Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN


PENYELENGGARAAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Dosen Pengampu:
Dra. Tin Indrawati. M.Pd

DISUSUN OLEH
Kelompok 7:

Wahyuni Fitri 23129273


Cyintia Fransiska 23129303
Deva Isra Fertika 23129306

Seksi 202321270268

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Penyelenggaraan Sistem
Pendidikan Nasional”.
Adapun tujuan dalam penyusunan tugas makalah ini yaitu untuk
memenuhi syarat tugas mata kuliah “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”. Ucapan
terimakasih kami sampaikan kepada Ibuk Dra. Tin Indrawati, M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena ilmu kami. Maka dari itu penyusun mengharapkan maaf
sebesar-besarnya atas kekurangan makalah ini dan kami juga membutuhkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Padang, 28 Maret 2024

Kelompok 7

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. …i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..….ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………….………1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………….………1
C. TUJUAN……………………………………..……………………………1
D. MANFAAT…………………………………………….………...…….….2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………….…………….….…..3
A. PENGERTIAN SISTEM………………………………………..…….…..3
B. JENJANG JENJANG PENDIDIKAN NASIONAL…………....……...…4
C. STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL…………………………...……7
D. FUNGSI, TUJUAN, PRINSIP DAN DASAR PENDIDIKAN NASIONAL..10
BAB III PENUTUP………………………………………..………………...…...12
A. KESIMPULAN………………………..………………..…………..…….…..12
B. SARAN………………..……………………………………...…………….…12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….…………….………..13

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu sistem dimana proses pengajaran terjadi di
dalamnya. Pendidikan juga sangat diperlukan untuk mencerdaskan anak
bangsa agar dapat memanjukan bangsanya. Oleh sebab itu dalam
menyelenggarakan pendidikan memerlukan suatu kesatuan yang mengaturnya.
Tujuannya adalah untuk memperoleh proses pendidikan yang berjalan dengan
terstruktur.
Yang di atur di dalam sistem pendidikan Indonesia ialah jalur
pendidikan, jenjang pendidikan, jenis pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa
upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi,
berwawasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta bermoral dan berbudaya
bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, semua itu memerlukan partisipasi
yang strategis dari berbagai komponen dan sistem pendidikan. Ada pula
standar standar tententu dalam pendidikan, sehingga sistem pendidikan
nasionl ini mempunyai tujuan yang jelas yakni mencerdaskan bangsa. Sistem
pendidikan nasional ini mempunyai dasar pada Undang- Undang 1995, TAP
MPR dan GBHN. Berfungsi agar pendidikan di Indonesia berjalan dengan
baik dan benar. Dan mempunyai prinsip prinsip tertentu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Sebutkan pengertian sistem pendidikan nasional!
2. Apa saja jalur, jenjang dan jenis pendidikan?
3. Apa saja standar pendidikan nasional?
4. Apa fungsi dan tujuan, prinsip dan dasar pendidikan nasional?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sistem pendidikan nasional.
2. Untuk mengetahui apa saja jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa saja standar pendidikan nasional.

1
4. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tujuan, prinsip dan dasar
pendidikan nasional.Untuk mengetahui pemahaman mengenai apa saja fungsi
sistem pernapasan

D. MANFAAT
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
tentang penyelenggaraan sistem pendidikan tersebut.
2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk bisa
mengetahui apa apa saja yang di butuhkan untuk membantu penyelenggaraan
sistem pendidikan tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN NASIONAL


1. Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani "systema", yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupakan suatu keseluruhan. Sedangkan menurut Zahara Idris (1987)
mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai
sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak
sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (produk).
2. Pengertian Pendidikan Nasional
Menurut Sunarya (1996), Pendidikan Nasional adalah suatu sistem
pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup
suatu bangsa dan tujuannya bersifat mengabdi kepada kepentingan dan
cita-cita nasional bangsa tersebut.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1976), merumuskan bahwa pendidikan nasional ialah suatu usaha untuk
membimbing para warga negara Indonesia menjadi Pancasila, yang
berpribadi, berdasarkan akan Ketuhanan, berkesadaran masyarakat dan
mampu membudayakan alam sekitar.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989,
tentang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan Pendidikan Nasional
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut Zahar Idris (1987) mengemukakan bahwa "Pendidikan
nasional sebagai suatu sistem adalah karya manusia yang terdiri dari
komponen-komponen yang mempunyai hubungan fungsional dalam
rangka membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah
laku seseorang sesuai dengan tujuan nasional seperti tercantum dalam
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

