecil.

Lemak tidak larut dalam air, oleh itu ia perlu dielmulsi dengan garam empedu
supaya dapat diserap.

Apabila lemak masuk ke usus kecil, garam empedu melekat kepada bagian
non polar trigliserida.

Bagian yang polar berinteraksi dengan air dan menolak antara satu sama lain,
menyebabkan globul lemak dipecahkan menjadi molekul lemak kecil dan
membentuk emulsi.

Setelah diemulsikan, lemak akan dihidrolisis oleh enzim lipase membentuk


asid lemak bebas, gliserol dan monogliserida.
B) Penyerapan Lemak

Monogliserida dan asid lemak bergabung dengan garam empedu dan lesitin (fosfolipid di
dalam hempedu) membentuk misel.

Misel bertindak seperti ‘feri’ yang akan mengangkut lemak ke mukosa usus.

Di dalam sel epitelium, asid lemak bebas dan monogliserida disintesis menjadi
trigliserida semula.

Dalam sel epitelium mukosa, trigliserida dibungkus bersama fosfolipid dan kolesterol
membentuk kilomikron.

Kilomikron masuk ke dalam lakteal dan disebarkan ke dalam salur limfa yang
kemudiannya dicurah masuk ke dalam vena.

Dalam darah, trigliserida dihidrolisiskan kepada asid lemak dan gliserol oleh lipoprotein
lipase (enzim yang terdapat di epitelium kapilari).

Asid lemak dan gliserol digunakan oleh sel sebagai sumber tenaga atau disimpan dalam
tisu adipos.
C). Asid nukleik, Vitamin, Elektrolit

Asid nukleik dipecahkan kepada unit monomer (nukleotida) oleh enzim nukleosidase dan
fosfatase; hasil pencernaan diangkut melintasi epitelium oleh receptor .

Vitamin larut lemak (A,D,E,K) bergabung dengan misel dan melintasi epitelium melalui
resapan pasif. Vitamin larut air diserap melalui proses penyerapan singkat .

Elektrolit (ion Na+ diangkut secara aktif bersama glukosa dan asid amino). Ion K+
diangkut secara penyerapan singkat.
BAB VIII
MEKANISME PENGATURAN ABSOPSI NUTRIEN

1) Fasa Penyerapan : nutrien dari salur gastrousus memasuki darah

- Pengambilam masuk glukosa oleh hati

- Glukosa adalah sumber tenaga utama

2) Fasa Pascapenyerapan : gastrousus tidak mengandungi nutrien; nutrien dibentuk

daripada bahan cadangan

(i) Sumber glukosa darah

󲐀 Glikogenesis di dalam hati

󲐀 Glikogenolisis: Glikogen -piruvat dan laktat glukosa (hati)

󲐀 Lipolisis dalam sel adipos gliserol glukosa (hati)

󲐀 Protein asid amino glukosa (hati)

(ii) ‘Glucose sparring’

󲐀 Asid lemak bebas Asetil KoA (hati) Kitar Krebs tenaga

󲐀 Asid lemak bebas keton (hati)

(a) Karbohidrat

• Karbohidrat yang telah dipecahkan menjadi unit monomer digunakan sebagai

sumber tenaga.

• Glukosa berlebihan disimpan dalam bentuk glikogen.

• Glikogen dan lemak dipecahkan untuk menghasilkan tenaga (ATP).

• Glikogen dipecahkan kepada glukosa dan dirembes ke dalam darah.

• Glikogenolisis di dalam hati

Glikogen Piruvat dan laktat glukosa (hati)

• Lipolisis di dalam sel adipos gliserol glukosa (hati)


(b) Lemak

• Asid lemak dan gliserol dimetabolisme di hati membentuk keton, asetil KoA,

aseto-asetik asid.

• Fungsi lemak:

a) sumber tenaga.

b) komponen salur mielin dan membran sel.

c) melapisi organ (dalam sel lemak)

d) tenaga simpanan

(c) Protein

• Asid amino digunakan sebagai:

a) Pembentukan ATP apabila tiada bekalan glukosa dan lemak.

b) Pembentukan protein berfungsi (enzim, antibody, hemoglobin dll)

c) Pembentukan protein struktur (protein otot, fiber jaringan penghubung)

(d) Pembentukan ATP

• Protein, lemak dan karbohidrat boleh dioksidakan membentuk tenaga ATP.


BAB IX

DETOKSIFIKASI

APA ITU DETOKS?

