BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan pendidikan Islam sebagai pranata Sistem Pendidikan Nasional berperan sebagai
sarana sekaligus tujuan pembangunan nasional tidak dapat lepas dari perkembangan lingkungan
strategis, baik nasional maupun global. Pendidikan Islam harus dibangun dalam keterkaitannya secara
fungsional dengan berbagai bidang kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, lingkungan, serta teknologi
yang masing-masing memiliki persoalan dan tantangan yang semakin kompleks dan hubungan timbal-
balik. Berbagai kondisi empiris dari semua aspek itu harus diperhitungkan dengan cermat, agar
pendidikan Islam dapat membantu mengatasi berbagai persoalan bangsa dan mencapai kemajuan yang
setara dengan bangsa-bangsa lain. Dalam dimensi sektoral tersebut, pembangunan pendidikan Islam
tidak cukup hanya berorientasi pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka
menyiapkan tenaga kerja di bidang agama, tapi juga memungkinkan para lulusan lembaga pendidikan
Islam dapat mengisi lapangan kerja umum seperti di industri, perbankan, ataupun jasa komunikasi dsb.
Oleh karena itu, pembangunan pendidikan Islam ke depan harus lebih dilihat dalam perspektif
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang mengintegrasikan pendidikan tafaqquh fiddien dan
Meewwuujjuuddkkaann SSiisstteem
tafaqquh fiddunya, sebagaimana terformulasikan dalam Visi Pendidikan Islam; “M m
PPeennddiiddiikkaann AAggaam mm
maaaann IIssllaam
maa ddaann PPeennddiiddiikkaann KKeeaaggaam m PPeennddiiddiikkaann ttaaffaaqqqquuhh ffiiddddiieenn ddaann
meennjjaaddii SSiisstteem
PPeennddiiddiikkaann ttaaffaaqqqquuhh ffiidddduunnyyaa TTeerrppaadduu ddaann FFuunnggssiioonnaall uunnttuukk PPeenncceerrddaassaann,, PPeem
mbbuuddaayyaaaann ddaann
PPeem
mbbeerraaddaabbaann BBaannggssaa””
Dalam perspektif pendidikan tafaqquh fiddien, pendidikan Islam harus mampu menghasilkan
lulusan yang mampu menjadi subjek penggerak kegiatan sosial keagamaan yang dapat meredam konflik
horizontal yang bernuansa suku, ras, dan agama (SARA). Lembaga-lambaga pendidikan agama dan
keagamaan Islam harus mampu menjadi penggerak gerakan moral anti korupsi, anti narkoba, dan pusat
rehabilitasi mental bagi siapa saja yang menderita “penyakit hati” berat maupun ringan. Sementara itu,
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
dalam perspektif pendidikan tafaqquh fiddunya, lembaga pendidikan Islam harus mampu menjadi
penggerak kegiatan ekonomi, menghasilkan lulusan-lulusan yang handal dan mandiri, melalui
kemampuan kewirausahaan dan ketenagakerjaan. Bahkan lebih dari itu, lembaga pendidikan Islam dapat
mengambil peran lebih strategis dalam mengantarkan Indonesia mampu berkompetisi dengan bangsa lain
dalam era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-base economy). Dalam konteks inilah, perspektif
pendidikan tafaqquh fiddin bernuansa IPTEK akan menjadikan lembaga pendidikan Islam sebagai pusat
riset yang mampu menghasilkan produk-produk riset yang membawa bangsa Indonesia meraih
keunggulan dalam persaingan global.
Melalui penggabungan kedua perspektif pendidikan tersebut, diharapkan Pendidikan Islam dapat
memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional dengan mewujudkan apa yang diinginkan
yaitu membangun bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan
mandiri sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pendidikan Islam harus berfungsi membebaskan manusia dari belenggu yang menghambat
pengembangan seluruh potensi dirinya sehingga tumbuh dan berkembang sesuai dengan pandangan
universal pendidikan sepanjang hayat (long-life education) yang dilandasi oleh 4 pilar pendidikan Unesco,
yaitu: (a) learning to know, (b) learning to do, (c) learning to live together, dan (d) learning to be, untuk
kemanfaatan diri dan lingkungannya, Untuk itu perlu diupayakan peningkatan kapasitas dan kualitas
institusi pendidikan Islam pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan, serta pemberdayaan masyarakat
dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan kontributif bagi peningkatan kinerja
pendidikan nasional.
