Kebijakan Pembinaan, Bimbingan, dan Pelayanan Haji dalam Negeri adalah serangkaian kebijakan
yang ditujukan untuk memberikan dukungan, panduan, dan layanan kepada calon jamaah haji serta
masyarakat umum terkait dengan persiapan dan pelaksanaan ibadah haji di dalam negeri, dalam hal ini
Indonesia.
Secara umum, kebijakan pembinaan, bimbingan, dan pelayanan haji dalam negeri di Indonesia mencakup
beberapa aspek:
a. Pembinaan Spiritual: Memberikan bimbingan dan pembinaan kepada calon jamaah haji dalam hal
aspek spiritual, termasuk tata cara pelaksanaan ibadah haji, pentingnya niat dan kesungguhan dalam
menjalankan ibadah, serta pentingnya meningkatkan kualitas ibadah.
b. Pelayanan Informasi dan Registrasi: Menyediakan informasi terkait prosedur pendaftaran haji,
persyaratan, biaya, dan jadwal keberangkatan. Hal ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang
jelas kepada calon jamaah haji sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik.
c. Pelatihan dan Penyuluhan: Menyelenggarakan pelatihan dan penyuluhan kepada calon jamaah haji
terkait dengan tata cara pelaksanaan ibadah haji, persiapan fisik dan mental, kesehatan, serta tindakan
pencegahan selama perjalanan haji.
d. Pelayanan Kesehatan: Menyediakan layanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan kepada calon
jamaah haji untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi fisik yang memadai untuk menjalankan
ibadah haji.
e. Pengawasan dan Perlindungan Konsumen: Memastikan bahwa agen travel haji dan umrah
mematuhi standar pelayanan dan keamanan yang telah ditetapkan serta memberikan perlindungan
kepada konsumen terhadap praktek-praktek penipuan atau eksploitasi.
f. Pelayanan Pendampingan: Menyediakan layanan pendampingan bagi calon jamaah haji, terutama
yang membutuhkan bantuan khusus seperti lansia atau penyandang disabilitas.
g. Evaluasi dan Pembaruan Kebijakan: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap kebijakan yang
telah diterapkan dan melakukan pembaruan jika diperlukan, agar dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses persiapan dan pelaksanaan ibadah haji
berjalan dengan lancar, aman, dan nyaman bagi calon jamaah haji, serta sesuai dengan prinsip-prinsip Islam
dan regulasi yang berlaku di Indonesia.
2. Berapa banyak kementerian atau lembaga yang terlibat dalam ekosistem penyelenggaraan
haji?
Dalam ekosistem haji dan umrah, terdapat beberapa lembaga yang terlibat dalam penyelenggaraan
dan pengawasan proses tersebut. Beberapa di antaranya meliputi:
A. Kementerian Agama (Kemenag): Bertanggung jawab atas regulasi, koordinasi, dan pengawasan
penyelenggaraan haji dan umrah di Indonesia.
B. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH): Bertugas mengelola dana haji dari para calon jamaah
haji. BPKH memiliki peran penting dalam pengelolaan dana yang diperoleh dari para calon jamaah
haji.
C. Badan Pengelolaan Keuangan Umrah (BPKU): Serupa dengan BPKH, BPKU bertanggung jawab
atas pengelolaan dana umrah dari calon jamaah umrah.
D. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LP2H): Lembaga yang memberikan pendidikan dan
pelatihan kepada calon jamaah haji dan umrah terkait dengan tata cara pelaksanaan ibadah haji dan
umrah serta persiapan fisik dan mental.
E. Asosiasi Travel Umrah dan Haji (Asosiasi Haji Umrah Indonesia/AHUI): Merupakan asosiasi
yang terdiri dari agen travel umrah dan haji di Indonesia. Memiliki peran dalam memberikan
bimbingan dan bantuan kepada anggotanya dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
F. Otoritas Penerbangan Sipil (Air Navigation Service Providers/ANSPs): Bertugas mengatur dan
mengawasi aspek penerbangan yang terkait dengan transportasi jamaah haji dan umrah, seperti
penerbangan menuju dan dari Tanah Suci.