Anda punya masalah sembelit, demam, flu, kelebihan berat badan,


selulit, kadar kolesterol darah berlebihan, lesu kronis,
penyakit/gangguan kulit, sindrom pramenstruasi, kehilangan gairah
seks, penuaan dini, tumor, penyakit-penyakit degeneratif (hipertensi,
stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, kadar usam urat berlebihan,
dll.), serta penyakit-penyakit infeksi yang tak kunjung sembuh?
Tahukah Anda bahwa akar dari masalah-masalah tersebut adalah
karena adanya timbunan ampas tubuh Anda?

Detoksifikasi adalah proses penyingkiran himpunan toksid yang terkumpul di dalam tubuh badan
terutamanya di hati, kolon, ginjal, darah dan sistem limfotik

TOKSIN bukan hanya ampas dari makanan yang kita makan dan makanan-makanan yang tidak
tercerna, tetapi juga bisa berasal dari zat makanan aditif, udara tercemar, bahan kimia seperti
pestisida, logam berat dalam air minum, residu obat-obatan farmasi, dll. Bahkan pikiran dan
emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh kita. Semua ampas atau zat yang tidak
diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai racun (toksin) atau penyakit. Ampas atau toksin
juga diproduksi secara alamiah oleh tubuh kita sendiri. Ini merupakan proses metabolisme
sehingga tidak dapat kita hindari. Setiap hari di dalam tubuh terjadi pembelahan sel-sel baru.

Sementara itu sel-sel yang sudah tua akan menjadi aus, mati, dan menjadi ampas. Dalam kondisi
normal, ampas akan dikeluarkan secara teratur setiap hari melalui sistem pembuangan tubuh.
Buang air besar setiap hari bukan jaminan bahwa proses pembuangan kita normal. Jika salah satu
atau beberapa masalah tersebut merupakan keluhan Anda, berarti pengeluaran ampas dari tubuh
Anda belum optimal! Penyakit terjadi apabila proses pembuangan tidak optimal dan toksin mulai
merusak jaringan organ-organ vital. Dalam sejumlah hasil penelitian disebutkan kondisi racun
berlebihan (toxicity) erat hubungannya dengan penuaan dini, menyebabkan terjadinya penyakit-
penyakit degeneratif (liver, jantung, diabetes, kanker, dll.), dan menurunkan sistem kekebalan
tubuh. Karena itu, racun harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Caranya, dengan detoksifikasi
(detoks). Apa itu detoks? Detoksifikasi (detoks) adalah proses pengeluaran racun atau zat-zat
yang bersifat racun dari dalam tubuh. Puasa merupakan salah satu metode efektif detoksifikasi.
Pembersihan dan detoks meningkatkan proses alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita.
Organ vital yang menjadi target dalam program pembersihan racun yang efektif adalah susu
besar (pengeluaran) dan liver (detoksifikasi).Hampir semua penyakit degeneratif dapat
dihubungkan dengan kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia). Mengapa?
Karena setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah, dan darah
mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan terserap ke dalam
darah melalui dinding-dinding usus. Artinya, toksin yang berada usus juga akan ikut beredar
bersama aliran darah sampai ke sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang
menyumbangkan terjadinya berbagai kondisi penyakit kronis, akut, dan degeneratif. Begitu juga
menurunnya tingkat energi dan penuaan dini.

MENGAPA PERLU DETOKS? APA MANFAATNYA?

