Anda di halaman 1dari 45

nTanggal : 1 Februari 2017-04-05

Tentang : Pedoman Pelayanan Poli Umum Puskesmas Basuki Rahmat

PELAYANAN KESEHATAN HAJI


No. Dokumen : 001/PM-02/PKMBR/2017

No. Revisi : 00
PEDOMAN
Tanggal Terbit : 3 Februari 2017

Jml Hal : 38
Puskesmas Tanda tangan dr.R.A. Emiria UK, M.Kes
Basuki Rahmat Kepala Puskesmas NIP.198012272009032002

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ibadah haji adalah Rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali
seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya. Dalam Alquran
Surat Ali Imran ayat 97 dijelaskan bahwa mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu (istithaah) mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Dengan demikian, istithaah menjadi hal penting dalam
pelaksanaan ibadah haji, yang dalam Fiqih Islam, Istithaah (termasuk Istithaah
Kesehatan) dinyatakan sebagai salah satu syarat wajib untuk melaksanakan ibadah
haji.
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya kepada jemaah haji
agar jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran
agama Islam. Pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang diberikan kepada
jemaah haji, bukan hanya untuk yang bersifat umum, tetapi juga yang bersifat
kesehatan. Sehingga penyelenggaraan kesehatan haji merupakan kesatuan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada jemaah haji sejak di
Tanah Air, dan selama di Arab Saudi.
Ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut mampu secara
fisik dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan
lancar. Salah satu kegiatan penyelenggaraan kesehatan haji yang sangat penting
dan strategis adalah serangkaian upaya kegiatan melalui program pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan haji agar terpenuhinya kondisi istithaah kesehatan
(kemampuan kesehatan jemaah haji untuk melakukan serangkaian aktivitas rukun
dan wajib haji). Penyelenggaraan kesehatan haji menuju istithaah kemudian diatur
Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 1 dari 45
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 15
Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji. 2 Secara umum, Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji didefinisikan sebagai kemampuan jemaah haji dari aspek
kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan dan
pembinaan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga jemaah haji dapat
menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan agama Islam. Untuk memenuhi kriteria
istithaah kesehatan, persiapan sejak dini di Tanah Air harus dilakukan sebagai upaya
pemerintah dalam mengantar jemaah haji sehat sejak di Indonesia, selama
perjalanan, dan di Arab Saudi selama menjalankan ibadah haji. Pelaksanaan
istithaah kesehatan jemaah haji yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) Nomor 15 tahun 2016 menjelaskan tahapan atau upaya melalui
pemeriksaan dan pembinaan kesehatan kepada jemaah haji untuk mencapai
istithaah kesehatan.
Upaya pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji dalam rangka mencapai
istithaah kesehatan jemaah haji merupakan penilaian kriteria istithaah kesehatan
bagi jemaah haji yang dilakukan melalui pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
dalam rangka mempersiapkan kondisi kesanggupan berhaji melalui mekanisme baku
pada sarana pelayanan kesehatan terstandar yang diselenggarakan secara kontinum
(berkesinambungan, melingkupi seluruh periode waktu perjalanan ibadah haji dan
tingkatan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan kesehatan dasar, spesialistik,
serta rujukan dalam setiap strata layanan kesehatan), dan komprehensif
(penanganan menyeluruh dengan melakukan pendekatan five level prevention yang
meliputi health promotion (promosi kesehatan), spesific protection (perlindungan
khusus), early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan yang
cepat dan tepat), disability limitation (pembatasan kecacatan), dan rehabilitation
(rehabilitasi). Proses pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji menuju istithaah
dimulai pada saat calon jemaah haji mendaftarkan diri.
Secara umum, kondisi kesehatan jemaah haji dipengaruhi oleh faktor risiko
internal dan faktor risiko eksternal. Faktor risiko internal antara lain usia, pendidikan
(mayoritas jemaah haji Indonesia adalah lulusan sekolah dasar dan menengah),
penyakit yang dideritanya (umumnya degeneratif dan penyakit kronis), dan perilaku 3
jemaah haji. Sedangkan faktor risiko eksternal, yang mempengaruhi kejadian
penyakit dan dapat memperberat kondisi kesehatan jemaah antara lain lingkungan
fisik (suhu dan kelembaban udara, debu), sosial, psikologis, serta kondisi lainnya
yang mempengaruhi daya tahan tubuh jemaah haji. Faktor risiko terutama faktor
risiko internal sangat berhubungan dengan karakteristik atau profil jemaah haji
Indonesia. Profil jemaah haji Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir cenderung tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Sebanyak 55 s/d 56% jemaah haji Indonesia

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 2 dari 45


adalah ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan masih tergolong rendah sampai
menengah.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan
(Siskohatkes), hampir setiap tahun sekitar 60 s/d 67% dari total jemaah haji yang
berangkat ke Tanah Suci, tergolong dalam kelompok Risiko Tinggi (Risti) yang dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan jemaah haji dalam menjalankan
ibadahnya di Tanah Suci. Angka kesakitan dan kematian cenderung berfluktuatif,
namun masih dapat dinyatakan tinggi. Penyakit degeneratif, metabolik dan kronis
masih mendominasi sebagai penyakit yang diderita oleh jemaah haji terutama
jemaah haji dengan usia lanjut. Setiap tahunnya, jemaah haji Indonesia yang wafat di
Arab Saudi sebagian besar disebabkan oleh penyakit jantung, pernapasan, ginjal,
metabolik,dan hipertensi. Namun demikian, dilain pihak ancaman penyakit-penyakit
yang diperoleh di Arab Saudi (risiko eksternal) seperti heat stroke, MERS-CoV,
Ebola, Zika dan meningitis merupakan penyakit yang perlu diwaspadai, karena selain
berpotensi sebagai wabah juga memiliki fatalitas yang tinggi.
Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 juga menjelaskan perlunya melibatkan
berbagai lintas program kesehatan yang terintegrasi dalam proses pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan kepada jemaah haji di kabupaten/kota, termasuk terlibatnya
berbagai unsur masyarakat, profesional dan akademisi. Oleh karena itu Puskesmas
Basuki Rahmat yang terlibat dalam pemeriksaan kesehatan jemaah haji di Kota
Palembang, perlu membuat pedoman agar pelaksanaan kegiatan ini berjalan lancar.

B. TUJUAN
1) Tujuan umum.
Terlaksananya pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji di
Puskesmas Basuki Rahmat sesuai standar dalam upaya menuju istithaah
kesehatan jemaah haji.
2) Tujuan khusus.
a. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap pertama.
b. Terlaksananya pembinaan kesehatan masa tunggu.
c. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap kedua.
d. Terlaksananya pembinaan kesehatan masa keberangkatan.
e. Terlaksananya pendekatan keluarga dan koordinasi lintas program dan lintas
sektor dalam proses pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji.
f. Terlaksananya peran serta masyarakat dan profesional dalam pemeriksaan
dan pembinaan kesehatan haji.
g. Terlaksananya monitoring dan evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji
menuju istithaah

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 3 dari 45


C. SASARAN
1. Jemaah haji Indonesia sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.
2. Petugas pengelola program kesehatan haji di Puskesmas Basuki Rahmat
Palembang yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman Pemeriksaan Kesehatan Haji ini adalah seluruh tim
kesehatan haji yang terlibat dalam pemeriksaan jemaah haji Puskesmas Basuki
Rahmat Palembang.

