KEPADA
Yth. KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROV. PAPUA BARAT
Di-
MANOKWARI
Dengan hormat,
Sebagai upaya untuk meningkatkan peran dan kualitas serta kapasitas
Pelayanan pembinaan Haji dan Umroh, serta peningkatan pemahaman dan
pengamalan Agama maka Pusat Pelayanan Haji dan Umrah sebagai intitusi
Perpanjangan Tangan Kementerian Agama ditingkat Kabupaten yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat di Kabupaten Raja Ampat maka
perlu kiranya kami usulkan agar Kabupaten Raja Ampat di ikut sertakan
dalam program SBSN Anggaran Tahun 2021.
Demikian kami sampaikan kiranya bapak berkenan mengabulkannya. Terima
Kasih.
Apabila dikemudian hari pelaksanaan proyek / kegiatan yang dibiayai dengan SBSN
terdapat penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, maka saya bersedia
untuk bertanggung jawab.
Demikian surat ini dibuat dengan kesadaran sendiri dan tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum/Tugas Fungsi/Kebijakan
a. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
b. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
dan Umrah;
c. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
d. Undang – Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
e. Undang – Undang RI Nomor 34 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
dan Umrah;
f. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian/Lembaga;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek Melalui
Penerbitan SBSN;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang –
Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Peraturan Menteri Keuangan No. 113
Tahun 2013 tentang Tata Cara Pembiayaan Proyek/Kegiatan Melalui Penerbitan
SBSN;
j. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Pembiayaan Proyek/Kegiatan Melalui
Penerbitan SBSN;
l. Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2015 tentang Perubahan PMA Nomor
14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler.
2. Gambaran Umum
Pemerintah merupakan mobilisator dan dinamisator dari tujuan bangsa dan
negara ini, dimana pemerintah memiliki kewenangan untuk melakukan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, serta evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan.
Dengan demikian pembangunan dapat lebih terarah dan tepat guna dalam rangka
pencapaian tujuan negara. Pencapaian tujuan dari negara ini, dapatlah diukur dari
sejauhmana pembangunan itu mempengaruhi sendi-sendi kehidupan rakyat.
Pembangunan idealnya bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat,
sehingga pembangunan hanya dapat tercapai apabila terpenuhinya hak-hak dasar
setiap warga negara.
Aparat pemerintah yang saat ini disebut dengan Aparatur Sipil Negara (ASN)
memiliki tugas dan fungsi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
sebaik-baiknya, dengan didukung oleh ketersediaan infra dan intrastruktur
pemerintahan. Peningkatan layanan yang akan diberikan kepada masyarakat
haruslah terus dilakukan, mengingat karakteristik serta kebutuhan akan pelayanan
oleh masyarakat semakin meningkat pula. Hal ini menjadikan Pemerintah dituntut
untuk terus melakukan inovasi, meningkatkan profesionalisme, kedisiplinan, serta
perilaku birokrasi yang berasaskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Demikian halnya dengan paradigma pelayanan dimana saat ini Aparatur Sipil
Negara (ASN) selaku pelayan masyarakat hanya menganggap bahwa pelayanan
prima hanya berdasarkan pada efektifitas dan efisiensi pelayanan sehingga hubungan
emosional (empati) dalam melayani belum mampu menjadi bagian dari unsur – unsur
pelayanan tersebut. Empati dalam pelayanan haruslah dapat menjadi bagian dari
wujud pelayanan itu sendiri, mengingat karakteristik dan tingkat kebutuhan/tuntutan
akan pelayanan oleh masyarakat sangat bervariatif. Sehingga empati dalam melayani
haruslah menjadi salah satu tolak ukur dalam memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat. Peningkatan kapasitas infrastruktur pelayanan haruslah terus dilakukan,
demi memaksimalkan kualitas pelayanan tersebut.
Kementerian Agama Republik Indonesia yang merupakan salah satu instansi
pemerintahan memiliki tugas dan kewenangan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat di bidang perhajian terus mengupayakan tercapainya pelayanan yang
maksimal meskipun sarana dan prasarana pelayanan masih belum maksimal.
Kepentingan masyarakat untuk dilayani dengan baik merupakan tanggung jawab yang
harus diemban oleh setiap ASN, maka dari itu diperlukan suatu upaya konkrit untuk
mendukung terlaksananya pelayanan kepada masyarakat dengan baik.