Berangkat dari analisis situasi terhadap isu-isu strategis sekaligus permasalahan dan tantangan
yang dihadapi tersebut, maka kebijakan strategis Seksi Pendis Kab. Lombok Utara mencakup berbagai
program dan sasaran yang ingin dicapai secara lebih realistis dengan pendekatan pembangunan yang
tepat sasaran. Integrasi dan harmonisasi antarprogram akan dilaksanakan agar efisiensi dan produktivitas
seluruh sektor dapat terwujud secara optimal. Dalam konteks ini, maka kebijakan strategis Pembangunan
Pendidikan Islam untuk beberapa tahun ke depan menggunakan tiga tema kebijakan utama, yaitu:
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
1. Memperluas akses bagi anak usia 0–6 tahun, baik laki-laki maupun perempuan untuk
memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki
dan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan dalam mengikuti pendidikan dasar
Islam.
2. Menghapus hambatan biaya (cost barriers) melalui pemberian bantuan operasional sekolah
(BOS) bagi semua siswa pada jenjang pendidikan dasar Islam pada madrasah yang dimiliki
oleh pemerintah atau masyarakat, yang besarnya dihitung berdasarkan unit cost per siswa
dikalikan dengan jumlah seluruh siswa pada jenjang tersebut. Di samping itu, dilakukan
kebijakan pemberian subsidi biaya personal terutama bagi siswanya berasal dari keluarga
miskin pada jenjang pendidikan dasar Islam melalui pemanfaatan BOS untuk tujuan
tersebut. Secara bertahap BOS akan dikembangkan menjadi dasar untuk penentuan satuan
biaya pendidikan Islam berdasarkan formula (formula-based funding) yang
memperhitungkan siswa miskin maupun kaya serta tingkat kondisi ekonomi daerah
setempat.
3. Membentuk ”RA/BA-MI dan MI-MTs Satu Atap” bagi daerah terpencil yang berpenduduk
jarang dan terpencar, dengan menambahkan ruang belajar MTs di MI untuk
menyelenggarakan program pendidikan MTs bagi lulusannya. Untuk mengatasi kesulitan
tenaga pengajar dalam kebijakan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan guru MI untuk
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
mengajar di MTs pada beberapa mata pelajaran yang relevan atau dengan meningkatkan
kompetensi guru sehingga dapat mengajar di MTs. Selain itu, dilakukan upaya
memaksimalkan fasilitas yang sudah ada, baik ruang kelas maupun bangunan sekolah
dengan membuat jaringan sekolah antara MTs dengan MI-MI yang ada di wilayah
layanannya (catchment areas) serta menggabungkan MI-MI yang sudah tidak efisien lagi.
4. Memperluas akses bagi anak usia sekolah 7–15 tahun, baik laki-laki maupun perempuan
yang tidak/belum terlayani di jalur pendidikan Islam formal untuk memiliki kesempatan
mendapatkan layanan pendidikan Islam di jalur nonformal bagi anak-anak yang
berkebutuhan khusus terutama untuk daerah-daerah yang tidak tersedia layanan pendidikan
Islam.
5. Memperluas akses bagi penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas baik laki-laki maupun
perempuan untuk memiliki kesempatan mendapatkan layanan pendidikan Islam keaksaraan
melalui jalur pendidikan Islam nonformal.
6. Memfasilitasi peran serta masyarakat dalam memperluas akses MA, khususnya pada
daerah-daerah yang memiliki lulusan MTs cukup besar. Di sisi lain dikembangkan MA
kejuruan, yaitu pendidikan Islam yang menyelenggarakan pendidikan Islam umum dan
kejuruan dalam satu satuan pendidikan. Bagi siswa yang berkebutuhan khusus, dilakukan
kebijakan strategis dalam melaksanakan program pendidikan Islam inklusif.
8. Memperhatikan secara khusus kesetaraan gender, pendidikan Islam untuk layanan khusus
di daerah terpencil dan daerah tertinggal, daerah konflik, perbatasan, dan lain-lain, serta
mengimplementasikannya dalam berbagai program secara terpadu.
