Anda di halaman 1dari 34

Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,

Pendidikan Agama dan Kegamaan

Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam


(Pendidikan Madrasah , Pendidikan Agama dan
Kegamaan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan pendidikan Islam sebagai pranata Sistem Pendidikan Nasional berperan sebagai
sarana sekaligus tujuan pembangunan nasional tidak dapat lepas dari perkembangan lingkungan
strategis, baik nasional maupun global. Pendidikan Islam harus dibangun dalam keterkaitannya secara
fungsional dengan berbagai bidang kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, lingkungan, serta teknologi
yang masing-masing memiliki persoalan dan tantangan yang semakin kompleks dan hubungan timbal-
balik. Berbagai kondisi empiris dari semua aspek itu harus diperhitungkan dengan cermat, agar
pendidikan Islam dapat membantu mengatasi berbagai persoalan bangsa dan mencapai kemajuan yang
setara dengan bangsa-bangsa lain. Dalam dimensi sektoral tersebut, pembangunan pendidikan Islam
tidak cukup hanya berorientasi pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka
menyiapkan tenaga kerja di bidang agama, tapi juga memungkinkan para lulusan lembaga pendidikan
Islam dapat mengisi lapangan kerja umum seperti di industri, perbankan, ataupun jasa komunikasi dsb.
Oleh karena itu, pembangunan pendidikan Islam ke depan harus lebih dilihat dalam perspektif
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang mengintegrasikan pendidikan tafaqquh fiddien dan
Meewwuujjuuddkkaann SSiisstteem
tafaqquh fiddunya, sebagaimana terformulasikan dalam Visi Pendidikan Islam; “M m
PPeennddiiddiikkaann AAggaam mm
maaaann IIssllaam
maa ddaann PPeennddiiddiikkaann KKeeaaggaam m PPeennddiiddiikkaann ttaaffaaqqqquuhh ffiiddddiieenn ddaann
meennjjaaddii SSiisstteem
PPeennddiiddiikkaann ttaaffaaqqqquuhh ffiidddduunnyyaa TTeerrppaadduu ddaann FFuunnggssiioonnaall uunnttuukk PPeenncceerrddaassaann,, PPeem
mbbuuddaayyaaaann ddaann
PPeem
mbbeerraaddaabbaann BBaannggssaa””

Dalam perspektif pendidikan tafaqquh fiddien, pendidikan Islam harus mampu menghasilkan
lulusan yang mampu menjadi subjek penggerak kegiatan sosial keagamaan yang dapat meredam konflik
horizontal yang bernuansa suku, ras, dan agama (SARA). Lembaga-lambaga pendidikan agama dan
keagamaan Islam harus mampu menjadi penggerak gerakan moral anti korupsi, anti narkoba, dan pusat
rehabilitasi mental bagi siapa saja yang menderita “penyakit hati” berat maupun ringan. Sementara itu,
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

dalam perspektif pendidikan tafaqquh fiddunya, lembaga pendidikan Islam harus mampu menjadi
penggerak kegiatan ekonomi, menghasilkan lulusan-lulusan yang handal dan mandiri, melalui
kemampuan kewirausahaan dan ketenagakerjaan. Bahkan lebih dari itu, lembaga pendidikan Islam dapat
mengambil peran lebih strategis dalam mengantarkan Indonesia mampu berkompetisi dengan bangsa lain
dalam era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-base economy). Dalam konteks inilah, perspektif
pendidikan tafaqquh fiddin bernuansa IPTEK akan menjadikan lembaga pendidikan Islam sebagai pusat
riset yang mampu menghasilkan produk-produk riset yang membawa bangsa Indonesia meraih
keunggulan dalam persaingan global.

Melalui penggabungan kedua perspektif pendidikan tersebut, diharapkan Pendidikan Islam dapat
memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional dengan mewujudkan apa yang diinginkan
yaitu membangun bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan
mandiri sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pendidikan Islam harus berfungsi membebaskan manusia dari belenggu yang menghambat
pengembangan seluruh potensi dirinya sehingga tumbuh dan berkembang sesuai dengan pandangan
universal pendidikan sepanjang hayat (long-life education) yang dilandasi oleh 4 pilar pendidikan Unesco,
yaitu: (a) learning to know, (b) learning to do, (c) learning to live together, dan (d) learning to be, untuk
kemanfaatan diri dan lingkungannya, Untuk itu perlu diupayakan peningkatan kapasitas dan kualitas
institusi pendidikan Islam pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan, serta pemberdayaan masyarakat
dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan kontributif bagi peningkatan kinerja
pendidikan nasional.

Berangkat dari analisis situasi terhadap isu-isu strategis sekaligus permasalahan dan tantangan
yang dihadapi tersebut, maka kebijakan strategis Seksi Pendis Kab. Lombok Utara mencakup berbagai
program dan sasaran yang ingin dicapai secara lebih realistis dengan pendekatan pembangunan yang
tepat sasaran. Integrasi dan harmonisasi antarprogram akan dilaksanakan agar efisiensi dan produktivitas
seluruh sektor dapat terwujud secara optimal. Dalam konteks ini, maka kebijakan strategis Pembangunan
Pendidikan Islam untuk beberapa tahun ke depan menggunakan tiga tema kebijakan utama, yaitu:
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

1. Pemerataan dan Perluasan Akses


Pemerataan dan perluasan akses pendidikan Islam ditujukan kepada upaya perluasan
daya tampung satuan pendidikan Islam yang sesuai dengan prioritas Kab. Lombok Utara , serta
memberikan kesempatan sama bagi seluruh peserta didik dari berbagai golongan masyarakat
yang berbeda baik secara sosial ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan
intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk
Kab.Lombok Utara untuk dapat belajar sepanjang hayat dalam rangka peningkatan daya saing
bangsa di era global.
Beberapa kebijakan strategis yang disusun dalam rangka memperluas pemerataan dan
akses pendidikan Islam adalah sebagai berikut.

1. Memperluas akses bagi anak usia 0–6 tahun, baik laki-laki maupun perempuan untuk
memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki
dan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan dalam mengikuti pendidikan dasar
Islam.

2. Menghapus hambatan biaya (cost barriers) melalui pemberian bantuan operasional sekolah
(BOS) bagi semua siswa pada jenjang pendidikan dasar Islam pada madrasah yang dimiliki
oleh pemerintah atau masyarakat, yang besarnya dihitung berdasarkan unit cost per siswa
dikalikan dengan jumlah seluruh siswa pada jenjang tersebut. Di samping itu, dilakukan
kebijakan pemberian subsidi biaya personal terutama bagi siswanya berasal dari keluarga
miskin pada jenjang pendidikan dasar Islam melalui pemanfaatan BOS untuk tujuan
tersebut. Secara bertahap BOS akan dikembangkan menjadi dasar untuk penentuan satuan
biaya pendidikan Islam berdasarkan formula (formula-based funding) yang
memperhitungkan siswa miskin maupun kaya serta tingkat kondisi ekonomi daerah
setempat.

3. Membentuk ”RA/BA-MI dan MI-MTs Satu Atap” bagi daerah terpencil yang berpenduduk
jarang dan terpencar, dengan menambahkan ruang belajar MTs di MI untuk
menyelenggarakan program pendidikan MTs bagi lulusannya. Untuk mengatasi kesulitan
tenaga pengajar dalam kebijakan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan guru MI untuk
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

mengajar di MTs pada beberapa mata pelajaran yang relevan atau dengan meningkatkan
kompetensi guru sehingga dapat mengajar di MTs. Selain itu, dilakukan upaya
memaksimalkan fasilitas yang sudah ada, baik ruang kelas maupun bangunan sekolah
dengan membuat jaringan sekolah antara MTs dengan MI-MI yang ada di wilayah
layanannya (catchment areas) serta menggabungkan MI-MI yang sudah tidak efisien lagi.

4. Memperluas akses bagi anak usia sekolah 7–15 tahun, baik laki-laki maupun perempuan
yang tidak/belum terlayani di jalur pendidikan Islam formal untuk memiliki kesempatan
mendapatkan layanan pendidikan Islam di jalur nonformal bagi anak-anak yang
berkebutuhan khusus terutama untuk daerah-daerah yang tidak tersedia layanan pendidikan
Islam.

