Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN PENDIDIKAN KEJURUAN

“SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL”

PENYUSUN:
NAMA : CHRISTIAN CANDRA WIJAYA
KELAS : RPL
NIM : 23050830064

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023

Tugas Rangkuman Materi Manajemen Pendidikan Kejuruan


(SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL)
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia mempunyai supra sistem, yaitu
pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat pancasila yang
adil dan makmur, yang merata material dan spiritual, yang modern dan memiliki institusi-
institusi yang mantap dan teknologi yang maju, yang berasaskan kekeluargaan yang
didalamnya berlangsung keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Masukkan bagi
sistem pendidikan di antaranya adalah mahasiswa, dosen dan fasilitas serta saran yang
mendukung terlaksananya proses belajar mengajar. Calon mahasiswa perguruan tinggi
adalah masyarakat Indonesia yang telah mengecap dan menyelesaikan pendidikan
dasar dan menengah, hingga sekolah menengah atas dibuktikan dengan Surat
Keterangan Lulus. Selain itu, untuk dapat diterima di perguruan tinggi, calon mahasiswa
tersebut harus memenuhi beberapa syarat, antara lain lulus Ujian Masuk ke Perguruan
Tinggi baik negeri maupun swasta.
Selain itu, pemerintahan juga ikut mengatur proses belajar mengajar melalui suatu
Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, yaitu berupa perundangan yang berlaku di
indonesia dari Undang-undang dasar 1945 pasal 33, hingga peraturan menteri yang
berlaku sekarang. Proses pendidikan adalah upaya untuk menghasilkan manusia
Indonesia yang mandiri. Kriteria manusia mandiri adalah manusia yang mempunyai rasa
percaya diri dan mempunyai budaya belajar di masyarakat sehingga dapat
menumbuhkan sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif dan berkeinginan untuk maju,
sesuai dengan tertera dalam GBHN 1993-1998. Maka proses pendidikan adalah upaya
untuk menciptakan iklim belajar mengajar dan budaya belajar di masyarakat sehingga
tercapai pembentukan manusia mandiri. Selain perundangan yang berlaku, juga ada
beberapa peraturan pemerintah yang terkait dengan sistem pendidikan nasional, antara
lain :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 13 tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan
2. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

 Pengertian Sistem Pendidikan Nasional


Sistem pendidikan nasional merupakan upaya terencana dalam mewujudukan
proses dan suasana pembelajaran supaya pelajar aktif dalam mengembangkan potensi
dirinya. Dengan sistem pendidikan, diharapkan peserta didik memiliki kecerdasan,
akhlak, pengendalian diri, maupun keterampilan yang berguna bagi diri sendiri,
masyarakat, maupun negara. Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. Sedangkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
sebagaimana yang tercantum di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang
berbunyi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dikutip dari link milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
pada https://lmsspada.kemendikbud.go.id pendidikan pada hakikatnya adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
 Fungsi Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan sebagai suatu sistem, berfungsi sebagai sarana pengembang
kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan seperti yang sudah
tertuang dalam No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak, dengan uraian sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan, sistem pendidikan berperan sebagai sarana
untuk meningkatkan kemampuan intelektual, fisik, dan emosional peserta
didik agar mampu berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Untuk
mencapai fungsi ini, sistem pendidikan Indonesia harus menyediakan
kurikulum yang relevan dan bermutu, tenaga pendidik yang berkualitas, serta
sarana dan prasarana yang memadai agar peserta didik dapat berkembang
secara optimal.
2. Membentuk Karakter, sistem pendidikan harus berperan sebagai sarana
untuk membentuk karakter peserta didik agar mampu menjadi warga negara
yang baik dan berkarakter, serta mampu berkontribusi positif bagi
masyarakat.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan


tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang
akan dikembangkan. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 14). Saat ini jenjang
pendidikan di Indonesia dibagi kedalam beberapa jenjang, antara lain:
a. Pendidikan Dasar
Jenjang yang menjadi basis untuk meneruskan ke pendidikan menengah.
Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah (Pasal 17 (1)). Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar
(SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah
menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTS) atau bentuk lain yang
sederajat. Dalam pendidikan ini akan terjadi peletakan dasar dari pembangunan
manusia. Esensi pendidikan yang dialami oleh manusia pada permulaan hidup lebih
ditekankan pada fakta dan membaca fakta – fakta dalam pergelaran obyektifitas di
alam ini. Maka dalam pendidikan dasar, orang tua tidak boleh bertengkar atau
berbuat apa saja ya ng belum pantas diketahui oleh anak, sebab hal itu akan
merusak sistem dan suasana hati yang sedang dibangun, karena alam ini tertib,
maka rumah tangga serta lingkungannya harus tertib.
Melalui laman Kemendikbud Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang
bisa memberikan bekal untuk hidup dalam bermasyarakat berupa sikap,
pengetahuan dan keterampilan dasar. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang
diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan menengah. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal
dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,
pengetahuan dan keterampilan dasar. Pendidikan dasar disebut sekolah dasar (SD)
yaitu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan sebagai
dasar untuk mempersiapkan siswanya yang dapat ataupun tidak dapat melanjutkan
pelajarannya ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi, untuk menjadi warga negara
yang baik.
Dalam Pendidikan Dasar ini, sesuai dengan laman Kemendikbud menyatakan
bahwa Orang tua adalah panutan bagi anak-anaknya, untuk itu orang tua harus
membimbing dan mengarahkan mereka pada hal-hal yang baik dan mendidik.
Adapun tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara garis besar dapat disimpulkan
sebagai berikut, bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar ini adalah ditekankan
pada peletakan dasar pengetahuan dan keterampilan di mana pada tingkat ini siswa
atau anak hanya menangkap dan mengelola fakta-fakta yang ada.

b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar dan
diselenggarakan di SLTA (sekolah lanjut tingkat atas) atau satuan pendidikan yang
sederajat (Suardi, dkk, 2016). Adapun jenjang pendidikan menengah diatur dalam
pasal 18 (1,2,3, dan 4) yang berturut-turut dijelaskan sebagai berikut. Ayat (1)
pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar; (2) pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan; (3) pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat; (4) ketentuan mengenai
pendidikan menengah sebagaimana yang dimaksud lebih lanjut diatur dengan
peraturan pemerintah.
Sedangkan Kemendikbud pada lamanya menyatakan Pendidikan Menengah
adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan
sosial budaya dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih
lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. Pendidikan menengah yang
lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, diselenggarakan di SLTA (sekolah
lanjutan tingkat atas) atau pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam
hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar
dan dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.

c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah, yang di
selenggarakan untuk peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan
dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan tinggi juga berfungsi
sebagai jembatan antar pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional dengan
perkembangan internasional. Untuk itu dengan tujuan kepentingan nasional,
pendidikan tinggi secara terbuka dan selekitif mengikuti perkembangan kebudayaan
yang terjadi diluar Indonesia untuk diambil manfaatnya bagi pengembangan bangsa
dan kebudayaan Indonesia.
Sementara dalam Undang-Undang No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi. Undang-undang ini merupakan salah satu Sistem yang telah ditetapkan
pada tahun 2012. Undang-Undang ini merupakan kelengkapan dari Undang-
Undang maupun peraturan yang telah dikeluarkan pemerintah sebelumnya.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 telah disosialisasikan ke seluruh Perguruan
Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta, PT Badan Hukum Milik Negara, Pemerhati
Pendidikan, Asosiasi Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI),
Asosiasi Badan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPTSI), Kementerian terkait,
Masyarakat Profesi, dll. Sehingga semangat dari yang didapat dari Undang-Undang
Pendidikan Tinggi ini adalah :
1. Perluasan dan Jaminan Akses
2. Pengembangan Tri dharma secara utuh
3. Kesetaraan
4. Penguatan Pendidikan Vokasi
5. Keutuhan jenjang pendidikan
6. Otonomi
7. Sistem penjaminan mutu
8. Memastikan tanggung jawab negara dan menghindari liberalisasi &
komersialisasi PT.

Sedangkan dari sisi Ruang Lingkup Undang-Undang Pendidikan Tinggi, dapat


dijelaskan ada beberapa point yang disampaikan, antara lain :
a. Ketentuan Umum
b. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
c. Penjaminan mutu
d. Perguruan Tinggi
e. Pendanaan dan Pembiayaan
f. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Oleh Lembaga Negara Asing
g. Peran Masyarakat
h. Sanksi Administratif
i. Ketentuan Pidana
j. Ketentuan lain-lain
k. Ketentuan Peralihan
l. Ketentuan Penutup

Undang-Undang Pendidikan Tinggi ini perlu dalam rangka mengatur secara


komprehensif, dan perlunya jaminan bahwa pemerintah memajukan IPTEK dengan
memperhatikan dan menerapkan humaniora secara terintegrasi dalam Sis-diknas,
sekaligus sebagai wadah bagi dosen dalam menjelaskan tugas utamanya.
Jenis pendidikan menurut UU Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003
digolongkan menjadi beberapa hal yang mencakup:
1. Pendidikan Umum
2. Pendidikan Kejuruan
3. Pendidikan Akademik
4. Pendidikan Profesi
5. Pendidikan Vokasi
6. Pendidikan Keagamaan
7. Pendidikan Khusus

Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang


mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu. Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan
pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan
tertentu. Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian
khusus. Lain lagi dengan pendidikan vokasi yakni pendidikan tinggi yang mempersiapkan
karena peserta didik untuk memiliki pekerjaan denga keahlian terapan tertentu maksimal
setara dengan program sarjana.
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/ menjadi ahli ilmu agama.
Selanjutnya pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta
didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah.