G. Lembaga-lembaga sosial dan kemanusiaan: Dalam beberapa kasus, lembaga-lembaga ini dapat
terlibat dalam memberikan bantuan kepada calon jamaah yang membutuhkan, baik dalam hal
persiapan fisik maupun finansial.
H. Lembaga sertifikasi dan pengawasan: Melakukan audit dan pengawasan terhadap agen travel, hotel,
dan penyedia layanan lainnya untuk memastikan bahwa mereka memenuhi standar yang ditetapkan
dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
3. Kriteria seorang pembimbing dan sebuah Perusahaan yang bersertifikasi haji dan umroh
Kriteria untuk perusahaan dan pembimbing haji yang bersertifikasi dapat bervariasi tergantung pada negara
dan lembaga yang mengeluarkan sertifikasi tersebut. Namun, umumnya, berikut adalah beberapa kriteria
yang sering diterapkan:
a. Kepemilikan Lisensi Resmi: Perusahaan dan pembimbing haji harus memiliki lisensi resmi dari
otoritas yang berwenang dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah di negara tersebut, seperti
Kementerian Agama.
b. Kualifikasi dan Pengalaman: Pembimbing haji harus memiliki kualifikasi pendidikan dan pelatihan
yang memadai dalam tata cara pelaksanaan ibadah haji, manajemen perjalanan, dan layanan pelanggan.
Pengalaman kerja dalam industri haji dan umrah juga sering menjadi syarat.
c. Standar Operasional: Perusahaan harus memiliki standar operasional yang jelas dan dipatuhi oleh
semua staf, termasuk pembimbing haji. Standar ini mencakup tata cara pendaftaran, penyelenggaraan
perjalanan, akomodasi, transportasi, dan layanan pelanggan.
d. Kepatuhan Hukum: Perusahaan harus mematuhi semua peraturan hukum dan regulasi terkait dengan
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, termasuk regulasi terkait dengan perlindungan konsumen,
keselamatan, dan keamanan.
e. Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan: Perusahaan harus memiliki prosedur dan fasilitas untuk
memastikan kesehatan dan keselamatan jamaah haji selama perjalanan dan di Tanah Suci. Ini termasuk
penyediaan layanan medis darurat dan informasi kesehatan yang relevan.
4 | Tugas Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji & Umroh
f. Transparansi Biaya: Perusahaan harus memberikan informasi yang jelas dan transparan tentang biaya-
biaya yang terkait dengan paket perjalanan haji, termasuk biaya pendaftaran, biaya akomodasi, biaya
transportasi, dan biaya tambahan lainnya.
g. Reputasi dan Referensi: Perusahaan dan pembimbing haji harus memiliki reputasi yang baik dalam
industri dan di antara jamaah haji sebelumnya. Referensi dari jamaah haji sebelumnya atau
penghargaan industri juga dapat menjadi pertimbangan dalam sertifikasi.
h. Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi modern dalam penyelenggaraan perjalanan haji, seperti
pendaftaran online, pelacakan perjalanan, dan layanan pelanggan digital, juga dapat menjadi
pertimbangan dalam sertifikasi.
Sertifikasi ini biasanya diberikan oleh lembaga atau otoritas yang berwenang dalam
penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, seperti Kementerian Agama atau badan asosiasi yang relevan di
negara tersebut. Prosedur dan persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi ini dapat bervariasi tergantung
pada regulasi yang berlaku di masing-masing negara.
4. Apa Nama Lembaga yang Melayani jamaah di Bandara Jeddah dan Madinah?
Muassasah thawwafa adalah lembaga yang memiliki peran dalam melayani dan mengurus jamaah
saat berada di Bandara Jeddah dan Madinah. Muassasah Thawwafah adalah petugas paling penting dalam
membantu ibadah haji. Perannya dimulai sejak bulan Rabiul Awal dalam rangka melakukan persiapan
ibadah haji.