setidaknya dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik,
political will dan dinamika sosial. Political will disusul Singapura, Jepang dan Taiwan, India,
sebagai suatu produk dari eksekutif dan legislatif Cina, serta Malaysia. Indonesia menduduki
merupakan berbagai regulasi yang terkait dengan urutan ke-12, setingkat di bawah Vietnam
penyelenggaraan pendidikan diantaranya tertuang (Kompas,5/9/2001).
dalam Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1),
Kondisi ini menunjukan adanya hubungan yang
Pasal 31, dan Pasal 32 UUD 1945, maupun
berarti antara penyelenggaraan pendidikan
dalam regulasi derivatnya seperti UU No.2/1989
dengan kualitas pembangunan sumber daya
tentang Sisdiknas yang diamandemen menjadi
manusia indonesia yang dihasilkan selama ini,
UU No.20/2003, UU No.14/2005 tentang Guru
meskipun masih ada faktor-faktor lain yang juga
dan Dosen, PP No.19/2005 tentang Standar
mempengaruhinya.
Nasional Pendidikan, serta berbagai rancangan
UU dan PP yang kini tengah di persiapkan oleh
pemerintah (RUU BHP, RPP Guru, RPP Dosen,
RPP Wajib belajar, RPP Pendidikan Dasar dan
Menengah, dsb
Kedua, berlangsungnya kehidupan sosial yang indikator itupun hanya pada tiga mata pelajaran
berlandasakan sekulerisme telah menyuburkan saja (Matematika/Ekonomi, Bahasa Indonesia,
paradigma hedonisme (hura-hura), permisivisme Bahasa Inggris) yang ketiganya tersebut berbasis
(serba boleh), materialistik (money oriented), dan pada aspek kognitif (pengetahuan). Pemerintah
lainnya di dalam kehidupan masyarakat. Motif (Mendiknas) menilai bahwa UN sangat tepat
untuk menyelenggarakan dan mengenyam untuk dijadikan sebagai alat ukur standar
pendidikan baik oleh pemerintah maupun pendidikan, dan hasil UN sangat riil untuk
masyarakat saat ini lebih kepada tujuan untuk dijadikan alat meningkatkan mutu pendidikan
mendapatkan hasil-hasil materi ataupun (Senin 12/2/07. www.indonesia.go.id). Di sisi
keterampilan hidup belaka (yang tidak dikaitkan lain, aspek pembentukan kepribadian (shaksiyah)
dengan tujuan membentuk kepribadian yang utuh dalam diri siswa, tidak pernah menjadi
(shaksiyah) yang utuh berdasarkan pandangan indikator keberhasilan siswa dalam menempuh
syari’at islam). Hal ini dapat dilihat dalam UU suatu proses pendidikan, sekalipun dalam sekolah
Sisdiknas No.20/2003 pasal 3 yang menunjukan yang berbasis agama (lihat standar kompetensi
paradigma pendidikan nasional, dalam bab VI dan kelulusan siswa dalam PP No.19/2005).
menjelaskan tentang jalur, jenjang, dan jenis
Fenomena pergaulan bebas di kalangan remaja
pendidikan yang membedakan antara pendidikan
(pelajar) yang di antara akibatnya
umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
menjerumuskan para pelajar pada seks bebas,
keagamaan, dan khusus. Selain itu dapat pula
terlibat narkotika, perilaku sarkasme/kekerasan
dilihat dalam regulasi derivatnya seperti PP
(tawuran, perpeloncoan), dan berbagai tindakan
tentang SNP No.19/2005, RUU Wajib Belajar
kriminal lainnya (pencurian, pemerkosaan,
dan RUU BHP.
pembunuhan) yang sering kita dapatkan beritanya
Dalam paradigma materialistikpun indikator dalam tayangan berita kriminal di media massa
keberhasilan belajar siswa setelah menempuh (TV dan koran khususnya), merupakan sebuah
proses pendidikan dari suatu jenjang pendidikan keadaan yang menunjukan tidak relevannya
saat ini adalah dengan perlakuan yang sama sistem pendidikan yang selama ini
secara nasional pemerintah mengukurnya diselenggarakan dengan upaya membentuk
berdasarkan perolehan angka Ujian Nasional manusia indonesia yang berkepribadian dan
(UN) yang dahulu disebut sebagai Evaluasi berakhlak mulia sebagaimana dicita-citakan
Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS), dalam tujuan pendidikan nasional sendiri (Psl.2
Makalah problematika system pendidikan indonesia 6
UU No.20/2003), karena realitas justru sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah
memperlihatkan kontradiksinya. Siswa sebagai negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.