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Puskesmas
Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 adalah UPTD kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.2
2. Ibadah Haji
Dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 97 dijelaskan bahwa mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu
(istithaah) mengadakan perjalanan ke Baitullah Jemaah haji
3. Tim Kesehatan Haji
Merupakan tim yang telah disusun dan di sahkan oleh Dinas Kesehatan dan
Puskesmas Basuki Rahmat Palembang dalam Surat Keputusan.
4. Pemeriksaan Kesehatan Haji tahap I
Merupakan pemeriksaan pada jemaah haji yang akan melakukan setoran awal
atau telah mempunyai nomor porsi untuk menentukan tingkat resiko kesehatan.
5. Pemeriksaan kesehatan Haji tahap 2
Merupakan pemeriksaan pada jemaah haji yang akan melakukan setoran awal
atau telah mempunyai nomor porsi untuk penetapan istitahah setidaknya
dilakukan 3 bulan sebelum keberangkatan.
6. Dokter
Adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan
pengobatannya.5
7. Perawat
Adalah orang yang mendapat pendidikan khusus untuk merawat, terutama
merawat orang sakit.5
8. Identifikasi
Adalah penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya.5

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 4 dari 45


9. Anamnesis
Adalah sejarah masa lalu mengenai seorang pasien dan keluarganya.6
10. Pemeriksaan fisik
Adalah pemeriksaan yang dilakukan berkenaan dengan tubuh.6
11. Pemeriksaan penunjang
Adalah pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis.
12. Diagnosis
Adalah penentuan sifat penyakit atau membedakan suatu penyakit dengan yang
lainnya.6

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 5 dari 45


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Petugas Kesehatan Haji Puskesmas Basuki Rahmat terdiri dari :
 Dua (2) orang petugas pendaftaran terdiri dari 2 orang berstatus PNS. Keduanya
merupakan lulusan S1 Fakultas kesehatan Masyarakat di Indonesia.
 Dua (2) orang dokter umum (fungsional), terdiri dari 2 dokter umum berstatus
PNS. Keduanya merupakan lulusan S1 fakultas kedokteran di Indonesia.
 Dua (2) orang perawat (fungsional), terdiri dari 2 perawat berstatus PNS. 1 orang
merupakan lulusan S1 Fakultas Keperawatan di Indonesia. 1 orang merupakan
lulusan D3 Ilmu Keperwatan di Indonesia
 Satu (1) orang petugas Gizi, yang berstatus PNS. Lulusan D3 Nutrisionist di
Indonesia.
 Satu (1) orang petugas Perkesmas, yang berstatus PNS. lulusan D3 Ilmu
Keperwatan di Indonesia.
 Dua (2) analis, terdiri dari 2 analis berstatus PNS. Keduanya merupakan lulusan
D3 Analis laboratorium.
 Dua (2) orang petugas vaksinasi, keduanya berstatus sebagai PNS dan 1 orang
non PNSD. Satu diantara tersebut merupakan lulusan D4 keperawatan,
sedangkan yang lainnya lulusan D3 Bidan.
 Dua (2) orang petugas Siskohatkes. Satu orang berstatus PNS dan satu orang
berstatus non-PNS. Keduanya merupakan lulusan Sarjana Kesehatan
Masyarakat.
 Satu (1) orang petuga Keuangan yang berstatus PNS, lulusan S1 Fakultas
Ekonomi di Indonesia.
Seluruh petugas tersebut memiliki tupoksi masing-masing yang akan
dijabarkan lebih rinci pada bagian selanjutnya.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Struktur organisasi poli umum Puskesmas Basuki Rahmat adalah sebagai
berikut :9
Penanggung jawab : dr. RA. Emiria Umi Kalsum, M. Kes
Dokter Pemeriksa Haji : 1. dr. Yunice Kurniawaty
2. dr. Deddy Fadliasyahputera
Petugas Pendaftaran : 1. Ermayani, SKM
2. Sutriyana, SKM

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 6 dari 45


Perawat : 1. Ria Marselina, Skep NERS
2. Melly Rosmalya, AmKep
Nutrisionist : Vinni Aprio Mita, AmdGz
Petugas Perkesmas : Yeti Sartika, Amkep
Petugas Kebugaran Haji : Herlina, AmdKes
Analis Laboratorium : 1. Mita Anggraini
2. Lidya Frastica Artha
Vaksinator : 1. Teti Anggraini, S.ST
2.Novitaria, AmKeb
Petugas Siskohatkes : 1. Dessy Natalia, S.ST
2. Renty Yuniana, SKM
Keuangan : Tria Apriliani, SE

Bagan 1.
Struktur Organisasi Pemeriksaan Kesehatan Haji
Puskesmas Basuki Rahmat tahun 2020

Penanggung Jawab
dr. RA. Emiria Umi Kalsum, M. Kes

Koordinator Administrasi Haji Koordinator Pemeriksaan Haji Koordinator Kegiatan Lapangan Haji
Ermayani dr. Yunice Kuniawati dr. Deddy Fadliasyahputera

Pendaftaran SISKOHATKES R.Labor R. Periksa Penyuluhan Kebugaran


dan Kasir
Desi Natalia Mita Anggraini Ria Marselina Yetti Sartika Herlina
Sutriyana Renti Yuniana Lidya FA Melly Rosmalya
Tria Apriliani Vinni AM Teti Angraini
Novitaria

Masing-masing tenaga kesehatan yang bertugas memiliki uraian tugas


masing-masing sesuai dengan latar belakang pendidikan, tempat kerja, dan
kedudukannya dalam struktur organisasi.
Uraian tugas masing-masing tenaga kesehatan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Berdasarkan tempat kerja10
 Pendaftaran dan Kasir

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 7 dari 45


- Melaksanakan dan memberikan pelayanan pendafataran haji dengan
penuh tanggung jawab sesuai dengan kewenangannya serta peraturan
perundangan yang berlaku
- Melaksanakan pelayanan pendafataran haji sesuai SOP,tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala puskesmas
- Melakukan pencatatan dengan baik, lengkap, serta dapat
dipertanggungjawabkan termasuk pencatatan keuangan.
- Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data
kegiatan pemeriksaan dasar haji sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas
- Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, dan melakukan
evaluasi kinerja hasil kegiatan pendaftaran pasien.
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas
 Ruang Pemeriksaan Haji
- Melaksanakan dan memberikan upaya pemeriksaan dasar dengan
penuh tanggung jawab sesuai dengan keahlian dan kewenangannya
serta sesuai standar profesi dan peraturan perundangan yang berlaku
- Melaksanakan dan meningkatkan mutu pengobatan dasar di
puskesmas
- Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan sesuai SOP,
SPM, SPP tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala
puskesmas
- Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan
edukatif
- Melakukan pencatatan pada rekam medis dengan baik, lengkap, serta
dapat dipertanggungjawabkan termasuk memberik kode diagnosis
penyakit menurut ICD X
- Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data
kegiatan pemeriksaan dasar haji sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas
- Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, dan
melakukan evaluasi kinerja program pengobatan dasar
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas
 Ruang Laboratorium
- Melaksanakan dan memberikan upaya pemeriksaan dasar dengan
penuh tanggung jawab sesuai dengan keahlian dan kewenangannya
serta sesuai standar profesi dan peraturan perundangan yang berlaku

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 8 dari 45


- Melaksanakan dan meningkatkan mutu pengobatan dasar di
puskesmas
- Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan sesuai SOP,
SPM, SPP tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala
puskesmas
- Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan
edukatif
- Melakukan pencatatan pada rekam medis dengan baik, lengkap, serta
dapat dipertanggungjawabkan termasuk memberik kode diagnosis
penyakit menurut ICD X
- Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data
kegiatan pemeriksaan dasar haji sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas
- Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, dan
melakukan evaluasi kinerja program pengobatan dasar
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas

b. Berdasarkan latar belakang pendidikan11


 Dokter
Uraian Tugas Dokter di Puskesmas berdasarkan Permenkes no 73 tahun
2013 :

- Melaksanakan Pelayanan Medis Rawat Jalan


- Melaksanakan Pelayanan kegawatdaruratan medis
- Melaksanakan Pelayanan gizi dan KIA
- Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan
pedoman kerja untuk menyusun catatan medis pasien
- Menyusun laporan pelaksanaan tugas
 Analis
 Nutrisionist
 Perawat
Uraian Tugas Perawat di Puskesmas berdasarkan Permenkes no 73 tahun
2013
- Melaksanakan pengkajian lanjutan keperawatan pada individu
- Melaksanakan analisis kompleks untuk merumuskan diagnosa
keperawatan pada individu
- Melakukan evaluasi keperawatan sederhana pada masyarakat dan
keperawatan kompleks pada individu

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 9 dari 45


- Menyusun Laporan pelaksanaan tugas
- Menyusun laporan pelaksanaan tugas lain lain
c. Berdasarkan kedudukan dalam struktur organisasi
 Penanggung jawab
- Bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan pemeriksaan haji
- Menerima laporan dari Dokter Pemeriksa tentang keadaan
pemeriksaa haji.
- Memimpin rapat internal, dan mengevaluasi hasil rapat
 Koordinator Administrasi Haji
 Koordinator Pemeriksaan Haji
- Bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan di poli umum dan
ruang tindakan
- Menerima laporan dari koordinator pelayanan, koordinator ruang
periksa, dan koordinator ruang tindakan per minggu atau apabila ada
keluhan
 Koordinator Kegiatan Lapangan Haji
- Bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan di poli umum dan
ruang tindakan
- Memantau jalannya pelayanan di poli umum
- Mengevaluasi jalannya pelayanan poli umum, termasuk kinerja tenaga
kesehatan dan sarana prasarana
- Melaporkan segala kekurangan kepada kepala ruangan.

C. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Kesehatan Haji dibuka setiap hari kerja pada musim pemeriksaan
haji sesuai dengan perintah Dinas Kesehatan kota Palembang, yakni Senin sampai
Sabtu dengan jam-jam sebagai berikut :
Tabel 1.
Jadwal Pelayanan Pemeriksaan KesehatanHaji

Hari Jam Pelayanan Dokter yang bertugas

Senin 07.30 – 12.00 dr. Dedy F.P


dr. Yunice

Selasa 07.30 – 12.00 dr. Dedy F.P


dr. Yunice

Rabu 07.30 – 12.00 dr. Dedy F.P

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 10 dari


45
dr. Yunice

Kamis 07.30 – 12.00 dr. Dedy F.P


dr. Yunice

Jumat 07.30 – 11.00 dr. Dedy F.P


dr. Yunice

Sabtu 07.30 – 11.00 dr. Dedy F.P


dr. Yunice

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 11 dari


45
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

B H

A
E

Ruang Tindakan
I
C F

D
G
K

Gambar 1. Denah Ruangan


Keterangan gambar :

A : Meja komputer
B : Lemari penyimpanan ATK
C : Meja periksa 1
D : Meja periksa 2
E : Bed periksa
F : Kursi ruang tunggu pasien
G : Meja vital sign
H : Lemari penyimpanan alat medis
I : Bed tindakan
J : Meja peralatan ruang tindakan
K : Kursi ruang tunggu pasien

: Pintu

: Sekat ruang tindakan oleh gorden

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 12 dari


45
: Jalur evakuasi

B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas dan peralatan yang tersedia di poli umum Puskesmas Basuki Rahmat
sudah cukup memadai. Inventarisasi dilakukan oleh petugas dari unit tata usaha
setiap kali ada laporan peralatan yang rusak atau setiap kali ada peralatan baru.
Standar fasilitas ruang pemeriksaan umum dan ruang tindakan sebagaimana
tertera dalam Permenkes 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
dapat dilihat pada lampiran.12
Fasilitas dan peralatan yang tersedia di poli umum Puskesmas Basuki Rahmat
antara lain :
 Bed periksa pasien 1 unit,
 meja periksa 2 unit,
 meja vital sign 1 unit,
 meja peralatan ruang tindakan 1 unit,
 bed ruang tindakan 1 unit,
 meja komputer 1 unit,
 lemari ATK dan lemari peralatan medis masing-masing 1 unit dan 2 unit
 komputer dan printer masing-masing 1 unit
 kursi 10 unit,
 stetoskop 5 unit,
 tensi dewasa 1 unit,
 tensi anak 1 unit,
 termometer 2 unit,
 lampu sorot 2 unit,
 senter 3 unit,
 AC 1 unit,
 kipas angin 2 unit,
 peralatan tindakan meliputi peralatan bedah minor, emergency kit, ENT kit,
dan reaksi anafilaksis.
 Restool (kursi roda) 1 unit, timbangan dewasa 2 unit,
 Tiang infus 1 unit,
 Vertical blind 1 unit,
 Gorden ruang tindakan 1 unit,
 Sterilisator kering 1 unit,

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 13 dari


45
 Kotak sampah 2 unit, medis dan non medis
 Jam dinding 1 unit,
 Snellen chart 1 unit,

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan pelayanan poli umum berpusat di dalam gedung, yaitu :
1. Identifikasi pasien
2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang jika diperlukan
4. Diagnosis
5. Tatalaksana pasien, termasuk pemberitahuan KIE dan ESO
6. Rujukan pasien eksternal maupun internal
7. Rujukan pasien emergensi dan atau risiko tinggi
8. Layanan terpadu
9. Pencatatan dalam rekam medis dan buku register dan pelaporan
10. Monitoring dan evaluasi sesuai jadwal yang ditetapkan
11. Pada hari-hari tertentu, dilakukan pula konseling remaja dan lansia
Keseluruhan kegiatan tersebut dilakukan secara kolaborasi antarpetugas poli
umum sesuai dengan tupoksi masing-masing petugas.

B. METODE
Metode pelaksanaan kegiatan poli umum adalah preventif dan kuratif. Setiap
harinya dilakukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pasien yang belum
menderita penyakit masih dapat dipertimbangkan untuk menggunakan metode
preventif seperti kegiatan konseling yang dilakukan poli remaja dan poli lansia.
Kegiatan preventif juga berupa penyampaian informasi edukatif dalam menjaga
kesehatan pasien dan keluarganya (yang belum sakit) yang disampaikan dokter ke
pasien saat sesi konsultasi. Kegiatan dengan metode kuratif jelas ditujukan kepada
pasien dan keluarganya yang telah menderita penyakit. Kegiatan kuratif dapat
bersifat nonfarmakologi dan farmakologi.

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 14 dari


45
C. LANGKAH KEGIATAN
Dalam melaksanakan pelayanan, terlebih dahulu petugas membuat rencana
layanan. Rencana layanan klinis disusun, kemudian diaplikasikan dalam bentuk
layanan klinis.
Bagan 3.
Alur penyusunan rencana layanan klinis

Petugas menentukan
tindakan medis yang akan
dilakukan sesuai kebutuhan

Petugas medis dan paramedis memberikan


tindakan medis sesuai dengan rencana,

Petugas medis dan paramedis


menjelaskan tentang tindakan
tersebut kepada pasien

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 15 dari


45
Petugas poli umum kemudian mengikuti alur yang telah ditetapkan sebagai
berikut :
Bagan 4.
Alur Pelayanan Klinis Poli Umum

Petugas Petugas
menerima rekam memanggil
medis dari unit pasien sesuai
pendaftaran urutan

Mencocokkan
Kartu status dg Kembali ke unit
Tidak pendaftaran untuk
identitas pasien
dicari ulang
Ya
Kartu
status Petugas melakukan Petugas melakukan
pasien anamnesis pemeriksaan fisik

Petugas membuat klasifikasi diagnosa dan


tindakan :
- Merujuk pasien ke RS
Kartu status
(BPJS,JAMSOSKES,UMUM)
- Merujuk pasien ke unit laboratorium Buku Register
- Merujuk pasien ke unit Gizi
- Memberikan perawatan medis