3
3. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional
Maksud sistem pendidikan nasional di sini adalah satu keseluruhan
yang berpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan
satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Dalam hal ini, sistem pendidikan nasional tersebut
merupakan suatu suprasistem, yaitu suatu sistem yang besar dan kompleks,
yang didalamnya tercakup beberapa bagian yang juga merupakan sistem-
sistem.
Menurut UU No.2 thn 1989 yang ditetapkan pada 27-03-1989
BAB I pasal 1. Sistem Pendidikan Nasional: Suatu keseluruhan yang
terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Menurut UU No.20 tahun 2003, Sistem pendidikan nasional harus
mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu
serta relevasi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional,
dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana, terarah dan berkesinambungan.

B. Jalur, Jenjang, Jenis Pendidikan Nasional


1. Jalur Pendidikan Nasional
a. Jalur Pendidikan Sekolah
Merupakan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah melalui
kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan.
Sifatnya formal, diatur berdasarkan ketentuan- ketentuan pemerintah,
dan mempunyai keseragaman pola yang bersifat nasional.
b. Jalur Pendidikan Luar Sekolah
Merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan yang
diselenggarakan di luarsekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang
tidak berjenjang dan tidak bersinambungan. Yang bersifat tidak formal
dalam arti tidak ada keseragaman pola yang bersifat nasional.

4
2. Jenjang Pendidikan Nasional
Merupakan suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan
dan kedalaman bahan pengajaran (UU RI No. 2 Tahun 1989 Bab 1 Pasal 1
Ayat 5).
a. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal
dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa
pengembangan sikap,pengetahuan,dan keterampilan dasar dan juga
berfungsi mempersiapkan peserta yang memenuhi persyaratan untuk
mengikuti pendidikan menengah.UU RI No 2 Tahun 1989 pasal 14
ayat 1 menyatakan bahwa "warga negara yang berumur 6 tahun berhak
mengikuti pendidikan dasar". Ayat 2 "warga negara yang berumur 7
tahun berkewajiban mengikuti pendidikan dasar/yang setara sampai
tamat.
b. Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah
pendidikan dasar diselenggarakan di SLTA yang berfungsi sebagai
lanjutan dan perluasan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri
atas pendidikan menengah umum,kedinasan, dan keagamaan.
c. Jenjang pendidikan tinggi
Merupakan lanjutan dari pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampua akademik/professional yang
dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian. Pendidikan ini juga berfungsi sebagai
jembatan antara pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional.
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut
perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademik.politeknik sekolah
tinggi.institut dan universitas.

5
1) Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan terapan dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu
pengetahuan teknologi dan kesenian tertentu.
2) Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
3) Sekolah tinggi merupakan perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan akademik atau professional dalam
suatu disiplin ilmu pada bidang tertentu.
4) Institut merupakan perguruan tinggi yang terdiri sejumlah fakultas
yang menyelenggarakan pendidikan akademik/profesioanl dalam
sekelompok disiplin ilmu yang sejenis.
5) Universitas merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah
fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik/profesianal
dalam sekolompok disiplin ilmu tertentu.

3. Jenis Program Pendidikan


a. Pendidikan Umum
Merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan
yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan.
Yang termasuk pendidikan umum adalah SD, SMP,SMA dan
Universitas.
b. Pendidikan Kejuruan
Merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu. Lembaga
pendidikannya seperti STM, SMTK, SMIP, SMEA
c. Pendidikan Luar Biasa
Merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
peserta didik yang menyandang kelainan fisik/mental.yang
termasuk pendidikan luar biasa adalah SDLB, SGPLB
d. Pendidikan Kedinasan

6
Merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan
bagi pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintah
atau lembaga pemerintah non-departemen
e. Pendidikan Keagamaan
Merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama.