Ketersediaan sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat di bidang perhajian dan umrah haruslah mempertimbangkan
faktor keamanan dan kenyamanan masyarakat. Dimana saat ini aturan tentang
Sistem Pendaftaran Haji yang terbaru melalui PMA No. 29 Tahun 2015 tentang
Perubahan Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler telah mampu memangkas birokrasi
dan mewujudkan efisiensi dan efektifitas pelayanan. Namun faktor kenyamanan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan masih belum maksimal. Maka dari itu,
diperlukan suatu langkah-langkah untuk mewujudkan hal tersebut dengan
membangun suatu gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu.
Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT)
merupakan suatu upaya untuk menciptakan pelayanan efisien, efektif, serta menjamin
keamanan, dan kenyamanan masyarakat yang dilayani. Konsep ini sebenarnya
bukanlah hal baru dalam sistem pelayanan, namun telah dipergunakan oleh beberapa
instansi pemerintah demi menjamin kualitas pelayanan. Maka dari itu, seyogyanyalah
Kementerian Agama RI untuk melakukan langkah- langkah perbaikan layanan bukan
hanya melalui produk hukum namun juga ketersediaan sarana dan prasarana dalam
meningkatkan kualitas pelayanan haji.
Selain itu dengan adanya gedung tersebut, diharapkan mampu memberikan
penerimaan negara melalui pemanfaatan ruang publik oleh pihak-pihak swasta.
Semisal dengan pihak perbankan syariah, saat calon jemaah haji melakukan proses
pendaftaran, alangkah efektifnya apabila jemaah menjalani proses pendaftaran pada
satu tempat layanan yang sama. Membuka tabungan, menyetor setoran awal biaya
penyelenggaraan ibadah haji, dan melakukan pendaftaran haji pada gedung yang
sama. Sehingga calon jemaah tidak perlu harus berpindah-pindah tempat saat proses
pendaftaran haji. Begitu pula saat jemaah akan memilih penyelenggara ibadah haji
khusus/umrah, disediakan ruang untuk penerimaan pendaftaran haji khusus/umrah
yang akan dilayani langsung oleh penyelenggara ibadah haji khusus/penyelenggaran
perjalanan ibadah umrah.
Dengan adanya gedung PLHT tersebut akan semakin meningkatkan kualitas
pelayanan serta memberikan efek positif terhadap persepsi masyarakat terhadap
pelayanan Kementerian Agama RI. Berdasarkan hal tersebut, maka Kementerian
Agama RI merencanakan membangun pusat pelayanan haji dan umrah terpadu di
Kabupaten Raja Ampat melalui Rencana Anggaran dan Kegiatan Tahun 2021, yang
bersumber pada dana SBSN, demi mewujudkan Pelayanan yang Efisien, Efektif, serta
terjaminnya keamanan dan kenyamanan masyarakat pendaftar haji.
C. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Pembangunan Gedung Pusat Pelayanan Haji
Terpadu berupa pembangunan gedung baru 2 (dua) lantai, yang didalamnya terdapat:
1. Gedung lantai 1:
a. Ruang tunggu dan pelayanan pendaftaran haji dan umrah;
b. Ruang layanan Bank Penerima Setoran BPIH;
c. Ruang layanan PIHK, PPIU, dan KBIH;
d. Ruang konsultasi manasik
e. Ruang arsip dokumen pendaftaran;
2. Gedung lantai 2:
Aula/ruang sidang/ruang serbaguna bimbingan manasik.
3. Pengadaan meubelair dan peralatan lainnya.
J. PENERIMA MANFAAT
Adapun penerima manfaat langsung dari pembangunan Gedung PLHUT adalah
calon pendaftar haji dan jemaah haji melalui pelayanan yang cepat, hemat, dan efektif
serta penerima manfaat tidak langsung adalah negara melalui penerimaan negara bukan
pajak.
LANTAI I
LANTAI II
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING
TAMPAK BELAKANG
POTONGAN A-A
POTONGAN B-B
LAMPIRAN 5
SALINAN SERTIFIKAT TANAH RENCANA LOKASI
PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN HAJI DAN UMRAH TERPADU
KABUPATEN RAJA AMPAT (SBSN)
LAMPIRAN 4
FOTO KONDISI PELAYANAN HAJI DAN UMRAH
DI KABUPATEN RAJA AMPAT
KONDISI PENGARSIPAN DAN PENDOKUMENTASIAN KONDISI RUANG PELAYANAN YANG MENYATU DENGAN
BERKAS PENDAFTARAN RUANG KERJA PEGAWAI DAN ARSIP
KONDISI RUANG PELAYANAN PENDAFTARAN HAJI KONDISI PENGARSIPAN DAN PENDOKUMENTASIAN
BERKAS PENDAFTARAN