bagian dari masyarakat mendapatkan pendidikan
Selain itu dalam beberapa kebijakan operasional
di sekolah dalam rangka mempersiapkan mereka
sisdiknas yang dikeluarkan pemerintah ternyata
agar dapat lebih baik ketika menjalani kehidupan
kadangkala didukung pula oleh dana yang
di tengah-tengah masyarakat. Namun karena
jumlahnya tidak sedikit, meskipun dalam
kehidupan di tengah-tengah masyarakat secara
implementasinya banyak masyarakat yang
umum berlangsung dengan sekuler, ditambah lagi
menilai sering terjadi salah sasaran bahkan
dengan proses pendidikan dalam satuan
penyimpangan. Sebagai contoh kebijakan
pendidikan dalam kerangka sekulerisme juga,
Mendiknas, Bambang Sudibyo yang tetap
maka siklus ini akan semakin mengokohkan
melaksanakan UN pada tahun ajaran 2005/2006
kehidupan sekulerisme yang makin meluas.
ternyata berkaitan dengan dana yang tersedia
Ketiga, berlangsungnya kehidupan politik yang untuk program tersebut sangat besar, padahal
oportunistik telah membentuk karakter politikus berbagai aliansi masyarakat telah mengajukan
machiavelis (melakukan segala cara demi penolakan. Diantaranya, Koalisi Pendidikan yang
mendapatkan keuntungan) di kalangan eksekutif terdiri dari Lembaga Advokasi Pendidikan
dan legislatif termasuk dalam perumusan (LAP), National Education Watch (NEW),
kebijakan pendidikan indonesia. Perumusan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI),
Rancangan Undang-Undang Badan Hukum The Center for the Betterment Indonesia (CBE),
Pendidikan (RUU BHP) yang sudah berlangsung Kelompok Kajian Studi Kultural (KKSK),
sejak 2004 dinilai oleh pengamat ekonomi Tim Federasi Guru Independen Indonesia (FGII),
Indonesia Bangkit (TIB) Revrisond Bashwir Forum Guru Honorer Indonesia (FGHI), Forum
sebagai agenda kapitalisme global yang telah Aksi Guru Bandung (FAGI-Bandung), For-Kom
dirancang sejak lama oleh negara-negara donor Guru Kota Tanggerang (FKGKT), Lembaga
lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang- Bantuan Hukum (LBH-Jakarta), Jakarta Teachers
Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), and Education Club (JTEC), dan Indonesia
Pemerintah berencana memprivatisasi sektor Corruption Watch (ICW), berdasarkan kajian
pendidikan. Semua satuan pendidikan (sekolah) terhadap UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
kelak akan menjadi badan hukum pendidikan Pendidikan Nasional dan Kepmendiknas No.
(BHP) yang wajib mencari sumber dananya 153/U/2003 tentang Ujian Akhir Nasional,
Makalah problematika system pendidikan indonesia 7
sekira 693.700 orang atau 1,7%, (2) putus sekolah Bahkan, masih ada sekitar 9,6 persen penduduk
SD/MI ke SMP/MTs dan dari SMP/MTs ke berusia 15 tahun ke atas yang buta huruf.
jenjang pendidikan menengah mencapai 2,7 juta (www.republikaonline.com)
orang atau 6,7% dari total penduduk usia 7-15
2.2.2. Kerusakan Sarana/ Prasarana Ruang
tahun (Pusat Data dan Informasi
Kelas
Depdiknas,2003). Namun, baru-baru ini
pemerintah menyatakan optimismenya bahwa
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan
penuntasan wajib belajar akan berjalan sukses
salah satu faktor utama yang mempengaruhi
pada 2008. Keyakinan ini didasarkan atas
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.
indikator pencapaian APM SD dan APK SMP
Dengan adanya kerusakan sarana dan prasarana
pada akhir 2006 berturut-turut mencapai 94,73
ruang kelas dalam jumlah yang banyak, maka
persen dan 88,68 persen dari 95 persen target
bagaimana mungkin proses pendidikan dapat
yang dicanangkan pada 2008
berlangsung secara efektif?
(8/3/2007,www.tempointeraktif.com).