5. Memperluas akses bagi penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas baik laki-laki maupun
perempuan untuk memiliki kesempatan mendapatkan layanan pendidikan Islam keaksaraan
melalui jalur pendidikan Islam nonformal.

6. Memfasilitasi peran serta masyarakat dalam memperluas akses MA, khususnya pada
daerah-daerah yang memiliki lulusan MTs cukup besar. Di sisi lain dikembangkan MA
kejuruan, yaitu pendidikan Islam yang menyelenggarakan pendidikan Islam umum dan
kejuruan dalam satu satuan pendidikan. Bagi siswa yang berkebutuhan khusus, dilakukan
kebijakan strategis dalam melaksanakan program pendidikan Islam inklusif.

7. Memperluas akses terhadap pendidikan Islam kejuruan di MA Kejuruan sesuai dengan


kebutuhan dan keunggulan lokal. Perluasan MA kejuruan ini dilaksanakan melalui
penambahan program pendidikan Islam kejuruan yang lebih fleksibel sesuai dengan
tuntutan pasar kerja yang berkembang. Di samping itu, dilakukan upaya penambahan
muatan pendidikan Islam keterampilan di MA bagi siswa yang akan bekerja setelah lulus.

8. Memperhatikan secara khusus kesetaraan gender, pendidikan Islam untuk layanan khusus
di daerah terpencil dan daerah tertinggal, daerah konflik, perbatasan, dan lain-lain, serta
mengimplementasikannya dalam berbagai program secara terpadu.
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

9. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi (KIE), serta advokasi kepada masyarakat


agar keluarga makin sadar akan pentingnya pendidikan Islam serta mau mengirimkan anak-
anaknya ke lembaga-lembaga pendidikan Islam dan mempertahankan anak-anaknya untuk
tetap bersekolah

10. Memanfaatkan secara optimal sarana radio, televisi, komputer dan perangkat teknologi
informasi dan komunikasi lainnya untuk digunakan sebagai media pembelajaran dan untuk
pendidikan Islam jarak jauh sebagai sarana belajar alternatif selain menggunakan modul
atau tutorial, terutama bagi daerah terpencil dan mengalami hambatan dalam transportasi,
serta jarang penduduk.

2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing


Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing di masa depan diharapkan dapat
memberikan dampak terhadap: (i) perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat
hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu, upaya peningkatan mutu dan
relevansi dapat; (ii) peningkatan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa; (iii) peningkatan
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan takwa
serta berahlak mulia, etika, wawasan kebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi estetika, dan
kualitas jasmani; dan (iv) pencapaian kecakapan akademik dan non-akademik yang lebih tinggi
yang memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat dalam berbagai
bidang baik ditingkat lokal, nasional maupun global.
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan Islam diarahkan pada pencapaian mutu
pendidikan Islam yang semakin meningkat yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
Islam (SNP). SNP meliputi berbagai komponen yang terkait dengan mutu pendidikan Islam
mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, sandar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Pemerintah memberikan intervensi kepada satuan-satuan dan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

program (studi) pendidikan Islam untuk mencapai standar Pendidikan Islam. Standar-standar
tersebut digunakan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kinerja satuan dan
program pendidikan, mulai dari pendidikan Islam anak usia dini (PAUD), penuntasan Pendidikan
Dasar 9 tahun Islam (Wajar Dikdas), Pendidikan Menengah Islam, Pendidikan Islam Non-formal
(PNF), Peningkatan Pendidikan Agama dan Keagamaan, Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Manajemen Pelayanan Pendidikan, Pelayanan Kehidupan Beragama dan
Keberagamaan, Peningkatan Pemahaman, Penghayatan dan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan,
Pengembangan Lembaga-Lembaga Sosial dan Lembaga Pendidikan Keagamaan dan
Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan. Selain itu, peningkatan mutu
pendidikan Islam semakin diarahkan pada perluasan inovasi pembelajaran baik pada pendidikan
Islam formal maupun non-formal dalam rangka mewujudkan proses yang efisien, menyenangkan
dan mencerdaskan sesuai tingkat usia, kematangan, serta tingkat perkembangan anak.
Upaya peningkatan mutu dan relevansi pendidikan Islam secara berkelanjutan akan
dilakukan oleh pemerintah daerah, dan satuan pendidikan Islam secara terpadu yang
pengelolaannya dikoordinasikan secara terpusat. Dalam pelaksanaannya koordinasi tersebut
didelegasikan Kandepag yang berkedudukan di Kabupaten. Manajemen mutu tersebut akan
dilaksanakan melalui kebijakan strategis sebagai berikut.

1. Mengembangkan dan menetapkan standar nasional pendidikan Islam sesuai dengan PP


SNP No. 19/2005, sebagai dasar untuk melaksanakan penilaian pendidikan, peningkatan
kapasitas pengelolaan pendidikan, peningkatan sumberdaya pendidikan, akreditasi satuan
dan program pendidikan, serta upaya penjaminan mutu pendidikan.

2. Melaksanakan evaluasi pendidikan Islam melalui ujian nasional yang dilakukan oleh
sebuah badan mandiri yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Ujian nasional
mengukur ketercapaian kompetensi siswa berdasarkan standar kompetensi lulusan yang
ditetapkan secara nasional (benchmark). Hasil ujian nasional tidak merupakan satu-
satunya alat untuk menentukan kelulusan siswa pada setiap satuan pendidikan Islam
tetapi terutama sebagai sarana untuk melakukan pemetaan dan analisis mutu pendidikan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

Islam yang dimulai dari tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat
nasional.

3. Melaksanakan penjaminan mutu (quality assurance) melalui suatu proses analisis yang
sistematis terhadap hasil ujian nasional dan hasil evaluasi lainnya yang dimaksudkan
untuk menentukan faktor pengungkit dalam upaya peningkatan mutu, baik antar-satuan
pendidikan, antar kabupaten/kota, antar-provinsi, atau melalui pengelompokan lainnya.
Analisis dilakukan oleh pemerintah bersama pemerintah provinsi yang secara teknis
dibantu oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Islam (LPMP) pada masing-masing
wilayah. Berdasarkan analisis itu, diberikan intervensi terhadap satuan dan program (studi)
pendidikan Islam di antaranya melalui: pendidikan Islam dan pelatihan terutama
pengembangan proses pembelajaran efektif, pemberian bantuan teknis, pengadaan dan
pemanfaatan sumberdaya pendidikan, serta pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pendidikan. Disamping itu untuk mempercepat tercapainya pemerataan
mutu pendidikan Islam dilakukan pemberian subsidi yang diarahkan pada satuan
pendidikan Islam yang belum mencapai standar nasional.

4. Melaksanakan akreditasi satuan dan/atau program pendidikan Islam untuk menentukan


status akreditasinya masing-masing. Penilaian dilakukan setiap lima tahun dengan
mengacu pada SNP. Akreditasi juga dapat menggunakan rata-rata hasil ujian nasional
dan/atau ujian sekolah sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan status akreditasi
tersebut. Hasil akreditasi dijadikan sebagai landasan untuk melakukan program
pengembangan kapasitas dan peningkatan mutu setiap satuan atau program pendidikan.
Pelaksanaan akreditasi ini akan dilakukan secara independen oleh Badan Akreditas
Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah
(BAN-SM), dan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal (BAN-PNF).

3. Peningkatan tata kelola pemerintahan Pemerintahan, Akuntabilitas, dan Pencitraan

Tujuan jangka panjang Seksi Pendidikan Agama islam adalah mendorong kebijakan
sektor agar mampu memberikan arah terhadap reformasi pendidikan Islam secara efektif, efisien
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

dan akuntabel. Kebijakan ini diarahkan pada pembenahan perencanaan jangka menengah
dengan menetapkan kebijakan strategis serta program-program yang didasarkan pada urutan
prioritas. Di samping itu, disusun pula pola-pola pendanaan bagi keseluruhan sektor berdasarkan
prioritas, baik dari sumber Pemerintah, pihak swasta maupun stakeholder lain di setiap tingkat
pemerintahan.