Salah satu penyebab terbesar terjadinya tokxemia pada usus adalah kebiasaan mengkonsumsi
makanan yang dimasak secara berlebihan atau diproses, yaitu makanan-makanan yang tidak
memiliki enzim lagi. Juga kebiasaan lebih banyak makan makanan pembentuk asam, yaitu
protein (hewani), pati, lemak. Terlalu banyak menyantap makanan sumber protein (hewani), pati,
dan lemak mengakibatkan tubuh mengalami asidosis, yakni kondisi keasaman darah dan jaringan
tubuh berlebihan. Asidosis dapat menimbulkan peradangan pada berbagai jaringan dalam tubuh,
menyebabkan butir-butir darah melekat satu sama lain, atau terbentuknya jejaring serabut-
serabut halus (fibrin) dalam darah. Jejaring serabut-serabut ini yang memberi kesan seolah-olah
darah menjadi pekat. Serabut-serabut ini mengakibatkan peredaran sel-sel darah terganggu,
sehingga pasokan zat makan dan oksigen ke sel-sel jaringan tubuh lainnya terhambat.Tubuh kita
dikaruniai enzim-enzim yang diperlukan oleh berbagai fungsi metabolisme dalam tubuh dalam
jumlah terbatas, termasuk proses pencernaan. Tubuh tidak akan menggunakan enzim-enzim ini
apabila makanan yang kita makan masih memiliki enzim. Terus-menerus menggunakan enzim
tubuh akan menghabiskan energi dan menyebabkan peradangan pada pankreas. Pankreas adalah
organ vital yang memproduksi enzim-enzim pencernaan pada usus kecil. Gangguan pada
pankreas menyebabkan pencernaan tidak lancar dan tubuh semakin banyak memproduksi
ampas.Usus besar tidak memiliki kemampuan untuk mencerna makanan. Tubuh akan
memadatkan makanan yang tidak tercerna ke sepanjang dinding usus halus. Secara alami proses
ini akan mengundang pengeluaran lendir dari sistem kekebalan tubuh yang ada pada dinding-
dinding usus. Kondisi ini akan mengakibatkan sembelit (sulit buang air besar) dan penyumbatan
pada saluran usus besar. Setelah beberapa waktu, kotoran ini akan membusuk dan menghasilkan
gas beracun. Gas lebih mudah terserap melalui pori-pori halus pada dinding usus, mengalir
dalam darah dan masuk ke sel-sel tubuh dan sewaktu-waktu siap menimbulkan
penyakit.Pembersihan besar-besaran alias detoksifikasi yang dilakukan secara berkala, perlu bagi
tubuh kita. Selain untuk mengurangi ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, tidak ada
organisme pembawa penyakit atau virus yang tahan dalam tubuh yang bersih. Terapi detoks
paling tuadan sudah ratusan tahun dilakukan oleh manusia adalah puasa. Dengan pola makan
yang lebih sederhana dan alami saja, manusia dahulu sudah mengerti bahwa sekali waktu tubuh
perlu detoks. Detoks seharusnya menjadi lebih penting bagi manusia modern dengan pola makan
yang cenderung menimbulkan ampas lebih banyak dan penyumbatan-penyumbatan pada sistem
tubuh.

Toksin mengakibatkan proses penuaan dan kerusakan lebih cepat pada seluruh sel tubuh. Waktu
tidak ada hubungannya dengan penuaan. Penuaan atau proses degenerasi semata-mata adalah
karena toksin dan dehidrasi yang kita tabung selama bertahun-tahun.

MANFAAT DETOKS BAGI TUBUH DAN KESEHATAN:

• Meremajakan sel-sel sehingga kulit pun menjadi bersih, sehat, kencang, dan lembut.
• Menurunkan kelebihan berat badan.
• Meningkatkan energi.
• Peningkatan indera penciuman, perasa, dan pendengaran.
• Pengeruta tumor (jika ada).
• Peradangan pada kelenjar getah bening hilang.
• Melancarkan peredaran darah dan getah bening.
• Memperbaiki daya ingat.
• Menghilangkan gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, kembung, dsb.
• Memperbaiki kadar gula darah dan tekanan darah.
• Memperbaiki fungsi liver dan ginjal.
• Meningkatkan daya tahan tubuh.

Tubuh manusia secara fitrahnya mempunyai kekuatan dalaman yang mampu mengawal
kesihatan diri, tetapi mekanisme ini tidak akan berfungsi apabila tubuh anda telah
dilonggokkan dengan terlalu banyak himpunan toksid. Keadaan menjadi semakin serius
apabila toksid ini tidak dapat dikeluarkan dengan sempurna dan badan juga tidak mendapat zat
nutrien yang secukupnya (40 jenis nutrien).

Kehadiran toksid inilah yang menyebabkan gejala seperti:

mudah letih
mengantuk
sembelit
darah tinggi
gula dalam darah
serangan jantung
sakit-sakit sendi
kegemuruhan
kebimbangan
cepat marah
kegagalan buah pinggang
PUNCAK KERACUNAN

1. Faktor pemakanan

Makanan siap-proses (segera) dipenuhi dengan kimia merbahaya seperti bahan awet, pewarna,
perasa tiruan dll.

2. Faktor pencemaran

Udara beracun akibat pencemaran asap daripada kilang-kilang, kenderaan, sementara air
dicemari melalui pembuangan sisa toksid dan sebagainya.

3. Hasil pertanian yang beracun

Penggunaan racun rumpai, racun serangga dan baja kimia.