Petugas memberikan konseling dan


resep kepada pasien

Petugas menyarankan kepada


pasien mengambil obat di unit
pelayanan obat

Petugas menyarankan pasien ke unit


kasir setelah dilakukan tindakan
Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 16 dari
Kartu status
45
pasien

Buku Register

- LB1
Petugas mencatat
semua yang telah
dilakukan

Pra pelayanan
Alur pra pelayanan diikuti dan dilakukan oleh petugas poli umum dan ruang
tindakan di awal sebelum kegiatan dimulai. Alur dapat dilihat sebagai berikut :

Bagan 5.
Alur Pra Pelayanan

Petugas
datang Pastikan ruangan Nyalakan AC dan
pukul 07.15 dalam keadaan lampu
WIB bersih dan rapi

Menyiapkan Menyiapkan alat


Pelayanan siap dimulai kelengkapan kerja dan bahan
jam 07.30 WIB administrasi habis pakai

Ceklist pra
pelayanan

Mencatat
kegiatan pra
pelayanan

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 17 dari


45
Pasca pelayanan
Alur pasca pelayanan diikuti dan dilakukan oleh petugas poli umum dan ruang
tindakan di akhir setelah kegiatan pelayanan selesai. Alur dapat dilihat sebagi berikut :

Bagan 6.
Alur Pasca Pelayanan

Petugas memasukkan
status pasien dalam
Buku register

Petugas mengembalikan status pasien


ke unit pendaftaran

Petugas membereskan alat

Petugas membereskan dokumentasi


administrasi

Petugas memeriksa kebersihan


ruangan

Petugas menutup gorden

Petugas melakukan absensi

Petugas mengisi ceklist Ceklist pasca


pasca pelayanan poli pelayanan
umum

Tata laksana pasien poli umum merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan
yang langsung diberikan kepada pasien pada tatanan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan proses, berpedoman pada standar, dilandasi etik dan etika, dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab. Proses tersebut meliputi tahap:
Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 18 dari
45
 Pengkajian
 Diagnosis
 Perencanaan
 Pelaksanaan/pengobatan
 Evaluasi
Proses tersebut sebagai salah satu pendekatan utama dalam proses pengambilan
keputusan dan penyelesaian masalah.
1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan seseorang yang berkunjung ke
Puskesmas, apakah keadaan seseorang tersebut sehat atau sedang sakit.
2. Standar Asuhan
 Standar I : Pengkajian
 Standar II : Diagnosis
 Standar III : Pengobatan
 Standar IV : Pendokumentasian

Standar I (Pengkajian)
Pengkajian memerlukan data yang lengkap tentang keadaannya untuk menentukan
kebutuhan pengobatan. Pengkajian juga bertujuan untuk mengharuskan praktisi
klinis untuk tidak melakukan pengulangan yang tidak perlu baik dalam hal terapi,
pemeriksaan penunjang, dan lain-lain. Komponen pengkajian meliputi :
a. Keluhan pasien
Didapat melalui proses anamnesis. Berisi keluhan utama maupun keluhan
penyerta yang sering disampaikan oleh pasien maupun keluarga pasien juga
beberapa keluhan lain yang harus ditanyakan dokter sesuai dengan kecurigaan
diagnosisnya. Dilakukan pula penelusuran riwayat penyakit yang diderita saat ini,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, status sosial, pola
makan dan kegiatan sehari-hari, dan riwayat alergi baik obat maupun makanan
dan zat lainnya.
Wawancara terhadap pasien atau keluarganya meliputi :
 Identifikasi Data
 Mengidentifikasi data seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, status
perkawinan (bagian ini ditanyakan dan diisi oleh petugas pendaftaran)
 Sumber riwayat medis, biasanya pasien, tetapi dapat juga anggota
keluarga, surat rujukan, atau rekam medis
 Identifikasi risiko
 Keluhan Utama
Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 19 dari
45
Satu atau lebih gejala atau kekhawatiran yang menyebabkan pasien pergi
berobat
 Riwayat Penyakit Sekarang
Memperjelas keluhan utama, menguraikan bagaimana setiap gejala itu
terjadi. Gejala utama harus diterangkan secara jelas dengan menyebutkan
lokasi, kualitas, kuantitas atau intensitas, waktu termasuk awitan, durasi dan
frekuensi, situasi ketika gejala tersebut timbul, faktor yang memperberat atau
meringankan gejala, dan manifetasi yang menyertainya.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Daftar penyakit yang dialami pada waktu anak-anak
 Daftar penyakit pada usia dewasa beserta tanggal kejadiannya,
setidaknya meliputi empat kategori, medis, pembedahan, obstetri
ginekologi (wanita), dan psikiatri.
 Meliputi praktek pemeliharaan kesehatan seperti imunisasi, tes skrining,
masalah gaya hidup, dan keamanan dirumah.
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Membuat diagram mengenai usia dan kesehatan, atau usia dan penyebab
kematian saudara sekandung, orang tua, dan kakek atau nenek.
 Catatan tentang ada atau tidaknya penyakit spesifik dalam keluarga,
seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan lain-lain.
 Lamanya Sakit
Lamanya dia menderita sakit sekarang.Jika sakit yang sekarang dikeluhkan
merupakan kembuhan, maka ditanyakan juga lamanya sakit mulai terjangkit.
 Pengobatan yang sudah dilakukan
Daftar obat-obatan yang sudah digunakan selama ini.
 Riwayat alergi obat
Riwayat terjadinya alergi terhadap obat-obatan yang pernah dikonsumsi
selama ini. Ini merupakan catatan buat petugas kesehatan sehingga tidak
memberikan obat dari golongan yang sama.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik13
1) Pemeriksaan tanda – tanda vital
Pemeriksaan vital sign meliputi :
 Pengukuran tekanan darah
 Pengukuran suhu tubuh
 Pengukuran nadi
 Pengukuran pernapasan
2) Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi).
Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 20 dari
45
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan dari suatu system atau organ bagian tubuh. Pemeriksaan fisik
disesuaikan dengan kebutuhan pasien, tidak dapat seluruhnya dilakukan
karena keterbatasan waktu pemeriksaan.

Tujuan pemeriksaan adalah :


 Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan penyakit pasien.
 Mengklarifikasi dan memastikan kelianan sesuai dengan keluhan dan
riwayat kesehatan pasien.
 Mendapatkan data untuk menegakkan diagnose medis dan keperawatan/
kebidanan.
 Mendapatkan data fisik untuk menentukan status kesehatan pasien.
Cara pemeriksaan meliputi :
 Inspeksi
Adalah memeriksa dengan melihat dan mengingat. Hasil pemeriksaan
yang didapat :
 Kesan umum penderita
 Warna permukaan tubuh
 Bentuk dan postur tubuh
 Ukuran tubuh dan bagiannya
 Gerakan dan gaya tubuh
 Jika berupa suatu massa atau kelainan kulit, dideskripsikan sesuai
dengan status lokalis yang meliputi regio, warna massa,soliter/multipel,
batas tegas/tidak.
Langkah kerja :
 Atur pencahayaan yang cukup
 Atur suhu dan suasana ruangan nyaman
 Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien
 Buka bagian yang diperiksa
 Perhatikan kesan pertama pasien : perilaku, ekspresi, penampilan
umum, pakaian, postur tubuh, dan gerakan dengan waktu cukup.
 Lakukan inspeksi secara sistemis, bila perlu bandingkan bagian sisi
tubuh pasien.
 Palpasi

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 21 dari


45
Adalah pemerksaan dengan perabaan menggunakan rasa propioseptif
ujung jari dan tangan.
Hasil pemeriksaan :
 Permukaan : halus/kasar, menonjol/datar, keras/lunak, dingin/panas,
dapat digerakkan/terfiksir
 Getaran dan denyutan : denyut nadi dan vena, pukulan jantung
 Keadaan organ dibawah permukaan : keadaan hepar, lien, ginjal,
buli-buli, dan massa abnormal