Sebagai contoh, problematika yang terjadi di
Kondisi ini sebenarnya belum menunjukan bahwa
Jawa Barat. Berdasarkan usulan yang
pemerintah telah berhasil dalam menyelesaikan
disampaikan Kabupaten/Kota se-Jawa Barat
problematika aksesibilitas pendidikan secara
Jumlah sarana/ prasarana sekolah yang
tuntas, karena indikator angka-angka di atas
mengalami kerusakan dan segera memerlukan
belum merepresentasikan aksesibilitas terhadap
rehabilitasi yaitu, kebutuhan rehabilitasi SD
seluruh warga negara usia sekolah SD dan SMP.
sebanyak 42.492 ruang kelas, MI sebanyak 6.523
ruang kelas, SMP sebanyak 6.767 ruang kelas,
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi
dan MTs sebanyak 2.729 ruang kelas.
Nasional (Susenas) 2004, menunjukkan bahwa
angka partisipasi sekolah anak usia 7-12 tahun
Menurut Kadisdik Jabar Dr. H. Dadang Dally,
adalah 96,77 persen, usia 13-15 tahun mencapai
M.Si (PR,15/07/2005), berdasarkan catatan beban
83,49 persen, dan anak umur 16-18 tahun 53,48
Provinsi Jabar untuk setiap tahun kebutuhan
persen. Hasil riset UNDP 2004, yang kemudian
biaya menambah dan merehabilitasi bangunan
dipublikasikan dalam Laporan Indeks
SD/MI saja butuh dana sebesar Rp 251 miliar,
Pembangunan Manusia Tahun 2006, juga
terdiri dari penambahan ruang kelas sebanyak
memperlihatkan gejala serupa. Rasio partisipasi
792 ruang senilai Rp 31,6 miliar, rehab total
pendidikan rata-rata hanya mencapai 68,4 persen.
Makalah problematika system pendidikan indonesia 9
ruang kelas sebanyak 4.317 ruang senilai Rp mencapai Rp 15 Milyar, bahkan jumlah tersebut
129,5 miliar dan rehabilitasi sedang ruang kelas masih dianggap kurang.
sebanyak 6.045 sebesar Rp 90,6 miliar.
2.2.3. Kekurangan Jumlah Tenaga Guru
Kemudian kebutuhan biaya untuk mencegah dan
menanggulangi DO pada tingkat SD/MI sebesar Guru sebagai pilar penunjang terselenggarannya
Rp 149,8 miliar. Dengan demikian untuk biaya suatu sistem pendidikan, merupakan salah satu
pembangunan dan rehabilitasi ditambah komponen strategis yang juga perlu mendapatkan
penanggulangan drop out SD/MI saja setiap perhatian oleh negara. Misalnya dalam hal
tahunnya mencapai Rp 410 miliar. Sedangkan penempatan guru, bahwa hingga sekarang ini
kemampuan anggaran pemerintah untuk jumlah guru dirasakan oleh masyarakat maupun
pembangunan pendidikan di Jabar hanya mampu pemerintah sendiri masih sangat kurang.
untuk mengantisipasi kedua hal tersebut. Adapun sebagai contoh dalam lingkup Jawa Barat saja
kemampuan daerah-daerah untuk pembangunan menurut Drs. H. Iim Wasliman, M.Pd., M.Si.
bidang pendidikan setiap tahunnya hanya antara (Kadisdik Jabar tahun 2002) bahwa kondisi
Rp 5 miliar sampai Rp 25 miliar, anggaran minimnya jumlah guru dibandingkan kebutuhan
tersebut hanya akan menjangkau kebutuhan yang ada sudah sering dilontarkan. Bukan hanya
minimal. di tingkat daerah, tapi juga telah menjadi
persoalan nasional. Di Jawa Barat sendiri, masih
Klaim bahwa pemerintah daerah di lingkungan
dibutuhkan sekira 64 ribu guru guna mengisi
jawa barat memiliki kemampuan yang terbatas
kekurangan di sekolah-sekolah. Dengan
dalam menyediakan anggaran pendidikan
perincian, 40 ribu guru untuk sekolah dasar (SD),
sebagaimana diungkapkan di atas, tentu
18 ribu untuk sekolah lanjutan tingkat pertama
merupakan koreksi bagi pemerintah itu sendiri,
(SLTP), 6 ribu untuk sekolah menengah umum
yaitu mengapa selama ini alokasi untuk program
(SMU), dan sekolah menengah kejuruan (SMK).
yang lain alokasinya cukup besar, tetapi untuk
Kurangnya jumlah guru ini jelas merupakan
program pendidikan jauh lebih kecil.