4. Gaya hidup

diet yang tidak seimbang dan teratur


merokok, minum minuman keras
pengambilan ubat yang mengandungi dadah
tidak beriadah

KESAN KERACUNAN
sistem imuniti merosot
bertambahnya penyakit pada usia muda
kadar kesuburan yang rendah dengan kerosakan sperma
kemerosotan IQ dan berlakunya tekanan mental
penyakit yang ada tidak upaya disembuhkan

PROGRAM DETOKSIFIKASI HPA

Program ini bertujuan untuk memantapkan kesihatan dengan permbersihan tubuh daripada toksid
disamping menyediakan zat makanan yang diperlukan melalui pengambilan herba ubatan. Bila
sesuatu sel dipenuhi dengan toksid, ia akan menjadi lemah dan tidak berupaya mengeluarkan
toksid dan bahan buangan. Oleh itu proses pembersihan ini akan meningkatkan keupayaan
tersebut.

1. Detoksifikasi Hati

Hati merupakan organ terbesar pada tubuh dan sudah tentu ia mempunyai banyak fungsi penting
untuk kesihatan badan. Setiap fungsi hati saling berkaitan diantara satu sama lain, jika satu
fungsinya terganggu, ia akan menjejaskan sistem tubuh yang lain dan kegagalan fungsi hati akan
mengakibatkan pelbagai komplikasi atau kesan buruk.

TEH HERBA mengandungi 100% bahan aktif PEGAGA yang dikenali sebagai asiatikosida.
Rasanya yang pahit bertindak sebagai detok yang terbaik di hati. Hati yang berfungsi akan
memusnahkan bahan toksid dalam tubuh seperti ubatan kimia, alkohol dan dadah. Hati akan
menyaring dan menukarkan bahan ini untuk dikitar semula atau dikeluarkan daripada tubuh.

2. Detoksifikasi Kolon (Usus)

Amat penting bagi kita memberi perhatian kepada penjagaan usus. Usus besar yang sihat akan
menghapuskan toksid yang terhasil dan dapat dikeluarkan dengan secepat mungkin. Jika tidak
dikeluarkan segera, ia akan menyerap ke dalam sistem edaran darah dan seterusnya disimpan di
dalam badan. Proses ini dipanggil autointoksikasi.

SPIRULINA mempunyai klorofil dan serat 2 kali ganda daripada alfafa yang boleh membantu
menghapuskan toksid, logam berat dan sembelit. Disamping itu juga, SPIRULINA mempunyai
vitamin B kompleks untuk merangsang pergerakan usus.

3. Detoksifikasi Ginjal

Setiap gangguan atau "over-work" pada ginjal akan mengakibatkan ginjal terganggu fungsinya.
Salah satunya ialah berlaku peradangan pada glomeruli. Ini menyebabkan aliran darah ke ginjal
sebagai alat penyaring sisa toksid yang membahayakan tubuh menurun sehingga 50%.
Pembuangan air kecil akan berkurangan sehingga separuh daripada pengeluaran normal.
MALAC merupakan herba diuretik yang akan merangsang pengeluaran air kecil serta
mempunyai kesan anti-peradangan. Selain daripada menghilangkan peradangan di buah
pinggang, ia juga mengurangkan peradangan prostate serta mengelakkan berlakunya
pembentukan batu karang di buah pinggang.

4. Detoksifikasi Darah

Manusia umumnya mempunyai lebih kurang 5 liter darah, tetapi isipadunya bergantung kepada
faktor umur, jantina, bangsa, diet, ketinggian dan berat badan. Darah mengangkut oksigen
kepada tisu-tisu badan dan mengangkut keluar bahan buangan.

OMEGA-3 berperanan meningkatkan sistem imuniti tubuh. Ia juga digunakan dengan efektif
untuk masalah Irritable Bowel Syndrom (IBS) seperti spastic colon dan mukos colitis
termasuklah masalah skencin. OMEGA-3 dan serat secara bersama mewujudkan keadaan baik
pada bowel. Ia juga akan meningkatkan fungsi sistem imuniti.

Kandungan EPA yang terdapat dalam OMEGA-3 akan bertindak ke atas himpunan lemak yang
terdapat di saluran arteri. Arteri dibersihkan dan seseorang itu akan terhindar daripada
arteriosclorosis dan tidak perlu menjalani pembedahan coronary bypass bagi membaiki sistem
peredaran darah. OMEGA-3 juga berperanan untuk mencairkan darah dan dengan itu peredaran
darah akan menjadi lebih lancar.

5. Detoksifikasi Sistem Limfotik

Sistem limfotik adalah mekanisme imunisasi yang penting dalam tubuh di mana pembuluh dan
nodus limfa membentuk jaringan unik ini. Nodus limfa tersusun secara berkelompok di
sekeliling tubuh, termasuk bahagian leher, ketiak dan groin. Tanpa sistem limfa, kita tidak
mampu bertahan lama. Sisa buangan dalam tubuh yang tidak dapat disingkirkan akan menimbun
dan seterusnya menyebabkan komplikasi dan kematian.