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
10. Memanfaatkan secara optimal sarana radio, televisi, komputer dan perangkat teknologi
informasi dan komunikasi lainnya untuk digunakan sebagai media pembelajaran dan untuk
pendidikan Islam jarak jauh sebagai sarana belajar alternatif selain menggunakan modul
atau tutorial, terutama bagi daerah terpencil dan mengalami hambatan dalam transportasi,
serta jarang penduduk.
program (studi) pendidikan Islam untuk mencapai standar Pendidikan Islam. Standar-standar
tersebut digunakan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kinerja satuan dan
program pendidikan, mulai dari pendidikan Islam anak usia dini (PAUD), penuntasan Pendidikan
Dasar 9 tahun Islam (Wajar Dikdas), Pendidikan Menengah Islam, Pendidikan Islam Non-formal
(PNF), Peningkatan Pendidikan Agama dan Keagamaan, Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Manajemen Pelayanan Pendidikan, Pelayanan Kehidupan Beragama dan
Keberagamaan, Peningkatan Pemahaman, Penghayatan dan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan,
Pengembangan Lembaga-Lembaga Sosial dan Lembaga Pendidikan Keagamaan dan
Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan. Selain itu, peningkatan mutu
pendidikan Islam semakin diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada pendidikan
Islam formal maupun non-formal dalam rangka mewujudkan proses yang efisien, menyenangkan
dan mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan anak.
Upaya peningkatan mutu dan relevansi pendidikan Islam secara berkelanjutan akan
dilakukan oleh pemerintah daerah, dan satuan pendidikan Islam secara terpadu yang
pengelolaannya dikoordinasikan secara terpusat. Dalam pelaksanaannya koordinasi tersebut
didelegasikan Kandepag yang berkedudukan di Kabupaten. Manajemen mutu tersebut akan
dilaksanakan melalui kebijakan strategis sebagai berikut.
2. Melaksanakan evaluasi pendidikan Islam melalui ujian nasional yang dilakukan oleh
sebuah badan mandiri yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ujian nasional
mengukur ketercapaian kompetensi siswa berdasarkan standar kompetensi lulusan yang
ditetapkan secara nasional (benchmark). Hasil ujian nasional tidak merupakan satu-
satunya alat untuk menentukan kelulusan siswa pada setiap satuan pendidikan Islam
tetapi terutama sebagai sarana untuk melakukan pemetaan dan analisis mutu pendidikan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
Islam yang dimulai dari tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat
nasional.
3. Melaksanakan penjaminan mutu (quality assurance) melalui suatu proses analisis yang
sistematis terhadap hasil ujian nasional dan hasil evaluasi lainnya yang dimaksudkan
untuk menentukan faktor pengungkit dalam upaya peningkatan mutu, baik antar-satuan
pendidikan, antar kabupaten/kota, antar-provinsi, atau melalui pengelompokan lainnya.
Analisis dilakukan oleh pemerintah bersama pemerintah provinsi yang secara teknis
dibantu oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Islam (LPMP) pada masing-masing
wilayah. Berdasarkan analisis itu, diberikan intervensi terhadap satuan dan program (studi)
pendidikan Islam di antaranya melalui: pendidikan Islam dan pelatihan terutama
pengembangan proses pembelajaran efektif, pemberian bantuan teknis, pengadaan dan
pemanfaatan sumberdaya pendidikan, serta pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pendidikan. Disamping itu untuk mempercepat tercapainya pemerataan
mutu pendidikan Islam dilakukan pemberian subsidi yang diarahkan pada satuan
pendidikan Islam yang belum mencapai standar nasional.
Tujuan jangka panjang Seksi Pendidikan Agama islam adalah mendorong kebijakan
sektor agar mampu memberikan arah terhadap reformasi pendidikan Islam secara efektif, efisien
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
dan akuntabel. Kebijakan ini diarahkan pada pembenahan perencanaan jangka menengah
dengan menetapkan kebijakan strategis serta program-program yang didasarkan pada urutan
prioritas. Di samping itu, disusun pula pola-pola pendanaan bagi keseluruhan sektor berdasarkan
prioritas, baik dari sumber Pemerintah, pihak swasta maupun stakeholder lain di setiap tingkat
pemerintahan.
tingkat pemerintahan harus diarahkan pada peningkatan efisiensi pendidikan Islam sebagai
berikut.