 Kurikulum Pendidikan
Kurikulum pendidikan dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar
(competencybased curriculum) dalam konsep ini sidi mengatakan bahwa
kurikulum disusun berdasarkan kemampuan dasar minimal yang harus dikuasai
seorang peserta didik setelah yang bersangkutan menyelesaikan satu unit
pelajaran, satu satuan waktu dan satu satuan pendidikan. Kurikulum sebagai
suatu rancangan pendidikan yang mempunyai kedudukan strategis dalam seluruh
kegiatan pendidikan. Hal ini senada dikatakan oleh Sukmadinata (2006) bahwa
banyak pihak menganggap kurikulum sebagai real yang menentukan akan
kemana pendidikan diarahkan. Maka konsep dasar kebijakan kurikulum perlu
dikaji dan dipahami lebih dalam.
Sementara itu, Mochtar Buchori (Suardi, 2016) mengatakan bahwa kurikulum
sebagai blue print (cetak biru) sebagai suatu penggambaran terhadap sosok
manusia yang diharapkan akan tumbuh setelah menjalani semua proses
pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang digariskan dalam kurikulum. Kurikulum
dapat dilihat dalam tiga dimensi yaitu, sebagai ilmu (curriculum as a body of
knowledge), sebagai sistem (curriculum as a system) dan sebagai rencana
(curriculum as a plan). Kurikulum sebagai ilmu dikaji konsep, landasan, asumsi,
teori, model, praksis, prinsip-prinsip tentang kurikulum.
Ketentuan yang terkait dengan kurikulum secara garis besar diatur dalam
pasal 36, 37 dan 38 UU No. 20/2003. Pasal 36 (1) dinyatakan bahwa
pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada ayat (2)
dikatakan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diverdifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi, daerah dan pesrta didik. Sedangkan pada ayat (3) kurikulum disusun
sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan; (a) peningkatan iman dan takwa; (b)
peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta
didik; (d) keragaman potensi daerah dan nasional; (e) tuntutan pembangunan
daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global
dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pasal 37 (1) menyatakan
bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: (a) pendidikan
agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d) matematika, (e) ilmu
pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan budaya, (h)
pendidikan jasmani dan olah raga, (i) keterampilan/ kejuruan dam (j) muatan lokal.
Fungsi kurikulum secara luas adalah dalam rangka untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kurikulum merupakan alat atau usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan tersebut diantaranya adlaah:
1. Tujuan Nasional (Pendidikan Nasional)
2. Tujuan Institusional (Lembaga atau Institusi)
3. Tujuan Kurikuler (Bidang Studi)
4. Tujuan Instruksional (Penjabaran Bidang Studi)

Pada tahun 2022, Kemendikbudristek menginisiasi adanya opsi kebijakan


kurikulum sebagai bagian dari dari upaya untuk memitigasu learning loss dan
sebagai bentuk pemulihan pembelajaran. Kemendikbudristek mengadakan tiga
pilihan kurikulum yang dapat diterapkan atau diimplementasikan oleh satuan
pendidikan yang berada di Indonesia dengan pembagian:
1. Kurikulum 2013 secara utuh
2. Kurikulum 2013 yang disederhanakan (kurikulum darurat)
3. Kurikulum Merdeda
Peran kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau lembaga pendidikan
lainnya memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan
pendidikan itu sendiri, terutama dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Terdapat
tiga peran kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu:
1. Peran Konservatif
Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya yang
merupakan warisan masa lalu, kepada generasi muda. Hal ini dikaitkan dengan
era globalisasi akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing untuk menggerogoti budaya
lokal. Oleh sebab itu, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang
sangat penting. Melalui sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, kurikulum
memiliki peran untuk mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada
generasi muda, yakni siswa. Para siswa perlu diajarkan untuk memahami dan
menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika
mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berperilaku
sesuai dengan norma-norma tersebut. Pengajaran tersebut pun menjadi salah
satu tugas dan tanggung jawab sekolah.
Dengan adanya peran konservatif, kurikulum dapat berperan dalam
menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur, sehingga
keajegan sosial dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.
Peranan ini pun menekankan bahwa kurikulum dapat menjadi sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang dianggap masih relevan dengan
masa kini kepada generasi muda.

