Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI

ISTITHAAH KESEHATAN HAJI DI KAB. LANGKAT


PROVINSI SUMATERA UTARA,
SENIN, 8 APRIL 2019

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ibadah haji merupakan Rukun Islam yang kelima dan wajib dilaksanakan sekali
seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya. Surat Ali Imran
ayat 97 dijelaskan bahwa mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu (istithaah) melakukan perjalanan ke Baitullah.
Istithaah menjadi hal penting dalam pelaksanaan ibadah haji, yang dalam Fiqih
Islam, Istithaah (termasuk Istithaah Kesehatan) dinyatakan sebagai salah satu syarat
wajib untuk melaksanakan ibadah haji.

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji


menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya kepada jemaah haji
agar jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran
agama Islam. Pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang diberikan kepada
jemaah haji, bukan hanya untuk yang bersifat umum, tetapi juga yang bersifat
kesehatan. Sehingga penyelenggaraan kesehatan haji merupakan kesatuan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada jemaah haji sejak di
Tanah Air, dan selama di Arab Saudi.

Dalam rangka memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam bidang


kesehatan kepada jemaah haji, perlu pula memperhatikan dan mempertimbangkan
amanah Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia setinggi-
tingginya melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang termasuk masyarakat Indonesia yang melaksanakan ibadah haji.
Ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut mampu secara fisik
dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar.
Salah satu kegiatan penyelenggaraan kesehatan haji yang sangat penting dan
strategis adalah serangkaian upaya kegiatan melalui program pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan haji agar terpenuhinya kondisi istithaah kesehatan
(kemampuan kesehatan jemaah haji untuk melakukan serangkaian aktivitas rukun
dan wajib haji). Penyelenggaraan kesehatan haji menuju istithaah kemudian diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 15
Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka tahapan rangkaian kegiatan yang perlu
dilaksanakan, salah satu tahapan kegiatan adalah menyelenggarakan sosialisasi
Haji sehat kepada jemaah haji yang akan berangkat menunaikan ibadah haji di Kab.
Parepare, Sulawesi Selatan.

B. Dasar Hukum.
a) Undang-undang Nomor: 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan ibadah Haji.
b) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan
Jemaah Haji
c) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 62 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Kesehatan Haji Indonesia.
d) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 319/MENKES/SK/IX/2013, tentang 497
Kab/Kota Pelaksana Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji sesuai
standar.

II. Gambaran Umum Singkat


Penyelenggaraan Ibadah Haji, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
No.13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan
manajeman penyelenggaraan yang terpadu, agar pelaksanaan ibadah haji dapat
berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama.
Sesuai dengan Permenkes Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah
Haji, bahwa setiap jemaah haji berhak mendapatkan pembinaan kesehatan untuk
mencapai keadaan istithaah kesehatan. Pembinaan kesehatan jemaah haji
dilaksanakan setelah jemaah haji melakukan pemeriksaan di Puskesmas/Rumah Sakit,
baik pemeriksaan tahap pertama yang dilanjutkan dengan pembinaan masa tunggu dan
pemeriksaan tahap kedua yang dilanjutkan pembinaan masa keberangkatan. Proses
dan hasil kegiatan pembinaan kesehatan dicatat dan dipantau dalam status kesehatan
jemaah haji yang berisi informasi kesehatan jemaah haji dan perkembangannya serta di-
entry dalam sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan.
Selain itu juga untuk meningkatkan tingkat kebugaran jemaah haji dan melakukan
deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular. Penyelenggaraan pembinaan kesehatan
haji dapat dilaksanakan pada berbagai kegiatan, baik sebagai kegiatan khusus, maupun
bersama kegiatan lain, yaitu : pembinaan kesehatan dan deteksi dini faktor penyakit
tidak menular ini dapat dilakukan pada saat jemaah haji melaksanakan pelayanan atau
pemeriksaan kesehatan, kegiatan kunjungan rumah yang berbasis kesehatan keluarga
sehingga melibatkan keluarga dalam pembinaan kesehatan, bersamaan dengan
kegiatan manasik haji, pembinaan kesehatan selama perjalanan ibadah haji dalam
kelompok terbang, serta pembimbingan dan penyuluhan kesehatan melalui media
promosi
Kegiatan pembinaan kesehatan haji tersebut merupakan kegiatan yang terintegrasi
dengan unit-unit atau instansi terkait lainnya dengan pelaksanaan yang
berkesinambungan dengan melibatkan beberapa unit lintas program dan sektor. Lintas
program yang dimaksud antara lain: Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaaan
Masyarakat, PPTM, Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat
Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Kesehatan Tradisional dan unit-unit utama
lainnya di dalam Kementerian Kesehatan serta Kementerian Agama Ditjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Dalam rangka deteksi dini dan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular serta
peningkatan kebugaran jemaah haji untuk mencapai istithaah kesehatan jemaah haji
yang berbasis masyarakat, maka perlu diadakan kegiaan sosialisasi haji sehat.
Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara terpadu, terintegrasi dan terkoordinasi dengan
lintas program dan lintas sektoral (Anggota DPR RI Komisi 9, Kementerian Agama Kab.
Langkat)

III. Tujuan
Tujuan dari pembinaan kesehatan haji adalah meningkatkan pengetahuan, sikap,
perilaku jemaah haji baik secara individu, maupun kelompok untuk berperilaku sehat
dan mandiri dalam menjaga kesehatannya, sesuai dengan budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang bernuansa kesehatan haji yang berbasis pada
kesehatan keluarga.