2. Pada tingkat provinsi, pengembangan kapasitas harus lebih diarahkan pada peningkatan
institusi pengelola dalam melaksanakan fungsi dekonsentrasi, yaitu kemampuan provinsi
sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dalam mengelola pelaksanaan kegiatan yang
menjadi wewenang pusat, misalnya pengendalian mutu, penjaminan mutu, evaluasi dan
monitoring program, serta akreditasi. Kapasitas provinsi juga perlu ditingkatkan dalam
melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan antarkabupaten/kota.
3. Pada tingkat kabupaten/kota, perlu penguatan kapasitas dalam menyusun kebijakan, rencana
strategis dan operasional, sistem informasi dan sistem pembiayaan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan pendidikan. Kabupaten/kota berfungsi sebagai fasilitator yang
memberikan kemudahan dan otonomi yang lebih luas bagi satuan pendidikan Islam dalam
upaya mencapai kemandirian.
4. Pada pendidikan tinggi Islam, terutama dalam masa transisi dari sentralisasi menuju masa
otonomi, pengembangan kapasitas dilakukan kearah mewujudkan perguruan tinggi yang
memiliki keleluasaan untuk memberikan pelayanan pendidikan tinggi Islam yang bermutu
secara sehat dan akuntabel. Perguruan tinggi yang sehat memiliki kapasitas untuk merespon
linkungan yang berubah secara otonom dan unik.
5. Pada satuan pendidikan, penguatan kapasitas tercermin dari kemampuan satuan pendidikan
Islam dalam melaksanakan proses pembelajaran efektif untuk mencapai standar nasional
pendidikan. Untuk itu, perlu ditingkatkan kemampuan kepala sekolah, pendidik, dan tenaga
kependidikan Islam lainnya dalam memanfaatkan sumber daya pendidikan Islam agar
mendorong kegiatan belajar peserta didik secara optimal.
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana
strategis pembangunan Pendidikan Islam. Sistem ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai
berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui kegiatan dan/atau program pendidikan nasional
di setiap satuan, jenjang, jenis, dan jalur pendidikan secara berkala.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap kinerja satuan organisasi pengelola dan
penyelenggara pendidikan yang mencakup aspek teknis, administrasi dan pengelolaan kegiatan
dan/atau program pendidikan tersebut. Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan pada
hakekatnya untuk mengukur kesesuaian pencapaian indikator kinerja atau target kerja yang
ditetapkan dalam rencana jangka menengah, dengan target yang dapat dicapai melalui strategi
pelaksanaan tertentu. Oleh sebab itu, indikator kinerja yang digunakan memiliki kriteria yang
berlaku spesifik, jelas, relevan, dapat dicapai, dapat dikuantifikasikan, dan dapat diukur secara
obyektif serta fleksibel terhadap perubahan/penyesuaian.
1. Indikator masukan, yang mencakup antara lain kurikulum, siswa, dana, sarana dan
prasarana belajar, data dan informasi, pendidik dan tenaga kependidikan, gedung sekolah,
kelompok belajar, sumber belajar, motivasi belajar, kesiapan anak (fisik dan mental) dalam
belajar, kebijakan dan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku.
2. Indikator proses, yang meliputi antara lain lama waktu belajar, kesempatan mengikuti
pembelajaran, lama mengikuti pendidikan, jumlah yang putus sekolah, efektivitas
pembelajaran, mutu proses pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan.
3. Indikator keluaran, yang terdiri antara lain jumlah siswa yang lulus atau naik kelas, nilai-rata-
rata ujian, mutu lulusan yang naik kelas, dan jumlah siswa yang menyelesaikan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
BAB II
KEBIJAKAN, PROGRAM DAN STRATEGI PELAKSANAAN KEGIATAN SEKSI
PENDIDIKAN ISLAM
Kementerian Agama Kab. Lombok Utara di tahun 2010-2014 menetapkan 5 kebijakan yaitu : (1)
peningkatan kualitas kehidupan beragama; (2) peningkatan kualitas kerukunan umat beragama; (3)
peningkatan kualitas raudhatul athfal, madrasah, pendidikan agama, dan pendidikan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
keagamaan;Program Pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan akses, mutu, relevansi dan
daya saing serta tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan Pendidikan Islam.