Cara kerja :
 Daerah yang diperiksa bebas dari gangguan yang menutupi
 Yakinkan tangan hangat tidak dingin
 Lakukan perabaan secara sistematis, untuk menentukan ukuran,
letak, bentuk, konsistensi dan permukaan :
 Jari telunjuk dan ibu jari untuk menentukan besar/ukuran
 Jari 2,3,4 bersama untuk menentukan konsistensi dan kualitas
massa atau organ
 Sedikit tekanan untuk menetukan rasa sakit
 Perkusi
Dengan perkusi diketahui isi jaringan dibawah permukaan tubuh. Ada 5
kualitas dasar bunyi perkusi :
 Pekak : massa padat
 Redup : suara perkusi hati
 Sonor : suara perkusi paru normal
 Hypersonor : paru emfisematous
 Tympani : suara normal abdomen
Cara kerja :
 Lepas pakaian sesuai dengan keperluan
 Luruskan jari tengah kiri, dengan ujung jari tekan pada
permukaan yang akan diperkusi
 Lakukan ketukan dengan ujung jari tengah kanan diatas jari kiri,
dengan lentur dan cepat, dengan menggunakan pergerakan
pergelangan tangan
 Lakukan perkusi secara sistematis sesuai dengan keperluan
 Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan
menggunakan alat stetoskop. Hasil pemeriksaan :

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 22 dari


45
Bunyi dalam tubuh normal dihasilkan oleh :
 Paru : bunyi nafas
 Jantung : bunyi karena menutupnya katup
jantung
 Usus/abdomen : bunyi bising dan peristaltic usus
 Pembuluh darah : bunyi aliran darah
Cara kerja :
 Ciptakan suasan tenang dan aman
 Pasang ear piece pada telinga
 Pastikan posisi stetoskop tepat dan dapat didengar
 Pada bagian sisi mebran dapat digosok biar hangat
 Lakukan pemeriksaan dengan sistematis sesuai dengan
kebutuhan
c. Pemeriksaan penunjang
Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang spesifik, mengarah
pada diagnosis penyakit. Meskipun tidak memuat rangkaian pemeriksaan fisik
lainya, pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik menyeluruh tetap harus
dilakukan oleh dokter layanan primer untuk memastikan diagnosis serta
menyingkirkan diagnosis banding.
Saat ini pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di Puskesmas Basuki
Rahmat antara lain pemeriksaan hematologi rutin, widal test, urinalisa
sederhana, sputum BTA, golongan darah, tes hepatitis B untuk ibu hamil, dan tes
kehamilan.

Standar II : Diagnosis
Setelah menegakkan diagnosis, dokter selanjutnya mengikuti SOP (Standar
Operasional Prosedur) masing-masing penyakit tersebut. Beberapa penyakit
membutuhkan hasil pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis atau
karena telah menjadi standar algoritma penegakan diagnosis. Selain itu bagian ini
juga memuat klasifikasi penyakit, diagnosis banding, dan komplikasi penyakit. Jika
memungkinkan, dokter juga dapat langsung menulis diagnosis sesuai ICD 10.
Jumlah diagnosis tidak dibatasi, namun diagnosis utama adalah yang ditulis paling
atas/duluan.

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 23 dari


45
Berdasarkan Permenkes nomor 5 tahun 2014, terdapat 144 penyakit yang
dapat ditangani di puskesmas, yaitu14 :

Tabel 2.
Penyakit yang Dapat Ditangani di Puskesmas

NO NAMA PENYAKIT

1 Abortus spontan komplit


2 Abortus mengancam/insipiens
3 Abortus spontan inkomplit
4 Alergi makanan
5 Anemia defisiensi besi
6 Anemia defisiensi besi pada kehamilan
7 Angina pektoris
8 Apendisitis akut
9 Artritis Osteoartritis
10 A. Reumatoid
11 Askariasis
12 Asma Bronkial
13 Astigmatism ringan
14 Bell's Palsy
15 Benda asing di hidung

16 Benda asing di konjungtiva


17 Blefaritis
18 Bronkritis akut
19 Buta senja
20 Cardiorespiratory arrest
21 Cutaneus larva migran
22 Delirium yang diinduksi dan tidak diinduksi oleh alkohol atau zat psikoaktif lainnya
23 Demam dengue, DHF
24 Demam tifoid
25 Demensia

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 24 dari


45
26 Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant)
27 Dermatitis kontak alergika
28 Dermatitis kontak iritan
29 Dermatitis numularis
30 Dermatitis seboroik
31 Tinea kapitis
32 Tinea barbae
33 Tinea fasialis
34 Tinea korporis
35 Tinea manum
36 Tinea unguium
37 Tinea kruris
38 Tinea pedis
39 Diabetes melitus tipe 1
40 Diabetes melitus tipe 2
41 Disentri basiler dan amuba
42 Dislipidemia
43 Eklampsia
44 Epilepsi
45 Epistaksis
46 Exanthematous drug eruption
47 Fixed drug eruption
48 Faringitis
49 Filariasis
50 Fluor albus/vaginal discharge non gonorhea
51 Fraktur terbuka, tertutup
52 Furunkel pada hidung
53 Gagal jantung akut
54 Gagal jantung kronik
55 Gangguan campuran anxietas dan depresi
56 Gangguan psikotik
57 Gastritis
58 Gastroenteritis (termasuk kolera, giardiasis)
59 Glaukoma akut
60 Gonore
61 Hemoroid grade 1-2
62 Hepatitis A
63 Hepatitis B
64 Herpes simpleks tanpa komplikasi
65 Herpes zoster tanpa komplikasi
66 Hiperemesis gravidarum
67 Hiperglikemi hiperosmolar non ketotik
68 Hipermetropia ringan
69 Hipertensi esensial
70 Hiperuricemia (Gout)
71 Hipoglikemia ringan
72 HIV AIDS tanpa komplikasi
73 Hordeolum
74 Infark miokard
75 Infark serebral/Stroke
76 Infeksi pada umbilikus

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 25 dari


45
77 Infeksi saluran kemih
78 Influenza
79 Insomnia
80 Intoleransi makanan
81 Kandidiasis mulut
82 Katarak
83 Kehamilan normal
84 Kejang demam
85 Keracunan makanan
86 Ketuban Pecah Dini (KPD)
87 Kolesistitis
88 Konjungtivitis
89 Laringitis
90 Lepra
91 Leptospirosis (tanpa komplikasi)
92 Liken simpleks kronis/ neurodermatitis
93 Limfadenitis
94 Lipoma
95 Luka bakar derajat 1 dan 2
96 Malabsorbsi makanan
97 Malaria
98 Malnutiris energi-protein
99 Mastitis
100 Mata kering
101 Migren
102 Miliaria
103 Miopia ringan
104 Moluskum kontagiosum
105 Morbili tanpa komplikasi
106 Napkin eczema
107 Obesitas
108 Otitis eksterna
109 Otitis media akut
110 Parotitis
111 Pedikulosis kapitis
112 Penyakit cacing tambang
113 Perdarahan saluran cerna bagian atas
114 Perdarahan saluran cerna bagian bawah
115 Perdarahan post partum
116 Perdarahan subkonjungtiva
117 Peritonitis
118 Pertusis
119 Persalinan lama
120 Pitiriasis rosea
121 Pioderma
122 Pitiriasis versikolor
123 Pneumonia aspirasi
124 Pneumonia, bronkopneumonia
125 Polimialgia reumatik
126 Pre-eklampsia
127 Presbiopia

