A. Latar Belakang
Penyelenggaraan ibadah haji merupakan salah satu “trade mark”
Kementerian Agama. Seluruh mata dan perhatian akan tertuju pada Kementerian
Agama setiap penyelenggaraan ibadah haji dilakukan. Kendati sebenarnya
penyelenggaraan ibadah haji bersifat lintas Kementerian/Institusi/Lembaga
pemerintah baik negeri dan swasta, namun karena posisinya sebagai “top
leader”dalam kegiatan tersebut, membuat segala harapan, pujian dan cemoohan
selalu terarah padanya. Evaluasi terhadap pelayanan ibadat haji selalu dilakukan
tiap tahun, baik oleh pemerintah maupun LSM dengan mencoba melakukan
reformasi pelayanan dan tata kelola haji dan reformasi birokrasi dalam pelayanan
publik yang lebih baik, serta pentingnya memotong rantai birokrasi yang berbelit-
belit melalui peningkatan kualitas layanan dengan cara penyederhanaan dan inovasi
layanan, Pelayanan satu atap merupakan inovasi dan terobosan baru dalam
peningkatan kualitas pelayanan melalui kerja sama dengan “BPS BPIH” dan Institusi
lain di dilingkungan Kabupaten Sumbawa. Dengan system pelayanan seperti ini
masyarakat nantinya merasa tenang dan puas terhadap pelayanan ibadah haji.
Inovasi dan terobosan ini merupakan salah satu cara dalam meningkatkan
pelayanan kepada calon jemaah haji sesuai dengan Peraturan Menteri Agama
(PMA) nomor 29 Tahun 2015 yang mengatur tentang penyelenggaraan ibadah haji
reguler dari sebelumnya empat tahap menjadi dua tahap, sehingga menjadi lebih
“efektif dan efisien”. Dengan sistem yang baru ini, masyarakat dapat melakukan
pembukaan dan penyetoran dana haji secara langsung di satu tempat, hal ini
dimungkinkan karena “payment point“ bank dan perwakilan instansi pemerintah
lainnya seperti Dinas kesehatan ( Dokter, Perawat, Analis dan Laboratorium
Kesehatan), Dinas Kependudukan dan catatan sipil serta Kantor Kementerian
Agama berada dalam satu atap, sehingga tujuan “one stop services” dapat tercapai.
Dengan demikian diharapkan bisa memberikan kemudahan bagi masyarakat yang
akan mendaftar haji,” Sebelumnya, calon haji harus bolak balik dari bank ke kantor
Kementerian Agama Kab. SUMBAWA untuk melakukakn validasi nomor dan
pembayarannya. Dengan solusi ini, calon haji dapat memangkas hanya menjadi
satu kali mengingat perwakilan bank dan perwakilan dinas/instansi lainnya akan
berada di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten SUMBAWA dan
berada dalam satu atap.
Pelayanan Haji Satu Atap pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten
SUMBAWA ini didukung oleh beberapa Bankyang sudah berjalan seperti : Bank
Panin Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, Bank Permata Sayariah dan
Bank lainnya akan segera menyusul seperti Bank BRI Syariah, Bank Mandiri
Syariah, Bank BNI Syariah Bank CIMB Niaga Sayariah, Bank NTB Syariah. Bank-
bank tersebut sekarang menempati Eks. Garasi Kantor Kemeneterian Agama Kab.
SUMBAWA dengan kondisi dan fasilitas yang tidak sesuai standar pelayanan.
Hingga saat ini, jumlah pendaftar keberangkatan haji asal Kabupaten SUMBAWA
tahun 2017-2018 sesuai tabel
Proses pendaftaran haji tersebut berlangsung setiap hari pada masing BPS-
BPIH rata-rata 10-20 orang perhari. Sementara itu, di Kabupaten SUMBAWA angka
pendaftar mencapai ..................... orang dengan lama antrian rata-rata 25
tahun.Dengan Estimasi pemberangkatan sampai tahun tahun ,,,,,,,,,,,. (data
terlampir), Sementara Calon Jamaah haji pemberangkatan tahun 2018 sebanyak
,,,,,,,,,,,,,, orang (terlampir).
Dari Latar belakang diatas dan mengingat tingginya animo masyarakat dalam
melaksanakan rukun Islam kelima yaitu melaksanakan ibadah haji ke Tanah suci
makkah, maka perlu kiranya pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten
SUMBAWA dibentuk “ Pusat Pelayanan Haji dan Umrah Terpadu. Pelayanan Haji
dan Umrah Satu Atap diberlakukan agar jemaah yang biasanya mendaftar minimal 2
- 3 hari, dengan ini, pendaftar maksimal hanya 2 jam,""bahkan bisa hanya 45 menit
saja, Dengan adanya Pusat Pelayanan Haji dan umrah terpaduterpadu ini nantinya
akan memotong alur pendaftaran yang sebelumnya terlalu panjang. Jemaah yang
sebelumnya harus bolak-balik antara bank penerima setoran dan Kantor
Kementerian Agama Kabupaten SUMBAWA mereka cukup datang ke Pusat
Pelayanan Haji dan Umrah Terpadu.
B. DASAR HUKUM
1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
2) Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU No. 13
Tahun 2008
3) Peraturan Menteri Agama No 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji Reguler
4) Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2015 tentang Perubahan
AtasPeraturan Menteri Agama No 14 Tahun 2012penyelenggaraan ibadah haji
reguler
5) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima
Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji,
6) Peraturan Menteri Agama No 29 Tahun 2015 tentang
7) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji Khusus
G. PENUTUP
Demikian proposal Pusat Pelayanan Haji dan Umrah Satu Atap (PP-HUSA)
kantor Kementerian Agama Kabupaten SUMBAWA ini di buat dengan harapan
dapat disetujui.
Mengetahui/Menyetujui: Sumbawa, 20 Juli 2020