Pencapaian tujuan program Pendidikan Islam ini dilakukan melalui sejumlah kegiatan strategis sebagai
berikut :
1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Islam
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
Tersedianya data dan informasi perencanaan
Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran
Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi keuangan
Meningkatnya kualitas pelayanan ketatalaksanaan, kepegawaian, serta tersedianya
peraturan perundang-undangan
Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran dan pelayanan umum
Keluaran (outputs) tersebut akan dicapai antara lain melalui koordinasi pelaksanaan tugas;
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi satuan organisasi; penyusunan rencana dan
program kegiatan; penyiapan dan pengolahan data; pengembangan sistem informasi;
penyusunan laporan dan evaluasi program serta akuntabilitas kinerja; pembinaan dan pelayanan
administrasi keuangan; penyusunan rencana dan pengelolaan keuangan; pelaksanaan anggaran
dan perbendaharaan; penyusunan laporan akuntansi dan verifikasi keuangan; pembinaan dan
pelayanan di bidang organisasi dan tatalaksana; pengelolaan kepegawaian; penyiapan peraturan
perundang-undangan;
Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan pengembangan sarana
prasarana MI termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal; pemanfaatan teknologi
informasi bagi kegiatan belajar-mengajar dan pengelolaan pendidikan; penyediaan bantuan
peningkatan mutu madrasah; peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi
masyarakat dan bantuan luar negeri; penilaian dan pemberian akreditasi; peningkatan kualitas
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
manajemen madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola pendidikan, selain itu pencapaian
kegiatan ini juga mencakup berbagai hal terkait pendidikan anak usia dini dan RA/BA.
Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan pengembangan sarana
prasarana MTs, termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal; pemanfaatan teknologi
informasi bagi kegiatan belajar-mengajar dan pengelolaan pendidikan; penyediaan bantuan
peningkatan mutu madrasah; peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi
masyarakat dan bantuan luar negeri; penilaian dan pemberian akreditasi; peningkatan kualitas
manajemen madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola pendidikan.
Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan pengembangan sarana
prasarana MA, pemanfaatan teknologi informasi bagi kegiatan belajar-mengajar dan
pengelolaan pendidikan; penyediaan bantuan peningkatan mutu madrasah; peningkatan mutu
kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi masyarakat dan bantuan luar negeri; penilaian
dan pemberian akreditasi; peningkatan kualitas manajemen madrasah; serta peningkatan mutu
tata kelola pendidikan.
5. Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah Bermutu
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi MI dan MTs
2) Tersalurkannya beasiswa bagi siswa miskin.
Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) bagi madarasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah; penyediaan beasiswa bagi
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
siswa berprestasi dan siswa miskin, termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal; serta
penyediaan safeguarding (monitoring, rakor, evaluasi) bagi BOS kabupaten/kota.
6. Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
2) Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan peningkatan kualifikasi
guru, pengawas dan tenaga kependidikan; penyediaan beasiswa dan bantuan pendidikan lainnya;
peningkatan kompetensi kepala madrasah; serta penyediaan tunjangan fungsional, profesi dan
purna bakti.
7. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Keagamaan Islam
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
Tersedia dan terjangkaunya layanan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok
Pesantren.
Meningkatnya mutu layanan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren.
Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok
Pesantren
Meningkatnya mutu tata kelola Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren
Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan BOS pada pondok pesantren
penyelenggara program Wajar Dikdas; penyediaan dan pengembangan sarana prasarana
Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren, termasuk di daerah bencana, terpencil
dan tertinggal; peningkatan mutu lulusan dan daya saing; penyaluran beasiswa; peningkatan
mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi masyarakat dan bantuan luar negeri;
pengembangan kemitraan dengan berbagai pihak; pengembangan Ma`had Aly pada pondok
pesantren; serta peningkatan mutu tata kelola pendidikan.
10. Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Pengawas Pendidikan Agama Islam
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agama Islam
2) Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agama Islam
Keluaran (outputs) ini dicapai antara lain melalui peningkatan kompetensi dan kualifikasi
pendidikan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agama Islam; penyediaan beasiswa dan
bantuan pendidikan lainnya bagi guru; peningkatan wawasan guru melalui program pertukaran
guru PAI; penyediaan subsidi tunjangan fungsional bagi guru PAI non-PNS; penyediaan
tunjangan profesi bagi guru PAI; dan tunjangan khusus bagi guru PAI di daerah terpencil.