persoalan serius karena guru adalah ujung tombak
Sebagaimana misalnya dalam APBD Kota
pendidikan. Kekurangan tersebut membuat beban
Bandung 2007 alokasi anggaran untuk sebuah tim
guru semakin bertumpuk sehingga sangat
sepakbola Persib Bandung yang lebih bersifat
berpotensi mengakibatkan menurunnya kualitas
hobi dan penghamburan ketimbang suatu
pendidikan.
program pembangunan besarannya ternyata
Makalah problematika system pendidikan indonesia 10
Sementara itu Dany Setiawan mengungkapkan kebutuhan hidup minimum dan jaminan
bahwa saat ini terdapat masalah kekurangan guru kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan
sebanyak 88.500 lebih terutama untuk jenjang penghargaan, berbagai fasilitas untuk
pendidikan dasar di Jabar, sementara di sisi lain meningkatkan kompetensi, berbagai tunjangan
sebanyak 48.000 guru bantu tengah menanti seperti tunjangan profesi, fungsional, tunjangan
pengangkatan, dimana persoalan pengangkatan khusus bagi guru di daerah khusus, serta berbagai
guru menjadi pegawai negeri sipil (PNS) maslahat tambahan kesejahteraan.
merupakan wewenang pusat. Untuk sementara,
Undang-undang tersebut memang sedikit
melalui APBD pemprov jabar telah
membawa angin segar bagi kesejahteraan
menganggarkan tenaga guru bantu sementara
masyarakat pendidik, namun dalam realisasinya
yang diberikan tunjangan sebesar Rp 1 juta per
ternyata tidak semanis redaksinya. Sebagai
orang. Namun, jumlahnya yang hanya kurang
contoh, Kompas (6/2/2007) memberitakan bahwa
lebih 1.500 tentu saja masih belum bisa menutupi
sejumlah guru di Kota Bandung menyesalkan
kekurangan yang mencapai 80 ribu lebih.
pernyataan Menteri Pendidikan Nasional yang
2.3 Pengelolaan dan Efisiensi berencana memperberat penerimaan insentif rutin
dan mengaitkan dengan syarat sertifikasi.
Masalah pengelolaan dan efisiensi pendidikan
Pandangan keberatan ini beberapa di antaranya
diantaranya dikelompokan berdasarkan tiga hal
dilontarkan Ketua Persatuan Guru Republik
yaitu:
Indonesia (PGRI) Kota Bandung Kustiwa dan
Sekretaris Jendral Forum Aksi Guru Independen
2.3.1. Kinerja dan Kesejahteraan Guru Belum
(FAGI) Kota Bandung Iwan Hermawan.
Optimal
Keduanya sependapat, tunjangan fungsional tidak
Kesejahteraan guru merupakan aspek penting ada kaitan sama sekali dengan syarat sertifikasi
yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam guru. Hal ini karena keberadaan tunjangan
menunjang terciptanya kinerja yang semakin fungsional dan profesi secara prinsip sebetulnya
membaik di kalangan pendidik. Berdasarkan UU tidak saling terkait. Tunjangan fungsional lebih
No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 14 dianggap sebagai kebijakan yang melekat secara
sampai dengan 16 menyebutkan tentang Hak dan otomatis pada profesi guru, terlepas sejauhmana
Kewajiban diantaranya, bahwa hak guru dalam profesionalnya bersangkutan. Jadi, jelas berbeda
memperoleh penghasilan adalah di atas
Makalah problematika system pendidikan indonesia 11
dengan tunjangan profesi yang pada prinsipnya termasuk juga perlunya jaminan kesejahteraan
bertujuan memacu profesionalitas guru. bagi para pendidik agar dapat meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikan yang selama ini
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran
masih terpuruk. Dalam hal tunjangan, sudah
dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan
selayaknya guru mendapatkan tunjangan yang
Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi
manusiawi untuk memenuhi berbagai kebutuhan
Guru Independen Indonesia) pada pertengahan
hidupnya mengingat peranan dari seorang guru
tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji
yang begitu besar dalam upaya mencerdaskan
bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang,
suatu generasi.
pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar
Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru
honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per
2.3.2 Proses Pembelajaran Yang Konvensional
jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja,
banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan
Dalam hal pelaksanaan proses pembelajaran,
sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah
selama ini sekolah-sekolah menyelenggarakan
lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang
pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada.
ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS,
Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan sarana-
pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya
prasarana, ketersediaan dana, serta kemampuan
(Republika, 13 Juli, 2005). Permasalahan
guru untuk mengembangkan model pembelajaran
kesejahteraan guru biasanya akan berimplikasi
yang efektif.
pada kinerja yang dilakukannya dalam
melaksanakan proses pendidikan. Dalam PP No 19/2005 tentang standar nasional
pendidikan disebutkan dalam pasal 19 sampai
Guru sebagai tenaga kependidikan juga memiliki
dengan 22 tentang standar proses pendidikan,
peran yang sentral dalam penyelenggaraan suatu
bahwa proses pembelajaran pada satuan
sistem pendidikan. Sebagai sebuah pekerjaan,
pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
tentu dengan menjadi seorang guru juga
inspiratif, menyenangkan, menantang,
diharapkan dapat memperoleh kompensasi yang
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
layak untuk kebutuhan hidup. Dalam teori
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
motivasi, pemberian reward dan punishment yang
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
sesuai merupakan perkara yang dapat
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
mempengaruhi kinerja dan mutu dalam bekerja,
Makalah problematika system pendidikan indonesia 12
serta psikologis peserta didik. Adanya memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan yang belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
efektif dan efisien dalam proses pembelajaran. perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
Berdasarkan standar yang ditetapkan di atas,
berkelanjutan (ayat 1).
maka proses pembelajaran yang dilakukan antara
peserta didik dengan pendidik seharusnya harus Secara teknis, pengadaan buku pelajaran di
meninggalkan cara-cara dan model yang sekolah tidak lagi boleh dilakukan oleh sekolah
konvensional sehingga dapat mencapai tujuan dengan menjual buku-buku kepada siswa secara
pembelajaran secara efektif dan efisien bebas, melainkan harus sesuai dengan buku
sumber yag direkomendasikan oleh pemerintah.
Sudah selayaknya profesi sebagai seorang
Dalam tahun 2007 ini, pemerintah melalui Ketua
pendidik membutuhkan kompetensi yang
Satker Program Kompensasi Pengurangan
terintegrasi baik secara intelektual-akademik,
Subsidi (PKPS) Dana BOS buku 2007 akan
sosial, pedagogis, dan profesionalitas yang
dicairkan karena dana BOS buku tahun 2006
kesemuanya berlandaskan pada sebuah
sudah terserap semuanya. Meski dalam pelaporan
kepribadian yang utuh pula, sehingga dalam
serapan dana BOS buku 2006 belum masuk
menjalankan fungsinya sebagai pendidik
semua ke Satker PKPS BBM tingkat
senantiasa dapat mengembangkan model-model
kabupaten/kota. Unit cost untuk setiap siswa dari
pembelajaran yang efektif, inovatif, dan relevan.
BOS buku ini Rp 22.000 yang diperuntukkan
untuk membeli satu buah jenis buku. Jadi kalau
3. Jumlah dan Kualitas Buku Yang Belum
dijumlahkan dana BOS buku, baik untuk siswa
Memadai
tingkat SD maupun SMP sekitar Rp 131,088
miliar lebih. Selain itu, buku yang dibeli juga
Ketersediaan buku yang berkualitas merupakan
harus sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan
salah satu prasarana pendidikan yang sangat
pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan
penting dibutuhkan dalam menunjang
Nasional (Permendiknas) No. 11 Tahun 2005.
keberhasilan proses pendidikan. Sebagaimana
Jumlah penerbit yang telah mendapatkan
dalam PP No 19/2005 tentang SNP dalam pasal
sertifikat dan sesuai menurut Permendiknas No.
42 tentang Standar Sarana dan Prasarana
11 Tahun 2005 sebanyak 98 penerbit dan ratusan
disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib
Makalah problematika system pendidikan indonesia 13
judul buku. Ke-98 penerbit tersebut jika dirinci, yang ingin dicapai melalui pendirian BHP,
untuk penerbit buku matematika sebanyak 31 dengan menerapkan manajemen berbasis
penerbit, bahasa Indonesia sebanyak 45 penerbit, sekolah/madrasah pada pendidikan dasar dan
dan bahasa Inggris sebanyak 22 penerbit (www. menengah, serta otonomi pada pendidikan tinggi.
Klik-galamedia.com, 08 Februari 2007). Hanya dengan kemandirian, pendidikan dapat
menumbuhkembangkan kreativitas, inovasi,
2.3.4. Penyelenggaraan Otonomi Pendidikan
mutu, fleksibilitas, dan mobilitasnya.
jumlahnya melimpah sangat besar. Tetapi karena pendidikan, maka berdasarkan PP No.19/2005
selama ini penanganannya secara kapitalistik sebagaimana dalam pasal 13 bahwa:1) kurikulum
maka return dari kekayaan tersebut malah untuk SMP/MTs/ SMPLB atau bentuk lain yang
dirampas Oleh para ahli pemilik modal. sederajat, SMA/MA/SMALB atau bentuk lain
yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yang
2.3.5. Mutu SDM Pengelola Pendidikan sederajat dapat memasukan pendidikan
kecakapan hidup. 2) pendidikan kecakapan hidup
Sumber daya pengelola pendidikan bukan hanya
yang dimaksud meliputi kecakapan sosial,
seorang guru atau kepala sekolah, melainkan
kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional.
semua sumber daya yang secara langsung terlibat
dalam pengelolaan suatu satuan pendidikan.