IV. Sasaran
1. Jemaah Haji
2. Petugas pengelola kesehatan haji di Provinsi dan Kab/Kota
3. Lintas sektor
4. Lintas Program Kementerian Kesehatan RI
5. Kementerian Agama

V. Pelaksanaan
a. Persiapan
Petugas Pengelola Program Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Puskesmas,
melakukan rapat koordinasi dan pemantauan langsung kesiapannya terkait
sarana dan prasarana untuk tempat kegiatan baik indoor maupun outdoor di
Aula Akademi Perawat Pemmerintah Kab. Langkat.
b. Waktu pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada Hari Senin, tanggal 8 April 2019
1) Lokasi pelaksanaan
Kegiatan Pemeriksaaan Kesehatan yang dilanjutkan latihan Kebugaran
dilaksanakan di halaman Aula Akademi Perawat Pemmerintah Kab.
Langkat. dan untuk Sosialisasi Istithaah Kesehatan Haji Haji sehat
dilaksanakan di ruang Aula Akademi Perawat Pemerintah Kab. Langkat.
Kegiatan:
2) Registrasi peserta
Peserta yang hadir dan melakukan registrasi 150 jemaah haji.
Kegiatan Sosialisasi Istithaah Kesehatan Haji diawali dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan kepada jemaah haji, yatu pemeriksaan Cholesterol,
Deabetes Melitus (DM), Tekanan Darah (tensi meter), dan latihan
kebugaran.
3) Pembukaan:
Kegiatan dibuka oleh Ka. Dinkes Kab. Langkat
Sambutan Ka Sub.Bag. Program dan Informasi, Pusat Kesehatan Haji.
Menekankan pentingnya jemaah haji menjaga istithaah kesehatannya
(mampu) materi dan Fisik (kesehatan)
Sambutan Dellia Pratiwi Br Siteru (Anggota DPR RI Komisi IX)
Kegiatan Sosialisasi Istithaah merupakan upaya pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan dengan dukungan DPR dalam mempersiapkan
kesehatan jemaah haji sebelum berangkat ke tanah suci untuk menunaikan
ibadah haji. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran jemaah
haji supaya jemaah haji menjaga kesehatan dengan melibatkan stakeholder
sebagai implemetasi istithaah kesehatan kepada jemaah haji.

Sosialisasi dan Penyuluhan


a. Kesehatan Haji
Penyuluhan dilakukan oleh pengelola program dari Dinas Kesehatan
Kab. Garut. dengan materi Himbauan Kesehatan selama berhaji:
 Makan Makanan bergizi dan buah buhan.
 Hindari aktivitas berlebihan
 Lakukan peregangan, terutama setelah perjalanan jauh
 Periksa kesehatan secara teratur dan minum obat sesuai dengan
jenis penyakit yang diderita.
 Gunakan payung saat berada diluar pondokan
 Semprotkan air ke wajah dan bagian tubuh yang terbuka
menggunakan semprotan air (water spray)
 Minum air putih/air zam zam sesering mungkin
 Gunakan Masker
 Gunakan alas kaki jika berada diluar ruangan
 Hindari kontak langsung dengan unta, seperti foto bersama dan
minum susu unta langsung diperternakan.
 Bagi wanita yang masih haid dianjurkan untuk berkonsultasi
kepada dokter untuk mengatur siklus haid saat ibadah haji
berlangsung
 Jangan menahan buang air kecil
 Tidak merokok
 Tahallul (bercukur) sehat dan aman
 Seringlah membaca doa doa untuk kesehatan dan keselamatan.
Penyakit yang perlu diwaspadai jemaah haji:
Diabetes Melitus (DM)
Hipertensi
Jantung
Penyakit Paru Menahun
Gangguan Stress
Ispa
Diare
Kelelahan
Heatstroke
Mers-Cov

b. Manasik Haji
Pembimbingan tentang Manasik Haji dilakukan oleh Kanwil Kemenag
Kab. Langkat.

4) Hasil Kegiatan
Panitia atau petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gula darah dan
kholesterol pada 150 jemaah haji, adapun hasil pemeriksaan sebagai
berikut:
1. Latihan Kebugaran
Baik : 69 orang
Tidak Baik : 6 orang

2. Pemeriksaan Gula Darah


Normal 141 orang dan tidak normal 9 orang.
3. Pemeriksaan kholesterol
Normal (<200 mg/dL) : 130 orang
Tidak Normal : 20 orang

VI. PENUTUP
- Rencana Tindak Lanjut
Jemaah Haji akan melakukan pemeriksaan dan pembinaan secara rutin di
Puskesmas.
Untuk menjaga kebugaran jemaah haji, secara rutin melakukan senam haji
sehat dan latihan kebugaran.
Bagi jemaah haji yang kategori risti atau dengan penyakit tertentu jangan lupa
membawa dan minum obat selama mejalankan ibadah haji.
Jemaah haji minum air secara terus menerus secara rutin, pakai payung bila
diluar pemondokan agar terhindar heat stroke.
- Hasil Diskusi peserta

LAMPIRAN:
Dokumentasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai