Di Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim
Salam ta’zhim teriring do’a kami sampaikan, semoga Bapak/Ibu Pimpinan Dewan Yang
Terhormat dan kita semua senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.
Dengan ini kami sampaikan pandangan dan usulan tentang rencana kenaikan Biaya Perjalanan
Ibadah Haji tahun 1444 H / 2023 M. Dengan harapan semoga manjadi sarana penyampaian aspirasi
bagi masyarakat calon jamaah haji, dan menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan besaran
biaya perjalanan haji tahun ini.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan, Jazakumullah Khairan
Katsira.
Bismillahirrahmanirrahim.
Yang Terhormat Pimpinan Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Merespon rencana pemerintah menaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BIPIH) tahun 2023
yang telah disampaikan pemerintah melalui Menteri Agama kepada Komisi VIII Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 19 Janurai 2023 yang lalu, maka dengan ini
Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PERSIS) menyampaikan tanggapan dan usulan kepada Pimpinan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melalui Komisi VIII sebagai berikut:
Dasar Pemikiran
Bahwa Ibadah Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang wajib ditunaikan setiap
muslim yang mampu satu kali seumur hidup. Karena itu menjadi cita-cita dan harapan setiap
muslim untuk dapat kesempatan menunaikannya meskipun dengan pengorbanan biaya yang tidak
sedikit.
Mempertimbangkan resiko dan biaya yang harus dikeluarkan dalam menunaikan ibadah
haji, maka Agama Islam mensyaratkan keharusan melaksanakan ibadah haji adalah bagi mereka
yang sudah mampu saja (Istitho’ah). Dimana istitho’ah itu meliputi kesehatan jasmani, rohani,
bekal ilmu pengetahuan, kemampuan biaya perjalanan pulang pergi, termasuk biaya keluarga yang
ditinggalkan, hingga situasi keamanan yang memungkin perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji
dapat terlaksana dengan selamat dan sehat wal afiat.
Untuk mencapai istitho’ah dari aspek finansial atau pembiayaan haji, banyak kaum
muslimin Indonesia, terutama dari kalangan masyarakat kecil yang tarap ekonominya rendah, yang
rela menabung bertahun-tahun, bahkan dengan menjual sebagian asetnya yang berharga sebagai
penopang hidup mereka seperti sawah, ladang, dan ternak. Selain mereka juga harus sabar
mengantri mendapat giliran keberangkatan dengan masa tunggu yang sangat lama. Tidak sedikit
dari mereka yang mengantri menunggu tahun giliran mereka untuk berangkat haji, mereka sudah
terlebih dulu dipanggil oleh Allah SWT karena ajal telah menjemput mereka.
Dalam tataran pelaksanaan ibadah haji kaum muslimin Indonesia melibatkan banyak aspek
dan banyak pihak. Oleh sebab itu sangat tepat bahwa penyelenggaraan ibadah haji menjadi hajat
nasional yang penyelenggaraan dan tatakelolanya menjadi tanggungjawab negara dan diatur dalam
peraturan perundang-undangan, sebagai salah satu wujud pelaksanaan dari amanah konstitusi
bahwa negara menjamin dan melindungi warganya dalam menjalankan syariat agamanya. Apalagi
dalam menjalankan ibadah haji mengandung banyak resiko yang harus dipikul dan bukan hanya
menjadi tanggungjawab individu masing-masing jamaah tetapi membutuhkan kehadiran negara
yang dapat memberikan jaminan keamanan dan keselamatan para jamaah haji sejak persiapan
keberangkatan, perjalanan, pelaksanaan ibadah, hingga pulang ke tanah air dan kepada keluarga
masing-masing.
KH. Dr. Jeje Zaenudin, M.Ag. Dr. H. Haris Muslim, Lc. MA.
NIAT: 01.05.29095.208 NIAT: 01.02.34535.030