Pengelolaan pendidikan Islam Lombok Utara menggunakan pendekatan secara


menyeluruh dari sektor pendidikan Islam (sector-wide approach) yang bercirikan: (a) program
kerja disusun secara kolaboratif dan sinergis untuk menguatkan implementasi kebijakan pada
semua tingkatan, (b) reformasi institusi dilaksanakan secara berkelanjutan yang didukung
program pengembangan kapasitas, dan (c) perbaikan program dilakukan secara berkelanjutan
dan didasarkan pada evaluasi kinerja tahunan yang dilaksanakan secara sistematis dan
memfungsikan peran-peran stakeholder yang lebih luas.

Pemerintah melaksanakan pengembangan kapasitas institusi pendidikan Islam secara


sistemik dan terencana dengan menggunakan pendekatan keseluruhan sektor tersebut di atas.
Strategi pengembangan kapasitas lebih diarahkan pada proses manajemen perubahan secara
endogeneous atau perubahan yang didorong secara internal. Perubahan yang didorong secara
internal akan lebih menjamin terjadinya perubahan secara berkelanjutan, menumbuhkan rasa
kepemilikan, kepemimpinan, serta komitmen bersama.

Kebijakan Peningkatan tata kelola pemerintahan, Akuntabilitas dan Pencitraan meliputi


sistem pembiayaan berbasis kinerja baik di tingkat satuan pendidikan Islam maupun pemerintah
daerah, dan manajemen berbasis sekolah (MBS), untuk membantu pemerintah dan pemerintah
daerah dalam mengalokasikan sumberdaya serta memonitor kinerja pendidikan Islam secara
keseluruhan. Di samping itu, peran serta masyarakat dalam perencanaan, pengelolaan, dan
pengawasan kinerja pendidikan Islam ditingkatkan melalui peran komite madrasah/satuan
pendidikan Islam dan dewan pendidikan.

Kebijakan perwujudan peningkatan tata kelola pemerintahan pemerintahan yang sehat


dan akuntabel dilakukan secara intensif melalui sistem pengendalian internal (SPI), pengawasan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

masyarakat, serta pengawasan fungsional yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah


mengembangkan dan melaksanakan SPI pada masing-masing satuan kerja dalam mengelola
kegiatan pelayanan pendidikan Islam sehari-hari. Pengawasan fungsional dilakukan oleh
Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Keuangan RI, dan BPKP terhadap hasil pembangunan
pendidikan, sedangkan pengawasan masyarakat dilakukan langsung oleh individu-individu atau
anggota masyarakat yang mempunyai bukti-bukti penyalahgunaan wewenang. Sesuai dengan
kerangka pengaturan dan kerangka institusional, disusun kebijakan untuk mendorong terjadinya
penguatan kapasitas satuan dan program pendidikan Islam yang ada pada setiap tingkatan
pemerintahan. Penguatan kapasitas satuan atau program pendidikan Islam diorientasikan untuk
mencapai status kapasitas tertinggi suatu satuan pendidikan, yaitu jika dapat memenuhi atau di
atas SNP. Pengembangan kapasitas dilakukan untuk mendorong agar sebagian besar satuan
pendidikan Islam yang masih berada di bawah SNP secara bertahap akan diperkuat sehingga
mampu melampaui SNP. Bagi satuan-satuan pendidikan Islam yang sudah memenuhi SNP, akan
didorong untuk memacu mutunya lebih tinggi lagi hingga dapat mencapai standar Nasional
Pengembangan kapasitas diarahkan pada peningkatan kemampuan Kabupaten/kota
secara sistematis untuk memberikan pelayanan pendidikan Islam yang efektif dan akuntabel
sesuai dengan SNP. Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan pendidikan Islam pada
kabupaten/kota dikembangkan dan diremajakan indikator-indikator kinerja pengelolaan layanan
pendidikan, baik pada jalur formal maupun non-formal yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Dalam jangka menengah diperkuat kapasitas pengelolaan layanan pendidikan Islam terhadap
kabupaten/kota sehingga dapat menambah kabupaten/kota yang memiliki kapasitas pelayanan
sesuai dengan SNP.
Penguatan kapasitas pendidikan tinggi Islam dilakukan melalui pengembangan
mekanisme untuk mewujudkan kesehatan orgasisasi dan otonomi masing-masing perguruan
tinggi. Secara keseluruhan, upaya tersebut dilakukan dengan menetapkan sistem, mekanisme,
norma-norma, dan standar yang relevan yang dapat dijadikan acuan bagi masing-masing
perguruan tinggi untuk meningkatkan kesehatan institusinya. Pengembangan kapasitas bagi setiap
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

tingkat pemerintahan harus diarahkan pada peningkatan efisiensi pendidikan Islam sebagai
berikut.

1. Pada tingkat Pemerintah, prioritas pengembangan kapasitas mencakup penataan


kelembagaan, penguatan sistem advokasi strategis dan monitoring, perbaikan sistem
informasi kinerja dalam memetakan pencapaian SNP oleh satuan pendidikan Islam dan
pemerintah daerah.

2. Pada tingkat provinsi, pengembangan kapasitas harus lebih diarahkan pada peningkatan
institusi pengelola dalam melaksanakan fungsi dekonsentrasi, yaitu kemampuan provinsi
sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dalam mengelola pelaksanaan kegiatan yang
menjadi wewenang pusat, misalnya pengendalian mutu, penjaminan mutu, evaluasi dan
monitoring program, serta akreditasi. Kapasitas provinsi juga perlu ditingkatkan dalam
melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan antarkabupaten/kota.

3. Pada tingkat kabupaten/kota, perlu penguatan kapasitas dalam menyusun kebijakan, rencana
strategis dan operasional, sistem informasi dan sistem pembiayaan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan pendidikan. Kabupaten/kota berfungsi sebagai fasilitator yang
memberikan kemudahan dan otonomi yang lebih luas bagi satuan pendidikan Islam dalam
upaya mencapai kemandirian.

4. Pada pendidikan tinggi Islam, terutama dalam masa transisi dari sentralisasi menuju masa
otonomi, pengembangan kapasitas dilakukan kearah mewujudkan perguruan tinggi yang
memiliki keleluasaan untuk memberikan pelayanan pendidikan tinggi Islam yang bermutu
secara sehat dan akuntabel. Perguruan tinggi yang sehat memiliki kapasitas untuk merespon
linkungan yang berubah secara otonom dan unik.

5. Pada satuan pendidikan, penguatan kapasitas tercermin dari kemampuan satuan pendidikan
Islam dalam melaksanakan proses pembelajaran efektif untuk mencapai standar nasional
pendidikan. Untuk itu, perlu ditingkatkan kemampuan kepala sekolah, pendidik, dan tenaga
kependidikan Islam lainnya dalam memanfaatkan sumber daya pendidikan Islam agar
mendorong kegiatan belajar peserta didik secara optimal.
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

Dengan strategi-strategi tersebut di atas akuntabilitas publik dapat diwujudkan secara


sehat melalui peningkatan fungsi kontrol dari stakeholder pendidikan Islam dalam rangka
meningkatkan efisiensi layanan pendidikan. Diharapkan dalam lima tahun yang akan datang
informasi tentang kinerja satuan pendidikan Islam dapat diakses oleh keluarga dan masyarakat.
Pendidikan tinggi Islam didorong untuk menyediakan layanan informasi tentang penempatan kerja
lulusannya sebagai bagian dari akuntabilitas satuan pendidikan.
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi akan dimanfaatkan secara optimal untuk
membantu merealisasikan manajemen pendidikan Islam yang transparan dan akuntabel. Model
penerapannya dapat diwujudkan melalui media on-line yang memuat informasi dan laporan
perencanaan dan pelaksanaan kebijakan kepada publik atau stakeholder pendidikan Islam lainnya.
Dengan media tersebut, partisipasi masyarakat dalam bentuk usulan, kritik, atau informasi lainnya
dapat diakomodasi secara lebih mudah dan terbuka kepada pembuat kebijakan.

4. Sistem pemantauan dan evaluasi

Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana
strategis pembangunan Pendidikan Islam. Sistem ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai
berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui kegiatan dan/atau program pendidikan nasional
di setiap satuan, jenjang, jenis, dan jalur pendidikan secara berkala.

Pemantauan dan evaluasi dilakukan dalam konteks tatakelola (governacne) dan


desentralisasi pendidikan pada tingkat satuan pendidikan madrasah, pesantren, diniyah, dan
perguruan tinggi agama Islam, yang ditempuh melalui proses perancangan, perencanaan, dan
pelaksanaan pendidikan di tingkat pusat dan daerah. Proses ini sekaligus sebagai upaya
pemberdayaan sekaligus peningkatan kapasitas dan kapabilitas aparat pemantauan dan evaluasi
di berbagai tingkatan secara sinergis dan berkesinambungan, sehingga desentralisasi pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan Islam dapat dilaksanakan dengan baik di masa yang akan datang.
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap kinerja satuan organisasi pengelola dan
penyelenggara pendidikan yang mencakup aspek teknis, administrasi dan pengelolaan kegiatan
dan/atau program pendidikan tersebut. Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan pada
hakekatnya untuk mengukur kesesuaian pencapaian indikator kinerja atau target kerja yang
ditetapkan dalam rencana jangka menengah, dengan target yang dapat dicapai melalui strategi
pelaksanaan tertentu. Oleh sebab itu, indikator kinerja yang digunakan memiliki kriteria yang
berlaku spesifik, jelas, relevan, dapat dicapai, dapat dikuantifikasikan, dan dapat diukur secara
obyektif serta fleksibel terhadap perubahan/penyesuaian.

Mengingat bidang pendidikan mempunyai program pembangunan pendidikan yang


beragam, maka indikator kinerja yang diukur dapat bersifat fisik (misalnya: pembangunan
prasarana dan sarana fisik, angka partisipasi siswa, angka mengulang kelas, dan angka putus
sekolah) maupun nonfisik, misalnya, peningkatan nilai UN, serta kecerdasan dan perilaku peserta
didik. Berdasarkan sifat dari masing-masing jenis indikator kinerja maka diperlukan cara dan alat
ukur yang berbeda sesuai dengan sifat dan bentuk indikator yang akan diukur.

Kriteria SMART (specific, measurable, achievable, realistic, timebound) digunakan sebagai


dasar dalam mengembangkan indikator kinerja pendidikan yang terukur dan yang dapat dicapai
sebagai target/sasaran masing-masing program. Secara umum, terdapat empat jenis indikator
kinerja yang biasa digunakan sebagai acuan dalam pemantauan dan evaluasi atau pengukuran
kinerja organisasi, yaitu:

1. Indikator masukan, yang mencakup antara lain kurikulum, siswa, dana, sarana dan
prasarana belajar, data dan informasi, pendidik dan tenaga kependidikan, gedung sekolah,
kelompok belajar, sumber belajar, motivasi belajar, kesiapan anak (fisik dan mental) dalam
belajar, kebijakan dan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku.
2. Indikator proses, yang meliputi antara lain lama waktu belajar, kesempatan mengikuti
pembelajaran, lama mengikuti pendidikan, jumlah yang putus sekolah, efektivitas
pembelajaran, mutu proses pembelajaran, dan metode pembelajaran yang digunakan.
3. Indikator keluaran, yang terdiri antara lain jumlah siswa yang lulus atau naik kelas, nilai-rata-
rata ujian, mutu lulusan yang naik kelas, dan jumlah siswa yang menyelesaikan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

pembelajaran/naik kelas berdasarkan jenis kelamin.


4. Indikator dampak, yang antara lain berupa kemampuan/jumlah siswa yang melanjutkan
sekolah, jumlah siswa yang bisa bekerja di perusahaan atau usaha mandiri, jumlah angkatan
kerja berdasarkan tingkat pendidikan, dan pengaruh para lulusan terhadap mutu angkatan
kerja/lingkungan sosial, peran serta siswa dalam pembangunan lingkungan dan pengaruh
atau peran lulusan pendidikan dan pelatihan terhadap kehidupan masyarakat secara luas.

Sementara itu, seluruh dana pembangunan pendidikan berfungsi untuk memberi


dukungan finansial bagi pembiayaan pelaksanaan program pembangunan pendidikan Islam,
sehingga dapat memenuhi berbagai sasaran yang ditetapkan berdasarkan tiga arah kebijakan
pembangunan nasional bidang pendidikan: pertama, perluasan dan pemerataan akses pendidikan;
kedua, peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; ketiga, peningkatan tata kelola pemerintahan
(governance), akuntabilitas, dan pencitraan.

Rencana pembiayaan pembangunan pendidikan Islam dihitung berdasarkan struktur


pembiayaan oleh pemerintah yang terdiri dari 2 (dua) komponen biaya, yaitu Biaya Operasional
dan Biaya Investasi dengan komposisi sekitar 75 : 25. Tercakup dalam komponen Biaya
Operasional ialah, pertama, Biaya Administrasi Penyelenggaraan Pendidikan pada
Kabupaten/Kota (Kandep); dan kedua, Biaya Operasional Sub-sektor Pendidikan yang didasarkan
pada Program Pembangunan Pendidikan Islam. Biaya Investasi terdiri dari komponen pembiayaan
yang diklasifikasikan dalam tiga bentuk: pertama, peningkatan mutu, (quality improvement grant);
kedua, pengembangan sarana/prasarana (facility development); ketiga, pengembangan kapasitas
(capacity development grant) pengelolaan pendidikan. Baik biaya operasional maupun biaya
investasi dihitung sesuai dengan komitmen Pemerintah untuk memenuhi Standar Nasional
Pendidikan dengan memperhitungkan penggunaan seoptimal mungkin dana pemerintah dan
kontribusi swasta yang berorientasi pada peningkatan mutu manajemen, termasuk proporsi
kontribusi swasta/pemerintah yang makin tinggi pada Pendidikan Menengah .
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

BAB II
KEBIJAKAN, PROGRAM DAN STRATEGI PELAKSANAAN KEGIATAN SEKSI
PENDIDIKAN ISLAM

Kementerian Agama Kab. Lombok Utara di tahun 2010-2014 menetapkan 5 kebijakan yaitu : (1)
peningkatan kualitas kehidupan beragama; (2) peningkatan kualitas kerukunan umat beragama; (3)
peningkatan kualitas raudhatul athfal, madrasah, pendidikan agama, dan pendidikan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

keagamaan;Program Pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan akses, mutu, relevansi dan
daya saing serta tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan Pendidikan Islam.

Pencapaian tujuan program Pendidikan Islam ini dilakukan melalui sejumlah kegiatan strategis sebagai
berikut :
1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Islam
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
 Tersedianya data dan informasi perencanaan
 Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran
 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi keuangan
 Meningkatnya kualitas pelayanan ketatalaksanaan, kepegawaian, serta tersedianya
peraturan perundang-undangan
 Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran dan pelayanan umum
Keluaran (outputs) tersebut akan dicapai antara lain melalui koordinasi pelaksanaan tugas;
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi satuan organisasi; penyusunan rencana dan
program kegiatan; penyiapan dan pengolahan data; pengembangan sistem informasi;
penyusunan laporan dan evaluasi program serta akuntabilitas kinerja; pembinaan dan pelayanan
administrasi keuangan; penyusunan rencana dan pengelolaan keuangan; pelaksanaan anggaran
dan perbendaharaan; penyusunan laporan akuntansi dan verifikasi keuangan; pembinaan dan
pelayanan di bidang organisasi dan tatalaksana; pengelolaan kepegawaian; penyiapan peraturan
perundang-undangan;

2. Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Ibtidaiyah


Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan MI
3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan MI
4) Meningkatnya mutu tata kelola MI

Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan pengembangan sarana
prasarana MI termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal; pemanfaatan teknologi
informasi bagi kegiatan belajar-mengajar dan pengelolaan pendidikan; penyediaan bantuan
peningkatan mutu madrasah; peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi
masyarakat dan bantuan luar negeri; penilaian dan pemberian akreditasi; peningkatan kualitas
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

manajemen madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola pendidikan, selain itu pencapaian
kegiatan ini juga mencakup berbagai hal terkait pendidikan anak usia dini dan RA/BA.

3. Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Tsanawiyah


Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs);
2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan MTs;
3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan MTs;
4) Meningkatnya mutu tata kelola MTs.

Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan pengembangan sarana
prasarana MTs, termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal; pemanfaatan teknologi
informasi bagi kegiatan belajar-mengajar dan pengelolaan pendidikan; penyediaan bantuan
peningkatan mutu madrasah; peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi
masyarakat dan bantuan luar negeri; penilaian dan pemberian akreditasi; peningkatan kualitas
manajemen madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola pendidikan.

4. Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Aliyah


Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan Madrasah Aliyah (MA)
2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan MA
3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan MA
4) Meningkatnya mutu tata kelola MA

Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan pengembangan sarana
prasarana MA, pemanfaatan teknologi informasi bagi kegiatan belajar-mengajar dan
pengelolaan pendidikan; penyediaan bantuan peningkatan mutu madrasah; peningkatan mutu
kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi masyarakat dan bantuan luar negeri; penilaian
dan pemberian akreditasi; peningkatan kualitas manajemen madrasah; serta peningkatan mutu
tata kelola pendidikan.
5. Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah Bermutu
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi MI dan MTs
2) Tersalurkannya beasiswa bagi siswa miskin.
Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) bagi madarasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah; penyediaan beasiswa bagi
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

siswa berprestasi dan siswa miskin, termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal; serta
penyediaan safeguarding (monitoring, rakor, evaluasi) bagi BOS kabupaten/kota.
6. Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
2) Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan peningkatan kualifikasi
guru, pengawas dan tenaga kependidikan; penyediaan beasiswa dan bantuan pendidikan lainnya;
peningkatan kompetensi kepala madrasah; serta penyediaan tunjangan fungsional, profesi dan
purna bakti.
7. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Keagamaan Islam
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
 Tersedia dan terjangkaunya layanan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok
Pesantren.
 Meningkatnya mutu layanan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren.
 Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok
Pesantren
 Meningkatnya mutu tata kelola Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren

Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan BOS pada pondok pesantren
penyelenggara program Wajar Dikdas; penyediaan dan pengembangan sarana prasarana
Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren, termasuk di daerah bencana, terpencil
dan tertinggal; peningkatan mutu lulusan dan daya saing; penyaluran beasiswa; peningkatan
mutu kurikulum dan bahan ajar; peningkatan partisipasi masyarakat dan bantuan luar negeri;
pengembangan kemitraan dengan berbagai pihak; pengembangan Ma`had Aly pada pondok
pesantren; serta peningkatan mutu tata kelola pendidikan.

8. Penyediaan Subsidi Pendidikan Keagamaan Islam Bermutu


Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersedia dan tersalurkannya
BOS pada pendidikan keagamaan dan beasiswa bagi santri berprestasi.
Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyaluran BOS pada satuan pendidikan
keagamaan dan penyediaan beasiswa bagi santri berprestasi.

9. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Agama Islam pada Sekolah


Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:


1) Tersedianya layanan pendidikan agama Islam pada sekolah
2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan agama Islam pada sekolah;
3) Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama peserta didik.
Keluaran (outputs) tersebut dicapai antara lain melalui penyediaan dan pengembangan sarana
prasarana Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah, termasuk di daerah bencana, terpencil
dan tertinggal; pembentukan dan peningkatan kapasitas Kelompok Kerja Guru (KKG),
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas)
Pendidikan Agama Islam; peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar PAI; pengembangan
standar model PAI pada sekolah; serta peningkatan partisipasi dan kemitraan sekolah,
masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pengembangan PAI.

10. Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan Pengawas Pendidikan Agama Islam
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agama Islam
2) Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agama Islam

Keluaran (outputs) ini dicapai antara lain melalui peningkatan kompetensi dan kualifikasi
pendidikan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agama Islam; penyediaan beasiswa dan
bantuan pendidikan lainnya bagi guru; peningkatan wawasan guru melalui program pertukaran
guru PAI; penyediaan subsidi tunjangan fungsional bagi guru PAI non-PNS; penyediaan
tunjangan profesi bagi guru PAI; dan tunjangan khusus bagi guru PAI di daerah terpencil.

BAB III

KONDISI UMUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN


PENDIDIKAN MADRASAH DI LOMBOK UTARA

A. Lembaga Pendidikan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

1. Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah

jumlah MI di KLU sebanyak .............buah dengan rincian ..... Negeri dan ............. Swasta. Jumlah
guru PNS MI ............. orang, NON PNS MI................. dengan jumlah siswa .............. orang
.Rombongan Belajar berjumlah ........... dengan ruang kelas sebanyak ................. ruang. Jumlah
guru yang seharusnya ada dengan rumus “ jumlah rombongan belajar ditambah 1 kali jumlah
sekolah” , yaitu sebanyak ............ orang. Dengan demikian, jumlah kekurangan guru PNS MI di
LOMBOK UTARA sebanyak ....... orang. Angka Partisipasi Kasar (APK) MI tahun 2010/2011 telah
mencapai ............%, Angka Partisipasi Mumi (APM) telah mencapai ................ %. Angka Droup
Out (DO) sebesar ...................,Angka Mengulang Kelas sebesar ............., dan Angka Melanjutkan
dari MI Ke SLTP dan MTs, pondok pesantrean sebayak ....... Dari data yang dipaparkan diatas,
beberapa permasalahan pendidikan di MI adalah :

1) Jumlah guru yang belum memadai


2) Angka DO masih terlalu tinggi
3) Angka mengulang kelas yang cukup tinggi, dan
4) Angka melanjutkan ke SLTP/MTs relatf rendah.
2. Pendidikan Madrasah Tsanawiyah
Jumlah MTS di LOMBOK UTARA hingga tahun 2010/2011sebanyak …… buah. Jumlah
rombongan belajar ………… dengan jumlah kelas ……….. ruang. Jumlah siswa keseluruhan
sebanyak ………… orang dengan jumlah guru …………… orang.. Dengan demikian julah
kekurangan guru MTS sebanyak …………. orang. Angka Partisipasi Pasar (APK) MTS termasuk
mencapai 75,42 %. Angka Partisipasi Murni (APM) MTs sebanyak 60,10 %. Angka melanjutkan
sebesar ................. Angka mengulang kelas ................ %, dan Angka DO sebesar .......... Angka
melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi sebesar .............

3. Pendidikan Madrasah Aliyah

jumlah MA di LOMBOK UTARA hingga tahun 2010/2011 sebanyak .......... buah dengan jumlah
Rombongan Belajar ............ jumlah siswa keseluruhan sebanyak .............. orang dengan jumlah
guru sebanyak ........... orang.. Dengan demikian jumlah kekurangan guru sebanyak ……….. orang.
Angka Partisipasi Kasar (APK) MA sebesar ................ sedangakan Angka Partisipasi Murni (APM)
MA baru mencapai ............. Angka DO sebesar ………….