Adapun kriteria penilaian hasil belajar dapat
Rendahnya mutu dari SDM pengelola pendidikan
dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan,
secara praktis tentu dapat menghambat
maupun pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh
keberlangsungan proses pendidikan yang
pendidik diatur dalam pasal 64 antara lain
berkualitas, sehingga adaptasi dam sinkronisasi
penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran
terhadap berbagai program peningkatan kualitas
agama, akhlak mulia, pendidikan
pendidikan juga akan berjalan lamban.
kewarganegaraan dan akhlak mulia dilakukan
Dengan memahami kerangka dasar
melalui: a. pengamatan terhadap perubahan
penyelenggaraan pendidikan nasional yang
perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan
berlandaskan sekulerisme, maka standar
afeksi dan kepribadian peserta didik, serta. b.
pengelolaan pendidikan secara nasionalpun akan
Ulangan, ujian, dan atau penugasan untuk
sejalan dengan sekulerisme tersebut, semisal
mengukur aspek kognitif peserta didik. Penilaian
adanya mekanisme MBS dan Otonomi PT
hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu
sebagaimana disebutkan di atas yang merupakan
pengetahuan dan teknologi diukur melalui
implementasi dari otonomi pendidikan.
ulangan, penugasan, dan atau bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
2.4 Relevansi pendidikan
antara proses pendidikan selama ini dengan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
pembentukan kepribadian siswa merupakan hal dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
yang dipertanyakan? Kasus tawuran antar pelajar, Pemerintah.
seks bebas, narkoba, dan berbagai masalah sosial Dalam PP No.19/2005 antara lain dalam pasal 6
lainnya merupakan indikator yang relevan untuk yang menyebutkan:1) kurikulum untuk jenis
mempertanyakan hal ini. pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
2.4.2. Pendidikan Yang Belum Berbasis Pada
atas kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
Masyarakat dan Potensi Daerah
mulia, kewarganegaraan dan akhlak mulia, ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani,
Struktur kurikulum yang ditetapkan berdasarkan
olahraga dan kesehatan. 6). Kurikulum dan
UU No.20/2003 dalam Pasal 36 tentang
silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain
Kurikulum menyebutkan: (1) Pengembangan
yang sederajat menekankan pentingnya
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
kemampuan dan kegemaran membaca dan
standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
menulis. Kecakapan berhitung, serta kemampuan
tujuan pendidikan nasional. (2) Kurikulum pada
berkomunikasi.
semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
Masyarakat dan lingkungan tempat tinggal
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
merupakan bagian yang terintegrasi dengan siswa
peserta didik. (3) Kurikulum disusun sesuai
sebagai peserta didik. Proses pendidikan yang
dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
sebenarnya tentu melibatkan peranan keluarga,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
lingkungan-masyarakat dan sekolah, sehingga
memperhatikan: a. peningkatan iman dan takwa;
jika salah satunya tidak berjalan dengan baik
b. peningkatan akhlak mulia; c. peningkatan
maka dapat mempengaruhi keberlangsungan
potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d.
pendidikan itu sendiri.
keragaman potensi daerah dan lingkungan; e.
tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f.
2.4.3 Belum Optimalnya Kemitraan Dengan
tuntutan dunia kerja; g. perkembangan ilmu
Dunia Usaha/ Dunia Industri
pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama; i.