Dengan menggunakan MINYAK BUT-BUT sambil mengurut di bahagian ketiak, leher, dada
dan saliran di pangkal peha, kita sebenarnya mengalirkan cairan limfa ke nodus untuk
dimusnahkan oleh sel-sel limfotik
TANDA-TANDA DETOKSIFIKASI

Tanda-tanda ini menunjukkan keberkesanan herba melakukan proses detoksifikasi. Ia bukan


kesan sampingan tetapi merupakan proses kesembuhan sedang bermula dan herba sedang
melakukan proses penyingkiran toksid. Tanda-tanda ini tidak lama jika kita terus menggunakan
herba ubatan dan ingatlah bahawa pengubatan yang tidak dimulai dengan proses detoksifikasi
sukar untuk disembuhkan.

Sakit kepala terutama di belakang.


Keluar penyakit kulit.
Sakit pinggang.
Batuk dan berkahak.
Demam sedikit.
Selsema.
Sakit sendi dan kaki.
Muntah dan loya.

BAGAIMANA MELAKUKAN DETOKS?

Ada beberapa metode detoks yang sering dilakukan saat ini. Mulai dari yang alami seperti puasa
hingga yang menggunakan suplemen herba atau obat-obatan tertentu. Program detoks yang baik
harus dapat:

• menormalkan pH (kadar keasaman) pencernaan


• meringan beban fungsi enzim di pankreas
• melancarkan kerja empedu dan mencairkan cairan empedu
• mengurangi lemak dan penyumbatan pada liver
• membangun flora usus
• melancarkan pembuangan lendir dan ampas dari dinding usus agar penyerapan zat
makanan menjadi lebih baik
• membuang kotoran yang menyumbat saluran usus (catatan: penyumbatan pada usus
dapat mengakibatkan kanker usus)
• merangsang peristaltik usus agar pembuangan lebih lancar
• membersihkan darah
• membersihkan saluran kencing dan memperbaiki keseimbangan cairan tubuh
• melancarkan peredaran getah bening
• membuka pori-pri kulit
• mengeluarkan lendir dari paru-paru serta melancarkan pernapasan

Biasanya perlu waktu 6 – 12 bulan untuk mencapai semua itu, dan juga sangat bergantung pada
kondisi keracunan dan kedisiplinan setiap individu.

Metode detoks yang paling mudah dan aman adalah juice fasting, yaitu puasa menghindari
makanan padat dan pembentuk asam, dan hanya mengkonsumsi jus buah segar sepanjang hari
dalam porsi tertentu. Puasa ini aman bagi semua orang. Mereka yang menderita kanker stadium
lanjut, diabetes, atau gagal ginjal harus di bawah pengawasan ahli.Istirahat dan relaksasi sangat
penting dalam program detoks. Jika masih sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas lainnya,
sebaiknya tidak melakukan detoks. Laju metabolisme tubuh selama detoks akan menurun, begitu
pula suhu tubuh, tekanan darah, nadi, dan saluran pernapasan. Ini merupakan proses alamiah
karena tubuh akan melakukan penghematan energi dan sebagian besar energi akan lebih
dikonsentrasikan untuk proses pembuangan racun.

Proses keluarnya racun juga menimbulkan reaksi tidak nyaman pada tubuh, yang secara medis
dikenal sebagai gejala kemunduran (withdrawal symptoms). Beberapa gejala mirip dengan gejala
sakit atau sakaw pada pemakai narkoba yang sedang menjalani program pembersihan.
Sebaliknya, dalam paham pengobatan alami, gejala ini disebut krisis penyembuhan (healing
crisis). Gejala ini biasanya muncul pada hari ke-3 sejak dimulainya program detoks. Gejala yang
terasa biasanya hanya muncul satu hari saja. Kecuali gejala seperti flu (pengeluaran lendir
melalui saluran pernapasan) biasanya berlangsung lebih lama.