B. Aspek Manajeman
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

Sejalan dengan berlakunya otonomi pendidikan, manajemen pendidikan di LOMBOK UTARA


msih pada tahap transisi dan manajemen yang sentralistik ke desentralistik pendidikan di sebagian
lembaga pendidikan masih bersifat sentralistik terutama di tingkat persekolahan ( Kepala Madrasah,
Guru, dan Tenaga Kependidikan ). Komponen manajemen berupa Sumber Daya Manusia yang
merencanakan dan melaksanakan program pendidikan di LOMBOK UTARA mempunyai cirri :

1) Kualitas relative rendah terutama dalam pengolahan data pendidikan dan pemanfaatan dalam
penyusunan program
2) Jumlah guru masih kurang pada semua lembaga pendidikan dengan semua sebarannya yang
tidak merata (kota-desa) dan masih tingginya persentase ketidaklayakan Mengajar dan
Standar Kulifikasi Ijazah,
3) Dalam melaksanakan tugas, masih mengandalkan petunju-petunjuk dalamn bentuk petunjuk
pelaksanaan maupun petunjk teknis,
4) Masih bervariasinya sikap dan persepsi pemerintah, Masyarakat dan Orang tua serta para
pengelola pendidikan untuk memiliki komitmen yang tinggi terhadap peningkatan alokasi dana
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
C. Analisis SWOT

Untuk mempertajam anlisis lingkungan guna memperoleh gambaran perihal kondisi obyektif, maka
terhadap faktor-faktor penentu keberhasilan pembangunan pendidikan di LOMBOK UTARA dianalisa
dengan metode analisis SWOT sebagai berikut :

Analisis SWOT

Kekuatan (Strengths) Kelemahan ( Weaknesses)

• Tersedianya tenaga kependidikan (Guru, • Persebaran tenega kependidikan yang


Kepala Madrasah ) dan tenaga non kurang merata dan Sistem manajemen
kependidikan. yang memadai belum banyak dipahami
• Tersedianya sarana dan prasarana dan diimplementasikan terutma di tingkat
pendidikan sekolah.
• Sistim manajemen pendidikan yang makin • Banyak saran dan prsarana pendidikan
terbuka yang dari segi kualitas dan kuantitas sudah
kurang memadai sehingga untuk
menunjang pendidikan yang bermutudan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

releven masih kurang.


• Sikap dan komitmen pemerintah
Kabupaten/Kota terhadap pendidikan
masih bervariasi.
• Sikap profesionalisme pelaksana
pendidikan masih rendah
• Kualifikasi dan kopetensi pengelola
pendidikan terutama Gurudan Kepala
Sekolah masih kurang.
Dana penyelenggara pendidikan terutama
untuk peningkatan mutu dan relevansi
masih terbatas.

Peluang ( Oportunities) Ancaman ( Threat)

• Motivasi tenega kependidikan terhadap • Jumlah penduduk usia sekolah


bebagai inovasi pendidikan makin tinggi. • Masih tingginya angka DO dan Angka
• Makin tingginya perhatian pmerintah Melanjutkan
terhadap pendidikan. • Kualits mutu pendidikan yang masih
• Tersediany dana-dana bantuan baik berup rendah
subsidi maupun Block grand . • Kondisi social ekonomi masyarakat relative
• Kesadaran dan partisipas masyarakat rendah
terhadap pendidikan makin tinggi • Pemukiman penduduk yang menyebar
• Dukungan berbagi organisasi seperti LSM, • Masih belum pulihnya krisisyang
dan lembaga pendidikan keagamaan cukup berdampak pada berbagai segi kehidupan
tinggi masyarakat
• Banyaknya anak yang berkelainan yang
belum tertampung pada lembaga sekolah.
• Tingkat kesejahteraan guru yang relative
masih rendah
• Ketahanan budaya masyarakat untuk
menghadapi budaya materialistic masih
rendah.
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

Untuk memperdalam analisis SWOT dimaksud, dilakukan analisis melalui Analisis Lingkungan
Internal (ALI) yang meliputi Kekuatan dan Kelemahan sara Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) yang
meliputi Peluang dan Ancaman, dan selanjutnya dapat diuraikan sebagi berikut :

1. Analisis Lingkungan Iternal

1.1. Kekuatan (Strengths)

 Tingginya gairah kerja yang mencerminkan semangat LOMBOK UTARA untuk selalu
mengupayakan sosialisasi dan pemantapan sistim pendidikan berdasarkan prinsip
desentralisasi, demokratisasi, - dengan menerapkan Manajeman Peningkatan Mutu
Berbasis Madrasah - MPMBM.

 Adanya konsistensi dan kesinambungan upaya peningkatan penuntasan Wajar Tahun


melalui Gerakan Nasional oleh Pemerintah dan Masyarakat.

 Tersedianya dana yang bersumber dari APBD, APBN, dan BLN yang memungkinkan
program dan kegiatan Seksi Pendis Kemenag LOMBOK UTARA dapat diselenggarakan
sesuai dengan rencana.

 Tersedianya sarana dan fasilitas pendidikan yang tersebar di LOMBOK UTARA .

 Tersedianya tenaga kependidikan baik jalur sekolah, maupun luar sekolah

 Tersediany potensi SDM di Seksi Pendis Kemenag LOMBOK UTARA dan Madrasah .

 Tersedianya tenaga kependidikan yang tersebar diseluruh LOMBOK UTARA untuk


melaksanakan proram yang berorientasi pada aspek hidup dan kelangsungan kehidupan.

 Tersedianya jaringan komunikasi dan informasi untuk pengembangan model pembelajaran


(sistim radio komunikasi) terutama didaerah yang secara topografi dan geografi sulit
dijangkau

2. Lingkungan Eksternal

2.1. Peluang (Opportunities)

a. adanya gejala peningkatan kesadaran masyarakat tentang pembiayaan pendidikan.


b. Adanya potensi individual anak yang dapat dikebangan melalui program akselerasi dan
eskalasi pendidikan.
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

c. Berkembangnya pendidikan dan meningkatnya kesadaran edukasi orang tua yang


memiliki anak cacat fisik dan mental untuk menyekolahkan anaknya.
d. Adanya potensi penyediaan sarana prasarana dan sumber belajar.
2.2. Ancaman (Thereat)

a. Pemerintah belum memprioritaskan anggaran pembagunan pendidikan sebagai salah


satuwujud kesadaran investansi insani jika dibandingkan dengan tingginya anggaran
pembangunan di sector lainnya.
b. Kurang lancarnya proses pengembangan karier tenaga kependidikan.
c. Terbatasnya kemampuan orang tua dalam pembiayaan pendidikan.
d. Berkembangnya sikap apatis masyarakat.
e. Rendahnya kualitas kelulusan terutama lulusan Madrasah yang dianggap belum memenuhi
standar etos kerja dan lemahnya kemampuan berbahas asing dan kemampuan teknologi
f. Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya Pendidikan .
g. Tidak semuanya permasalahan pendidikan dapat diatasi sendiri oleh Seksi Pendis
Kemenag LOMBOK UTARA

BAB I

PROGRAM KERJA PENDIS KEMENAG LOMBOK UTARA TAHUN 2014

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Bantuan Untuk Orsos / Yayasan / LS


Belanja Bantuan Langsung (Block Grant)
Sekolah/Lembaga/Guru
-
Bantuan Penyel. Pendidikan Pada TK/RA
Pengadaan Buku-Buku Perpustakaan
Belanja Modal Fisik Lainnya
Pengadaan Buku Perpustakaan Pada
- TK/RA
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

Pendidikan dan Pelatihan Tekhnis ;


Belanja Barang Operasional Lainnya
Pelatihan Kepala dan Guru RA/BA, Lembaga Pendidikan
- Keagamaan
Workshop/Sosialisai/Seminar
- Work Shop Pengembangan Pembelajaran bagi Guru TK/RA
Belanja Bahan
- ATK
- Biaya Pengadaan dan Fotocopy
- Pencetakan dan Penulisan Sertifikat serta undangan
- Akomodasi dan Konsumsi [40 or x 5 hari x 2 Ank]
- Pembukaan dan Penutupan
- Evaluasi dan Pelaporan
- Dokumentasi
- Obat-obatan dan Orkes
Honor yang terkait Dengan Output Kegiatan
- Honor Ketua
- Honor Sekretaris
- Honor Anggota [3 Or x 2 Ank]
- Honor Penyusun Makalah
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Uang Saku Perserta [40 Or x 5 hari x 2 Ank]
Belanja Sewa
- Sewa Ruang Belajar/Aula [5 Hari x 2 Ank]
Belanja Jasa Provesi
- Honor Narasumber [8 JPL x 5 Hari x 2 Ank]
Belanja Perjalanan Biasa (DN)
- Transport Panitia [5 Org x 2 Ank]
Transport Peserta [40 Org x 2 Ank]
Transport Narasumber
Bantuan Penunjang Kegiatan
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru
- Bantuan Pengembangan Alat dan Sumber Belajar RA/BA dan
Lembaga Pendidikan Keagamaan
- Bantuan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana RA/BA dan
Lembaga Pendidikan Keagamaan
- Bantuan Pemberdayaan Pengelola RA/BA dan
Lembaga Pendidikan Keagamaan

WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN

Penyelenggaraan Kegiatan Wajar Dikdas pada MI/MTs


- Administrasi Kegiatan
Honor Yang Terkait Dengan Operasional Satuan Kerja
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

- Honor Pejabat Pembuat Komitmen


- Honor Pemegang Uang Muka Kegiatan/BPP
- Honor Staf Pengelola [5 Org x 12 Bln]
Belanja Bahan
- Belanja Bahan ATK
Pembinaan/Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan
Belanja Perjalanan Biasa (DN)
A - Konsultasi Pusat
- Transport Jakarta PP ( 1 Orang X 4 Kl )
- Uang Harian ( 1 Org X 3 Hr X 4 Kl )
- Penginapan ( 1 Org X 3 Hr 4 Kl )
ESELON IV (KASI)
- Transport Jakarta PP ( 5 Orang X 1 Kl )
- Uang Harian ( 5 Org X 5 Hr X 1 Kl )
- Penginapan ( 5 Org X 3 Hr x 1 Kl )
B - Pembinaan dan Pemantauan Daerah
- Transport ke Kab. Se Lombok Utara ( 2org x 5 Kab/Kota )
- Uang Harian ( 2 Org X 2 Hr X 5 Kec )
Penyelenggaraan Ujian Bidang Studi Pada MI/MTS
Penyelenggaraan Ujian
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Penyelenggaraan UNAS Bid.Studi Keagamaan MI/MTS

Monitoring Bos Tk. Kab. Kota


Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pendidikan
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Operasional BOS Tk. Kab./Kota
- Sosialisasi Kepala Madrasah
- Monev Pelaksanaan Bos
Beasiswa Untuk Siswa Miskin MI
Bantuan Beasiswa
Belanja Bantuan Beasiswa
- Bantuan Beasiswa siswa miskin tingkat MI
- Bantuan Beasiswa siswa miskin MI Anak PNS Gol I dan II
Beasiswa Untuk Siswa Miskin MTs
Bantuan Beasiswa
Belanja Bantuan Beasiswa
- Bantuan Beasiswa siswa miskin tingkat MTs
- Bantuan Beasiswa siswa miskin MTs Anak PNS Gol I dan II
Penyediaan BOS Jenjang Pendidikan Dasar
Bantuan Operasional Sekolah MI
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru
- Bantuan Operasional Sekolah MI Khusus Kota
- Bantuan Operasional Sekolah MI Khusus Kabupaten
Bantuan Operasional Sekolah MTs
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

- Bantuan Operasional Sekolah MTs Khusus


- Penyelenggara UN Bidang Study Keagamaan MI/MTs

PEMBANGUNAN UNIT SEKOLAH BARU MI/MTS


PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
- Pembangunan Gedung MTs
Pengadaan Meublair
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
- Pengadaan Meublair Gedung Pengendali Pendidikan
Narmada
REHABILITASI MI/MTS
Rehabilitasi Gedung
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Bantuan Imbal Swadaya Sekolah/Lembag
- Rehabilitasi Ruang Kelas MTsS
- Rehabilitasi Ruang Kelas MIS

PENDIDIKAN MENENGAH
Pemberian Beasiswa bagi siswa miskin Jenjang MA
Bantuan Beasiswa
Belanja Bantuan Beasiswa
- Bantuan Beasiswa Miskin MA
- Bantuan Beasiswa Miskin Tingkat MA Anak PNS Gol 1 dan II
Rehabilitasi MA
Rehabilitasi Gedung
Belanja Bantuan Imbal Swadaya Sekolah/Lembaga/Guru
- Rehabilitasi Ruang Kelas MAS
Pembangunan Gedung Pendidikan
Pembangunan Gedung Pendidikan
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
- Renovasi Bertingkat
- Pembanguan Perpustakaan dan Pusat Sumber Belajar MA
Penyelenggaraan Ujian Bidang Studi Pada MA
Penyelenggaraan Ujian
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Penyelenggaraan UN Bidang Study Keagamaan MA
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

PENINGK. MUTU PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


Pembinaan/Koordinasi/Pelaksanaan Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan
Monitoring dan Evaluasi
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Operasional Peningkatan Mutu (sertivikasi) Tk. Provinsi
- Operasional Peningkatan Mutu (sertivikasi)Tk. Kab/Kota
Pengembangan Pendidikan Kesetaraan
Block Grant KKG/MGMP
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru
- Bantuan Pemberdayaan Pokjawas
- Bantuan Pemberdayaan KKM MI
- Bantuan Pemberdayaan KKM MTs
Bantuan Pemberdayaan KKM MA
Penyelenggaraan Sosialisasi/Workshop/Desiminasi
Penyelenggaraan Sosialisasi/Workshop/Desiminasi
- Orientasi Supervisi Pengawas
Belanja Bahan
- ATK
- Biaya Pengadaan dan Fotocopy
- Pencetakan dan Penulisan Sertifikat serta undangan
- Akomodasi dan Konsumsi [40 or x 2 hari x 1Ank]
- Pembukaan dan Penutupan
- Evaluasi dan Pelaporan
- Dokumentasi
- Obat-obatan dan Orkes
Honor yang terkait Dengan Output Kegiatan
- Honor Ketua
- Honor Sekretaris
- Honor Anggota [3 Or x 1Ank]
- Honor Penyusun Makalah
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Uang Saku Perserta [40 Or x 2 hari x 2 Ank]
Belanja Sewa
- Sewa Ruang Belajar/Aula [2 Hari x 1 Ank]
Belanja Jasa Provesi
- Honor Narasumber [8 JPL x 2 Hari x 1Ank]
Belanja Perjalanan Biasa (DN)
- Transport Panitia [5 Org x 2 Ank]
Transport Peserta [40 Org x 2 Ank]
Transport Narasumber

- Workshop Guru Mapellum Madrasah


Belanja Bahan
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

- ATK
- Biaya Pengadaan dan Fotocopy
- Pencetakan dan Penulisan Sertifikat serta undangan
- Akomodasi dan Konsumsi [40 or x 5 hari x 2 Ank]
- Pembukaan dan Penutupan
- Evaluasi dan Pelaporan
- Dokumentasi
- Obat-obatan dan Orkes
Honor yang terkait Dengan Output Kegiatan
- Honor Ketua
- Honor Sekretaris
- Honor Anggota [3 Or x 2 Ank]
- Honor Penyusun Makalah
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Uang Saku Perserta [40 Or x 5 hari x 2 Ank]
Belanja Sewa
- Sewa Ruang Belajar/Aula [5 Hari x 2 Ank]
Belanja Jasa Provesi
- Honor Narasumber [8 JPL x 5 Hari x 2 Ank]
Belanja Perjalanan Biasa (DN)
- Transport Panitia [5 Org x 2 Ank]
Transport Peserta [40 Org x 2 Ank]
Transport Narasumber

- Orientasi Manajemen Kepala Madrasah


Belanja Bahan
- ATK
- Biaya Pengadaan dan Fotocopy
- Pencetakan dan Penulisan Sertifikat serta undangan
- Akomodasi dan Konsumsi [40 or x 3 hari x 1 Ank]
- Pembukaan dan Penutupan
- Evaluasi dan Pelaporan
- Dokumentasi
- Obat-obatan dan Orkes
Honor yang terkait Dengan Output Kegiatan
- Honor Ketua
- Honor Sekretaris
- Honor Anggota [3 Or x 2 Ank]
- Honor Penyusun Makalah
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Uang Saku Perserta [40 Or x 3 hari x 1 Ank]
Belanja Sewa
- Sewa Ruang Belajar/Aula [3 Hari x 1 Ank]
Belanja Jasa Provesi
- Honor Narasumber [8 JPL x 3 Hari x 1 Ank]
Belanja Perjalanan Biasa (DN)
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