Berkaitan dengan peranan masyarakat dalam
dinamika perkembangan global; dan j. persatuan
pendidikan dalam UU No.20/2005 Sisdiknas
nasional dan nilai-nilai kebangsaan. (4)
pasal 54 tentang Peran Serta Masyarakat Dalam
Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum
Makalah problematika system pendidikan indonesia 16
Salah satu bentuk nyata dari solusi mendasar itu Untuk menyelasaikan masalah-masalah cabang di
adalah mengubah total UU Sistem Pendidikan atas, diantaranya juga tetap tidak bisa dilepaskan
yang ada dengan cara menggantinya dengan UU dari penyelesaian masalah mendasar. Sehingga
Sistem Pendidikan (Syari’ah) Islam. Hal paling dalam hal ini diantaranya secara garis besar ada
mendasar yang wajib diubah tentunya adalah asas dua solusi yaitu:
sistem pendidikan. Sebab asas sistem pendidikan Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan
itulah yang menentukan hal-hal paling prinsipil mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan
dalam sistem pendidikan, seperti tujuan dengan sistem pendidikan, antara lain: sistem
pendidikan dan struktur kurikulum. ekonomi, sistem politik, sistem sosial, ideologi,
dan lainnya. Dengan demikian, penerapan
3.2 Solusi Untuk Permasalahan Derivat
ekonomi syari’ah sebagai pengganti ekonomi
kapitalis ataupun sosialis akan menyeleraskan
Seperti diuraikan di atas, selain adanya masalah
paradigma pemerintah dan masyarakat tentang
mendasar, sistem pendidikan di Indonesia juga
penyelenggaraan pendidikan sebagai salah satu
mengalami masalah-masalah cabang, antara lain :
bentuk kewajiban negara kepada rakyatnya
1) Keterbatasan aksesibilitas dan daya tampung,
dengan tanpa adanya pembebanan biaya yang
2) Kerusakan sarana dan prasarana,
memberatkan ataupun diskriminasi terhadap
3) Kekurangan tenaga guru,
masyarakat yang tidak memiliki sumber dana
4) Kinerja dan kesejahteraan guru yang belum
(capital). Penerapan sistem politik islam sebagai
optimal,
pengganti sistem politik sekuler akan
5) Proses pembelajaran yang konvensional,
memberikan paradigma dan frame politik yang
6) Jumlah dan kualitas buku yang belum
dilakukan oleh penguasa dan masyarakat sebagai
memadai,
bentuk perjuangan untuk menjamin terlaksananya
7) Otonomi pendidikan. Keterbatasan anggaran
pengaturan berbagai kepentingan ummat oleh
9) Mutu SDM Pengelola pendidikan
penguasa termasuk diantaranya dalam bidang
10) Life skill yang dihasilkan tidak sesuai
pendidikan. Sehingga bukan malah sebaliknya
kebutuhan
menyengsarakan ummat dengan memaksa
11) Pendidikan yang belum berbasis masyarakat
mereka agar melayani penguasa. Penerapan
Makalah problematika system pendidikan indonesia 18
sistem sosial yang islami sebagai pengganti dan prasarana yang layak dan berkualitas untuk
sistem sosial yang hedonis dan permisif akan menunjang proses belajar-mengajar. Penyusunan
mampu mengkondisikan masyarakat agar kurikulum yang berlandaskan pada nilai-nilai
memiliki kesadaran yang tinggi terhadap syari’ah (Al-Qur’an dan As-Sunnah). Melarang
kewajiban terikat pada hukum-hukum syari’at segala bentuk kapitalisasi dan komersialisasi
sehingga peran mereka dalam mensinergiskan pendidikan baik oleh pemerintah maupun
pendidikan di sekolah adalah dengan memberikan masyarakat, serta menjamin terlaksananya
tauladan tentang aplikasi nilai-nilai pendidikan pendidikan yang berkualitas dengan
yang diperoleh siswa di sekolah. menghasilkan lulusan yang mampu menjalani
kehidupan dunia dengan segala kemajuannya
Kedua, solusi teknis, yakni solusi untuk
(setelah menguasai ilmu pengetahuan dan
menyelesaikan berbagai permasalahan internal
keterampilan teknologi serta seni baik yang
dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.
berasal dari islam maupun hadharah ’am) dan
Diantaranya:
mempersiapkan mereka untuk mendapatkan
Secara tegas, pemerintah harus mempunyai
bagiannya dalam kehidupan di akhirat kelak
komitmen untuk mengalokasikan dana
dengan adanya penguasaan terhadap tsaqofah
pendidikan nasional dalam jumlah yang memadai
islam dan ilmu-ilmu keislaman lainnya.
yang diperoleh dari hasil-hasil eksploitasi sumber
daya alam yang melimpah yang merupakan milik 3.3 Solusi dari tokoh Pendidikan
ummat. Dengan adanya ketersediaan dana
Gurunya adalah putera daerah yang kompeten,
tersebut, maka pemerintahpun dapat
petani/peternak/pengrajin/pengusaha sukses di
menyelesaikan permasalahan aksesibilitas
daerahnya. Pemerintah/ Komunitas daerah hanya
pendidikan dengan memberikan pendidikan gratis
perlu merekrut 2 orang PAEDAGOGE dan
kepada seluruh masyarakat usia sekolah dan
PSIKOLOG per Kabupaten untuk menyusun
siapapun yang belum bersekolah baik untuk
kurikulum berbasis POTENSI BISNIS di daerah.