BAB III
A. Lembaga Pendidikan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
jumlah MI di KLU sebanyak .............buah dengan rincian ..... Negeri dan ............. Swasta. Jumlah
guru PNS MI ............. orang, NON PNS MI................. dengan jumlah siswa .............. orang
.Rombongan Belajar berjumlah ........... dengan ruang kelas sebanyak ................. ruang. Jumlah
guru yang seharusnya ada dengan rumus “ jumlah rombongan belajar ditambah 1 kali jumlah
sekolah” , yaitu sebanyak ............ orang. Dengan demikian, jumlah kekurangan guru PNS MI di
LOMBOK UTARA sebanyak ....... orang. Angka Partisipasi Kasar (APK) MI tahun 2010/2011 telah
mencapai ............%, Angka Partisipasi Mumi (APM) telah mencapai ................ %. Angka Droup
Out (DO) sebesar ...................,Angka Mengulang Kelas sebesar ............., dan Angka Melanjutkan
dari MI Ke SLTP dan MTs, pondok pesantrean sebayak ....... Dari data yang dipaparkan diatas,
beberapa permasalahan pendidikan di MI adalah :
jumlah MA di LOMBOK UTARA hingga tahun 2010/2011 sebanyak .......... buah dengan jumlah
Rombongan Belajar ............ jumlah siswa keseluruhan sebanyak .............. orang dengan jumlah
guru sebanyak ........... orang.. Dengan demikian jumlah kekurangan guru sebanyak ……….. orang.
Angka Partisipasi Kasar (APK) MA sebesar ................ sedangakan Angka Partisipasi Murni (APM)
MA baru mencapai ............. Angka DO sebesar ………….
B. Aspek Manajeman
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
1) Kualitas relative rendah terutama dalam pengolahan data pendidikan dan pemanfaatan dalam
penyusunan program
2) Jumlah guru masih kurang pada semua lembaga pendidikan dengan semua sebarannya yang
tidak merata (kota-desa) dan masih tingginya persentase ketidaklayakan Mengajar dan
Standar Kulifikasi Ijazah,
3) Dalam melaksanakan tugas, masih mengandalkan petunju-petunjuk dalamn bentuk petunjuk
pelaksanaan maupun petunjk teknis,
4) Masih bervariasinya sikap dan persepsi pemerintah, Masyarakat dan Orang tua serta para
pengelola pendidikan untuk memiliki komitmen yang tinggi terhadap peningkatan alokasi dana
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
C. Analisis SWOT
Untuk mempertajam anlisis lingkungan guna memperoleh gambaran perihal kondisi obyektif, maka
terhadap faktor-faktor penentu keberhasilan pembangunan pendidikan di LOMBOK UTARA dianalisa
dengan metode analisis SWOT sebagai berikut :
Analisis SWOT
Untuk memperdalam analisis SWOT dimaksud, dilakukan analisis melalui Analisis Lingkungan
Internal (ALI) yang meliputi Kekuatan dan Kelemahan sara Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) yang
meliputi Peluang dan Ancaman, dan selanjutnya dapat diuraikan sebagi berikut :
Tingginya gairah kerja yang mencerminkan semangat LOMBOK UTARA untuk selalu
mengupayakan sosialisasi dan pemantapan sistim pendidikan berdasarkan prinsip
desentralisasi, demokratisasi, - dengan menerapkan Manajeman Peningkatan Mutu
Berbasis Madrasah - MPMBM.
Tersedianya dana yang bersumber dari APBD, APBN, dan BLN yang memungkinkan
program dan kegiatan Seksi Pendis Kemenag LOMBOK UTARA dapat diselenggarakan
sesuai dengan rencana.
Tersediany potensi SDM di Seksi Pendis Kemenag LOMBOK UTARA dan Madrasah .