Beberapa hari setelah itu kita mulai merasa tidak kelaparan lagi, walaupun adakalanya muncul
gangguan seperti memikirkan makanan-makanan tertentu padahal perut sedang tidak lapar.
KRISIS PENYEMBUHAN

• Gejala demam atau flu


• Diare atau sebaliknya, malah mengalami sembelit (sulit buang air besar). Jika terjadi
sembelit, bisa dibantu dengan enema atau kolonhidroterapi/”cuci usus”.
• Nyeri otot atau sendi
• Sakit kepala atau migrain (umumnya pada perokok dan peminum alkohol)
• Mual-mual atau kembung
• Lesu
• Banyak mengeluarkan riak atau lendir
• Gatal-gatal atau berjerawat (jika sebelumnya mempunyai masalah dengan kulit
• Napas bau dan muncul lapisan tebal pada permukaan lidah (dapat dikerok dan
dibersihkan dengan sendok atau alat khusus pengerok lidah)
• Mudah merasa kedinginan (karena suhu tubuh menurun)
• Gangguan emosional (uring-uringan atau emosional)

MEKANISME DETOKS

Ada 2 mekanisme yang digunakan liver untuk mengeluarkan racun. Bagian pertama pada
detoks, disebut fase 1, adalah mengubah toksin menjadi entuk yang larut lemak. Secara alamiah
lemak akan segera mengikat toksin yang masuk ke dalam tubuh. Karena itu, toksin harus
dilepaskan dulu dari jaringan lemak.

Bagian kedua, disebut fase 2, mengubah toksin menjadi bentuk yang larut air agar toksin dapat
dikeluarkan melalui saluran usus dan urine. Dengan mekanisme ini, tidak akan ada racun yang
tersangkut atau tertinggal pada jaringan, termasuk jaringan otak dan saraf pusat. Toksin akan
keluar perlahan melalui aliran darah. Pada saat inilah biasanya gejala-gejala yang terasa seperti
penyakit, yakni gejala krisis penyembuhan (healing crises) itu muncul.

Pada setiap fase yang harus dilalui, pelaksanaan detoks ini sebaiknya dibantu dengan makanan
dan herba tertentu untuk menguatkan sel-sel organ vital dan kelenjar yang berperan pada proses
detoks.
PRAKTEK DETOKS YANG EFEKTIF

Program detoks tak bisa dilakukan sembarangan. Di antara sekian jenis program detoks, detoks
dengan jus buah (fruit juice fasting) adalah yang paling aman dan nyaman. Namun sebelum
melakukannya, pahami dulu aturannya. Apa yang harus dilakukan menjelang detoks? Berapa
lama waktu optimum menjalankan detoks? Reaksi apa yang mungkin timbul selama detoks?

USUS BESAR yang tidak sehat dan tidak lancar adalah sumber datangnya berbagai penyakit.
Sebagai saluran pembuangan yang menjadi tempat bertumpuknya ampas-ampas, usus besar
adalah organ pertama yang harus dibersihkan, sebelum tubuh melakukan proses detoks yang
akan dilakukan oleh hati/liver.

Usus besar memang tempat lewatnya ampas dan kotoran, sehingga memang tidak dapat
dikatakan sebagai tempat yang bersih. Yang dimaksudkan harus bersih dalam hal ini adalah
lancar. Aliran dalam saluran pembuangan harus lancar agar tidak terjadi penyumbatan, yang di
kemudian hari dapat menyebabkan kondisi keracunan dari dalam tubuh (otointoksikasi) dan
gangguan metabolisme.

PUASA: DETOKS YANG EFEKTIF

Ada banyak cara detoks. Sarapan buah di pagi hari, seperti metode Food Combining, saja sudah
dapat menimbulkan efek detoks. Tetapi di antara semua alternatif detoks yang ada, puasa
merupakan metode yang paling tua dalam sejarah, paling aman, dan paling efektif.
Metode yang paling direkomendasikan para ahli kesehatan alami maupun klinik-klinik puasa di
negara-negara Barat adalah puasa hanya minum air suling (disebut water fasting) atau puasa
hanya dengan minum jus buah atau jus sayuran saja (juice fasting).
Juice fasting dengan buah-buahan adalah pilihan detoks yang paling aman dan nyaman.
Kandungan gizi yang berlimpah dalam buah segar, termasuk enzim-enzim dan energinya, dapat
menurunkan intensitas pembersihan pada tingkat yang lebih nyaman.
Puasa dengan hanya minum air prosesnya lebih intensif karena akan membakar lebih banyak
kalori. Bagi pemula, water fasting hanya boleh dilakukan di klinik khusus yang mempraktekkan
terapi puasa dan di bawah pengawasan spesialis detoks.
PRINSIP-PRINSIP DETOKS

• Tinggalkan alat penimbang berat badan

Detoks bukan program penurunan berat badan. Penurunan berat badan hanyalah efek
sampingan detoks. Fokus detoks adalah kesehatan Anda. Artinya, metabolisme harus
baik atau lancar. Detoks memperbaiki metabolisme tubuh. Jika tubuh sehat tidak akan
ada kelebihan berat badan. Ingat, kelebihan berat badan bukan semata-mata karena
lemak, tetapi toksin! Berhasil tidaknya detoks mudah terlihat dari penampilan dan
tekstur kulit yang menjadi tampak muda dan segar, juga ukuran lingkar tubuh yang
mengecil tanpa kesan kurus kering.