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 26 dari


45
128 Rabies
129 Reaksi anafilaktik
130 Reaksi gigitan serangga
131 Refluks gastroesofageal
132 Rhinitis akut
133 Rhinitis alergika
134 Rhinitis vasomotor
135 Ruptur perineum tingkat 1-2
136 Serumen prop
137 Sifilis stadium 1 dan 2
138 Skabies
139 Skistosomiasis
140 Status Epileptikus
141 Strongiloidiasis
142 Syok (septik), hipovolemik, kardiogenik, neurogenik)
143 Taeniasis
144 Takikardi
145 Tension headache
146 Tetanus
147 Tirotoksikosis
148 Tonsilitis
149 Tuberkulosis paru tanpa komplikasi
150 Urtikaria (akut dan kronis)
151 Vaginitis
152 Varisela tanpa komplikasi
153 Vertigo (Benign paroxysmal positional vertigo)
154 Veruka vulgaris
155 Vulvitis

Standar III : Pengobatan/terapi


Bagian ini berisi sistematika rencana layanan klinis (penatalaksanaan) berorientasi
pada pasien yang terbagi atas dua bagian yaitu : penatalaksanaan non farmakologi
dan farmakologi. Penatalaksanaan nonfarmakologi ditulis lebih dulu, kemudian
dilanjutkan dengan penatalaksaan farmakologi. Dalam menuliskan obat-obatan
yang diberikan pada rekam medis, dokter menuliskan dengan lengkap nama obat,
dosis, dan aturan pemberian obat. Selain itu bagian ini juga berisi Komunikasi,
Informasi, dan edukasi (KIE) terhadap pasien dan keluarga, penjelasan mengenai
cara pakai obat dan efek sampinya (ESO), aspek komunitas lainnya, serta kapan
dokter perlu merujuk pasien (kriteria rujukan). Bila pasien kemudian diputuskan
dirujuk ke faskes lanjutan, pada kolom terapi diberi tulisan “rujuk ke..., poli ...”.

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 27 dari


45
Bagan 7.
Alur Rujukan Eksternal

Baca identitas pasien dan


Terima kartu status advis dokter kemana tujuan
pasien dari dokter rujukan

Minta tanda tangan Tulis rujukan sesuai Blangko


ke dokter yang advis dokter rujukan
memeriksa

Beri stempel Beri penjelasan dan


surat rujukan. serahkan rujukan kepada
pasien atau keluarga

Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu kriteria berikut :
1. Time : jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi kronis atau
melewati golden time standard
2. Usia (age) : jika usia pasien dalam kategori yang dikawatirkan meningkatkan
risiko komplikasi serta resiko kondisi penyakit lebih berat
3. Complication: jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi pasien
4. Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang memperberat
kondisi pasien.
5. Kondisi fasilitas pelayanan juga dapat menjadi dasar bagi dokter untuk
melakukan rujukan demi menjamin keberlangsungan penatalaksanaan dengan
persetujuan pasien.

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 28 dari


45
Untuk pasien yang menggunakan BPJS, sebelum merujuk, dokter juga
mempertimbangkan kriteria pasien rujukan BPJS. Beberapa rumah sakit dan klinik
yang dapat dituju untuk pasien rujukan BPJS dan Jamsoskes adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.
Rumah Sakit Rujukan BPJS dan Jamsoskes
NO BPJS JAMSOSKES
1 RS.Hermina RS Muhammadiyah
2 RS. Bhayangkara RS Siti Khodijah
3 RS. Myria
4 RS. Bunda
5 RS.Pusri
6 RSIA YK Madira
7 RS. Mata Palembang
8 RS. Muhhammadiyah
9 RSK Paru-paru
10 RS AR-Rasyid Palembang
11 RS Pertamina
12 RSIA Graha Mandiri
13 RSIA AZ-Zahra
14 RSK Gigi dan Mulut
15 RSIA Siti Mirza
16 RSIA Bunda Noni
17 RSIA Rika Amelia
18 Rs.Dr Ernaldi Bahar

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 29 dari


45
19 RS DR AK Gani
20 RS Pelabuhan

Layanan Terpadu
Untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi antarpraktisi klinis, pasien-pasien
yang membutuhkan layanan terpadu (antarprofesi), dilayani sesuai alur layanan
terpadu dengan mempertimbangkan aspek komunikasi dan koordinasi internal. Hasil
layanan terpadu didokumentasikan dalam rekam medis.

Bagan 8.
Alur Layanan Terpadu

Petugas medis
melakukan kajian
keluhan/kebutuhan
pasien

Menyusun rencana layanan dalam


bentuk diagnosis

Dokter berkolaborasi dengan profesi lain


(antarprofesi)

Kasus yang memerlukan layanan terpadu antara lain :


hipertensi, DM, TB, IMS, balita gizi kurang/buruk, ibu hamil,
anemia, KEK, dan penanganan pasien jiwa
Hasil kolaborasi
antarprofesi
didokumentasikan dalam
rekam medis dan buku
register (jika ada)
Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 30 dari
45
Pada bagian akhir kolom terapi, dokter dan pasien membubuhkan tanda tangan
sebagai tanda bahwa dokter telah menjelaskan segala hal tentang penyakit pasien
termasuk KIE (komunikasi, informasi, penyuluhan/edukasi), dan ESO serta pasien telah
mengerti penjelasan dokter.

PROSEDUR RUANG TINDAKAN


Pasien yang membutuhkan tindakan khusus diterapi di ruang tindakan. Tindakan-
tindakan tersebut dapat berupa kasus emergensi dan atau risiko tinggi atau tindakan
terencana. Tindakan yang dapat dilakukan di ruang tindakan adalah sebagai berikut :
- Tindakan pertolongan syok anafilaktik
- Resusitasi cairan pada syok hipovolemik
- Nebulisasi asma attack
- CPR
- Penanganan syncope dan presyncope
- Hecting vulnus laceratum
- Wound toilet pada vulnus ekskoriatum
- Ekstraksi corpus alienum telinga, mata, dan tenggorok
- Ekstraksi cerumen plug telinga
- Insisi abses
- Sirkumsisi tanpa penyulit
- Ekstraksi kuku
Tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang bertugas di poli umum
harus sesuai dengan kompetensi masing-masing. Dalam beberapa kasus, dokter dapat
menjadi supervisor dan ada surat pendelegasian wewenang.
Dalam beberapa kondisi yang mengharuskan pasien menerima tindakan
pembedahan, dianestesi, atau disedasi, serta mendapat obat atau cairan intravena,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 31 dari


45
 Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan di Puskesmas Basuki Rahmat
seperti tertera sebelumnya dilakukan oleh tenaga yang kompeten, yakni dokter
yang bertugas di poli umum dan atau perawat yang bertugas di poli umum.
 Tindakan pembedahan yang dimaksud berjalan sesuai SOP masing-masing
tindakan dengan memperhatikan aspek perlindungan diri dan kewaspadaan
universal bagi pasien dan petugas.
 Jenis anestesi yang dapat dilakukan di poli umum Puskesmas Basuki Rahmat
adalah anestesi lokal menggunakan jenis obat lidocaine dan cairan chlorethyl.
 Jenis sedasi belum dapat dilakukan di poli umum Puskesmas Basuki Rahmat.
Selain karena jenis obat sedasi tidak tersedia, berbagai tindakan yang dilakukan
di poli umum tidak membutuhkan sedasi.
 Obat dan atau cairan intravena dapat diberikan pada pasien jika memang
dibutuhkan. Beberapa obat yang dapat diberikan secara intravena (atau
intramuskular) yang tersedia di poli umum adalah epinefrin dan deksametason.
Sedangkan cairan intravena yang dimaksud adalah cairan infus Ringer Laktat,
NaCl 0,9%, dan Dextrose 5%. Obat-obatan dan cairan intravena tersebut
diberikan dengan seizin dokter yang bertugas di poli umum dan dicatat pada
lembar follow up dan rekam medis pasien.
Untuk pasien yang membutuhkan tindakan medis, dilayani sesuai alur
sebagai berikut :

Bagan 9.
Alur Pasien Ruang Tindakan

Petugas Petugas
memanggil melakukan Petugas Kartu
pasien sesuai anamnesis melakukan status
urutan pemeriksaan pasien
fisik