- Transport Panitia [5 Org x 1 Ank]


Transport Peserta [40 Org x 1 Ank]
Transport Narasumber

- Workshop Pembina KKM MI/MTs/MA

- ATK
- Biaya Pengadaan dan Fotocopy
- Pencetakan dan Penulisan Sertifikat serta undangan
- Akomodasi dan Konsumsi [40 or x 3 hari x 1 Ank]
- Pembukaan dan Penutupan
- Evaluasi dan Pelaporan
- Dokumentasi
- Obat-obatan dan Orkes
- Honor Ketua
- Honor Sekretaris
- Honor Anggota [3 Or x 2 Ank]
- Honor Penyusun Makalah
- Uang Saku Perserta [40 Or x 3 hari x 1 Ank]
- Sewa Ruang Belajar/Aula [3 Hari x 1 Ank]
- Honor Narasumber [8 JPL x 3 Hari x 1 Ank]
- Transport Panitia [5 Org x 1 Ank]
Transport Peserta [40 Org x 1 Ank]
Transport Narasumber

- Workshop Pembina UKS Madrasah


Belanja Bahan
- ATK
- Biaya Pengadaan dan Fotocopy
- Pencetakan dan Penulisan Sertifikat serta undangan
- Akomodasi dan Konsumsi [40 or x 3hari x 1 Ank]
- Pembukaan dan Penutupan
- Evaluasi dan Pelaporan
- Dokumentasi
- Obat-obatan dan Orkes
Honor yang terkait Dengan Output Kegiatan
- Honor Ketua
- Honor Sekretaris
- Honor Anggota [3 Or x 1 Ank]
- Honor Penyusun Makalah
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Uang Saku Perserta [40 Or x 3 hari x 1 Ank]
Belanja Sewa
- Sewa Ruang Belajar/Aula [3 Hari x 1 Ank]
Belanja Jasa Provesi
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

- Honor Narasumber [8 JPL x 3 Hari x 1 Ank]


Belanja Perjalanan Biasa (DN)
- Transport Panitia [5 Org x 1 Ank]
Transport Peserta [40 Org x 1 Ank]
Transport Narasumber
- Workshop GPAI
Belanja Bahan
- ATK
- Biaya Pengadaan dan Fotocopy
- Pencetakan dan Penulisan Sertifikat serta undangan
- Akomodasi dan Konsumsi [40 or x 5 hari x 1Ank]
- Pembukaan dan Penutupan
- Evaluasi dan Pelaporan
- Dokumentasi
- Obat-obatan dan Orkes
Honor yang terkait Dengan Output Kegiatan
- Honor Ketua
- Honor Sekretaris
- Honor Anggota [3 Or x 1 Ank]
- Honor Penyusun Makalah
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
- Uang Saku Perserta [40 Or x 5 hari x 1 Ank]
Belanja Sewa
- Sewa Ruang Belajar/Aula [5 Hari x 1 Ank]
Belanja Jasa Provesi
- Honor Narasumber [8 JPL x 5 Hari x 1 Ank]
Belanja Perjalanan Biasa (DN)
- Transport Panitia [5 Org x 1 Ank]
Transport Peserta [40 Org x 1 Ank]
Transport Narasumber

Bantuan Tunjangan Fungsional Guru MI/MTs dan MA Non PNS


Pemberian Bantuan Guru
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru
- Tunjangan Fungsional Guru Non PNS (S1) Selama 12 Bulan
- Tunjangan Fungsional Guru Non PNS (Belum S1) Selama
12 Bulan
Tunjangan Profesi Guru Madrasah Non PNS
Pemberian Bantuan Guru
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru
- Tunjangan Profesi Guru Madrasah Non PNS

Beasiswa Bagi Guru/Santri/Siswa Berprestasi


Bantuan Beasiswa
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

- Bantuan Peningkatan Kualifikasi Guru Program S1


- Bantuan Peningkatan Kualifikasi Guru Program S2

Tunjangan Khusus Guru Madrasah Non PNS


Pemberian Bantuan Guru
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru
- Bantuan Khusus Guru Madrasah Non PNS

PENINGKATAN PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN


KEAGAMAAN
Pembinaan Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
Umum
Bantuan Untuk Orsos/Yayasan/LSM
Belanja Bantuan Langsung (Block Grant) Sekolah/Lembaga/Guru
Bantuan Pada SD/MI
- Bantuan Sanlat SD/MI
- Lompres MI
- Bantuan KKG PAI SD/MI
- Bantuan Akreditasi Madrasah
Bantuan Pada SMP/Mts
- Bantuan Sanlat SMP/MTs
- Lompres MTs
- Bantuan Akreditasi Madrasah
Bantuan Pada SMA/MA
- Bantuan MGMP PAI MA
- Bantuan MGMP Mapelum
- Lompres MA
- Bantuan Akreditasi Madrasah

MANAJEMEN PELAYANAN PENDIDIKAN


Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan
Pembayaran Gaji, Lembur, Honorarium dan Vakasi
Belanja Pegawai Transito
- Tunjangan Profesi Guru PNS
TAMBAHAN TUNJAGAN FUNGSIONAL GURU PNS
1 Golongan II / a
Golongan II / b
Golongan II / c
Golongan II / d
2 Golongan III / a
Golongan III / b
Golongan III / c
Golongan III / d
3 Golongan IV / a
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

Golongan IV / b
Pelayanan Publik Atau Birokrasi
Pendidikan/Pengajaran/Perkuliahan (Termasuk Paraktek)
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Pembinaan Pendidikan Agama Pada Sekolah Umum
Penyusunan/Pengumpulan/Pengolahan/Updating/Analisa Data
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Penyusunan/Pengumpulan/Pengolahan/Updating/Analisa Data
dan
Statistik
Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Penyusunan Program dan Rencana Kerja
Pembinaan/Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan
Belanja Perjalanan Biasa (DN)
Rapat Koordinasi/Konsultasi ke Jakarta
ESELON IV (KASI)
- Transport Jakarta PP ( 1 Orang X 1 Kl )
- Uang Harian ( 1 Org X 5 Hr X 1 Kl )
- Penginapan ( 1 Org X 3 Hr x 1 Kl )
Pembinaan Ke Kab./Kota se NTB
- Transport ke Kab. Se Pulau Sumbawa ( 3 org x 5 Kab/Kota )
- Uang Harian ( 3 Org X 3 Hr X 5 Kab/Kota )
- Penginapan ( 3 Org X 3 Hr X 5 Kab/Kota )
- Transport ke Kab. Se Pulau Lombok ( 5 org x 2 kali X 4 Kab/Kota )
- Uang Harian ( 5 Org X 2 Hr X 4 Kab/Kota )

Rapat-Rapat Koordinasi/Kerja/Dinas/Pimpinan/Klp.Kerja/Konsultasi
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Rapat-rapat Koordinasi/Konsultasi
Penelitian Klasifikasi, Registrasi, Penerapan Sistem Kearsipan
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Evaluasi/Penelitian Ijazah/STTB dan Pengesahan Salinan Ijazah
- Pembuatan Direktori PENDIS
- Pengadaan Kendaraan Operasional Penyuluh Pendidikan
- Penyuluh Pendidikan MI
- Penyuluh Pendidikan MTs
- Penyuluh Pendidikan MA

Bantuan Opersional Manajemen Mutu


Belanja Barang Operasional Lainnya
Penyelenggaraan Ujian Madrasah
- Try Out Penyelenggaraan Ujian Madrasah
- Madrasah Ibtidaiyah
- Madrasah Tsnawiyah
- Madrasah Aliyah
Rencana Strategi Seksi Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Madrasah ,
Pendidikan Agama dan Kegamaan

Pembinaan/Koordinasi/Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan


Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pendidikan
Belanja Barang Operasional Lainnya
- Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pendidikan tk. Kab /Kota

Anda mungkin juga menyukai