• Tinggalkan hitungan kalori

Program detoks ini tidak perlu membuang Anda pusing dengan urusan hitunga-hitungan
kalori, karena Anda hanya akan mengkonsumsi jus buah. Buah adalah makanan rendah
kalori tetapi kaya energi. Dalam ilmu kesehatan modern, kalori juga dipahami sebagai
energi. Tetapi dari paham kesehatan alami, energi adalah tenaga atau power atau aura
yang terdapat pada makanan. Seperti aura pada manusia, aura pada tumbuh-tumbuhan
juga dapat dilihat dari kamera khusus. Sebaliknya, kalori lebih tepat didefinisikan sebagai
panas atau energi yang dibutuhkan untuk pembakaran. Buah disebut makanan rendah
kalori karena hampir tidak memerlukan energi tubuh untuk pembakarannya, sehingga
tubuh bisa lebih banyak menghemat energi. Energi ini yang sebenarnya berperan dalam
proses penyembuhan dan peremajaan pada sel-sel tubuh.
PERSIAPAN SEBELUM DETOKS

• Selama proses detoks berlangsung, sebagian besar energi akan difokuskan tubuh ke
proses pembuangan. Karena itu, tidak ada gunanya melakukan detoks jika masih
disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang menyita tenaga dan pikiran. Melakukan
detoks dalam kondisi demikian tidak akan membuat tubuh jadi sehat, tetapi justru
sebaliknya. Cari waktu yang baik untuk menjalankan detoks.
• Waktu menjalani detoks adalah 7-40 hari berturut-turut, bergantung pada kondisi setiap
orang. Bagi yang tidak biasa berpuasa, sebaiknya latihan dulu melakukan detoks
beberapa kali selama 3 hari berturut-turut. Harap diingat bahwa detoks 3 hari itu
hanya latihan. Karena proses pengeluaran toksin sendiri baru mulai pada hari ke-3. Dan
bagi yang berminat menjalankan detoks lebih dari 7 hari sebaiknya melakukan konsultasi
kesehatan lebih dulu dengan dokter atau ahli gizi yang menguasai terapi detoks.
• Agar tubuh lebih mudah beradaptasi dengan terapi detoks, 1-2 minggu sebelum
melakukan program detoks sebaiknya Anda mulai:
o Mengurangi makanan berlemak tinggi, seperti makanan gorengan, makanan
bersantan, protein hewani (termasuk susu ternak), dan karbohidrat olahan
terutama yang mengandung terigu dan gula pasir (termasuk minuman soda).
o Membatasi garam
o Menghindari alkohol, kafein, dan obat-obatan yang tak perlu
o Menghindari semua jenis makanan olahan industri (kalengan, instan, dll)
Pola makan pra-detoks ini juga bermanfaat menurunkan reaksi detoks
yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Mencoba ‘mencuri’ kesempatan
mengkonsumsi makanan/minuman yang harus dihindari, dapat menghambat
proses detoks yang sedang berjalan selama beberapa jam.

JENIS MAKANAN

Program detoks ini hanya memperkenalkan 5 jenis buah-buahan yang harus dikonsumsi dalam
bentuk jus. Mengapa harus jus? Karena dalam bentuk jus, kandungan zat-zat gizi pada buah lebih
mudah dicerna dan diserap tubuh. Karena tidak banyak serat yang masuk, pada beberapa orang
cara detoks seperti ini juga dapat menimbulkan sembelit (sulit buang air besar/BAB). Untuk
mengatasinya, dapat dilakukan enema (merangsang gerakan peristaltis usus dengan memasukkan
cairan melalui anus) atau kolon hidroterapi di klinik khusus. Tetatpi jika Anda banyak minum air
putih di antara waktu minum jus buah, risiko sembelit sangat kecil.

Jenis buah yang dibolehkan dalam program detoks ini hanya pepaya, apel, mangga, semangka,
nanas, dan jeruk nipis/lemon. Pilih buah yang segar dan sudah matang. Tidak perlu buah
impor, karena semakin dekat tempat tumbuh buah dengan tempat kita, kualitas gizinya semakin
baik untuk tubuh kita. Sedapat mungkinpilih buah-buahan organik (tidak tercemar pestisida dan
zat-zat kimia lainnya).