C. Standar Pendidikan Nasional


Untuk mewujudkan cita-cita luhur tesebut, pemerintah menetapkan 8
Standar Nasional Pendidikan Indonesia yang menjadi pedoman bagi Pendidik
dan Tenaga Kependidikan untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Berikut ini penjelasan 8 Standar Nasional
Pendidikan Indonesia:
1. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi
standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran,
dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
2. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
3. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

7
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu,
dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi
akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal
yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi
Profesional, dan Kompetensi Sosial.
Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA, SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket
A, Paket B dan Paket C. dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan.
Tenaga kependidikan meliputi kepala tenaga laboratorium, teknisi,
pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap
satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit

8
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan
6. Standar Pengelolaan Pendidikan
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar
pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah
Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah

7. Standar Pembiayaan Pendidikan


Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi,
dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia,
dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan
pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala
tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis
pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian
hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud di atas diatur oleh masing-masing perguruan tinggi
sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.

9
D. Fungsi dan tujuan, Prinsip dan Dasar Pendidikan Nasional
1. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi Sistem Pendidikan Nasional adalah berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
nasional.
2. Dasar pendidikan Nasional
Yang dimaksud dengan dasar di sini adalah sesuatu yang menjadi
kekuatan bagi tetap tegaknya suatu bangunan atau lainnya, seperti pada
rumah atau gedung, maka pondasilah yang menjadi dasarnya. Begitu pula
halnya dengan pendidikan, dasar yang dimaksud adalah dasar
pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan
pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di
lembaga- lembaga pendidikan lainnya.
Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal
telah dirumuskan antara lain sebagai berikut:
a. Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950,
Nomor 2 tahun 1945, Bab III Pasal 4 Yang Berbunyi: Pendidikan dan
pengajaran berdasarkan atas asas- asas yang termaktub dalam
Pancasila, Undang-Undang Dasar RI dan kebudayaan bangsa
Indonesia.
b. Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang
berbunyi: Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila.
c. Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN
1988 Bab IV bagian pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila.

10
d. Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian
Pendidikan yang berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
e. Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
f. Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia
adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN
No. 2 tahun 1989 dan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003.

3. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Nasional


Sesuai Undang-Undang 20/2003 tentang Sisdiknas, ada 6 (enam)
prinsip. Ketentuan ini, diatur pada bab II pasal 4 yang diuraikan dalam 6
ayat.
Berikut isi undang-Undang 20/2003, pasal 4:
a. Pendidikan diselenggarakan secara demokrtis dan berkeadiln serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak assi manusia, nilai
kegamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik
dengan system terbukadan multimakna.
c. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran.
e. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
f. Pendidkan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komonen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Maksud sistem pendidikan nasional di sini adalah satu keseluruhan
yang berpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan
satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
Jalur pendidikan nasional terdiri dari, sekolah dan luar sekolah.
Jenjang pendidikan nasional terdiri dari dasar, menengah dan tinggi. Jenis
program pendidikan antara lain, umum, kejuruan, luar biasa, dan
sebagainya. Standar pendidikan nasional ialah, kompetensi lulusan, isi,
proses, penilaian dan lain-lain.
Tujuan pendidikan nasional untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa. Fungsi sistem pendidikan
nasional untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Adapun dasar pendidikan di
negara Indonesia secara yuridis formal telah dirumuskan antara lain
sebagai berikut: Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966, GBHN tahun
1973, Tap MPR Nomor II/MPR/1993, UU RI No 20 Tahun 2003. Sesuai
Undang- Undang 20/2003 tentang Sisdiknas, ada 6 (enam) prinsip.
Ketentuan ini, diatur pada bab II pasal 4 yang diuraikan dalam 6 ayat.

B. SARAN
Demikianlah pembahasan makalah mengenai penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, baik itu bagi penulis, pembaca maupun instuisi pendidikan ,
untuk dijadikan referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya. Kami
menyarankan untuk sering membaca dan memahami pembelajaran agar
kita dapat menambah wawasan pada mata kuliah dasar-dasar ilmh
pendiidikan ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 2005. Dasar - Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Tirtarahardja, Umar. La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta. Sjafei, Muhammad. 1979. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta:
Yayasan Proklamasi CSIS.
Ihsan,Fuad.2008. Dasar Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

13

Anda mungkin juga menyukai