Petugas membuat
Petugas menerima Kartu status
klasifikasi diagnosis
kartu status pasien dari Buku Register
dan tindakan
unit pendaftaran.
Pasien gawat darurat
langsung ke ruang Memastikan tindakan
tindakan yang diberikan

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 32 dari


45
Menjelaskan Menjelaskan
Tindakan Informed Consent
yang
dilakukan

Unit Kasir

Pasien yang dapat dilayani di ruang tindakan merupakan pasien yang telah
terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter dan dokter memutuskan untuk melakukan
tindakan. Selain itu, pasien yang merupakan kasus gawat darurat/risiko tinggi dapat
masuk langsung dari pintu ruang tindakan tanpa perlu melewati prosedur standar
(diperiksa dahulu di ruangan dokter). Dokter kemudian melakukan anamnesis singkat,
pemeriksaan fisik, dan tatalaksana segera di ruang tindakan. Keluarga atau yang
mendampingi pasien tidak lebih dari dua orang, diutamakan adalah orang yang
mengetahui seluk beluk kejadian dan yang bertanggung jawab terhadap pasien
sehingga mampu mengambil keputusan.
Setelah pasien mendapatkan tindakan yang sesuai, dokter kembali ke ruangan
setelah sebelumnya menugaskan perawat untuk memantau kondisi pasien (observasi).
Dokter mengisi rekam medis dan lembar follow up pasien, serta memberi penjelasan
kepada keluarga pasien mengenai rencana tatalaksana pasien selanjutnya (dirujuk atau
boleh pulang).
Sebelum melakukan tindakan medis, petugas poli umum diwajibkan
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai dengan standar prosedur dan
memperhatikan aspek kewaspadaan universal (PPI). Penggunaan APD dan
kewaspadaan universal dibahas lebih rinci dalam SOP tersendiri dan alurnya dapat
dilihat pada bab keselamatan kerja.

Rujukan Pasien Gawat Darurat/Risiko Tinggi


Untuk pasien gawat darurat/risiko tinggi yang akan dirujuk, dilayani sesuai alur
rujukan pasien gawat darurat/risiko tinggi sebagai berikut :
Bagan 10.
Alur Rujukan Pasien Gawat Darurat/Risiko Tinggi

Pasien diterima oleh dokter


dan perawat langsung ke
ruang tindakan

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 33 dari


45
Pasien digolongkan menjadi trauma dan non
trauma

Petugas menggunakan APD

Perawat melakukan Vital sign dan Dokter


melakukan assesment awal

Tenaga medis berkolaborasi sesuai sop dan


melakukan informed consent

Jika pasien tidak stabil, stabilkan sesuai sop


syok

Dokumentasi di RM dan lembar follow up

Dokter memutuskan
rujuk atau tidak

Standar IV : Pendokumentasian
Catatan pemeriksaan, pengobatan rawat jalan ditulis di rekam medis sehingga
dapat digunakan sebagai bahan bukti informasi, tindakan dan laporan. Penulisan
catatan medis dilakukan sesegera mungkin sebelum data hilang dari ingatan. Jika
ditulis dengan tangan, sebuah rekam medis yang baik selalu dianggap sah secara
hukum
a. Urutan Rekam Medis
Urutannya harus konsisten dan jelas sehingga prang yang membaca di
kemudian hari dapat dengan mudah menemukan informasi tertentu yang
diperlukan
b. Tingkat kerincian
Kerincian dalam rekam medis harus memiliki kaitan dengan subjek atau
permasalahannya tetapi jangan sampai berlebihan.

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 34 dari


45
BAB V
LOGISTIK

Distribusi obat-obatan dan bahan medis yang terdapat di poli umum dilakukan
oleh petugas dari unit farmasi setelah mendapatkan laporan kebutuhan dari petugas
poli umum. Pelaporan tidak dijadwalkan secara tetap (tidak berkala), hanya
berdasarkan kebutuhan dan langsung dilaporkan untuk diminta. Dilakukan pengecekan
secara berkala (sebulan sekali) untuk mengantisipasi adanya obat kadaluarsa oleh
petugas poli umum. Setiap penerimaan obat dan bahan medis baru dibukukan di dalam
buku penerimaan obat. Setiap pengembalian obat dan bahan medis kadaluarsa ke unit
farmasi dibukukan di dalam buku pengembalian obat kadaluarsa.

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 35 dari


45
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Pelayanan poli umum harus memperhatikan keselamatan pasien dengan cara


melakukan identifikasi terhadap potensi yang mungkin terjadi yaitu :
- Kesalahan diagnosis
- Kesalahan identifikasi pasien/salah orang
- Kesalahan pemberian terapi
- Kesalahan pemberian resep
- Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
- Monitoring pengobatan atau tindakan yang kurang baik
- Insiden tertusuk jarum bekas pakai
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh pasien
- Menggunakan peralatan tidak steril
- Risiko terjatuh pada pasien lansia

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 36 dari


45
- Risiko kebakaran dan bencana lainnya

Untuk mencegah terhadap potensi yang mungkin terjadi seperti yang telah
disebutkan diatas maka dilakukan :
- Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian dengan identitas pasien. Hal ini
tertuang lebih rinci dalam lembar kajian awal pasien dan SOP pelayanan poli
umum.
- Penggunaan alat-alat steril.
- Alat bantu berpegangan untuk pasien lansia agar tidak mudah terjatuh.
- Garis hitam untuk menandai adanya perbedaan ketinggian lantai untuk mencegah
pasien terjatuh.
- Adanya alur evakuasi jika terjadi keadaan darurat kebakaran dan bencana
lainnya.

Berikut ini adalah alur evakuasi tersebut :


Bagan 11.
Alur evakuasi

Petugas terdekat
menekan bel lalu
meminta pertolongan tim
bencana

Petugas menyelamatkan diri mengikuti rambu-rambu jalur


evakuasi di lantai dan dinding puskesmas.

Jalur Evakuasi berakhir di


titik kumpul (dicat kuning)
Pedoman Pelayanan Poli Umum di luar gedung puskesmas Hal 37 dari
45
- Umpan balik dari petugas poli umum tentang kesesuaian identifikasi pasien
dengan rekam medis dalam bentuk buku penilaian kinerja petugas.
- Monitoring secara berkala oleh tim mutu Puskesmas Basuki Rahmat.
Penanganan/tindak lanjut hasil identifikasi, monev oleh ketua pokja, temuan tim
manajemen mutu, temuan audit internal, pelaporan, dan keluhan atau pengaduan
dibahas dan ditindak lanjuti oleh masing-masing tim penilai tersebut. Hasil rapat
dilakukan umpan balik kepada penanggung jawab pelayanan poli umum.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Program keselamatan kerja petugas pelayanan poli umum dilaksanakan dengan


memperhatikan lingkungan kerja yang nyaman dan aman serta fasilitas kerja yang
aman. Program keselamatan kerja yang dimaksud melalui program pencegahan dan
pengendalian infeksi, meliputi :
1. Cuci tangan
Mencuci tangan merupakan suatu kegiatan untuk menghilangkan atau
mengurangi mikroorganisme yang terdapat pada tangan dan sela – sela
jari tangan.