Jenis buah yang dikonsumsi dalam satu hari harus sama. Misalnya hari pertama hanya jus
pepaya saja sepanjang hari, lalu hari berikutnya hanya jus semangka saja, dan seterusnya. Cara
mengkonsumsi buah seperti ini hanya untuk memudahkan pengaturan pH dalam tubuh.
(Tambahan dari Wied Harry: Untuk jeruk nipis/lemon, peras airnya lalu campurkan ke dalam air
masak.)

PROGRAM

• Bangun tidur minum 1 gelas air putih dicampur perasan air jeruk dari ½ - 1 buah jeruk
nipis/lemon.
• Mulai dari pk. 07.00 minum 1 gelas jus buah setiap 2 jam sekali. Total jus buah yang
diminum 7-8 gelas sehari.
• Di antara waktu minum jus buah, minum air putih sebanyak dan semampu Anda.
REAKSI TUBUH SELAMA DETOKS

Selain reaksi-reaksi seperti penyakit, selama detoks tubuh akan memberikan reaksi-reaksi lain
yang sering mengejutkan bagi pemula. Bentuk reaksi dan kapan munculnya reaksi-reaksi
tersebut tidak sama pada setiap orang.

Reaksi-reaksi tersebut antara lain:

• Warna urine lebih keruh dan berbau tajam. Bagi mereka yang sepanjang hidupnya
banyak mengkonsumsi obat-obatan farmasi, bau obat akan ikut keluar bersama urine dan
kotoran (feses).
• Sering buang angin dengan bau sangat menusuk.
• Muncul keinginan kuat pada makanan, padahal setelah hari ke-3 sebenarnya tubuh sudah
tidak merasakan lapar lagi.
• Keluar banyak kotoran disertai lendir (mukus) yang cukup pekat. Pada program detoks
yang lebih panjang, tubuh akan mengeluarkan kotoran dari lapisan sel yang paling dalam.
Bentuk kotoran yang keluar biasanya lebih pekat dan berwarna mulai dari kehijauan
hingga kehitaman seperti ter/aspal cair. Program detoks baru dapat dikatakan sempurna
jika bentuk kotoran yang keluar sudah normal dan tidak ada lagi kotoran yang bentuknya
seperti ter tersebut.

CATATAN PENTING

• Cara mengkonsumsi minuman/makanan apa pun tidak boleh terburu-buru. Meskipun


bentuknya cair, air dan jus buah tetap harus diteguk pelan-pelan dan sedikit-sedikit saja.
Jadi, tidak ditenggak cepat-cepat, apalagi sekaligus. Minum atau makan terburu-buru
dapat menyebabkan beberapa proses yang harus dilakukan tubuh terhadap makanan,
terlewati. Makanan yang tidak terproses dengan baik akan mengalami pembusukan
sebelum waktunya. Padahal pembusukan makanan hanya boleh terjadi dalam usus besar
menjelang anus. Pembusukan dini biasanya sudah terjadi di usus duabelas jari.
• Jus buah yang diminum setiap kali harus baru. Jadi, tidak boleh membuat dan
menyimpan jus untuk satu hari sekaligus, misalnya.
• Jangan menunda minum jus setelah jus dibuat. Kualitas gizi dan energi pada jus buah
akan berkurang setelah 20 menit, apalagi jika dibiarkan terbuka dan terkena udara.

TIP

• Sebaiknya tidak mengkonsumsi obat dan suplemen apa pun selama menjalani detoks.
Obat dan suplemen bagaimana pun memiliki elemen yang bersifat racun. Tetapi bagi
mereka yang sedang menjalani pengobatan penyakit tertentu, pemakaian obat dapat
diatur agar tidak mengganggu proses detoks maupun tubuh mereka sendiri. Karena itu,
konsultasikan dahulu kesehatan Anda pada ahlinya.
• Sebaiknya tetap berolahraga teratur. Cukup olahraga ringan saja seperti jalan kaki,
lompat tali atau lompat-lompat kecil di atas trampolin, yoga, taichi, atau chikung.
Olahraga berguna melancarkan sirkulasi darah dan getah bening, dan secara tidak
langsung juga melancarkan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh.
• Boleh melakukan perawatan tubuh seperti pijat aromaterapi dan luluran (body scrub atau
penggelontoran kotoran dari permukaan kulit).

Anda mungkin juga menyukai