Anda di halaman 1dari 16

DASAR - DASAR ILMU PENDIDIKAN

PENYELENGGARAAN SISTEM PENDIDIKAN

Dosen Pengampu

NI Putu Widyasanti, M.Pd

Oleh:

1. I Gede Mangku Putrawan (2211031114)


2. Putu Rian Indrawan (2211031031)
3. Kadek Joni Lessmana Putra (2211031156)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN DHARMA ACARYA STAHN MPU KUTURAN
SINGARAJA
2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu sistem dimana proses pengajaran terjadi di dalamnya.


Pendidikan juga sangat diperlukan untuk mencerdaskan anak bangsa agar dapat memanjukan
bangsanya. Oleh sebab itu dalam menyelenggarakan pendidikan memerlukan suatu kesatuan
yang mengaturnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh proses pendidikan yang berjalan
dengan terstruktur.

Yang di atur di dalam sistem pendidikan Indonesia ialah jalur pendidikan, jenjang
pendidikan, jenis pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa upaya untuk membangun sumber daya
manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta
bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, semua itu memerlukan
partisipasi yang strategis dari berbagai komponen dan sistem pendidikan. Ada pula standar –
standar tententu dalam pendidikan. sehingga sistem pendidikan nasionl ini mempunyai tujuan
yang jelas yakni mencerdaskan bangsa. Sistem pendidikan nasional ini mempunyai dasar pada
Undang – Undang 1995, TAP MPR dan GBHN. Berfungsi agar pendidikan di Indonesia
berjalan dengan baik dan benar. Dan mempunyai prinsip – prinsip tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan pengertian penyelenggaraan sistem pendidikan!


2. Apa saja jalur,jenjang,dan jenis pendidikan?
3. Apa saja standar pendidikan nasional?

2|Page
4. Apa fungsi dan tujuan,prinsip dan dasar pendidikan?

1.3Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, paper ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian sistem pendidikan nasional.


2. Untuk mengetahui apa saja jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa saja standar pendidikan nasional.
4. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tujuan, prinsip dan dasar pendidikan nasional

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


3|Page
Menurut UU no.2 thn 1989 yang ditetapkan pada 27-03-1989 BAB I pasal 1 Sistem Pendidikan
Nasional : Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan
dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya
tujun pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional tersebut merupakan suatu supra sistem,
yaitu suatu sistem yang besar dan kompleks, yang didalamnya tercakup beberapa beberapa
bagian yang juga merupakan sistem-sistem.

Satuan-satuan dan kegiatan-kegiatan pendidikan yang ada juga merupakan sistem-sistem


pendidikan yang terdiri, dan sistem-sistem pendidikan tersebut tergabung secara terpadu dalam
sistem pendidikan nasional, yang secara bersama-sama berusaha untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. UU No.20 tahun 2003, Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan.

mutu serta relevasi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai
dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

pengertian sistem menurut para ahli:

1) Zahara Idris perpandangan bahwa sistem yaitu satu kesatuan yang terdiri dari

komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-

sumber yang memiliki hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak,

yang saling membantu untuk mencapai hasil (Satrio, 2015: 1).

2) Arifin Rahman menyatakan bahwa sistem yaitu kumpulan pendapat-pendapat

(collection of opinions), prinsip-prinsip (principle) dan lainnya yang

membentuk satu kesatuan satu sama lain (Idas, 2015: 1).

4|Page
3) Hall dan R. Fagen & Collin Cherry. Hall dan R.Fagen berpendapat pengertian

sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan antar objek tersebut

serta hubungan antar sifat yang dimiliki (Idas, 2015: 1).

4) W. Sanjaya menuturkan sistem ialah suatu kesatuan dari komponen

berhubung/berkaitan satu dengan yang lainnya dan berinteraksi demi

10tercapainya suatu hasil yang diharapkan secara maksimal sesuai atas tujuan

yang telah ditetapkan (Wina Sanjaya, 2011: 49).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Penyelenggaraan Sistem Pendidikan

1. Pengertian Sistem

5|Page
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani ”systema”, yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Sedangkan menurut Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu
kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur
sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar
acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (produk).

2. Pengertian Penyelengaraan Pendidikan

Penyelenggaraan Pendidikan adalah kegiatan pelaksanaan komponen sistem pendidikan pada


satuan atau program pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan agar proses
pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

3. Pengertian Penyelenggaraan Sistem Pendidikan

Sistem Penyelenggaraan Pendidikan adalah keseluruhan komponen penyelenggaraan


pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk memberikan jaminan keberlangsungan
proses pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan menggunakan prinsip manajemen
pendidikan berbasis sekolah dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

3.2 Jalur,Jenjang, dan Jenis Pendidikan Nasional

1. Jalur Pendidikan Nasional

a. Jalur Pendidikan Sekolah

Merupakan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah melalui kegiatan belajar


mengajar secara berjenjang dan bersinambungan. Sifatnya formal, diatur

6|Page
berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah, dan mempunyai keseragaman pola
yang bersifat nasional.

b. Jalur Pendidikan Luar Sekolah

Merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan yang diselenggarakan di luar


sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak berjenjang dan tidak
bersinambungan. Yang bersifat tidak formal dalam arti tidak ada keseragaman pola
yang bersifat nasional.

2. Jenjang Pendidkan Nasional

Merupakan suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan


tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran
( UU RI No. 2 Tahun 1989 Bab 1 Pasal 1 Ayat 5 ).

a. Jenjang Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk
hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,pengetahuan,dan keterampilan
dasar dan juga berfungsi mempersiapkan peserta yang memenuhi persyaratan untuk
mengikuti pendidikan menengah.UU RI No 2 Tahun 1989 pasal 14 ayat 1 menyatakan
bahwa “warga negara yang berumur 6 tahun berhak mengikuti pendidikan dasar”. Ayat
2 “warga negara yang berumur 7 tahun berkewajiban mengikuti pendidikan dasar/yang
setara sampai tamat.

b. Jenjang Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah pendidikan dasar diselenggarakan


di SLTA yang berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum,kedinasan,dan keagamaan.

7|Page
c. Jenjang pendidikan tinggi

Merupakan lanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk


menyiapkan peserta menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik/professional yang dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu
pengetahuan,teknologi dan kesenian. Pendidikan ini juga berfungsi sebagai jembatan
antara pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional.

3. Jenis Pendidikan

a. Pendidikan Umum

Merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan keterampilan


peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa
pendidikan. Yang termasuk pendidikan umum adalah SD,SMP,SMA dan Universitas.

b. Pendidikan Kejuruan

Merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada
bidang pekerjaan tertentu. Lembaga pendidikannya seperti STM, SMTK, SMIP, SMEA.

c. Pendidikan Luar Biasa

Merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk peserta didik yang


menyandang kelainan fisik/mental.yang termasuk pendidikan luar biasa adalah SDLB,
SGPLB.

d. Pendidikan Kedinasan

8|Page
Merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai suatu departemen
pemerintah atau lembaga pemerintah non-departemen.
e. Pendidikan Keagamaan
Merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
melaksanakan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran
agama.

3.3 Standar Nasional Pendidikan

Untuk mewujudkan cita-cita luhur tesebut, pemerintah menetapkan 8 Standar Nasional


Pendidikan Indonesia yang menjadi pedoman bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berikut ini penjelasan 8 Standar
Nasional Pendidikan Indonesia:

1. Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar
Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan
pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata
pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

2. Standar Isi

9|Page
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar
isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

3. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu,
dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen


pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah
tingkatpendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial.
Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C,
dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga kependidikan meliputi kepala
sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan,
tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga
kebersihan.

5. Standar Sarana dan Prasarana

10 | P a g e
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin,
instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan

6. Standar Pengelolaan Pendidikan


Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan
pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh
Pemerintah

7. Standar Pembiayaan Pendidikan

Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi:
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji,
Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung
berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

8. Standar Penilaian Pendidikan


Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan
tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi

11 | P a g e
sebagaimana dimaksud di atas diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.4 Fungsi dan tujuan, Prinsip dan Dasar Pendidikan Nasional

1. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi Sistem Pendidikan Nasional adalah berfungsi untuk mengembangkan


kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam
rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.

2. Dasar Pendidikan Nasional

Yang dimaksud dengan dasar di sini adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi tetap
tegaknya suatu bangunan atau lainnya, seperti pada rumah atau gedung, maka pondasilah
yang menjadi dasarnya.Begitu pula halnya dengan pendidikan, dasar yang dimaksud
adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan pegangan
dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-lembaga pendidikan
lainnya.

Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah dirumuskan
antara lain sebagai berikut:
a. Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950, Nomor 2 tahun
1945, Bab III Pasal 4 Yang Berbunyi: Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-
asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar RI dan kebudayaan
bangsa Indonesia.

12 | P a g e
b. Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi: Dasar
pendidikan adalah falsafah negara Pancasila.
c. Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab IV bagian
pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila.
d. Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian Pendidikan yang
berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
e. Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
f. Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas
No. 20 tahun 2003.

3. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Nasional

Sesuai Undang-Undang 20/2003 tentang Sisdiknas, ada 6 (enam) prinsip. Ketentuan


ini, diatur pada bab II pasal 4 yang diuraikan dalam 6 ayat.

Berikut isi undang-Undang 20/2003, pasal 4:


1) Pendidikan diselenggarakan secara demokrtis dan berkeadiln serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak assi manusia, nilai kegamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan system
terbukadan multimakna.
3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

13 | P a g e
5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6) Pendidkan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komonen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan

Maksud Penyelenggaraan sistem pendidikan di sini adalah keseluruhan komponen


penyelenggaraan pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk memberikan jaminan
keberlangsungan proses pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan menggunakan prinsip
manajemen pendidikan berbasis sekolah dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Jalur pendidikan nasional terdiri dari, sekolah dan luar sekolah. Jenjang pendidikan nasional
terdiri dari dasar, menengah dan tinggi. Jenis program pendidikan antara lain, umum, kejuruan,
luar biasa, dan sebagainya. Standar pendidikan nasional ialah, kompetensi lulusan, isi, proses,
penilaian dan lain - lain.

Tujuan pendidikan nasional untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa. Fungsi sistem pendidikan nasional untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Adapun dasar pendidikan di
negara Indonesia secara yuridis formal telah dirumuskan antara lain sebagai berikut: Ketetapan

14 | P a g e
MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966, GBHN tahun 1973, Tap MPR Nomor II/MPR/1993, UU RI
No 20 Tahun 2003. Sesuai Undang-Undang 20/2003 tentang Sisdiknas, ada 6 (enam) prinsip.
Ketentuan ini, diatur pada bab II pasal 4 yang diuraikan dalam 6 ayat.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1)Hasbullah., 2005. Dasar - Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Tirtarahardja, Umar dan La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sjafei, Muhammad . 1979. dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Yayasan Proklamasi CSIS.
Ihsan. Fuad, Dasar Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

2)Academia.edu, “DASAR DASAR ILMU PENDIDIKAN PENYELENGGARAAN SISTEM


PENDIDIKAN NASIONAL”Nailatul Fadilla,5 Mei 2017,
https://www.academia.edu/32744902/DASAR_DASAR_ILMU_PENDIDIKAN_PENYELENG
GARAAN_SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_Oleh, (Diakses pada Selasa, 11 Oktober
2022)

Anda mungkin juga menyukai