Bagan 12.
Alur mencuci tangan
Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 38 dari
45
Pertahankan tangan
Basahi telapak & Bilas tangan dari ujung dlm posisi keatas
punggung sampai pangkal tangan
tangan dg air dibawah air mengalir
hingga bersih
Keringkan tangan dengan
Telapak kanan diatas Pegang pergelangan tissue/handuk dari ujung
punggung kiri dan tangan kiri dgn tangan sampai pangkal tangan
sebaliknya kanan & sebaliknya
dgn gerakan memutar

Telapak dengan
Jempol kanan digosok
telapak dan jari Matikan kran
memutar oleh telapak
saling terkait mrenggunakan
kiri dan sebaliknya
siku/tutup kran
menggunakan
tissue
Letakkan punggung
Jari kiri menguncup,
jari pada telapak
gosok memutar ke kanan
satunya dengan jari
& kiri dan sebaliknya
saling mengunci

2. Penggunaan APD yang baik dan benar


Bagan 13.
Alur Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)

Menyiapkan alat pelindung


Cuci tangan dan
diri sebelum melakukan
keringkan
tindakan

Melepaskan alat pelindung


Membuang alat
diri setelah melakukan
pelindung diri ke
tindakan
sampah medis

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 39 dari


45
3. Penanganan sterilisasi dan dekontaminasi bahan habis pakai
Berikut ini adalah alur sterilisasi alat (kering) dan dekontaminasi bahan
habis pakai
Bagan 14
Alur sterilisasi peralatan (kering)

Petugas memasukkan Ptgs menutup


Petugas
instrument yg akan sterilisator
membuka
disterilkan
sterilisator

Setelah 15-20 menit Ptgs Petugas menyambungkan


mencabut kabel dr sumber listrik kabel ke sumber listrik

Ptgs membuka Petugas mengambil alat


sterilisator dengan korentang dan
memindahkan alat ke
tempat steril

Bagan 15
Alur Dekontaminasi Bahan Habis Pakai

Keringkan dengan Tampung alat dalam


Pastikan handuk bersih bak instrumen
tersedianya stainless
larutan chlorine
Bilas dengan air
0.5%
mengalir
Alat siap
untuk di
Rendam alat yang Angkat dan cuci alat sterilkan
telah dipakai selama – alat dengan sabun
10 menit pada dan air di wastafel
larutan chlorine

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 40 dari


45
Masing-masing prosedur secara lebih rinci dituangkan dalam bentuk SOP PHBS,
penggunaan APD, dan sterilisasi dan dekontaminasi alat.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Seluruh kegiatan poli umum dicatat sesuai dengan blanko masing-masing,


termasuk di rekam medis. Terdapat laporan bulanan data kesakitan yang dilaporkan
setiap bulan ke Dinas Kesehatan. Terdapat beberapa ceklis seperti pra dan pasca
pelayanan yang diisi setiap hari dan dievaluasi oleh ketua ruangan setiap bulannya.
Terdapat juga buku rapat internal yang diisi setiap kali pertemuan dilakukan (1 bulan
sekali).
Kegiatan dan masalah yang ditemukan kemudian dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas sebagai penanggungjawab pada kegiatan mini lokakarya. Setelah
dilaporkan ke Kepala Puskesmas, maka secara musyawarah akan dilaksanakan tindak
Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 41 dari
45
lanjut untuk perbaikan sehingga pelayanan dapat dilanjutkan secara profesional
dengan peningkatan mutu seperti yang kita harapkan.
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala oleh ketua pokja UKP setiap
bulan. Monev dilakukan selambat-lambatnya pada minggu terakhir atau 3 hari sebelum
dilakukan mini lokakarya. Monev UKP melingkupi seluruh aspek baik klinis maupun
non klinis dan berlaku di semua unit pelayanan yang melakukan pelayanan
perorangan, termasuk poli umum.
Terdapat suatu formulir khusus untuk instrumen penilaian monev per bulan
(dilakukan oleh ketua tim pokja UKP) yang berlaku di semua poli/unit. Aspek yang
dinilai di dalam formulir tersebut mencakup hal-hal klinis dan non klinis.

Tabel 4.
Formulir Monev Bulanan
No Aspek penilaian Standar Skor
skor Hasil
1. Kedisiplinan waktu dan pakaian petugas 10
2. Kerapian ruangan, penerapan, dan pengisian cek list pra 10
dan pasca pelayanan

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 42 dari


45
3. Bekerja sesuai SOP : 30
- SOP khusus per ruangan (boleh diambil maksimal 3
sampel untuk dipraktikkan)
- SOP Penggunaan APD (untuk poli umum, poli KIA/KB,
poli gigi, unit laboratorium, poli imunisasi, unit farmasi)
- SOP pencegahan dan pengendalian infeksi/
kewaspadaan universal (untuk poli umum, poli KIA/KB,
poli gigi, unit laboratorium, poli imunisasi, unit farmasi)

4. Efektivitas dan efisiensi waktu pelayanan pasien 10


- Unit laboratorium = sesuai jenis pemeriksaan pada
pedoman
- Unit farmasi = sesuai dengan pedoman
- Poli/unit lainnya = 5 menit

5. Laporan/komplain atas komplikasi tindakan medis atau 10


kesalahan pemberian hasil/obat
(beri skor 10 jika tidak ada, 0 jika ada dan belum
diselesaikan, 5 jika ada dan telah diselesaikan)
6. Kepuasan pelanggan menurut hasil survey puas/tidak puas 10
per bulan
7. Pertanyaan bebas ................................................. 20
Total Skor 100

 Formulir diisi oleh ketua Pokja UKP kemudian dipaparkan dan dibahas pada
minilokakarya.
 Hasil dibahas kemudian dibuat RTL oleh ketua pokja.

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 43 dari


45
Jadwal Monev yang berlaku untuk semua poli/unit adalah sebagai berikut :
Tabel 5.
Jadwal Monev
JADWA BULAN (2017)
L Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
MONEV
Monev/
1 bln
Monev/
3 bln
Monev/
6 bln

Keterangan :
 Monev/1 bulan dilakukan oleh ketua pokja UKP
 Monev/3 bulan dilakukan oleh tim manajemen mutu
 Monev/6 bulan dilakukan oleh tim audit internal

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 44 dari


45
BAB IX
PENUTUP

Pedoman poli umum merupakan panduan petugas kesehatan yang bekerja dipoli
umum. Panduan tersebut bertujuan untuk keseragaman dalam memberikan pelayanan
terbaik. Poli umum menerima pasien berstatus umum, BPJS, dan Jamsoskes.
Pelayanan poli umum buka setiap hari senin sampai sabtu dengan jam-jam buka
seperti yang telah tertera di bab sebelumnya. Pelayanan meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang jika diperlukan, diagnosis, dan terapi. Selain
pelayanan poli umum, juga terdapat pelayanan poli remaja dan lansia. Jika pasien
memerlukan tindakan medis atau rujukan ke faskes lanjutan, pasien akan dilayani
sesuai alur yang telah ditetapkan.
Proses pelaporan dan pencatatan data kesakitan per bulan melibatkan dinas
kesehatan. Selain itu, hanya ada pencatatan ceklis intern poli umum, seperti ceklis pra
dan pasca pelayanan. Laporan diperiksa oleh kepala puskesmas pada minilokakarya
untuk kemudian dianalisis dan membuat rencana penangannya.
Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan secara berkala. Terdapat
jadwal monev bulanan, tiga bulanan, dan enam bulanan. Kegiatan ini berturut-turut
dilaksanakan oleh ketua pokja UKP, tim manajemen mutu, dan tim audit internal.
Keseluruhan kegiatan monev tersebut melibatkan seluruh petugas poli umum.
MENGETAHUI, PENANGGUNG JAWAB
KEPALA BLUD POLI UMUM
PUSKESMAS BASUKI RAHMAT

dr. R.A. Emiria Umi Kalsum,M.Kes dr. Dedy Fadliansyah P

Pedoman poli umum sudah seharusnya diterapkan setiap hari dan mengakari
setiap kegiatan yang berlangsung di poli umum. Pedoman ini juga berperan sebagai
pelindung setiap kegiatan yang dilakukan. Dengan diterapkannya pedoman secara
konsisten dan kontinyu, diharapkan pelayanan poli umum dapat semakin profesional
dan bermutu.

Pedoman Pelayanan Poli Umum Hal 45 dari


45

Anda mungkin juga menyukai