2. Lingkungan Eksternal
BAB I
PENDIDIKAN MENENGAH
Pemberian Beasiswa bagi siswa miskin Jenjang MA
Bantuan Beasiswa
Belanja Bantuan Beasiswa
- Bantuan Beasiswa Miskin MA
- Bantuan Beasiswa Miskin Tingkat MA Anak PNS Gol 1 dan II
Rehabilitasi MA
Rehabilitasi Gedung
Belanja Bantuan Imbal Swadaya Sekolah/Lembaga/Guru
- Rehabilitasi Ruang Kelas MAS
Pembangunan Gedung Pendidikan
Pembangunan Gedung Pendidikan
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
- Renovasi Bertingkat
- Pembanguan Perpustakaan dan Pusat Sumber Belajar MA
Penyelenggaraan Ujian Bidang Studi Pada MA
Penyelenggaraan Ujian
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Penyelenggaraan UN Bidang Study Keagamaan MA
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan
- ATK
- Biaya Pengadaan dan Fotocopy
- Pencetakan dan Penulisan Sertifikat serta undangan
- Akomodasi dan Konsumsi [40 or x 5 hari x 2 Ank]
- Pembukaan dan Penutupan
- Evaluasi dan Pelaporan
- Dokumentasi
- Obat-obatan dan Orkes
Honor yang terkait Dengan Output Kegiatan
- Honor Ketua
- Honor Sekretaris
- Honor Anggota [3 Or x 2 Ank]
- Honor Penyusun Makalah
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Uang Saku Perserta [40 Or x 5 hari x 2 Ank]
Belanja Sewa
- Sewa Ruang Belajar/Aula [5 Hari x 2 Ank]
Belanja Jasa Provesi
- Honor Narasumber [8 JPL x 5 Hari x 2 Ank]
Belanja Perjalanan Biasa (DN)
- Transport Panitia [5 Org x 2 Ank]
Transport Peserta [40 Org x 2 Ank]
Transport Narasumber
- ATK
- Biaya Pengadaan dan Fotocopy
- Pencetakan dan Penulisan Sertifikat serta undangan
- Akomodasi dan Konsumsi [40 or x 3 hari x 1 Ank]
- Pembukaan dan Penutupan
- Evaluasi dan Pelaporan
- Dokumentasi
- Obat-obatan dan Orkes
- Honor Ketua
- Honor Sekretaris
- Honor Anggota [3 Or x 2 Ank]
- Honor Penyusun Makalah
- Uang Saku Perserta [40 Or x 3 hari x 1 Ank]
- Sewa Ruang Belajar/Aula [3 Hari x 1 Ank]
- Honor Narasumber [8 JPL x 3 Hari x 1 Ank]
- Transport Panitia [5 Org x 1 Ank]
Transport Peserta [40 Org x 1 Ank]
Transport Narasumber
Golongan IV / b
Pelayanan Publik Atau Birokrasi
Pendidikan/Pengajaran/Perkuliahan (Termasuk Paraktek)
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Pembinaan Pendidikan Agama Pada Sekolah Umum
Penyusunan/Pengumpulan/Pengolahan/Updating/Analisa Data
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Penyusunan/Pengumpulan/Pengolahan/Updating/Analisa Data
dan
Statistik
Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Penyusunan Program dan Rencana Kerja
Pembinaan/Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan
Belanja Perjalanan Biasa (DN)
Rapat Koordinasi/Konsultasi ke Jakarta
ESELON IV (KASI)
- Transport Jakarta PP ( 1 Orang X 1 Kl )
- Uang Harian ( 1 Org X 5 Hr X 1 Kl )
- Penginapan ( 1 Org X 3 Hr x 1 Kl )
Pembinaan Ke Kab./Kota se NTB
- Transport ke Kab. Se Pulau Sumbawa ( 3 org x 5 Kab/Kota )
- Uang Harian ( 3 Org X 3 Hr X 5 Kab/Kota )
- Penginapan ( 3 Org X 3 Hr X 5 Kab/Kota )
- Transport ke Kab. Se Pulau Lombok ( 5 org x 2 kali X 4 Kab/Kota )
- Uang Harian ( 5 Org X 2 Hr X 4 Kab/Kota )
Rapat-Rapat Koordinasi/Kerja/Dinas/Pimpinan/Klp.Kerja/Konsultasi
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Rapat-rapat Koordinasi/Konsultasi
Penelitian Klasifikasi, Registrasi, Penerapan Sistem Kearsipan
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Evaluasi/Penelitian Ijazah/STTB dan Pengesahan Salinan Ijazah
- Pembuatan Direktori PENDIS
- Pengadaan Kendaraan Operasional Penyuluh Pendidikan
- Penyuluh Pendidikan MI
- Penyuluh Pendidikan MTs
- Penyuluh Pendidikan MA