2. Peran Kreatif
Dalam peran kreatif kurikulum, sekolah memiliki tanggung jawab dalam
mengembangkan hal-hal baru sesuai dengan tuntutan zaman. Karena
kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, melainkan dinamis yang terus
mengalami perubahan. urikulum harus mampu menjawab setiap tantangan yang
ada, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang terus-
menerus berubah. Kurikulum harus mengandung hal-hal baru yang kreatif,
sehingga dapat membantu siswa untuk mengembangkan setiap potensi yang
dimilikinya, agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial yang senantiasa
bergerak maju secara dinamis.

3. Peran Kristis dan Evaluatif


Namun, menindaklanjuti peran konservatif kurikulum, tidak setiap nilai dan
budaya lama harus tetap dipertahankan. Sebab, terkadang nilai dan budaya lama
yang ada sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat,
demikian juga dengan nilai dan budaya baru pun belum tentu sesuai dengan nilai-
nilai lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman masa kini.
kurikulum juga harus berperan sebagai penyeleksi nilai dan budaya mana yang
perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru mana yang harus dimiliki para
peserta didik. Dalam rangka itulah, peran kritis dan evaluatif kurikulum
diperlukan. Kurikulum harus turut berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi
segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan para peserta didik.
Dalam proses pengembangan kurikulum, ketiga peran di atas wajib berjalan
secara seimbang. Kurikulum yang terlalu memprioritaskan peran konservatifnya
cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan dengan kemajuan zaman. Sebaliknya,
kurikulum yang terlalu mengutamakan peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai-
nilai budaya masyarakat.
Mind Mapping Sistem Pendidikan Nasional
1. Peran
Konservatif
1. Mengembangkan 2. Peran Kreatif
kemampuan Fungsi 3. Peran Kristis
2. Membentuk Karakter dan Evaluatif

Sistem Kurikulum
Pendidikan Pendidikan
Nasional
Jenis Pendidikan

Jenjang
Program
Pendidikan

1. Pendidikan Umum
`
2. Pendidikan Kejuruan
3. Pendidikan
Akademik
4. Pendidikan Profesi
5. Pendidikan Vokasi 1. Pendidikan Dasar
6. Pendidikan 2. Pendidikan Menengah
Keagamaan 3. Pendidikan Tinggi
7. Pendidikan Khusus
KESIMPULAN

Sistem Pendidikan Nasional Indonesia mempunyai supra sistem, yaitu


pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat pancasila yang
adil dan makmur, yang merata material dan spiritual, yang modern dan memiliki institusi-
institusi yang mantap dan teknologi yang maju, yang berasaskan kekeluargaan yang
didalamnya berlangsung keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Jenis pendidikan
menurut UU Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 digolongkan menjadi beberapa
hal yang mencakup:
1. Pendidikan Umum
2. Pendidikan Kejuruan
3. Pendidikan Akademik
4. Pendidikan Profesi
5. Pendidikan Vokasi
6. Pendidikan Keagamaan
7. Pendidikan Khusus
Kurikulum pendidikan dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar
(competencybased curriculum) dalam konsep ini sidi mengatakan bahwa kurikulum
disusun berdasarkan kemampuan dasar minimal yang harus dikuasai seorang peserta
didik setelah yang bersangkutan menyelesaikan satu unit pelajaran, satu satuan waktu
dan satu satuan pendidikan. Ketentuan yang terkait dengan kurikulum secara garis besar
diatur dalam pasal 36, 37 dan 38 UU No. 20/2003. Peran kurikulum dalam pendidikan
formal di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya memiliki peranan yang sangat
strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri, terutama dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Hari, P. (2022). PENTINGNYA PERANAN KURIKULUM YANG SESUAI DALAM


PENDIDIKAN. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
Nasir, M., & Samarinda, I. (2016). MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN.
Manajemen Kurikulum Dalam Pendidikan Syamil.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan
Penjelasannya, Yogyakarta: Media Wacana Press
Kebudayaan, D. P. (2021). Undang Undang No. 57 Tahun 2021 Tentang
Pengembangan Kurikulum Standar Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan. https://kurikulum.kemdikbud.go.id/pengembangan-
kurikulum

Anda mungkin juga menyukai