BAB I
PENDAHULUAN
dunia datang ke Tanah Suci Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Hal ini
dilaksanakan oleh umat Islam karena ibadah haji merupakan rukun Islam yang
kelima bagi yang telah memenuhi syarat atau mampu. Adapun bagi mereka yang
Mampu yang dimaksud dalam hal ini adalah mampu dalam bentuk materi
(uang/harta) dan fisik jasmani maupun rohani.Kegiatan inti ibadah haji dimulai
pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam
Haji dalam Islam merupakan salah satu ibadah pokok yang diwajibkan
bagi setiap beragama muslim yang mampu menunaikannya dalam satu kali
seumur hidup, yang telah Allah tetapkan ketentuan dan petunjuknya (Al-
Qardhawi, 2005:377). Haji juga dipandang sebagai kongres tahunan umat Islam
yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana memupuk kesatuan dan persatuan umat.
Persatuan antara sesama umat Islam melalui haji ini sangat potensial
dalam suasana dan situasi yang sama melalui rangkaian ritual haji (Said Agil,
1
2
2003:16).
Secara individual, seorang calon haji adalah seorang yang memiliki niat
kemampuan dan tingkat pelayanan yang dikehendaki (Nidjam Ahmad, 2006: 17-
18).
hingga mereka dapat menunaikan ibadah sesuai dengan ketentuan ajaran agama
Maka peluang inilah yang dilirik bukan saja oleh pemerintah namun juga
tujuan pelaksanaan ibadah haji dan umrah selalu sukses dam mencapai target
yang dicapai, maka perlu adanya suatu program dalam bidang pelayanan yang
Agar tujuan pelaksanaan ibadah Haji dan Umrah dapat berjalan dengan
sehingga jamaah Haji dan Umrah dapat merasa puas dalam melaksanakan ibadah
di tanah suci. Oleh karena itu, pemerintah tidak hanya berkewajiban memberikan
korupsi, kolusi, lebih hemat biaya, dan memberikan kenyamanan bagi jemaah
haji.
memiliki karyawan yang profesional, tersedia sarana dan prasarana yang baik,
tersedia semua produk yang diinginkan, bertanggung jawab kepada setiap jamaah
hingga tuntas, mampu melayani secara cepat dan tepat, mampu berkomunikasi
kepuasan tersendiri bagi para jamaahnya yang pada akhirnya akan menciptakan
meningkatkan jumlah jamaah. Bila pelayanan yang diterima sesuai dengan yang
sebaliknya jika pelayana yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka
tersebut telah sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku sesuai perencanaan.
Dari pengawasan dengan standar dan indikator yang telah ditetapkan itu dapat
paralel dan simultan oleh berbagai instansi pengawasan, antara lain Badan
pengawasan yang bersifat politis menurut fungsi dan amanat sebagai wakil rakyat
menjadi tugas dan tanggung jawab KPHI dilakukan mulai dari tahap
berbagai masukan, saran, dan pertimbangan dari berbagai pihak dalam rangka
Indonesia.
Tumbuhnya kritik atas pelaksanaan ibadah haji bukan tanpa alasan. Tidak
sedikit kasus yang muncul berkenaan dengan masalah penyelenggaraan haji oleh
penyelenggaraan haji dewasa ini kemudian memunculkan kritik tajam yang tidak
Masalah-masalah haji ini masih banyak mendapat sorotan dan masih harus
sebuah tuntutan yang mutlak. Mengingat semakin hari semakin banyak para
peminat ibadah haji, entah apapun yang mempengaruhinya baik dari segi agama
(keislaman), sosial, ekonomi maupun budaya dapat kita lihat dari melambungnya
tingkat waiting list penggiat dan pemburu ibadah haji di negeri ini.
yang tidak dapat ditawar lagi, namun pada kenyataannya masih banyak
dan pelaksanaan kegiatan tersebut telah sesuai dengan aturan dan standar yang
Dari pengawasan dengan standar dan indikator yang telah ditetapkan itu
Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai mekanisme
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adaah bagaimana mekanisme pengawasan haji serta
C. Batasan Masalah
di Indonesia?
haji di Indonesia?
3. Apa dampak dari pengawasan haji terhadap pembiayaan dan pelayanan haji
di Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada latar belakang dan batasan masalah yang sudah
Indonesia.
di Indonesia.
Indonesia.
8
E. Kegunaan Penelitian
1. Akademis
2. Praktisi
3. Lembaga Terkait
4. Masyarakat