tingkat pendidikan dasar (SD-SMP) maupun
Perpustakaan difokuskan kepada pengembangan
menengah (SLTA), bahkan harus pula berlanjut
potensi daerah ini.Dengan begitu, pendidikan
pada jenjang perguruan tinggi. merekrut jumlah
atau sekolah benar2 menjadi tempat dimana
tenaga pendidik sesuai kebutuhan di lapangan
BUSINESS dilahirkan, dihidupkan dan
disertai dengan adanya jaminan kesejahteraan dan
diimplementasikan dalam dunia nyata untuk
penghargaan untuk mereka. Pembangunan sarana
menghidupkan Kesholehan Sosial dan
Makalah problematika system pendidikan indonesia 19
Kesholehan Ekonomi di Daerah. [Harry harus diperbaiki, pola mengajarnya juga harus
Santosa] diperbaiki. Bangsa dan negara ini juga
mempunyai andil dalam kesalahan besar terhadap
Tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi dari
dunia pendidikan di Indonesia. Maksud saya
guru/dosen yang harus ditingkatkan sebagai
adalah seolah-olah semua masalah besar pada
insentif dalam proses mengajar serta semakin
pendidikan dibebankan atau ditujukan kepada
banyak sekolah yang mempunyai fasilitas yang
Pemerintah saja, padahal itu adalah tanggung
memadai tetapi masih terlalu besar poverty gap
jawab seluruh rakyat Indonesia juga atau
antara sekolah di kota dan di desa." Prioritas yang
tanggung jawab kita bersama. Saya beri contoh,
paling mendesak dilakukan pemerintah saat ini
jika ada sesuatu yg tidak beres dalam tatanan
menurut Syamsul adalah perbaikan gaji,
dunia pendidikan seharusnya kita tanyakan dulu
perbaikan kurikulum, perbaikan
kepada diri kita sendiri tentang permasalahan itu,
peraturan/regulasi, dan pendistribusian subsidi
dan kita berusaha ikut berpartisipasi positif dan
pemerintah yang adil dan menyeluruh. Selain itu
aktif di dalam memajukan sistem pendidikan di
kemampuan guru dan dosen sendiri harus
Indonesia. Jangan hanya menyalahkan
ditingkatkan baik melalui intensive training dan
pemerintah saja. Dalam hal ini pemerintah itu
self-learning seperti research, menulis di jurnal
hanya memberikan rambu-rambu pendidikan
dll. Seharusnya hal-hal seperti inilah yang harus
yang fleksibel yang dapat kita rembukan atau
ditingkatkan oleh pemerintah untuk
diskusikan bersama untuk hal perubahan atau
meningkatkan mutu para pendidik itu sendiri.
penambahan di dalam rambu2 tersebut".
Good educators mean good education dan
diharapkan akan menghasilkan para lulusan yang Menurut Syamsul yang mengidolakan Mr.Peter
bermutu dan siap kerja. (Syamsul Arief O'Donnell salah satu senior lecturer di Monash
Rakhmadani,seorang staff pengajar di INTI University dulu, ada dua hal yang menjadi
College) tantangan terbesar bagi dunia pendidikan di
Indonesia menghadapi era globalisasi dunia
Mengutif dari DR.H.Arief
sekarang. Yang pertama adalah Teknologi.
Rahman,MPd,sebagai Executive Chairman of
Minimnya pengetahuan teknologi sangat
Indonesian National Commision untuk Lembaga
mempengaruhi kemampuan para edukator. Saya
PBB UNESCO ini, adalah Mutu Guru. Di mana
yakin bahwa banyak guru-guru yang tidak
kesejahteraan mereka para guru harus
mengetahui adanya internet sedangkan para
diperhatikan dan diperbaiki, akademisnya juga
Makalah problematika system pendidikan indonesia 20
• Blog:
www.tyasmm84.blogspot.com/2008/01/pr
ofesi-teknologi-pendidikan.html
• Harian surat Kabar Online:
http://www.sergaponline.com/berita
• Harian Bisnis indonesia: www.bisnis.com
• Harian Kompas Online:
www.kompas.com
• Harian Pikiran Rakyat Online:
http://www.pikiranrakyat.com